Anda di halaman 1dari 56

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca yang penyelidikannya di lakukan

berdasarkan waktu yang panjang dan meliputi wilayah yang luas. Iklim di

suatu wilayah juga dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi wilayah

tersebut (Lakitan : 1997).

Curah hujan merupakan unsur utama dari lima unsur terjadinya

iklim, yaitu hujan, suhu, tekanan udara, angin, dan kelembaban udara.

Curah hujan memiliki keragaman dan fluktuasi yang tinggi di indonesia,

sehingga menjadi unsur iklim yang paling dominan mencirikan iklim

Indonesia.

Gambar 1.1 Peta keragaman curah hujan di Indonesia


(Sumber : Badan Informasi Geospasial, 2010)
2

Informasi mengenai kondisi curah hujan adalah salah satu unsur

penting dan besar pengaruhnya terhadap segala macam aktifitas kehidupan,

sebagai contoh di bidang pertanian, curah hujan berpengaruh terhadap pola

tanam – tanaman, yang produktivitasnya tergantung pada informasi curah

hujan, dan di bidang lainnya seperti, keselamatan masyarakat, produksi

pertanian, perkebunan, perikanan, industri, penerbangan, public service, dan

sebagainya.

Normal Curah Hujan 1983 - 2012


Pondok Betung dengan Cengkareng
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Cengkareng (BMKG) Pondok Betung (BMKG)


Gambar 1.2 Grafik Perbandingan Normal Curah Hujan 1983 - 2012
antara Pondok Betung Tangerang Selatan dengan Cengkareng
Tangerang Banten.

Provinsi Banten berada di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan

105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur. Bila dikaitkan dengan posisi geografis

dan kondisi toponomi pemerintahan, maka provinsi Banten merupakan

wilayah yang memiliki banyak kegiatan perindustrian dan pertanian. Di

wilayah Banten sendiri di setiap kabupaten dan kota memiliki curah hujan

yang berbeda-beda pata tiap bulannya.


3

Tabel 1.1 : Data Rata-Rata Curah Hujan 1983-2012 dari seluruh titik
pengamatan Curah Hujan di wilayah Banten
(Sumber: Data Primer, 2014).
Ja Ap Ju Se No
Nama Stasiun/Pos n Feb Mar r Mei n Jul Agt p Okt v Des
Pondok Betung (BMKG) 352 318 249 222 216 118 97 137 136 214 233 239
Cengkareng (BMKG) 333 320 167 122 99 51 61 52 36 74 92 182
Curug (BMKG) 280 276 196 249 215 134 84 95 107 168 208 221
Pasar Baru-Tangerang 136 316 146 156 124 67 66 55 51 96 129 196
Mauk 341 314 153 100 77 59 4 33 34 66 74 193
Kresek 223 268 113 95 87 59 44 26 41 48 95 130
Balaraja 249 266 180 133 150 81 35 48 45 73 94 184
Serang (BMKG) 264 269 166 144 113 73 69 53 58 97 142 170
Ciomas 329 319 242 228 196 129 98 87 95 144 212 272
Cinangka 416 308 297 188 121 84 88 43 72 148 218 322
Ciruas (Singamerta) 280 269 134 126 99 68 44 43 46 77 116 166
Kramat Watu 182 189 143 159 69 71 49 67 265 56 97 117
Pamarayan 275 277 174 198 160 90 91 83 81 165 204 219
Kasemen 141 181 75 82 59 39 31 17 23 49 91 87
Mancak 286 348 180 145 119 64 77 43 59 126 225 319
Carenang 197 245 117 100 78 40 50 36 43 46 108 174
Padarincang 326 355 270 257 204 94 114 81 88 191 269 336
Pandeglang 598 447 363 280 255 162 206 132 220 313 406 441
Labuan 365 341 305 189 143 85 74 71 99 187 360 423
Menes 417 408 342 314 212 137 94 86 138 231 427 462
Cibaliung 431 423 449 321 230 122 104 85 68 155 364 557
Munjul 409 359 432 55 154 44 63 73 85 102 353 566
Cikeusik 165 205 560 131 77 69 46 32 28 118 237 225
Banjarsari (Bd. Cilemer) 400 278 250 174 118 56 40 56 109 119 211 242
Rangkasbitung 317 262 229 212 188 130 132 89 144 190 257 241
Banjar Irigasi-Cipanas 198 221 195 208 146 120 105 66 113 149 161 144
Bayah 292 415 338 274 276 168 172 136 176 280 492 353
Lebak Parahiang-
Leuwidamar 376 317 348 235 157 135 111 83 92 189 259 350
Malingping 376 343 328 200 183 94 105 57 83 236 377 432
BPP Sajira 307 326 282 277 214 150 102 103 139 227 259 260
Panyaungan
Panggarangan 334 352 379 260 219 157 107 83 83 148 415 402

Badan meteorologi klimatologi dan geofisika merupakan instansi

pemerintah yang bertugas secara rutin memberikan pelayanan publik,

seperti informasi iklim, cuaca dan kejadian-kejadian alam yang sedang

terjadi. Instansi ini bertanggungjawab atas daerah-daerah tertentu yang

menjadi wilayahnya, salah satunya adalah BBMG wilayah II Ciputat,

dimana di BBMG wilayah II Ciputat mamiliki liputan beberapa daerah yang


4

diwakilinya, seperti : Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan,

Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta

dan Kalimantan Barat (sumber: data primer).

Selama ini di BBMG wilayah II Ciputat, pengelolaan data curah hujan

dan penyampaian hasil dari analisisnya, masih tergolong sederhana, seperti

meletakkan hasil analisis berupa peta keruangan curah hujan yang

berukuran cukup besar di suatu ruangan, yang dapat dilihat ketika sedang

berkunjung ke BBMG wilayah II Ciputat. Kelemahan dalam penyajian hasil

analisis sepeti ini menjadikan seseorang yang membutuhkan informasi

terkait tolak ukur cuaca hujan pada priode waktu tertentu khususnya di

wilayah Banten, kurang optimal karena harus berkunjung ke BBMG, dan

tidak semua informasi yang di butuhkan akan di dapat, seperti halnya

referensi geografis dari peta tersebut, keruangan dalam bentuk posisi lintang

dan bujur, sehingga akan sulit di pahami bagi orang awam dalam

menerjemahkan seberapa luas persebaran curah hujan tersebut.

Sistem Informasi Geospasial (SIG) adalah sistem informasi yang

digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengolah, menganalisis dan

menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial. Peranan

penting baik dari aplikasi maupun hasil analisis dari sebuah sistem informasi

geospasial adalah dapat menunjang kebutuhan akan informasi-informasi

yang bersifat data spasial serta bisa menampilkan informasi yang lmenarik

dan lebih mudah dipahami dengan interpretasi berupa gambar/peta yang

menunjukan kespasialan suatu daerah, dalam hal ini erat hubungannya

antara sistem informasi geospasial dengan informasi luasan keruangan curah

hujan pada wilayah Banten.


5

Dengan pendekatan- pendekatan GIS memungkinkan penjelasan

secara objektif sistem informasi geospasial prakiraan curah hujan di wilayah

Banten, dapat memfasilitasi BBMG Wilayah II Ciputat dalam hal

pengolahan dan penyajian informasi kepada masyarakat umum yang lebih

mudah di mengerti juga di pahami.

Dalam penelitian yang di lakukan oleh Joko Diarso, 2012; yang

berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Pada

Tinggkat Curah Hujan” produk dari karya tulis ini memberikan informasi

keruangan curah hujan menggunakan data selama satu tahun dan

menggunakan sedikit data, tepatnya menggunakan data dari dua stasiun

pengamatan yang lingkupnya hanya meliputi daerah Tangerang Selatan dan

penyajian hasil analisis peta menggunakan framework Alov Map. Dalam

penelitian yang di lakukan penulis, pembeda dengan penelitian tersebut

adalah penggunaan Aplikasi Map Guide sebagia server pengolah peta yang

dimana kelebihannya yaitu mampu menambahkan data spasial (berupa

Point, Line dan Polygon) secara online, kemudian rentang data yang diolah

selama waktu 30 tahun, dengan ruang lingkup lebih luas yaitu mencakup

seluruh wilayah Banten sehingga menghasilkan peta curah hujan yang lebih

akurat dan beragam.

