Anda di halaman 1dari 150

PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH

MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH


(Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:
Erma Hermawan
NIM : 203046101697

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH
MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
(Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I)

Oleh:
Erma Hermawan
NIM : 203046101697

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429H/2008M
PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH
MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
(Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I)

Oleh:
Erma Hermawan
NIM : 203046101697

Di Bawah Bimbingan

Dr. Euis Amalia, M.Ag.


NIP. 150 289 264

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI


SYARIAH MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH telah
diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 September 2008. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I)
pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 26 September 2008


Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM


NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA. (....................)


NIP. 130 789 745
2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani M.Ag. (....................)
NIP. 150 269 678
3. Pembimbing : Dr. Euis Amalia, M.Ag. (.....................)
NIP. 150 289 264
4. Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (.....................)
NIP. 150 210 422
5. Penguji II : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag. (....................)
NIP. 150 275 509
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, mengiringi selesainya

penulisan skripsi ini, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada penerang bagi kehidupan

yaitu Nabi Muhammad s.a.w, beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir

zaman.

Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses

tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai

pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan

yang setinggi-tinginya dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH. MA. MM. selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Euis Amalia, M.Ag. selaku Ketua Jurusan dan Ah. Azharudin Latif, M.Ag.

selaku Sekretaris Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. selaku Ketua Koordinator dan Drs. Ahmad

Yani, M.Ag. selaku Sekretaris Koordinator Program Non Reguler Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Euis Amalia M.Ag atas kesediannya memberikan waktu luang kepada
penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala perpustakaan utama dan Fakultas Syariah beserta jajarannya, yang
telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian dan
mendapatkan referensi buku.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu
kepada penulis sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus
tercinta ini.
7. Dua orang hamba Allah yang selalu penulis hormati dan cintai Ayah dan
Bunda atas kasih sayang yang tiada terkira, membantu, mendukung dan
memotivasi penulis baik secara moriil maupun materiil, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Kakak-kakak dan adik-adikku tercinta, a’ Momon, t’ Yati, d’ diding, d’ Arif,
Icha dan Amil yang telah membantu penulis lewat doa-doanya, kalian adalah
motivasi hidupku.
9. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Tasikmalaya beserta para staf pengajar dan

karyawan lainnya, terkhusus kepada Bapak Yanyan Herdiyana, S.Pd. dan Ibu

Enok yang telah banyak membantu penulis dalam dalam penelitian di sekolah.

10. Ketua MGMP Ekonomi Bapak Nahrudin, MM dan PINBUK Tasikmalaya

khususnya Bapak Endang Ahmad Yani, MM. kepada semuanya saya

haturkan terima kasih atas segala bantuannya.


11. Seluruh keluargaku yang telah memberikan motivasi atas selesainya skripsi

ini mang Edi n bi Titin, mang Emon n bi Ono mang Ihin n bi Fifit serta t’

Hera atas segala bantuannya.

12. Keluarga Besar Mahasiswa Galuh Jaya, Adhe, Asep Dalank, Amin, Apep,

Atep, Billy, Dhani, Echep, Hielmy dan Uchok atas bantuan dan semoga kita

dapat mencurahkan pengetahuan bagi tanah kelahiran tercinta “Tatar Galuh

Ciamis”.

13. Teman-teman seperjuangan khususya kelas C sobat, dhoni mute, choi, panji

inal, waiz, wahyu, ayu lisa, ayat, gudeng, widi, luthfi, yang telah banyak

membantu penulis, Thanks ya…, friend!, pokoknya semuanya yang tidak

penulis sebutkan satu-persatu, baik kelas A maupun kelas B.

Besar harapan penulis, bahwa penulisan ini dapat memberikan kontribusi

yang positif bagi khasanah Ilmu Ekonomi Islam dan aparat pembuat kebijakan

terutama bidang pendidikan, sehingga ekonomi Islam bisa menjadi kurikulum

pendidikan Nasional.

Peulis sadar bahwa masih diperlukan banyak penyempurnaan dalam skripsi

ini, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Atas semua perhatiannya

penulis haturkan terima kasih.

Jakarta, 15 Juni 2008

Penulis
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 26 September 2008

Erma Hermawan
ABSTRAKSI

Pengembangan ekonomi syariah melalui perguruan tinggi merupakan upaya

strategis untuk melahirkan sumber daya insani dibidang ekonomi syariah, baik

ekonomi pembangunan, manajemen, akuntansi, dan di lembaga keuangan syariah.

Dengan program pendidikan ini, diharapkan lahir para ilmuwan ekonomi Islam

berkualitas yang tidak ragu tentang ekonomi Islam. perkembangan pendidikan

ekonomi Islam di Indonesia kini makin meluas, tidak saja di Perguruan Tinggi (PT),

tetapi juga sampai ke sekolah menengah umum (SMU) bahkan sekolah menengah

pertama (SMP). Untuk pendidikan ekonomi syariah di SMP telah direalisasikan di

Kota Tasikmalaya.

Dua tahun sudah Kota Tasikmalaya menerapkan pelajaran ekonomi syariah

dalam bentuk muatan lokal secara resmi, dengan landasan hukum Surat Keputusan

(SK) Walikota No 421/7/2005. maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui sistem

pembelajaran di sekolah.

Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari angket atau kuesioner

yang diisi oleh responden yakni siswa dan guru pada SMP Negeri 1 Kota

Tasikmalaya dengan menggunakan analisa data melalui tabel frekuensi dan deskriptif

statistik dengan menggunakan program SPSS 11.5 for windows, dan untuk

mengetahui kualitas persepsi digunakan rumus artificial Nouron Network (ANN).

Dari penelitian ini diketahui bahwa persepsi responden terhadap ekonomi syariah

berada pada kategori baik.


‫  ا
ا  ا‬

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, mengiringi selesainya

penulisan skripsi ini, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada penerang bagi kehidupan

yaitu Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir

zaman.

Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses

tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai

pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan

dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

14. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM. selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

15. Dr. Euis Amalia, M.Ag. sebagai Ketua Porgram Studi dan Ah. Azharudin

Latif, M.Ag. selaku sekretaris Porgram Studi Muamalat Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

16. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. sebagai Ketua Koordinator Teknis dan

Drs. Ahmad Yani, M.Ag. selaku Sekretaris Koordinator Teknis Program Non

Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


17. Ibu Dr. Euis Amalia M.Ag atas kesediannya memberikan waktu luang kepada

penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

18. Kepala Perpustakaan Utama dan Fakultas beserta para stafnya yang telah

banyak membantu penulis melakukan penelitian.

19. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu

kepada penulis sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus

tercinta ini.

20. Sepasang hamba Allah yang selalu penulis cintai Bapak Yoyo dan Ibu I’ah,

atas kasih sayang yang tiada terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

21. Kakak dan adik-adikku tercinta, Momon, Yati, diding, Arif, Icha dan Amil

yang telah membantu penulis lewat doa-doanya, kalian adalah motivasi dan

inspirasi hidupku.

22. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya beserta para pengajar dan

karyawan lainnya, terkhusus kepada Bapak Yanyan Herdiyana S.Pd.dan Ibu

Enok yang telah membantu penulis dalam penelitian ini.

23. MGMP Ekonomi dan PINBUK Tasikmalaya khususnya Bapak Nahrudin

MM. dan Bapak Endang Ahmad Yani, MM., kepada semuanya saya haturkan

terima kasih.

24. Seluruh rekan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) GALUH JAYA, Ade, Asep

Dalank, Amin, Apep, Atep, Billy, Irfan Hilmy, Ramdhani, Samsuludin atas
bantuan dan motivasinya. Semoga kebersamaan kita dapat dilanjutkan dalam

mengawal pembangunan daerah tercinta (Tatar Galuh Ciamis).

25. Seluruh keluargaku yang telah memberikan semangat atas selesainya skripsi

ini, Paman dan Bibi : Edi dan Titin, Emon dan Ono, Ihin dan Fifit serta

kakaku Ema Herawati atas segala bantuannya.

26. Teman-teman seperjuangan khususnya kelas C : Andi Kristanto, Andi

Irmansah, Rahayu Lisa, Rahayu Dhoni, Euis, Mutia, Choiriyah, Panji, Deden,

Waiz, Wahyu, Jamal, Luthfi, Yayat dan temen-temen yang tidak penulis

sebutkan satu persatu, pokoknya semua angkatan 2003. Temen-temen

direguler: Harun, Iwan, Ifdhal, Digdo, Grand, Yasir, Farhan dan Sriwahyuni

serta temenku di Unsil Destia, Entin, dan lebih khusus Ani Nurbayani yang

selalu memberikan motivasi buat penulis.

Besar harapan bahwa tulisan ini dapat memberikan konstribusi yang positif

bagi khazanah Ilmu Ekonomi Islam dan aparat pembuat kebijakan khususnya pada

pedidikan ekonomi syariah.

Penulis sadar bahwa masih diperlukan banyak penyempurnaan dalam

penulisan skripsi ini, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan. Atas semua

perhatiannya penulis haturkan terima kasih.

Jakarta, 26 September 2008 M


26 Ramadhan 1429 H

Penulis
ABSTRAKSI

Pengembangan ekonomi syariah melalui perguruan tinggi merupakan upaya

strategis untuk melahirkan sumber daya insani dibidang ekonomi syariah, baik

ekonomi pembangunan, manajemen, akuntansi, dan di lembaga keuangan syariah.

Dengan program pendidikan ini, diharapkan lahir para ilmuwan ekonomi Islam

berkualitas yang tidak ragu tentang ekonomi Islam. perkembangan pendidikan

ekonomi Islam di Indonesia kini makin meluas, tidak saja di Perguruan Tinggi (PT),

tetapi juga sampai ke sekolah menengah umum (SMU) bahkan sekolah menengah

pertama (SMP). Untuk pendidikan ekonomi syariah di SMP telah direalisasikan di

Kota Tasikmalaya.

Dua tahun sudah Kota Tasikmalaya menerapkan pelajaran ekonomi syariah

dalam bentuk muatan lokal secara resmi, dengan landasan hukum Surat Keputusan

(SK) Walikota No. 421.7/2005. maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui sistem

pembelajaran di sekolah.

Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari angket atau

kuesioner yang diisi oleh responden yakni siswa dan guru pada SMP Negeri 1 Kota

Tasikmalaya dengan menggunakan analisa data melalui tabel frekuensi dan deskriptif

statistik dengan menggunakan program SPSS 11.5 for windows, dan untuk

mengetahui kualitas persepsi digunakan rumus artificial Nouron Network (ANN).

Dari penelitian ini diketahui bahwa persepsi responden terhadap ekonomi syariah

berada pada kategori baik.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

ABSTRAKSI ......................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK .................................................................. x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7

D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8

E. Kerangka Konsep...................................................................... 10

F. Metode Penelitian……………………………………………. 14

G. Sistematika Penulisan............................................................... 19

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Persepsi....................................................................................... 21

1. Pengertian persepsi................................................................ 21

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.......................... 24

B. Sistem Pembelajaran ................................................................. 26

1. Pengertian Sistem Pembelajaran........................................... 27

2. Metode Pembelajaran .......................................................... 28

3. Media Pembelajaran............................................................. 29
C. Ekonomi Islam............................................................................ 31

1. Pengertian Ekonomi Islam.................................................... 31

2. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam............................................. 33

BAB III : GAMBARAN UMUM SMPN I DAN KOTA TASIKMALAYA

A. Gambaran Umum SMPN 1 Kota Tasikmalaya........................40

1. Profil SMPN 1 Kota Tasikmalaya................................... 40

2. Profil manajemen dan pengelola sekolah......................... 46

3. Program masa mendatang dan rekomendasi..................... 47

4. Kurikulum pelajaran ekonomi syariah.............................. 49

5. Tanggapan terhadap kurikulum........................................ 53

B. Gambaran Umum Kota Tasikmalaya....................................... 54

1. Sejarah Kota Tasikmalaya................................................ 54

2. Visi dan Misi Kota Tasikmalaya...................................... 57

3. Letak Geografi Kota Tasikmalaya.................................... 58

4. Potensi perekonomian Kota Tasikmalaya......................... 60

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMP N 1 Tasikmalaya 65

B. Analisis Penelitian.................................................................... 68

1. Profil Responden................................................................. 68

2. Analisis Deskriptif Statistik................................................ 70

3. Analisis Penilaian berdasarkan ANN.................................. 94

C. Analisis SWOT pembelajaran ekonomi syariah di Kota

Tasikmalaya............................................................................. 100

Analisa Temuan Penelitian...................................................... 105


BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 108

B. Saran ....................................................................................... 109

C. Rekomendasi............................................................................ 111

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 112

LAMPIRAN........................................................................................................... 115
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Operasional dan Variabel penelitian 13
2. Tabel 1.2 Operasional dan variabel wawancara 14
3. Tabel 3.1 Masa jabatan kepemimpinan SMPN 1 Tasikmalaya 41
4. Tabel 3.2 Lulusan sekolah lima tahun terahir 42
5. Tabel 3.3 Data ruang kelas 43
6. Tabel 3.4 Kondisi bangunan 43
7. Tabel 3.5 Profil wakasek dan pembantu sekolah 46
8. Tabel 3.6 Profil staf tata usaha 46
9. Tabel 3.7 Fasilitas penunjang 47
10. Tabel 3.8 Program budaya dan kultur sekolah 48
11. Tabel 3.9 Program dan kegiatan staf tata usaha 48
12. Tabel 3.10 Prestasi yang telah dicapai 49
13. Tabel 3.11 Materi pelajaran kelas VII 49
14. Tabel 3.12 Materi pelajaran kelas VIII 51
15. Tabel 3.13 Materi pelajaran kelas IX 52
16. Tabel 3.14 Luas wilayah dan jumlah kelurahan kota Tasikmalaya 58
17. Tabel 3.15 Potensi Industri 60
18. Tabel 3.16 Potensi perdagangan 61
19. Tabel 3.17 Data perusahaan 62
20. Tabel 3.18 Sarana dan prasarana perdagangan 62
21. Tabel 3.19 Potensi usaha kecil dan menengah 63
22. Table 4.1 Gambaran jenis kelamin responden 68
23. Table 4.2 Gambaran usia responden 69
24. Table 4.3 Frekuensi pemahaman terhadap pengertian ekonomi Islam 70
25. Table 4.4 Frekuensi tanggapan terhadap sistem ekonomi Islam 71
26. Table 4.5 Frekuensi tanggapan terhadap sumber ajaran ekonomi Islam 72
27. Table 4.6 Frekuensi tanggapan terhadap tujuan utama ekonomi Islam 73
28. Table 4.7 Frekuensi tanggapan terhadap tauhid prinsip dasar ekonomi Islam 74
29. Table 4.8 Frekuensi tanggapan terhadap harta sebagai titipan 75
30. Table 4.9 Frekuensi pengetahuan tokoh pemikir ekonomi Islam 76
31. Table 4.10 Frekuensi tanggapan terhadap konsep uang menurut Al-
Ghazali 77
32. Table 4.11 Frekuensi tanggapan terhadap pengertian riba 78
33. Table 4.12 Frekuensi tanggapan terhadap macam-macam riba 79
34. Table 4.13 Frekuensi tanggapan terhadap konsekuensi akad dalam Islam 80
35. Table 4.14 Frekuensi tanggapan terhadap ruang lingkup LKS 81
36. Table 4.15 Frekuensi tanggapan terhadap Praktik LKS 82
37. Table 4.16 Frekuensi tanggapan terhadap bagi hasil sebagai ciri ekonomi
Islam 83
38. Table 4.17 Frekuensi pengetahuan terhadap BMT 84
39. Table 4.18 Frekuensi penegtahuan terhadap sumber keuangan negara 85
40. Table 4.19 Frekuensi tanggapan atas keyakinan terhadap ekonomi Islam 86
41. Table 4.20 Frekuensi tanggapan terhadap desaign ekonomi Islam 87
42. Table 4.21 Frekuensi tanggapan jika ekonomi Islam menjadi kebijakan
Negara 88
43. Table 4.22 Frekuensi tanggapan terhadap penyaluran dana LKS 89
44. Table 4.23 Frekuensi tanggapan untuk menjadi nasabah LKS 90
45. Table 4.24 Frekuensi tanggapan untuk mengunjungi LKS 91
46. Table 4.25 Frekuensi tanggapan untuk membuat artikel 92
47. Table 4.26 Frekuensi tanggapan untuk mengumpulkan referensi artikel 93
48. Table 4.27 Frekuensi tanggapan untuk bertindak tidak boros 94
49. Table 4.28 Frekuensi tanggapan terhadap pengetahuan dasar 95
50. Table 4.29 Frekuensi tanggapan terhadap pengetahuan umum 96
51. Table 4.30 Frekuensi tanggapan terhadap sejarah ekonomi syariah 97
52. Table 4.31 Frekuensi tanggapan terhadap keyakinan sikap 98
53. Table 4.32 Frekuensi tanggapan terhadap kecenderungan bertindak 99
54. Table 4.33 Matrik SWOT 101
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

1. Gambar 1.1 Alur ilustrasi penelitian 11


2. Grafik 3.1 Jumlh siswa 5 tahun 43
3. Grafik 3.2 Ketenagakerjaan-Guru 44
4. Grafik 3.3 Ketenagakerjaan-Tata usaha 45
5. Grafik 4.1 Gambaran mengenai Jenis klamin 68
6. Grafik 4.2 Gambaran mengenai Usia responden 69
7. Gambar 4.3 Skala interval pengetahuan dasar ekonomi Islam 96
8. Gambar 4.4 Skala interval pengetahuan umum ekonomi Islam 97
9. Gambar 4.5 Skala interval pengetahuan sejarah ekonomi Islam 97
10. Gambar 4.6 Skala interval keyakinan sikap 98
11. Gambar 4.7 Skala interval kecenderungan bertindak 99
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

H. Latar Belakang Masalah

I. Pembatasan dan Perumusan Masalah

J. Tujuan dan Manfaat Penelitian

K. Kerangka Konsep

L. Tinjauan Pustaka

M. Metode Penelitian

N. Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Persepsi

B. Sistem Pembelajaran

1. Media Pembelajaran

2. Metode Belajar

3. Strategi Belajar

C. Ekonomi syari’ah

1. Sistem Ekonomi Syari'ah

2. Prinsip-prinsip Ekonomi Syari'ah

BAB III : GAMBARAN UMUM SMPN I DAN KOTA TASIKMALAYA


C. Profil SMPN 1 Kota Tasikmalaya

D. Profil Kota Tasikmalaya

BAB IV : HASIL PENELITIAN

D. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMPN 1 Tasikmalaya

E. Profil Responden

F. Analisis Statistik Deskriftip

G. Analisis Penilaian berdasarkan Artificial Neuron Network (ANN)

H. Analisis SWOT pembelajaran ekonomi syariah pada SMPN 1

Tasaikmalaya

BAB V : PENUTUP

D. Kesimpulan

E. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Islam sebagai agama memuat ajaran yang universal dan komprehensif.

Universal artinya bersifat umum dan komprehensif artinya mencakup seluruh

bidang kehidupan. Islam didesain untuk mengantarkan kebahagiaan manusia

lewat penegakan keharmonisan antara kebutuhan–kebutuhan moril dan materil

manusia, aktualisasi keadilan sosio-ekonomi serta persaudaraan dalam

masyarakat.

Sudah menjadi coretan sejarah bahwa Islam sebagai sebuah nilai sekaligus

sistem kehidupan pernah menghantarkan manusia pada suatu periode kehidupan

yang sejahtera, baik lahir maupun batin, baik materi maupun rohani. Islam

mempunyai sumber hukum yang sama dari dulu hingga sekarang, yaitu al Qur’an

dan sunnah. namun bagaimana bisa peradaban ummat Islam terpuruk saat ini?

Bagaimana Islam dapat masuk pada semua sisi kehidupan manusia, mengatur dan

menyelesaikan masalah hidup dan kehidupan, sehingga mereka sejahtera pada

masa lalu? Padahal al-Qur’an dan sunnah tak pernah bertambah dan berkurang

lembarannya sejak dulu hingga kini. Dengan kata lain kita masih menggunakan

sumber hukum dan pengetahuan yang sama kuantitas maupun kualitasnya. 1

Dalam Al-Quran Allah memberikan contoh tegas mengenai ajaran-ajaran

para rasul di masa dalam kaitannya dengan masalah-masalah ekonomi yang

1
Ali Sakti, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, (Jakarta: Paradigma
dan AQSA Publishing, 2007), h. 1.
menekankan bahwa prilaku ekonomi salah satu bidang yang sangat diperhatikan

dalam Islam. Salah satu contoh yang dapat dikemukakan adalah mengenai risalah

kenabian Ibrahim as. dan putra-putranya, Allah berfirman :

☺  


  !  
*+ ,  &'( ) "#
$ 
1'2 ) ,-.
/(0
9":; ) 3456 78(0
3C'( ?052⌧B ? 345*<=>(0
( :‫ )اء‬DE, F
Artinya : Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan
kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.
(Al-Anbiyya ayat 73)

Sejak beberapa dekade lalu telah diidentifikasi kelemahan umat Islam

dimasa kini, rendahnya keimanan kepada Allah atau jauhnya umat Islam dari

kitab suci mereka yang tergambar dari kurangnya pemahaman mereka pada

Qur’an dan sunnah, diprediksi sebagai sumber kekacauan umat Islam saat ini.

Namun di samping itu tidak kecil juga faktor eksternal umat Islam yang

menyebabkan kecenderungan keterpurukan ini terjadi. Dominasi peradaban non

Islam yang saat ini diakui boleh jadi menjadi faktor dominan dari kemunduran

umat Islam. peradaban non Islam/konvensional mempunyai pengaruh yang

menyeluruh bagi kehidupan umat Islam baik secara paradigma dan metoda

maupun secara kultur memberikan referensi baru bagi umat Islam. 2

2
Ibid., h. 2
Dalam kenyataannya semua negara muslim masuk dalam kategori negara-

negara berkembang meskipun diantaranya relatif kaya, sementara sebagian yang

lain sangat miskin. Mayoritas negeri-negeri ini, terutama yang miskin, seperti

halnya negara-negara berkembang lainnya dihadapkan pada persoalan-persoalan

yang sangat sulit. Salah satunya adalah ketidak seimbangan ekonomi makro yang

dicerminkan dalam angka pengangguran dan inflasi yang tinggi, defisit neraca

pembayaran yang sangat besar, defresi nilai tukar mata uang yang berkelanjutan,

dan beban utang yang berat. Problem lainnya adalah kesenjangan pendapatan dan

kekayaan yang sangat lebar diantara golongan-golongan yang berbeda-beda dari

setiap negara dan juga antar negara muslim. 3 Konsekuensinya kebutuhan pokok

bagi setiap penduduknya tetap belum dapat dipenuhi, sementara golongan kaya

dan menengah hidup dalam kemewahan.

Ketidakmampuan sistem ekonomi yang ada dalam mensejahterakan bangsa

secara adil dan merata, telah mendorong masyarakat untuk kembali kedalam

sistem ekonomi alternative yaitu mewujudkan sistem ekonomi yang sejalan

dengan nilai-nilai agama, terutama dikalangan umat Islam sebagai penduduk

mayoritas bangsa. Secara faktual telah sekian lama umat Islam di Indonesia

khususnya, melupakan salah satu sisi warisan tak ternilai dari peninggalan

Rasulullah Saw. Yaitu dimensi muamalah dari segi prilaku ekonomi. Perhatian

umat Islam selama ini terfokus pada masalah ibadah mahdoh semata dan kurang

3
M. Umer Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h.
1.
memberi perhatian terhadap perkembangan ekonomi dan dunia usaha yang berada

pada sisi ibadah ghoiru mahdoh.

Di tengah-tengah berbagai macam persoalan kompleks yang dihadapi oleh

masyarakat dan bangsa terutama oleh kaum muslimin, tumbuhlah kesadaran ke-

Islam-an yang cukup menggembirakan yang tidak pernah terbayangkan

sebelumnya. Kesadaran ini pada dasarnya dilandasi oleh kehadiran dua gerakan

renaissance Islam modern yaitu neorevivalis dan modernis. Dimana tujuannya

adalah sebagai upaya kaum muslimin dalam melandasi segenap aspek kehidupan

ekonominya berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah, yaitu menjadikan ekonomi Islam

sebagai sistem ekonomi alternatif dan mudah-mudahan pada akhirnya akan

menjadi satu-satunya sistem ekonomi yang dianut oleh kaum muslimin.

Secara eksplisit ekonomi syariah di Indonesia mulai lebih dikenal sejak

berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991, selanjutnya

ekonomi berbasis syariah di Indonesia menunjukan perkembangan yang

menggembirakan lebih-lebih pada saat krisis ekonomi yang melanda negeri ini

sejak pertengahan tahun 1997, telah membawa bangsa Indonesia kepada suatu

bencana yang menyebabkan sektor ekonomi modern sperti perbankan, property,

industri besar dan lain-lain yang menjadi pilar perekonomian nasional ternyata

tidak mampu menghadapi badai krisis dan akhirnya satu persatu sektor usaha

tersebut berjatuhan dan yang tersisa adalah tetap tegarnya perbankan non-

ribawi/perbankan syariah.

Fenomena di atas kemudian memicu munculnya berbagai lembaga

keuangan yang berbasis spritual murni yang secara keseluruhan maupun dengan
cara pembentukan divisi syariah pada tiap-tiap lembaga seperti asuransi syariah,

pasar modal syariah, koperasi syariah, pegadaian syariah, dan bahkan multi level

marketing syariah.4

Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia yang sangat menggembirakan

ini, sudah barang tentu harus dikawal oleh berbagai faktor pendukung penting

yang harus digarap. Diantara faktor pendukung penting itu adalah Sumber Daya

Manusia (SDM) atau dalam istilah ekonomi Islam disebut dengan Sumber Daya

Insani (SDI), yang memiliki pengetahuan ekonomi yang baik, sekaligus memiliki

pengetahuan ke-syariah-an yang cukup serta memiliki akhlakul karimah yang

tercermin dalam ke-amanah-an, ke-sidiq-an (kejujuran), ke-fathonah-an

(kecerdasan) dalam memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan. Oleh karena

itu, upaya-upaya pendidikan yang dilakukan dalam institusi formal maupun non-

formal harus terus dilakukan dalam berbagai macam jenjang pendidikan.5

Penerapan pendidikan ekonomi syariah di tingkat pendidikan yang telah

dilakukan adalah diperguruan tinggi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan akan

Sumber daya Insani pada lembaga perekonomian syariah, dan masih sangat

minim dilakukan di tingkat pendidikan menengah seperti halnya di SMP/SMA.

Beberapa sekolah yang telah memulai pendidikan ekonomi syariah diantaranya di

wilayah Riau, Padang dan Tasikmalaya.

4
Masyarakat Ekonomi Syariah, Profil Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: MES, 2006), h.
72.
5
Tim MGMP Ekonomi, Pinbuk, Pemkot Tasikmalaya, Ekonomi Syariah untuk SMP/MTs,
(Tasikmalaya: Sebi Desaign, 2005), h. 1.
Di wilayah Riau dan Padang penerapan ekonomi syariah ini dilakukan

ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sedangkan di Kota Tasikmalaya

pendidikan ekonomi syariah ini diterapkan di tingkat SMP/MTs, penerapan yang

dimulai pada tahun pelajaran 2003/2004 ini diprakarsai oleh MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Ekonomi pada Tahun pelajaran 2001/2002,

yang didukung oleh PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil) dan

Pemerintah Kota Tasikmalaya, dengan berlandaskan pada UU NO. 22 Tahun

1999 tentang pemerintahan daerah mengenai kewenangan pengaturan di bidang

pendidikan, yang kemudian dikenal dengan istilah Muatan Lokal.6 Dalam hal ini

pemerintah Kota Tasikmalaya mengambil materi bermuatan lokal tersebut

diantaranya Ekonomi Syariah.

Melihat realita penerapan pelajaran ekonomi syariah di tingkat sekolah

menengah masih langka, maka penulis bermaksud melihat dan mempelajari lebih

jelas dengan terjun langsung ke lapangan, bagaimana penerapan pelajaran

ekonomi syariah dan bagaimana persepsi mereka setelah mempelajarinya? Oleh

sebab itu penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul: "Persepsi Siswa

dan Guru Tentang Ekonomi Syariah Melalui Sistem Pembelajaran di Sekolah

(Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)".

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

Bertolak dari penuturan di atas, maka tentunya akan meluas jika masalah

tersebut secara keseluruhan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis membatasi

6
Ibid., h.1
permasalahannya seputar persepsi, penerapan dan faktor pendorong serta

penghambat dalam penerapan muatan lokal ekonomi syariah pada SMPN 1 Kota

Tasikmalaya.

Adapun rumusan–rumusan masalah yang akan penulis tuangkan dalam

skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran Ekonomi Syariah diterapkan di SMP Negeri 1 Kota

Tasikmalaya?

2. Bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMP

Negeri 1 Kota Tasikmalaya?

3. Bagaimana analisis SWOT terhadap pembelajaran ekonomi syariah pada SMP

Negeri 1 Kota Tasikmalaya?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan mata pelajaran ekonomi syariah pada SMP

Negeri 1 Kota Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMP

Negeri 1 Kota Tasikmalaya.

3. Untuk mengetahui peluang dan tantangan serta kekuatan dan kelemahan dalam

pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya.

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang

lebih dalam tentang ekonomi syariah dan memberikan gambaran terhadap


praktek penerapannya di tingkat pendidikan menengah serta mengetahui

persepsi peserta didik dan pendidik dalam hal ini siswa dan guru terhadap

ekonomi syariah.

2. Bagi kalangan akademis, Tulisan ini diharapkan menjadi salah satu informasi

dari berbagai informasi mengenai penerapan mata pelajaran ekonomi syariah

pada tingkat pendidikan menengah, sehingga tulisan ini dapat memperkaya

khazanah keilmuan dan menjadi rujukan dalam sebuah referensi untuk

penulisan berikutnya.

3. Bagi pihak sekolah, Mengingat penerapan pelajaran ekonomi syariah baru

diterapkan di beberapa daerah saja, maka penulis berharap tulisan ini dapat

memberikan masukan atas sebuah koreksi dan bisa menjadi masukan dalam

penerapan mata pelajaran ekonomi syariah sehingga pembelajarannya menjadi

lebih baik.

D. TINJAUAN PUSTAKA

Ekonomi syariah merupakan bahasan yang sedang berkembang dan banyak

menarik perhatian para ahli pada kalangan masyarakat Indonesia khususnya, baik

di dunia praktisi maupun akademisi. Ekonomi Islam yang dalam konteks ke-

Indonesia-an dikenal dengan istilah Ekonomi Syariah, dalam mengawal proses

perkembangannya, tentu telah banyak pula penelitian yang telah dilakukan oleh

lembaga penelitian maupun perorangan, yang dijadikan sebagai bahan

pengetahuan baru. Seperti halnya yang dilakukan oleh Euis Amalia, dkk. tahun

2004, yang berjudul Respon Organisasi Masa Islam Terhadap Perkembangan


Ekonomi Islam di Indonesia (Studi Kasus di DKI Jakarta) hasil penelitian ini

menjelaskan bahwa Ormas Islam merespon baik terhadap perkembangan ekonomi

Islam di Indonesia, walaupun Organisasi–organisasi tersebut belum memiliki

program yang jelas yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi Islam, kecuali

baru hanya sebatas wacana.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ela Karmila tahun 2005, dengan judul

Persepsi Masyarakat Kecamatan Pamanukan Terhadap Bank Syariah. Isi dari

skripsi ini adalah menghubungkan antara karakteristik pendidikan formal dan non

formal (umum atau agama) masyarakat dengan persepsinya terhadap bank

syariah. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan masyarakat maka semakin positif pula persepsinya terhadap bank

syariah. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Rudi Lukman Hakim tahun

2005, dengan judul Persepsi Masyarakat Kemanggisan terhadap BMT At-Taqwa

Kelurahan Kemanggisan Kecamatan Palmerah Jakarata Barat. Penelitian ini

menunjukan bahwa mayoritas masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap

BMT At-Taqwa.

Ada juga penelitian yang dilakuakan oleh Putri Hadayani Tahun 2006, yang

berjudul tentang Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk dan Aplikasi

Perbankan Syariah (Studi kasus kelurahan Mulyasasri Kecamatan Tamansari

Tasikmalaya) penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman dan pengetahuan

masyarakat cukup tinggi terhadap bank syariah walaupun, hal ini belum membuat

mereka menjadi nasabah/pengguna jasa bank syariah.


Penelitian yang telah banyak dilakukan berkisar tentang respon,

pemahaman dan persepsi masyarakat mengenai lembaga keuangan syariah. Maka

dalam karya tulis ini, penulis akan melakukan penelitian dengan lebih umum dan

objek penelitian yang berbeda yaitu seputar dunia pendidikan dengan fokus

mengenai persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui pembelajaran

di sekolah, dengan objek penelitian pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya.

E. KERANGKA KONSEP

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang membangun peradaban

ekonomi syariah, hal ini tidak dikarenakan oleh penduduknya yang mayoritas

muslim, tetapi juga karena keinginan masyarakat untuk menerapkan ajaran agama

dalam berbagai aspek kehidupan. Pengembangan ekonomi dalam menjawab

kebutuhan sumber daya insani-pun sangat urgen keberadaannya. pendidikan

ekonomi Islam telah dilakukan diberbagai jenjang pendidikan, sampai pada

tingkat menengah pertama sekalipun. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana

penerapan ekonomi syariah ini sebagai suatu mata pelajaran? Bagaimana persepsi

mereka terhadap ekonomi syariah setelah ada pembelajaran di sekolah?

Persoalan di atas merupakan kerangka pemikiran yang harus dicarikan

jawabannya dalam penelitian ini. Oleh sebab itu berdasarkan kerangka pemikiran

konseptual di atas maka arah dan mekanisme penelitian ini dapat diilustrasikan

sebagai berikut:
Gambar 1.1
Alur Ilustrasi Penelitian

Kota Tasikmalaya merupakan Potensi ekonomi Tasikmalaya:


daerah yang religius Islami: 1. Pusat UKM kerajinan tangan
1. Mayoritas muslim 2. Pusat industri pakaian jadi
2. Pondok Pesantren 603 buah Muslim (bordir).
3. Visi dan Misi Kota 3. Pusat Kegiatan Wilayah
Tasikmalaya Priangan timur.

Surat Keputusan (SK)


Walikota Tasikmalaya Masyarakat belum
tentang penerapan memiliki pengetahuan
Muatan lokal Ekonomi yang memadai tentang
Syariah sistem ekonomi syariah

Permasalahan :
Penerapan pelajaran ekonomi Persepsi siswa dan guru
syariah diharapkan tentang ekonomi syariah
memberikan pemahaman dan melalui sistem pembelajaran
persepsi baik terhadap siswa di sekolah
dan guru tentang ekonomi
syariah

Jika diuraikan, maka sebagai berikut :

1. Kultur Kota Tasikmalaya yang merupakan daerah religius Islami dengan

indikator : masyarakatnya mayoritas muslim, terdapatnya 603 buah

pondok pesantren serta visi dan misi Kota Tasikmalaya.

2. kultur di atas didukung oleh potensi ekonomi yang tasikmalaya yang

merupakan pusat penghasil kerajinan tangan dan banyaknya usaha kecil


menengah, penghasil pakaian jadi dengan motif bordir dan merupakan

pusat kegiatan wilayah (PKW) priangan timur.

3. Political wiil dari pemerintah kota dengan mengeluarkan surat

keputusan (SK) Walikota N0. 421.7/2005 tentang penerapan mulok

ekonomi syariah.

4. Melihat kultur dan potensi tersebut ternyata pengetahuan masyarakat

Tasikmalaya terhadap ekonomi syariah belum begitu memadai.

5. maka diharapkan dengan pembelajaran ekonomi syariah di jenjang

pendidikan sekolah diharapkan dapat memberikan pemahaman dan

semangat berekonomi kepada masyarakat secara syariah.

Tabel 1.1
Operasional dan Variabel Penelitian

Ket. Indikator Sub. Variable Variable


1. Pengertian ekonomi syari’ah
2. Sumber ajaran ekonomi syari’ah
3. Tujuan ekonomi syari’ah
4. Prinsip – prinsip
a. Tauhid
b.Harta sebagai titipan
c. Keadilan
5. Sejarah pemikiran ekonomi Islam
a. Para pemikir Pemahaman/
b.Uang menurut Al Ghazali Pengetahuan
6. Riba
a. Pegertian Persepsi
b. Macam riba
7. Akad
8. Ekonomi masa Rasulullah
a. Lembaga keuangan
b. Sumber keuangan

1. Sistem ekonomi ideal


2. Nilai-nilai ekonomi Islam Keyakinan Sikap
3. Kebijakan negara
4. Penyaluran dana
1. Menjadi nasabah Kecenderungan
2. Mengunjungi bertindak
3. Membuat artikel
4. Mengumpulkan artikel
5. Tidak boros

Tabel 1.2
Operasional dan Variabel Wawancara

Variable Sub. Variable Indikator Ket.


Sejarah Kapan diterapkan
Landasan hukum Landasan
Sistem Penerapan Sistem penerapan
Pembelajaran Metode Metode belajar

Fasilitas 1. Buku
2. Perpustakaan
3. Sarana
SDM 1. Pelatihan guru
2. Guru khusus

F. METODE PENELITIAN

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan Mulok ekonomi

syariah yang dilaksanakan di Kota Tasikmalaya dengan fokus penelitian pada

SMPN 1 Kota Tasikmalaya, faktor pendorong dan penghambat juga peluang

dan tantangannya, serta persepsinya yang akan diuji melalui tiga sudut pandang

yaitu pemahaman atau pengetahuan, keyakinan sikap dan kecenderungan untuk

bertindak.

2. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field reseach) yakni

penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan. Namun penelitian ini

juga akan dilengkapi dengan penelitian kepustakaan (library reseach) untuk

melengkapi landasan teori. Dilihat dari segi data yang dikumpulkan penelitian

ini merupakan perpaduan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif,

penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang dan prilaku

yang diamati.

Penelitian kuantitatif dilakukan untuk mengolah data hasil penyebaran

angket/kuesioner. Dilihat dari sudut pandang tujuannya yang hendak dicapai,

penelitian ini termasuk penelitian deskriptif-analitis yakni penelitian yang akan

mengamati dan menganalisa persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah

pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdapat dua kategori, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Data primer didapat dengan melakukan studi dokumentasi melalui

buku-buku pelajaran, silabus, soal ujian dan melakukan penelitian lapangan

(field reseach) hal ini dilakukan dengan terjun langsung kelapangan dengan

objek penelitiannya yaitu SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya, guna

mendapatkan data secara faktual dan jelas.

b.Sumber Data Skunder

Data skunder didapat melalui studi kepustakaan (library reseach),

yaitu dengan meneliti sumber-sumber data yang relevan dengan pokok


masalah yang akan diteliti, baik melalui majalah, surat kabar, maupun media

elektronik. Melalui sumber data ini maka akan didapat konsep, teori dan

definisi-definisi yang akan penulis gunakan sebagai landasan berfikir dan

analisa dalam proses penulisan.

4. Teknik Pengambilan Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.7 Yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan guru pada SMPN 1 Kota

Tasikmalaya.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.8 Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan teknik penentuan dan pengambilan sampel

secara purposif aksidental (purposive accidental sampling) artinya dengan

pertimbangan tujuan pragmatis dalam pengumpulan data ini hanya kelas

unggulan dari kelas VII (tujuh) A sebagai kelas akselerasi dan kelas VIII

(delapan) A dan B pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya yang berjumlah tiga

kelas serta guru ekonomi syariah yang berjumlah 8 orang, dengan jumlah

120 responden.

5. Teknik Pengumpulan Data

7
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 1999) h. 72.
8
Ibid.., h. 72
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk kepentingan

pengumpulan data, dalam skripsi ini penulis menggunakan dua macam

pendekatan yaitu :

a. Studi Kepustakaan (Library research)

Pada proses studi kepustakaan ini penulis membaca, memahami dan

mempelajari bahan–bahan tertulis seperti dari buku pelajaran, silabus, soal

ujian, majalah, surat kabar, media elektronik dan informasi-informasi lainnya

yang tertulis yang berhubungan dengan skripsi ini. Melalui cara ini penulis

akan mendapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis

pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan.

b. Studi Lapangan (Field Research)

Dalam studi lapangan ini, untuk mendapatkan data penulis akan

menggunakan dua cara/ instrument yaitu :

1). Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu cara pengumpulan data dalam bentuk daftar

pertanyaan, kuesioner ini dilakukan karena berkaitan dalam menguji persepsi

siswa dan guru tentang ekonomi syari'ah yang akan diuji secara kognitif

(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (tindakan) dengan

menggunakan skala likert. Model skala likert adalah bentuk kuisioner yang

mengungkap sikap dari responden dalam bentuk jawaban yang berupa sangat

setuju (SS), setuju (S), netral (N) tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS)
atau sangat paham (SP), paham (P), Cukup Paham, (CP) kurang paham (KP)

dan tidak paham (TP) dengan kategorisasi pertanyaan sebagai berikut:9

a. Pertanyaan positif diberi skor 5,4,3,2 dan 1

b. Pertanyaan negatif diberi skor 1,2,3,4 dan 5

2). Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menggali data penelitian secara akurat dan

jelas melalui percakapan langsung dengan pihak terkait dalam hal ini pihak

sekolah, yaitu SMPN 1 Kota Tasikmalaya mengenai penerapan pelajaran

ekonomi syariah.

6. Teknik Analisa dan Pengolahan Data

Teknik untuk menganalisis data–data yang sudah diperoleh adalah

analisis kualitatif deskriftif data ini berupa data hasil wawancara. Sedangkan

data kuisioner yang telah terkumpul akan diseleksi, entri data dengan cara

mengelompokan, memberi skor dan mendeskripsikan serta menarik kesimpulan.

Dalam penyelesaian menganalisa data kuesioner penulis akan

menggunakan fasilitas SPSS for window versi 11.5 dan menggunakan metode

Artificial Neuron Network (ANN) alat analisis ini dipakai dengan metode

teknologi untuk memproses proses informasi kompleks dan kecerdasan mesin

yang dianalogikan sebagai upaya penyederhanaan model biological untuk

menguji hipotesis tentang pemrosesan informasi dari kegiatan syaraf dalam

9
M. Sobana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. ke 2
h. 136.
otak pada setiap permasalahan.10 Hal ini dimaksudkan untuk mengukur

sejauhmana tingkat kualitas persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah.

7. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku panduan

penulisan skripsi yang diterbitkan oleh fakultas Syariah dan Hukum yang

diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul: Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2007.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab dibagi

menjadi beberapa sub judul, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai

berikut:

Bab I Merupakan bab pendahuluan yang memuat tentang : latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep, metode penelitian serta

sistematika penulisan.

Bab II Mengungkapkan landasan teori yaitu memuat tentang : Persepsi, Sistem

Pembelajaran; media pembelajaran, metode pembelajaran, juga

memuat tentang ekonomi syariah, pengertian ekonomi syariah, dan

prinsip–prinsip ekonomi syariah.

10
Efraim Turban dan Jaye Aroson, Decision Support System and Intelligent System, (New
Jersey-Hall International Inc.) Fifth edition P. 653-65, lihat juga Murasa Sarkani Putra ”Bina Rohani:
ada pada Kuadran Mana Saya?” Makalah Bina Rohani (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006).
h. 7.
Bab III Menjabarkan gambaran umum SMPN 1 dan Kota Tasikmalaya, yaitu

memuat tentang: profil SMP Negeri 1 Tasikmalaya dan profil Kota

Tasikmalaya.

Bab IV Menjabarkan hasil penelitian yaitu Pembelajaran Ekonomi Syariah

pada SMPN 1 Tasikmalaya, Profil Responden, Analisis Statistik

Deskriftip, Analisis Penilaian berdasarkan Artificial Neuron

Network (ANN), Analisis SWOT pembelajaran ekonomi syariah

pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya dan analisis temuan penelitian.

Bab V Berisi penutup yang memuat tentang: kesimpulan dan saran serta

rekomendasi.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Kata persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti penglihatan,

tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu.11 Sedangkan menurut

definisi para ahli banyak mengemukakan pendapat masing-masing berbeda satu

sama lain mengenai persepsi.

