Anda di halaman 1dari 5

Penanganan partus lama

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit :
Halaman :

Penanggung Jawab
Klinik Kartika Husada

KLINIK KARTIKA
HUSADA
dr. Anik Widayati
SIP. 503.2/260.3/KAB/DU/V/2019

1. Pengertian 1) Partus macet adalah fase deselerasi atau kala II pembukaan servik
lengkap, ibu ingin mengedan tetapi tidak ada kemajuan penurunan
bagian terendah janin( Wiknjosastro, Hanifah 2010).
2) Partus macet/partus lama merupakan fase laten lebih dari 8 jam
yang persalinannya telah berlangsung 12 jam atau lebih bayi belum
lahir, disertai dengan dilatasi serviks di kanan garis waspada pada
persalinan faseaktif (Saifuddin, 2011 hal. 184).
3) Partus lama adalah berlangsung lebih dari 24 jam yang
dinyatakan lama jika terjadi keterlambatan 2-3 jam di belakang
partograf normal (David T.Y, 2008 hal. 169).
2. Tujuan Agar petugas medis dan paramedisdapat memahami dan
memberikan penanganan yang tepat pada pasien
3. Kebijakan SK DirekturKlinik Kartika Nomor
02/KH/42/VIII/2022 tentang KebijakanLayananKlinis Kartika Husada.
4. Referensi Peraturanmenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
FasilitasPelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. PersiapanPasien
a. Identifikasi klien
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c. Inform consent
2. Persiapanalat
a. Tempat resusitasi datar, keras, bersih, kering dan hangat
b. Handuk atau kain bersih dan kering untuk mengeringkan,
serta menutup tubuh dan kepalabayi, kainkecil (1) untuk
ganjal bahu (5cm)
c. Alat pengisap lender
 Bola karet bersih dan kering
 Penghisap de lee DTT / Steril
d. Alat penghantarudara / oksigen
 Tabung sungkup untuk bayi cukup bulan dan
premature
 Sungkup dengan bantalan karet atau udara
 Balon sungkup dengan katup pengatur tekanan
Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu kebayi
sekitar 60 cm

1. Langkah-Langkah 1. Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan dan


melalukanpersiapandiri
2. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang berupa partograf,
pemeriksaantanda-tanda vital dan kemajuanpersalinan
3. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan
dan masalah penyebab terjadinya persalinan macet / lama
diantaranya :
a. Kelainan karena kelainan letak dan bentuk janin
(Passenger)
 Kelainan Letak, presentasi dan posisi
 Kelainanbentukjanin
b. Kelainan Power (Tenaga)
 Inersia Uteri (Inersiahipotonik dan hipertonik)
 Tetania Uteri
 Incoordinate uterine action
c. , Kelainan pada jalan lahir (Passage)
 Kelainan bentuk panggul
 Kelainan ukuran panggul
4. Petugas melakukan tatalaksana sebagai berikut :
a. Penanganan Umum
 Nilai cepat keadaan umum wanita hamil tersebut
termasuk tanda-tanda vital tingkat hidrasinya.
 Periksa denyut jantung janin selama atau segera
sesudah his.
 Hitung frekuensinya sekurang-kurangnya sekali
dalam 30 menit selama fase aktif dan tiap 5 menit
selama kala II (David T.Y, 2008).
 Memperbaiki keadaan umum :
 Dengan memberikan dukungan emosional,
bila keadaan masih memungkinkan
anjurkan bebas bergerak duduk dengan
posisi yang berubah
 Berikan cairan searah oral atau parenteral
dan upaya buang air kecil
 Menganjurkan ibu untuk merubah posisi
kepada posisi yang nyaman dan benar
(David T.Y, 2008).
b. Penanganan Khusus
 Persalinan palsu / belum inpartu (False labor) Bila
his belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien
boleh pulang. Periksa adanya infeksi saluran
kencing. Ketuban pecah dan bila didapatkan adanya
infeksi obati secara adekuat. Bila tidak pasien boleh
rawat jalan (Cunningham, Dkk, 2005)
 Fase laten yang memanjang (Prolonged latent
phase)
Diagnosis fase laten yang memanjang dibuat
secararetrospektif. Bila his terhenti disebut
persalinan palsu atau belum inpartu. Bila mana
kontraksi makin teratur dan pembukaan bertambahs
ampai 3 cm, pasien tersebut dikatakan masuk fase
laten (Rizkaharni, http://www.wordpress.com).
Apabila ibu berada dalam fase laten lebihdari 8 jam
dan tidak ada kemajuan, lakukan pemeriksaan
dalam dan mencatat atau evaluasi pada lembar
partograph sehingga bidan dapat menentukan
tidakan selanjutnya
 Prolonged active phase (fase aktif memanjang)
Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD atau
adanya obstruksi:
 Berikan penanganan umum yang
kemungkinan akan memperbaiki kontraksi
dan mempercepat kemajuan persalinan.
 Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila
kecepatan pembukaan serviks pada waktu
fase aktif kurang dari 1 cm/jam, lakukan
penilaian kontraksi uterusnya.
 Kontraksi uterus adekuat
Bila kontraksi uterus adekuat (3 dalam 10
menit dan lamanya lebih dari 40 detik),
pertimbangan adanya kemungkinan CPD,
obstruksi, malposisi, atau malpresentasi
 Chefalo Pelvic Disporpotion (CPD)
CPD terjadi karena bayi terlalu besar atau pelvis
kecil. Bila dalampersalinan terjadi CPD akan
didapatkan persalinan macet.
Carapenilaian pelvis yang baik adalah dengan
melakukan partus percobaan (trial of labor).
Kegunaan pelvimetri klinis terbatas. Bila diagnosis
CPD ditegakkan, rujuk pasien untuk SecsioCesaria
(SC)
 Kala 2 memanjang (prolonged explosive phase)
Upaya mengejan ibu menambah risiko pada bayi
karena mengurangi jumlah oksigen ke plasenta,
maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan
secara spontan, mengedan dan menahan napas yang
terlalu lama tidak dianjurkan. Perhatikan DJJ
bradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan
tali pusat. Memantau TTV ibu dan Bayi
jikaterjadipenyulitlakukanrujukantepat dan benarke
Rumah Sakit
 Distosia Bahu, denganpenangananDistosiaBahu :
 Melakukan episiotomy
 McRobert’s Manuver: Angkat Kaki
&BokongFleksipahake abdomen
SudutinklinasipelvikberkurangMembutuhka
nasisten 97% kasusberhasillahir dg
manuverini.
Memantau kemungkinan akan adanya penyulit lain dan
mempersiapkan BAKSOKUDA sebagai Langkah awal
rujukan
7. Unit Terkait Kamar Bersalin

Anda mungkin juga menyukai