Menurut penelitian Suratin, 2012; dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan Aplikasi Pantauan Curah Hujan Berbasis Smartphone”

menghasilkan sebuah produk aplikasi mobile berbasis Android yang

menyajikan data tangkapan dari radar, pembeda penelitian tersebut dengan


6

penelitian penulis adalah dalam segi pengolahan data, peneliti sebelumnya

memanfaatkan data curah hujan yang di tangkap oleh sebuah radar yang

jangkauannya terbatas menjadi sebuah peta evaluasi curah hujan perhari,

sedangkan penelitian penulis menggunakan data curah hujan yang di ambil

melalui titik pengamatan di seluruh wilayah Banten.

Kemudian dalam penelitan yang dilakukan oleh Dwi Nurmalis

Fitriyani, 2010; yang berjudul “Pengembangan Sistem Manajemen Data

Iklim dengan Pemodelan Objek Relational Berbasis Web” membahas

mengenai manajemen data yang baik untuk semua unsur iklim yang

terintegrasi dalam satu sistem basis data, perbedaan dengan penelitian yang

penulis teliti, penulis hanya mengunakan data iklim curah hujan untuk di

analisis menjadi peta keruangan curah hujan.

Dengan uraian tersebut maka penulis merasa informasi keruangan

mengenai curah hujan sangat penting untuk di sajikan kepada masyarakat

umum dan kepada pemerintah daerah terkait, oleh BBMG Wilayah II

Ciputat, yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan kondisi curah hujan.

Dari permasalahan tersebut, maka penulis memilih tema penelitian,

“PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL

BERBASIS WEB PRAKIRAAN CURAH HUJAN (STUDI KASUS :

PROVINSI BANTEN)”.

1.2. Rumusan Masalah


7

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan suatu

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara merancang pengembangan sistem informasi geospasial

prakiraan curah hujan berbasis web?

2. Bagaimana membuat dan menampilkan peta interaktif informasi

keruangan curah hujan?

1.3. Batasan Masalah


Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi batasan masalah,

yaitu:

1. Penelitian di lakukan di BBMG wilayah II Ciputat, mengingat fungsinya

sebagai gudang data dari seluruh stasiun yang menjadi bagian dari Balai

Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah II Ciputat.

2. Pengembangan sistem informasi geospasial prakiraan curah hujan

berbasis web ini di fokuskan pada provinsi Banten dengan data spasial

wilayah Banten berupa data vektor peta berskala 1:100.000 yang

munggunakan sistem koordinat geografi (lintang dan bujur)..

3. Menggunakan data rata-rata curah hujan selama 30 tahun dari 1983-2012

dari 31 titik pos pengamatan curah hujan yang berada di wilayah Banten.

4. Metode analisis prakiraan curah hujan yang di gunakan adalah analisis

normal curah hujan.

5. Pengolahan data peta spasial menggunakan perangkat lunak ArcGis 10.1

dan ArcView 3.3 beserta plugin Spatial Analys.


8

6. Perancangan dan pengembangan sistem menggunakan aplikasi aphace

sebagai local server, dan MySQL sebagai server database, Mapguide

Maestro sebagai pengolah data geospasial, juga konversi data spasial dan

menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP).

7. Metode pengembangan sistem yang digunakan untuk perancangan sistem

informasi geospasial adalah metode pengembangan SDLC (System

Development Life Cycle) dengan model Waterfall dan hanya sampai pada

tahap pengujian.

1.4. Tujuan Penelitian


Dalam penulisan penelitian pasti memiliki sebuah tujuan, berdasarkan

batasan masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

Agar terwujudnya sebuah sistem informasi geospasial berbasis web

prakiraan curah hujan yang menampilkan hasil dari analisis normal curah

hujan beserta keruangannya secara interaktif untuk membantu dan

memfaslitasi kepada semua pihak agar dapat mengetahui informasi

mengenai tingkat kondisi normal curah hujan di provinsi Banten.

1.5. Manfaat Penelitian


1.5.1. Bagi Penulis

1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1)

Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Kesempatan dalam menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan.
9

3. Mengetahui bagaimana merancang bangun suatu sistem informasi

yang berbasiskan spasial ditampilkan dalam suatu media peta

yang berbasis web.

1.5.2. Bagi Universitas

1. Diharapkan sebagai sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu

khususnya dalam bidang teknologi informasi.

2. Berguna sebagai penambah hasil-hasil penelitian yang dapat

dijadikan bahan bacaan bagi peneliti lain yang berminat mengkaji

permasalahan atau topik serupa.

3. Mengetahui sejauh mana mahasiswa dapat menerapkan ilmunya

dan sebagai bahan evaluasi.

4. Memberikan gambaran kepada mahasiswa dalam menghadapi

dunia kerja yang sebenarnya.

1.5.3. Bagi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II

1. Dapat meningkatkan pelayanan kepada publik dengan

memberikan fasilitas yang membantu pemerintah provinsi Banten

dan masyarakat untuk mendapatkan informasi keruangan curah

hujan di wilayah Banten.

2. Sebagai bahan evaluasi jika ingin mengembangkan sebuah sistem

informasi geospasial berbasis web prakiraan curah hujan.

1.6. Metodologi Penelitian


Hasibuan (2007), Metodologi penelitian adalah langkah atau tahapan

perencanaan dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan


10

dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan

resiko kegagalan dan membantu menekankan pada proses atau sasaran

penelitian.

1.6.1. Metode Pengumpulan Data.

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data

primer untuk keperluan penelitian. Menurut Moh. Nazir (2005)

pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan.

a. Studi Pustaka dan literatur

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan

cara menelaah dan melihat, membaca, mencatat dan mengutip

kepada suatu hasil penulisan penelitian yang sudah dicetak dan

dijadikan referensi data dalam pemecahan suatu masalah yang

ada. (Nazir, 2005). Studi literatur merupakan kegiatan

menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun.

Dengan mengadakan survey terhadap data yang telah ada,

peneliti harus mencari teori-teori yang telah berkembang dalam

ilmu yang diteliti, mencari metode-metode serta teknik

penelitian, baik dalam pengumpulan data atau dalam analisa

data yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu (Nazir,2005).

b. Observasi

Pengumpulan data, dan melakukan pengamatan secara

langsung terhadap data yang diperoleh, pengenalan data yang


11

ada sehingga dapat dilakukan evaluasi dan melakukan olah data

dengan cara tertentu yang mendukung kebenaran

(Jogyanto:2008).

c. Wawancara

Mengumpulkan data dengan mewawancarai orang yang

terkait langsung dengan kajian penelitian yang sedang dilakukan

(Jogiyanto :2008).

1.6.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah Metode Pengembangan Sistem SDLC (System

Development Life Cycle) dengan model Waterfall yang terdiri atas

perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan pengujian

sistem.

1.7. Sistematika Penulisan


Penyusunan pada skripsi ini penulis bagi dalam beberapa bab yang

secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan, manfaat, serta sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan teori yang terkait dengan konsep sistem

informasi, database, dan analisis perancangan sistem, serta

metode yang digunakan.


12

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang metodologi apa yang akan

digunakan untuk membahas dan menganalisis suatu penelitian.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas perancangan dan pembangunan sistem sesuai

dengan tahapan metode pengembangan sistem yang digunakan

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan berkenaan dengan hasil dan

pembahasan serta saran sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya.
13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Curah Hujan


Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air

dengan diameter 0.5 mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ketanah maka

disebut hujan, akan tetapi apabila jatuhannya tidak dapat mencapai tanah

karena menguap lagi maka jatuhan tersebut disebut Virga. Hujan juga dapat

didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi dan jatuh ketanah dalam

rangkaian proses hidrologi.

Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal

dari awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju

dan es. Untuk dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi,

amoniak, debu dan asam belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai

sifat dapat mengambil uap air dari udara. Satuan curah hujan selalu

dinyatakan dalam satuan millimeter atau inchi namun untuk di Indonesia

satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan millimeter (mm).

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam

tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah

hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada

tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air

sebanyak satu liter.