Menurut Toha Nursalim, persepsi adalah suatu proses membuat

penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat

didalam lapangan pengindraan seseorang. Pembuatan penilalian atau

pembentukan kesan ini, pada dasarnya merupakan suatu upaya pemberian

makna kepada hal-hal tersebut. Disebutkan juga bahwa persepsi sebagai suatu

proses melekat atau memberikan makna kepada informasi sensori yang

diterima seseorang.12 Menurut Bimo Walgito, persepsi merupakan ”keadaan

integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya”. 13 Stimulus yang

diterima oleh individu diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga

individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diterima oleh alat

penginderanya baik indera penglihat maupun indera pendengarnya.


11
John M. Echol dan Hasan Sadily, kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1990),
h. 242.
12
Toha Nursalim, Psikologi Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 40.
13
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), h. 53.
Alisuf Sabri menyatakan bahwa persepsi adalah proses dimana

individu dapat mengenali objek-objek dan fakta obyektif dengan menggunakan

ala-alat individu.14 Berarti persepsi ini didahului oleh proses penginderaan.

Proses individu mengenali objek-objek dengan alat penginderanya sehingga

individu tersebut menyadari apa yang ia lihat dan yang ia dengar. Kemudian

individu tersebut mengalami persepsi.

Sedangkan menurut Jalaludin Rahmat, persepsi merupakan

pengalaman tentang objek, peristiwa, pengalaman atau hubungan – hubungan

yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 15

Menurut Sarlito Wirawan persepsi adalah kemampuan untuk

membeda-bedakan, mengelompokkan dan memfokuskan. 16 kemampuan

membeda-bedakan antara satu benda dengan yang lainnya dan

mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau serupa, dan

memfokuskan perhatiannya pada satu objek, sedangkan objek – objek yang

lainnya dianggap sebagai latar belakang.

Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis dapat menyimpulkan

persepsi adalah proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan

penafsiran dari stimulus yang diterima individu melalui alat-alat inderanya.

Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi terhadap individu dan mengadakan

14
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu,
1993), h. 45.
15
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 2000), h.
51.
16
Sarlito Wirawan Sarowo, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), h.
39.
persepsi yaitu objek yang dipersepsikan, alat indera untuk menerima stimulus

dan adanya perhatian per individu itu sendiri, karena tanpa perhatian tidak akan

terjadi persepsi.

Dalam pengertian tersebut tercakup beberapa proses, diantaranya:

a. Proses menerima rangsangan; proses pertama dalam persepsi adalah

menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber kebanyakan data yang

diterima melalui panca indera.

b. Proses menyeleksi rangsangan; setelah diterima rangsangan atau data

diseleksi demi menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan–

rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk proses lebih lanjut.

c. Proses pengorganisasian; data atau rangsangan yang telah diterima

selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.

d. Proses penafsiran; setelah data atau rangsangan yang telah diterima diatur, si

penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan telah

terjadi persepsi pada pokoknya memberikan arti kepada berbagai data dan

informasi yang diterima.

e. Proses pengecekkan; setelah data diterima dan ditafsirkan, si penerima

mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar

atau salah.

f. Proses reaksi; tahap terakhir dari proses perceptual ialah bertindak

sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika

seseorang berbuat sesuatu dengan persepsi baik atau buruk yang telah

dibentuknya. Lingkaran persepsi itu belum sempurna sebelum menimbulkan


suatu tindakan. Tindakan itu bisa tersembunyi dan bisa terbuka , tindakan

tersembunyi bisa berupa pembentukan pendapat atau sikap. Sedangkan bentuk

tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata tentang persepsinya itu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang terhadap sesuatu atau objek tidak berdiri sendiri,

akan tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam

maupun dari luar dirinya. Menurut Singgih Gunarsa faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi diantaranya:17

a. Motif

merupakan faktor internal yang dapat merangsang perhatian, adanya motif

menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan

sebaliknya.

b. Kesediaan dan harapan

hal ini akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima

selanjutnya sebagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan diinterpretasi.

c. Intensitas rangsangan

kuat lemah rangsangan yang diterima akan sangat berpengaruh bagi individu.

d. Pengulangan suatu rangsangan

pengulangan suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang–

ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh.

17
Singgih Dirga Gunarsa, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Sumber Widya, 1992), cet. ke-4, h.
107.
Kemudian menurut Sarlito wirawan Sarwono, beberapa hal yang

mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:18

a. Perhatian

Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitar kita

sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja.

Perbedaan fokus perhatian antara satu orang dengan yang lainnya,

menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka.

b. Set

Set adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul, perbedaan set

akan menyebabkan perbedaan persepsi. Hal ini akan menentukan pesan mana

yang akan dipilih untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan dipilih itu

akan ditata dan diinterpretasi.

c. Kebutuhan

Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan

mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-

kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan persepsi.

d. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap

persepsi

e. Ciri kepribadian

Ciri kepribadian seseorang akan mempengaruhi persepsi

18
Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, h. 43-44.
f. Gangguan kejiwaan

Ganguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut

halusinasi. Berbeda dengan ilusi, halusinasi bersifat individual, jadi hanya

dialami oleh penderita yang bersangkutan saja.

Persepsi siswa dan guru yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini

adalah proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penafsiran yang

diterima oleh siswa dan guru pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya melalui alat

inderanya.

B. Sistem Pembelajaran

Dalam kamus besar bahasa Indonesia belajar berasal dari kata ajar yang

artinya petunjuk kepada orang supaya diketahui (dituruti) sedangkan belajar

berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku

/ tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 19

Menurut Oemar Hamalik belajar adalah modifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman.20 Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu

proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat, tapi lebih dari itu yakni mengalami hasil belajar bukan penguasaan

hasil laithan, melainkan perubahan kelakuan.

1. Pengertian Sistem Pembelajaran

19
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet 2.
20
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1995), h. 36.
Sistem pembelajaran berasal dari dua kata yaitu sistem dan

pembelajaran, sistem dapat diartikan suatu kesatuan bisa berbentuk peristiwa,

kejadian, atau benda yang memiliki bagian atau komponen yang saling

berkaitan dan berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar

siswa secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar sebaik-baiknya,

sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan. 21 Jadi

menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pembelajaran

adalah suatu proses pembimbingan terhadap siswa agar secara sadar dan

terarah mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai dengan

kemampuannya. Suatu peristiwa dapat disebut sistem apabila :22

a. Dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

b. Setiap bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri.

c. Seluruh bagian tersebut melakukan fungsi secara bersama.

d. Fungsi bersama yang dilakukannya mempunyai suatu tujuan tertentu.

2. Metode Pembelajaran

Untuk mewujudkan instruksional guru harus pandai dalam memilih

metode pengajaran atau pembelajaran yang lebih relevan dan efektif. Relevan

artinya sesuai dengan bahan pelajaran yang sudah disajikan dan efektif artinya

21
Tim LPMP DKI Jakarta, Media Pembelajaran, (Jakarta: Dikdasmen , 2007), h. 8-10.
22
Ibid. h. 11
kena sasaran (tujuan) yang hendak dicapai. Menurut N. A. Ametembun,

metode pembelajaran dapat dibagi dua, yaitu:23

a. Metode Langsung (Direct Method)

Dalam metode ini guru secara langsung (face to face) berkomunikasi

dengan murid-muridnya ketika sedang menyampaikan bahan pelajaran. Pola

komunikasi dalam metode ini terbagi menjadi tiga bagian:

1) One –way yaitu komunikasi berlangsung satu arah dari guru ke murid.

Contoh dari metode ini adalah metode ceramah.

2) Two –way atau double – way yaitu metode yang berlangsung timbal balik

antara guru kemurid dan murid keguru. Contohnya dalah metode responsi

atau metode tanya jawab.

3) Multiple-way yaitu metode yang berlangsung serba arah, antara guru ke

murid dan antara murid kemurid. Contohnya adalah metode diskusi.

b. Metode tak Langsung (Indirect Method)

Dalam metode ini interaksi guru dan murid media atau alat

komunikasi tertentu. Kita dapat membedakan media menjadi tiga sistem,

yaitu:24

1) Audial yaitu metode mengajar dengan cara mempergunakan alat–alat yang

behubungan dengan indera pendengaran. Misalnya radio dan tipe recorder

23
N. A. Ametembun, Diskusi Suatu Metode Mengajar Berfikir Reflektif dan Inovatif,
(Bandung: Suri, 2000), h. 6-7.
24
N. A. Ametembun, Guru Dalam Administrasi Sekolah Pembngunan, (FIP-IKIP Bandung,
1973), h. 163 – 164.
2) Visual yaitu metode mengajar dengan mempergunakan alat–alat yang

behubungan dengan pendengaran, misalnya mesin proyektor, mesin

mengajar.

3) Audio visual yaitu metode mengajar dengan mempergunakan alat–alat

yang behubungan dengan pendengaran dan penglihatan, film atau televisi.

3. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah

perantara (wasail ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.25

Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar

mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam

belajar. Ada beberapa tujuan dalam penggunaan media pembelajaran, yaitu:26

a. Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk memahami materi

pelajaran.

b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi.

c. Menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam penggunaan teknologi.

d. Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan.

Dengan tujuan-tujuan penggunaan media pembelajaran tersebut maka

diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap proses pembelajaran yaitu:

a. memperlancar proses interaksi.

b. penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

25
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), cet. ke 5, h. 3.
26
Tim LPMP DKI Jakarta, h. 19.
c. proses pembelajaran menjadi menarik.

d. proses pembelajaran menjadi iteraktif.

e. jumlah waktu pembelajaran dapat dikurangi.

f. kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

g. proses belajar dapat terjadi dimana dan kapan saja.

h. meningkatkan sikap positif siswa.

i. peran guru lebih positif dan produktif.

j. mengatasi keterbatasan ruang.

k. menimbulkan pengalaman sama.

Agar proses belajar mengajar menjadi nyaman dan sesuai dengan

kondisi peserta belajar maka diperlukan prinsip-prinsip dalam pemilihan

media pembelajaran diantaranya sebagai berikut:27

a. Berdasarkan tujuan pembelajaran.

b. Sesuai karakteristik peserta didik.

c. Sesuai dengan kemampuan guru/dosen.

d. Sesuai dengan situasi kondisi, waktu dan tempat.

e. Sesuainya biaya dengan hasil yang ingin diharapkan.

f. Sesuai dengan ketersediaan media pembelajaran.

C. Ekonomi Islam

1. Pengertian Ekonomi Islam

27
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002),
cet 1 h. 15-16.
Kata ekonomi dalam bahasa Yunani berasal dari kata oikonomeia yang

terdiri dari dua kata, yaitu oicos yang berarti rumah dan nomos yang berarti

aturan. Jadi secara etimologi ekonomi dapat diartikan sebagai “aturan rumah

tangga”, atau yang lebih jelas lagi ekonomi adalah aturan-aturan untuk

menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik dalam

rumah tangga rakyat (volkshuisshouding) maupun dalam rumah tangga negara

(staatshuishouding).28

Secara terminologis, ekonomi oleh para pakar didefinisikan dengan

ungkapan yang berbeda-beda. Adam Smith mendefinisikan ekonomi sebagai

ilmu kekayaan atau ilmu yang khusus mempelajari sarana-sarana kekayaan

bangsa dengan memusatkan perhatian secara khusus terhadap sebab-sebab

material dan kemakmuran.29

Kemudian apabila ekonomi dikaitkan dengan Islam, mempunyai

makna tersendiri. Dalam mendefinisikan ekonomi Islam para ekonom muslim

masing-masing mempunyai ungkapan yang beragam. Menurut Muhammad

Abdul Al-Arabi yang dimaksud dengan ekonomi Islam adalah sekumpulan

dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah

28
Abdullah Zakiy al-Kaf, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),
h 18-19.
29
Ahmad Muhammad al-Assal Dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip Dan Tujuan
Ekonomi Islam, Terj. Drs. H Imam Safuddin, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 10.
dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan di atas landasan dasar

tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.30

M. A. Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi Islam sebagai ilmu

pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang diilhami

oleh nilai-nilai Islam.31 Definisi lain juga disampaikan oleh M. Umer Chapra,

menurutnya ilmu ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu

pengetahuan yang membantu mewujudkan kesejahteraan manusia melalui

suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan

maqasid, tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan

ketidakseimbangan makro ekonomi dan ekologi yang berkepanjangan atau

melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan masyarakat.32

Firman Allah yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan akan

ekonomi atau muamalah ini diantaranya adalah :

J(09 "
☺&, I!0
? 63OP:
0 M0N"0 L"0
S,
FF#O8 ☯C' *Q
"
☺*< TOUV$  ? &M(0

30
Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam suatu Pengantar 1, (Jakarta: Kalam Mulia UI-Press,1988),

cct. 1, h. 3.

31
M. A. Mannan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar – dasar Ekonomi Islam), Terj
Potan Harahap, ( Jakarta: Intermasa, 1992), h. 19.
32
M. Umer Chapra, The Future of Economics:An Islamic Persfective, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), h. 108.
*Q ? J&'( ) L"0 PTWUV$ 
Y D
#WU⌧X(0 SF'
_ ,9` *Q ^"0 =] ) ? Z[M:\0
(77 : ‫ )ا‬DE,OUX☺(0
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
kebahagiaan dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. (al-Qashash ayat 77).

2. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Ekonomi dalam pandangan Islam bukanlah tujuan akhir dari

kehidupan ini, tetapi sebagai pelengkap kehidupan, sarana untuk mencapai

tujuan yang lebih tinggi, dan pelayanan bagi akidah dan misi yang

diembannya.33 Ekonomi merupakan bagian dari kehidupan dan tidak bisa

dilepaskan dari kehidupan. Namun ia bukanlah pondasi bangunannya dan

bukan tujuan risalah Islam. Menurut Adiwarman A. Karim bangunan ekonomi

Islam didasarkan atas lima nilai universal yaitu Tauhid atau keimanan, ’Adl

atau keadilan, Nubuwwah atau kenabian, Khilafah atau pemerintahan dan

Ma’ad atau hasil.34 Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun

proposisi-proposisi dan teori-teori ekonomi Islam.

33
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), h.
33.
34
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami,( Jakarta: IIIT Indonesia, 2003), ed. ke 2, h.
52.
Namun, teori yang kuat dan baik tanpa ada diterapkan menjadi sistem,

maka yang terjadi hanya menjadi sebuah kajian ilmiah saja tanpa memberi

dampak pada kehidupan ekonomi. Oleh karena itu dari kelima nilai tersebut

dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal

ekonomi Islam, ketiga prinsip itu adalah multytipe ownership, freedom to act

dan social justice.

a. Kepemilikan Multijenis (Multytipe Ownership)

Nilai tauhid dan nilai adil dalam nilai-nilai universal melahirkan

konsep multytipe ownership. Dalam sistem ekonomi kapitalis, prinsip umum

kepemilikan yang berlaku adalah kepemilikan swasta. Dalam sistem sosialis

kepemilikan Negara. Sedangkan dalam Islam, berlaku prinsip kepemilikan

multijenis, yakni mengakui bermacam-macam bentuk kepemilikan, baik oleh

swasta, negara atau campuran.35

Kekhasan konsep Islam mengenai hak milik pribadi terletak pada

kenyataan bahwa dalam Islam melegtimitasi hak milik tergantung pada moral

yang dikaitkan padanya. Dalam hal ini, lagi-lagi Islam berbeda dari

kapitalisme dan komunisme dalam menempatkan individu selaras dalam

perilaku dinamika ekonomi. Hak milik pribadi merupakan dasar kapitalisme,

peniadaannya merupakan sasaran pokok sosialis.

Pemilikan kekayaan yang tidak terbatas dalam kapitalisme tidak luput

dari kecaman bahwa ia turut bertanggung jawab akan kesenjangan pembagian

kekayaan dan pendapatan secara mencolok. Hak milik yang tidak ada
35
Ibid. h. 66.
batasnya ini telah membuat si kaya makin kaya si miskin makin miskin. Di

sini terjadi kedaulatan konsumen, kelaliman sistem harga dan pengejaran

keuntungan.36

Pemilikan terletak pada pemilikan kemanfaatannya dan bukan

menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi. Adanya

pembatasan kepemilikan pada sepanjang umurnya selama hidup di dunia, dan

bila orang tersebut wafat, harus didistribusikan kepada ahli warisnya menurut

ketentuan Islam. Pembatasan kepemilikan untuk perseorangan atau individu,

tidak diperbolehkan terhadap sumber-sumber yang menyangkut umum atau

menjadi hajat hidup orang banyak. 37

cdV☺Ne(0 9b'( N/


a
? fDgF"0
# 
☺')(0
*+&^(0 9b'( N/
a
9b('09 Zf M=h(0
4 65☺I( 
a  fj+k< T,i
m"0 Wl
☺ , ?0 M ' ] )
PTWUrlc0 q ) b "
n5o8p *Q
(34-33 : ‫⌦ )إﺏاه‬MNX*< t5 'k'(
Artinya: Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan
yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan Telah
menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia
itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
(Ibrahim ayat 33-34).

36
Ikhwan Abidin Basri, “Ekonomi Islam Suatu Disiplin Dalam Ilmu Sosial”, Jurnal Ekonomi
Islam Muamalatunna, (Mei, 2001), h. 7.
37
Ahmad M. Saepudin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Media Dakwah dan LIPPM,
1984), h. 43.
b. Kebebasan Berusaha (Freedom To Act)

Prinsip kebebasan berusaha diilhami dari nilai Nubuwwah karena

dengan penerapan nilai ini akan melahirkan pribadi–pribadi yang professional

dan prestatif dalam segala bidang, termasuk bidang ekonomi dan bisnis.

Sifat-sifat nabi yang dijadikan model terangkum kedalam empat sifat utama,

yakni Siddiq, Amanah, Fatonah dan Tabligh. Sebisa mungkin setiap muslim

hendaknya harus dapat menyerap sifat-sifat ini agar menjadi bagian

perilakunya sehari-hari dalam segala aspek kehidupan. 38 Firman Allah dalam

Al-Quran yang melandasi kebebasan berusaha adalah dalam surat An-Nisa

ayat 29 :

xE,2^"0 
v; w;
?0y5 k<' *Q ?05C09
lkz3C_! 9b'(-5 
59b' ]  |Q ) f+,{z( !
4 9b,i ~[0' T }3,
4 9bWUkX  ?0y5 :)' *Q
9b ! ]2⌧B ^"0 =] )
☺#,$M
(29 :‫)اء‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.
(An-Nisa ayat 29).

Keempat nilai Nubuwah, bila digabungkan dengan nilai keadilan dan

nilai khilafah (good governance) akan melahirkan prinsip freedom to act bagi

setiap muslim, khususnya bagi pelaku bisnis dan ekonomi. Freedom to act

38
Karim, Ekonomi Mikro Islam, h. 66-67.
bagi setiap individu akan menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian.

Karena itu mekanisme pasar adalah suatu keharusan dalam Islam, dengan

syarat tidak ada proses distorsi (proses pendzaliman). Potensi distorsi

dikurangi dengan pengahayatan nilai keadilan.

Penegakan nilai keadilan dalam ekonomi dilakukan dengan melarang

semua mafsadah (segala yang merusak) riba, gharar, tadlis dan maysir.

Implikasi ekonomi dari nilai adil ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak

dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang

lain atau merusak alam.39 Negara bertugas menyingkirkan atau paling tidak

mengurangi market distorsion ini. Dengan demikian Negara bertindak sebagai

wasit yang mengawasi interaksi (muamalah) pelaku-pelaku ekonomi dan

bisnis dalam wilayah kekuasaannya untuk menjamin tidak dilarangnya

syariah, supaya tidak ada pihak–pihak yang dzalim atau terdzalimi, sehingga

tercipta iklim ekonomi dan bisnis yang sehat.

c. Keadilan Sosial (Social Justice)

Gabungan nilai khilafah dan ma’ad melahirkan prinsip keadilan sosial.

Dalam Islam, pemerintah bertanggungjawab menjamin pemenuhan kebutuhan

dasar rakyatnya dan menciptakan keseimbangan sosial antara yang kaya dan

yang miskin. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an :

 n2'\ 
#5☺ € 4Y6~ )
ƒ15'); ‚'2 4 ☯' W
!9b'(  ^"0 ?0 zV0
5 n ? …6.⌧† „$'( ) VT,i
39
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 15
Z[M:\0 PT,i 9B e 
., €9B
☺ Ia0
7€ € 6 ,X:a'
=] ) 4 ,$&'( ) ?0y5!5 
(61 :‫& ‰ )هد‬OYŠ ‰ ;'2 Y 6ˆM
Artinya : Dan kepada Samud (kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata : hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
Tuhan selain Dia, Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)
dan menjadikan kamu pemakmurnya. (Huud ayat 61).

Semua sistem ekonomi mempunyai tujuan yang sama, yaitu

menciptakan sistem perekonomian yang adil, namun tidak semuanya sistem

tersebut mampu dan secara konsisten menciptakan sistem yang adil. Sistem

yang baik adalah sistem yang dengan tegas dan secara konsisten menjalankan

prinsip-prinsip keadilan. Dalam sistem sosialis, keadilan akan terwujud

apabila masyarakatnya dapat menikmati barang dan jasa dengan sama rasa

dan sama rata. Sedangkan dalam sistem kapitalis, adil apabila setiap individu

mendapatkan apa yang menjadi haknya. Dalam kenyataanya kita sering

menemui bahwa dalam sistem sosialispun, negara menjadi faktor yang

dominan dan dengan dominasinya tersebut para birokrat dan penguasa

menjadi kaum kapitalis di tengah kaum sosialis yang miskin.

Tidak berbeda dengan sistem kapitalis, sistem yang mendasarkan pada

mekanisme pasar ini bercita-cita keadilan dapat ditegakan, namun

kenyataannya mengatakan tidak. Sistem kapitalis justru mendorong

terbentuknya industri korporasi, melegalkan monopoli dan sangat

mendewakan modal dengan penghargaan yang berlebihan. Dalam Islam

keadilan diartikan sebagai suka sama suka (antaraddiminkum) dan satu pihak
tidak mendzalimi pihak lain (la tadzlimunna wa latudzlamun).40 Islam

menganut sistem mekanisme pasar, namun tidak semuanya diserahkan pada

mekanisme harga. Karena segala distorsi yang muncul dalam perekonomian

tidak sepenuhnya dapat diselesaikan, maka Islam membolehkan adanya

beberapa intervensi, baik intervensi harga maupun pasar. Selain itu, Islam

juga melengkapi perangkat berupa instrumen kebijakan yang difungsikan

untuk mengatasi segala distorsi yang muncul.

