Anda di halaman 1dari 3

KEHAMILAN LEWAT WAKTU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

/C/SPO/PONEK/RS.PIM/ A 1/3
VII/2018
Jl. Singgalang No. 1 Komp.
Perum PT. PIM
Aceh Utara
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh
Direktur RS Prima Inti Medika

Standar Prosedur
Operasional

9 Juli 2018 Drg. Dicky Fakhriza

Pengertian Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan lebih dari 42 minggu atau
294 hari sejak hari pertama haid yang terakhir dengan siklus teratur
28 ± 2 hari

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan induksi


persalinan pada kehamilan lewat waktu dengan teknik yang tepat
sehingga dapat melahirkan dengan aman.

Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Prima Inti Medika Nomor :


/C/SPO/PONEK/RS.PIM/VII/2018 tertanggal 9 Juli 2018 tentang
Pelayanan Ponek Rumah Sakit Prima Inti Medika.

Prosedur  Konsultasi
(Lanjutan) Spesialis Anak dan atau Spesialis Anestesi

 Perawatan Rumah Sakit


Setiap wanita hamil ≥ 41 minggu dirawat setelah mendapat
pemeriksaan. Penatalaksanaan kasus kehamilan lewat waktu dapat
bersifat individu.

Terapi
a. Tujuan terapi : kuratif
b. Cara terapi : rawat inap, partus per vaginam, tindakan SC ai
obstetri. Bila terdapat jahitan pada serviks (misalnya Shirodgkar),
harus segera dibuka.
c. Macam terapi : induksi persainan (EBM Grade Ia). SC ai obstetri.
d. Waktu terapi : sesuai keadan ibu dan atau janin (dapat darurat
atau elektif). Kehamilan diakhiri pada usia gestasi ≥ 41 minggu
e. Terapi komplikasi dari terapi : sesuai dengan penyulit yang
terjadi
Induksi persalinan pada kehamilan lewat waktu
Syarat :
1. Tidak ada penyulit (misal CPD, bekas SC, dll)
2. ICA ≥ 5 cm (Metoda Phelan)
3. Ada persetujuan tindak medik dari pasien dan suami
KEHAMILAN LEWAT WAKTU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

/C/SPO/PONEK/RS.PIM/ A 2/3
VII/2018
Jl. Singgalang No. 1
Komp. Perum PT. PIM
Aceh Utara

Prosedur Cara :
(Lanjutan) 1. Kateter Foley 24 jam, dimulai pagi hari
2. Bila skor pelvik tetap rendah, lepaskan kateter Foley lanjutkan
dengan drip oksitosin untuk pematangan serviks (dosis tetap, tidak
dititrasi).
3. Oksitosin 5 IU dalam 500 cc dekstrosa 5%, dosis dinaikkan secara
bertahap mulai dengan 4 tetes per menit, naikkan 4 tetes setiap 15
menit hingga kontraksi adekuat (3 – 4 x dalam 10 menit, dengan
kekuatan sedanga dan relaksasi baik).
4. Tetesan maksimal oksitosin pada primigravida : 40 tetes/menit,
multigravida : 32 tetes/menit
5. Bila 1 botol gagal, keadaan ibu dan bayi baik, pasien
diistirahatkan. Induksi diulangi besok pagi.
6. Bila terjadi kontraksi hipertonik atau inkoordinasi, lakukan
tokolitik. Setelah hipertonik atau inkoordinasi hilang, induksi
persalinan dapat dilanjutkan.
7. Sebelum induksi dilakukan pemeriksaan kardiotokografi. Bila
terdapat gawat janin, tindakan induksi dihentikan dan pertolongan
persalinan disesuaikan dengan diagnosis saat itu.
8. Bila telah dua kali dilakukan induksi dan keadaan ibu dan janin
baik, induksi dihentikan dan direncanakan induksi ketiga.
9. Pada induksi ketiga dilakukan pemeriksaan kardiotokografi
sebelum induksi. Khusus pada induksi ketiga ini dilakukan
amniotomi pada saat pembukaan 5 cm.
10. Induksi dianggap gagal bila :
a. Tiga kali induksi tetapi syarat partus per vaginam tidak
terpenuhi (misalnya tidak dicapai kala dua)
b. Gawat janin
c. Kontraksi hipertonik atau inkoordinasi berulang (tokolitik
gagal)

11. SC ai obstetri
KEHAMILAN LEWAT WAKTU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

/C/SPO/PONEK/RS.PIM/ A 3/3
VII/2018
Jl. Singgalang No. 1
Komp. Perum PT. PIM
Aceh Utara

Prosedur Tempat pelayanan


(Lanjutan) Rumah Sakit
Penyulit
Kematian janin, aspirasi mekonium, dan distosia bahu
Informed Consent
Dibuat tertulis, baik untuk induksi persalinan ataupun seksio sesarea
Tenaga standar dr. SpOG
1. Lama Perawatan
Partus per vaginam : 2 – 3 hari; seksio sesarea : 3 – 5 hari
Masa Pemulihan
Partus per vaginam : 6 minggu ; seksio sesarea : 12 minggu
Hasil / Luaran
Komplikasi : diharapkan tidak ada atau minimal
Kesembuhan : diharapkan sempurna

Patologi
PA plasenta dan umbilikus bila air ketuban hijau atau dicurigai ada
patologi pada plasenta dan umbilikus

Otopsi / Risalah Rapat


Bila terjadi kematian dilakukan autopsi untuk mencari sebab pasti
kematian. Bila tidak dapat dilakukan autopsi, maka dilakukan
nekropsi dan pembuatan risalah rapat dari analisis kasus. Tindakan ini
harus memperoleh persetujuan tertulis dari suami atau keluarga yang
mewakili.

Prognosis
Ibu : diharapkan baik
Janin : dubious ad bonam

Follow up / Tindak Lanjut


Ibu : kontrol 1 minggu postpartum
Bayi : kontrol ke Spesialis Anak sesuai jadwal yang telah
ditentukan.

Unit Terkait 1. Poli Obgyn


2. Unit Kamar Bersalin

Anda mungkin juga menyukai