Menurut kamus istilah meteorologi, Curah Hujan adalah tebal lapisan

curahan air hujan yang jatuh (kalau hujan berupa salju atau es, merupakan

tebal lapisan air salju atau es), yang terkumpul diatas permuakaan datar,

tanpa adanya penambahan atau pengurangan terhadap air hujan itu.


14

Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka

waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan

kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir,

longsor dan efek negatif terhadap tanaman.

Kondisi curah hujan juga merupakan salah satu unsur penting dan

besar pengaruhnya terhadap segala macam aktifitas kehidupan seperti:

keselamatan masyarakat, produksi pertanian, perkebunan, perikanan,

penerbangan, public service, dan sebagainya. Curah hujan diukur dalam

waktu harian, bulanan, dan tahunan. Untuk menentukan data analisa curah

hujan, maka dilakukan pengukuran curah hujan yang dicatat pada suatu titik

tertentu (point rainfall).

Untuk menganalisa frekwensi curah hujan bisa dilakukan melalui

curah hujan rata-rata dari berbagai stasiun hujan yang ada. Yang kemudian

dianalisis secara statistik untuk mendapatkan pola sebaran data curah hujan

yang sesuai dengan pola sebaran data curah hujan rata-rata.

Jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau millimeter ( 1 inci = 25,4

mm). Jumlah curah hujan 1 mm, menunjukan tinggi air hujan yang

menutupi permukaan bumi 1 mm, jika air tersebut tidak meresap kedalam

tanah atau menguap ke atmosfer (Tjasyono, 2004). Menurut Arsyad (1989)

tinggi curah hujan diasumsikan sama sekitar tempat penakaran, luasan yang

tercakap oleh sebuah penakar curah hujan tergantung pada homogenitas

daerahnya maupun kondisi cuaca lainnya. Jumlah curah hujan adalah curah

yang mencapai permukaan bumi selama jangka waktu tertentu dengan


15

catatan tidak ada air yang hilang karena penguapan atau mengalir. Jumlah

curah hujan tergantung pada :

1. Lamanya kejadian (periode waktu tertentu)

2. Besar-kecilnya butiran air yang jatuh, tergantung oleh jenis awan.

3. Kriteria intensitas hujannya (ringan, sedang atau lebat).

Untuk keperluan meteorologi pertanian dikumpulkan curah hujan

harian atau setiap periode 24 jam yang diukur setiap pagi hari. Dari data

harian dapat dihimpun data curah hujan mingguan, sepuluh harian, bulanan,

tahunan dan sebagainya. Selanjutnya juga dapat diperhitungkan hari

hujannya.

2.1.1. Normal Curah Hujan

Berikut beberapa penjelasan tentang Normal Curah Hujan :

1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan

Yaitu nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan

dengan periode minimal 10 tahun.

2. Normal Curah Hujan Bulanan

Yaitu nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan

selama periode 30 tahun.

3. Standard Normal Curah Hujan Bulanan

Yaitu nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan

selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Januari 1901 s/d 31

Desember 1930, 1 Januari 1931 s/d 31 Desember 1960, 1 Januari

1961 s/d 31 Desember 1990 dan seterusnya.


16

2.1.2. Alat Pengukur Curah Hujan

Presipitasi/hujan adalah suatu endapan dalam bentuk padat/cair

hasil dari proses kondensasi uap air di udara yang jatuh

kepermukaan bumi.

Satuan ukur untuk presipitasi adalah Inch, millimetres

(volume/area), atau kg/m2 (mass/area) untuk precipitation bentuk

cair. 1 mm hujan artinya adalah ketinggian air hujan dalam radius 1

m2 adalah setinggi 1 mm, apabila air hujan tersebut tidak mengalir,

meresap atau menguap. Pengukuran curah hujan harian sedapat

mungkin dibaca/dilaporkan dalam skala ukur 0.2 mm (apabila

memungkinkan menggunakan resolusi 0.1 mm). Prinsip kerja alat

pengukur curah hujan antara lain : pengukur curah hujan biasa

(observariaum) curah hujan yang jatuh diukur tiap hari dalam kurun

waktu 24 jam yang dilaksanakan setiap pukul 00.00 GMT, pengukur

curah hujan otomatis melakukan pengukuran curah hujan selama 24

jam dengan merekam jejak hujan menggunakan pias yang terpasang

dalam jam alat otomatis tersebut dan dilakukan penggantian pias

setiap harinya pada pukul 00.00 GMT, sedangkan pengukuran curah

hujan digital dimana curah hujan langsung terkirim kemonitor

komputer berupa data sinyal yang telah diubah kedalam bentuk

satuan curah hujan.


17

Gambar 2.1 Alat Pengukur Curah Hujan Jenis Otomatis

2.2. Sistem Informasi


2.2.1. Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari elemen yang

saling terhubung dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Jika

dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan

manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut

dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem (Kadir: 2003).

Sistem juga dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, ide,

yang saling keterhubungan untuk mencapai tujuan atau sasaran

bersama (Prahasta: 2005).

2.2.2. Karakteristik Sistem

Dalam buku (Jogiyanto: 2005), karakteristik dari sistem

adalah:

1. Komponen Sistem
18

Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem

atau bagian-bagian dari sistem. Walaupun sistem tersebut kecil,

tetap saja terdiri dari komponen-komponen atau subsistem-

subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat berbeda untuk

menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses

sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan

luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang

sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang

lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar sistem adalah apapun di luar batas suatu

sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar

sistem dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan.

Lingkungan yang menguntungkan merupakan energi dari sistem

dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara, sedangkan

yang merugikan haruslah ditahan dan dikendalikan, kalau tidak

maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung sistem

Penghubung (interface) merupakan media penghubung

antar satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui


19

penghubung, satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem

yang lain membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam

sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance

input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input

adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat

beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk

didapatkan keluaran.

6. Keluaran sistem

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa

pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk

subsistem yang lain atau kepada subpra sistem.

7. Pengolah sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang

akan mengubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem

produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-

bahan yang lainnya menjadi keluaran berupa barang jadi.

8. Sasaran sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan dan sasaran. Kalau

suatu sistem tidak mempunyai suatu sasaran, maka operasi sistem

akan tidak berguna. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali

masukan yang dibutuhkan sistem, dan keluaran yang dihasilkan


20

sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran

atau tujuannya.

2.2.3. Pengertian Informasi

Informasi dapat diartikan sebagai data yang telah diolah

sehingga dapat memberikan pengetahuan seseorang yang

menggunakannya. (Kadir: 2003)

2.2.4. Siklus Informasi

Siklus informasi dimulai dari data mentah yang kemudian

diolah meggunakan suatu model menjadi informasi (output),

kemudian informasi diterima oleh penerima, sebagai dasar untuk

membuat keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti membuat

data kembali. Kemudian data tersebut akan ditangkap sebagai input

dan selanjutnya membentuk siklus (Ladjamudin: 2005).

2.2.5. Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi menurut Jogiyanto dalam

bukunya (Jogiyanto: 2005), adalah :

a. Akurat

Informasi yang disampaikan harus terbebas dari kesalahan

dan tidak memberikan informasi yang sesat. Akurat juga berarti

harus memberikan maksudnya dengan jelas.

b. Tepat pada waktunya

Informasi yang diterima tidak boleh terlambat, karena

keterlambatan waktu informasi menjadikan info tersebut tidak


21

bernilai lagi, karena informasi merupakan acuan dalam

mengambil keputusan.

c. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya

berbeda.

2.2.6. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah interaksi antara orang, data, proses

dan teknologi informasi untuk mengumpulkan, memproses,

menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan guna

mendukung sebuah organisasi. (Whitten et al: 2004)

2.2.7. Kriteria Sistem Informasi

Kriteria Sistem Informasi merupakan variabel keluaran sistem

yang dianggap sebagai ukuran unjuk kerja. Kriteria-kriteria tersebut

mencakup (Prahasta, 2005):

1. Debit

Jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan waktu.

2. Response Time

Waktu antara event, reaksi terhadap event sampai dengan proses

terhadap event selesai dilakukan.

3. Cost

Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data.

4. Pemenuhan Fungsi
22

Fungsi yang didefinisikan harus dapat dijalankan sebagaimana

direncanakan.

