Anda di halaman 1dari 8

Antri Jayadi , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.

2 (2016) : 62-69 62

PENGARUH SUHU PENYIMPANAN DAN JENIS KEMASAN TERHADAP


MUTU ABON IKAN TERBANG

Antri Jayadi 1), Badaruddin Anwar2), Andi Sukainah3)


1Alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian
2 dan 3 Dosen PTP FT UNM

sulbarantrijayadi@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to determine changes in the quality shredded flying fish are packed with
aluminum foil and polyethylene were stored at 28 0 C and 10 0 C. The design used in the
study is completely randomized factorial design (RAL Factorial).Parameters measured
were free fatty acid content and moisture content.Data analysis technique used is the
analysis of variance using SPSS version 21.The results of the study to the lowest levels of
free fatty acids at room temperature storage is polyethylene packaging while at cold
temperature storage is aluminum foil packaging.The test results showed that the content of
the water content of the lowest water levels in the storage room temperature or cold
temperature is polyethylene packaging.
Keywords: Temperature, Storage, Packaging, fly fishing

PENDAHULUAN terhadap kelancaran pemasaran barang


yang dikemas. Selama ini, pengemasan
Abon ikan adalah produk olahan abon ikan yang dilakukan oleh industri
hasil perikanan yang dibuat dari daging kecil adalah dengan memasukkan
ikan, melalui kombinasi proses produk ke dalam kemasan plastik,
pengolahan yaitu proses penggilingan kemudian ditutup rapat dengan sealer.
dengan penambahan bahan pembantu Kelemahan metode pengemasan seperti
dan bahan penyedap sehingga mudah ini, produk tidak terjamin memiliki daya
dalam pembuatannya (Mustar, awet untuk jangka waktu yang lama.
2013).Pembuatan abon merupakan Salah satu jenis kemasan yang
salah satu alternatif pengolahan ikan sering digunakan industri rumah tangga
untuk mengantisipasi kelimpahan bahan dalam pengemasan abon ikan adalah
baku ataupun untuk penganekaragaman kemasan plastik polietilen yang
produk perikanan. Jenis ikan yang mempunyai ketebalan 0,0001 sampai
digunakan sebagai bahan baku abon 0,01 inc, sebagai pengemas makanan,
pada industri kecil belum selektif, bahkan karena sifatnya yang thermoplastik,
hampir semua jenis ikan dapat dijadikan polietilen, dimana mudah dibuat kantung
abon ikan. Namun, beberapa faktor yang dengan derajat kerapatan yang
menjadi penunjang dalam pengolahan baik.Jenis aluminium foil juga banyak
abon ikan adalah pengemasan dan suhu digunakan oleh industri-industri rumah
penyimpanan. tangga karena sifat-sifat dari aluminium
Masalah kemasan sangat penting foil adalah hermestis, fleksibel, dan tidak
dan perlu diperhatikan, sebab kemasan tembus cahaya. Oleh sebab itu, untuk
mempunyai pengaruh yang sangat besar dapat mempertahankan mutu abon ikan
Antri Jayadi , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 62-69 63

terbang, jenis kemasan dan suhu UNM. Pengujian sampel ikan dianalisis di
penyimpanan harus mendapat perhatian Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
khusus (Afrianto, 2005).Tujuan penelitian (BBIHP) Makassar.
untuk mengetahui pengaruh suhu
penyimpanan dan jenis kemasan Rancangan Penelitian
terhadap mutu abon ikan terbang.
Penelitian ini merupakan penelitian
METODOLOGI PENELITIAN eksperimental dengan melakukan
pengemasan terhadap abon ikan yang
Waktu dan Tempat disimpan selama 60 hari.Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Penelitian ini dilaksanakan pada (RAL) Faktorial. Pengamatan dilakukan
Mei-Juli 2015 di Laboratorium pada hari ke 15, 30, 45 dan 60. Matriks
Pendidikan Teknologi Pertanian FT- penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Matriks Penelitian


Jenis Suhu
Kemasan Ruang Dingin
Aluminium
A1 A2 C1 C2
foil
Polietilen B1 B2 D1 D2

Keterangan :
A1 = Kemasan aluminium foil pada suhu ruang
B1 = Kemasan polietilen pada suhu ruang
C1 = Kemasan aluminium foil pada suhu dingin
D1 = Kemasan polietilen pada suhu dingin
A2, B2, C2, dan D2 = Ulangan masing-masing perlakuan

