Anda di halaman 1dari 16

Mendukung Pengembangan Arsitektur Nusantara

SAYEMBARA DESAIN
ARSITEKTUR NUSANTARA 2 - 2014

Term Of Reference
A. Nama Sayembara :

“ SAYEMBARA DESAIN ARSITEKTUR


NUSANTARA 2014 ”
B. Tema :

Desa Wisata Nusantara

C. Penyelenggara
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Himpunan Desainer Interior
Indonesia (HDII), Green Building Council Indonesia (GBCI),
INIAS Resource Center, Yayasan Rumah Asuh dan El John
Pageants Indonesia
D. Jadwal
1. Peluncuran Sayembara : 8 Agustus 2014 di acara Malam
Arsitektur Nusantara 2, Cendrawasih Room, Jakarta
Convention Center.
2. Pendaftaran peserta : 1 Oktober 2014 – 31 Januari 2015
melalui website arsitekturnusantara.propanraya.com.
3. Publikasi melalui profesional gathering bersama para arsitek
dan desainer interior profesional di beberapa kota : Oktober -
November 2014
4. Hari terakhir pemasukan karya: 28 Februari 2015
5. Penjurian tahap 1 (dilakukan oleh juri secara perseorangan):
Maret 2015
6. Penjurian tahap 2 (penentuan para finalis oleh seluruh dewan
juri) : Maret 2015
7. Persentasi karya oleh setiap finalis : Maret 2015
8. Inagurasi Pemenang : Agustus 2015
E. Penghargaan & Hadiah Untuk Pemenang
Pemenang Utama 1 mendapatkan uang tunai sebesar
Rp 100.000.000,- & produk cat senilai Rp 15.000.000,-
Pemenang Utama 2 mendapatkan uang tunai sebesar
Rp 75.000.000,- & produk cat senilai Rp 10.000.000,-
Pemenang Utama 3 mendapatkan uang tunai sebesar
Rp 50.000.000,- & produk cat senilai Rp 10.000.000,-

3 (Tiga) Pemenang Harapan masing-masing mendapatkan


uang tunai sebesar Rp 25.000.000,- & produk cat senilai Rp
5.000.000,-
Note : Cat yang diberikan adalah cat tembok premium exterior/interior produksi
Propan Raya.
Penghargaan Lain
Karya pemenang dan Nominasi dari peserta Sayembara
akan diterbitkan dalam jurnal / buku “Eksplorasi Desain
Arsitektur Desa Wisata Nusantara” serta ditampikan
dalam website khusus.
Semua peserta yang mengirimkan hasil karya, namanya
akan dicantumkan dalam jurnal / buku “Eksplorasi Desain
Arsitektur Desa Wisata Nusantara” serta ditampilkan
dalam website khusus.

F. Pengumuman Pemenang
1. Panitia menentukan pemenang setelah diadakan penilaian oleh
dewan juri yang keputusannya tidak dapat diganggu gugat.
2. Para juara akan dihubungi oleh panitia lomba.
3. Panitia diberikan hak sepenuhnya untuk melakukan publikasi
atas karya peserta dalam bentuk media cetak. digital, siaran
radio/televisi, pameran dan bentuk publikasi lainnya.
4. Panitia tidak bertanggung jawab atas segala bentuk penipuan
yang mungkin terjadi dengan mengatasnamakan perusahaan.
SYARAT DAN KETENTUAN