2.2.8. Komponen Sistem Informasi

Komponen dasar sistem informasi dapat diklasifikasikan

sebagai berikut. (Ladjamudin, 2005)

Hardware Software Prosedur Manusia


Data
Manusi
Mesin
a
Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi, Ladjamudin

1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.

2. People dan Procedure yang merupakan manusia dan tatacara

menggunakan mesin.

3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan

mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.

2.3. Sistem Informasi Geografi (SIG)


Kumpulan elemen-elemen yang saling berintegrasi dan

berinterpendensi dalam lingkungan yang dinamis untuk mencapai tujuan

tertentu, merupakan pengertian dari sebuah sistem. Sistem informasi

geografi atau bisa di sebut juga sebagai sistem informasi geospasial

memiliki dasar yang sama dengan sistem informasi pada umumnya, yang

membedakan keduanya adalah sifat data dari sistem informasi tersebut.

2.3.1. Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG)

SIG adalah suatu sistem yang berbasis komputer untuk


23

menyimpan dan memanipulasi informasi geografi. SIG dirancang

untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek

dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karateristik yang

penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG

merupakan sistem komputer yang memiliki kemampuan dalam

menangani data yang bereferensi geografi. Yaitu masukan,

manajemen data, analisis dan manipulasi data keluaran. (Prahasta:

2002)

2.3.2. Pengertian Geografi

Geografi mengandung pengertian suatu hal mengenai bumi

yang mempunyai permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah geografis

dalam sistem informasi geospasial merupakan bagian dari spasial

(keruangan). (Prahasta: 2002)

2.3.3. Komponen Sistem Informasi Geografi (SIG)

Komponen SIG dibagi menjadi empat komponen,

diantaranya perangkat keras, manajemen, data dan informasi, serta

perangkat lunak.

Perangkat Keras

SIG Data

Data Informasi Geospasial


Manajemen

Perangkat Lunak
24

Gambar 2.3 Komponen SIG


(prahasta: 2002)

1. Perangkat keras

Pada saat ini sistem informasi geografi tersedia untuk

berbagai perangkat keras mulai dari PC, desktop, work station,

hingga multi user host yang banyak digunakan oleh banyak

pengguna secara bersamaan dalam jaringan komputer luas,

berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan yang besar

(hard disk), kapasitas memori yang besar (RAM). Perangkat

keras yang sering digunakan untuk sistem informasi geografi

adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer dan plotter

(untuk pegolahan) dan scanner untuk konversi data ke dalam

bentuk digital.

2. Perangkat lunak

Sistem informasi geografi merupakan sistem perangkat

lunak yang tersususun secara modular dimana basis data

memegang peranan penting. Perangkat lunak sistem informasi

geografi menyediakan fungsi untuk masukan, menyimpan,

menganalisis dan menampilkan data dalam bentuk geografik.

Sistem informasi geografi diimplementasikan dengan

menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari modul yang


25

dapat dieksekusi sendiri. Perangkat lunak SIG yang umum

digunakan adalah ArcGis, ArcView, Map Info, Autocad Map.

3. Data Informasi Geospasial

Sistem informasi geografi dapat mengumpulkan dan

menyimpan data yang diperlukan baik secara tidak langsung

maupun mengimpornya dari perangkat lunak sistem informasi

geografi lainnya maupun secara langsung dengan cara digitasi

data spasial dari peta dan masukan data atributnya dari tabel

dengan menggunakan keyboard. Data geospasial juga dapat

diperoleh dengan membelinya dari penyedia jasa peta.

4. Manajemen

Proyek sistem informasi geografi akan berhasil jika diatur

dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki

keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

Dari komponen sistem informasi geografi yang telah

disebutkan diatas, sistem informasi geograf merupakan seluruh

kesatuan cara kerja sistem informasi geografi yang dapat

merepresentasikan kondisi dunia nyata kedalam komputer

seperti pada peta yang mampu merepresentasikan keadaan dunia

nyata diatas kertas. Adapun proses untuk merepresentasikannya

adalah:
26

Hardware dan
Software untuk
pemasukan,
penyimpanan,
pengolahan,
Sistem Komputer analisis serta
tampilan data

Data Geospasial Pengguna

Peta, foto udara, citra satelit, data Desain stadar, pemutakhiran/


statistik updating, analisis dan penerapan

Gambar 2.4 Komponen Kunci SIG.


(Prahasta: 2002)

Komponen perangkat keras dalam SIG yang umum

digunakan adalah CPU, ram, storage, input device, output

device dan komponen pendukung lainnya. sedangkan

komponen perangkat lunaknya, merupakan suatu sistem untuk

mengolah data dan informasi geospasial, seperti ERDAS,

ArcView, MapInfo, dan lain-lain.

Data dan informasi, merupakan data atribut dari tabel-

tabel dan laporan yang digunakan, dan manajemen merupakan

komponen yang berkaitan dengan perkembangan dan

penguasaan teknologi. Kombinasi yang benar antara ke empat

(4) komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu

proyek pengembangan sistem informasi geospasial.(Prahasta:

2002)
27

2.3.4. Pengertian Sistem Informasi Spasial

Menurut Gotts (1996), sistem informasi spasial adalah sistem

komputer yang dirancang untuk penyimpanan dan manipulasi

sejumlah besar informasi dengan komponen spasial penting, merujuk

pada beberapa entitas atau entitas dengan struktur spasial yang

kompleks.

Menurut UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Spasial

pasal 1 – 4 menjelaskan bahwa spasial adalah aspek keruangan suatu

objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya.

Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang

menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang

berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan

dalam sistem koordinat tertentu. Geospasial memiliki unsur data

geospasial, yaitu data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,

dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang

berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Informasi

Geospasial yang selanjutnya disingkat adalah data geospasial yang

sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam

perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan

kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.

Dari seluruh penjelasan tentang apa itu geospasial, maka dapat

disimpulkan bahwa Sistem Informasi Geospasial adalah sistem


28

komputerisasi yang dapat menampilkan informasi geospasial serta

melakukan transaksi data geospasial secara otomatis.

2.3.5. Subsistem SIG

Pada Sistem Infomasi Geografis (SIG) ada dua data yang

digunakan untuk merepresentasikan atau memodelkan fenomena-

fenomena yang ada di dunia nyata yaitu data spasial dan data non-

spasial (atribut).

Data spasial adalah data yang mempresentasikan aspek-aspek

keruangan dari fenomena yang berada di dunia (Prahasta: 2002).

Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan

interpretasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi.

Fenomena tersebut dapat berupa fenomena alamiah atau buatan

manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta

merupakan representasi dari obyek di muka bumi.

Sesuai dengan perkembangannya, peta tidak hanya

merepresentasikan obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi

berkembang menjadi representasi obyek di atas muka bumi (di

udara) dan di bawah permukaan bumi. Data spasial memiliki dua

jenis yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan,

menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan

titik–titik, garis- garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-

atributnya. Model data raster menampilkan, dan menyimpan data

spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel–piksel


29

yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini

disesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.

Sedangkan data non spasial merupakan data berupa teks atau

angka yang disebut dengan atribut. Atribut ini yang akan

menjelaskan data spasial. Dan dari data non spasial ini dapat

dibentuk data spasial yang tersimpan dalam bentuk tabel, disebut

dengan data tabular. Data ini tersimpan dalam bentuk database dan

dapat di satukan pada peta dengan pola titik tertentu maupun simbol

tertentu.

2.4. Peta dan Pemetaan


Informasi Geospasial, yang lazim dikenal dengan peta, adalah

informasi obyek permukaan bumi yang mencakup aspek waktu dan

keruangan. Informasi Geospasial merupakan bagian penting dalam

mewujudkan sistem informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung

sektor publik dalam melaksanakan proses perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pembangunan, baik pada pemerintahan tingkat pusat maupun

tingkat daerah, dan juga pada sektor perorangan dan kelompok orang.

