Anda di halaman 1dari 5

EKONOMI LINGKUNGAN DAN VALUASI

TUGAS 2 REVIEW JURNAL VALUASI LINGKUNGAN

OLEH:
Putri Chissy Raeza Rianti
25318001

PROGRAM MAGISTER
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
Dalam tugas 2, dilakukan review jurnal ilmiah tentang valuasi lingkungan. Jurnal yang digunakan
dalam tugas ini merupakan jurnal ilmiah yang berjudul “Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Hutan
Raya Bukit Soeharto di Provinsi Kalimantan Timur” yang ditulis oleh Erfan Noor, Lailan Syaufina,
dan Eka Intan Kumala Putri dalam Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Review
dibagi menjadi beberapa poin yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Permasalahan
Studi dalam jurnal yang ditinjau dilakukan di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang merupakan
salah satu hutan konservasi di Kalimantan Timur. Hutan Konservasi didefinisikan sebagai kawasan
hutan yang memiliki ciri khas tertentu, yang mempunyai pokok pengawetan keanekaragaman
tumbuhan, satwa beserta ekosistemnya, yang terdiri atas kawasan hutan suaka alam, kawasan hutan
pelestarian, dan taman buru (UU RI No. 41/1999). Secara umum hal yang melatarbelakangi
penelitian ini adalah meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat sekitar kawasan Tahura Bukit
Soeharto. Hal tersebut menyebabkan adanya urgensi untuk pemanfaatan kawasan Tahura Bukit
Soeharto dari pihak pemda dan investor swasta. Pemanfaatan kawasan Tahura Raya Bukit Soeharto
juga didesak dengan adanya kepentingan pihak pemda yang sedang melakakukan peningkatan
pendapatan asli daerah (PAD).
Namun demikian, hal tersebut tidak diiringi dengan adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga
kelestarian kawasan Tahura Bukit Soeharto. Ketidakpahaman masyarakat dan pihak pengelola dalam
menjaga kelestarian hutan konservasi dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan ekosistem yang
berujung kepada kerugian secara ekonomi. Untuk mencegah hal tersebut, diperlukan adanya
gambaran nilai manfaat dari hutan konservasi Tahura Bukit Soeharto sebagai acuan dalam
pengelolaan pemanfaatan hutan konservasi Tahura Bukit Soeharto agar pemanfaatan dilakukan
dengan bijak dan berkelanjutan. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan menganalisis
potensi dan nilai ekonomi sumberdaya alam dari Tahura Bukit Soeharto.
2. Metode Valuasi dan Penentuan Harga
Metode valuasi lingkungan yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode nilai ekonomi total
sumberdaya alam lingkungan hidup dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1. Metode Valuasi Lingkungan
Data Metode Perhitungan
Data Primer (transek)
Jenis Pohon Kerapatan pohon (individu/ha) Kerapatan relatif Frekuensi (individu/ha)
Dominan Jumlah individu suatu jenis Kerapatan suatujenis
x 100 % petak terisi suati jenis
Ju mlah
Luas seluruh petak Kerapatan seluruh jenis
Jumlah seluruh petak
Frekuensi relatif Dominasi (jenis/ha) Dominasi relatif
Frekuensi suatu jenis Dominasi suatu jenis
x 100 % x 100 %
Frekuensi seluruh jenis Luas bidang dasar suati jenis
Dominasi seluruh jenis
Luas seluruh petak
Indeks Nilai Penting=
Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif + Dominansi Relatif
Potensi Kayu V = ¼ π (d/100)2 t . f
dan Rotan
Emisi Biomassa (kg/ph) = 0,11 Biomas Total = Biomass misi Karbon = M x L x K
Karbon xρxD Pohon + Biomass Semak M = Jumlah Biomass
2,62 + antar waktu (gram/tahun)
Belukar/Serasa L = Luas Lahan Terbakar
(hektar)
K = Kandungan Karbon
(0,45 Ton/ha
Data Metode Perhitungan
Identifikasi manfaat dan fungsi ekosistem hutan
Manfaat ML = MEKB + MEK + METO + MEBB + MER + Pendekatan Harga
Langsung MEBR + MEBS + MEM + MEL dimana : Harga Pasar, khusus
MEKB = Manfaat Ekonomi Kayu Bakar menilai manfaat yang
MEKP = Manfaat Ekonomi Kayu tidak diperdagangkan di
METO = Manfaat Ekonomi Tanaman Obat pasar tetapi barang
MEBB = Manfaat Ekonomi Binatang Buruan substitusinya terdapat
MER = Manfaat Ekonomi Rotan harga pasarnya
MTBR = Manfaat Tidak Langsung Batubara menggunakan metode
MEBS = Manfaat Ekonomi Buah dan Sayur substitusi. Contoh kayu
MEM = Manfaat Ekonomi Madu bakar dengan substitusi
MEL = Manfaat Ekonomi Laha harga minyak jika tidak
dijual dipasaran.
Manfaat MTL = MTLa + MTLb + MTLc + MTLd Harga Tidak Langsung
Tidak dimana:
Langsung MTL = Manfaat Tidak Langsung
MTLa = Manfaat Tidak Langsung Pengatur Tata Air
MTLb = Manfaat Tidak Langsung Pengendali Banjir
MTLc = Manfaat Tidak Langsung Penyerap Karbon
MTLd = Manfaat Langsung Batubara
Manfaat Nilai Pelestarian = Harga Non Pasar
pilihan ∑ WTP Pelestarian menggunakan nilai
∑ Respode Willingness to Pay
(WTP)
Nilai Manfaat Nilai Ekonomi Total Tahura Bukit Soeharto
NMET = NML + NMTL + NMP - NK,
dimana :
NMET = Nilai Manfaat Ekonomi Total
NML = Nilai Manfaat Langsung
NMTL = Nilai Manfaat Tidak Langsung
NMP = Nilai Manfaat Pilihan
NK = Nilai Kerusakan
Perhitngan Bt −Ct
nilai terkini NPV= ∑
( 1+i ) t
dimana :
NPV = Selisih antara penerimaan dan pengeluaran tiap
tahun,
Bt = Benefit/Manfaat tahun ke t,
Ct = Cost tahun ke t,
I = tingkat discount factor
Perolehan data sekunder untuk mendapatkan informasi mengenai potensi batubara, potensi satwa,
kebakaran, pencurian, dan topografi wilayah studi. Dalam melakukan perhitungan, terdapat beberapa
asumsi yang dipenuhi dalam penelitan ini, yaitu sebagai berikut.
a. Penduduk yang memanfaatkan hasil hutan sebagai kayu bakar adalah + 75%.
b. Pemanenan/pengambilan hasil hutan dilakukan dalam jumlah yang ditetapkan setiap satuan
waktu.
c. Hanya masyarakat sekitar lokasi penelitian saja yang memanfaatkan hasil Taman Hutan Raya
Bukit Soeharto.
d. Estimasi kemampuan penyerapan karbon untuk hutan primer ditetapkan sebesar 263 ton/ha,
penyerapan karbon untuk hutan sekunder sebesar 194 ton/ha dan untuk hutan tersier dan
semak belukar 115 ton/ha, dimana untuk menghindari perhitungan yang terlalu tinggi
(overestimate), maka dipergunakan faktor koreksi sebesar 90% (studi literatur).
e. Harga Karbon mengikuti standart Word Bank $ 10 US/ton, dimana $ 1 US = Rp. 10.000,00.
f. Harga dihitung dari harga pasar yang berlaku saat penelitian, jika tidak mempunyai nilai pasar
maka dipakai harga barang substitusinya atau WTP/harga estimasi pakar.
g. Nilai kerusakan atau dampak total dari kebakaran hutan hanya kerugian produktivitas selama
keadaan
h. kebakaran, pembatalan penerbangan, emisi karbon yang terlepaskan serta jumlah vegetasi
yang hilang.

