Disusun oleh :
Disusun Oleh :
Metode yang umum digunakan untuk memperkirakan besarnya erosi adalah metode
Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikembangkan oleh Weschmeier dan Smith.
USLE memungkinkan pendugaan laju rata–rata erosi suatu lahan tertentu pada suatu
kecuraman lereng dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam pertanaman dan tindakan
pengelolaan (konservasi tanah) yang mungkin dilakukan atau yang sedang dipergunakan
(Arsyad, 1989: 248). USLE adalah suatu model erosi yang dirancang untuk memprediksi
ratarata erosi jangka panjang dari erosi lembar atau alur pada keadaan tertentu. Menurut
Arsyad (1989: 237), prediksi erosi merupakan metode untuk memperkirakan laju erosi yang
akan terjadi dari tanah yang akan digunakan dalam penggunaan lahan dan pengelolaan
tertentu. Jika laju erosi masih dapat dibiarkan atau ditoleransikan sudah ditetapkan maka dapat
ditentukan kebijakan penggunaan lahan dan tindakan konservasi tanah yang diperlukan agar
tidak terjadi kerusakan tanah sehingga tanah dapat dipergunakan secara lestari. Menurut
Wischmeier dan Smith dalam Hardjowigeno (1987: 138), untuk memperkirakan besarnya
erosi yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :
A=R× K × L× S ×C × P
A = Banyaknya kehilangan tanah per satuan luas lahan. Besarnya kehilangan tanah atau
erosi dalam hal ini hanya terbatas pada erosi kulit dan erosi alur. Tidak termasuk erosi
yang berasal dari tebing sungai dan juga tidak termasuk sedimen yang terendapkan di
bawah lahan-lahan dengan kemiringan besar. (ton/ha/th).
R = Faktor erosivitas curah hujan dan air larian untuk daerah tertentu. Faktor R juga
merupakan angka indeks yang menunjukkan besarnya tenaga curah hujan yang dapat
menyebabkan terjadinya erosi.
K = Faktor erodibilitas tanah untuk horison tanah tertentu, dan merupakan kehilangan
tanah per satuan luas untuk indeks erosivitas tertentu. Faktor K adalah indeks
erodibilitas tanah, yaitu angka yang menunjukkan mudah tidaknya partikel-partikel
tanah terkelupas dari agreget tanah oleh gempuran air hujan atau air larian.
L = Faktor panjang lereng yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan
perbandingan antara besarnya kehilagan tanah untuk panjang lereng tertentu dengan
besarnya kehilangan tanah untuk panjang lereng 72,6 ft.
S = Faktor gradien (beda) kemiringan yang tidak mempunyai satuan dan merupakan
bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah untuk tingkat kemiringan
lereng tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk kemiringan lereng 9%.
C = Faktor (pengelolaan) cara bercocok tanam yang tidak mempunyai satuan dan
merupakan bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah pada kondisi cara
bercocok tanam yang diinginkan dengan besarnya kehilangan tanah pada keadaan
tilled continouos fallow.
P = Faktor praktik konservasi tanah (cara mekanik) yang tidak mempunyai satuan dan
merupakan bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah pada kondisi
usaha konservasi tanah ideal (misalnya, teknik penanaman sejajar garis kontur,
penanaman dalam teras, penanaman dalam larikan) dengan besarnya kehilangan tanah
pada kondisi penanaman tegak lurus terhadap garis kontur.
Besarnya erosi yang terjadi pada suatu wilayah adalah dengan memperkirakan jumlah
kehilangan tanah maksimum yang akan terjadi pada sebidang lahan dengan catatan apabila
pengelolaan tanaman dan konservasi tanah tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu
yang panjang.
Berikut adalah data-data yang digunakan pada perhitungan erosi dan sedimentasi
1. Perhitungan Hujan Rata-rata Daerah Bulanan Sub DAS Lesti Tahun 2013
Rerata Daerah
No. Bulan Jml Hari
P (mm)
hujan (hari)
1 Januari 21 515
2 Februari 19 321
3 Maret 61 332
4 April 11 237
5 Mei 3 107
Rerata Daerah
No. Bulan Jml Hari
P (mm)
hujan (hari)
6 Juni 1 39
7 Juli 0 32
8 Agustus 0 12
9 September 1 52
10 Oktober 0 70
11 November 7 219
12 Desember 13 387
Jumlah 137 2323
3. Kemiringan Lereng
Dimana:
P = curah hujan bulanan
D = jumlah hari hujan per bulan
M = hujan maksimum selama 24 jam pada bulan tersebut.
