Anda di halaman 1dari 4

PENGAWASAN ETIKA

ETIKA BISNIS ISLAM

DOSEN PENGAMPU

Anim Rahmayati, S.E.I., M.Si.

DISUSUN OLEH

Putri Yuliani

205211077

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

2020/2021

PENGAWASAN ETIKA
Menurut Ibnu Thamiyah, Al Hisbah ini menganjurkan hal yang baik dan melarang hal yang
butuk wilayah kewenaangan pemerintah yang tidak dapat dijangkau oleh instansi biasa.
Muhammad Al Mubarak (Ishani, 1997), menegmmukakan bahwa lembaga Al-Hisbah ini
melaksanakan fungsi kontrol dari pemerintah mellui pengawasan terhadap kegiatan perorangan
baik bidang moral, agama, ekonomi maupun yang berkaitan dengan keadilan dan kebenaran
menurut prinsip Islam.

Sementara itu, Nicoal Ziadeh (Islami, 1997) mendefinisikan fungsi Al-Hisbah sebagai sebuah
lembaga yang berfungsi untuk mengontrol pasar, moral, dan asbab secara umum. Lembaga ini
sudah dilaksanakan Rasulullah pada zamannya.

Pejabat yang memegang jabatan di lembaga ini adalah muhasib atau orang yang bertanggung
jawab atas lembaga al hisab, muhasib berhak menduduki jabatan ini, mereka yang memiliki
integeritas moral yang tinggi serta memiliki kemampuan dan ilmu pengetahuan dalam bidang
hukum, pasar dan urusan bisnis.

Controlling atau pengawasan dan pengendalian etika adalah proses untuk mengamati secara
terus menerus pelaksanaan kegiatansesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakankoreksi jika terjadi.

Controlling atau pengawasan adalah fungsi mamanjemen dimana peran dqri personal yang
sudah memiliki tugas, wewenang danmenjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan
pengawasan agar berjalansesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Pengawasan
merupakanfungsi manajemen yang tidak kalah penting dalam suatu organisasi.

Muhtasib memiliki peran atau fungsi sebagai berikut,

1. Sebagai pengawasan moral.


2. Pengawasan agama.
3. Pengawasan dibidang pengawasan hukum.
Wewenangnya menurut Ibnu Taimiyah (Harahap. 2011) adalah memerintahakan semua jajarn
yang berada dibawh kewenangannya untuk melaksanakan shalat jumat ataupun sholat wajib,
menegakkan kebenaran, membayar uang, tidak berbohong, tidak mengurngi ukuran timbangan,
dll.

Sedangkan untuk kewajibannya adalah,

1. Pelaksanaan hak Allah termasuk kegiatan ibadah, serta pemeliharaan masjid.


2. Pelaksanaan hak-hak masyarakat seperti perilaku dipasar, kebenaran timbangan, dan
kejujuran dalam bisnis.
Pelaksanaan yang berkaitan dengan keduannya seperti membersihkan jalan, dll.

Pelaksanaan etika harus diawasi dengan baik sehingga etika akan berjalan serta mewarnai
setiap kegiatan dan fungsi yang da dalam masyarakat. Menurut Harahap (2011) ciri sistem
penagwasan yang baik dapat dikemukakann sebagai berikut,

1. Melakukan seleksi dan penempatan yang tepat


2. Melakukan pelatihan
3. Memakai penagwasan budaya
4. Reward berdasarkan kelompok
5. Penyediaan sumber-sumber yang diperlukan dalam melaksanakan suatu kegiatan

Permasalahan yang dinilai sebagai peneybab tidak efektifnya pengawasan di Indonesia


adalah karena Indonesia adalah negara sekuler yang tidak menempatkan Tuhan, spiritualisme,
dll. Budaya masyarakat yang masih tradisional dan terkesan kuno terkadang menjadi tidak
kondusif dalam pelaksanaan pengawasan dan penegakan kebenaran. Ada uga karena banyaknya
lembaga pengawasan yang bekerja tanpa koordinasi. Kualitas SDM pengawasan yang belum
sempurna. Banyaknya praktik korupsi dan peneylewengan yang sudah membudaya, dll.

Pengawasan etika pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya


kemungkinan penyelewengan atau penyimpanga atas tujuan yang akan dicapai, melalui
pengawasan diharapkan dapat membentuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan
untuk akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan
menjagalegitimasi masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakansuatu
sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan internal maupun pengawasan eksternal.
Disamping mendorong adanya pengawasan masyarakat, sasaran pengawasan adalah temuan
yang mengatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target.

Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen
dan masyarakat dan akansangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan,
larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualanmaupun
nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada
umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama
apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam
sistemremunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai