Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN MATERI Q.

S AL-BAQARAH:245

TAFSIR dan HADIS AHKAM MUAMALAH

DOSEN PENGAMPU

Muhammad Rofiq Junaidi, M. Hum.

DISUSUN OLEH

Putri Yuliani

205211077

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

2020/2021
BAB 1

PENDAHULUAN

Barang siapa mau meminjami atau menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan pinjaman
yang baik berupa harta yang halal disertai niat yang ikhlas, maka Allah akan
melipatgandakan ganti atau balasan kepadanya dengan balasan yang banyak dan berlipat
sehingga kamu akan senantiasa terpacu untuk berinfak. Allah dengan segala
kebijaksanaanNya akan menahan atau menyempitkan dan melapangkan rezeki kepada siapa
saja yang dikehendaki-Nya, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan pada hari kebangkitan
untuk mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai dengan apa yang diniatkan.
BAB 2

ISI

Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah


melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki)
dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Q.S al-Baqarah:245)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan menahan atau menyempitkan dan
melapangkan rezeki seseorang, itu semua kehendak Allah. Namun disini dijelaskan bahwa
dalam tafsirnya, maksud dari menyempitkan, Allah akan menyempitkan atau menahan rezeki
seseorang itu karena orang tersebut tidak mengetahui atau memahami sunnahtulloh sehingga
dia tidak mau giat dalam membangun usaha untuk mencari rezeki. Allah akan melapangkan
rezeki hambanya ketika seseorang itu mengetahui sunnahtulloh, dia akan giat mencari rezeki,
misalnya, dia mengambangkan usahanya dan membangun kreativitas usahanya.

Pinjaman yang baik itu yang sesuai dengan bidang dan kemanfaatannya dan
dikeluarkan dengan ikhlas semata-mata untuk mencapai keridaan Allah swt. Allah
menjanjikan akan memberi balasan yang berlipat ganda. Allah memberikan perumpamaan
tentang balasan yang berlipat ganda itu seperti sebutir benih padi yang ditanam dapat
menghasilkan tujuh tangkai padi, setiap tangkai berisi 100 butir, sehingga menghasilkan 700
butir. Bahkan, Allah membalas itu tanpa batas sesuai dengan yang dimohonkan Rasulullah
bagi umatnya dan sesuai dengan keikhlasan orang yang memberikan nafkah.

Allah swt membatasi rezeki kepada orang yang tidak mengetahui sunatullah dalam
soal-soal pencarian harta benda karena mereka tidak giat membangun di pelbagai bidang
yang telah ditunjukkan Allah. Allah melapangkan rezeki kepada manusia yang lain yang
pandai menyesuaikan diri dengan sunatullah dan menggarap berbagai bidang usaha sehingga
merasakan hasil manfaatnya. Bila Allah menjadikan seorang miskin jadi kaya atau
sebaliknya, maka yang demikian itu adalah sepenuhnya dalam kekuasaan Allah. Anjuran
Allah menafkahkan sebagian harta ke jalan Allah, semata-mata untuk kemanfaatan manusia
sendiri dan memberi petunjuk kepadanya agar mensyukuri nikmat pemberian itu karena
dengan mensyukuri akan bertambah banyaklah berkahnya. Kemudian Allah menjelaskan
bahwa semua makhluk akan dikembalikan kepada-Nya pada hari kiamat untuk menerima
balasan amalnya masing-masing.

PENUTUP

(Siapakah yang bersedia memberi pinjaman kepada Allah) yaitu dengan menafkahkan
hartanya di jalan Allah (yakni pinjaman yang baik) dengan ikhlas kepada-Nya semata, (maka
Allah akan menggandakan) pembayarannya; menurut satu qiraat dengan tasydid hingga
berbunyi 'fayudha'ifahu' (hingga berlipat-lipat) mulai dari sepuluh sampai pada tujuh ratus
lebih sebagaimana yang akan kita temui nanti (Dan Allah menyempitkan) atau menahan
rezeki orang yang kehendaki-Nya sebagai ujian (dan melapangkannya) terhadap orang yang
dikehendaki-Nya, juga sebagai cobaan (dan kepada-Nya kamu dikembalikan) di akhirat
dengan jalan akan dibangkitkan dari matimu dan akan dibalas segala amal perbuatanmu.

DAFTAR PUSTAKA

https://youtu.be/lU62zTpRkqY

Anda mungkin juga menyukai