Anda di halaman 1dari 5

IV.

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau secara geografis terletak pada


105o49’00” – 106o04’00” Bujur Timur dan 06o07’30” - 06o18’00” Lintang
Selatan. Lokasi dan topografi DAS Cidanau dapat dilihat pada Gambar 5. DAS
Cidanau termasuk dalam Satuan Wilayah Sungai (SWS) Cidanau-Ciujung-
Cidurian. Secara administrasi DAS Cidanau berada di Kabupaten Serang dan
Kabupaten Pandeglang, yang meliputi lima kecamatan yakni Padarincang,
Ciomas, Mancak, Pabuaran, dan Cinangka. Di sebelah Utara berbatasan dengan
Gunung Tukung Gede dan G. Saragean, di bagian Timur berbatasan dengan G.
Pule dan G. Karang, di sebelah Selatan berbatasan dengan G. Sangkur, G.
Aseupan dan Condong, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda.

Gambar 5 Topografi DAS Cidanau (Sumber: Baba et al.,2001)

Luas DAS Cidanau jika dihitung dari muara adalah 22-620 ha. DAS
Cidanau memiliki ekosistem rawa basah yang disebut Rawa Danau (Caldera)
dengan luasan 2-500 ha (Baba et al. 2001), namun jika dihitung dari dari titik
outlet yaitu bendungan Rumah Pompa, maka luasan DAS Cidanau adalah 21-657
28

ha. Luasan dari titik outlet inilah yang dijadikan acuan untuk meningkatkan
ketersediaan air, serta diharapkan menjadi potensi untuk memenuhi kebutuhan air
masyarakat, industri dan lainnya.
Titik outlet sungai yang diukur berada pada 105°52'3.86" Bujur Timur dan
06°08'21.01" Lintang Selatan. Titik outlet berada pada Intake Rumah Pompa I
KTI yang memompakan air dari Sungai Cidanau ke water treatment plant (WTP)
Kerenceng.

4.1 Iklim
Kondisi iklim di DAS Cidanau dapat dilihat dari Tabel 2. Data iklim
tersebut berdasarkan rekaman data dari Stasiun BMKG Kelas III Serang dari
tahun 1989 sampai 2010.
Tabel 2 Kondisi iklim DAS Cidanau
Suhu Curah Kec.
ET0 Radiasi
Bulan Rata-rata RH (%) Hujan Angin
(mm/bln) (Mj/m2)
(oC) (mm/bln) (m/s)
Jan 26.5 83.5 339.15 110.0 2.1 14.6
Feb 26.3 84.7 338.47 101.2 2.1 14.2
Mar 26.6 83.5 227.76 123.0 2.1 16.3
Apr 26.9 83.1 180.82 119.0 1.8 16.1
Mei 27.0 82.8 136.40 121.3 1.5 16.0
Jun 26.6 81.6 99.26 109.8 1.6 15.1
Jul 26.3 79.9 74.95 122.8 1.7 16.2
Agust 26.3 78.7 70.35 132.0 1.7 17.5
Sep 26.7 78.0 74.15 136.3 1.7 18.6
Okt 26.9 79.0 118.93 136.3 1.8 18.0
Nop 26.8 80.8 193.05 120.4 1.9 16.4
Des 26.6 82.2 269.05 113.0 2.1 15.4

4.2 Kondisi Tanah


Karakteristik tanah DAS Cidanau telah dikelompokkan berdasarkan
penelitan Setiawan et al (2003) kedalam 9 jenis tipe tanah (Tabel 3). Peta jenis
tanah ini digunakan dalam simulasi MWSWAT di Sungai Cidanau dan dapat
dilihat pada Gambar 6.
29

Tabel 3 Karakteristik tanah DAS Cidanau


Persentasi dari
Jenis Tanah Luas (ha)
DAS (%)
As Lat Cok & Latosol Cok Kekuningan 3365.582 14.879
Asosiasi Glei Humus & Aluvial 6354.782 28.094
Latosol Coklat Kemerahan 2773.532 12.261
Kom Gromusol, Regosol & mediteran 114.429 0.506
Latosol Coklat 2012.237 8.896
As Lat Cok Kem & Latosol Coklat 2649.598 11.714
Regosol Kelabu Kekuningan 1978.478 8.747
Aluvial Kelabu Tua 255.698 1.130
Latosol Merah Kekuningan 2560.934 11.322
Total 22065.269 97.548

