Dosen Pengampu:
IRWANTO
Oleh :
Nama : M. SYAKIR AMIN
Npm :
Prodi : Menejemen Pendidikan Islam (MPI)
Program : Strata Satu (1)
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN
A. Asal Ideologi
B. Sejarah Ideologi
C. Tujuan Akhir Ideologi
D. Kelebihan Ideologi
E. Kekurangan Ideologi
BAB II PENUTUP
KESIMPULAN
BAB I
PEMBAHASAN
A. Asal ideologi
Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan dan kepercayaan yang
bersifat dinamis. Ideologi merupakan cara pandang membentuk karakter berpikir dalam
mewujudkan keinginan atau cita-cita.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi merupakan kumpulan konsep
bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup.
Ideologi cara berpikir seseorang atau golongan tertentung. ideologi juga paham, teori, dan tujuan
yang merupakan satu program sosial politik.
Ideologi juga adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan sertakepercayaan yang
bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu
bangsa dan negara
B. Sejarah Ideologi
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), ideologi suatu bentuk filsafat sosial atau
politik di mana unsur-unsur praktis sama menonjolnya dengan yang teoretis. Itu adalah sistem
ide yang bercita-cita untuk menjelaskan dunia dan mengubahnya.
Ideologi pertama kali muncul pada Revolusi Prancis yang diperkenalkan oleh seorang filsuf
Destutt de Tracy pada abab ke-18. Pada abad ke-19, ideologi semakin populer. Destutt de Tracy
dan rekan-rekannya merancang sistem pendidikan nasional yang mereka yakini akan mengubah
Prancis menjadi masyarakat yang rasional dan ilmiah. Di mana menggabungkan keyakinan kuat
pada kebebasan individu dengan program perencanaan negara dan pada 1795 menjadi dokrit
resmi Republik Prancis.
Napoleon pada awalnya mendukung Destutt de Tracy, namun kemudian berbalik melawan.
Bahkan pada 1812 menyalahkan tentaranya yang kalah karena pengaruh ideologi tersebut.
Beberapa sejarawan filsafat menyebut abad ke-19 merupakan zaman ideologi. Namun ada
batasnya seseorang dapat berbicara ideologi. Karena subjek ideologi adalah yang kontroversial,
dan dapat diperdebatkan setidaknya sebagian dari kontroversi yang berasal dari ketidaksepakatan
mengenai definisi kata ideologi.
Dalam buku Spiritualisme Pancasila ((2018) karya Fokky Fuad Wasitaatmadja dkk,
ideologi Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara juga sekaligus ideologi nasional. Dalam
Pancasila terkandung nilai-nilai luhur dan cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila diangkat dari
nilai- nilai, adat istiadat, kebudayaan, nilai-nilai moralitas yang terdapat dalam pandangan hidup
bangsan Indonesia. Pancasila memiliki lima poin dasar yang dijadikan sebagai ideologi atau
patokan masyarakat Indonesia dalam melakukan berbagai tindakan.
Ideologi Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjadi sumber dari segala
sumber hukum yang ada di Indonesia. Kedudukan inilah yang membuat Pancasila sangat penting
bagi Bangsa Indonesia.
Status yang disandang Pancasila tersebut memiliki arti bahwasannya Pancasila
merupakan landasan bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan segala aspek yang menyangkut
kehidupan berbangsa dan bernegera. Oleh sebab itu, Pancasila harus dilestarikan dan diamalkan
oleh semua masyarakat Indonesia. Mempelajari Pancasila merupakan salah satu cara sederhana
yang dapat dilakukan untuk melestarikannya.
Maka dari itu, simak sejarah, tujuan, dan fungsi ideologi Pancasila berikut ini:
D. Kelebihan ideologi
Demokrasi pancasila sering dilihat sebagai bentuk pemerintahan yang lebih adil dan
kurang sewenang-wenang karena memungkinkan “kehendak rakyat” disahkan menjadi
undang-undang. Sampai taraf tertentu, ini mencegah skenario seperti minoritas kecil yang
kuat mengeksploitasi mayoritas besar yang kehilangan haknya
2. Desentralisasi Kekuasaan
Keuntungan lain dari demokrasi pancasila adalah bahwa, paling tidak dalam teori,
tidak ada orang yang memegang banyak kekuasaan. Keuntungan ini dapat dikurangi hingga
taraf tertentu dengan kontrol informasi, media misalnya menggunakan banyak kekuatan
politik di sebagian besar negara demokrasi. Desentralisasi adalah penyerahan Urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi
Dalam bentuk pemerintahan yang demokratis, semua orang akan diizinkan untuk
memilih dan berpartisipasi dalam mempertimbangkan apa yang mereka pikirkan tentang
masalah politik, sosial dan ekonomi negara itu, memastikan bahwa keputusan apa pun yang
dibuat, itu akan menjadi kepentingan mereka dan bukan hanya dari para pemimpin
pemerintahan. Publik benar-benar akan memegang kekuasaan dan memiliki pendapat yang
penting. Perasaan partisipasi ini akan memungkinkan perasaan bangga dan patriotisme yang
tidak sering terlihat di daerah dengan sistem politik yang berbeda.
