Anda di halaman 1dari 4

EKOLOGI

NAMA : GRASERIO M.T. BARAHAMIN

NIM : 19111101105

KELAS : K3-A

Lempok durian dan pengemasannya


Nama industri : lempok durian khas kalimantan
Produksi buah durian pada saat musim panen raya melimpah dan sebagian tidak dapat diserap
oleh konsumen karena lokasi kebun yang jauh dari pasar. Oleh karena itu, masyarakat di
daerah tersebut ingin meningkatkan daya simpan durian dengan mengolahnya menjadi
“lempok”. Lempok merupakan jajanan semi basah yang dibuat dari buah durian dengan atau
tanpa penambahan gula yang dimasak selama kurang lebih 6 jam sehingga berbentuk seperti
dodol. Lempok yang akan dipasarkan dikemas dengan plastik (Kabupaten Murung Raya dan
Barito Utara) ataupun daun tantowu (Kabupaten Katingan) berbentuk silinder dengan berat
0,25-0,50 kg. Konsumen lebih menyukai lempok produksi Kabupaten Murung Raya dan
Barito Utara dibanding lempok Kabupaten Katingan. Pengkajian ini mengidentifikasi
teknologi pengolahan lempok yang ada pada ketiga kabupaten tersebut. Selanjutnya dibuat
lempok berdasarkan dengan berbagai formula yang diuji tingkat kesukaan dari produk
tersebut. Lempok yang disukai adalah yang dibuat dari bahan baku utama daging buah durian
: tepung ketan (9 : 1) dengan penambahan 20% gula dan 14% santan dari berat bahan baku
utama. Hasil analisis finansial menunjukkan R/C rasio 1,58. Untuk pengemasan, telah dibuat
kemasan tas kertas dan kotak kemasan sekunder. Dari hasil pengkajian menunjukkan bahwa
konsumen lebih menyukai kemasan kotak dibanding tas kertas.
Buah durian selama ini hanya dikonsumsi daging buahnya saja. Bahan baku durian
yang digunakan untuk membuat lempok berasal dari masingmasing kabupaten dan buah
durian benar-benar matang. Tepung ketan dan gula yang digunakan tidak memerlukan
karakteristik khusus. Santan yang digunakan merupakan santan kental (kanil).Bahan baku
utama yang digunakan adalah daging buah durian dan tepung ketan dengan perbandingan 9 :
1, ditambah dengan 20% gula dan 14% santan dari total berat bahan baku utama. . Durian,
gula dan tepung ketan dicampur rata. Santan dipanaskan sampai mendidih kemudian
dimasukkan adonan durian, gula dan tepung ketan. Semua bahan tersebut dimasak sampai
lempok tidak lengket di wajan. Setelah dingin kemudian dikemas dengan kemasan plastik
berbentuk silinder kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam kemasan kotak atau tas kertas.
Penambahan santan dan tepung ketan pada pembuatan lempok memberikan nilai tambah bagi
pengrajin lempok. Penambahan santan memberikan rasa gurih sedangkan penambahan
tepung ketan digunakan sebagai substitusi durian sehingga harga lempok lebih ekonomis.
Kemasan silinder kecil-kecil memudahkan dalam mengkonsumsi, kemasan bentuk kotak dan
tas untuk menambah daya tarik konsumen.
Administrator 2017 “Teknologi Pengolahan Hasil Buah Durian” pertanian kalteng
http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind
limah yang dihasilkan dari industri lempok durian khas Kalimantan adalah biji durian,
namun ada industri lain yang dapat mengolah biji durian tersebut, industri tersebut adalah :

