Anda di halaman 1dari 3

SURAT PERJANJIAN PENGAKUAN HUTANG

Yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Agama :
Alamat :
Dalam hal ini bertindak sebagai Pihak Pertama selaku ---------------Yang Berpiutang
2. Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Agama :
Alamat :
Dalam hal ini telah mendapat persetujuan dari sdri. ………….. selaku istrinya, yang
beralamat di …………………., berusia ………., pekerjaan …………, agama
……….., Nomor Induk Kependudukan ……………………………………………
bertindak sebagai Pihak Kedua selaku----------------------------------- Yang Berhutang

Pihak Pertama dan Pihak Kedua yang untuk selanjutnya disebut Para Pihak terlebih
dahulu menerangkan hal-hal sebagaimana berikut :
 Bahwa Pihak Kedua/Yang Berhutang dengan ini menyatakan dan mengakui
telah meminjam/berhutang kepada Pihak Pertama/Yang Berpiutang sebelum
dibuat dan ditandatanganinya Perjanjian ini dan telah menerima hutang berupa
uang tunai senilai Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah), untuk
penerimaan uang tersebut maka Surat Perjanjian ini berlaku sebagai tanda
terima atau kwitansi yang sah.
 Bahwa Pihak Kedua/Yang Berhutang sebelum dibuat dan ditandatanganinya
Perjanjian ini telah membayar sejumlah uang senilai Rp. 310.000.000,- (tiga
ratus sepuluh juta rupiah) kepada Pihak Pertama/Yang Berpiutang, dan untuk
penerimaan uang tersebut telah dibuatkan kwitansi yang saat ini berada dalam
penguasaan Pihak Pertama/Yang Berpiutang.
 Bahwa Pihak Pertama/Yang Berpiutang dengan ini menyatakan dan mengakui
menerima pengakuan hutang dari Pihak Kedua/Yang Berhutang tersebut, dan
selanjutnya para pihak menerangkan dan menyatakan bahwa pengakuan
hutang ini telah diberikan dan diterima dengan syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan sebagaimana berikut :

Pasal 1
Atas jumlah hutang/pinjaman sebesar Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah)
tersebut, Pihak Kedua/Yang Berhutang akan membayar lunas kepada Pihak Pertama/Yang
Berpiutang dalam jangka waktu …………………. lamanya terhitung sejak tanggal
…………..bulan……………tahun………… atau selambat-lambatnya pada tanggal
………….bulan…………..tahun………….. yang mana pembayaran tersebut dilaksanakan di
tempat dan dengan kwitansi dari Pihak Pertama/Yang Berpiutang.
Pasal 2
Menyimpang dari ketentuan sebagaimana Pasal 1 tersebut di atas, apabila Pihak Kedua/Yang
Berhutang lalai dan/atau tidak melaksanakan serta memenuhi kewajibannya untuk membayar
sisa hutang kepada Pihak Pertama/Yang Berpiutang sesuai waktu yang telah ditentukan dan
disepakati Para Pihak, maka Pihak Kedua/Yang Berhutang dengan ini menyatakan
kesanggupannya dan berkewajiban untuk membayar denda yang dihitung tiap harinya dengan
rincian keterlambatan per harinya sebesar Rp. …………………………. ,-
(………………………………………………………...rupiah) dimana jumlah uang denda
tersebut harus dibayar Pihak Kedua/Yang Berhutang kepada Pihak Pertama/Yang Berpiutang
pada tiap-tiap bulan terhitang dari tanggal pelunasan yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak sampai dengan hutang pokok tersebut dibayar lunas oleh Pihak Kedua/Yang
Berhutang.
Pasal 3
Dalam hal untuk memberikan kepastian akan terbayarnya atau dilunasinya hutang tersebut di
atas, maka Pihak Kedua/Yang Berhutang memberikan dan menyerahkan barang/benda
berupa …………………………………….. kepada Piha Pertama/yang Berpiutang untuk
dikuasai dan diambil manfaatnya sebagai jaminan pelaksanaan segala kewajiban yang
dibebankan kepada Pihak Kedua/Yang Berhutang.
Pasal 4
(1) Apabila Pihak Kedua/Yang Berhutang lalai dan/atau tidak melaksanakan dan
memenuhi kewajibannya sesuai ketentuan pada Pasal 2 tersebut di atas, maka Pihak
Kedua/Yang Berhutang wajib menyerahkan barang/benda jaminan sebagaimana Pasal
3 di atas kepada Pihak Pertama/Yang Berpiutang
(2) Apabila ketentuan sebagaimana ayat (1) tidak terpenuhi, maka barang/benda jaminan
tersebut beralih menjadi milik Pihak Pertama/Yang Berpiutang dan Pihak
Kedua/Yang Berhutang tidak berhak lagi atas kenikmatan/manfaat dari barang/benda
jaminan tersebut.
(3) Barang/benda jaminan tersebut diserahkan Pihak Kedua/Yang Berhutang kepada
Pihak Pertama/Yang Berpiutang pada hari yang sama sejak ditandatanganinya
perjanjian ini.
Pasal 5
Apabila Pihak Kedua/Yang Berhutang telah menjalankan kewajibannya atau telah melunasi
hutangnya tersebut sebelum jatuh tempo atau sesuai ketentuan sebagaimana Pasal 1 tersebut
di atas, maka Pihak Pertama/Yang Berpiutang wajib menyerahkan barang/benda jaminan
tersebut kepada Pihak Kedua/Yang Berhutang dan untuk itu, Pihak Pertama/Yang Berpiutang
tidak berhak lagi atas kenikmatan/manfaat dari barang/benda jaminan tersebut.
Pasal 6
Kedua belah pihak dalam hal ini dengan segala akibatnya memilih tempat kediaman hukum
yang umum dan tetap pada Kantor Pengadilan Negeri
…………………………………………….

Demikian Surat Perjanjian Pengakuan hutang ini dibuat dan ditandatangani dengan sebenar-
benarnya tanpa ada unsur paksaan, penipuan dan kelalaian dari Kedua Belah Pihak.

(…..kota), (……….tanggal), (……bulan), (………tahun)


PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(……………………………….) (…………………………..)

Saksi-saksi :

1. …………(nama)………………. ……(ttd)

2. …………(nama)………………. ……(ttd)

Anda mungkin juga menyukai