Gambar 6 Peta jenis tanah DAS Cidanau (Baba et al.,1999)

4.3 Tata Guna Lahan


Tata guna lahan di DAS Cidanau telah mengalami perubahan yang cukup
signifikan. Berdasarkan data tata guna lahan yang peroleh dari olahan citra Satelit
Landsat hutan primer di DAS Cidanau telah mengalami penurunan luasan dari
5-893 ha di tahun 2006 menjadi 3-617 di tahun 2010 dengan laju penurunan
0.70%. Penurunan ini dapat disebabkan oleh pembalakan kayu dan alih fungsi
lahan dan ditandai dengan penambahan luas kebun sebesar 0.28% setiap
tahunnya. Perubahan tata guna lahan di DAS Cidanau dapat dilihat pada Lampiran
2.
30

Tabel 4 Tata guna lahan DAS Cidanau


Luas (ha)
Tata Guna Lahan
Tahun 2006 Tahun 2008 Tahun 2010
Badan Air 31.152 32.712 48. 201
Hutan Primer 5893. 389 4400.723 3616.835
Hutan Sekunder 3550.534 4482.211 4820.558
Kebun Campuran 1429.557 1768.550 2346.863
Hutan Rawa Primer 1037.392 850.447 736.840
Hutan Rawa Sekunder 450.915 617.767 634.705
Lahan Rawa 756.517 915.197 821.230
Ladang/Tegalan 419.661 608.007 571.020
Sawah 4971.408 3772.073 3817.257
Semak Belukar 493.455 1463.697 1120.762
Rerumputan 1968.115 2128.399 1849.984
Pemukiman 889.593 907.734 1543.466
Total 21891.686 21947.517 21927.722

Tata guna lahan terbesar saat ini dari total luasan DAS Cidanau adalah
wilayah hutan (hutan primer dan sekunder) yakni 37.30% dari total luasan DAS.
Luasan sawah mendominasi tata guna lahan di DAS Cidanau setelah hutan dengan
luasan 16.88%. Daerah rawa yang merupakan kawasan Cagar Alam Cidanau juga
mengalami perubahan. Pada tahun 2006 kawasan rawa memiliki luasan 2245 ha,
selanjutnya 2383 ha di tahun 2008 dan saat ini hanya memiliki luasan 2193 ha.

4.4 Kemiringan Lahan


Faktor kemiringan lahan turut mempengaruhi besarnya debit yang keluar
dari outlet. Lahan dengan kemiringan yang curam memiliki potensi runoff dan
erosi yang tinggi jika terjadi hujan. Pemilihan tutupan lahan yang tepat serta
manajemen pengelolaan lahan yang baik akan menurunkan tingkat kerusakan
yang dapat ditimbulkan. Kemiringan lahan di DAS Cidanau rata-rata berkisar
antara 0 – 3 % dengan sebaran 34.43 % dari luasan DAS Cidanau.
Tabel 5 Kemiringan lahan DAS Cidanau
Kemiringan (%) Luas (ha) Persentasi dari DAS (%)
0-3 7786.652 34.424
3-8 3006.921 13.293
8-15 3212.085 14.200
15-30 4316.146 19.081
30-45 1714.241 7.578
45-65 919.688 4.066
>>65 238.278 1.053
Total 21195.249 95.023
31

Gambar 7 Peta Kemiringan lahan DAS Cidanau

Sebaran kemiringan lahan yang landai (0-3%) di DAS Cidanau didominasi


oleh tutupan lahan sawah, terutama di daerah kaldera. Kemiringan lereng yang
sangat curam relatif sedikit, yakni hanya pada puncak-puncak gunung atau bukit
dengan luasan hanya 1.05% dari luasan DAS.

Anda mungkin juga menyukai