3. Perhitungan
Hasil perhitungan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
 Nilai Indeks Penting (NIP) Pohon
- Hutan Sekunder Muda : Acacia mangium, 97,51 %
- Hutan Sekunder Tua : Shorea leavis, 53,51%
 Nilai Indeks Keragaman Pohon
- Hutan Sekunder Muda : 2.1
- Hutan Sekunder Tua : 2.83
 Fungsi Hidrologi
Terdapat 7 sub-DAS, yaitu Sub-DAS Loa Haur, Sub-DAS Seluang, Sub-DAS Tiram, Sub-
DAS Bangsal, Sub DAS Serayu, Sub-DAS Semoi, dan Sub-DAS Salok Cempedak
 Nilai Ekonomi Manfaat Langsung (Direct Use Value)
Nilai Ekonomi Manfaat Langsung dihitung dengan jenis komoditi kayu komersil, tumbuhan
obat, hewan, rotan, batubara, bahan pangan, sayuran, buah, sawah, ladang, dan madu dengan
total Rp 12.955.607.815,69 dan NPV 50 diskonto 10% sebesar Rp 128.451.726.127.065,00
 Nilai Ekonomi Manfaat Tidak Langsung (Indirect Use Value)
Nilai Ekonomi Manfaat Langsung dihitung dengan jenis komoditi nilai air, nilai pengendali
banjir dan nilai penyerapan karbon dengan total Rp 926.436.002.400,00 dan NPV 50 diskonto
10% sebesar Rp 9.185.441.098.063,79
 Nilai Ekonomi Manfaat Pilihan
Nilai Ekonomi Manfaat Pilihan untuk nilai pelestarian sebesar Rp 3.753.200.039.362,83
 Nilai Ekonomi Kerusakan
Nilai Ekonomi Kerusakan dilihat dari nilai kebakaran, nilai penebangan liar, dan nilai erosi
yaitu Rp 688.647.342.774,91 dan NPV 50 diskonto 10% sebesar Rp 6.827.810.650.719,90
 Nilai Total Ekonomi
Nilai Total Ekonomi adalah sebesar Rp 141.390.367.264.492,00

4. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Nilai total ekonomi yang terhitung pada penelitian ini belum mencakupi seluruh potensi yang
ada di kawasan Tahura Bukit Soeharto, salah satu faktor penyebabnya adalah kesulitan
perhitungan Intangible value
b. Dengan adanya rencana alih fungsi lahan di Tahura Bukit Soeharto perlu adanya perhatian
lebih mengenai menjaga kelestarian lingkungan dari masyarakat maupun pengelola.
Saran untuk penelitian lanjutan di kawasan Tahura Bukit Soeharto adalah sebagai berikut.
a. Perhitungan faktor kerusakan alam dapat dikembangkan dengan metode valuasi ekonomi
kerusakan sumberdaya alam lingkungan hidup, sehingga nilai kerusakan dapat terekam secara
merinci dan menyeluruh tidak hanya dari 3 faktor yang dihitung dalam penelitian ini saja.
Sebagai contoh perhitungan perubahan kualitas lingkungan dan perubahan produksi dapat
terukur.

Anda mungkin juga menyukai