Nama industri : Keripik Pongge KEPO


Buah durian selama ini hanya dikonsumsi daging buahnya saja, sedangkan bijinya dibuang,
tidak dimanfaatkan. Salah satu alternatif pengolahan biji durian adalah mengolahnya menjadi
tepung dan kripik. Pengolahan biji durian menjadi tepung dapat meningkatkan daya simpan
dan penggunaannya. Tepung biji durian dapat digunakan sebagai tepung substitusi pada
pembuatan kue (kue basah dan kue kering). Pengolahan kripik durian merupakan salah satu
bentuk diversifikasi dari pengolahan biji durian. Pengolahan biji durian memerlukan
penanganan khusus yaitu pada saat penghilangan lendir pada biji durian. Apabila lendir tidak
dihilangkan maka akan mempengaruhi rasa pada tepung ataupun kripiknya. Lendir
dihilangkan dengan cara menambahkan garam 6% pada biji durian , dicampur, diaduk-aduk
dibawah air mengalir.
Biji durian dikupas kulitnya, diiris tipis-tipis dengan ketebalan 2-3 mm, ditaburi
dengan garam 6%, dicampur, diaduk-aduk dibawah air mengalir sampai keluar busa,
kemudian cuci dengan air mengalir sampai lendir berkurang dan ditiriskan. Selanjutnya
direndam dalam bumbu (bawang putih dan garam) selama 10-15 menit. Setelah itu digoreng
sampai kering dan berwarna kekuningan. Pengolahan bibi durian menjadi tepung dan kripik
merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan limbah durian yang berupa biji. Tepung biji
durian dapat digunakan sebagai substitusi tepung terigu pada pembuatan kue. Kripik biji
durian merupakan salah satu diversifikasi dari pengolahan biji durian.
Sumber
Doro, 2018 “keripik ponge kepo” BAPPEDA PROVINSI JAWA TENGAH
PUSAT INFORMASI INOVASI DAERAH (PINDAH) PROVINSI JAWA TENGAH (jatengprov.go.id)
Pengolahan selai dan tart kelapa

Untuk pengolahan selai kelapa muda ditambahkan gula dengan perbandingan 1:1. daging
buah kelapa muda dihaluskan lalu dimasak sambil diaduk sampai agak berwarna coklat eperti
karamel, kemudian dituangkan kedalam adonan daging kelapa muda .cmpuran tersebut
dimasak sambil diaduk sampai berbentuk pasta, kemudian ditambahkan natrium berzoat 0,1%
dan asam sitrat 0,05%. Selanjutnya dikemas dalam kemasan botol dari bahan plsastik atau
kaca. Produk ini dapat disimpan dalam jangka waktu hingga 2 bulan, (Rindengan et al,1991).
Tart buah kelapa merupakan jenis makanan khas yang sudah lama dikenal masyarakat Sulut.
Cara pengolahanya adalah sebagai berikut: gula, telur, dan susu dalam perbandingan tetentu
dikocok sampai homogen. Kemudian ditambahkan air kelapa dan bahan pengental lainya.
Selanjutnya ditambah dengan potongan buah kelapa muda kemudian dimasak. Lalu
dipanggang.

Pemerintah kabupaten pati “TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH DAN KELAPA MUDA”


2017

https://www.patikab.go.id/v2/id/2011/02/16/teknologi-pengolahan-buah-dan-kelapa-muda/

Dari pengolahan selai kelapa,hanya membutuhkan daging kelapa saja, dan limbahnya adalah
tempurung kelapa, namun tempurung kelapa bisah di olah oleh perusahaan/industri lainya,
yaitu

Sovenir dari tempurung kelapa


Penjualan kerajinan tempurung kelapa yang dikerjakan oleh Mama Yane dan kelompoknya
ini kebanyakan mendapatkan pesanan melalui facebook “Kobek Millenial Papua”. Mama
Yane menceritakan, kerajinan dari tempurung kelapa tidak membutuhkan modal yang besar.
Apalagi pembuatan kerajinan ini relatif mudah dan ramah lingkungan. Selama ini, limbah
tempurung kelapa didapatkan dari penjual kelapa di Koya, salah satu daerah yang terkenal
dengan sentra pertanian dan perkebunan di Kota Jayapura.
Tempurung kelapa yang diambil dibeli dengan harga Rp1.000 hingga Rp2.000 per buah agar
menjaga kualitas bahan tempurung kelapa. Dari bahan baku limbah tempurung kelapa
tersebut, dihasilkan beberapa produk misalnya alat makan dan minum dari tempurung kelapa,
yang dijual dengan harga mulai Rp200 ribu hingga Rp350 ribu per set. Dengan semangat,
Mama Yane terus mengajarkan pemanfaatan limbah sampah dan menghasilkan keuntungan
bagi keberlangsungan hidup sehari-hari bagi masyarakat sekitarnya. Hasil kerja keras Mama
Yane akhirnya berbuah manis. Kelompok Kobek Milenial Papua telah mengantongi
pemesanan cinderamata untuk kebutuhan PON XX yang rencananya diselenggarakan tahun
2021 di Papua.

National Geographic Indonesia, Jumat, 18 September 2020

https://nationalgeographic.grid.id/amp/132343095/mengolah-tempurung-kelapa-jadi-karya-
seni-beromzet-puluhan-juta-rupiah?page=all

Anda mungkin juga menyukai