Anda di halaman 1dari 11

TRANSFER TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH MENJADI PRODUK KERIPIK

DAN PERMEN JELLY

Oleh:
Oke Anandika Lestari dan Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi1)
1)

Fakultas Pertanian Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Tanjungpura


email: oke.anandika@gmail.com

Abstract
The purpose of this community service is diversification of local fruit processed pro-
ducts, so that seasonal fruit can be consumed out of season in processed form. The group in-
volved in this activity is Calikng Raya Jaya Farmers Group which is a local fruit processors
and catholic women group which is a product marketers. The main training methods provided
are fruit sorting techniques, fruit storage, and vacuum frying process. Also jelly sweets making
process, product quality measurement, and product packaging. Product quality characteristics
measured on chips are texture and also calories as nutritional information on the packaging
label, while for jelly sweets are the water content. The results showed that fruit chips and jelly
sweets can be used as alternatives products that have long shelf life. Processed fruit chips and
jelly sweets can be used as alternative processed food that has potential as a source of income
in Lingga Village, Kubu Raya Regency, West Kalimantan Province.

Keywords: chips, fruit, and jelly candy.

A. PENDAHULUAN yang merupakan jalan lintas antar negara,


1. Analisis Situasi sehingga sangat berpotensi untuk pengem-
Kecamatan Sungai Ambawang seba- bangan dibidang ekonomi. Peluang tersebut
gai lokasi tempat penyaluran teknologi peng- belum diimbangi dengan sumber daya ma-
olahan buah lokal dalam program Iptek bagi nusia, terutama di bidang teknologi.
Masyarakat (IbM) ini merupakan pemekar- Desa Lingga merupakan salah satu
an kabupaten baru yang sebelumnya me- sumber buah-buahan yang biasa mengirim-
rupakan bagian dari Kabupaten Pontianak, kan hasil panen buahnya ke Kota Pontianak
akan tetapi sekarang menjadi Kabupaten yang kurang lebih berjarak 31 Km. Berda-
Kubu Raya. Letak geografis kecamatan ini sarkan data terdapat 5 produk buah yang
menjadi pendukung masyarakat sehingga tinggi hasil produksinya pada tahun 2014
memiliki beragam sumber mata pencarian, (Tabel 1). Lima jenis buah tersebut pun ba-
yaitu pertanian, peternakan, perkebunan, nyak terdapat di Desa Lingga. Informasi
dan perdagangan. Kegiatan ini terfokus di dari salah satu Kelompok Tani Calikng
Desa Lingga yang termasuk dalam Keca- Raya Jaya (Mitra 1) bahwa buah musiman
matan Sungai Ambawang di Kabupaten seperti cempedak sangat melimpah di mu-
Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Desa simnya hingga tidak tertangani, bahkan ter-
ini memiliki letak yang strategis karena me- buang begitu saja dan memiliki nilai jual
rupakan daerah perlintasan jalan provinsi yang sangat rendah. Kelompok tersebut