Informasi Geospasial menjadi komponen penting dalam mendukung

pengambilan keputusan. Peran Informasi Geospasial semakin penting dalam

pembangunan, namun masih banyak permasalahan yang muncul karena

belum adanya peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur

tentang Informasi Geospasial. Pentingnya undang-undang tentang Informasi

Geospasial adalah usaha untuk menjadikan Informasi Geospasial menjadi


30

program di setiap instansi pemerintah dan tanggung jawab masyarakat, agar

penyelenggaraannya menjadi sistematis dan berkelanjutan. Undang-Undang

tentang Informasi Geospasial ini diharapkan menjadi aturan yang mengikat

bagi seluruh pemangku kepentingan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk

menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peta adalah gambaran

konvensional dari permukaan bumi yang dilukiskan dengan skala tertentu

dan digambarkan pada bidang datar jika dilihat dai atas. Sedangkan

pemetaan adalah sebuah kegiatan yang menghasilkan tampilan informasi

keruangan (Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi

Geospasial).

Dengan menggunakan sistem informasi geografis timbul atau tercipta

suatu peta digital yang merupakan modernisasi dari suatu peta analog.

Beberapa perbandingan antara peta digital dengan peta analog, di antaranya

adalah:

1. Peta analog:

Terbatasnya informasi yang disajikan, karena ketergantungan

pemakaian kertas dalam pembuatan peta analog.

a. Diperlukannya waktu yang lama dalam pembaharuan peta.

b. Adanya kelemahan dalam integrasi geografi dari peta berbagai

proyeksi dan skala.

2. Peta digital:

a. Kesulitan dalam pengaksesan dapat ditangani dengan cepat.


31

b. Dapat di update secara langsung berdasarkan informasi yang didapat.

c. Keterbatasan tergantung pada media penyimpanan.

2.4.1. Klasifikasi Peta

Macam peta dapat ditinjau dari 4 segi:

1. Macam peta ditinjau dari segi jenis

a. Peta foto, peta yang dihasilkan dari mosaic foto udara/ortofoto

yang dilengkapi garis kontur, nama dan legenda.

b. Peta garis, peta yang menyajikan detil alam dan buatan

manusia dalam bentuk titik, garis dan luasan.

2. Macam peta ditinjau dari skala

a. Peta skala besar, yaitu peta dengan skala 1: 50.000 atau lebih

besar (1: 25.000).

b. Peta skala kecil, yaitu peta dengan skala 1: 500.000 atau lebih

kecil.

3. Macam peta ditinjau dari fungsinya

a. Peta umum (general map), merupakan peta yang berisi

penampakan-penampakan umum, seperti: jalan, bangunan,

batas wilayah, garis pantai, elevasi dan sebagainya.

b. Peta tematik, merupakan peta yang menunjukkan hubungan

ruang dalam bentuk atribut tunggal atau hubungan atribut. Ada

beberapa macam maksud dan tujuan dari peta tematik.


32

c. Kart, merupakan peta yang di desain untuk keperluan navigasi,

nautical dan aeronautical. Peta kelautan yang ekuivalen dengan

peta topografi disebut peta batimetrik.

4. Macam peta yang ditinjau dari macam persoalan (maksud dan

tujuan),nada banyak sekali macamnya. Misalnya: peta kadaster,

peta geologi, peta cuaca, peta iklim, peta tanah, peta ekonomi,

peta kependudukan, peta tata guna tanah dan sebagainya.

(Riyanto, Prilnali Eka Putra dan Hendi Inderlako: 2009)

2.4.2. Komponen Dasar Peta

1. Isi

Isi (data frame) peta menunjukkan isi dari makna ide

penyusunan peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta.

(Riyanto, Prilnali Eka Putra dan Hendi Inderlako: 2009) Dalam

peta digital yaitu peta dengan menggunakan teknologi komputer

isi peta ditampilkan dalam bentuk layer dan isinya ditampilkan

pada sebuah query.

2. Simbol arah

Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi

peta. Arah utara lazimnya mengarah pada bagian atas peta.

Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi,

sehingga peta nyaman dibaca dengan tidak membolak balik peta.

Lebih dari itu, arah juga penting sehingga si pemakai dapat

dengan mudah mencocokkan objek di peta dengan objek


33

sebenarnya di lapangan. (Sumber: Riyanto, Prilnali Eka Putra dan

Hendi Inderlako, 2009)

3. Legenda

Sebuah legenda bertugas untuk menjelaskan seluruh

simbol-simbol yang digunakan dalam sebuah peta pada setiap

lapisan datanya. Agar pembaca peta dapat dengan mudah

memahami isi peta, seluruh bagian dalam isi peta harus dijelaskan

dalam legenda atau keterangan. (Riyanto, Prilnali Eka Putra dan

Hendi Inderlako: 2009)

4. Skala

Sebuah skala peta menjelaskan hubungan dari data frame

yang ada di peta dengan dunia nyata dalam sebuah rasio

perbandingan. Pembuatan sekala dapat dilakukan berdasarkan

unit per unit, atau berdasarkan satu ukuran terhadap ukuran yang

lainnya. Skala sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat

ketelitian dan kedetilan objek yang dipetakan. Misalnya, sebuah

belokan sungai akan tergambar jelas pada peta 1: 10.000

dibandingkan dengan peta pada skala 1: 50.000 (Riyanto, Prilnali

Eka Putra dan Hendi Inderlako: 2009).

Menurut Barus (1996) mendifinisikan skala peta sebagai

perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sesungguhnya

dengan satuan tertentu. Skala peta terbagi menjadi:


34

a. Skala angka atau skala pecahan, contohnya seperti 1: 100 yang

berarti 1cm di peta sama dengan 100 cm jarak aslinya di dunia

nyata.

b. Skala satuan, misalnya seperti 1 inchi to 6 miles mempunyai

arti 1 inchi di peta adalah sama dengan 6 mil pada jarak

sebenarnya.

c. Skala garis/grafis, skala yang menampilkan suatu garis dengan

beberapa satuan jarak yang menyatakan jarak pada setiap

satuan jarak yang ada

2.4.3. Peta Interaktif

Kebutuhan pengguna, terkait dengan aplikasi SIG yang

berbasis web, sangat beragam. Pengembangan aplikasi dapat

merancang aspek-aspek ini sesuai dengan kebutuhan setiap

penggunanya. Pada akhirnya, kebutuhan-kebutuhan ini dapat

disederhanakan hingga menjadi beberapa kelompok saja:

fungsionalitas, unjukkerja, tampilan, dan lain sebagainya. Pada kasus

tampilan, pengembang dapat mengimplementasikan fungsionalitas

yang sama dengan menggunakan implementasi user interface yang

berbeda. Sebagai contoh adalah dalam hal fungsionalitas manipulasi

tampilan dapat diimplementasikan melalui pilihan navigasi peta

seperti perbesaran (Zoom In), perkecilan (Zoom Out), pergeseran

(Pan) dan lain sebagainya. Untuk memberikan kesan interaktif dan

dinamis seperti halnya sistem informasi geografis (SIG) yang


35

berjalan pada sistem komputer desktop (Prahasta: 2007). Untuk itu

peta interaktif dapat diartikan sebagai hubungan interaksi antara

pengguna dengan peta yang terjadi secara langsung dengan

mengimplementasikan pilihan-pilihan dari navigasi peta.

2.5. Pengertian Website (Web)


Ada beberapa istilah dalam internet diantarnya istilah situs, www,

web portal. Situs berasal dari kata site dalam Bahasa Inggris. Site dalam

buku Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi adalah sebuah

komputer yang terhubung oleh internet dan menyajikan informasi atau

layanan seperti newgroups, e-mail atau halaman web. (Febrian: 2004)

World Wide Web disingkat WWW atau web yakni sebauh sistem

dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara dan lain-lain

dipresentasikan dalam bentuk hypertext dan dapat diakses oleh perangkat

lunak yang disebut browser. WWW dijalankan dalam server yang disebut

HTTPD. WWW adalah fasilitas internet yang menghubungkan dokumen

dalam lingkup lokal maupun jarak jauh. Dokumen web disebut web page

dan link dalam web meyebabkan user dapat pindah dari satu page ke page

lain (hypertext), baik antar page yang disimpan dalam server yang sama

maupun server diseluruh dunia. Pages diakses dan dibaca melalui web

browser seperti Netscape Navigator atau Internet Explorer. Definisi web

portal dalam kamus istilah teknologi informasi adalah “Situs web atau

layanan yang menawarkan beragam sumberdaya dan layanan, seperti e-mail,

forum, mesin pencari dan tempat belanja online”. (Wahid: 2006 )


36

2.5.1. Web Statis

Web statis adalah website yang mana pengguna tidak dapat

mengubah konten dari web tersebut secara langsung menggunakan

browser. Interaksi yang terjadi antara pengguna dan server hanyalah

seputar pemrosesan link saja. Halaman-halaman web tersebut tidak

memliki database, data dan informasi yang ada pada web statis tidak

berubah-ubah kecuali diubah sintaksnya. Dokumen web yang dikirim

kepada client akan sama isinya dengan apa yang ada di web server.