Ketika orang memiliki kekuatan untuk memilih dan mendukung keputusan dan
undang-undang tertentu, mereka akan merasa seperti bagian aktif dalam masyarakat. Ini
berarti mereka akan merasa dibutuhkan agar masyarakat berkembang. Memberi kekuatan
kepada orang-orang dan membiarkan mereka terlibat jelas merupakan sesuatu yang akan
berdampak besar pada negara secara keseluruhan
5. Memaksakan kesetara’an
Pemungutan suara setiap orang memiliki bobot yang sama, membuat bentuk
pemerintahan demokratis yang dibangun di atas kesetaraan. Tidak hanya dalam demokrasi, tetapi
ini berlaku di semua bentuk pemilihan politik, membuat semua orang merasa didengar
dan penting.
6. Memungkinkan kebijakan yang wajar
Dalam demokrasi, kekuasaan tersebar, dan tidak ada individu yang memegang semua
kekuasaan bahkan sebagian besar. Ini membantu mencegah eksploitasi terhadap orang-orang
dan korupsi
E. Kekurangan Ideologi
Karena fakta bahwa orang-orang memiliki kekuatan untuk memilih pejabat ke kantor,
mereka akan sering tidak diberitahu tentang isu-isu politik dengan cara yang seharusnya,
yang berarti bahwa banyak dari mereka dengan kekuatan voting tidak sepengetahuan isu-isu
yang relevan seperti perlu. Ini tidak selalu ideal, karena massa umum tanpa pemahaman
masalah kemasyarakatan akan membuat pilihan yang salah selama pemilihan
seperti kelebihan dan kekurangan demokrasi konstitusional.
Demokrasi akan menghadapi kesulitan dalam berfungsi secara efisien, terutama ketika
ada yang lebih besar untuk diurus. Pemilihan dan penghitungan suara akan menjadi tugas
yang tampaknya mustahil, yang mengarah ke beberapa bentuk korupsi, seperti penipuan
pemilih seperti ciri-ciri demokrasi orde rakyat
3. Mungkin sulit menghindari kecurangan
Setiap sistem politik tidak datang tanpa cacat, yang berarti bahwa demokrasi bukanlah
sistem yang sempurna, terutama bahwa ada orang-orang yang berbeda memiliki pandangan
yang berbeda, membuat masalah menjadi rumit. Karena posisi pemerintah didasarkan pada
jangka pendek, sistem politik mungkin juga terfokus jangka pendek dan tidak akan bekerja
untuk pertumbuhan masyarakat jangka panjang.
Semakin besar demokrasi, semakin sulit memilih dan memilih penghitungan suara,
dan demokrasi menjadi sasaran penipuan pemilih. Juga, demokrasi dapat menderita
intimidasi atau balas dendam pemilih, sehingga mengambil dari sifat demokratis sejati
mereka. Masalah terbesar, bagaimanapun, demokrasi tampaknya kurang keji tapi sebenarnya
lebih bermasalah: inefisiensi. Semakin besar sistem manusia, semakin kurang realistis bagi
setiap orang untuk memilih keputusan. Bahkan dalam demokrasi kecil, bisa ada masalah
serius dengan membuat orang-orang mengetahui dan tertarik dengan masalah yang ada.
5. Eksploitasi minoritas
6. Cacat aturan
Bahkan ketika setiap orang memiliki tujuan yang baik, mayoritas yang kurang
informasi dapat membuat keputusan buruk yang melukai semua orang. Ini bisa menjadi
masalah khusus setiap kali ada kebijakan untuk memberlakukan yang memiliki implikasi
halus dan rumit. Karena mayoritas menurut definisi bukan kelompok yang berpendidikan
paling tinggi, pendidikan massa menjadi faktor pembatas dalam efektivitas demokrasi.
7. Disiplin waktu
Dalam organisasi dengan rapat dewan terbuka yang dijalankan oleh demokrasi
langsung, masalah yang menarik muncul, yaitu bahwa orang-orang yang memiliki waktu
luang paling dapat mempengaruhi organisasi yang paling, karena alasan sederhana bahwa
mereka dapat muncul ke lebih banyak pertemuan dan berpartisipasi lebih banyak. Orang
dengan tanggung jawab lain, di sisi lain, tidak bisa.
Satu masalah dengan demokrasi pancasila yang baru disadari ketika saya mulai
bekerja dengan organisasi yang dikelola konsensus, adalah cara sistem suara mayoritas
aturan menciptakan insentif bagi orang untuk menjangkau sebagian besar untuk tidak
memutuskan, tidak pasti, atau “moderat” pemilih, dan memiliki insentif yang lemah bagi
orang untuk berbicara dengan orang-orang yang pandangannya sangat berbeda dari mereka.
Dalam sistem yang dijalankan konsensus, insentif dibalik. Saya pikir ini adalah sisi negatif
dari demokrasi karena mengarah pada peningkatan polarisasi, di mana kelompok-kelompok
dengan sudut pandang yang berlawanan cenderung untuk tidak saling berbicara dan
cenderung untuk tidak menyelesaikan ketidaksetujuan mereka atau bekerja sama.
BAB II
KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi
negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan
dengan kehidupan negara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya
negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat
tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk
mewujudkannya.
Pancasila membawakan nilai- nilai tertentu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa
Indonesia. Ideologi membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi
lainnya. Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa,yang membawa
konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi
Pancasila dilihat dari dimensi realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas
sosiobudaya bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan
terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan, dan dari dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada
didalamnya dapat dijabarkan secara konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan
dinamika dan perkembangan masyarakat.