Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jl. RS. Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan 12450 Telp/Fax. 7656971 Ext. 156

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP


TA. 2020/2021
Mata Kuliah : Pemikiran Politik Indonesia
Dosen : Dr. Mudiyati Rahmatunnisa., M.A., Ph.D (Koord)
Fikri Tamau, S.IP., M.I.P
Danis Tri Saputra Wahidin, S.IP., M.I.P
Nama : Reisya Zahra Adhitra
NIM : 2010413043
Kelas : Ilmu Politik B

Perhatian :
1. Tulis Nama, NIM, Kelas, dan Nama Dosen.
2. Taati peraturan ujian yang telah ditentukan.
3. Pelanggaran terhadap peraturan ujian akan dikenakan sanksi akademis.
4. Bacalah soal dengan baik sebelum menjawab.
5. Setelah selesai lembar jawaban dikumpulkan
6. Ketentuan penamaan subyek file jawaban UTS adalah UTS Pemikiran Politik Indonesia - nama
mahasiswa.-NPM-Kelas
7. Jawaban pertanyaan dituliskan secara sistematis dan menggunakan rujukan (sitasi).
8. Jawaban diketik dalam format dokumen (Ms Word; tidak boleh PDF!)
9. Jawaban disimpan di folder yang buat di dalam e-learning
10. Apabila terbukti terdapat indikasi plagiat pada jawaban, baik berupa copy paste dari rekan yang lain
maupun sumber referensi online, maka nilai UTS langsung diberikan nol (0)!
11. Jawaban akan dicheck menggunakan Turnitin, maks. 20% similarity rate. Nilai mahasiswa akan
dikurangi jika lebih dari 20%
12. Daftar Pustaka yang digunakan dituliskan pada bagian akhir lembar jawaban

A. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan baik dan dan tepat


1. Bagaimana Benedict Anderson menjelaskan konsep kekuasaan menurut Budaya Jawa?
Sebutkan contoh empiriknya! (25%)
Menurut Benedict R. O. G. Anderson dalam bukunya yang berjudul 'The Idea 0f Power in
Javanese Culture" konsep kekuasaan menurut budaya Jawa ada 4, yaitu:
1. Kekuasaan adalah konkret artinya kekuasaan itu memang benar adanya yang diturunkan
dari Tuhan YME kepada wakil-Nya
2. Kekuasaan bersifat homogen artinya kekuasaan di tangan satu individu atau kelompok
identik dengan kekuasaan yang ada ditangan individu atau ke1ompok lain di manapun
berada
3. Jumlah kekuasaan dalam alam semesta selalu tetap. Kekuasaan rnerupakan ungkapan
realitas yang sama, dari sumber yang sama, berkualitas sama dan lebih dulu ada
dibanding yang lain.
4. Kekuasaaan tidak mempersoalkan keabsahan. Kekuasaan tidak mengenal sah atau tidak,
yang terpenting adalah selalu ada dan kongkret.
Contoh empirik konsep kekuasaan menurut Budaya Jawa adalah saaat Penobatan Sri Sultan
Hamengkubuwono X, terdapat barisan Polowijo atau barisan orang-orang aneh yang
diyakini untuk menghimpun kekuasaan dar berbagai sumber kekuasaan, juga saat Presiden
Soekarno menghadapi Belanda dalam merebut kembali Irian Barat, ia memanggil
kelompok-kelompok spiritual untuk mendukung langkah politiknya dan saat presiden
Soeharto mendapat SUPERSEMAR, dalam Budaya Jawa, ia telah diberi wahyu untuk
menggantikan pemimpin sebelumnya dan membentuk pusat kekuasaaan baru (Orde Baru).
2. Jelaskan relasi aliran pemikiran politik periode 1945-1965 dengan keberadaan partai politik
di Indonesia pada masa itu! (25%)
Dalam jangka waktu tersebut, ada tiga periode yang dibagi berdasarkan waktu dan aliran
pemikirannya
1. Revolusi Bersenjata Agustus 1945 - Desember 1949. Di 1926, Soekarno menyusun
gagasannya tentang Nasionalisme, Islam, dan Marxisme sebagai tiga pilar ideologi
utama yang menaungi seluruh organisasi di Indonesia. Di demokrasi tersebut tradisi
Hindu-Jawa, Barat serta Islam. Berdasarkan pengaruh Barat, hadirnya pemikiran yang
menghadirkan politik berlatar belakang komunisme seperti PKI, nasionalisme radikal
seperti PNI, serta sosialisme seperti Demokrat. Lalu, pemikiran Islam yang
menghadirkan aliran NU dan Masyumi dengan latar belakang Islam.
2. Demokrasi Liberal 1958 - 1959. Pada tahun 1955, ada empat partai politik yang ikut
pemilu yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI. Dengan begitu, masyarakat menganggap
ideologi Indonesia dibagi menjadi empat, karena keempat partai tersebut memiliki dasar
masing-masing yang tentunya berbeda antara satu sama lain. Tetapi pada dasarnya
kaitannya antara partai-partai penting dengan aliran-aliran khusus pemikiran politik
tidaklah lengkap.
3. Demokrasi terpimpin 1959 -1965. Di periode ini terdapat dua aliran pemikiran penting,
yaitu tradisionalisme Jawa dan sosialisme demokratis, Yang tidak secara langsung
bagian dalam diryah tunggal terbit keempat partai politik tersebut, sekalipun berlawanan
berkecukupan sekedarnya didalam sejumlah partai tersebut.