1. Kriteria Peserta:
a. WNI dengan usia maksimal 40 tahun pada tahun 2014
serta berdomisili di Indonesia atau luar negeri.
b. Tim terdiri dari minimal 2 orang dengan ketua tim adalah
arsitek yang merupakan anggota IAI, serta anggota tim
yang terdiri dari berbagai profesi lainnya, seperti desainer
interior, sosiolog, planator, antropolog dan profesi lainnya.
Maksimum jumlah peserta dalam 1 tim tidak dibatasi.
2. Peserta sedang tidak terlibat dalam proses hukum pidana yang
diancam dengan hukuman penjara.
3. Pendaftaran dilakukan atas nama ketua tim dan pendaftar
tersebut adalah orang yang bertanggung jawab atas karya yang
diikutsertakan pada sayembara.
4. Setiap karya yang didaftarkan menjadi milik PT Propan Raya
selaku pihak panitia penyelenggara.
5. Hadiah tidak dapat dialihkan dan ditukarkan dalam bentuk
lainnya.
6. Panitia penyelenggara berhak mengganti hadiah dengan produk
lain yang senilai.
7. Peserta maupun pemenang yang terbukti mendaftarkan diri
dengan data pribadi palsu atau melakukan kecurangan dalam
kompetisi ini, didiskualifikasi dan tidak berhak menerima
kompensasi atau hadiah dalam bentuk apapun.
8. Karya yang diikutsertakan harus karya orisinal dan bukan karya
orang lain atau modifikasi dari karya orang lain. Setiap
pelanggaran hak cipta akan ditanggung sendiri akibatnya oleh
pihak peserta dan membebaskan PT. Propan Raya dari segala
tuntutan hukum.
9. Syarat dan ketentuan ini diatur oleh hukum Indonesia.
10. Panitia berhak mendiskualifikasi tim atau karya yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang sudah disebutkan di atas.
PENGIRIMAN HASIL KARYA

1. Pengiriman hasil karya menyertakan fotokopi tanda identitas


diri (KTP atau passport) dari setiap anggota tim. Khusus ketua
tim harus melampirkan tambahan fotokopi anggota IAI.
2. Hasil karya yang dikumpulkan ada dua bentuk:
a. Materi lomba disampaikan dalam media penyajian yang dibuat
dalam format kertas A1, termasuk konsep dan skematik desain
(maksimal 3 lembar). Setiap lembar harus bersih dari identitas
diri dan nomor registrasi.
b. Ketentuan hasil karya (soft copy) berupa file gambar berformat
digital (JPG, atau pdf) dengan resolusi 300 pixel/inch dan
gambar 3D high resolution, resolusi 300 dpi, frame/scene yang
memiliki ukuran minimal 1500 pixel pada sisi terpendek atau
ukuran minimal 25 x 34 cm (minimal file 20 MB).
c. Lengkapi dengan penyajian hasil karya dalam format power
point untuk presentasi pada proses final penjurian.
3. Materi karya harus diserahkan sebanyak 1 set, sesuai dengan
ketentuan pada point nomor 2.
4. Skala desain:
a. Site plan 1 : 500
b. Potongan kawasan 1 : 500
c. Denah tampak bangunan 1 : 100 atau 1 : 200
d. Detail arsitektur dengan skala bebas.
5. Perspektif eksterior, perspektif interior dan perspektif kawasan.
6. Formulir pendaftaran yang sudah ditandatangani oleh ketua tim
harap dimasukkan ke dalam amplop terpisah dan dikirimkan
bersama dengan hasil karya ke sekretariat sayembara
PT. PROPAN RAYA melalui pos atau kurir.

Alamat pengiriman karya :


PT. PROPAN RAYA
Jl. Gatot Subroto km.8 Tangerang 15810, Indonesia
Telp: +62 21 59303333 ( U/P: Geti Witayani )
Email: eventpropan@propanraya.com
OVERVIEW SAYEMBARA

1. Merevitalisasi fasilitas umum untuk wisatawan yang berkunjung


ke desa wisata yang ditetapkan sebagai objek sayembara.
2. Membuat icon di desa tersebut memiliki keunikan dan ciri khas
tersendiri, yang membedakan dirinya dengan desa lain.
3. Sayembara Desa Wisata Nusantara merupakan sayembara
desain arsitektur dengan tujuan tercapainya peningkatan taraf
hidup penduduk setempat melalui keunikan arsitektur, seni,
budaya dan kuliner. Dalam rangka menunjang sapta pesona,
maka desa wisata pun harus bersih, aman dan nyaman bagi
wisatawan.

Lokasi Lahan
Lokasi lahan ditetapkan dalam proses registrasi. Setiap
partisipan memperoleh lokasi lahan yang ditetapkan pada
lembar print out formulir sayembara pada saat registrasi
melalui website. Observasi atas lokasi sangat disarankan.
Lokasi lahan akan ditentukan salah satu dari 4 lokasi di bawah
ini :

- Desa Tumori (Nias, Sumatera Utara)


- Sembalun Lawang (Nusa Tenggara Barat)
- Desa Sesean Matallo (Toraja Utara, Sulawesi Selatan)
- Desa Messah (Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur )

Keterangan lengkap & formulir pendaftaran dapat diperoleh di


website : arsitekturnusantara.propanraya.com
KRITERIA PENJURIAN

Muatan Lokal (”Beyond Architechture”)


Muatan desain berwawasan lingkungan (”Green Design”)
Estetika Desain (”Design Aesthethics”)
Keterbangunan / kemudahan untuk direalisasikan / dibangun
(“Constructability”)
Kepraktisan Operasional (“Operational Practicality”)
Kemudahan untuk dipasarkan dan berorientasi pada
pengalaman pengunjung (“Marketability & Guest Experience”)
Kelayakan Ekonomi (“Economically Feasibility”)
Menjadi bisnis berkelanjutan secara finansial, sosial dan
lingkungan (“Sustainable as Business Unit in the Triple Bottom
Line”)

1. Ruang Lingkup Desain


1. Melestarikan, mengembangkan dan mengkinikan arsitektur
nusantara sebagai bagian dari kearifan budaya lokal negeri
Indonesia yang mampu eksis ditengah-tengah tuntutan masa
kini (modernitas).
2. Mengembangkan daerah-daerah potensial sehingga menjadi
daerah tujuan wisata bagi para wisatawan domestik maupun
mancanegara.
3. Semaksimal mungkin mengutamakan material lokal digunakan
sebagai material bangunan.
4. Ketersediaan balai serbaguna yang dapat digunakan untuk pusat
pemberdayaan masyarakat, pusat informasi, perpustakaan, toko
souvenir dan pertunjukan budaya setempat .
2. Tata Guna Lahan
1. Memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat setempat
atau fasilitas yang dimiliki masyarakat.
2. Akses mudah dan terjangkau ke objek wisata dan antar zona
dengan penjelasan dalam bentuk denah.
3. Tidak semua tempat dapat dijadikan lokasi zona wisata. Perlu
dilakukan analisa potensi wilayah (setiap zona) dalam rangka
menjaga kelestarian lingkungan dan keselamatan pengunjung
(berkaitan dengan identifikasi zona inti, penyangga, tanah,
perairan dan lain-lain).
4. Memiliki peluang untuk dapat dikembangkan (dalam hal
prasarana dan sarana).
5. Pola penataan lansekap dan alternatif pengembangannya
(peletakan fisik, pola sirkulasi, sistem utilitas, pola
penghijauan dan lain-lain).
6. Memperhatikan kelestarian biotis (flora dan fauna).
7. Memperhatikan faktor topologis (jauh dari daerah urban/padat
penduduk).
8. Mendukung kesuburan, keindahan, udara sejuk, hidrologis
serta budi daya pertanian yang dapat dikembangkan.
9. Mempertimbangkan budaya lokal mengenai bentuk rumah,
posisi rumah, pola kampung, pembagian ruang, peran
halaman rumah dan lain sebagainya.
10. Menyediakan daerah steril dan jalur evakuasi bila terjadi
bencana alam.
3. Hemat Energi
1. Desain bangunan dan kawasan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
2. Mengutamakan penggunaan ventilasi alami.
3. Mengutamakan penggunaan pencahayaan alami.
4. Memperhatikan desain selubung bangunan dan orientasi
bangunan untuk mengefisienkan penggunaan mesin pendingin
ruangan (apabila diperlukan).
5. Menggunakan alat penerang ruangan atau lampu yang hemat
energi.
6. Renewable energy, contoh: tenaga air, solarcell, atau tenaga
angin sebagai sumber listrik alternatif untuk rumah maupun
untuk penerangan jalan/tempat umum.
7. Melakukan pemeliharaan peralatan listrik secara rutin.

4. Konservasi Air
1. Desain bangunan dan kawasan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
2. Mengutamakan pemakaian fresh water hanya untuk keperluan
makan/minum dan cuci, sedangkan flush dan penyiraman
tanaman memakai recycle water.
3. Memakai fitur yang hemat air.
4. Melakukan pemeliharaan perpipaan secara rutin.
5. Desain bioengineering untuk pemurnian grey water.
5. Rain Harvesting
1. Desain bangunan dan lansekap yang bisa menampung air hujan
dan/atau menyerapkannya ke dalam tanah kembali sedapat
mungkin, tanpa ada yang terbuang ke drainase.
2. Desain tetap harus mengutamakan keselamatan dengan
memperhatikan dampak lingkungan seperti tanah longsor, banjir
atau kekeringan apabila ketersediaan air tanah tidak dijaga.
3. Meminimalkan pengerasan untuk memaksimalkan penyerapan
air tanah.