85
86

sangat antusias untuk mengolah buah lokal. yang relatif singkat. Kedua mitra tertarik
Kelompok lain yaitu Wanita Katolik (Mitra untuk dapat mengolah buah yang keterse-
2) merupakan kelompok nonproduktif yang diaannya yang sangat banyak di sekitar
berstatus sebagai ibu rumah tangga, akan mereka, terutama buah musiman yang dapat
tetapi secara insidensial berusaha untuk dikonsumsi tidak pada musimnya. Oleh se-
mencari tambahan pendapatan dengan men- bab itu, program pengabdian kepada ma-
jual produk yang mereka produksi sendiri syarakat ini akan melakukan transfer tekno-
atau dari kelompok usaha produktif. logi pengolahan buah menjadi keripik de-
ngan menggunakan alat penggoreng vakum.
Tabel 1. Buah dengan Tingkat Produksi Pengolahan buah menjadi keripik de-
Lima Teratas di Kabupaten Kubu Raya ngan alat penggoreng vakum merupakan
Tahun 2014 salah satu alternatif pengolahan untuk mem-
perpanjang umur simpan buah. Teknologi
Komoditi Produksi (Ton) tersebut membuat buah musiman dapat di-
Nanas 30.447 nimati bukan pada musimnya. Akan tetapi
Pisang 19.232 berdasarkan pengalaman dalam melakukan
Rambutan 3.839 produksi keripik buah saja terkadang ter-
Pepaya 968 dapat kendala berupa kerusakan alat yang
Nangka/Cempedak 757 membutuhkan waktu penanganan dan pa-
Sumber: BPS, 2015 damnya listrik sehingga terjadi kekosongan
produksi. Pemecahan masalah tersebut di-
Pengolahan cempedak dengan cara siasati dengan memperkaya produk olahan
tradisional di Desa Lingga tidak hanya pada buah yang diproduksi, yaitu permen jelly.
daging buahnya saja, akan tetapi kulit dan Tujuan dari kegiatan ini adalah di-
bijinya. Pemanfaatan daging buah cempe- versifikasi produk olahan buah sehingga da-
dak hingga saat ini pun masih diolah secara pat menangani kelimpahan buah musiman
tradisional dengan memanfaatkan daging dan buah yang ditanam dipekarangan, serta
buah, kulit, bahkan bijinya. Bagian buah memperpanjang masa simpan buah teruta-
cempedak umumnya diolah dengan cara ma buah musiman sehingga dapat dikon-
digoreng dengan menggunakan tepung se- sumsi bukan pada musimnya.
perti mengolah pisang goreng (disebut
jumput-jumput). Bagian daging kulit buah 2. Kajian Litelatur
cempedak biasa diolah dengan cara fermen- Keripik cempedak berdasarkan SNI
tasi tradisional dengan menggunakan garam 01-0222-1987 diartikan sebagai makanan
(disebut mandai), sedangkan bijinya biasa yang dibuat dari daging buah cempedak
diolah dengan cara direbus atau digoreng yang masak, di potong/disayat, dan digo-
seperti mengolah biji nangka (beton) pada reng menggunakan minyak secara vakum
umumnya. Buah lain yang dibudidayakan dengan atau tanpa penambahan gula serta
di pekarangan rumah masyarakat di Desa bahan tambahan makanan yang diizinkan
Lingga diantaranya adalah nanas, pisang, untuk makanan. Standar mutu keripik cem-
pepaya, buah naga, dan mangga. Peng- pedak berdasarkan SNI yang akan dijadikan
olahan buah-buah tersebut oleh masyarakat patokan pada produk yang dihasilkan ada-
masih dilakukan secara sederhana dan tra- lah maksimal memiliki kadar air 26% dan
disional sehingga memiliki umur simpan lemak 25%.

Inoteks, Volume 21, Nomor 1, Februari 2017


87

Metode penggorengan vakum meng- kemasan pp (0,08 mm) diduga memiliki


gunakan kondisi lingkungan dibawah te- umur simpan 97 hari (Jumadi, 2012).
kanan atmosfer dan diutamakan untuk ba- Permen jelly menurut SNI 3547-2-
han baku yang memiliki kadar air tinggi. 2008 merupakan permen yang memiliki
Keuntungan yang diperoleh dengan metode tekstur lunak dengan menggunakan bahan
ini menurut Diamante, dkk. (2015) adalah tambahan hidrokoloid seperti agar, gum,
suhu penggorengan di bawah 90oC, kontak pektin, pati, gelatin dan lain-lain yang di-
dengan oksigen minimal, warna dan flavor gunakan untuk menghasilkan produk de-
dapat dipertahankan, bilangan akrilamid ngan tekstur yang kenyal. Standar mutu
rendah, dan nutrisi yang terkandung dalam permen jelly berdasarkan SNI yang akan
bahan baku dapat dipertahankan. dijadikan patokan pada produk yang diha-
Teknologi tambahan pada proses pem- silkan adalah memiliki kadar air maksimal
buatan keripik (prapengolahan) yang akan 20%. Produk permen jelly dijadikan sebagai
diberikan adalah teknik penyimpanan buah alternatif produk untuk memberikan solusi
dengan menggunakan teknologi pembeku- pemadaman listrik. Hal tersebut disebabkan
an. Proses ini selain meningkatkan kualitas karena pengolahan permen jelly sangat mi-
produk keripik buah yang dihasilkan juga nimal penggunaan alat yang menggunakan
dapat digunakan sebagai tempat penyimpan listrik.
buah untuk dilakukan pengumpulan semak- Penelitian pembuatan jelly dari berba-
simal mungkin pada waktu musimnya. Ke- gai jenis buah telah banyak diteliti, seperti
untungan positif lainnya dari perlakuan pra buah naga (Jumari, dkk., 2015), nanas (Wi-
pembekuan menurut Shyu, dkk. (2005) da- jana, dkk.; 2014), Belimbing (Siregar dkk.,
pat meminimalkan penyerapan minyak pada 2016), dan masih banyak lagi. Beragam
proses penggorengan vakum. Penggunaan buah yang dapat digunakan menjadi bahan
perlakuan prapengolahan tersebut diharap- baku jelly membuat produk ini berpotensi
kan dapat memberikan produk keripik buah untuk di produksi, selain itu produk tersebut
yang rendah lemak. disukai berbagai kalangan umur dari usia
Penelitian tentang pengolahan buah muda hingga tua. Nilai lebih yang dapat
menjadi keripik dengan metode penggo- ditonjolkan pada produk ini adalah tenpa
rengan vakum sudah banyak diterapkan, se- menggunakan bahan pewarna dan pengawet
perti pada buah cempedak (Lestari dan sehingga dapat memberikan nilai jual yang
Dewi., 2016), nangka (Maity dkk., 2014), lebih tinggi.
kiwi (Maadyrad, dkk., 2011), salak (Mau-
lana, 2011), pisang (Jumadi, 2012), pepaya B. METODE PENGABDIAN
(Suprana, 2012), dan nanas (Widya, 2012). Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di
Kelebihan metode pengolahan buah men- Kelompok Tani Calikng Raya Jaya dan Ke-
jadi keripik salah satunya adalah memper- lompok Wanita Katolik di Desa Lingga,
panjang umur simpan. Hasil penelitian pen- Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
dugaan umur simpan pada buah yang diolah Peserta terdiri dari 10 orang Kelompok
menjadi keripik dengan metode penggo- Tani Calikng Raya Jaya dan 15 orang Wa-
rengan vakum, seperti pada keripik salak nita Katholik sehingga total peserta adalah
yang dikemas dengan aluminium foil di- 15 orang. Khalayak sasaran kegiatan ini
duga memiliki umur simpan 71 hari (Mau- adalah kelompok pengolahan buah sebagai
lana, 2011), dan keripik pisang dengan

Transfer Teknologi Pengolahan Buah menjadi Produk Keripik dan Permen Jelly
88

penerima manfaat secara langsung dan ke- olahan yang memiliki umur simpan lebih
lompok pengolah buah pada umumnya. lama membuat buah musiman dapat dikon-
Bahan baku utama yang digunakan sumsi pada waktu bukan musimnya. Produk
dalam pembuatan keripik buah adalah buah olahan tersebut dapat memberikan kelebih-
cempedak, sedangkan untuk pembuatan pe- an salah satunya adalah dapat dijual dengan
rmen jelly adalah buah cempedak, pisang, harga lebih tinggi ketika dijual bukan pada
nanas, mangga, buah naga, dan pepaya. Ba- musimnya.
han lain yang digunakan adalah gula pasir,
asam sitrat, agar-agar, dan plastik penge-
mas. Alat yang digunakan adalah penggo-
reng vakum, alat pembekuan (freezer), plas-
tik, wajan, baskon, saringan, kotak roti dan
plastik klip.
Metode pelaksanaan yang dilakukan
adalah dengan beberapa tahapan, seperti be-
rikut.
1) Sosialisasi materi dengan ceramah dan
diskusi dengan khalayak sasaran menge-
nai karakteristik buah, manfaat konsumsi Gambar 1. Sosialisasi Kegiatan (Diskusi
buah bagi kesehatan, dan teori pengolah- dan Ceramah)
an buah.
2) Pelatihan pengolahan buah menjadi keri- Jenis buah yang dipilih berdasarkan
pik buah. hasil diskusi untuk diolah menjadi keripik
3) Pelatihan pengolahan permen jelly. dengan metode penggorengan vakum ada-
4) Pelatihan pengemasan produk lah buah musiman, yaitu cempedak, se-
5) Penentuan karakteristik produk sebagai dangkan pengolahan permen jelly akan
penentu kualitas mutu. menggunakan jenis buah yang lebih beragam.
Permen jelly dibuat dengan menggunakan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN jenis buah yang dibudidayakan di pekarang-
1. Sosialisasi dengan Ceramah dan Dis- an rumah sehingga hanya buah yang terse-
kusi dia saja yang akan diolah, yaitu cempedak,
Materi yang diberikan berupa tekno- nanas, pisang, mangga, pepaya, dan buah
logi pengolahan buah yang terdiri dari per- naga.
siapan bahan baku, pengolahan, pengemas- Penjelasan tentang keunggulan pro-
an, dan karakteristik produk. Kegiatan ini duk keripik buah dengan metode penggo-
memberikan peserta berupa hard copy ma- rengan vakum yang dihasilkan selain umur
teri yang diberikan sebagai bahan pengeta- simpan yang lebih panjang adalah nutrisi
huan dan pembelajaran. yang terkandung dalam buah dapat diperta-
Materi tentang pengolahan buah di- hankan karena suhu yang digunakan untuk
utamakan adalah memberikan pemahaman penggorengan rendah, dan penggunaan tek-
tentang alasan pengolahan buah. Terutama nik pra pengolahan dengan pembekuan
pada buah musiman yang apabila tidak di- dapat meminimalkan penyerapan lemak se-
olah hanya dapat dikonsumsi pada musim- hingga produk keripik yang dihasilkan ren-
nya tiba, akan tetapi dengan teknologi peng- dah lemak.

Inoteks, Volume 21, Nomor 1, Februari 2017


89

Penjelasan tentang keunggulan pro- tersebut. Bahan pengawet tidak dibutuhkan


duk permen jelly buah yang dapat menon- karena salah satu bahan yang digunakan
jolkan produk tanpa bahan penwarna, peng- yaitu gula berperan sebagai pengawet ala-
awet, dan perisa. Kompenen tersebut dapat mi. Hasil produk yang perlu diperhatikan
dicantumkan di label kemasan. Bahan pe- adalah kadar air permen jelly diupayakan
warna dan perisa memang tidak gunakan dibawah 20%. Hal tersebut untuk mencegah
karena bahan baku yang digunakan me- kemungkinan permen jelly rusak karena
mang buah asli yang telah memiliki alam mikroorganisme.
dan rasa alami dari masing-masing buah

Buah Segar

Dipisahkan dari kulit

Ukuran disesuaikan
potongannya Buah Segar

Dibekukan selama 24 jam

Diblender dan disaring


Digoreng vakum dengan tekanan -79
cmHg, suhu 79,5+2,5OC maksimal
40 menit Gula, Agar-agar,
Dimasak hingga mendidih
Asam Sitrat

Dikemas dan dilabel


Dicetak

Discaler
Dijemur

Keripik Buah Dikemas

Permen Jelly

Gambar 2. Proses Pengolahan Keripik dan Permen Jelly


(Lestari dan Dewi, 2016 dan Modifikasi Jumari, dkk.; 2015)

2. Pelatihan Pengolahan Keripik Buah langkah pembuatan keripik buah dengan


Pelatihan pengolahan keripik buah ini metode penggorengan vakum (Gambar 2).
disertai dengan pemberian brosur berupa Tahapan yang penting dipahami adalah sor-

Transfer Teknologi Pengolahan Buah menjadi Produk Keripik dan Permen Jelly
90

tasi buah, pengupasan dan pembelahan da-


ging buah, pengemasan untuk pembekuan,
proses penggorengan, penirisan minyak, ser-
ta pengemasan dan pelabelan. Buah yang
akan diolah menjadi produk keripik buah
berdasarkan hasil diskusi adalah buah mu-
siman yaitu cempedak.

Gambar 3. Persiapan Bahan Baku


a. Persiapan Bahan Baku
dengan Pembekuan Buah
Persiapan bahan baku yang dilakukan
adalah sortasi buah, pengupasan dan pem- Pengemasan untuk pra pengolahan
belahan daging buah, serta pengemasan un- yaitu pembekuan dilakukan dengan meng-
tuk pembekuan. gunakan tempat kotak roti (Gambar 3).
Bahan baku buah cempedak yang di- Penggunaan wadah tersebut untuk meng-
gunakan dalam pembuatan keripik buah ini antisipasi daging buah rusak pada waktu
adalah buah cempedak yang telah matang. proses pembekuan yang akan disusun ber-
Sortasi yang perlu diperhatikan adalah ber- tingkat. Pembekuan dilakukan minimal 24
dasarkan warna dan ketebalan daging buah. jam untuk membuat daging buah beku.
Pengelompokan warna berdasarkan tingkat Waktu pembekuan terus diamati setiap
3 tingkat warna, yaitu putih, kuning, dan minggunya berdasarkan karakteristik visual
orange, sedangkan ketebalan buah berdasar- yaitu warna, penampakan, dan ada/tidaknya
kan 2 tingkat yang tebal dan tipis. Sortasi penyimpangan. Hasil pemantauan menun-
warna daging buah diperuntukan mendapat- jukkan bahwa waktu pembekuan hingga 6
kan keseragaman warna pada keripik buah bulan daging buah cempedak belum me-
yang dihasilkan. Daging buah yang tebal nunjukkan adanya perubahan secara visual.
membutuhkan waktu penggorengan yang
lebih lama dibandingkan buah yang tipis. b. Proses Pengolahan
Sortasi ketebalan akan menentukan waktu Proses pengolahan keripik buah yang
penggorengan dengan waktu makisimal perlu diperhatikan adalah proses penggo-
penggorengan menurut Lestari dan Dewi., rengan dan penirisan minyak. Tahap awal
(2016) untuk buah cempedak adalah 40 me- yang perlu dilakukan sebelum penggoreng-
nit pada kondisi suhu 79,5+2,5oC dan te- an adalah pastikan keranjang penggorengan
kanan -76 cmHg. terendam minyak dan air keperluan pompa
Pengupasan pada buah cempedak ha- vakum berada pada jumlah yang cukup.
rus dilakukan dengan hati-hati karena buah Alat penggoreng vakum perlu dilakukan pe-
cempedak matang memiliki daging buah manasan dengan menyalakan kompor hing-
yang lunak. Pengupasan diawali dengan ga tercapai suhu sekitar 79oC, apabila suhu
pembelahan kulit cempedak dengan meng- telah tercapai bahan baku dimasukkan dan
gunakan cutter yang diupayakan jangan tekanan diturunkan. Penggorengan dilaku-
sampai mengenai daging buah, kemudian kan dengan menggunakan buah cempedak
dibuka hingga bagian pangkal buah terlihat. beku tanpa penyesuaian ke suhu ruang (thaw-
Masing-masing buah dibelah menjadi dua ing). Pengadukan dilakukan sesekali agar
bagian dan dipisahkan dari bijinya. produk tidak menggumpal. Waktu peng-

