Uji Validitas Dan Reliabilitas
Uji Validitas Dan Reliabilitas
OLEH
KELOMPOK :
Prodi S1 Keperawatan
T.A. 2021/2022
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerlinger membagi validitas menjadi tiga jenis, yaitu validitas isi, validitas
yang berhubungan dengan kriteria, dan validitas konstrak, yaitu:
a) Validitas Isi
Validitas isi mempersoalkan apakah isi dari suatu alat ukur (bahannya,
topiknya, subsansinya) cukup representative untuk sebuah sampling.
Validitas isi dipandu oleh pertanyaan : “Apakah isi atau substansi dari alat
ukur ini merupakan representative dari sifat-sifat universal yang ingin
diukur?”.
Definis dasar dari validaitas isi adalah suatu pendapat, baik pendapat
pribadi maupun pendapat orang lain. Tiap-tiap item dalam uji perlu
dipelajari secara seksama, dan kemudian dipertimbangkan tentang
representative tidaknya isi yang akan diuji.
Contoh dari validitas isi adalah : seorang dosen memberikan ujian
tengah semester pada Fakultas Pertanian. Materi yang diberikan selama
setengah semester telah ditentukan dalam course outline. Dosen tersebut
membuat soal dalam bentuk objektif dan essai. Soal tersebut perlu
dipertanyakan apakah soal yang dibuat telah mencakup keseluruhan isi
pelajaran sesuai dengan course outline. Pertanyaan tersebut
mempersoalkan masalah validitas isi dari alat ukur (soal ujian) yang
digunakan untuk mengukur prestasi mahasiswa dalam jarak waktu
setengah semester. Kita lihat bahwa dalam menentukan validitas isi alat
ukur, yang perlu sekali mendapat perhatian adalah :
1) Apakah alat ukur (soal ujian) telah mewakili semua mata pelajaran
yang diberikan?
2) Apakah pokok-pokok yang dicantumkan dalam alat ukur (soal) sesuai
dengan mata pelajaran yang telah diajarkan?
Biasanya dosen mendiskusikan soal dengan dosen lainnya untuk
melihat validitas isi tersebut, di samping menggunakan penilaian sendiri
yang disesuaikan dengan course outline dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
c) Validitas Konstrak
Konstrak adalah suatu abstraksasi dan generalisasi khusus dan
merupakan suatu konsep yang diciptakan khusus untuk kebutuhan ilmiah
dan mempunyai pengertian terbatas. Konstrak tersebut diberi definisi
sehingga dapat diamati dan diukur.
2. Teori Reliabilitas
Untuk melihat relibilitas suatu alat atau instrumen, kita harus memiliki
suatu alat yang standar. Ukuran yang diperoleh dengan menggunakan alat
standar ini dinamakan ukuran yang sebenarnya atau skor yang sebenarnya.
Skor yang diperoleh dengan menggunakan alat yang kita pakai, dinamakan
skor yang diperoleh. Selisih angka antara skor yang sebenarnya dengan
skor yang kita peroleh, kita sebut error ukuran. Jika kita nyatakan :
Ys = skor yang sebenarnya
Yp = skor yang diperoleh
Ye = error pengukuran
Maka suatu identity dapat dibangun, yaitu :
Yp = Ys + Ye
Besarnya error (galat) pengukuran adalah :
Y p−Y s
G=
Yp
Dalam praktik, reliabilitas dinyatakan dalan bentuk variance. Dalam
bentuk variance, identiti di atas dapat ditulis sebagai :
Vp = variance yang diperoleh
Vs = variance sebenarnya
Ve = variance error
Reliabilitas dapat dilihat dari error yang dibuat. Makin besar error
yang terjadi, maka makin kecil reliabilitas pengukuran, dan begitu pula
sebaliknya. Untuk mencari derajat reliabilitas, maka digunakan koefisien
reliabilitas (r) yang memiliki 2 arti, yaitu :
a). Reliabilitas adalah perbandingan antara variance sebenarnya dengan
variance yang diperoleh, yaitu :
Vs
r=
Vp
b). Reliabilitas adalah perbandingan antara selisih variance diperoleh
dengan variance error dan variance sebenarnya, yaitu :
V p −V e Ve
r= =1−
Vp Vp
∑ p.q
KR=
k
k −1{1−
k. s
2 }
dimana :
k = jumlah item yang diuji
p = proporsi respon yang benar
q = proporsi respon yang salah = 1 - p
s2 = variance dari skor
M = mean dari skor
Penyelesaian:
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631.
Karena nilai koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk
semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi
signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes
dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
2) Uji reliabilitas :
Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan
menggunakan rumus koefesien Alpha, yaitu:
Keterangan:
rii = koefisien reliabilitas tes
k = cacah butir
= varian skor butir
= varian skor total
Koefisien reliabilitas dari contoh diatas dapat dihitung dengan cara
pertama-tama dihitung varian butir sebagai berikut:
Nomor butir Varian Butir
1 1,24
2 1,29
3 0,56
4 1,16
5 1,44
6 1,69
7 1,24
Jumlah 8,62
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada contoh diatas adalah
0,97.
Xt = 3,60
St = 2,107
Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua butir
tidak valid. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung
koefesien antara skor butir dengan skor total baru (5 butir), sebagai berikut:
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor Butir
Nomor
Pertanyaan Jumlah
Responden
1 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 3
2 1 0 1 1 1 4
3 0 1 1 0 0 2
4 1 0 0 0 0 1
5 0 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 5
7 1 1 1 1 1 5
8 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 1 0 2
10 1 1 1 1 0 4
Jumlah 7 5 6 5 3 26
Xt = 2,6
St = 1,8
2. Uji Reliabilitas :
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan
rumus KR-20, sebagai berikut:
Keterangan:
rii = koefesien reliabilitas tes
k = cacah butir
piqi = varian skor butir
pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
= varian skor total
St = 3,24
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh diatas adalah
0,80.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bila dikaji secara umum, persyaratan minimal yang lazim dimiliki
olehinstrumen yang dibuat adalah alat ukurnya harus memiliki minimal
duakeunggulan, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas
lazimdiperlukan bila instrumen yang dibuat merupakan instrumen baru
dan belum pernahdigunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Karena
biasanya instrumen baru secaraumum belum memiliki validitas dan
reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazimdiujikan jika instrumen baru itu
masih belum memiliki validitas dan reliabilitasyang belum terukur.
Dengan demikian, jika alat ukur yang digunakan mampumemberikan
informasi yang sesungguhnya tentang apa yang kita inginkan untukdiukur
dinamakan valid. Atau dengan kata lain, instrumen yang dipakai dalam
penelitian memiliki validitas yang baik.
B. Saran
Seorang peneliti sebaiknya menggunakan alat pengukuran data
yang validdan reliabel dalm mengadakan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA