Anda di halaman 1dari 5

KETUBAN PECAH DINI (KPD)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


……………. ………… 1/5
Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(PROSEDUR)
(dr.H.L.Hamzi Fikri, MM)
……………………
NIP. 197406212002121007
Pecahnya selaput ketuban secara spontan yang tidak diikuti tanda
PENGERTIAN persalinan dalam 1 jam kemudian
1. Keluar air dari kemaluan yang tidak dapat dikendalikan
ANAMNESIS 2. Air bersifat encer, berwarna putih keruh dan berbau agak amis
3. Tidak disertai adanya nyeri perut yang teratur
4. Dapat didahului trauma atau jatuh
5. Gerak janin biasanya masih dirasakan
Inspeksi : keluar cairan ketuban di vulva
Inspekulo : - Tampak air ketuban yang terkumpul di fornix posterior
PEMERIKSAAN - Tampak vernix dan lanugo
FISIK - Bisa dipastikan pembukaan dari serviks
VT : - Selaput ketuban sudah pecah
- lakukan penilaian Skor Pelvik
KRITERIA 1. Belum adanya his
DIAGNOSIS 2. Tampak air ketuban di vulva dan vagina
DIAGNOSIS KERJA Ketuban Pecah Dini
DIAGNOSIS 1. Hidrorea
BANDING 2. Leukorera
PEMERIKSAAN DL , Urinalisa
PENUNJANG Tes Lakmus (jika ada keraguan)
USG untuk menilai indeks air ketuban ( untuk perawatan konservatif)

1
KPD dengan Kehamilan Aterm

1. Diberikan Antibiotik aprofilaksis Ampicillin 2gr (dosis awal)


2. Dilanjutkan dengan Ampicillin oral 3 x 500 mg

3. Observasi temperatur tiap 4 jam


4. Jika temperatur tidak meningkat, dilakukan observasi selama 12
jam
5. Jika ada kecendrungan temperatur meningkat, lebih atau sama
dengan 37,6 °C maka segera lakukan terminasi

TATALAKSANA 6. Jika setelah 12 jam tidak ada tanda - tanda inpartu maka dilakukan
terminasi dengan induksi persalinan
7. Batasi pemeriksaan dalam, dilakukan hanya berdasarkan indikasi
8. Bila dilakukan terminasi, lakukan evaluasi PS (skor pelvik)
Bila PS lebih atau sama dengan 5 (lima), dilakukan induksi dengan
oksitosin dan CTG
Bila PS kurang dari 5 (lima), dilakukan pematangan serviks

Skor Pelvik

SCORE
FAKTOR 0 1 2 3
Dilatasi Cervix <1 1-2cm 2-4cm >4cm
Panjang Cervix >4cm 2-4cm 1-2cm <1cm
Konsistensi Cervix Firm Average Sof -
Posisi Cervix Posterior Mid Anterior
Posisi Kepala
Terhadap Spin 3cm↑ 2cm↑ <1cm↑ >1cm↓
Ishiadika
KPD dengan kehamilan Preterm :
1. Penanganan di rawat di RS
2. Diberikan Antibiotika ampicillin 1 gr / 6 jam, dilanjutkan dengan
oral ampicillin 3 x 500 mg selama 7 hari
3. Dilakukan USG untuk menilai biometri janin dan kesejahteraan
janin
4. Untuk merangsang maturasi paru diberikan kortikosteroid (pada

2
UK 28–34mgg) digunakan Deksametason 2 x 6 mg I.M selama 2
hari
5. Observasi di Kamar bersalin, tirah baring selama 24 jam,
selanjutnya di rawat di Ruang Obstetri
6. Dilakukan observasi temperatur tiap 6 jam, bila ada
kecendrungan meningkat atau sama dengan 37,6°C dilakukan
terminasi di Ruang Obstetri
7. Dilakukan pemeriksaan, leukosit dan LED setiap 3 hari

Tata cara Perawatan Konservatif


1. Dilakukan sampai janin Viable
2. Selama perawatan konservatif, tidak dianjurkan melakukan
pemeriksaan dalam
3. Dalam observasi selama 3 hari, dilakukan pemeriksaan USG
untuk menilai air ketuban
4. Bila air ketuban cukup, kehamilan diteruskan
5. Bila air ketuban kurang (oligohidramnion), dipertimbangkan
untuk terminasi kehamilan
6. Pada perawatan konservatif, ICA >5, pasien dipulangkan pada
hari ke 3, dengan saran :
- Tidak boleh koitus
- Tidak boleh melakukan manipulasi vagina
- Segera ke RS bila keluar air lagi
7. Bila masih keluar air, perawatan konservatif dipertimbangkan
dengan melihat pemeriksaan lab, Bila terdapat leukositosis /
peningkatan LED, lakukan terminasi

Terminasi Kehamilan pada KPD


1. Induksi persalinan dengan drip oksitosin
2. Seksio Sesarea bila persyaratan induksi oksitosin tidak terpenuhi
atau bila induksi oksitosin gagal
3. Bila skor pelvik jelek, dilakukan pematangan dan induksi

3
persalinan
1. Untuk kehamilan cukup bulan akan dilakukan induksi agar segera
EDUKASI bisa bersalin
2. Untuk kehamilan kurang bulan, akan dilakukan upaya untuk
mempersiapkan janin
Ad vitam : dubia ad bonam/malam
PROGNOSIS Ad sanatianam : dubia ad bonam/malam
Ad fumsianam : dubia ad bonam/malam
TINGKAT EVIDENS
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS

4
1. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editors. Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Ed 4. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.
KEPUSTAKAAN 2. Himpunan Kedokteran Fetomaternal. Buku ilmu kedokteran
fetomaternal. Surabaya: Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI;
2014.
3. Kementerian Kesehatan RI. Pelayanan kesehatan ibu di fasilitasi
kesehatan dasar dan rujukan. Kementerian Kesehatan RI; 2013.
TELAAH KSM Obstetri dan Ginekologi

Anda mungkin juga menyukai