Inoteks, Volume 21, Nomor 1, Februari 2017


91

gorengan dapat ditentukan berdasarkan ge-


lembung udara yang dihasilkan dari proses
penggorengan. Pengurangan gelembung
udara menandakan air di dalam buah telah
berkurang. Penirisan minyak dilakukan de-
ngan menggunakan alat spinner sekitar 10
menit.

Gambar 5. Informasi Gizi Keripk


Cempedak

SNI 01-0222-1987 tentang keripik


Gambar 4. Pelatihan Pembuatan Keripik cempedak menekankan karakersitik keripik
Buah cempedak maksimal memiliki kadar air 26%,
abu 3%, dan lemak 25%. Produk keripik
c. Pengemasan cempedak yang dihasilkan berada dibawah
Pengemasan pada keripik buah dilaku- ketentuan tersebut yaitu kadar air 4,11%,
kan setelah suhu keripik mendekati suhu kadar abu 2,92%, dan kadar lemak 20,64%.
ruang untuk menghindari penguapan di da- Pengamatan mutu produk juga dilaku-
lam kemasan. Kemasan dilakukan setiap di- kan sebagai pendugaan umur simpan. Peng-
bungkus dengan berat per 50 gram. Penen- ukuran tersebut dilakukan pada keripik buah
tuan berat tersebut berdasarkan kecukupan yang telah dikemas dan dilakukan peng-
pada kemasan dan rekomendasi konsumsi amatan setiap satu minggu terhadap kere-
keripik cempedak menurut Lestari dkk., nyahan keripik dan ada/tidaknya penyim-
(2017) yaitu 50 gram per sekali makan un- pangan aroma atau warna. Bedasarkan hasil
tuk memberikan beban glikemik (IG) ren- pengamatan selama 12 minggu (3 bulan
dah. Pengemasan menggunakan plastik PP atau sekitar 90 hari) menunjukkan keripik
(0,08 mm) yang menggunakan klip, kemu- buah memiliki tekstur yang renyah dan ti-
dian dilakukan perekatan dengan menggu- dak ada penyimpangan aroma dan warna.
nakan sealer. Hasil menunjukkan kemiripan berdasarkan
hasil penelitian Jumadi (2012), pada keripik
d. Evaluasi Karakteristik Produk pisang yang dikemas dengan plastik PP
Karakteristik produk dilakukan de- (0,08 mm) memiliki umur simpan 97 hari.
ngan mengukur mutu keripik, yaitu kadar Pencantuman masa kadaluarsa pada keripik
air, lemak, protein, abu, dan karbohidrat un- buah dapat ditulis dengan “best before
tuk menentukan jumlah kalori atau energi end....” dilanjutkan tanggal, bulan, dan ta-
yang didapatkan untuk sekali makan per ke- hun kadaluarsa karena diduga masa kada-
masan atau per 50 gram. Pengukuran karak- luarsa dapat lebih dari 3 bulan. Penulisan
teristik tersebut digunakan untuk pelabelan tersebut mengikuti amandemen tentang
pada kemasan. Hasil rekomendasi pelabelan Food Labelling Regulation yang dikeluar-
pada kemasan dicantumkan pada Gambar 5.

