Anda di halaman 1dari 15

MK PSIKOLOGI INDUSTRI

(IKM 3532 / 2 SKS / S-06 BM K3 [A&B] / TA. 2021-22)

dr. Woodford Baren S. Joseph, M.Sc


BAB I (Hal 1 sd 27)
Perkembangan psikologi di Indonesia, khususnya
perkembangan psikologi industri dan organisasi, masih
sangat dipengaruhi oleh perkembangan psikologi di
Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Terdapat
aturan-aturan dan temuan-temuan yang dijumpai dan
berlaku umum pada kelompok manusia.Di samping
psikologi ‘universal’ berkembang pula psikologi indigenous.

Indigenous psychology didefinisikan sebagai


pandangan psikologi yang asli pribumi dan memiliki
pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan
yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan setempat.
Psikologi Sebagai Ilmu
❑ Pendirian laboratorium psikologi pertama pada tahun 1875 di Leipzig, Jerman, oleh
Wilhelm Wundt, merupakan titik awal dari perkembangan psikologi sebagai suatu ilmu.
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan dalam laboratorium psikologi menggunakan
metode-metode ilmiah. Metode ilmiah bertujuan untuk memaksimalkan objektivitas dari
temuan yang dilaporkan. Kajian dari bermacam – macam gejala psikis dari manusia
dengan menggunakan berbagai macam rancangan eksperimen merupakan kegiatan
utama dari psikologi eksperimen. temuan dari psikologi eksperimen merupakan
masukan bagi psikologi umum yang mengembangkan teori, aturan – aturan dan prinsip
– prinsip yang berlaku umum, berlaku untuk setiap manusia.
❑ Tahun 1901, Walter Dill Scott berbicara tentang kemungkinan penggunaan psikologi
dalam periklanan. Tahun 1903, ia menerbitkan bukunya The Theory of Advertising, yang
dipandang sebagai buku pertama yang membahas tentang psikologi dengan suatu
aspek dari dunia kerja. Tahun 1913 terbit buku The Psychology of Industrial
Efficiency yang ditulis oleh Hugo Muensterberg, psikologi Jerman yang mengajar di
Universitas Harvard.
❑ Pada tahun 1960-an mulai penerapan psikologi dibidang penjualan berkembang dengan
pesat. Perilaku manusia sebagai konsumen diteliti. Akhirnya pada waktu bersamaan
para sarjana psikologi sebaagai kelanjutan mendalami hubungan antarmanusia dalam
industry mulai mempelajari organisasi sebagai satu keseluruhan.
Psikologi Diferensial
❑ William Stern, seorang sarjana Jerman, memberikan dasar yang kuat pada psikologi
diferensial . dalam bukunya Die Differentielle Psychologie yang terbit tahun 1900, ia
mengulas secara sistematik bidang-bidang dan metode dari psikologi khusus. Melalui
psikologi khusus ini berkembanglah psychotechniek yang kemudian terkenal dengan
nama psikometri, yaitu cabang psikologi yang berupaya mempelajari dan mengukur
gejala-gejala psikis yang khas dari seseorang.
❑ Setelah Perang Dunia I, psikometri berkembang dengan sangat pesat. Tes-tes
psikologik mulai digunakan dalam seleksi tenaga kerja oleh perusahaan. Penekanan
perbedaan antarmanusia ini mendapat perhatian pula dalam menyusun dan
menetapkan insentif bagi para tenaga kerja agar mereka mempertahankan atau
meningkatkan motivasi kerja mereka.
Psikologi Industri dan Organisasi
di Indonesia
❑ Ketika kemerdekaan Indonesia diakui secara resmi oleh Belanda akhir tahun 1949,
terdapat kegiatan-kegiatan psikologis dengan menggunakan tes psikologik yang
dilakukan oleh Balai Psychotechniek dan Pusat Psikologi Angkatan Darat di Bandung.
❑ Pada tanggal 3 Maret 1953, dibawah pimpinan Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, didirikan
lembaga Pendidikan Asisten Psychologi, dan balai Psychotechniek dari kementrian
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan RI dilebur ke dalamnya menjadi bagian
Psikologi Kejuruan dan Perusahaan.
❑ Secara umum dapat dikatakan bahwa kemungkinan – kemungkinan untuk
mengembangkan psikologi dan industry di Indonesia sebagai ilmu telah dikenal dan
dipahami, tetapi pelaksanaannya belum dapat dilakukan sepenuhnya. Kegiatan para
sarjana psikologi di bidang organisasi, Psikologi, Kerekayasaan, dan penelitian perilaku
konsumen, pada permulaan tahun 2001, belum dapat dikatakan banyak.
Pengertian Psikologi Industri dan Organisasi
❑ Istilah psikologi industri dan organisasi merupakan terjemahan dari Industrial and
Organizational Psychology. Psikologi industry dan organisasi merupakan satu
keseluruhan pengetahuan yang berisi fakta, aturan dan prinsip-prinsip tentang perilaku
manusia pada pekerjaan.
❑ Psikologi industri dan organisasi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia :
- Dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen;
- Baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya
dapat diterapkan dalam industry dan organisasi untuk kepentingan dan kemanfaatan
manusianya dan organisasinya.
a. Psikologi Industri dan Organisasi adalah Ilmu
Psikologi industri dan organisasi di Indonesia masih terutama menerapkan temuan-temuan
dari psikologi pada umumnya, psikologi industri dan organisasi pada khususnya, kedalam
industri dan organisasi.
b. Psikologi Industri dan Organisasi Mempelajari Perilaku Manusia
Ilmu hanya menangani fakta-fakta yang dapat diamati, yang dapat dilihat, didengar, diraba,
diukur dan dilaporkan. Karena itu psikolog memusatkan perhatiannya pada perilaku
‘terbuka’, yang dapat secara langsung diamati, untuk memahami dan menganalisis orang
yang dikaji.
c. Perilaku Manusia Dipelajari dalam Perannya sebagai Tenaga Kerja dan sebagai
Konsumen
Perilaku manusia dipelajari di dalam lingkungan kerja, didalam melaksanakan tugas
pekerjaannya. Manusia dipelajari da;am interaksiinya dengan pekerjaannya, dengan
lingkungan kerja fisiknya, dengan lingkungan sosial di pekerjaan.
d. Perilaku Manusia Dipelajari Secara Perorangan dan Secara Kelompok
Dalam hal konsumen, masalah yang dipelajari dapat mengambil bentuk : sejauh mana ada
reaksi yang sama dari kelompok konsumen dengan ciri-ciri tertentu terhadap iklan suatu
produk. Setelah mempelajari perilaku tenaga kerja dan konsumen baik secara perorangan
maupun secara kelompok maka berdasarkan temuan-temuannya dapat dikembangkan
teori, aturan-aturan atau hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kembali
kedalam kegiatan-kegiatan industry dan organisasi untuk kepentingan tenaga kerja,
konsumen dan organisasinya, dan untuk menguji ketepatannya.
Wawasan Psikologi Industri dan
Organisasi
Organisasi dapat kita pandang sebagai suatu sistem yang terbuka. Kast & Rosenzweig
(1974) mengartikan sistem sebagai “suatu kesatuan keseluruhan yang terorganisasi, yang
terdiri dari dua atau lebih bagian, komponen atau subsistem yang seling tergantung, yang
dipisahkan dari suprasistem sebagai lingkungannya oleh batas-batas yang dapat
ditemukenali”.