Prosedur Penelitian b. Aluminium foil disimpan pada


suhu ruang 280C dan suhu
Prosedur penelitian meliputi: refrigerator 100C
1. Pembuatan abon ikan terbang 4. Analisis dilakukan setiap 15 hari
(Mustar, 2013) yang meliputi :
2. Abon ikan yang telah dibuat a. Analisis asam lemak bebas
kemudian dikemas menggunakan b. Analisis kadar air
kemasan plastik polietilen dan
aluminium foil. Teknik Pengumpulan dan Analisis
3. Penyimpanan dilakukan selama 60 Data
hari dengan variasi suhu sebagai
berikut : Teknik pengumpulan data yang
a. Polietilen disimpan pada suhu dilakukan dalam penelitian ini
ruang 280C dan suhu refrigerator menggunakan metode observasi,
100C analisis data menggunakan analisis sidik
ragam program SPSS versi 21.
Antri Jayadi , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 62-69 64

HASIL DAN PEMBAHASAN ruang maupun suhu dingin maka asam


lemak bebas mengalami peningkatan.
Asam Lemak Bebas Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat direkomendasikan bahwa untuk
Hasil pengukuran penyimpanan penyimpanan suhu ruang (280C)
suhu ruang dan jenis kemasan terhadap sebaiknya digunakan kemasan polietilen.
mutu abon ikan terbang menunjukkan Kandungan asam lemak bebas abon
bahwa perlakuan kemasan aluminum foil ikan dengan jenis kemasan ini ebih
dan kemasan polietilen 0,3 mm terhadap rendah. Hal ini disebabkan karena sifat
asam lemak bebas,masing-masing polietilen kedap air dan memiliki derajat
memiliki nilai tertinggi pada pengamatan kerapatan yang baik. Selain itu, kemasan
hari ke 60 (Gambar 1). Kadar asam polietilen juga memiliki sifat : (1) Daya
lemak bebas memiliki nilai terendah rentang tinggi tanpa sobek; (2)
diperoleh dari perlakuan kemasan Thermoplastik; (3) Tahan terhadap
polietilen pada pengamatan hari ke-15. asam, basa, alkohol, dan deterjen; (4)
Hal ini disebabkan sifat kemasan Penampakan bervariasi, dari transparan
polietilen memiliki derajat kerapatan yang hingga keruh; (5) Mudah dibentuk,
baik. lemas, dan mudah ditarik (Nurminah,
Rata-rata hasil perlakuan pada 2002). Berbeda dengan kemasan
penyimpanan suhu dingin menunjukkan aluminium foil, menurut Julianti (2007)
bahwa perlakuan alumunium foil dan semakin tebal aluminium foil yang
polietilen ada perbedaan(Gambar digunakan maka semakin tinggi
2).Kemasan polietilen memiliki nilai permeabilitas kemasan terhadap uap air
tertinggi pada hari ke-60, sedangkan nilai dan oksigen, sedangkan ketebalan
terendah berada pada hari ke-15, aluminium foil yang digunakan dalam
demikian pula dengan abon yang penelitian ini adalah 0,05 mm sehingga
dikemas menggunakan aluminium foil. kemasan memiliki permeabilitas cukup
Abon ikan yangdikemas menggunakan tinggi terhadap oksigen dan uap air.
aluminium foil pada penyimpanan hari Permeabilitas kemasan yang tinggi dapat
ke-30 hingga ke-45 hanya meningkat mengakibatkan terjadinya oksidasi dan
sebesar 0,36%, sedangkan abon ikan hidrolisis terhadap lemak yang
kemasan aluminium foil tidak mengalami terkandung dalam abon ikan
perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa terbang(Eka, 2010).
semakin lama abon disimpan pada suhu

1.70 1.50
Rata-rata ALB (%)

2.05
Kemasan Al.Foil
1.55 1.24
0.99
1.05 Kemasan
0.43 0.36 0.500.42 Polietilan 0,3
0.55
0.05
15 30 45 60
Hari Pengamatan

Gambar 1. Pengaruh Penyimpanan Suhu Ruang terhadap Asam Lemak Bebas Abon
Ikan Terbang
Antri Jayadi , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 62-69 65

2.05
Rata-Rata ALB (%) 1.55 Kemasan Al.
0.91 1.01 Foil
0.78 0.880.78
1.05 Kemasan
0.410.37 0.52
0.55 Polietilen 0,3
0.05
15 30 45 60
Hari Pengamatan