3. Dalam perdebatan bentuk negara, para founding fathers pernah mengajukan gagasan
pengelolaan negara non-demokratis. Jelaskan secara singkat dan bagaimana konsep tersebut
menurut anda? (25%)
Soepomo dan Soekarno dikenal sebagai pemikir gagasan integralistik dan sosialisme Indonesia,
Perdebatan itu memunculkan aneka versi pandangan, ada yang menilainya secara negatif
dengan mengatakan bahwa konsep negara non-demokratis itu merupakan benih subur bagi
berkembangnya kekuasaan yang otoriter di Indonesia. Akan tetapi, ada juga yang membela
gagasan tersebut. Mereka menyatakan bahwa konsep negara integralistik itu sesuai dengan jati
diri Indonesia tanpa memaksudkan akan lahirnya sistem kekuasaan yang otoriter. Munculnya
gagasan non demokratis ini antara lain karena kuatnya semangat pembebasan dari kolonialisme
barat, dan munculnya anggapan bahwa demokrasi merupakan kolonialisme gaya baru yang
akan kembali menjajah Indonesia dengan individualisme dan kapitalisme.
Supomo pada rapat BPUPKI memberi uraian tiga teori yang bisa dipilih sebagai dasar dan
prinsip negara yang akan dibentuk. Dalam konsep negara integralistik, negara adalah kesatuan
masyarakat yang organis dan tersusun secara integral. Di dalamnya, segala golongan, segala
bagian, semua individu berhubungan erat satu sama lain. Tetapi gagasannya ini ditentang
karena hak warga negara dijamin oleh Konstitusi. Argumentasi ini akhirnya melahirkan Pasal
28 UUD 1945. Sukarno terinspirasi oleh para pemikir besar dunia, termasuk Karl Marx dalam
membedah problem sosial yang dihadapi rakyat. Karena itu, dapat dipahami jika dalam
marhaenisme juga terdapat unsur-unsur Marxisme seperti menggunakan materialisme historis
sebagai metode dalam menganalisa masyarakat. Menurut Sjahrir, perkataan kerakyatan adalah
suatu penghayatan dan penegasan bahwa sosialisme seperti yang dipahaminya selamanya
menjunjung tinggi dasar persamaan derajat manusia.
Menurut saya, baik negara demokratis maupun non-demokratis sejatinya sama saja. Karena itu
bukanlah tentang baik dan buruknya sebuah pilihan. Hanya saja sebagai pilihan politik yang
dianggap paling cocok bagi Indonesia bagi para founding fathers saat itu. Negara demokrasi
bagi Indonesia merupakan pilihan yang tepat karena semua warga negaranya memiliki hak yang
sama dalam pengambilan keputusan. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—
baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum.
4. Jelaskan mengapa bentuk negara kesatuan dianggap relevan oleh para founding fathers
untuk bangsa Indonesia! (25%)
Pada saat voting, para pengusung ide federalisme tidak mendapatkan suara mayoritas sehingga
diputuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan. Hal ini kemudian tercantum
dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 1. Bentuk negara kesatuan paling relevan bagi para founding
fathers karena negara kesatuan dianggap sebagai sebuah bentuk integrasi bangsa yang
mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau kelompok.

Referensi:

Wahidin, Danis. Gagasan Negara Non-demokrasi [PowePoint Slides]. Diperoleh dari google drive:
https://drive.google.com/drive/folders
https://www.indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/tafsir-jawa-terhadap-kuasa-dan-kekuasaan
https://media.neliti.com/media/publications/222980-konsep-kekuasaan-jawa-dalam-kehidupan-so.pdf
https://lib.litbang.kemendagri.go.id/index.php?p=show_detail&id=1562
https://www.google.com/search?q=kenapa+negara+kesatuan+relevan&oq=kenapa+negara+kesatuan+r
elevan&aqs=chrome..69i57.6688j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8#

Selamat Mengerjakan

Telah diperiksa sesuai RPS/ Jakarta, 12 April 2020


Memenuhi syarat untuk diujikan
Menyetujui, Dosen Koordinator
Kaprogdi S-1 Ilmu HI

M. Prakoso Aji, S.Sos, M.I.P Dr. Mudiyati Rahmatunnisa., M.A., Ph.D

Anda mungkin juga menyukai