40
Karim, Ekonomi Mikro Islam, h. 67-68
BAB III

GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 DAN KOTA TASIKMALAYA

A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya

1. Profil SMP Negeri I Tasikmalaya

SMP Negeri 1 Tasikmalaya yang terletak di pusat Kota Tasik

merupakan sekolah yang menerapakan sistem akselerasi di Kota Tasikmalaya,

dimana pendidikan SLTP bisa ditempuh dengan waktu selama dua tahun. Hal

ini tentu menunjukan kualitas dari sekolah ini sebagai kampus pendidikan

“excelent centre” penulis akan memaparkan sekilas tentang profil SMP

Negeri 1 Tasikmalaya.

a. Nama dan Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Tasikmalaya


Alamat : Jl. Oto Iskandardinata No 21 ? (0265) 331790
Desa : Empangsari
Kecamatan : Tawang
Kota : Tasikmalaya
Propinsi : Jawa Barat
NSS Lama : 201021303006
NSS Baru : 201327778001
Tahun Didirikan : 01 Maret 1948
Status Akreditasi : “A” (Amat Baik , Nilai = 93,85) TMT. 18 Maret 2005
Status Tanah : Sertifikat Hak Milik ( SHM – Pemerintah )41
b. Kepala Sekolah

Nama Lengkap : Drs. H. DADANG YUDHISTIRA, S.H., M.Pd.

NIP : 131 424 534

Pangkat, Golongan : Pembina Tingkat I , IV / b

Tempat / Tgl Lahir : Ciamis, 19 Mei 1963

Pendidikan terakhir : S2 Magister Pendidikan PKLH Unsil tahun 2002

c. Sejarah Kepemimpinan Sekolah :

Sejak SMP Negeri 1 Tasikmalaya berdiri tahun 1948, kepemimpinan

sekolah telah mengalami pergantian sebagai berikut :42

Tabel 3.1

No. Nama Kepala Sekolah TMT s.d. Keterangan


1. Setja Mangundihardja 6 tahun1948 s.d. 1959 11 tahun
2. Kastama 1959 s.d. 1972 13 tahun
3. Drs. Sareh Soemintamihardja 1972 s.d. 1978 6 tahun
4. Drs. Mumun Darmansyah 1978 s.d. 1988 10 tahun
5. Drs.H. Sufyan Iskandar 1988 s.d. 1995 7 tahun
6. Drs.H. Mumun Mukibat 1996 s.d. 1999 3 tahun
7. Drs. Arifin Sundapriatna 2000 s.d. 2000 3 bulan (wafat)
8. Drs.H. Sunarya, M.M. 2000 s.d. 22 – 03 - 2007 7 tahun
Drs.H.Dadang Yudhistira,
9. 2007 s.d. .............
S.H.,M.Pd.

41
Dadang Yudistira, Profil SMPN 1 Tasikmalaya, (Tasikmalaya: Tata Usaha, 2007), h. 6
42
Yudistira, Profil SMPN 1 Tasikmalaya, h. 12
d. Tamatan/Lulusan Sekolah ( 5 tahun terakhir )
Tabel 3.2
Siswa yang
Tahun Tamatan ( % ) Rata – Rata NEM
Melanjutkan ke SLA %
Pelajaran
Jumlah Target Hasil Target Jumlah Target
2001/ 2002 388 100 6,93 388
2002/ 2003 344 100 6,42 344
2003 2004 300 100 7,44 300
2004/ 2005 315 100 7,59 315
2005/ 2006 312 100 7,80 312

Berdasarkan data pada lima tahun terahir ini, diketahui bahwa lulusan SMP

Negeri 1 Tasikmalaya semuanya melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih

tinggi.

e. Kondisi/Keadaan siswa ( 5 tahun terakhir )

Semakin tahun peminat masyarakat untuk mendaftarkan anak-anaknya

agar bersekolah semakin tinggi, hal ini tentu membuat sekolah harus betul-

betul dalam melakukan seleksi tehadap calon siswa yang akan diterima di

SMP Negeri 1 Tasikmalaya ini. Tahun pelajaran 2002/03 jumlah siswa 972

orang, 2003/04 jumlahnya 938 orang, 2004/05 jumlahnya 951 orang, 2005/06

jumlahnya 938 orang, 2006 / 07 jumlahnya 974 orang. Berikut data siswa

dalam lima tahun teakhir dalam bentuk grafik:


Grafik 3.1
Jumlah siswa pada 5 tahun terahir

980
Keterangan
970

960 2002/03
2003/04
950
2004/05
940 2005/06

930 2006/07

920
Jumlah Siswa

f. Data Ruang Kelas ( 4 tahun terakhir)

Tabel 3.3

Tahun Pelajaran Jumlah Keterangan

2003 / 2004 16 Baik


2004 / 2005 24 Baik
2005 / 2006 24 Baik
2006 / 2007 24 Baik

g. Kondisi Bangunan yang ada


Tabel 3.4

No Uraian Jmlh Kondisi Rusak Kondisi Baik


Berat Rusak Ringan
1 Ruang Belajar 25 1
2 Lab IPA 1 1 Dihapuskan
3 Lab Bahasa 1 1
5 Lab Komputer 1
10 Ruang WC Siswa 7
11 R. WC Guru / TU 2
12 R.WC Kepala Sekolah 1
13 Ruang Guru 1
14 Ruang Kepala Sekolah 1
15 R. Administrasi TU 1
20 Ruang Kesenian 1 1
22 Ruang Perpustakaan 1 Dihapuskan 1
23 Mesjid 1 1 1
24 Warung Sekolah Kantin 1

h. Ketenagakerjaan

1) Guru/Pengajar

Pengajar disekolah ini terdapat lulusan S2 tiga orang, S1 49 orang pegawai

tetap dan 1 orang honorer, D3 7 orang pegawai tetap, dan D1 6 orang pegawai

tetap dan 1 orang honorer serta lulusan PGSLTP satu orang sebagai pegawai

honorer. Jika digambarkan dalam bentu grafik maka sebagai berikut:

Grafik 3.2
50 Keterangan

40
S2
30 S1
D3
20
D1
10 PGSLTP

0
Tetap Honorer

2) Tata Usaha/TU

Untuk tenaga tata usaha, sekolah ini mempunyai karyawan 1 orang lulusan

S1, 5 orang pegawai tetap dan 3 orang pegawai honorer, Lulusan SLTA dan 3

Grafik 3.3
orang lulusan SLTP sebagai pegawai honorer. Jika digambarkan dalam bentuk

grafik maka sebagai berikut:

4 Keterangan

3 S1
SLTA
2
SLTP
1

0
Tetap Honorer

i. Potensi di Lingkungan Sekolah yang Mendukung Program adalah :

a. Potensi minat siswa melanjutkan ke SMP Negeri 1 Tasikmalaya makin

meningkat.

b. Potensi Akademik yang dimiliki siswa makin meningkat.

c. Potensi dan motivasi serta komitmen kerja guru untuk selalu menjadi yang

terbaik.

d. Profesionalisme dan gairah kinerja yang dimiliki guru mata pelajaran,

bimbingan konseling dan staf makin meningkat.

e. Lingkungan sekolah, Sarana / prasarana, laboratorium dan perpustakaan

yang kondusif.

f. Potensi kepengurusan Komite Sekolah yang telah tertata dengan baik,

dengan komposisi pengurus yang cukup kredibel.

g. Potensi Orang tua dari golongan kaya atau berkecukupan sebagai Sumber

Daya Manusia yang dapat membantu memberdayakan potensi siswa


melalui Komite Sekolah.

2. Profil Manajemen dan Pengelola Sekolah

a. Profil Wakasek dan Pembantu Kepala Sekolah


Tabel 3.5
No. Jabatan Nama Profil
1. Wakil Kepala Hj. Euis Supriatin,S.Pd. Kinerja tim sudah kompak dan
Sekolah kondusif, punya komitmen
2. PKS Kurikulum Drs. Agus Mulyadi tinggi, penataan administrasi
sekolah tertib, inovasi dan
3. PKS Kesiswaan Drs. Budi Supriadi
tanggung jawab tinggi, sudah
4. PKS Sarana H. Nana Suryana punya program kerja dan
Prasarana rekaman kegiatan sesuai
5. PKS Humas Drs. Agus Nuryana TUPOKSI.

b. Profil Staf Tata Usaha


Tabel 3.6
No. Jabatan Nama Profil
1. Kepala Tata Usaha Suryaman Kinerja Staf tata Usaha sudah
2. Kepala Perpustakaan Hj. Euis Supriatin kompak dan kondusif, punya
3. Urusan Persuratan Beti Sukriawati komitmen tinggi untuk menjadi
4. Urusan Kesiswaan Ruhiman sekolah yang tertib administrasi
Didi Mardiana dan tepat laporan , penataan
5. Urusan Perlengkapan N. Rita Juwita administrasi sekolah tertib,
Rachmat Rochimat inovasi dan tanggung jawab
6. Bendahara Pengelola Cucu Suryatinah tinggi, sudah punya program
BOS kerja dan sudah memiliki
7. Bendahara Rutin Hadiyan Hanafi program dan TUPOKSI.

8. Urusan kepegawaian Nunung


9. Urusan Umum Dani Gunandi
10. Pembantu Pelaksana Iim Sukiman
11. Nurwahid

3. Program Masa Mendatang dan Rekomendasi

a. Fasilitas Penunjang yang telah diadakan :

Tabel 3.7

1 Gerakan Infaq Al-Quran dan pengadaan Al-Quran kelas


2 Pengadaan Buku Kamus dan Buku referensi
3 Pengadaan alat media elektronik kelengkapan upacara
4 Pengadaan 1 unit komputer P4 kantor beserta kelengkapannya.
5 Pengadaan Buku-buku KTSP dan Permendiknas 22.23.24 Tahun 2006
6 Penggandaan KTSP SMPN 8 Tasikmalaya pegangan Guru.
7 Pengadaan VCD atau media pembelajaran
8 Pengadaan alat peraga penunjang pembelajaran IPA, IPS, OR,
Matematika.
9 Pengadaan media informasi media massa
10 Pengadaan sarana Olah Raga

b. Program kegiatan Budaya dan kultur Sekolah :


Tabel 3.8
1 Pembudayaan dan pembiasaan Afsussalam siswa-guru-warga sekolah
2 Pembudayaan dan pembiasaan Catur Pesona SMPN 8 Tasikmalaya
3 Pembudayaan dan pembiasaan Sholat Dhuha
4 Pembudayaan dan pembiasaan Sholat Jumat di mesjid sekolah
5 Pembudayaan dan pembiasaan pengajian rutin tiap hari jam pertama
6 Budaya syukur dan istighosah
7 Penerapan negativ dan positif point
8 Penerapan reward terhadap siswa, guru, TU berprestasi
9 Peringatan hari Besar Nasional dan Keagamaan
10 Pengajian singkat sebelum rapat dinas
11 Gerakan infaq Jumat
12 Gerakan Infaq Al-Quran
13 Gerakan gemar baca buku
14 Pembinaan Aklhaqul karimah
15 Pembinaan motivasi untuk menjadi yang terbaik
16 Piket pengamanan sekolah malam hari atas inisitaif dan kebersamaan
17 Kesetiakawan sosial dan gerakan keshalehan sosial.

c. Program dan Kegiatan Kultur Staf Tata Usaha :


Tabel 3.9
1 Wajib hadir paling lambat jam 07.20
2 Wajib menandatangani daftar hadir sebelum jam 07.30
3 Daftar hadir dicoret jika hadir setelah jam 07.30 (kecuali keperluan
dinas)
4 Apel Upacara bendera setiap senin
5 Berdoa dan bersyukur sebelum memulai pekerjaan dinas
6 Sholat Dzuha bersama dan pengajian setiap Jumat pk. 08.00-08.30
d. Prestasi yang telah dicapai :

Tabel 3.10
1 Akreditasi Sekolah dengan kualifikasi Nilai Amat Baik (A), Nilai 94,30.

2 Kinerja Sekolah terbaik tahun 2006

3 Perpustakaan sekolah katagori penghargaan propinsi Jawa barat 2006

4 Lab. Sains terbaik ke-2 Kota Tasikmalaya tahun 2005


4. Materi Pelajaran Ekonomi Syariah.43

Tabel 3.11
Kelas VII atau kelas 1
No Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Uraian Materi Pelajaran
1 Membandingkan 1. Perbedaan sistem 1.1. Definisi sistem ekonomi
sistem ekonomi ekonomi Islam dengan Islam
Islam dengan sistem ekonomi lain 1.2. Dasar hukum ekonomi
sistem ekonomi (kapitalis dan sosialis) Islam
lain (kapitalis dan 1.3. Perbandingan karakteristik
sosialis) (ciri-ciri) ekonomi Islam
dengan ekonomi lain
(kapitalis dan sosialis)
1.4. Prinsip-prinsip ekonomi
Islam.
1.5. Motif ekonomi Islam.
2. Mengidentifikasi 2. Menganalisa 2.1. Macam-macam kebutuhan
permasalahan kebutuhan dan sumber manusia
ekonomi daya. 2.2. Penyebaba kebutuhan
manusia yang beragam
2.3. Keterbatasan sumber daya.
2.4. Pemenuhan kebutuhan
menurut konsep Islam.
3 Menganalisis 3. Menganalisa kegiatan 3.1. Pengertian produksi
kegiatan ekonomi produksi dalam Islam. dalam Islam.
sehari-hari sesuai 3.2. Dasar hukum kegiatan
dengan ajaran produksi dalam Islam.
Islam. 3.3. Etika produksi dalam
Islam.
3.4. Contoh hasil produksi

43
MGMP Ekonomi Tasikmalaya, silabus Mulok Ekonomi Syariah Untuk SMP/MTs,
(Tasikmalaya: Pemkot Tasikmalaya, 2006).
yang Islam

4. Menganalisa kegiatan 4.1. Pengertian konsumsi


konsumsi dalam Islam dalam Islam
4.2. Dasara hukum kegiatan
konsumsi dalam Islam
4.3. Perilaku konsumsi dalam
Islam.
4.4. Hakekat konsumsi dalam
Islam.
5. Menganalisa jual beli 5.1 Pengertian permintaan dan
barang dan jasa dalam penawaran dalam Islam
Islam. 5.2 Dasar hukum kegiatan
jual beli dalam Islam.
5.3 Hubungana antara
permintaan dan harga
barang.
5.4 Hubungan antara
penawaran dan harga
barang
5.5 Mekanisme pasar dan
harga menurut Islam.
5.6 Tugas negara dalam
menentukan harga

Tabel 3.12
Kelas VIII atau kelas 2
No Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Uraian Materi Pelajaran
1 Mendeskripsikan 1. penerapan sistem 1. Pembangunan ekonomi pada
perekonomian di ekonomi Islam pada zaman Nabi SAW..
zaman Nabi zaman Nabi SAW 2. Keuangan negara pada zaman
Muhammad SAW. Nabi SAW.
3. Contoh-contoh sumber
penerimaan & pengeluaran
negara pada zaman Nabi
SAW.
2 Menyebutkan 2. Beberapa pemikir 2.1. Masa imam Al Ghajali
beberapa pemikir ekonomi Islam (450-505 H / 1058-1111 M).
ekonomi Islam. Tentang mekanisme pasar.
2.2. Masa Ibnu Taimiyah (661-
728 H / 1263-1328 M).
tentang mekanisme pasar.
2.3. Masa ibnu Khaldun (732-
807 H / 1332-1383 M).
ekonomi suatu negara.
3. Menganalisa pola 3. Pola muamalah 3.1 Konsep ibadah dalam
muamalah dalam dalam Islam
Islam Islam 3.2 Muamalah bagian dari
Islam.
3.3. Prinsip dan etika bisnis
dalam Islam.

4. Menganalisa 4. Masalah riba 4.1 Pengertian riba.


permasalahan riba 4.2 Karakteristik (ciri-ciri) riba.
4.3 Macam-macam riba.
4.4 Beberapa pandangan tentang
riba.
4.5 Alasan pelartangan riba
dalam Islam.

Tabel 3.13
Kelas IX atau kelas 3
No Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Uraian Materi Pelajaran
1. Menyimpulkan 1.1. Pengertian uang. 1.1. Pengertian uang menurut
pengertian, jenis, 1.2. Syarat uang. Islam.
dan fungsi uang 1.3. Sejarah, peran dan 1.2. Syarat uang menurut Islam
menurut Islam. standar uang. 1.3. Sejarah, peran dan standar
1.4. Sejarah bank. uang
1.5. Definisi bank. 1.4. Sejarah bank.
1.6. Latar belakang bank 1.5. Definisi bank Islam.
Islam. 1.6. Latar belakang bank
1.7. Contoh bank Islam.
syariah. 1.7. Contoh bank syariah.
2. Mengidentifikasi 2.1. Perbedaan bunga 2.1. Perbedaan bunga dan bagi
produk perbankan dan bagi hasil. hasil.
syariah 2.2. Landasan hukum 2.2. Landasan hukum bank
bank syariah. syariah.
2.3. Produk bank 2.3. Produk bank syariah.
syariah.
3. Menyimpulkan 3. Pengertian zakat, 3.1. Pengertian zakat, infaq,
fungsi zakat, infaq, infaq, sadaqah sadaqah.
dan sadaqah 3.2. Syarat harta yang wajib
dizakati.
3.3. Mustahiq zakat.
4. Mendeskripsikan 4. Observasi lapangan 3.1 Pengenalan dari pihak
produk lembaga kepada lembaga lembaga keuangan
keuangan syariah keuangan syariah syariah.
3.2 Aplikasi produk lembaga
keuangan syariah kedalam
dunia realita

5. Tanggapan terhadap kurikulum

Dari materi pelajaran yang tercantum di atas penulis memberikan

tanggapan atau menganalisa bahwa materi pelajaran yang diberikan

cenderung menyesuaikan dengan pelajaran IPS terpadu atau ekonomi

konvensional, menurut analisa penulis, kalau seperti itu seakan-akan pelajaran

ekonomi syariah tidak berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan

yang punya kosep tersendiri. tetapi disisi lain ketika pelajaran ini

menyesuaikan dengan pelajaran ekonomi konvensional maka para siswa akan

lebih mudah untuk mengerti perbedaan ekonomi konvensional dan ekonomi

Islam sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.

Sebagian dasar-dasar dari sistem ekonomi Islam sebagai sebuah

muamalah dalam Islam belum disampaikan, seperti teori transaksi/akad dalam

Islam misalnya mudharabah dan musyarakah. Materi pelajaran yang

diberikanpun sudah cukup general dari sistem ekonomi Islam sehingga sudah

masuk ke mikro ekonomi. Hal ini cukup baik, sebagai sebuah dasar pelajaran

untuk dilanjutkan ditingkat jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

B. Gambaran Umum Kota Tasikmalaya

1. Sejarah Kota Tasikmalaya


Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak

terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah

kabupaten induknya. Maka rangkaian sejarah ini merupakan bagian dari

rangakaian perjalanan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai

terbentuknya Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Pada waktu A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya tahun

1976 sampai dengan 1981 tonggak sejarah lahirnya kota Tasikmalaya dimulai

dengan diresmikannya Kota Administratif Tasikmalaya melalui peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976 oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir

Machmud. Pada awal pembentukannya, wilayah kota Administratif

Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung dan Tawang

dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.44

Berikut ini urutan pemegang jabatan Walikotatif Tasikmalaya dari

terbentuknya kota administratif sampai menjelang terbentuknya pemerintah

Kota Tasikmalaya :45

1. Drs. H. Oman Roesman (1976-1983);


2. H. Yeng DS Partawinata (1985-1989);
3. Drs. R.Y. wahyu (1989-1992);
4. H. Erdhi Hardhiana (1992-1999);
5. Drs. Bubun Bunyamin (1999-2007).

44
Pemkot Tasikmalaya, “Sejarah Kota Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www.
tasikmalayakota.go.id
5
Pemkot Tasikmalaya, www.tasikmalayakota.go.id
Berkat perjuangan unsur Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang

dipimpin Bupati saat itu H. Suljana WH. beserta tokoh masyarakat Kabupaten

Tasikmalaya dirintislah pembentukan Kota Tasikmalaya dengan lahirnya tim

sukses pembentukan Pemerintahan Kota Tasikmalaya yang diketuai oleh H.

Yeng Ds. Partawinata SH. bersama tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Melalui

proses panjang akhirnya di bawah pimpinan Bupati Drs. Tatang Farhanul

Hakim, pada tanggal 17 Oktober 2001 melalui Undang-undang Nomor 10

Tahun 2001, Kota Tasikmalaya diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas

nama Presiden RI di Jakarta.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota

Tasikmalaya, telah mengantarkan Pemerintah Kota Administratif Tasikmalaya

melewati pintu gerbang Daerah Otonomi Kota Tasikmalaya untuk menjadi

daerah yang mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangga sendiri.

Berbagai langkah untuk mempersiapkan prasarana maupun personil

serta komponen-komponen lainnya guna menunjang penyelengaraan

Pemerintahan Kota Tasikmalaya telah dilaksanakan sebagai tuntutan dari

pembentukan daerah otonom itu sendiri.

Pada tanggal 18 Oktober 2001 pelantikan Drs. H. Wahyu Suradiharja

sebagai PJ Walikota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di

Gedung Sate Bandung. Sesuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa

wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 Kecamatan dengan jumlah Kelurahan

sebanyak 15 dan Desa sebanyak 54. tetapi dalam perjalanannya melalui Perda

No. 30 Tahun 2003 tentang perubahan status Desa menjadi Kelurahan, desa-
desa dilingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi

Kelurahan, oleh karena itu maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69

kelurahan, sedangkan kedelapan kecamatan tersebut antara lain : Kecamatan

Tawang, Kecamatan Cihideung, Kecamatan Cipedes, Kecamatan Indihiang,

Kecamatan Kawalu, Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Mangkubumi dan

Kecamatan Tamansari.