Objek yang dipelajari oleh oleh psikologi industri dan organisasi adalah perilaku manusia
sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen dalam interaksinya dengan organisasinya.
Dengan kata lain perilaku manusia dipelajari dalam kaitan :
a. Fungsi batas sistem
– Pelamar/calon tenaga kerja
-Tenaga kerja yang terlibat dalam proses pengadaan dan seleksi tenaga kerja.
-Tenaga kerja yang terlibat dalam proses pengendalian mutu, pemasaran dan penjualan.
– Konsumen, perorangan maupun perusahaan.
b. Proses produksi dalam sistem
-Tenaga kerja pelaksana, yang dikelola.
– Tenaga kerja pengelola (manajer).
Agar tenaga kerja baru dapat ikut serta dalam
proses pengolahan bahan mentah dan/atau
informasi, maka ia/mereka memerlukan pelatihan
orientasi dan pelatihan keterampilan. Kondisi kerja
dan Psikologi Kerekayasaan berusaha untuk
menyesuaikan lingkungan kerja fisik, mesin-mesin
dan peralatan dengan keterbatasan kemampuan
para tenaga kerjanya, agar mereka dapat bekerja
dengan efisien. Organisasi industri sebagai suatu
sistem berada dalam proses pertukaran secara
sambung-menyambung dengan sistem lainnya.
Kaitan Psikologi Industri dan
Organisasi dengan Ilmu-Ilmu Lain.
Psikologi industri dan organisasi memberikan kontribusinya pada perilaku keorganisasian
dan manajemen sumber daya manusia.
a. Kaitan dengan Perilaku Keorganisasian (organizational behavior)
Psikologi industry dan organisasi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia :
-Dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen.
-Baik secara perorangan maupun secara kelompok.
Sebagai tenaga kerja perilakunya dipelajari untuk dapat menemukenali kepribadiannya,
kecakap-kecakapannya, keterampilan-keterampilannya, sikapnya dan ciri-ciri kepribadian
lainnya :
-Dengan tujuan-tujuan khusus, untuk seleksi dan penempatan untuk pelatihan dan
pengembangan.
-Dalam interaksinya dengan lingkungan fisiknya.
-Dalam interaksinya dengan lingkungan sosialnya.
b. Kaitannya dengan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Perbedaan utama terletak pada kondisi dimana manusia sebagai tenaga kerja dipelajari.
Perilaku manusia dipelajari dalam kaitannya dengan manajemen. Bagaimana manusia
sebagai tenaga kerja dapat dimanajemeni secara efektif, merupakan pertanyaan dasar.
Manajemen sumber daya manusia membahas seleksi dalam proses keseluruhan
penerimaan tenaga keraja. Manajemen sumber daya manusia memanajemeni manusia
sebagai tenaga kerja, dimana prinsip efisiensi dan efektivitas perlu diperhatikan.
Pada psikologi industry dan organisasi penemukenalan manusia sebagai tenaga kerja lebih
dipusatkan pada cara yang abash untuk pekerjaan tertentu. Pada psikologi industri dan
organisasi perilaku tenaga kerja dipelajari untuk dapat menemukenali kepribadiannya
dalam rangka :
1. Proses seleksi dan penempatan, proses pelatihan dan pengembangan.
2. Interaksi tenaga kerja dengan lingkungan fisik dan sosial

Anda mungkin juga menyukai