Gambar 2. Pengaruh Penyimpanan Suhu Dingin terhadap Asam Lemak Bebas


Abon Ikan Terbang

Faktor-faktor lain yang dapat sebesar 0,40%, sementara kemasan


mempengaruhi kerusakan bahan pangan aluminium foil hanya meningkat sebesar
sehubungan dengan kemasan yang 0,10%. Peningkatan terjadi pada
digunakan menurut Winarnoet al. (1983) pengamatan hari ke-45 dimana
dapat digolongkan menjadi dua aluminium foil meningkat signifikan
golongan, yaitu golongan pertama sebesar 0,36%, sementara untuk
kerusakan ditentukan oleh sifat alamiah kemasan polietilen tidak mengalami
dari produk dan tidak dapat dicegah peningkatan (konstan). Pada
dengan pengemasan, misalnya pengamatan hari ke-60 masing-masing
perubahan kimia, biokimia, fisik, serta pengemasan mengalami peningkatan
mikrobiologi; sedangkan golongan nilai asam lemak bebas sebesar 0,03%
kedua, kerusakan yang ditentukan oleh untuk kemasan aluminium foil dan 0,24%
lingkungan dan hampir seluruhnya dapat untuk kemasan polietilen. Sehingga
dikontrol dengan kemasan yang dapat direkomendasikan untuk penyimpanan
digunakan, misalnya kerusakan mekanis, suhu dingin sebaiknya menggunakan
perubahan kadar air bahan, absorpsi, kemasan aluminium foil, karena abon
dan interaksi dengan oksigen. ikan memiliki kandungan asam lemak
Hasil yang berbeda didapatkan bebas yang rendah. Alumunium foil yang
pada penyimpanan suhu dingin (Gambar digunakan dalam penelitian ini memiliki
2). Hasil memperlihatkan nilai asam ketebalan 0,5 mm sehingga
lemak bebas abon ikan pada permeabilitasnya cukup tinggi, namun
penyimpanan hari ke-15 sebesar 0,37% pada penyimpanan suhu dingin
untuk kemasan polietilen. Hal ini kemungkinan terjadi pembekuan pada
menunjukkan bahwa kandungan asam ruang kemasan aluminium foil sehingga
lemak bebas kemasan polietilen lebih tidak terjadi rekasi oksidasi dan hidrolisis
rendah dibandingkan dengan kemasan pada lemak yang terkandung didalam
aluminium foil dengan nilai asam lemak abon ikan terbang (Astawan, 2008).
bebas sebesar 0, 41%.
Peningkatan signifikan terjadi
pada hari ke-30 untuk kemasan polietilen
dengan peningkatan asam lemak bebas
Antri Jayadi , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 62-69 66

Kadar Air untuk kemasan aluminium foil hanya


mengalami peningkatan sebesar 0,05%.
Hasil penelitian memperlihatkan Sebaliknya peningkatan yang sangat
kadar air pada penyimpanan suhu ruang signifikan terjadi pada kemasan
terus mengalami peningkatan (Gambar aluminium foil pada pengamatan hari ke-
3). Abon ikan terbang perlakuan suhu 60, dengan peningkatan sebesar 0,83%
ruang dengan menggunakan kemasan sementara kemasan polietilen hanya
aluminium foil memiliki nilai kadar air meningkat sebesar 0,06%.
sebesar 9,25% lebih rendah Hasil rerata perlakuan suhu ruang
dibandingkan dengan kemasan polietilen untuk alumunium foil memiliki kadar air
dengan nilai kadar air sebesar 9,50% yang paling rendah pada pengamatan
pada pengamatan hari ke-15. Pada hari ke-15, sedangkan nilai tertinggi pada
pengamatan hari ke-30, nilai kadar air hari ke-60.Pada kemasan polietilen
abon ikan terbang mengalami memiliki kadar air yang paling
peningkatan, dimana kemasan polietilen rendahpada hari ke-15 belum terdapat
meningkat sebesar 0,57% dan aluminium dampak kerusakan bahan peniltian yang
foil sebesar 0,55%. Peningkatan yang disebabkan oleh kadar air sedangkan
sangat signifikan terjadi pada kemasan yang tertinggi ditunjukkan pada
polietilen dihari ke-45 dengan pengamatan hari ke-60.
peningkatan sebesar 0,27%, sementara

10.30 10.68
12 9.50 9.8010.07 9.85 10.36
Rata-rata Kadar Air (%)

9.25
Kemasan
Al.Foil
7
Kemasan
Polietin 0,3
2
15 30 45 60

Hari pengamatan
Gambar 3. Pengaruh Penyimpanan Suhu Ruang terhadap Kadar Air Abon
Ikan Terbang

Hasil penelitian kadar air abon ikan menunjukkan nilai kadar air terendah
terbang perlakuan suhu dingin disajikan diperoleh pada pengamatan hari ke-15,
padaGambar 4.Abon ikan terbang sedangkan nilai kadar air tertinggi
perlakuan kemasan aluminium foil ditunjukkan pada pengamatan ke-60. Hal
pengamatan hari ke-15 memilikikadar air ini menunjukkan bahwa pada perlakuan
terendah,sedangkan kadar air tertinggi suhu ruang dan suhu dingin nilai kadar
ditunjukkan pada pengamatan hari ke- air abon ikan terbangterendah dihasilkan
60. Pada kemasan polietilen 0,3 mm pada pengamatan hari ke-15.
Antri Jayadi , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 62-69 67

Rata-rata Kadar Air (%)


12 10.50 10.34 10.6510.35 10.70 10.49
8.62 8.29 Kemasan Al.Foil

7
Kemasan
Polietilen 0,3
2
15 30 45 60

Hari Pengamatan
Gambar 4. Pengaruh Penyimpanan Suhu Dingin terhadap Kadar Air
AbonIkan Terbang

Hasil yang berbeda didapatkan Berdasarkan hasil pengamatan


pada penyimpanan suhu dingin (Gambar yang dilakukan selama 60 hari dengan
4) yang memperlihatkan bahwa pada rentan waktu 15, 30, 45 dan 60 dengan
penyimpanan hari ke-15, abon ikan suhu penyimpanan 28 0C (suhu ruang)
terbang kemasan polietilen memiliki dan 10 0C (Suhu refrigator) ditemukan
kadar air lebih rendah (8,29%) bahwa kadar air pada penyimpanan suhu
dibandingkan dengan aluminium foil ruang terus mengalami peningkatan
(8,62%). Peningkatan sangat signifikan (Gambar 3). Hasil memperlihatkan pada
terjadi pada pengamatan hari ke- 30, perlakuan suhu ruang dengan
dimana masing-masing mengalami menggunakan kemasan aluminium foil
peningkatan sebesar 1,88% untuk memiliki nilai kadar air sebesar 9,25%
kemasan aluminium foil dan 2,05% untuk lebih rendah dibandingkan dengan
kemasan polietilen. Pada pengamatan kemasan aluminium foil dengan nilai
hari ke-45, kemasan aluminium foil kadar air sebesar 9,50% pada
mengalami peningkatan sebesar 0,15% pengamatan hari ke-15.
sementara kemasan polietilen hanya Pada pengamatan hari ke-30,
meningkat sebesar 0,01%. Hingga kadar air abon ikan terbang mengalami
pengamatan hari ke-60 kemasan peningkatan, dimana kemasan polietilen
aluminium foil meningkat sebesar 0,14% meningkat sebesar 0,57% dan aluminium
dan kemasan polietilen sebesar 0,05%. foil sebesar 0,55%. Peningkatan yang
Hal ini menunjukkan bahwa sangat signifikan terjadi pada kemasan
kandungan kadar air pada kemasan polietilen dihari ke-45 dengan
polietilen lebih rendah dibandingkan peningkatan sebesar 0,27%. Sementara
dengan kemasan aluminium foil dimulai untuk kemasan aluminium foil hanya
dari pengamatan hari ke-15 hingga hari mengalami peningkatan sebesar 0,05%.
ke-60. Hal ini disebabkan karena Sebaliknya, peningkatan yang sangat
kemasan polietilen memilik sifat signifikan terjadi pada kemasan
permeabilitas gas dan uap air yang aluminium foil pada pengamatan hari ke-
cukup baik. 60, dengan peningkatan sebesar 0,83%
sementara kemasan polietilen hanya
Antri Jayadi , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 62-69 68