2.5.2. Web Dinamis

Dalam web dinamis, interaksi yang terjadi antara pengguna

dan server sangat kompleks. Seseorang dapat mengubah konten dari

halaman tertentu dengan menggunakan browser. Request

(permintaan) dari pengguna dapat diproses oleh server yang

kemudian ditampilkan dalam isi yang berbeda-beda menurut alur

programnya. Halaman-halaman web tersebut memiliki database.

Web dinamis, memiliki data dan informasi yang berbeda-beda

tergantung input apa yang disampaikan client. Dokumen yang

sampai di client akan berbeda dengan dokumen yang ada di web

server.

2.6. SIG Berbasis Web


SIG berbasis web yaitu suatu aplikasi berbasis SIG yang dapat

dijalankan dan diaplikasikan pada suatu web browser apakah aplikasi

tersebut dalam suatu jaringan komputer global yaitu internet ataupun dalam
37

jaringan komputer berbasis Local Area Network (LAN) atau dalam suatu

Personal Computer (PC) namun memiliki dan terkonfigurasi dalam setting

jaringan dalam web server. (Prahasta: 2005)

SIG berbasis web merupakan teknologi dalam menempatkan dan

menyajikan peta melalui internet yang dapat memberikan informasi

mengenai lokasi tertentu kepada user. SIG berbasis web dapat dibuat

sebagai perangkat pengawasan (monitoring) sebuah pelaksanaan pekerjaan

atau proyek, khususnya yang menyangkut masalah ruang. SIG berbasis web

memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi SIG ke dalam

bentuk web.

2.7. Perangkat Lunak Pembuatan Sistem


2.7.1. Aplikasi SIG

Aplikasi SIG berbasis desktop terdiri dari berbagai macam,

dari yang berkemampuan sangat lengkap untuk melakukan analisis

data spasial maupun yang hanya sebagai viewer data spasial. Aplikasi

tersebut diantaranya:

1. ArcGis Dekstop adalah software aplikasi gis (GIS Software) dari

ESRI, sebuah produk pengembangan dari software GIS versi

sebelumnya. ESRI mengeluarkan berbagai produk ArcGis

desktop yang terdiri dari: ArcInfo, ArcEditor, dan ArcView.

Masing-masing produk tersebut terdiri dari tiga macam aplikasi

utama dan berbagai macam aplikasi ektension yang memiliki

fungsi aplikasi yang berbeda-beda untuk menangani pekerjaan


38

GIS. ketiga aplikasi utama tersebut adalah: ArcMap, ArcCatalog,

dan ArcToolbox. (http://www.esri.com/software/arcgis/arcgis-for-

desktop: 2013)

2. QGIS: Quantum GIS merupakan aplikasi desktop SIG yang

mendukung format data vektor, raster dan database (PostGIS dan

Oracle).

3. GRASS: Geographic Resources Analysis Support System

merupakan AOS yang cukup lengkap untuk melakukan analisis

SIG dan penginderaan jauh. GRASS memiliki kemampuan untuk

melakukan manajemen data dan analisis, pengolahan citra,

kartografi, permodelan spasial dan visualisasi. GRASS dapat

dijalankan di sistem operasi Unix/ Linux, Windows dan MacOS.

2.7.2. Internet SIG

Internet SIG berbasis web umumnya digunakan untuk

pengguna internet guna melakukan pertukaran data, melakukan

analisis spasial dan menyajikan hasil analisis secara online. Internet

SIG sangat erat kaitannya dengan standar dalam bidang geospasial.

Hal ini dimaksudkan untuk mendukung interoperabilitas penyediaan

dan kerja sama data spasial. Aplikasi open source SIG berbasis web

antara lain:

1. MapServer: merupakan (salah satu) lingkungan pengembangan

(perangkat lunak) open source yang (dapat) digunakan untuk


39

mengembangkan aplikasi-aplikasi internet based yang melibatkan

(tampilan) data spasial (peta digital). (Prahasta: 2005)

2. MapGuide Open Source: merupakan aplikasi pemetaan online

(web based mapping) dan dikembangkan dan didukung oleh

OSGEO Foundation. MapGuide dapat dikembangkan di Linux

atau Windows dan dapat didukung oleh Apache atau IIS,

sedangkan bahasa pemrograman yang dapat dipergunakan adalah

ASP.NET, PHP, Java dan Javascripst.

3. GeoServer: merupakan aplikasi pemetaan online (web mapping)

yang berbasiskan Java dan dibangun menggunakan library

GeoTools. GeoServer merupakan implementasi OpenGis

Consortium untuk Spesifikasi Web Feature Server.

4. ALOV Map: adalah aplikasi Web GIS portabel berbasis Java

yang digunakan untuk publikasi data vektor dan raster di Internet.

Juga untuk penampilan interaktif pada web browser. ALOV

mendukung arsitektur penyajian yang cukup kompleks, navigasi

yang baik dan dapat bekerja dengan multi layer, peta-peta

tematik, mendukung taut (hyperlink) dan juga data atribut. ALOV

adalah hasil dari proyek kerjasama antara ALOV Software dan

Archeological Computing Laboratory, University of Sydney,

Australia. ALOV dibangun dengan bahasa Java dan dikemas

dalam Applet. Sebagai penghubung antara HTML (Hypertext

Markup Language, bahasa pembangunan halaman web) dan


40

proses di dalam Applets digunakan bahasa XML (Extensible

markup Language).

2.8. Pengembangan Sistem


Bagian pengembangan sistem ini akan menjelaskan tentang defnisi

pengembangan sistem, tahapan pengembangan sistem dan konsep siklus

pengembangan sistem.

2.8.1. Definisi Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti

menyusun suatu sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama

secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem

yang lama perlu diperbaiki atau diganti. (Jogiyanto: 2005)

2.8.2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi

Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem

informasi adalah sebagai berikut (Prahasta: 2005):

1. Rekayasa dan Perencanaan Sistem

Yaitu dengan menentukan kebutuhan sistem secara

keseluruhan, antara lain dengan menentukan komponen-

komponen sistem (entity), atribut komponen dan hubungan antar

komponen. Secara umum entity dibedakan atas data, algoritma

dan interface.

2. Analisa Sistem

Yaitu mencari dan menentukan kriteria aplikasi yang tepat

untuk memenuhi kebutuhan sistem.


41

3. Desain/Perancangan Sistem

Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam

sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Kegiatan ini

menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan

perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstrak

sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-

hubungannya. Pada tahap ini dilakukan desain untuk data-data

atau informasi yang telah didapat dan dimodelkan dengan Entity

Relationship Diagram (ERD), sedangkan proses dimodelkan

dengan Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD) dan

Flowchart.

4. Tahap Pemrograman

Yaitu mengimplementasikan rancangan atau desain dengan

menuliskan kode program sesuai bahasa pemrograman yang

dipilih.

5. Pengujian

Yaitu melakukan pengujian program aplikasi yang telah

selesai dibuat dengan memperhatikan konsep logika untuk

mengetahui kinerja aplikasi apakah sudah sesuai dengan

kebutuhan sistem dan melakukan pencegahan terjadinya

kesalahan seminimal mungkin.

6. Pemeliharaan
42

Yaitu memungkinkan terjadinya perubahan data,

lingkungan sistem dan kebutuhan penggunaan agar aplikasi tetap

dapat dikembangkan sesuai perubahan yang terjadi.