6. Material Bangunan
1. Desain bangunan dan kawasan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan dengan memakai kembali material bekas, recycle
dan berasal dari lokal (untuk meminimalisir carbon footprint).
2. Penggunaan material alami harus memperhatikan
keberlangsungan kehidupan hayati.
3. Menggunakan material bangunan dengan daya reflektan
tinggi.
4. Dapat mengangkat warna lokal sebagai aplikasi warna
nusantara dalam bangunan desa wisata tersebut.

7. Pengolahan Sampah
1. Pemilahan sampah.
2. Mengurangi sampah anorganik, terutama plastik, kaleng,
sachets, karet dan jenis lainnya.
3. Memakai kembali bahan yang bisa dipakai ulang.
4. Melakukan daur ulang sampah organik dan/atau anorganik.
5. Melakukan upaya pengurangan limbah yang berbahaya buat
lingkungan.
8. Ekonomi Lokal
1. Desain yang bisa bermanfaat banyak bagi masyarakat lokal
agar mereka dapat turut terlibat/berpartisipasi pada kegiatan
desa wisata (pemerataan pendapatan).
2. Pengembangan mutu produk lokal dan strategi pemasaran
(penempatan tampilan produk yang strategis).
3. Adanya pembinaan kelompok pengusaha lokal untuk
mendorong pengembangan kewirausahaan dari masyarakat.

9. Budaya Dan Local Wisdom


1. Memberi kesempatan masyarakat menggali, memelihara dan
mengembangkan keanekaragaman seni budaya setempat.
2. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam membuat keputusan
mengenai desa wisata.
3. Desa wisata diharapkan bisa meningkatkan kualitas
pendidikan/pengetahuan, pelayanan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat setempat.
4. Diperlukan kajian sosiologis terhadap pemodelan/desain desa
wisata untuk mencegah konflik atau kesenjangan
pendapatan/ekonomi.
5. Mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan ketahanan
lingkungan terhadap jumlah wisatawan yang datang pada saat
bersamaan.
6. Menonjolkan keaslian gaya hidup dan kualitas hidup
masyarakat sehingga bisa menjadi identitas atau ciri khas
kedaerahan yang kuat.
7. Kreatifitas, inovasi dan kooperasi dari masyarakat untuk
mendukung desa wisata.
8. Melakukan survei terhadap penduduk untuk mengetahui
kesadaran mereka terhadap manfaat desa wisata.
9. Kerjasama dengan pemerintah dan dinas pariwisata atau
dinas lain yang terkait, untuk memaksimalkan potensi desa
dan masyarakatnya.

10. Kualitas Lingkungan

1. Penempatan lahan parkir yang terisolir untuk mengurangi polusi


udara dan kebisingan.
2. Memberlakukan daerah bebas rokok.
3. Ada petunjuk (signage) yang jelas dengan bahasa asing.
4. Menyediakan toilet umum yang memenuhi standar.
5. Pencahayaan minimal 200 lumens.
6. Tingkat kelembaban dipertahankan antara 45 – 44 %.
7. Tempat perapian/tungku harus mempunyai kipas sirkulasi
udara/ cerobong pembuangan asap.
8. Ventilasi udara yang memadai (air circulation).
9. Sistem sanitasi yang memiliki perbandingan kloset jongkok
berbanding kloset duduk sebesar 1 : 3.
10. Ketersediaan urinoir.
11. Kamar mandi dan toilet yang terpisah.
12. Ketersediaan sistem pemilahan sampah.
13. Ketersediaan saluran air yang baik.
14. Ketersediaan kamar mandi sehat dan dapur sehat.
15. Pertanian dan peternakan di desa itu harus diintegrasikan untuk
kemakmuran penduduk setempat. Kedatangan wisatawan yang
berlebihan dapat mengganggu pola hidup penduduk setempat,
misalnya terlalu banyak yang meninggalkan aktifitas pertanian,
sehingga jika suatu saat ada political issued, akan mengganggu
perekonomian penduduk setempat.
16. Standar kesehatan sesuai standar yang ditetapkan oleh World
Health Organization (WHO).

Anda mungkin juga menyukai