Sebagai salah satu syarat Pemerintah Daerah Otonom diperlukan alat

kelengkapan lainnya berupa Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD). Melalui surat keputusan No. 133 Tahun 2001 Tanggal 13 Desember

2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan

Dewan Perwakilan Rakyat KotaTasikmalaya (PPK-DPRD). selanjutnya

tanggal 30 April 2002 diresmikannya keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya

yang pertama kali.46

2. Visi dan Misi Kota Tasikmalaya

Visi Kota Tasikmalaya adalah ”dengan berlandaskan Iman dan

Taqwa, Kota Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan industri termaju

di Priangan Timur tahun 2012” sedangkan Misi dari Kota Tasikmalaya

adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan

bertaqwa.

2. Meningkatkan kesadaran hukum dan menegakkan supremasi hukum.

3. Menumbuhkan kekuatan ekonomi kota.

46
Pemkot Tasikmalaya, “Sejarah Kota Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www.
tasikmalayakota.go.id
4. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota.

5. Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup secara

berkelanjutan.

6. Mengoptimalkan dan membangun sarana dan prasarana kota.47

3. Geografi Kota Tasikmalaya

a. Luas Wilayah

Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 tentang

pembentukan Kota Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya memiliki wilayah seluas

17.156,20 Ha atau 171,56 Km2 yang meliputi wilayah 8 Kecamatan, yaitu

Kec. Cipedes, Cihideung, Tawang, Tamansari, Mangkubumi, Kawalu,

Indihiang dan Cibeureum. Data ke-8 Kecamatan yang mencakup 69

Kelurahan sebagaimana Tabel di bawah ini :

Tabel 3. 14

No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah


(KM2) Kelurahan
1 Cihideung 5,30 6
2 Cipedes 8,10 4
3 Tawang 5,33 5
4 Indihiang 30,10 13

47
Pemkot Tasikmalaya, Bappeda Tasikmalaya: Rencana Strategis Kota Tasikmalaya , diakses
pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id
5 Kawalu 41,12 10
6 Cibeureum 29,41 15
7 Tamansari 28,52 8
8 Mangkubumi 23,68 8
Jumlah 171,56 69

b. Letak geografis

Kota Tasikmalaya secara geografis memiliki posisi yang strategis,

yaitu berada pada 108o 08' 38" - 108o 24' 02" BT dan 7o 10' - 7o 26' 32" LS

di bagian Tenggara wilayah Propinsi Jawa Barat. Kedudukan atau jarak dari

Ibukota Propinsi Jawa Barat, Bandung + 105, wilayah Kota Tasikmalaya

berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis (Sungai Citanduy)

b. Sebelah Barat : Kab. Tasikmalaya

c. Sebelah Timur : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis

d. Sebelah Selatan : Kab. Tasikmalaya (batas sungai Ciwulan)

c. Penduduk Kota Tasikmalaya

Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2006 sebanyak 617.767

orang. Jumlah penduduk ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,56% bila

dibandingkan dengan jumlah penduduk Tahun 2005. Dilihat dari segi

komposisinya, penduduk Kota Tasikmalaya lebih banyak laki-laki dari pada


perempuan yaitu terdiri dari 309.842 orang laki-laki dan 307.925 orang

perempuan dengan sex ratio sebesar 100,62.48

Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan naiknya kepadatan

penduduk pada Tahun 2006 yaitu sebesar 3.601 orang/km2. Kepadatan

tertinggi terdapat di Kecamatan Cihideung sebesar 13.775 orang/km2 dan

terendah terdapat di Kecamatan Kawalu yaitu sebesar 2.028 orang/km2.

Kepadatan penduduk juga dapat dilihat dari rata-rata penduduk per rumah

tangga yang mencapai 3,71 sehingga secara umum setiap rumah tangga

memiliki 3 sampai dengan 4 orang anggota dalam rumah tangga.

4. Potensi Perekonomian Kota Tasikmalaya

a. Perindustrian Kota Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang

memiliki potensi industri cukup besar, khsusunya industri kecil dan kerajinan

yang dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak (+ 5% dari jumlah pnduduk)

tahun ini yaitu 103.968 penumpang dengan nilai pendapatan sebesar

5.395.096.750 rupiah.

Adapun komoditi unggulan industri kerajinan meliputi: bordir,

anyaman mendong, anyaman bambu, alas kaki (kelom geulis, sandal, sepatu),

meubel batik, payung geulis, makanan olahan/ringan yang tersebar di 133

sentra industri kecil di 8 kecamatan yang mencakup 69 kelurahan. Berikut

potensi industri di Kota Tasikmalaya :

Tabel 3.15

48
Pemkot Tasikmalaya, “Badan Pusat Statistik Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008
dari www.tasikmalayakota.go.id
Potensi Industri Tasikmalaya
Bidang Usaha Usaha Nilai Investasi Nilai Produksi Tenaga Kerja
unit Rp Rp orang
Bordir 1.092 74.745.595.000 405.177.301.000 10.380
Anyaman 162 5.857.235.000 28.962.874.000 1.889
Mendong
Anyaman 75 1.079.038.000 4.983.106.000 632
Bambu
Anyam 394 26.928.928.000 131.764.608.000 4.335
Mendong
Meubel 220 8.791.378.000 40.723.515.000 1.408
Batik 30 1.854.116.000 10.219.620.000 4.460
Kerajinan
Payung Geulis 4 76.940.000 332.800.000 37

Makanan 369 17.339.685.000 80.221.089.000 2.696


Ringan
b. Perdagangan Kota Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya merupakan salah satu Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW) di Jawa Barat - Priangan Timur. Dengan status sebagai PKW nama

Kota Tasikmalaya menjadi pusat pertumbuhan diwilayah Priangan Timur.

Untuk menunjang sebagai PKW Kota Tasikmalaya dengan Visinya yaitu

”Dengan berlandaskan Iman dan Taqwa Kota Tasikmalaya menjadi pusat

perdagangan dan industri termaju di Priangan Timur Tahun 2012", untuk

mendorong tercapainya Visi tersebut, Kota Tasikmalaya terus memacu

kegiatan dengan perhatian utama pada bidang industri dan perdagangan.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada tahun 2006, potensi

perdagangan di Kota Tasimalaya didominasi dengan penjualan umum.

Penjualan umum dan penjualan makanan dan minuman. Potensi tersebut dapat

dijelaskan sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 3.16
Potensi perdagangan Tasikmalaya
Perusahaan Tenaga Kerja Modal
(Unit) (Orang) Rp.
Penjualan Umum 885 4.428 62.365.873.743
Makanan dan
549 1.748 9.410.647.500
Minuman

Berdasarkan perkembangan SIUP Tahun 2006 dapat diketahui jumlah

perusahaan yang telah mendaftarkan perusahaan secara resmi di Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.17
Data perusahaan Tasikmalaya
Klasifikasi Perusahaan Jumlah Perusahaan (Unit)
Perusahaan Kecil 835
Perusahaan Menengah 120
Perusahaan Besar 2
Jumlah 957

Adapun sarana dan prasarana perdagangan yang ada meliputi :

Tabel 3.18
Pasar Tradisional 6 Unit Pasar Modern 7 Unit
1. Cikurubuk 1. Yogya Dept. Store (Jl. Hz. Mustofa)
2. Pancasila 2. Yogya Dept. Store (Jl. Mitra Batik)
3. Gegernoong 3. Mega Mall (Jl. Veteran)
4. Padayungan 4. Samudra Toserba (Jl. Hz. Mustofa)
5. Cibeureum 5. Asia Toserba (Jl. Hz. Mustofa)
6. Indihiang 6. Mayasari Palza (Jl. Cihideung)
c. Usaha Kecil Menengah Kota Tasikmalaya

Perkembangan UKM di Kota Tasikmalaya setiap tahunnya meningkat,

sebagai upaya dalam kebijakannya Pemerintah Kota Tasikmalaya

memberdayakan UKM melalui penambahan iklim usaha yang mendukung

bagi UKM, diantaranya melalui program :

1. Falilitas Penguatan Usaha.

2. Penyumbangan Sentra.

3. Gelar Produk.

4. Pegembagan SDM

5. Penerapan TTB.

Potensi Usaha Kecil Menengah adalah sebagai berikut :


Tabel 3.19
Bidang Usaha : Kecil Bidang Usaha : Menengah
1. Jumlah Unit Usaha : 7.707 1. Jumlah Unit Usaha : 648
2. Nilai Investasi : 203.607.000.000 2. Nilai Investasi :
3. Nilai Produksi : 326.785.000 108.706.000.000
4. Tenaga Kerja : 772.969 3. Nilai Produksi : 483.000.000
5. Jumlah Sentra : 16 4. Tenaga Kerja : 58.320

d. Perkoperasian Kota Tasikmalaya


Pada bidang perkoperasian Kota Tasikmalaya tercatat sebagai tempat

berdirinya koperasi, dimana pada tanggal 11 s.d 14 Juli 1947 diselenggarakan

Konggres Koperasi Indonesia yang pertama di Jl. Dr. Moch. Hatta No.40 Kota

Tasikmalaya, dalam konggres itu tepatnya pada tanggal 12 Juli 1947 dibangun
tugu koperasi sebagai simbol berdirinya koperasi, untuk mengenang

momentum penting tersebut setiap tanggal 12 Juli di peringati hari Koperasi.

Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan Kota Tasikmalaya yang

salah satunya menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas perekonomian masyarakat, maka untuk kewenangan bidang

perkoperasian diarahkan untuk meningkatkan fasilitas dalam bentuk

pernyataan keseimbangan penguatan SDM regulasi dan penguatan modal

usaha kelompok dan meningkatkan peran kelembagaan dan usaha koperasi.

Berdasarkan potensi, jumlah dan jenis koperasi di Kota Tasikmalaya

terdiri dari koperasi Produksi 26 buah, Konsumsi 201 buah, KSP 32 buah,

Kopontra 38 buah, KSU 20 buah, Koperasi Wanita 6 buah, KUD 9 buah,

Koperasi Pasar 7 buah, Koperasi Propersi 2 buah, Koperasi Shunda 4 buah,

Koperasi lainnya 3 buah.49

49
Pemkot Tasikmalaya, “Potensi Ekonomi Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari
www.tasikmalayakota.go.id
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya

Upaya untuk mewujudkan pendidikan ekonomi syariah untuk tingkat

dasar dan menengah ini bukan sekedar wacana, tetapi hal ini sudah mulai dirintis.

Kita bisa melihat upaya ini misalnya dirintis oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya,

Jawa Barat. Pelajaran Ekonomi Islam di Kota Tasikmalaya diberikan kepada

Siswa SMP/MTs secara bertahap.

Menurut Nahrudin, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Ekonomi Tasikmalaya, Pada mulanya gagasan ini prakarsai oleh Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP) ekonomi yang didukung oleh PINBUK

Tasikmalaya pada Tahun 2002/2003, untuk menindak lanjuti gagasan itu pada

Tahun 2003 diadakan seminar dan workshop/pelatihan bagi guru yang bekerja

sama dengan STEI Tazkia. Dan untuk selanjutnya didukung oleh Pemkot

Tasikmalaya, melalui Surat Keputusan (SK) Walikota No. 421.7/Kep. 611-

Disdik/2005, yang menjadikan pelajaran ekonomi Islam sebagai muatan lokal

yang wajib diberikan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs).50

Ketentuan tersebut berlaku mulai Tahun 2006 dimana seluruh sekolah

lanjutan tingkat pertama dan sejenisnya harus mengajarkan muatan lokal tersebut.

Penerapannya dilakukan bertahap, untuk Tahun ajaran 2005/2006 mata pelajaran

50
Wawancara Pribadi dengan Nahrudin, Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya, Tasikmalaya.
8 Maret 2008
ekonomi Islam dimasukan dalam mata pelajaran pengePahaman sosial dan

ekonomi. pelajaran tersebut disampaikan kepada siswa kelas VII (kelas 1 SMP).

Kemudian pada Tahun berikutnya, yaitu Tahun ajaran 2006-2007, pelajaran

ekonomi syariah menjadi muatan lokal wajib untuk siswa kelas VII, VIII dan IX

(siswa kelas 1, 2, dan 3) materinya diberikan untuk dua jam pelajaran.51

Wakil Direktur Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK) Kota

Tasikmalaya Endang Ahmad Yani, mengatakan, ada beberapa alasan penerapan

ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya, yaitu sebagai berikut:

1. Tasikmalaya merupakan daerah yang agamis Islami, dengan indikator:

a. Penduduk Tasikmalaya mayoritas Muslim.

b. Jumlah pondok pesantren 603 buah dengan jumlah santri 76.285 orang

dan ustad 2.970 orang.

2. Visi dan Misi Kota Tasaikmalaya.

3. Undang-undang N0. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,

mengenai pelaksanaan pendidikan nasional. 52

Dukungan Pemkot Tasikmalaya tidak hanya berupa “Surat Keputusan”

(SK) Walikota yang menjadi payung hukum bagi diajarkannya mata pelajaran

ekonomi syariah di sekolah, tetapi pemkot juga memberikan dukungan dana

51
Ibid, 8 Maret 2008
52
Wawancara Pribadi dengan Endang Ahmad Yani, Wakil Direktur PINBUK Tasikmalaya,
Tasikmalaya, 6 September 2007.
melalui dinas pendidikannya yaitu menerbitkan buku mata pelajaran ekonomi

syariah yang mencapai 7500 eksemplar.53

Untuk penerapan ekonomi syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya, dimulai

sejak terbitnya Surat Keputusan (SK) Walikota Tasikmalaya tentang penerapan

Mulok ekonomi syariah, yaitu pada Tahun ajaran 2005/2006, yang secara

serempak diseluruh SMP dan MTs. Yang ada di Kota Tasikmalaya.

Di sekolah ini pelajaran ekonomi syariah sekarang sudah diterapkan

dalam bentuk pelajaran tersendiri dalam bentuk muatan lokal ekonomi syariah,

dengan waktu dua jam pelajaran perminnggunya, untuk beberapa kompetensi

dasar ada yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi konvensional, hal ini

bertujuan untuk membuat perbandingan antara ekonomi syariah dengan ekonomi

konvensional, model ini disebut dengan sistem lintas kurikulum atau

komparatif.54

Untuk model pembelajarannya sendiri digunakan metode ceramah dan

incuiri penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah, selain itu

juga dilakukan diskusi kelas. Lebih khusus untuk mendukung incuiri penemuan,

sekolah ini akan membentuk koperasi siswa berbasis syariah dengan tujuan agar

para siswa langsung terjun pada lemabaga keuangan syariah.55

53
Nahrudin, 8 Maret 2008
54
Wawancara Pribadi dengan Yanyan Herdiyana, Guru Ekonomi Syariah, Tasikmalaya, 6
Maret 2008.
55
Ibid., 6 Maret 2008
B. Analisis Penelitian

1. Profil Responden

Dalam profil responden ini penulis mencoba membagi kedalam dua

tabel, yakni jenis kelamin dan umur responden. Dari data ini akan diperoleh

gambaran tentang responden.

Tabel 4.1
Gambaran mengenai jenis kelamin responden
N = 120

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 48 40.0 40.0 40.0
Perempuan 72 60.0 60.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber:diolah dari data lapangan Tahun 2008

Menurut tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 60% dari responden adalah

perempuan dan 40% dari responden adalah laki-laki. Maka dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar dari responden adalah perempuan. Jika digambarkan

dalam bentuk grafik, maka sebagai berikut:

Grafik 4.1

Gambaran mengenai jenis kelamin responden


keterangan

Laki-laki
Laki-laki 40%
Perempuan

Perempuan
60%

N = 120

Tabel 4.2
Gambaran mengenai umur responden
N = 120

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 11 - 20 112 93.3 93.3 93.3
31 - 40 2 1.7 1.7 95.0
41 - 50 6 5.0 5.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Tabel 4.2 menunjukan gambaran tentang umur responden, yaitu 93,3%

responden berusia antara 11 sampai 20 Tahun, 5% berusia antara 41 sampai 50

Tahun dan 1,7% berusia antara 31 sampai 40 Tahun. berdasarkan data di atas

dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari responden berumur antara 11 sampai

20 Tahun, yaitu umur 13 dan 14 Tahun. Maka jika digambarkan dalam bentuk

grafik sebagai berikut:

Grafik 3.2

Gambaran Usia Responden Keterangan

41 - 50 tahun 5 % 11-20 Tahun


31 - 40 tahun 1.7 %

31-40 Tahun

41-50 tahun

11 - 20 tahun 93.3%

N = 120

2. Analisis Deskriptif Statistik


Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa dan guru tentang

ekonomi Syariah, maka responden diminta untuk menjawab 25 item pernyataan

yang mencakup aspek pengetahuan, keyakinan sikap dan kecenderungan

bertindak. Adapun untuk mengetahui gambaran secara detail dari hasil

kuesioner mengenai persepsi responden terhadap ekonomi syariah maka akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengetahuan Responden Tentang Ekonomi Islam

Pernyataan yang menyangkut tentang pengetahuan ini memuat pada


16 pernyataan yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang telah responden
dapatkan yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3
Pengertian ekonomi Islam
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Kurang Paham 3 2.5
Cukup Paham 4 3.3
Paham 40 33.3 4.52
Sangat Paham 73 60.8
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Dari tabel 4.3 didapat informasi mengenai pengetahuanan responden

terhadap pengertian ekonomi Islam, yaitu 60,8% responden menyatakan

sangat paham, sementara 33,3% responden menyatakan paham, 3,3 %

menyatakan cukup paham sedangkan sisanya yaitu 2,5% dari responden

menyatakan kurang paham. Artinya bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pengertian ekonomi Islam.


Selanjutnya untuk memperkuat pernyataan diatas, mean atau rataan

dari jawaban responden berada pada angka 4,52 yang artinya nilai ini

mendekati angka 5 (sangat paham) dalam skala likert. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden berada dalam skala sangat

paham, hal ini berarti responden sangat memahami tentang pengertian

ekonomi Islam.

Tabel 4. 4
Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Netral 34 28.3
Tidak Setuju 55 45.8
3.98
Sangat Tidak Setuju 31 25.8
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Pada tabel 4.4 menunjukan anggapan kebanyakan masyarakat bahwa

sistem ekonomi Islam meniru terhadap sistem ekonomi yang sudah ada,

ternyata tidak begitu halnya dengan pandangan para responden, hal ini

dibuktikan dengan 45,8% responden menyatakan tidak setuju, 28,3%

menyatakan netral dan 25,8% menyatakan sangat tidak setuju.

Untuk lebih memperkuat pernyataan diatas, mean berada pada angka

3,98 atau mendekati nilai 4 artinya bahwa rata-rata dari responden tidak setuju

dengan pernyataan sistem ekonomi syariah meniru terhadap sistem ekonomi

konvensional. Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata

responden memilki pemahaman yang baik tentang ekonomi syariah.


Tabel 4. 5
Sumber utama ekonomi Islam
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Kurang Paham 2 1.7
Cukup Paham 10 8.3
Paham 33 27.5 4.51
Sangat Paham 75 62.5
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Dari tabel 4.5 didapat informasi mengenai pemahaman responden

terhadap sumber utama dari ekonomi syariah, yaitu 62,5% responden

menyatakan sangat paham, 27,5% responden menyatakan paham 8,3%

responden menyatakan cukup paham dan 1.7% responden menyatakan kurang

paham. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden sudah

memahami sumber utama ekonomi Islam.

Berdasarkan pada tabel di atas didapat angka mean 4,51 atau

mendekati angka 5, artinya rata-rata dari responden menyatakan sangat paham

bahwa sumber utama ekonomi Islam adalah Al-Qur’an dan sunnah. Dari sini

dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memahami terhadap sumber

utama ekonomi Islam.

Tabel 4. 6
Tujuan utama Ekonomi Islam
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Cukup Paham 7 5.8 4.60
Paham 34 28.3
Sangat Paham 79 65.8
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Pernyataan responden terhadap tujuan utama dari ekonomi Islam yaitu

tercapainya kebahagiaan di dunia maupun akhirat pada tabel 4.6 menunjukan

65,8% sangat paham, 28,3% paham dan 5,8% cukup paham. Bedasarkan

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

menyatakan sangat paham terhadap tujuan ekonomi Islam tersebut.

Kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagai tujuan utama ekonomi

Islam, berdasarkan pada tabel didapat angka mean 4,60 atau berada pada skala

5 (sangat paham) dalam skala likert, atau dapat ditarik kesimpulan bahwa

rata-rata responden mempunyai pemahaman yang tinggi terhadap tujuan

ekonomi Islam.
Tabel 4. 7
Tauhid sebagai prinsip dasar ekonomi Islam
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Tidak Paham 2 1.7
Cukup Paham 15 12.5
Paham 57 47.5 4.21
Sangat Paham 46 38.3
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Dari tabel frekuensi 4.7 didapat gambaran tentang pemahaman

responden mengenai tauhid sebagai prinsip/teori dasar dalam ekonomi Islam,

yaitu 47,5% responden menyatakan paham, 38,3% menyatakan sangat paham,

12,5% menyatakan cukup paham dan 1,7% menyatakan sangat kurang paham.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa responden memahami bahwa

tauhid sebagai prinsip/teori dasar ekonomi syariah.

Hal senada juga ditunjukan tabel statistik, dimana mean berada pada

angka 4,21 atau berada pada sekala 4 (paham), Artinya rata-rata responden

menyatakan paham/tahu bahwa tauhid sebagai prinsip dasar ekonomi Islam

dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memahami tentang prinsip

dasar ekonomi Islam.

Tabel 4. 8
Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Cukup Paham 10 8.3
Paham 39 32.5
4.51
Sangat Paham 71 59.2
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Tabel 4.7 menunjukan pengetahuan responden tentang konsep harta

dalam Islam yaitu sebagai titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam

pemanfaatannya, 59.2% responden menyatakan sangat paham, 32,5%

menyatakan paham dan 8,3% rasponden menyatakan cukup paham. Menurut

tabel frekuensi di atas dapat disimpukan bahwa lebih dari setengah responden

menyatakan sangat paham terhadap konsep harta tersebut.

Tabel di atas menunjukan mean pada angka 4,51 mendekati skala 5

(sangat paham) yang artinya responden sangat memahami bahwa harta dalam

Islam sebagai titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam pemanfaatannya.