meningkat sebesar 0,06%. Sehingga Permeabilitas uap air dan gas,


direkomendasikan pada penyimpanan serta luas permukaan kemasan
suhu ruang sebaiknya menggunakan mempengaruhi jumlah gas yang baik dan
kemasan polietilen, karena memiliki luas permukaan yang kecil
kandungan kadar air lebih rendah. menyebabkan masa simpan produk lebih
Kemasan polietilen memiliki sifat yang lama(Julianti, 2007). Beda halnya
kedap air dan uap air dan memiliki dengan kemasan aluminium foil yang
derajat kerapatan yang baik.Sifat ini memiliki permeabilitas cukup tinggi pada
menyebabkan air tidak mudah masuk ketebalan 0,05 mm sehingga memiliki
kedalam bahan pangan. Berbeda ruang yang cukup besar yang
dengan aluminium foil yang memiliki memungkinkan air masuk kedalam
permeabilitas cukup tinggi sehingga bahan yang dikemas.
pada suhu ruang memungkinkan air
masuk kedalam bahan pangan. KESIMPULAN
Hasil yang berbeda didapatkan
pada penyimpanan suhu dingin (Gambar Berdasarkan hasil penelitian, dapat
4). Hasil memperlihatkan bahwa pada disimpulkan bahwa suhu penyimpanan
penyimpanan hari ke-15 kemasan yang berbeda dan jenis kemasan yang
polietilen memiliki kadar air lebih rendah bebeda mempengaruhi mutu abon ikan
dibandingkan dengan aluminium foil terbang. Kandungan asam lemak bebas
dengan nilai sebesar 8,29% untuk abon ikan terbangterendah (terbaik)
polietilen dan 8,62% untuk aluminium dihasilkan pada kemasan polietilen
foil. Peningkatan sangat signifikan terjadi dalam penyimpanan suhu ruang serta
pada pengamatan hari ke-30, dimana kemasan aluminium foil dalam
masing-masing mengalami peningkatan penyimpanan suhu dingin selama 60
sebesar 1,88% untuk kemasan hari.Sebaiknya penyimpanan abon ikan
aluminium foil dan 2,05% untuk kemasan dengan kemasan polietilen maupun
polietilen. Pada pengamatan hari ke-45, aluminium foil hanya disimpan selama 15
kemasan aluminium foil mengalami hari.
peningkatan sebesar 0,15% sementara Kemasan polietilen sebagai
kemasan polietilen hanya meningkat kemasan yang terbaik dalam
sebesar 0,01%. Hingga pengamatan hari mempertahankan mutu, baik pada
ke-60 kemasan polietilen meningkat penyimpanan suhu ruang maupun
sebesar 0,14% dan kemasan polietilen penyimpanan suhu dingin. Kadar air dan
sebesar 0,05%. Hal ini menunjukkan asam lemak bebas yang dihasilkan
bahwa kandungan kadar air pada belum mencapai standar yang
kemasan polietilen lebih rendah dipersyaratkan, sehingga untuk
dibandingkan dengan kemasan penelitian selanjutnya harus
aluminium foil dimulai dari pengamatan memperhatikan kondisi kadar air bahan
hari ke-15 hingga hari ke-60. Sehingga yang diteliti karena kadar air sangat
direkomendasikan untuk penyimpanan mempengaruhi kandungan asam lemak
suhu dingin (100C) maupun suhu ruang bebas abon ikan terbang.
(280C), sebaiknya menggunakan
kemasan polietilen, karena memilik sifat
permeabilitas gas dan uap air yang
cukup baik.
Antri Jayadi , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 62-69 69

DAFTAR PUSTAKA Makanan. Di dalam :S.Fardiaz dan


D.Fardiaz (ed), Risalah Seminar
Afrianto E,Liviawaty E. 2005. Pengemasan dan
Pengawetan pangan dan Transportasidalam Menunjang
Pengolahan Ikan.Yogyakarta: Pengembangan Industri, Distribusi
Kanisius dalam Negeri danEkspor Pangan.
Jakarta.
Astawan, 2008. Keunggulan Aluminium
Foil dan Logam. Diakses tanggal
4Maret 2015.

Eka Kurniawati. 2010. Oksidasi Lemak


Abon Sapi Selama
Penyimpanan Pada Suhu
Ruang. Institut PertanianBogor.
Bogor

Julianti, E dan Mimi, N. 2007. Tehnologi


Pengemasan.-teknologi-
pengemasan.Pdf. (diakses tanggal
4, Maret 2015)

SNI-01-3707-1995. Syarat Mutu Abon.


Badan Standarisasi Nasional
Indonesia

Mustar. 2013. Studi pembuatan abon


ikan gabus (Ophiocephalus
striatus) sebagai makanan
suplemen (food suplement).Study
of making snakehead shredded
(Ophiocephalus striatus) as food
suplement. Tidak diterbitkan.
Makassar:Program studi Ilmu dan
Teknologi Pangan Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin.

Nurminah, Mimi. 2002. Jurnal Penelitian


Berbagai Kemasan Plastik dan
Kertas dan Pengaruhnya. Jurusan
Teknologi Pertanian. Sumatra
utara

Winarno, F.G, Jennie 1987. Migrasi


Monomer Plastik Ke Dalam

Anda mungkin juga menyukai