Dengan menggunakan data hujan rerata bulanan daerah maka dihasilkan I30 dan R
seperti tabel berikut:
Dimana:
M = ukuran butir tekstur tanah
α = kandungan bahan organic (% C x1,724)
b = harkat struktur tanah
c = harkat permeabilitas tanah
Untuk daerah Sub DAS Lesti didapatkan nilai K sebesar 0,095151 mengacu pada
Jurnal
No. Bulan R K L S C P A
R = 245,831 mm
K = 0,095151
L = 25000 m
S = 0,138
C = 0,2
P = 0,5
A=8069,90 ton/ha/thn
Sehingga untuk daerah padang rumput, sawah irigasi, ladang, dan sawah tadah hujan
didapatkan nilai erosi sebesar 34530,59 ton/ha/thn.
Dikarenakan nilai C, L, dan S pada setiap tata guna lahan berbeda maka dilakukan perhitungan serupa
pada setiap daerah sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
Untuk C = 0,3 merupakan daerah permukiman
No. Bulan R K L S C P A
No. Bulan R K L S C P A
No. Bulan R K L S C P A
No
Tata Guna Lahan Nilai C Jumlah Erosi
.
Padang rumput, sawah
1. irigasi, ladang, sawah tadah 0,2 34530,59 ton/ha/thn
hujan
2. Permukiman 0,3 1080,96 ton/ha/thn
3. Sungai 0,8 5364,75 ton/ha/thn
4. Semak belukar, kebun 0,1 17265,29 ton/ha/thn
Jumlah 58241,593 ton/ha/thn
Maka erosi yang terjadi di Sub DAS Lesti yaitu sebesar 58241,593 ton/ha/thn.
Setelah didapatkan hasil erosi setiap tahun pada setiap guna lahan maka selanjutnya
menghitung besarnya muatan sedimen yang dapat larut dalam sungai atau ujungnya
mengendap pada waduk disekitar DAS, dalam kasus ini karena Sub DAS yang dihitung
adalah Sub DAS Lesti yang bermuara pada Waduk Sengguruh maka dapat dihitung besarnya
sedimen yang kemungkinan akan mengendap atau terangkut ke Waduk Sengguruh
menggunakan Metode SDR (Sediment Delivery Ratio)
Dimana:
Muatan Sedimen (MS) diperoleh melalui pendekatan hasil prediksi erosi, dengan rumus:
MS= A × SDR
Dimana:
A
No. Bulan SDR MS
C = 0.2
1 Januari 8069.902 0.021 170.473
2 Februari 3715.582 0.021 78.490
3 Maret 2400.112 0.021 50.701
4 April 3121.068 0.021 65.931
5 Mei 2066.449 0.021 43.653
6 Juni 1136.200 0.021 24.002
7 Juli 0.000 0.021 0.000
8 Agustus 0.000 0.021 0.000
9 September 1868.954 0.021 39.481
10 Oktober 0.000 0.021 0.000
11 November 4331.537 0.021 91.502
12 Desember 7820.786 0.021 165.210
Jumlah 729.442
A
No. Bulan SDR MS
C = 0.3
1 Januari 252.623 0.021 5.337
2 Februari 116.314 0.021 2.457
3 Maret 75.134 0.021 1.587
4 April 97.703 0.021 2.064
5 Mei 64.689 0.021 1.367
6 Juni 35.568 0.021 0.751
7 Juli 0.000 0.021 0.000
8 Agustus 0.000 0.021 0.000
9 September 58.506 0.021 1.236
10 Oktober 0.000 0.021 0.000
11 November 135.596 0.021 2.864
12 Desember 244.825 0.021 5.172
Jumlah 22.835
A
No. Bulan SDR MS
C = 0.8
1 Januari 1253.759 0.021 26.485
A
No. Bulan SDR MS
C = 0.8
2 Februari 577.261 0.021 12.194
3 Maret 372.887 0.021 7.877
4 April 484.896 0.021 10.243
5 Mei 321.048 0.021 6.782
6 Juni 176.523 0.021 3.729
7 Juli 0.000 0.021 0.000
8 Agustus 0.000 0.021 0.000
9 September 290.365 0.021 6.134
10 Oktober 0.000 0.021 0.000
11 November 672.958 0.021 14.216
12 Desember 1215.055 0.021 25.667
Jumlah 113.328
A
No. Bulan SDR MS
C = 0.1
4034.95
1 Januari 0.021 85.236
1
1857.79
2 Februari 0.021 39.245
1
1200.05
3 Maret 0.021 25.351
6
1560.53
4 April 0.021 32.966
4
1033.22
5 Mei 0.021 21.826
4
6 Juni 568.100 0.021 12.001
7 Juli 0.000 0.021 0.000
8 Agustus 0.000 0.021 0.000
9 September 934.477 0.021 19.740
10 Oktober 0.000 0.021 0.000
2165.76
11 November 0.021 45.751
8
3910.39
12 Desember 0.021 82.605
3
Jumlah 364.721
A = 4034,951 ton/ha/thn
Luas DAS Lesti = 19648,253 ha SDR=0,41 × Luas DAS−0,3
SDR=0,41 ×19648,253−0,3
SDR=0,021
MS=SDR × A
MS=0,021 × 4034,951
MS=85,236 ton/ha/thn
Rekapitulasi Muatan Sedimen yang terjadi pada setiap daerah dalam Tahun 2013
No
Tata Guna Lahan Nilai C Jumlah Erosi
.
Padang rumput, sawah
1. irigasi, ladang, sawah tadah 0,2 729,442 ton/ha/thn Maka
hujan muatan
2. Permukiman 0,3 22,835 ton/ha/thn sedimen
3. Sungai 0,8 113,328 ton/ha/thn
4. Semak belukar, kebun 0,1 364,721 ton/ha/thn yang
Jumlah 1230,325 ton/ha/thn
kemungkinan terangkut atau mengendap di Waduk Sengguruh yaitu sebesar 1230,325
ton/ha/thn.
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan erosi menggunakan metode PUKT atau USLE pada Sub DAS Lesti
Tahun 2013 terdapat erosi sebesar 58241,593 ton/ha/thn dengan pembagian tata guna lahan
berupa 1) padang rumput, sawah irigasi, ladang, sawah tadah hujan; 2) permukiman; 3)
sungai; dan 4) semak belukar, kebun.
Sedangkan muatan sedimen yang berada di Sub DAS Lesti dan kemungkinan terangkut
menuju Waduk Sengguruh yaitu sebesar 1230,325 ton/ha/thn, mengingat Waduk Sengguruh
merupakan muara dari Sub DAS Lesti maka erosi dan sedimentasi yang terangkut sepanjang
Sub DAS Lesti akan terendapkan di Waduk Sengguruh.
PERBAIKAN PERHITUNGAN EROSI PADA SUB DAS LESTI
Dimana:
P = curah hujan bulanan
D = jumlah hari hujan per bulan
M = hujan maksimum selama 24 jam pada bulan tersebut.
Dengan menggunakan data hujan rerata bulanan daerah maka dihasilkan I30 dan R
seperti tabel berikut:
Dimana:
M = ukuran butir tekstur tanah
α = kandungan bahan organic (% C x1,724)
b = harkat struktur tanah
c = harkat permeabilitas tanah
Untuk daerah Sub DAS Lesti didapatkan nilai K seperti berikut:
Setelah semua data didapatkan malah perhitungan erosi dari bulan Januari-Desember Tahun
2013 dapat ditabelkan sebagai berikut:
Jenis Tata
No Bulan Rb K LS C P A
Guna Lahan
1 Januari 15,511 0,304 11,6 0,01 0,22 0,12
2 Februari 7,142 0,304 11,6 0,01 0,22 0,06
3 Maret 6,766 0,304 11,6 0,01 0,22 0,05
4 April 5,999 0,304 11,6 0,01 0,22 0,05
5 Mei 3,972 0,304 11,6 0,01 0,22 0,03
6 Juni Hutan dan 2,184 0,304 11,6 0,01 0,22 0,02
7 Juli Sawah 0 0,304 11,6 0,01 0,22 0,00
8 Agustus 0 0,304 11,6 0,01 0,22 0,00
9 September 3,592 0,304 11,6 0,01 0,22 0,03
10 Oktober 0 0,304 11,6 0,01 0,22 0,00
11 November 8,325 0,304 11,6 0,01 0,22 0,06
12 Desember 15,032 0,304 11,6 0,01 0,22 0,12
Jumlah 0,53
Jenis Tata
No Bulan Rb K LS C P A
Guna Lahan
1 Januari 15,511 0,191 0,4 0,1 0,15 0,02
2 Februari 7,142 0,191 0,4 0,1 0,15 0,01
3 Maret 6,766 0,191 0,4 0,1 0,15 0,01
4 April 5,999 0,191 0,4 0,1 0,15 0,01
5 Mei 3,972 0,191 0,4 0,1 0,15 0,00
6 Juni 2,184 0,191 0,4 0,1 0,15 0,00
Permukiman
7 Juli 0 0,191 0,4 0,1 0,15 0,00
8 Agustus 0 0,191 0,4 0,1 0,15 0,00
9 September 3,592 0,191 0,4 0,1 0,15 0,00
10 Oktober 0 0,191 0,4 0,1 0,15 0,00
11 November 8,325 0,191 0,4 0,1 0,15 0,01
12 Desember 15,032 0,191 0,4 0,1 0,15 0,02
Jumlah 0,08
Jenis Tata
No Bulan Rb K LS C P A
Guna Lahan
1 Januari 15,511 0,315 3,4 0,3 1 4,98