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan yang tinggi tentang konsep harta dalam Islam.

Tabel 4.9
Para tokoh pemikir ekonomi Islam fase awal
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Tidak Paham 10 8.3
Kurang Paham 22 18.3
Cukup Paham 39 32.5
3.17
Paham 36 30.0
Sangat Paham 13 10.8
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Dari tabel frekuensi 4.9 didapat gambaran tentang pengetahuan

responden mengenai tokoh-tokoh/ulama pemikir ekonomi Islam fase

awal/pertama, yaitu 32,5% responden menyatakan cukup paham, 30%

menyatakan paham, 18,3% menyatakan kurang paham, 10,8% sangat paham

dan 8,3% menyatakan tidak paham. Dari data di atas secara garis besar dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan cukup memahami,

artinya responden cukup mengetahui tentang tokoh-tokoh pemikir ekonomi

Islam ini.

Tabel di atas menunjukan mean pada angka 3,17 atau berada pada

skala 3 (cukup paham) yang artinya rata-rata responden menyatakan cukup

paham terhadap pernyataan bahwa Abu Yusuf, Abu Ubaid dan Al-Ghazali

adalah para ulama/tokoh pemikir ekonomi Islam fase awal/pertama. 56 Dengan

56
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: dari Masa Klasik Hingga Kontemporer,
(Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005), h. 69.
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden cukup

mengetahui terhadap pernyataan tersebut.

Tabel 4. 10
Uang dalam pandangan Al-Ghazali
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Tidak Paham 1 .8
Kurang Paham 8 6.7
Cukup Paham 64 53.3
3.38
Paham 38 31.7
Sangat Paham 9 7.5
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Al-Ghazali berpandangan bahwa uang itu ibarat cermin ia tidak punya

warna tapi dapat merefleksikan semua warna. 57 terhadap konsep ini tabel 4.10

menunjukan 53,3% responden menyatakan cukup paham, 31,7% menyatakan

paham, 7.5% sangat paham, 6,7% kurang paham dan 0,8% responden

menyatakan tidak paham. Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

sebagian besar responden menyatakan cukup memahami tentang konsep uang

menurut Al-Ghazali.

Berdasarkan tabel diatas, didapat angka mean 3,38 atau berada pada

skala 3 (cukup paham) yang artinya sebagian besar responden menyatakan

cukup paham dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden sudah

cukup memahami tentang konsep uang menurut Al-Ghazali ini.

57
Ibid. h.128
Tabel 4. 11
Pengertian riba
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Kurang Paham 7 5.8
Cukup Paham 15 12.5
Paham 67 55.8 4.02

Sangat Paham 31 25.8


Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Tabel 4.11 menunjukan informasi tentang pemahaman responden

terhadap pengertian riba, yaitu 55,8% menyatakan paham, 25,8% menyatakan

sangat paham, 12,5% cukup paham dan 5,8% menyatakan kurang paham.

Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

menyatakan sangat memahami bahwa riba adalah pengambilan tambahan atas

harta pokok atau modal secara batil.

Dengan nilai mean 4,02 berada pada skala 4 dapat diartikan bahwa

rata-rata responden memahami dengan pengertian riba adalah pengambilan

tambahan atas harta pokok atau modal secara batil. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengetahui terhadap pengertian

riba tersebut.

Tabel 4. 12
Macam-macam riba
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Tidak Paham 1 .8 3.78
Kurang Paham 8 6.7
Cukup Paham 34 28.3
Paham 51 42.5
Sangat Paham 26 21.7
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Qordh, jahiliyah, fadhl dan nasi’ah adalah macam-macam bentuk

riba.58 atas pernyataan ini tabel 4.12 menunjukan 42,5% responden

menyatakan paham, 28,3% menyatakan cukup paham, 21,7% menyatakan

sangat paham dan 0,8% responden menyatakan tidak paham. Dengan

demikian dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

mengetahui/memahami atas pernyataan tersebut.

Untuk memperkuat pernyataan diatas, menurut data statistik mean

menunjukan pada angka 3,78 atau mendekati pada skala 4, artinya sebagian

besar responden menyatakan paham bahwa Qordh, Jahiliyah, fadhl dan

nasi’ah adalah macam-macam bentuk riba dan dari sini dapat disimpulkan

bahwa rata-rata responden mengetahui tentang macam-macam bentuk riba.

Tabel 4. 13
Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Cukup Paham 21 17.5
Paham 60 50.0
4.15
Sangat Paham 39 32.5
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

58
Tim MGMP Ekonomi, Pinbuk dan Pemkot Tasikmalaya, Ekonomi Syariah untuk
SMP/MTs kelas VII. (Tasikmalaya: Sebi Design, 2006) h. 21
Menurut pernyataan responden 50% menyatakan paham, 32,5%

menyatakan sangat paham dan 17,5% dari responden menyatakan cukup.

Secara garis besar dari tabel 4.13 ini menunjukan bahwa sebagian besar

responden menyatakan paham atas pernyataan akad/transaksi yang dilakukan

dalam ekonomi Islam memiliki konsekuensi dunia dan akhirat. Oleh karena

itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memahami atas

pernyataan tersebut.

Untuk memperkuat pernyataan diatas, angka mean berada pada 4,15

atau dalam skala 4 (paham) dalam skala likert, atau dapat diartikan bahwa

rata-rata responden menyatakan paham, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa rata-rata responden memahami terhadap konsekuensi akad/transaksi

dalam Islam.

Tabel 4. 14
Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Kurang Paham 3 2.5
Cukup Paham 18 15.0
Paham 67 55.8 4.07
Sangat Paham 32 26.7
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Tabel 4.14 menunjukan pernyataan responden tentang pengetahuannya

bahwa lembaga keuangan syariah tidak terbatas pada perbankan saja, 55,8%
responden menyatakan paham, 26,7% menyatakan sangat paham, 15% cukup

paham dan 2,5% menyatakan kurang paham. Data ini menunjukan bahwa

sebagian besar responden menyatakan paham terhadap pernyataan tersebut.

Deskriptif statistik tentang pernyataan responden tentang

pengetahuannya bahwa lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan

saja, menunjukan mean pada angka 4,07 atau berada pada angka 4 dalam

skala likert, artinya rata-rata responden menyatakan paham. Dari sini dapat

diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden megetahui bahwa

lembaga keuangan syariah tidak terbatas pada dunia perbankan saja.

Tabel 4. 15
Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Sangat Setuju 2 1.7
Setuju 10 8.3
Netral 35 29.2
3.73
Tidak Setuju 45 37.5
Sangat Tidak Setuju 28 23.3
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Menurut 37,5% responden menyatakan tidak setuju bahwa praktek

lembaga keuangan syariah sama saja dengan lembaga keuangn konvesional


dalam arti terdapat unsur bunga, 29,2% menyatakan netral, 23,3%

menyatakan sangat tidak setuju, 8,3% menyatakan setuju dan 1,7% responden

menyatakan sangat setuju. Berdasarkan pada data tabel 4.15 di atas dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju terhadap

pernyataan tersebut.

Untuk memperkuat pernyataan di atas data statistik menunjukan mean

pada angka 3,73 atau mendekati angka 4, artinya bahwa rata-rata responden

menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa praktik lembaga

keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional atau sama-sama

mengandung unsur bunga/riba. Maka dari sini dapat diambil kesimpulan

bahwa sebagian besar responden mengetahui lembaga keuangan syariah

pratiknya berbeda dengan lembaga keuangan kovensional.

Tabel 4. 16
Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi Islam
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Tidak Paham 4 3.3
Kurang Paham 42 35.0
Paham 55 45.8 3.74
Sangat Paham 19 15.8
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Ciri khas dari sistem ekonomi Islam adalah penerapan sistem bagi

hasil, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.16 menunjukan 45,8% responden

menyatakan paham, 35% menyatakan cukup paham, 15,8% menyatakan

sangat paham dan 3,3% responden menyatakan kurang paham. Frekuensi di


atas menunjukan bahwa sebagian besar responden memahami terhadap

penyataan tersebut.

Deskriptif statistik pernyataan responden tentang pengetahuannya

bahwa ciri khas ekonomi Islam adalah sistem bagi hasil menunjukan mean

pada angka 3,74 atau mendekati pada angka 4 dalam skala likert, artinya rata-

rata responden menyatakan paham. Dari sini dapat diambil kesimpulkan

bahwa rata-rata responden mengetahui ciri khas sistem ekonomi Islam adalah

sistem bagi hasil dan berbeda dengan sistem ekonomi konvensional yaitu

penerapan sistem bunga.

Tabel 4. 17
Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Cukup Paham 43 35.8
Paham 43 35.8
3.93
Sangat Paham 34 28.3
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Baitul mal merupakan lembaga keuangan yang pertama kali didirikan

oleh rasulullah, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.17 menunjukan 35,8%

responden menyatakan paham, 28,3% menyatakan sangat paham, 35,8%

menyatakan cukup. Frekuensi di atas menunjukan kesamaan pernyataan

responden yang menyatakan paham dan cukup paham. Tapi di pihak lain

28,3% responden menyatakan sangat setuju.


Berdasarkan tabel statistik didapat angka 3,93 atau berada pada skala 4

(paham) yang artinya rata-rata responden menyatakan paham terhadap

pernyataan Baitul mal merupakan lembaga keuangan yang pertama kali

didirikan oleh rasulullah dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari

responden memiliki pengetahuan baik tentang pernyataan tersebut.

Tabel 4. 18
Sumber keuangan negara masa Rasul
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Kurang Paham 4 3.3
Cukup Paham 26 21.7
Paham 62 51.7 3.95
Sangat Paham 28 23.3
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Tabel 4.18 menunjukan informasi tentang pengetahuan responden

terhadap sumber keuangan Negara masa rasulullah, yaitu 51,7% menyatakan

paham, 23,3% menyatakan sangat paham, 21,7% cukup paham dan 3,3%

menyatakan kurang paham. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menyatakan paham terhadap pernyataan bahwa


kharaj, zakat dan jizyah atau upeti merupakan sumber keuangan Negara pada

masa rasul.

Untuk memperkuat pernyataan di atas, data statistik menunjukan mean

berada pada angka 3,95 atau mendekati 4, artinya bahwa rata-rata responden

menyatakan paham terhadap pernyataan bahwa kharaj, zakat dan jizyah

merupakan sumber keuangan Negara pada masa rasulullah, Maka dari sini

dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan

yang baik terhadap pernyataan tersebut.


b. Keyakinan Sikap Responden Terhadap Ekonomi Islam

Pernyataan yang menggambarkan keyakinan sikap responden memuat

4 pernyataan yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. 19
Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi Islam yang ideal bagi Manusia
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Netral 5 4.2
Setuju 53 44.2
4.48
Sangat Setuju 62 51.7
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Menurut 51,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa sistem

ekonomi Islam ideal bagi manusia, 44,2% menyatakan setuju, 4,2%

menyatakan netral. Berdasarkan pada tabel 4.19 di atas dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan

bahwa sistem ekonomi Islam ideal bagi manusia.

Berdasarkan tabel statistik di atas, didapat angka mean 4,48 atau

berada pada skala 4 (setuju) yang artinya rata-rata responden menyatakan

setuju terhadap pernyataan bahwa sistem ekonomi Islam ideal bagi manusia

dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden memiliki

keyakinan terhadap pernyataan tersebut.


Tabel 4.20
Sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup manusia
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Netral 13 10.8
Setuju 65 54.2
4.24
Sangat Setuju 42 35.0
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Tabel 4.20 menunjukan pernyataan responden tentang keyakinannya

terhadap sistem ekonomi Islam yang didesain untuk kebahagiaan hidup

manusia, 54.2% responden menyatakan setuju, 35% menyatakan sangat

setuju dan 10,8% rasponden menyatakan netral. Menurut tabel frekuensi

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju

artinya mereka sangat meyakini pernyataan tersebut.

Berdasarkan tabel statistik di atas, didapat angka mean 4,24 atau

berada pada skala 4 (setuju) yang artinya rata-rata responden menyatakan

setuju terhadap pernyataan bahwa sistem ekonomi Islam didesain untuk

kebahagiaan hidup manusia dan berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa

rata-rata dari responden memilki keyakinan terhadap desain ekonomi Islam

yang dianugerahkan Allah untuk kebahagiaan manusia.


Tabel 4. 21
Ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Tidak Setuju 8 6.7
Netral 39 32.5
Setuju 36 30.0 3.85
Sangat Setuju 37 30.8
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Jika ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara bisa mengangkat dari

keterpurukan ekonomi bangsa, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.21

menunjukan 32.5% responden menyatakan netral, 30% menyatakan setuju,

30,8% menyatakan sangat setuju dan 6,7% responden menyatakan tidak

setuju. Frekuensi tersebut menunjukan sebagian besar responden menyatakan

netral terhadap penyataan tersebut, Artinya mayoritas responden kurang

meyakini.

Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,85

atau mendekati skala 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju

terhadap pernyataan tersebut. Dan dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

rata-rata responden meyakini pernyataan jika ekonomi Islam diterapkan

menjadi kebijakan ekonomi Negara maka bisa mengangkat dari keterpurukan

ekonomi bangsa.
Tabel 4. 22
LKS akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal

N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Tidak Setuju 1 .8
Netral 14 11.7
Setuju 66 55.0 4.19
Sangat Setuju 39 32.5
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Pada tabel 4.21 didapat informasi mengenai keyakinan responden

lembaga keuangan syariah akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal,

55% responden menyatakan setuju, 32,5% menyatakan sangat setuju, 11,7%

menyatakan netral dan 0,8% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan data

frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut artinya mereka meyakini.

Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 4,19

atau berada pada angka 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju

terhadap pernyataan tersebut. Dari data statistik tersebut dapat disimpulkan

bahwa rata-rata responden mempunyai keyakinan bahwa lembaga keuangan

syariah akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal.

c. Kecenderungan Untuk Bertindak

Pernyataan yang menyangkut kecenderungan bertindak responden,

memuat 5 item pernyataan yaitu:

Tabel 4. 23
Setelah mengetahui ekonomi Syariah, akan menjadi nasabah LKS
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8
Tidak Setuju 4 3.3
Netral 44 36.7
3.72
Setuju 49 40.8
Sangat Setuju 22 18.3
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Pada tabel 4.23 akan didapat informasi mengenai kecenderungan

bertindak responden untuk menjadi nasabah lembaga keuangan syari’ah,

40,8% responden menyatakan setuju, 36,7% menyatakan netral, 3,3% dan

0,8% responden menyatakan sangat tidak setuju. Menurut data frekuensi

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan

setuju untuk menjadi nasabah lembaga keuangan syariah.

Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,72

atau mendekati pada angka 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju

terhadap pernyataan untuk menjadi nasabah lembaga keuangan syari’ah

setelah mempelajari ekonomi syariah. Dan dari data statistik tersebut dapat

disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki kecenderungan untuk

menjadi nasabah Lembaga Keuangan Syariah.


Tabel 4. 24
Mengunjungi Lembaga Keuangan Syariah
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.7
Tidak Setuju 2 1.7
Netral 29 24.2
3.91
Setuju 59 49.2
Sangat Setuju 28 23.3
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Pada tabel 4.24 akan didapat informasi mengenai kecenderungan

bertindak responden mengunjungi lembaga keuangan syari’ah untuk

mengetahui pratiknya, 49,2% responden menyatakan setuju, 24,2%

menyatakan netral, 23,3% menyatakan sangat setuju, 1,7% responden

menyatakan tidak setuju dan 1,7% menyatakan sangat tidak setuju. Dari data

frekuensi ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan

setuju untuk mengunjungi lembaga keuangan syariah dalam mengetahui

praktiknya (studi banding).

Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,91

atau mendekati pada angka 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju

terhadap pernyataan untuk mengunjungi lembaga keuangan syari’ah dalam

mengetahui pratiknya. Dan dari data statistik tersebut dapat disimpulkan

bahwa rata-rata responden memiliki kecenderungan untuk mengunjungi

lembaga keuangan syariah.

Tabel 4. 25
Membuat artikel/tulisan-tulisan tentang Ekonomi syariah
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8
Tidak Setuju 8 6.7
Netral 63 52.5
3.40
Setuju 38 31.7
sangat Setuju 10 8.3
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Kecenderungan untuk Membuat artikel/tulisan-tulisan tentang

ekonomi syariah menurut 52,5% responden menyatakan netral 31,7%

menyatakan setuju, 8,3% menyatakan sangat setuju, 6,7% menyatakan tidak

setuju dan 0,8% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan pada tabel 4.24

di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan netral

artinya mereka kurang memiliki kecenderungan untuk membuat artikel atau

tulisan-tulisan tentang ekonomi syariah.

Berdasarkan tabel statistik diatas, didapat angka mean 3,40 atau berada

pada skala 3 (netral) yang artinya rata-rata responden menyatakan netral

terhadap pernyataan kecenderungan untuk membuat artikel dan berdasarkan

hal itu dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden kurang memiliki

kemauan untuk membuat tulisan-tulisan tentang ekonomi syariah.


Tabel 4. 26
Mengumpulkan artikel dari surat kabar dan media lain
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8
Tidak Setuju 7 5.8
Netral 53 44.2
3.53
Setuju 45 37.5
Sangat Setuju 14 11.7
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Tabel 4.26 menunjukan informasi tentang kecenderungan responden

untuk mengumpulkan referensi dari surat kabar dan media lainnya yang

memungkinkan, yaitu 44,2% menyatakan netral, 37,5% menyatakan sangat

setuju, 11,7% menyatakan sangat setuju dan 5,8% menyatakan tidak setuju

dan 0,8% menyatakan sangat tidak setuju. Menurut tabel frekuensi di atas

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan netral.

Deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,53 atau

mendekati angka 4 yang artinya rata-rata dari responden menyatakan setuju.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa responden memiliki kecenderungan untuk

mengumpulkan atau mengambil referensi dari surat kabar atau media lainnya.
Tabel 4. 27
Tidak boros dalam mengeluarkan uang
N = 120

Frequency Percent Mean


Valid Tidak Setuju 3 2.5
Netral 13 10.8
Setuju 42 35.0 4.36
Sangat Setuju 62 51.7
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Tabel 4.26 menunjukan informasi tentang kecenderungan responden

untuk berbuat tidak boros dalam mengeluarkan uang setelah mereka

mempelajari ekonomi Islam, yaitu 51,7% responden menyatakan sangat

setuju, 35% menyatakan setuju, 10,8% menyatakan netral dan 2,5%

menyatakan tidak setuju. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju.

Untuk memperkuat pernyataan diatas, deskriptif statistik menunjukan

mean berada pada angka 4,36 atau berada pada skala 4 yang artinya rata-rata

dari responden menyatakan setuju. Dari sini dapat disimpulkan bahwa

responden memiliki kecenderungan untuk bertindak tidak boros setelah

mereka mempelajari ekonomi Islam.

3. Analisa Penilaian berdasarkan Artificial Neuron Network (ANN)


Untuk mengetahui kualitas persepsi responden maka dilakukan analisa

penilaian, analisa disini menggunakan alat analisis Artificial Neuron Network

(ANN)59 alat analisis ini dipakai dengan metode teknologi manusia dimana

proses informasi kompleks dan kecerdasan mesin yang digunakan sebagai

upaya penyederhanaan model biological untuk menguji hipotesis tentang

pemrosesan informasi dari kegiatan syaraf dalam otak pada setiap

permasalahan. Rumus untuk ANN ini adalah:

Y = ∑ Xi . Wi

Y T = ( 1 / ( 1 + e –y ) )

Keterangan :
Y = Output Wi = Bobot
Xi = Skor e = Konstanta
Untuk selanjutnya setiap isi dari pilar diberikan skor tiap-tiap kelas. Penilaian

skor untuk persepsi responden ditentukan sebagai berikut:

Sangat baik (SB) diberi skor > 0.90

Baik (B) diberi skor 0.71 – 0.89

Sedang (S) diberi skor 0.51 – 0.70

Rendah (R) diberi skor 0.31 – 0.50

Sangat rendah (SR) diberi skor 0.1 – 0.30

Selanjutnya diberikan pembobotan pada setiap pilar dengan ketentuan

yakni disesuaikan dengan banyaknya pertanyaan pada pilar tersebut sehingga

59
Murasa Sarkaniputra, “Bina Rohani: ada pada Kuadran Mana Saya?” Makalah Bina
Rohani, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006), h. 7
total bobot pada setiap pilar ≤ 1 yakni pembobotan disini memiliki nilai

tertinggi 0,3 sedang memiliki nilai 0,2 dan pembobotan yang terendah adalah

0,1. Untuk penilaian kualitas persepsi ditentukan sebagai berikut:

Sangat baik (SB) diberi nilai > 0.90

Baik (B) diberi nilai 0.70 – 0.89

Cukup baik (C) diberi nilai 0.50 – 0.69

Kurang baik (KB) diberi nilai 0.30 – 0.49

Tidak Baik (TB) diberi nilai 0.00 – 0.29

Jika digambarkan dalam skala interval sebagai berikut:

0 0.29 0.49 0.69 0.89 1

Tabel 4.28
Pilar I (Pengetahuan dasar tentang ekonomi Islam)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)

1 Pengertian ekonomi Islam 0.90 0.2 0.18


2 Sumber utama ekonomi Islam 0.90 0.2 0.18
3 Tujuan utama Ekonomi Islam 0.90 0.2 0.18
Tauhid sebagai Prinsip Dasar 0.85
4 Ekonomi Islam 0.2 0.17
Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi 0.80
5 Islam 0.2 0.16
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.87
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Kemudian menentukan output transformasi YT = ( 1 / ( 1 + e – y ) )

= ( 1 / ( 1 + e- 0,87 ) )

= 0.7047
Dari hasil penghitungan di atas, output berada pada angka 0.7047 jika

digambarkan maka sebagai berikut:

Gambar 4.3
Baik

0 0.29 0.49 0.69 0.7047 0.89 1

berarti bahwa rata–rata persepsi siswa dan guru tentang pemahaman dasar

ekonomi syariah berada pada kategori baik hal ini berarti bahwa proses

pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Tasikmalaya berhasil.