Transfer Teknologi Pengolahan Buah menjadi Produk Keripik dan Permen Jelly
92

kan oleh Codex Alimentarius Commission ses pengolahan permen jelly tidak mem-
(CAC) tahun 1999. butuhkan alat yang khusus sehingga lebih
mudah diterapkan oleh masyarakat. Peng-
gunaan alat yang membutuhkan sumber lis-
trik hanyalah blender sehingga dapat men-
jadi solusi ketika terjadinya pemadaman
listrik. Cara lain yang dapat dilakukan un-
tuk mengatasi pemadaman listrik adalah de-
ngan menampung buah dalam bentuk pasta
atau buah yang telah diblender untuk dibe-
kukan.

a. Persiapan Bahan Baku


Persiapan bahan baku yang perlu
Gambar 6. Produk Keripik Buah dilakukan sangat sederhana, yaitu buah da-
pat digunakan dalam bentuk segar atau buah
3. Pelatihan Pengolahan Permen Jelly yang telah dibekukan baik dalam bentuk
Pelatihan pengolahan permen jelly utuh atau pasta. Kriteria buah yang diguna-
buah ini disertai dengan pemberian brosur kan pun lebih beragam, dimana hampir se-
berupa langkah pembuatan permen jelly de- luruh buah dapat digunakan sebagai bahan
ngan metode pengeringan matahari (Gam- baku pembuatan permen jelly. Permasalah-
bar 2). Jenis buah yang digunakan berdasar- an yang sering timbul pada penyiapan ba-
kan hasil diskusi lebih beragam yaitu buah han baku adalah harus dipastikan tidak ada
yang berada di sekitar pekarangan rumah kontaminasi semut pada semua bahan baku,
masyarakat, seperti cempedak, nanas, pi- baik buah maupun gula.
sang, mangga, pepaya, dan buah naga. Pro-

Tabel 2. Bahan Baku Pembuatan Permen Jelly


Bahn Baku Cempedak Nanas Pisang Mangga Pepaya Buah Naga
Perbandingan
1:3 1:1 1:2 1:2 1:1/2 1:2
buah:air
Agar-agar (% dari
2 2 2 2 2 2
total air + buah)
Gula (% dari buah) 40 50 40 40 50 50
Asam sitrat (% dari
0,3 0,2 0,3 0,3 0,3 0,3
total air + buah)

b. Proses Pengolahan manisan, keasaman, dan kandungan air.


Proses pengolahan permen jelly dapat Perbedaan komponen tersebut akan mem-
dilihat pada Gambar 1. Titik penting pem- pengaruhi penggunaan gula, asam sitrat,
buatan produk ini adalah harus memahami dan penambahan air yang dibutuhkan. Peng-
karaktersitik bahan baku, seperti tingkat ke-