2.8.3. Proses Pengembangan Sistem Sederhana

System Development Process adalah metode-metode, prosedur-

prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-

postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem

(Jogiyanto: 2005). Kebanyakan organisasi memiliki system

development process/proses pengembangan resmi yang terdiri dari

satu set standar proses-proses atau langkah-langkah yang mereka

harapkan akan diikuti oleh semua proyek pengembangan sistem.

Sementara proses ini dapat bervariasi untuk organisasi yang berbeda,

ada karakteristik umum yang ditemukan proses pengembangan

sistem di kebanyakan organisasi mengikuti pendekatan pemecahan

masalah.

Pengembangan sistem di definisikan sebagai aktivitas untuk

menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk

menyelesaikan persoalan organisasi atau memanfaatkan kesempatan

yang timbul.

Model air terjun (waterfall) biasa juga disebut siklus hidup

perangkat lunak. Mengambil kegiatan dasar seperti spesifikasi,

pengembangan, validasi, dan evolusi dan mempresentasikannya


43

sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti spesifikasi persyaratan,

perancangan perangkat lunak, implemantasi, dan pengujian.

Rekayasa Sistem /
Perencanaan

Analisis

Perancangan
(desain)

Implementasi /
pemrograman

Pengujian (testing)

Operasi dan
pemeliharaan

Gambar 2.5 Pengembangan Sistem dengan model Waterfall.


(Jogiyanto: 2005)

Keterangan Menurut gambar diatas alur dari Model Waterfall

sebagai berikut:

1. Tahap Rekayasa Sistem dan Perencanaan

Pada kegiatan perencanaan diuraikan mengenai

pengumpulan informasi tentang gambaran umum, struktur dan

tugas pokok dari BBMG Wilayah II Ciputat.

2. Tahap Analisis Sistem

Pada kegiatan analisi sistem diuraikan mengenai:


44

a. Identifikasi masalah yang ada pada BBMG Wilayah II Ciputat

b. Menganalisa sistem yang berjalan pada BBMG Wilayah II

Ciputat khususnya pada sub-bagian ICT dalam

mempublikasikan informasi prakiraan iklim curah hujan

kepada masyarakat.

c. Identifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi oleh BBMG

Wilayah II Ciputat

d. Menganalisa sistem yang akan diusulkan untuk mencapai

kebutuhan yang telah diidentifikasi.

3. Perancangan Sistem

Pada tahap ini memulai perancangan sistem sesuai dengan

bentuk sistem yang dilakukan dengan tahapan:

a. Perancangan sistem (System Design)

Tahapan ini menjelaskan aliran data yang ada pada

Sistem Informasi geospasial prakiraan curah hujan dengan

menggunakan Data Flow Diagram (DFD).

b. Perancangan Basis Data (Database Design)

Peneliti merancang database-nya menggunakan alat

bantu Entity Relationship Diagram (ERD) yang

menggambarkan hubungan antar entitas yang ada pada DFD.

Selain itu, perancangan basis data juga perlu untuk

mengefisienkan dan mengefektifkan serta menghindari data

yang redundan di dalam database.


45

c. Perancangan Basis Data Spasial (Spacial Database Design)

Karena sistem yang akan dibangun adalah sistem

berbasiskan SIG. Maka peneliti juga merancang basis data

spasial bertujuan untuk mengelola data spasial atau peta.

d. Perancangan Kamus Data (Data Dictionary Design)

Perancangan kamus data bertujuan untuk mengetahui

aliran data atau informasi apa saja yang terdapat pada saat

analisis ataupun perencanaan sistem.

e. Perancangan Struktur Menu Aplikasi (Menu Design)

Pada tahapan ini peneliti merancang menu-menu yang

terdapat pada sistem informasi geospasial prakiraan curah

hujan di BBMG Wilayah II Ciputat sub-bagian ICT.

Perancangan struktur menu aplikasi mempunyai tujuan dalam

menentukan menu-menu yang diperlukan pada aplikasi yang

akan dikembangkan. Hal ini diperlukan agar menu-menu

dirancang sesuai dengan kebutuhan users.

f. Perancangan Antarmuka Aplikasi

Perancangan antarmuka aplikasi mepunyai tujuan untuk

menemukan bentuk optimal tampilan aplikasi, sehingga dapat

menarik perhatian dan mempermudah users dalam

berkomunikasi dengan sistem.

4. Tahap Implementasi
46

Pada tahap ini dilakukan penulisan program dengan

menggunakan bahasa pemograman PHP, serta menggunakan

Mapguide Opensource sebagai server database spasial. Selain itu,

kegiatan digitasi peta administrasi DKI Jakarta dan persebaran

Pemukiman juga termasuk dalam tahap ini. Hasil dari tahap ini

harus sesuai dengan desain pada tahap sebelumnya (tahap desain)

sebagaimana yang dapat dilihat pada halaman lampiran.

5. Tahap Pengujian (testing)

kemudian dilakukan pengujian pada sistem untuk

memverifikasi bahwa sistem penunjang keputusan spasial ini

bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengujian program

aplikasi ini menggunakan metode pengujian blackbox

2.9. Tools Analysis and Design Sistem Informasi


2.9.1. Flowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang

menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.

Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma

(Ladjamuddin: 2005).

Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses

dengan komputer, yaitu:

a. Flowchart Sistem

Flowchart sistem adalah bagan yang memperlihatkan

urutan proses dalam sistem dengan menunjukkan alat media


47

input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses

pengolahan data.

b. Flowchart Program

Flowchart program adalah bagan yang memperlihatkan

urutan instruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk

memecahkan masalah dalam suatu program.

2.9.2. Data Flow Diagram (DFD)

Pada tahap perancangan sistem dibutuhkan rancangan sistem

dalam suatu bagan yang menunjukkan prosedur-prosedur dari sistem

tersebut. Alat yang digunakan untuk merancang sistem ada

bermacam-macam, diantaranya adalah DFD dan Bagan Alir

(Flowchart).

Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik yang

menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang

diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan

keluaran (output) (Rosa: 2011).

DFD juga merupakan alat yang cukup populer karena dapat

menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur, jelas

dan merupakan dokumentasi dari sistem yang baik. Untuk

mempermudah pembacaan DFD disusun berdasarkan tingkatan atau

level dari atas ke bawah.


48

Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran

DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah,

yaitu :

a. Diagram Konteks (context diagram level 0)

Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu

proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal yang

digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan terminator

dengan sistem dalam suatu proses. Sedangkan hal yang tidak

digambarkan dalam diagram konteks adalah terminator

b. Diagram Zero (level 1)

Merupakan diagram yang berada diantara diagram konteks

dan diagram detail serta menggambarkan proses utama dari DFD.

Hal yang digambarkan dalam diagram zero adalah proses utama

dari sistem serta hubugan entity, proses, alur data, dan data store.

c. Diagram Detail (Primitif)

Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam

diagram zero. Diagram yang paling rendah yang tidak dapat

diuraikan lagi.

2.9.3. ERD (Entity Relationship Diagram)

Model Entity Relationship (ER) pertama kali diperkenalkan

oleh Charles Bachman pada tahun 1969-an. Kemudian diagram yang

juga mendeskripsikan struktur data ini dipopulerkan oleh Pin-Shan

Peter Chen pada tahun 1976. Pada saat ini, diagram ERD yang telah
49

berisi komponen-komponen entity set (representasi tabel) dan

relationship set (yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-

atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari sebagian dunia

nyata) dapat digambarkan lebih baik dan sistematis (Prahasta, 2009).

ERD (Entity Relationalship Diagram) adalah sebuah alat untuk

menunjukkan data yang berisi komponen-komponen himpunan

dengan entitas dan relasi yang digambarkan oleh data tersebut,

masing-masing entitas memiliki atribut (Jogiyanto: 2005).

Derajat hubungan antar entitas dapat di katagorikan dalam tiga

jenis, yaitu :

a. Derajat hubungan 1 : 1 (One to one)

Terjadi suatu hubungan yang hanya memiliki sebuah

hubungan yang satu dengan yang lain.

Gambar 2.6 Cardinality one to one

b. Derajat hubungan 1 : m (One to many) atau m :1 (Many to

one)

Terjadi apabila sebuah hubungan memiliki banyak

hubungan atau banyak hubungan memiliki sebuah hubungan lain.