Semak
2 Februari 7,142 0,315 3,4 0,3 1 2,29
belukar
3 Maret 6,766 0,315 3,4 0,3 1 2,17
Jenis Tata
No Bulan Rb K LS C P A
Guna Lahan
4 April 5,999 0,315 3,4 0,3 1 1,93
5 Mei 3,972 0,315 3,4 0,3 1 1,28
6 Juni 2,184 0,315 3,4 0,3 1 0,70
7 Juli 0 0,315 3,4 0,3 1 0,00
8 Agustus 0 0,315 3,4 0,3 1 0,00
9 September 3,592 0,315 3,4 0,3 1 1,15
10 Oktober 0 0,315 3,4 0,3 1 0,00
11 November 8,325 0,315 3,4 0,3 1 2,67
12 Desember 15,032 0,315 3,4 0,3 1 4,83
Jumlah 22,02
Jenis Tata
No Bulan Rb K LS C P A
Guna Lahan
1 Januari 15,511 0,323 3,4 0,32 0,35 1,91
2 Februari 7,142 0,323 3,4 0,32 0,35 0,88
3 Maret 6,766 0,323 3,4 0,32 0,35 0,83
4 April 5,999 0,323 3,4 0,32 0,35 0,74
5 Mei 3,972 0,323 3,4 0,32 0,35 0,49
6 Juni 2,184 0,323 3,4 0,32 0,35 0,27
Tegalan
7 Juli 0 0,323 3,4 0,32 0,35 0,00
8 Agustus 0 0,323 3,4 0,32 0,35 0,00
9 September 3,592 0,323 3,4 0,32 0,35 0,44
10 Oktober 0 0,323 3,4 0,32 0,35 0,00
11 November 8,325 0,323 3,4 0,32 0,35 1,02
12 Desember 15,032 0,323 3,4 0,32 0,35 1,85
Jumlah 8,43
Jenis Tata
No Bulan Rb K LS C P A
Guna Lahan
1 Januari 15,511 0,346 7,8 0,2 0,35 2,93
2 Februari 7,142 0,346 7,8 0,2 0,35 1,35
3 Maret 6,766 0,346 7,8 0,2 0,35 1,28
4 April 5,999 0,346 7,8 0,2 0,35 1,13
5 Mei 3,972 0,346 7,8 0,2 0,35 0,75
6 Juni Kebun/Perke 2,184 0,346 7,8 0,2 0,35 0,41
7 Juli bunan 0 0,346 7,8 0,2 0,35 0,00
8 Agustus 0 0,346 7,8 0,2 0,35 0,00
9 September 3,592 0,346 7,8 0,2 0,35 0,68
10 Oktober 0 0,346 7,8 0,2 0,35 0,00
11 November 8,325 0,346 7,8 0,2 0,35 1,57
12 Desember 15,032 0,346 7,8 0,2 0,35 2,84
Jumlah 12,95
Sehingga jumlah erosi pada semua tata guna lahan sebesar 44 ton/ha/tahun.
Setelah didapatkan hasil erosi setiap tahun pada setiap guna lahan maka selanjutnya
menghitung besarnya muatan sedimen yang dapat larut dalam sungai atau ujungnya
mengendap pada waduk disekitar DAS, dalam kasus ini karena Sub DAS yang dihitung
adalah Sub DAS Lesti yang bermuara pada Waduk Sengguruh maka dapat dihitung besarnya
sedimen yang kemungkinan akan mengendap atau terangkut ke Waduk Sengguruh
menggunakan Metode SDR (Sediment Delivery Ratio)
Dimana:
Muatan Sedimen (MS) diperoleh melalui pendekatan hasil prediksi erosi, dengan rumus:
MS= A × SDR
Dimana:
= 18263 ton/thn
= 14062,24 m3/thn
Diketahui Volume tampungan mati Waduk Sengguruh pada Tahun 2012 sebesar 503923,980
m3. Sehingga apabila dihitung sisa usia guna waduk sengguruh, sbb:
503923,98
Sisa usia guna waduk =
14062,24
= 36 tahun
Tamp. Mati
Volume
Sedimen
Diketahui volume sedimentasi yang akan mengendap di Waduk Sengguruh sebesar 14062,24
m3/thn = 0,014 juta m3/tahun. Apabila diperiksa pada Lengkung Kapasitas, volume sebesar
0,014 juta m3/tahun masih berada dibawah tampungan mati dan diperkirakan pada 36 tahun
mendatang tampungan mati akan penuh.