Inoteks, Volume 21, Nomor 1, Februari 2017


93

gunaan bahan baku dalam pembuatan per- rosier (1988), rentang kadar bahan padat
men jelly ditampilkan pada Tabel 2. terlarut optimum pada pembuatan permen
Perbedaan penggunaan air dipenga- jelly diatas 65%. Pernyataan tersebut juga
ruhi oleh karakteristik kandungan air buah. yang mempengaruhi penambahan gula se-
Buah yang mengandung kadar air tinggi hingga buah yang manis memerlukan gula
memerlukan penambahan air yang lebih lebih sedikit. Bahan padatan terlarut diindi-
rendah. Hal tersebut karena menurut Des- kasikan pada kondisi jumlah gula sehingga
rosier (1988) rentang kadar bahan padat ter- buah dengan kandungan gula rendah perlu
larut optimum pada pembuatan permen jelly penambahan gula yang lebih tinggi. Penam-
diatas 65%. Pernyataan tersebut juga yang bahan gula yang digunakan dalam pembuat-
mempengaruhi penambahan gula, sehingga an jelly dalam kegiatan ini minimal 40%.
buah yang manis memerlukan gula lebih Alasan tersebut karena menurut Buckle,
sedikit. Bahan padatan terlarut diindikasi- dkk. (1987), penambahan gula dengan kon-
kan pada kondisi jumlah gula, sehingga sentrasi yang tinggi atau paling sedikit 40%
buah dengan kandungan gula rendah perlu akan menyebabkan sebagian air tidak ter-
penambahan gula yang lebih tinggi. sedia untuk pertumbuhan mikroorganisme
dan aktivitas air dari bahan pangan menu-
run sehingga umur simpan lebih panjang.
Agar-agar digunakan sebagai bahan
pembentuk gel. Konsentrasi yang berlebih
dapat menyenakan pembentukan gel yang
cenderung getas atau tidak kenyal. Oleh se-
bab itu, konsentrasi agar-agar dibutuhkan
ketepatan untuk menghasilkan permen jelly
yang kenyal.
Penggunaan asam sitrat yang diguna-
Gambar 7. Pelatihan Pembuatan Permen kan dalam pembuatan permen jelly ini mak-
Jelly simal adalah 0,3% yang tregantung dari
tingkat keasaman buah. Buah yang asam
Penambahan gula yang digunakan memerlukan penambahan asam sitrat yang
dalam pembuatan jelly dalam kegiatan ini lebih rendah. Menurut Buckle, dkk. (1987)
minimal 40%. Alasan tersebut karena me- penambahan asam sitrat pada pembuatan
nurut Buckle, dkk. (1987), penambahan gula permen jelly umumnya adalah 0,2 hingga
dengan konsentrasi yang tinggi atau paling 0,3%.
sedikit 40% akan menyebabkan sebagian
air tidak tersedia untuk pertumbuhan mikro- c. Pengemasan
organisme dan aktivitas air dari bahan pa- Pengemasan yang digunakan terdiri
ngan menurun sehingga umur simpan lebih dari 2 kemasan, yaitu kemasan primer un-
panjang. tuk setiap permen jelly yang diberi label se-
Perbedaan penggunaan air dipenga- suai jenis buah, dan kemasan skunder per
ruhi oleh karakteristik kandungan air buah. 200g yang secara rata-rata terdiri dari 16-20
Buah yang mengandung kadar air tinggi buah permen jelly.
memerlukan penambahan air yang lebih
rendah. Hal tersebut karena menurut Des-

Transfer Teknologi Pengolahan Buah menjadi Produk Keripik dan Permen Jelly
94

d. Evaluasi Karakteristik Produk D. PENUTUP


Evaluasi karakteristik permen jelly di- Pengolahan buah menjadi permen jelly
lakukan terutama kadar air pada produk dapat menjadi alternatif pengolahan untuk
akhir yang menurut SNI adalah 20%. Pen- memperkaya produk yang diproduksi oleh
capaian kadar air tersebut dapat dilakukan kelompok pengolah buah. Pengolahan keri-
dengan proses penjemuran dengan matahari pik buah dengan metode penggorengan va-
selama 8 jam, yaitu 13%. Pengolahan per- kum dan permen jelly juga dapat menjadi
men jelly tanpa penjemuran memiliki kadar alternatif pengolahan untuk memperpanjang
air yang lebih tinggi, yaitu 25%. umur simpan produk buah, yaitu hingga 3
Pengamatan mutu produk juga dilaku- bulan. Produk tersebut juga berpeluang un-
kan sebagai pendugaan umur simpan. Peng- tuk dikembangkan dengan menonjolkan ke-
ukuran tersebut dilakukan pada permen istimewaannya dalam hal tanpa adanya peng-
jelly yang dikemas hingga kemasan skunder gunaan bahan pengawet dan mengangkat
dan dilakukan pengamatan setiap satu ming- buah pangan lokal menjadi produk yang
gu terhadap ada/tidaknya penyimpangan pe- meningkatkan nilai ekonomi.
nampakan, aroma, dan warna. Berdasarkan Saran untuk pengolahan permen jelly
hasil pengamatan selama 12 minggu (3 bu- terutama harus lebih meningkatkan peng-
lan atau sekitar 90 hari) menunjukkan hasil amanan agar tidak ada kontaminasi, teruta-
yang sama dengan keripik buah, yaitu tidak ma semut di produk.
menunjukkan adanya penyimpangan pada
penampakan, aroma, dan warna.
Berdasarkan pengamatan produk yang UCAPAN TERIMA KASIH
dihasilkan dari produksi masyarakat terda- Penulis ucapkan terimakasih kepada
pat satu hal penting yang menyebabkan tu- Kemenristek Dikti melalui Anggaran tahun
runnya mutu permen jelly, yaitu ditemukan- 2017 yang telah membiayai kegiatan ini
nya semut yang mengkontaminasi permen dengan Program Kemitraan Masyarakat
jelly. Semut tersebut ditemukan berada di (PKM) dan LPPKM UNTAN serta Mitra
dalam permen jelly yang berarti gula yang dan Kepala Desa Lingga beserta perangkat-
digunakan tidak bebas semut, dan semut nya yang telah membantu terlaksananya
masuk ke dalam kemasan sebagai akibat ke- kegiatan ini.
masan yang tidak direkatkan dengan rapat.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2015. Kalimantan Barat dalam Angka
2015. Pontianak: Badan Pusat Statistik
Provinsi Kalimantan Barat.