Tabel 4.29
Pilar II (Pengetahuan umum tentang ekonomi Islam)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)
Sistem ekonomi Islam meniru sistem 0.80
1 kovensional 0.2 0.16
Harta sebagai titipan yang harus 0.90
2 dioptimalkan pemanfaatannya 0.1 0.09
Konsekuensi akad dalam Ekonomi 0.80
3 Syariah 0.1 0.08
Praktik lembaga keuangan syariah 0.80
4 sama dengan lembaga konvensional 0.2 0.16
5 Pengertian riba 0.80 0.2 0.16
6 Macam-macam riba 0.80 0.1 0.08
Lembaga keuangan syariah tidak 0.80
7 hanya perbankan 0.1 0.08
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.81
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Kemudian menentukan output transformasi YT = ( 1 / ( 1 + e – y ) )


= ( 1 / ( 1 + e- 0,81 ) )
= 0.6921
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, output berada pada angka 0.6921, jika

digambarkan maka sebagai berikut:

Gambar 4.4

Baik

0.6921
0 0.29 0.49 0.69 0.89 1

Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa persepsi siswa dan guru

tentang pemaahaman umum ekonomi syariah secara umum rata-rata responden

berada pada kategori baik.

Tabel 4.30
Pilar III (Pengetahuan tentang sejarah ekonomi Islam)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)
Para ulama/tokoh pemikir ekonomi 0.75
1 Islam fase awal 0.2 0.15
2 Uang dalam pandangan Al-Ghazali 0.80 0.2 0.16
Baitul Mal lembaga keuangan 0.80
3 pertama zaman Rasulullah 0.3 0.24
4 Sumber keuangan negara masa Rasul 0.80 0.3 0.24
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.79
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Kemudian menentukan output transformasi T = ( 1 / ( 1 + e –y) )

= ( 1 / ( 1 + e- 0,79 ) )

= 0.6878

Berdasarkan pada penghitungan di atas, didapat nilai output pada angka 0.6878

Gambar 4.5

0.6878
0 0.29 0.49 0.69 0.89 1

dari hasil perhitungan ini berarti bahwa persepsi siswa dan guru yang berkisar

tentang sejarah ekonomi syariah berada pada kategori cukup baik, maka dapat

disimpulkan bahwa proses pembelajaran ekonomi syariah cukup berhasil.

Tabel 4.31
Pilar IV (Keyakinan Sikap)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)

17 Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi 0.85 0.2 0.17


Islam yang ideal bagi Manusia
Sistem ekonomi Islam didesain untuk 0.80
18 kebahagiaan hidup Manusia 0.3 0.24
Ekonomi Islam menjadi kebijakan 0.80
Negara bisa mengangkat dari
19 keterpurukan 0.2 0.16
LKS akan menyalurkan dananya ke 0.80
20 bisnis yang halal 0.3 0.24
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.81
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Kemudian kita menentukan output transformasi YT = ( 1 / ( 1 + e – y ) )

= ( 1 / ( 1 + e- 0,81 ) )

= 0.6921

Dari hasil penghitungan di atas, output transpormasi berada pada angka 0.6921

dengan gambar sebagai berikut:

Gambar 4.6
Baik

0.6921
0 0.29 0.49 0.69 0.89 1

Berdasarkan pada gambar di atas berarti bahwa persepsi siswa dan guru tentang

keyakinan terhadap ekonomi syariah berada pada kategori baik, dari hasil ini

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar responden mempengaruhi persepsi mereka

sehingga dirinya merasa yakin terhadap ekonomi syariah.

Tabel 4.32
Pilar V (Kecenderungan untuk bertindak)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)
Setelah mengetahui ekonomi Syariah, 0.80
21 menjadi nasabah LKS 0.2 0.16
Mengunjungi untuk mengetahui 0.80
22 praktiknya 0.2 0.16
Membuat artikel/tulisan tentang 0.75
23 Ekonomi syariah 0.1 0.15
mengumpulkan artikel dari surat 0.75
24 kabar dan media lain 0.2 0.15
25 Setelah belajar ekonomi Islam 0.80 0.3 0.24
menjadi tidak boros
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.86
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008

Kemudian menentukan output transformasi YT = ( 1 / ( 1 + e – y ) )

= ( 1 / ( 1 + e- 0,86 ) )

= 0.7026

Dari hasil penghitungan di atas, output transpormasi berada pada angka 0.7047,

dan jika digambarkan maka sebagai berikut:

Gambar 4.7
Baik

0.7047

0 0.29 0.49 0.69 0.89 1

Nilai di atas menunjukan bahwa persepsi siswa dan guru terhadap kecenderungan

untuk bertindak pada ekonomi syariah berada pada kategori baik. dengan

memiliki kecenderungan untuk bertindak yang baik terhadap ekonomi syariah,

maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri

1 kota Tasikmalaya berhasil.

C. Analisis SWOT Pembelajaran Ekonomi syariah

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

mrumuskan strategi. Analisis ini didasarkan ada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelamahan (weaknesses) dan ancaman


(treaths).60 alat yang diapakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah

matrik SWOT, matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif

strategis, yaitu:

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan fikiran, yaitu dengan menggunakan seluruh

kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

b. Strategi ST

Strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan cara menghindari

ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

mengatasi kelemahan-kelamahan yang dimiliki.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang besifat defensif dan ditujukan untuk

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.61

Untuk selanjutnya penulis gunakan matrik ini dalam menganalisa

kekuatan, peluang dan kelemahan serta ancaman pada penerapan mulok ekonomi

syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya. Berikut ini adalah diagram matrik SWOT

yang berisi Strategi yang dapat diambil setelah menggabungkan data internal dan

eksternal.

Table 4.33

60
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka, 2006), cet. Ke 14, h. 18-19
61
Ibid., h. 34
Matrik SWOT
Analisis terhadap penerapan Mulok ekonomi syariah
pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
IFAS KEKUATAN KELEMAHAN
1.Sesuai dengan kultur 1.Belum adanya Sumber
masyarakat Tasikmalaya daya manusia yang
yang merupakan professional (kompeten)
masyarakat agamis dalam bidang ekonomi
2.Sesuai Visi dan Misi syariah
Pemkot Tasikmalaya 2.Buku ajar atau buku
”dengan berlandaskan panduan yang masih
Iman dan Taqwa Kota terbatas
Tasikmalaya menjadi 3.Mulok ekonomi syariah
pusat perdagangan dan hanya didukung oleh Surat
industri termaju di Keputusan Walikota
Priangan timur Tahun sedangkan ada mulok lain
2012” yang didukung oleh Perda
3. Sesuai dengan Visi dan Provinsi yaitu mulok
Misi sekolah yaitu lingkungan hidup
“Landasan Iman & 4.Fasilitas sekolah belum
Taqwa” optimal untuk
4. Dukungan dari PINBUK pembelajaran ekonomi
Tasikmalaya syariah
5.Political Will dari
Pemkot dengan Surat
EFAS Keputusan (SK) walikota
sebagai kekuatan hukum
OPPORTUNIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
PELUANG 1. Pengembangan 1. Mengadakan pelatihan
1. Pesatnya kurikulum agar lebih guru untuk pelajaran
perkembangan baik ekonomi syariah
ekonomi syariah di 2. Menyediakan waktu 2. Penambahan koleksi
Indonesia untuk mulok ekonomi buku untuk referensi
2. Banyaknya sektor syariah dan berbagi 3. Mengadakan sharing Ilmu
bisnis UKM di dengan mulok lain dengan guru agama Islam
Tasikmalaya 3. Mendirikan koperasi dalam membahas ayat Al-
3. UU tentang Sisdiknas siswa berbasis syariah Quran atau hadits
No. 22 tanun 1999 untuk praktik para siswa
tentang Pemda.
mengenai kewenangan
pengaturan di bidang
pendidikan
4. Antusias sekolah/
masyarakat
Tasikmalaya dalam
menerapkan Mulok
ekonomi syariah
5. Tersedianya waktu
pelajaran untuk mulok

TREATHS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


ANCAMAN 1. Melakukan koordinasi 1. Mengoptimalkan guru
1. Perda Provinsi Jawa dengan dengan Pemkot, ekonomi untuk
Barat tentang mulok PINBUK dan lembaga mengajar ekonomi
lingkungan hidup keuangan syariah (LKS) syariah
yang posisinya secara terdekat 2. Melakukan inovasi
hukum lebih kuat 2.Tetap menjaga hubungan dalam sistem
2. Mulok lain yang lebih baik dengan MGMP pembelajaran agar
berpotensi yaitu ekonomi dalam hasilnya lebih baik dan
kerajinan tangan meningkatkan kualitas lebih diminati
pembelajaran 3. memanfaatkan fasilitas
internet sekolah untuk
mendapatkan referensi
Dari Matrik SWOT di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Strategi Strengths Opportunities (SO)

Strategi ini dibuat dengan menggunakan seluruh kekuatan SMP Negeri

I Tasikmalaya disertai pemanfaatan peluang yang sudah ada dengan cara

Pengembangan kurikulum agar lebih baik, Menyediakan waktu untuk mulok

ekonomi syariah dan berbagi dengan mulok lain, Mendirikan koperasi siswa

berbasis syariah untuk praktik para siswa dalam kesehariannya.

2. Strategi Strengthts Threaths (ST)

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan kekuatan sekolah untuk

mengatasi ancaman yang dihadapi oleh sekolah mengingat landasan hukum

yang menjadi payung dalam penerapan ekonomi syariah baru berupa SK

Walikota, sementara ada Perda Provinsi tentang penerapan Mulok


Lingkungan Hidup. Oleh karena itu sekolah perlu melakukan koordinasi

dengan dengan Pemkot, PINBUK dan lembaga keuangan syariah (LKS)

terdekat dalam membangun kekuatan hukum dan proses pembelajaran serta

tetap menjaga hubungan baik dengan MGMP ekonomi dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran dan pengembangan kurrikulum.

3. Strategi Weaknesesses Opportunities (WO)

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan peluang sekaligus dengan

meminimalkan kelemahan yang ada pada sekolah, yaitu dengan mengadakan

pelatihan guru untuk pelajaran ekonomi syariah, penambahan koleksi buku-

buku ekonomi syariah untuk referensi dan untuk meminimalkan kelemahan

dilakukan dengan mengadakan sharing ilmu dengan guru agama Islam dalam

membahas ayat Al-Quran atau hadits karena guru pengajar ekonomi syariah

semuanya berlatar belakang pendidikan IPS/Ekonomi.

4. Strategi Weaknesesses Threaths (WT)

Strategi ini dibuat dengan berdasarkan pada kegiatan yang bersifat

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Dalam

mengatasi kelemahan ini sekolah dapat mengoptimalkan guru ekonomi

untuk mengajar ekonomi syariah dan memanfaatkan fasilitas internet sekolah

untuk mendapatkan referensi, serta melakukan inovasi dalam sistem

pembelajaran agar hasilnya lebih baik dan pelajarannya lebih diminati untuk

menghindari ancaman.

Berdasarkan pendekatan tersebut maka dapat diambil berbagai

kemungkinan sebagai alternatif strategi yang dapat diambil oleh sekolah


dalam pembelajaran ekonomi syariah sebagai langkah strategis, yaitu sebagai

berikut:

a. Merekrut guru yang kompeten dalam bidang ilmu ekonomi syariah atau

paling tidak dengan mengadakan pelatihan.

b. Melengkapi fasilitas yang ada untuk menunjang pembelajaran.

c. Melakukan koordinasi dengan MGMP ekonomi, Pemkot, PINBUK dan

lembaga keuangan syariah (LKS) terdekat secara intens.

d. Membuat pelajaran ekonomi syariah lebih dekat dengan siswa yaitu

dengan mendirikan koperasi siswa syariah.

D. Analisis Temuan Penelitian

1. Penerapan ekonomi syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya.

a. SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya mulai menerapkan mulok ekonomi

syariah sejak terbitnya Surat Keputusan (SK) Walikota Tasikmalaya

tentang penerapan Mulok ekonomi syariah, yaitu pada tahun ajaran

2005/2006.

b. Di sekolah ini pelajaran ekonomi syariah sekarang sudah diterapkan dalam

bentuk pelajaran tersendiri yaitu dalam bentuk muatan lokal ekonomi

syariah, dengan waktu dua jam pelajaran perminnggunya.

c. Untuk model pembelajarannya digunakan metode ceramah dan incuiri

penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah dan

mencari/mengumpilkan artikel-artikel tentang ekonomi syariah di internet

atau surat kabar.


Dari keterangan di atas penulis dapat menganalisa bahwa SMP

Negeri 1 Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang menerapkan

mulok ekonomi syariah sesuai dengan keluarnya surat keputusan

walikota, karena didapat informasi bahwa sebagian sekolah di Kota

Tasikmalaya sudah menerapkan lebih awal yaitu sejak 2003/2004 sebagai

pelopor diantaranya SMP N 2, SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 11

Tasikmalaya. Untuk model pembelajarannya sendiri cukup menarik,

karena diterapkan model komparatif sehingga para siswa akan lebih

mudah dalam pemahaman terhadap ekonomi syariah.

2. Persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah.

a. Jika dilihat dari data mean di atas, penulis dapat melihat bahwa nilai mean

terendah adalah pada item pernyataan nomor 7 mengenai pengetahuan

responden terhadap para tokoh ulama pemikir ekonomi Islam fase awal

yaitu 3,17 atau berada pada skala 3 dalam skala likert yang artinya rata-

rata responden masih memiliki pengetahuan yang cukup tentang para

pemikir ekonomi Islam.

Penulis menganalisa, hal ini mungkin disebabkan tokoh/ulama

pemikir ekonomi yang dipelajari masih terbatas. Walaupun pernyataan ini

bukan termasuk sistem dalam ekonomi Islam, tapi penulis melihat hal ini

menjadi penting karena nantinya akan berhubungan dengan teori ekonomi

yang dikemukakan para tokoh tersebut.

b. Nilai mean tertinggi berada pada item pernyataan nomor 4 yaitu mengenai

tujuan utama ekonomi syariah, dengan nilai mean 4,60 atau mendekati
skala 5 pada skala likert, artinya rata-rata responden menyatakan sangat

setuju dengan pernyataan bahwa tujuan ekonomi Islam adalah untuk

kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, artinya responden memiliki

pengetahuan yang tinggi tentang tujuan dari ekonomi syariah.

Menurut analisa penulis hal ini bisa menjadi modal utama, karena

ketika responden mengetahui tujuan dari ekonomi syariah maka semangat

untuk mempelajari ekonomi syariah sebagai mata pelajaran baru akan

lebih semangat dan termotivasi.

3. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman dan tangtangan.

a. Faktor yang menjadi kekuatan dalam penerapan ekonomi syariah di

Tasikmalaya selain adanya dorongan semangat masyarakat dan dukungan

Pinbuk juga ada kemauan politik (political will) dari Pemerintah Kota

merupakan faktor penting dalam melandasi penerapan mulok ekonomi

syariah ini.

b. Ada dua ancaman yang dihadapi yaitu peraturan daerah provinsi Jawa

Barat yang mewajibkan penerapan mulok lingkungan hidup, hal ini yang

menjadikan pembagian jam pelajaran antara dua mulok ini, Satu lagi ada

kemungkinan diterapkannya mulok lain yang dikhawatirkan akan

mengancam keberadaan ekonomi syariah.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di SMP Negeri 1

Tasikmalaya sebagai salah satu sekolah yang menerapkan pelajaran ekonomi

syariah, maka dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari hasil

penelitian terhadap jawaban permasalahan yang telah diungkapkan adalah sebagai

berikut:

1. Pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya

diterapkan dalam bentuk pelajaran tersendiri yaitu berupa muatan lokal

(Mulok) ekonomi syariah, dengan alokasi waktu dua jam pelajaran

perminnggunya, dalam metode pembelajarannya untuk beberapa kompetensi

dasar ada yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi konvensional.

Untuk model pembelajarannya digunakan metode ceramah dan incuiri

penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah dan mencari

artikel-artikel di internet atau surat kabar.

2. Persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota

Tasikmalaya berada pada kategori baik, hal ini didasarkan pada penghitungan

statistik deskriftif pada SPSS dengan angka rata-rata mean berada pada 3,93

atau mendekati 4, hal yang sama ditunjukan berdasarkan pada penghitungan


kualitas persepsi dengan metode Artificial Nouron Network (ANN) dengan

angka rata-rata berada pada 0,6921.

3. Analisis SWOT terhadap pemebelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1

Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut :

a. Strenghts/kekuatan

Dukungan dan kultur masyarakat merupakan kekuatan utama dalam

penerapan ekonomi syariah di Tasikmalaya, dukungan Pinbuk dan MGMP

ekonomi serta Surat Keputusan (SK) Walikota yang merupakan faktor

penting dalam melandasi penerapan mulok ekonomi syariah.

b. Weaknesses/kelemahan

Keterbatasan SDM yang kapabel dalam bidang ekonomi syariah, fasilitas

buku ajar yang masih kurang dan fasilitas sekolah yang belum optimal.

c. Treaths/ancaman

Munculnya mulok lain yang secara notabene dimungkinkan lebih cocok

dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

d. Opportunies/peluang

Pesatnya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, banyaknya sektor

bisnis UKM di Tasikmalaya dan masih adanya luang waktu untuk

penerapan mulok.

B. SARAN

Saran yang dapat penulis berikan untuk SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya

khususnya sebagai objek penelitian dan lebih umum kepada Pemerintah Kota
Tasikmalaya, Pinbuk dan MGMP ekonomi, yang mungkin dapat dijadikan

sebagai pertimbangan dan masukan, adalah sebagai berikut:

1. Untuk Pihak sekolah

Karena mulok ekonomi syariah merupakan pelajaran baru, sebaiknya sekolah

banyak melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Dinas

Pendidikan, MGMP ekonomi syariah dan Pinbuk sebagai wadah koordinasi

yang menaungi dalam pembelajaran ekonomi syariah ini, sehingga proses

pembelajaran dan pengembangan kurikulum di sekolah akan lebih baik.

Pembuatan laboratorium atau koperasi syariah juga penulis sarankan, karena

akan sangat membantu siswa dalam mengenal praktik sistem ekonomi Islam.

Selain itu, penulis menyarankan agar pembelajaran ekonomi syariah

hendaknya disampaikan oleh guru yang kompeten, agar penyampaian ilmunya

bisa lebih mendalam sebagaimana halnya pelajaran-pelajaran lain, maka

sebaiknya sekolah merekrut guru dari sarjana ekonomi syariah.

2. Untuk MGMP Ekonomi dan PINBUK

Kita ketahui bahwa sumber daya manusia yang kompeten di bidang ekonomi

syariah masih sangat terbatas, maka penulis menyarankan untuk MGMP

Ekonomi dan PINBUK Tasikmalaya setidaknya agar lebih sering melakukan

workshop atau pelatihan untuk penyediaan guru yang kompeten dibidang

ekonomi syariah, sehingga mengasilkan guru yang kompeten dibidangnya dan

nantinya akan balance antara pengembangan kurikulum dengan sumberdaya

yang tersedia. Akan lebih baik lagi kalau kerjasama dengan universitas

setempat untuk penyediaan guru ekonomi syariah.


3. Untuk Pemkot Tasikmalaya

Dukungan pemerintah terhadap mulok ekonomi syariah sangat luar biasa,

mulai penerbitan buku sampai Surat Keputusan Walikota sebagai payung

hukum. Penulis menyampaikan saran agar pemerintah terus bekerjasama

dengan MGMP dan PINBUK dalam pengembangan kurikulum dan

penyediaan fasilitas dan SDM yang kompeten, selain itu penulis sarankan agar

pemkot mensosialisasikan mulok ekonomi syariah ini ke pemerintah Provinsi

dan pemerintah pusat, karena tidak menutup kemungkinan mulok ekonomi

syariah ini menjadi kurikulum nasional, dan Pemkot Tasikmalaya adalah

pelopornya. Selain itu melihat pembelajaran pada tingkat SMP cukup sukses,

maka penulis sarankan agar penerapan mulok ekonomi syariah bisa

dilanjutkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Sehingga terjadi

kesinambungan ilmu pengetahuan pada siswa.

C. Rekomendasi

Penulis berharap akan ada penelitian selanjutnya yang mengungkap tentang

persepsi atau efektivitas pembelajaran ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya ini,

tapi penulis juga berharap penelitian selanjutnya lebih fokus pada sistem

pembelajaran ekonomi syariah, sehingga akan lebih memperbaiki sistem dan

metode pembelajaran serta kurikulum yang telah dilakukan saat ini. Karena

menurut analisa penulis hal ini akan membuat pelajaran ekonomi syariah lebih

diminati oleh pendidik dan peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta : 1971

Al-Assal, Ahmad Muhammad dan Abdul Karim, Fathi Ahmad. Sistem Prinsip dan
Tujuan Ekonomi Islam, Terj. Drs. H Imam Safuddin. Bandung: Pustaka Setia,
1999.

Al-Kaf , Abdullah Zakiy. Ekonomi dalam Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia,
2002.

Ametembun, N. A. Diskusi Suatu Metode Mengajar Berfikir Reflektif dan Inovatif.


Bandung: Suri, 2000.

-------------- Guru Dalam Administrasi Sekolah Pembngunan. Bandung: FIP-IKIP


Bandung 1973.

Arsyad, Azhar, Prof. Dr. Media pembelajaran. cet. ke 5. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2004.

Chapra, M. Umer. The Future of Economics: An Islamic Persfective. Jakarta: Gema


Insani Press, 2001.

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. cet 2. Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Echol, John M. dan Sadily, Hasan. kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia,
1990.

Hamalik, Oemar, Dr. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islami. ed. ke 2. Jakarta: IIIT Indonesia,


2003.

Lubis, Ibrahim. Ekonomi Islam suatu Pengantar 1. cet. 1. Jakarta: Kalam Mulia

UI-Press,1988.

Mannan, M. A. Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar – dasar Ekonomi Islam),
Terj Potan Harahap. Jakarta: Intermasa, 1992.
MGMP Ekonomi, Silabus Mulok Ekonomi Syariah Untuk SMP/MTs, Tasikmalaya:
MGMP Ekonomi, 2007

Nursalim, Toha. Psikologi Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996

Qardhawi, Yusuf, Dr. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press,
1997.

Rahmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya,


2000.

Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka, 2006.

Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman


Ilmu, 1993.