Gambar 2.7 Cardinality One To Many / Many To One


50

c. Derajat hubungan m : m (Many to many)

Terjadi apabila banyak hubungan memiliki banyak

hubungan.

Gambar 2.8 Cardinality Many To Many

2.9.4. Normalisasi

Dengan pendekatan database, ingin dicapai agar program tidak

tergantung pada struktur dan teknik akses data (data independence)

serta data yang rangkap atau berulang-ulang dapat diminimalkan

sehingga memudahkan pemeliharaan data.

Suatu data atau file yang terdiri dari beberapa grup elemen

yang berulang-ulang perlu diorganisaikan kembali. Proses untuk

mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang

berulang-ulang ini disebut normalisasi (normalization). (Jogiyanto:

2005)

a. Bentuk Normal Pertama (1NF)

Dicapai bila tiap nilai atribut adalah tunggal. Kondisi ini

dapat diperoleh dengan menghapus semua elemen yang berulang

dalam suatu entitas

b. Bentuk Normal Kedua (2NF)


51

Bentuk Normal Kedua yaitu bentuk normal pertama dengan

menghilangkan atribut data yang tidak tergantung fungsional

penuh pada kandidat kunci.

c. Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Adalah bentuk normal kedua dengan menghilangkan semua

atribut data yang tergantung transitif pada kandidat kunci (tidak

adanya ketergantungan transitif).

2.9.5. Kamus Data

Kamus data adalah sistem fakta tentang data dan kebutuhan-

kebutuhan dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus

data analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem

dengan lengkap dan terstruktur. Kamus data dibuat pada tahap

analisis sistem dan perancangan suatu sistem. Pada tahap analisis,

kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem

dan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu

tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang

dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan, kamus

data digunakan untuk merancang input, laporan-laporan dan basis

data (Jogiyanto: 2005).

Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas

tentang data yang dicatatnya. Simbol dan notasi yang digunakan

dalam kamus data dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut ini:

Tabel 2.1 Notasi Kamus Data


(Jogiyanto: 2005)
52

No Simbol Keterangan
1. = Terdiri dari
2. + Dan
3. () Opsional
4. {} Pengulangan
5. [] Memilih salah satu dari sejumlah alternatif
6. ** Komentar
7. @ Identifikasi atribut kunci

2.9.6. Perangkat Lunak Dalam Pembuatan Sistem

Dalam pembuatan sistem, pemilihan perangkat lunak

merupakan salah satu hal pendukung keberhasilan dalam sistem.

Perangkat lunak yang digunakan dalam pengolahan data SIG

haruslah merupakan alat (tool) yang mudah digunakan, dan

memungkinkan melakukan organisasi, menyusun, menggambarkan,

dan menganalisis peta atau informasi spasial.

a. ArcGis

Dalam ArcGis Desktop pada umumnya mengunakan

ArcMap dan ArcCatalog. ArcMap adalah salah satu sub bagian

dari kesatuan software ArcGIS Desktop yang memiliki banyak

fungsi, mulai membuat, mengubah, menampilkan, melakukan

query dan analisis spasial hingga menghasilkan informasi spasial,

baik dalam bentuk peta maupun dalam bentuk report dalam

bentuk tabel (attribute).

b. Pengertian ArcMap
53

ArcMap merupakan modul utama di dalam ArcGis yang

digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing),

memilih (query), editing, composing dan publishing peta (GIS

Consortium Aceh–Nias: 2007).

Beberapa bagian ArcGis yang cukup penting antara lain

adalah :

1. Table of Contents (TOC)

Dapat diaktifkan dari Menu bar Windows > Table of

Content, merupakan list atau daftar isi data yang terdapat

dalam Map Area. TOC terdiri atas Data Frame yang berisi

layer-layer yang merepresentasikan data yang ada. Beberapa

aksi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain:

a. Mengatur susunan layer-layer yang ada.

b. Melihat sistem koordinat yang digunakan.

c. Membuka tabel attribut data spasial.

2. ArcToolbox

Merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk

melaksanakan operasi-operasi tertentu. Toolbox dapat

diaktifkan dari menu Window > ArcToolbox atau dengan

mengklik icon ArcToolbox pada menu Toolbar Standar.

3. Toolbar
54

Merupakan kumpulan tool yang diletakkan di dalam bar.

Secara logis toolbar memiliki tools yang berkaitan secara erat

dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu. Sebagaimana

layaknya aplikasi modern lainnya yang mengandung konsep

user friendly, toolbar dapat ditampilkan atau tidak

ditampilkan, dikustomasi sesuai keinginan kita dan lain-lain

(sama seperti pada Ms. Office).

4. ArcCatalog

ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang

digunakan untuk menjelajah (browsing), mengatur

(organizing), membagi (distribution) dan menyimpan

(documentation) data–data SIG. Secara sederhana, fungsi dari

ArcCatalog ialah manajemen data. .

5. Table

Table digunakan untuk menampilkan informasi tentang

feature yang ada di dalam suatu view. Sebagai contoh

menjelaskan tentang Jakarta Barat disiapkan tabel yang berisi

data-data pemukiman kumuh.

2.9.7. MapGuide Maestro

MapGuide merupakan salah satu konsep dasar dari sebuah

platform web-based yang memungkinkan penggunanya untuk

mempercepat proses pengembangan dan penyebaran aplikasi petanya

dalam bentuk web dan web geospasial. program aplikasi statistika


55

yang banyak digunakan untuk mempermudah pengolahan data

statistik. MapGuide Open Source merupakan aplikasi pemetaan

online (web-based mapping) dan dikembangkan dan didukung oleh

OSGEO Foundation. Mapguide dapat dikembangkan di Linux atau

Windows dan dapat didukung oleh Apache atau IIS, sedangkan

bahasa pemrograman yang dapat dipergunakan adalah ASP .NET,

PHP, Java dan Javascript. (Sumber

http://mapguide.osgeo.org/home.html ).

2.10. PHP (Hipertext Preprocessor)


PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan

sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan Web yang disisipkan

pada dokumen HTML (Peranginangin: 2006). Penggunaan PHP

memungkinkan Web dapat dibuat dinamis sehingga pemeliharaan situs Web

tersebut menjadi lebih mudah. PHP ditulis menggunakan bahasa C.

PHP diciptakan pertama kali oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994.

Awalnya, PHP digunakan untuk mencatat jumlah serta untuk mengetahui

siapa saja penjunjung pada homepage-nya. Rasmus Lerdorf adalah salah

seorang pendukung open source. Oleh karena itu, ia mengeluarkan Personal

Home Page Tools versi 1.0 secara gratis, kemudian menambah kemampuan

PHP 1.0 dan meluncurkan PHP 2.0. Pada tahun 1996, PHP telah banyak

digunakan dalam website didunia. Sebuah kelompok pengembang software

yang terdiri dari Rasmus, Zeew Suraski, Andi Gutman, Stig Bakken, Shane

Caraveo, dan Jim Winstead bekerja sama untuk menyempurnakan PHP 2.0.
56

Akhirnya, pada tahun 1998, PHP 3.0 diluncurkan. Penyempurnaan terus

dilakukan sehingga pada tahun 2000 dikeluarkan PHP 4.0. tidak berhenti

sampai di situ, kemampuan PHP terus ditambah, dan saat buku ini disusun,

versi terbaru telah dikeluarkan adalah PHP 5.0.x.

2.11. MySQL
MySQL adalah suatu Relational Database Management System

(RDBMS) yang mendukung database yang terdiri dari sekumpulan relasi

atau tabel (Peranginangin, 2006). Banyak Relational Database Management

System (RDBMS) yang tersedia, tetapi MySQL khususnya sangat cocok

untuk bekerja sama dengan PHP. Bagaimanapun, konsep dasar SQL tetap

sama apa pun jenis database yang Anda pergunakan.

MySQL dilepaskan dengan suatu lisensi open source, dan tersedia

secara cuma-cuma. MySQL bekerja pada berbagai sistem operasi, dan

banyak masalah. MySQL bekerja dengan cepat dan baik dengan data yang

besar. PHP menyediakan banyak fungsi untuk mendukung database

MySQL.

Anda mungkin juga menyukai