Buckle, K A., Edwards, R A., Fleet, G H.,


dan Wootton, M. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adi-
ono. Jakarta: Universitas Indonesia.

Desrosier, N W. 1988. Teknologi Peng-


awetan Pangan. Penerjemah M. Mul-
joharjo. Jakarta: UI Press.

Gambar 8. Produk Permen Jelly

Inoteks, Volume 21, Nomor 1, Februari 2017


95

Diamante, L. M., Shi, S., Hellmann, A., and Jumari., Yusmarini., Herawati, N. 2015.
Busch, J. 2015. ”Vacuum Frying Food: “Mutu Permen Jelly Buah Naga (Hylo-
Products, Process and Optimization”. cereus Polyrhizus) dengan Penam-
Internasional Food Research Journal, bahan Karagenan dan Guar Gam”.
22(1):15-22. Jom Faperta. 2(1).

Lestari, O.A., dan Dewi, Y.S.K. 2016. “Apli- SNI. 1987. Syarat Mutu Keripik Cempedak.
kasi Penggorengan Vakum untuk SNI. Jakarta.
Buah Etnik Artocarpus Integer se-
bagai Upaya Meningkatkan Citra SNI. 2008. Syarat Mutu Permen Jelly. SNI.
Pangan Lokal”. Prosiding Seminar Jakarta.
Nasional PIPT II 2016. Pontianak.
Siregar, M R., Harun., N., dan Yusmarini.
Lestari, O.A., dan Dewi, YS.K., Purwayan- 2016. “Pemanfaatan Buah Belimbing
tie, S. 2017. “Indeks Glikemik (IG) Manis (Averrhoa carambola L.) dan
dan Beban Glikemik (BG) Olahan Buah Nanas (Ananas comosus L) da-
Buah Etnik Kalimantan Barat Cem- lam Pembuatan Permen Jelly”. JOM
pedeak dengan Teknologi Penggo- Faperta. 3(1).
reng Vakum”. Prosiding Seminar
Nasional PIPT III 2017. Pontianak. Suprana, Y A. 2012. “Pembuatan Keripik
Pepaya Menggunakan Metode Peng-
Maadyrad, a., Tarzi B G., Bassiri, A., dan gorengan Vacuum dengan Variabel
Bamenimoghadam, M. 2011. “Process Suhu dan Waktu”. Tugas Akhir. Se-
Optimization in Vacuum Frying of marang: Universitas Dipenogoro.
Kiwi Slices Using Response Surface
Methodology”. Journal of Food Bio- Widya, D E. 2012. Pengaruh Waktu dan
sciences and Technology. 1:33-40. Suhu pada Pembuatan Keripik Nanas
dengan Vaccum Frying. Tugas Akhir
Maity, T., Bawa, A S., Raju, P S. 2014. Semarang: Universitas Dipenogoro.
“Effect of Vacuum Frying on Changes
in Quality Attributes of Jackfruit (Ar- Wijana, S., Mulyadi, A F., Dyan, T., Sep-
tocarpus heterophyllus) Bulb Slices”. tivirta T.D.T. 2014. “Pembuatan Per-
International Journal of Food men Jelly dari Buah Nanas (Ananas
Sciences. Article ID 752047. Comoius L) Subgrade (Kajian Kon-
sentrasi Karagenan dan Gelatin”. Skrip-
Maulana, F. 2011. “Pendugaan Umur Sim- si. Malang: Fakultas Pertanian Uni-
pan Keripik Salak”. Skripsi. Bogor: versitas Brawijaya.
Institut Pertanian Bogor.

Jumadi. 2012. “Karakterisasi Usaha dan


Mutu Hasil Pengolahan Keripik Pi-
sang Produksi Kelompok Wanita Tani
di Kabupaten Lumajang, Jawa Ti-
mur”. Buletin Teknik Pertanian Vol
17, No1:38-40. Jawa Timur.

Transfer Teknologi Pengolahan Buah menjadi Produk Keripik dan Permen Jelly

Anda mungkin juga menyukai