Sakti, Ali. Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern. Jakarta:
Paradigma dan AQSA Publishing, 2007.

Sarkaniputra, Murasa. “Bina Rohani: ada pada Kuadran Mana Saya?” Makalah
Bina Rohani, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006.

Sarowo, Sarlito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang, 2000.

Sobana, M. dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian. cet. ke 2 Bandung: Pustaka Setia,


2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 1999.

Tasikmalaya, Pemkot. “Sejarah Kota Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari
www.tasikmalayakota.go.id

---------------, Bappeda Tasikmalaya: Rencana Strategis Kota Tasikmalaya , diakses


pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id

--------------, “Potensi Ekonomi Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari


www.tasikmalayakota.go.id

Tim LPMP DKI Jakarta. Media Pembelajaran. Dikdasmen – Depdiknas, 2006

Turban, Efraim dan Aroson, Jaye. Decision Support System and Intelligent System,

New Jersey-Hall International Inc. Fifth edition


Usman, M. Basyiruddin, M.Pd. dan Asnawir, Prof. Dr. Media Pembelajaran. cet 1.
Jakarta: Ciputat Pres, 2002.

Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakrta: Andi Offset, 1991.

Wawancara Pribadi dengan Endang Ahmad Yani, Wakil Direktur PINBUK


Tasikmalaya, Tasikmalaya, 6 September 2007

Wawancara Pribadi dengan Nahrudin, Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya,


Tasikmalaya. 8 Maret 2008

Wawancara Pribadi dengan Yanyan Herdiyana, Guru Ekonomi Syariah, Tasikmalaya,


6 Maret 2008

Yudistira, Dadang. Profil SMPN 1 Tasikmalaya, Tasikmalaya: Tata Usaha, 2007.

Lampiran I : Jawaban Wawancara


Responden : Yanyan Herdiyana Spd.
Jabatan : Guru Ekonomi Syariah/ IPS Terpadu
NIP : 480128 840

1. Sejak kapan pelajaran ekonomi syari’ah mulai di terapkan di sekolah ini?


Jawab: penerapan Mulok ekonomi syariah disekolah ini diterapkan sejak
terbitnya peraturan daerah tentang penerapan Mulok tersebut disekolah SLTP di
kota Tasikmalaya. Yakni tahun ajaran 2005/2006
2. Apa yang melandasi diterapkannya pelajaran ekonomi syariah disekolah ini?
Jawab: yang melandasi penerapan ekonomi syariah disini adalah :
1. Visi sekolah yang berlandaskan kepada Iman dan Taqwa
2. Surat edaran dari dinas pendidikan Kota Tasikmalaya tentang penerapan
Mulok Ekonomi Syariah
3. Surat Keputusan (SK) Walikota tentang penerapan Mulok Ekonomi
Syariah
3. Bagaimana pelajaran ekonomi syari’ah diterapkan disekolah ini, apakah dalam
bentuk pelajaran tersendiri atau menginduk kepada pelajaran lain?
Jawab: penerapannya dalam bentuk pelajaran tersendiri, namun ada ada
beberapa kompetensi dasar yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi
umum untuk membuat perbandingan ekonomi Islam dan konvensional yang
disebut dengan lintas kurikulum / dipersifikasi/diferensiasi.
4. Ekonomi syariah adalah mata pelajaran baru. Apakah dinas pendidikan setempat
menyediakan buku- buku pelajaran untuk para siswa dan guru dalam menunjang
pembelajaran?
Jawab: ya... menyediakan, dan itu dijadikan buku perpustakaan
5. Apakah di perpustakaan sekolah ini tersedia buku – buku ekonomi syariah?
Jawab: belum ada, jalan keluarnya adalah dengan mengakses internet disekolah
untuk mencari artikel
6. Untuk menunjang suksesnya pembelajaran, sarana/fasilitas apa yang diberikan
sekolah?
Jawab: Fasilitas yang diberikan berupa internet, dan studi bangding kepada
lembaga keuangan syariah yang kebetulan dekat dengan sekolah dan sudah ada
kerjasama. Kedepan sekolah ini akan membentuk koperasi siswa yang berbasis
syariah.
7. Secara khusus metode apa yang diterapkan dalam pembelajaran ekonomi syari’ah?
Apakah metode tersebut cukup efektif?
Jawab: 1. model ceramah bervariasi dengan tujuan untuk menjelaskan
2. ceramah tidak langsung
3. incuiri penemuan yaitu dengan cara berkunjung
Menurut kami cara tersebut cukup efektif
8. Dalam pengajaran / pembelajaran, media apa yang digunakan? Apakah cukup
efektif?
Jawab: infokus dan Power pin buku pelajaran dan internet, dan media ini cukup
efektif
9. Untuk sumber daya manusia dalam hal ini guru mata pelajaran, apakah ada
pelatihan khusus?
Jawab: dari sekolah ini secara khusus tidak ada, tapi ada kegiatan yang
dilakukan oleh MGMP setiap bulannya. Kegiatan lain ada seminar dan workshop
10. Dalam hal spesialisasi guru mata pelajaran, apakah sekolah ini sudah memilki
guru khusus pelajaran ekonomi syari’ah?
Jawab: secara khusus belum ada, tapi yang mengajar IPS, karena system nya
terpadu, untuk ayat dan hadist guru biasa sharing dengan guru agama.

Nama responden : Drs. Nahrudin, MM.


Jabatan : Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya
1. Sejak kapan pelajaran ekonomi syariah mulai di terapkan di Kota Tasikmalaya?
Jawab: Secara resmi Mulok ekonomi syariah mulai diterapkan pada tahun
pelajaran 2005/2006 yaitu sejak keluarnya SK Walikota, tetapi sebelumnya sudah
ada beberapa sekolah yang lebih dulu menerapkannya.
2. Kenapa harus ekonomi syariah? Apakah tidak ada pelajaran lain yang lebih cocok?
Jawab: Karena secara kultur ekonomi syariah sesuai dengan kondisi masyarakat
Tasikmalaya sebagai Kota Santri dan sesuai dengan visi dan misi Tasikmalaya
yaitu ”dngan belandaskan iman dan takwa Kota Tasikmalaya menjadi pusat
perdagangan dan industri termaj di Priangan Timur tahun 2012”. ada tapi tidak
ada yang mewadahi contohnya mulok kerajinan tangan.
3. Apa yang melandasi penerapan ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya ini?
Jawab: Ada beberapa acuan yang melandasi pembelajaran ekonomi syariah di
Tasikmalaya, diantaranya sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah No. 19.
3. Sistem kurikulum KTSP.
4. Surat Keputusan WalikotaTasikmalaya tentang penerapan Mulok Ekonomi
syariah.
4. Apakah ada dukungan dari pemda setempat selain SK Walikota? Apa buktinya?
Jawab: Dukungan selain SK Walikota jelas ada, yaitu penerbitan buku pelajaran
oleh dinas pendidikan untuk pegangan siswa dan guru, juga alokasi waktu untuk
mulok ekonomi syariah selama 2 jam pelajaran per-minngu.
5. Bagaimana pelajaran ekonomi syariah diterapkan di Tasikmalaya? Apakah dalam
bentuk pelajaran tersendiri atau menginduk pada pelajaran lain?
Jawab: Pada awalnya mulok ekonomi syariah diterapkan meninduk pada
pelajaran IPS (suplemen IPS Ekonomi), tetapi sekarang sudah dalam bentuk
pelajaran tersendiri dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran per-minggu.
6. Ekonomi syariah adalah mata pelajaran baru, bagaimana dalam proses pembuatan
silabus dan RPP-nya?
Jawab: Pembuatan silabus dan RPP dilakukan oleh bagian tim pengkaji
kurikulum dari MGMP ekonomi syariah.
7. Untuk sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini guru mata pelajaran, apakah ada
pelatihan khusus dari MGMP?
Jawab: peltihan untuk guru jelas ada, yaitu:
1. Tahun 2003 mengadakan workshop (3 hari) yang bekerjasama dengan STEI
Tazkia.
2. Tahun 2005 mengadakan seminar di Universitas Siliwangi (FKIP) dengan
narasumber Prof. Dr. KH. Didin Hafidzudin, bekerjasama dengan SEBI.
3. Tahun 2005 s/d 2007 melakukan sosialisasi materi ajar kepada para guru.
8. Tasikmalaya merupakan kota yang sukses dalam penerapan ekonomi syariah, apa
yang menjadi faktor pendorong? Dan apa pula faktor penghambatnya?
Jawab: Alhamdulillah, hal ini tidak lepas dari peran semua pihak, terutama
political will dari pemerintah kota Taiskmalaya, dukungan masyarakat serta
kerjasama dari Pinbuk dan MGMP ekonomi dan dinas pendidikan Tasikmalaya.
Untuk hambatan jelas ada, tetapi yang paling berat dihadapi adalah
mempertahankan kesuksesan hari ini.

Lampiran II
KUESIONER
Persepsi Siswa dan Guru Tentang Ekonomi Syariah
Melalui Sistem Pembelajaan di Sekolah

A. Pengantar :
1. Isi daftar pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda! Dengan
kriteria Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju
(TS), Sangat Tidak Setuju (STS) atau Sangat Paham (SP) Paham (P) Cukup
Paham (CP) Kurang Paham (KP) Tidak Paham (TP)

2. Kerahasiaan identitas anda dijamin

3. Isi jawaban sesuai dengan kondisi anda

4. Tandai jawaban anda dengan member tanda silang (X) pada pilihan jawaban
yang tersedia!

5. Saya ucapkan terima kasih atas kesedian dan bantuannya.

B. Profil Responden
Nama :
………………………………………………………………….
Jenis kelamin :
…………………………………………………………………..
Kelas :
…………………………………………………………………..
Usia :
…………………………………………………………………..
C. Daftar pernyataan:
NO. Pernyataan SP P CP KP TP
Mengungkap Pengetahuan/Pemahaman
1. Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang
dilaksanakan dalam praktek sehari-hari dalam
rangka mengorganisir faktor produksi, distribusi
dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan
yang mengacu pada aturan Islam
2 Sistem ekonomi Islam tidak ada bedanya dengan
sistem ekonomi kapitalis/sosialis dalam arti
ekonomi Islam meniru sistem ekonomi
kapitalis/sosialis
3 Sumber utama ekonomi Islam adalah Al - qur’an
dan As-sunnah
4 Tujuan utama dari ekonomi Islam adalah
tercapainya kebahagian (falah) di dunia maupun di
akhirat
5 Tauhid sebagai implikasi dari taqwa kepada Allah,
merupakan prinsip dasar ekonomi Islam
6 Ekonomi Islam berprinsip bahwa harta merupakan
titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam
pemanfaatannya
7 Abu Yusuf, abu Ubaid dan Imam Al-Ghazali
adalah diantara ulama - ulama pemikir ekonomi
Islam fase awal
8 Menurut Al-Ghazali uang itu ibarat cermin, ia tak
mempunyai warna tetapi dapat merefleksikan
semua warna
9 Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan
tambahan atas harta pokok atau modal secara batil
10 Qordh, Jahiliyah, Fadhl dan Nasi’ah adalah
macam – macam bentuk riba
11 Akad – akad (transaksi) yang dilakukan pada
sistem ekonomi Islam memiliki konsekuensi
duniawi dan ukhrawi
12 Lembaga keuangan syari’ah tidak hanya bank saja,
tapi lebih luas lagi seperti, BMT, koperasi,
asuransi dan reksadana
13 Dalam prakteknya Lembaga keuangan syari’ah
tidak ada bedanya dengan lembaga keuangan
konvensional.
14 Urgensi dari sistem ekonomi Islam adalah akad
dengan sistem bagi hasil yang merupakan ciri khas
dari sistem ekonomi Islam yang dinilai lebih adil
daripada sistem bunga
15 Baitul Mal merupakan lembaga keuangan Negara
yang pertama kali didirikan oleh Rasulullah
16 Pajak/kharaj, Zakat dan upeti/zijyah adalah
diantara Sumber keuangan Negara pada masa
Rasul
Mengungkap keyakinan Sikap SS S KS TS STS
17 Sebagai seorang muslim, saya yakin jika ekonomi
Islam adalah sistem ekonomi yang ideal bagi
kehidupan manusia
18 Saya yakin bahwa Nilai – nilai yang terkandung
dalam sistem ekonomi Islam didesain untuk
kebahagiaan manusia
19 Melihat kenyataan bahwa sistem ekonomi Islam
tahan krisis pada tahun 1998, saya yakin apabila
sistem ekonomi Islam diterapkan pada kebijakan
ekonomi Negara bisa mengeluarkan negara dari
keterpurukan ekonomi
20 Saya yakin bahwa lembaga keuangan syari’ah
akan menyalurkan dananya ke tempat yang halal
Mengungkap Kecenderungan untuk Bertindak SS S KS TS STS
21 Setelah megetahui sistem ekonomi syari’ah Saya
menjadi nasabah di lembaga keuangan syari’ah
22 Saya mengunjungi lembaga keuangan syari’ah
untuk mengetahui prakteknya
23 Sebagai bentuk afresiasi terhadap ekonomi Islam
saya membuat artikel/tulisan-tulisan tentang
ekonomi Islam
24 Untuk menambah referensi, saya mengumpulkan
artikel-artikel dan berita seputar ekonomi syari’ah
dari surat kabar/media lainnya.
25 Setelah belajar ekonomi Islam saya lebih berhati-
hati (tidak boros) dalam mengeluarkan uang untuk
kebutuhan yang dianggap kurang begitu penting
Tanda tangan

( _____________________ )
Responden

Lampiran III

Tabel frekuensi hasil penghitungan SPSS for windows


1. Tabel frekuensi yang menggambarkanpersepsi responden berdasarkan
pengetahuan
Pengertian ekonomi Islam
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Paham 3 2.5 2.5 2.5
Netral 4 3.3 3.3 5.8
Paham 40 33.3 33.3 39.2
Sangat Paham 73 60.8 60.8 100.0
Total 120 100.0 100.0

Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Val Netral
34 28.3 28.3 28.3
id
Tidak Paham 55 45.8 45.8 74.2
Sangat Tidak Paham 31 25.8 25.8 100.0
Total 120 100.0 100.0

Sumber utama ekonomi Islam


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Paham 2 1.7 1.7 1.7
Netral 10 8.3 8.3 10.0
Paham 33 27.5 27.5 37.5
Sangat Paham 75 62.5 62.5 100.0
Total 120 100.0 100.0

Tauhid sebagai Prinsip Dasar Ekonomi Islam


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Paham 2 1.7 1.7 1.7
Netral 15 12.5 12.5 14.2
Paham 57 47.5 47.5 61.7
Sangat Paham 46 38.3 38.3 100.0
Total 120 100.0 100.0

Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Netral 10 8.3 8.3 8.3
Paham 39 32.5 32.5 40.8
Sangat Paham 71 59.2 59.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
Tujuan utama Ekonomi Syariah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Netral 7 5.8 5.8 5.8
Paham 34 28.3 28.3 34.2
Sangat Paham 79 65.8 65.8 100.0
Total 120 100.0 100.0

Para pemikir ekonomi Islam fase awal


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Paham 10 8.3 8.3 8.3
Tidak Paham 22 18.3 18.3 26.7
Netral 39 32.5 32.5 59.2
Paham 36 30.0 30.0 89.2
Sangat Paham 13 10.8 10.8 100.0
Total 120 100.0 100.0

Uang dalam pandangan Al-Ghazali


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Paham 1 .8 .8 .8
Tidak Paham 8 6.7 6.7 7.5
Netral 64 53.3 53.3 60.8
Paham 38 31.7 31.7 92.5
Sangat Paham 9 7.5 7.5 100.0
Total 120 100.0 100.0

Pengertian riba
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Paham 7 5.8 5.8 5.8
Netral 15 12.5 12.5 18.3
Paham 67 55.8 55.8 74.2
Sangat Paham 31 25.8 25.8 100.0
Total 120 100.0 100.0

Macam-macam riba
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Paham 1 .8 .8 .8
Tidak Paham 8 6.7 6.7 7.5
Netral 34 28.3 28.3 35.8
Paham 51 42.5 42.5 78.3
Sangat Paham 26 21.7 21.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Netral 21 17.5 17.5 17.5
Paham 60 50.0 50.0 67.5
Sangat Paham 39 32.5 32.5 100.0
Total 120 100.0 100.0

Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Paham 3 2.5 2.5 2.5
Netral 18 15.0 15.0 17.5
Paham 67 55.8 55.8 73.3
Sangat Paham 32 26.7 26.7 100.0
Total 120 100.0 100.0

Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Setuju 10 8.3 8.3 10.0
Netral 35 29.2 29.2 39.2
Tidak Setuju 45 37.5 37.5 76.7
Sangat Tidak Setuju 28 23.3 23.3 100.0
Total 120 100.0 100.0

Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi syariah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Paham 4 3.3 3.3 3.3
Netral 42 35.0 35.0 38.3
Paham 55 45.8 45.8 84.2
Sangat Paham 19 15.8 15.8 100.0
Total 120 100.0 100.0

Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Netral 43 35.8 35.8 35.8
Paham 43 35.8 35.8 71.7
Sangat Paham 34 28.3 28.3 100.0
Total 120 100.0 100.0

Sumber keuangan negara masa Rasul


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Paham 4 3.3 3.3 3.3
Netral 26 21.7 21.7 25.0
Paham 62 51.7 51.7 76.7
Sangat Paham 28 23.3 23.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
2. Tabel frekuensi yang menggambarkan persepsi responden terhadap keyakinan
sikap

Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi Islam yang ideal bagi Manusia


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Netral 5 4.2 4.2 4.2
Setuju 53 44.2 44.2 48.3
Sangat Setuju 62 51.7 51.7 100.0
Total 120 100.0 100.0

Sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup Manusia


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Netral 13 10.8 10.8 10.8
Setuju 65 54.2 54.2 65.0
Sangat Setuju 42 35.0 35.0 100.0
Total 120 100.0 100.0

Sistem ekonomi Islam menajadi kebijakan ekonomi Negara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 8 6.7 6.7 6.7
Netral 39 32.5 32.5 39.2
Setuju 36 30.0 30.0 69.2
Sangat Setuju 37 30.8 30.8 100.0
Total 120 100.0 100.0

LKS akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Netral 14 11.7 11.7 12.5
Setuju 66 55.0 55.0 67.5
Sangat Setuju 39 32.5 32.5 100.0
Total 120 100.0 100.0

3. Tabel frekuensi yang menggambarkan persepsi responden untuk


kecenderungan bertindak
Setelah mengetahui ekonomi Syariah, akan menjadi nasabah LKS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Tidak Setuju 4 3.3 3.3 4.2
Netral 44 36.7 36.7 40.8
Setuju 49 40.8 40.8 81.7
Sangat Setuju 22 18.3 18.3 100.0
Total 120 100.0 100.0

Mengunjungi untuk mengetahui praktiknya


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Tidak Setuju 2 1.7 1.7 3.3
Netral 29 24.2 24.2 27.5
Setuju 59 49.2 49.2 76.7
Sangat Setuju 28 23.3 23.3 100.0
Total 120 100.0 100.0

Mengumpulkan artikel dari surat kabar dan media lain


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Tidak Setuju 7 5.8 5.8 6.7
Netral 53 44.2 44.2 50.8
Setuju 45 37.5 37.5 88.3
Sangat Setuju 14 11.7 11.7 100.0
Total 120 100.0 100.0

Setelah belajar ekonomi Islam menjadi tidak boros


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5
Netral 13 10.8 10.8 13.3
Setuju 42 35.0 35.0 48.3
Sangat Setuju 62 51.7 51.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Tabel Deskriptif Statistik berdasarkan hasil SPSS for Windows

1. Menggambarkan pengetahuan responden


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pengertian
ekonomi Islam 120 2 5 4.52 .686
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sistem ekonomi
Islam meniru sistem 120 3 5 3.98 .739
kovensional
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber utama
ekonomi Islam 120 2 5 4.51 .722
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tujuan utama
Ekonomi Islam 120 3 5 4.60 .600
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tauhid sebagai Prinsip
Dasar Ekonomi Islam 120 1 5 4.21 .787
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Harta sebagai titipan yang
harus dioptimalkan 120 3 5 4.51 .648
pemanfaatannya
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Para pemikir ekonomi
Islam fase awal 120 1 5 3.17 1.110
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Uang dalam pandangan
Al-Ghazali 120 1 5 3.38 .758
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pengertian riba 120 2 5 4.02 .788
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Macam-macam riba 120 1 5 3.78 .893
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Konsekuensi akad dalam
Ekonomi Syariah 120 3 5 4.15 .694
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lembaga keuangan
syariah tidak hanya 120 2 5 4.07 .719
perbankan
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Praktik lembaga keuangan
syariah sama dengan
lembaga konvensional 120 1 5 3.73 .970

Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Bagi hasil sebagai ciri
khas ekonomi syariah 120 2 5 3.74 .761
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Baitul Mal lembaga
keuangan pertama 120 3 5 3.93 .801
zaman Rasulullah
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber keuangan
negara masa Rasul 120 2 5 3.95 .765
Valid N (listwise) 120

2. Menggambarkan keyakinan sikap responden

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Keyakinan terhadap
Sistem Ekonomi Islam 120 3 5 4.48 .579
yang ideal bagi Manusia
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sistem ekonomi
Islam didesain untuk
kebahagiaan hidup 120 3 5 4.24 .635
Manusia
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ekonomi Islam menjadi
kebijakan Negara bisa
mengangkat dari 120 2 5 3.85 .941
keterpurukan
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LKS akan menyalurkan
dananya ke bisnis yang 120 2 5 4.19 .665
halal
Valid N (listwise) 120

3. Menggambarkan kecenderungan untuk bertindak

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Setelah mengetahui
ekonomi Syariah, akan 120 1 5 3.72 .830
menjadi nasabah LKS
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Mengunjungi untuk
mengetahui praktiknya 120 1 5 3.91 .830
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Membuat artikel/tulisan
tentang Ekonomi syariah 120 1 5 3.40 .771
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
mengumpulkan artikel
dari surat kabar dan 120 1 5 3.53 .809
media lain
Valid N (listwise) 120

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Setelah belajar
ekonomi Islam 120 2 5 4.36 .776
menjadi tidak boros
Valid N (listwise) 120

Anda mungkin juga menyukai