PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah salah satu negara yang berkembang. Hal tersebut
karena berbagai faktor, yaitu ketergantungan dan dominasi pada negara maju,
dan negara tersebut belum sempat mengembangkan sektor-sektor yang lain seperti
sektor industri yang masih tertinggal jauh, taraf kehidupan yang rendah, dan tingkat
bertujuan untuk menaikkan kualitas hidup rakyat. Karena kualitas dapat dikatakan
sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dengan lebih baik
(Soemarwoto, 2004).
Sumber daya alam berperan penting dalam proses pembangunan suatu negara.
berkelanjutan merupakan salah satu cara yang tepat yang berhubungan dengan
1
Begitu besarnya kebutuhan akan sumber daya, dan ingin memaksimalkan
sumber daya energi, maka dibangunlah Pembangkit Listrik. Solusi yang ditawarkan
turbinnya seperti PLTN, PLTU, PLTD, dan PLTA. Pembangkit Listrik Tenaga Uap
2010:132). Cara untuk memenuhi kebutuhan listrik khususnya untuk jaringan pulau
Jawa, Madura, dan Bali, di Kabupaten Jepara dibangun pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU) Tanjung Jati B yang terdiri dari empat unit pembangkit dengan
kapasitas total 4 x 610 MW. Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten
yang dijadikan sebagai lokasi pembangunan proyek nasional PLTU Tanjung Jati B.
Berdasarkan regulasi AMDAL, maka skala usaha PLTU Tanjung Jati B ini
termasuk wajib melaksanakan AMDAL. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
dari atau sama dengan 100 MW dalam satu lokasi merupakan kategori wajib
atau lebih tepatnya berada di Desa Tubanan. Desa Tubanan merupakan salah satu
masih bekerja sebagai petani dan nelayan. Masyarakat di Desa Tubanan tergolong
ke dalam masyarakat tradisional karena dalam proses penangkapan ikan laut masih
menggunakan perlengkapan sederhana seperti perahu, tali atau tambang, dan jala
2
atau jaring. Bentuk perubahan sosial dampak pembangunan PLTU dapat dilihat
dengan adanya masyarakat yang berdekatan langsung dengan mega proyek PLTU
Tanjung Jati B Jepara menolak keras pembangunan PLTU Tanjung Jati B baru.
dampak lain yang timbul adalah debu-debu akibat pembakaran PLTU yang
dan masih banyak dampak negatif lainnya. Berdasarkan data monografi penduduk
Bondo masih rendah. Lebih dari 50% masyarakat tamat sekolah dasar/ tidak tamat
SD dan bahkan tidak sekolah. Hasil dari survei lapangan yang telah dilakukan
panas dan gersang, suara kebisingan mesin penyedot air laut ketikamalam hari serta
Tubanan , contohnya seperti dampak organisasi yang terjadi di Desa Tubanan. Desa
organisasi, karena masih banyak organisasi yang belum mendapatkan bantuan dari
PLTU. Selanjutnya dilihat dari hubungan baik antara pihak Desa Tubanan dengan
pihak PLTU Tanjung Jati B tetap berjalan harmonis, hal itu ditunjukan oleh pihak
3
PLTU Tanjung Jati B dengan beberapa kerja sama berupa bantuan yang diberikan
kepada para organisasi atau kelompok yang ada. Para anggota organisasi merasa
lebih senang karena pihak PLTU telah memberikan bantuan kepada organisasi
dari aspek lingkungan, ekonomi, serta pendidikan. Melihat dampak yang dialami
oleh masyarakat Desa Tubanan baik itu di bidang ekonomi, pendidikan, lingkungan
hidup secara lebih mendalam. Dampak pada lembaga dan sistem sosial yang terjadi
di Desa Tubanan dapat dilihat dari Desa Tubanan memiliki berbagai lembaga atau
kelompok yang dibentuk oleh warga, tetapi hanya beberapa saja yang menjalin
hubungan dan mendapatkan bantuan dari PLTU Tanjung Jati B, jadi menimbulkan
Pengaruh baik dari terjalinnya hubungan antara organisasi Desa Tubanan dan
pihak PLTU Tanjung Jati B, serta masyarakat yang mengalami perubahan struktur
sosial yang dipengaruhi oleh perekonomian yang meningkat, dimana lembaga Desa
maju. Untuk sistem sosial masyarakat lebih merasakan dampak positif pada peran
PLTU dalam kegiatan bakti sosial atau bantuan yang diberikan pada masyarakat.
Pro maupun kontra dalam masalah tersebut perlu adanya pelaksaan diskusi
guna memperbaiki keadaan. Diskusi yang dilakukan dapat bermacam bentuk misal
mediasi, atau sosialisasi antara pihak pro dan kontra. Tentunya pihak PLTU juga
ikut dalam pelaksaan diskusi guna mendengar keluhan dari masyarakat sekitar.
4
Dengan adanya diskusi antara 2 pihak, diharapkan tercapainya keefektifan dan
meneliti diferensiasi sikap sosial pro dan kontra dari apa yang terjadi dari PLTU
Tanjung Jati B bagi masyarakat di sekitar PLTU Tanjung Jati B, dan yang menjadi
fokus penelitian yaitu Desa Tubanan dan Desa Bondo yang secara letak berada
disebelah timur dan barat PLTU Tanjung Jati B, serta secara umum untuk
penelitian yang berjudul “ Diferensiasi Sikap Sosial Pro Dan Kontra Masyarakat
Dalam Menanggapi PLTU Tanjung Jati Di Kabupaten Jepara (Studi Kasus Desa
Tubanan)”.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana diferensiasi sikap sosial pro dan kontra masyarakat dalam menanggapi
3. Tujuan Penelitian
Peneliti ingin mengetahui bagaimana diferensiasi sikap sosial pro dan kontra
4.Manfaat Penelitian
5
b. Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam mengkaji
diferensiasi sikap sosial pro dan kontra masyarakat dalam menanggapi PLTU
b. Bagi masyarakat dalam hal mengetahui diferensiasi sikap sosial pro dan
5. Definisi Konseptual
perbedaan yang tidak berjenjang, tidak ada tingkatan, dan tidak lebih baik dari suatu
pada diferensiasi sosial terdapat sifat perbedaan yang horizontal (Chairul, 2014 ).
mampu bekerja sama, dapat bersaing secara positif, mampu berbagi pada yang lain,
6
memiliki hasrat terhadap penerimaan sosial, bergantung secara positif pada orang
lain, dan memiliki sikap kelekatan (attachment behavior) yang baik (Lydia, 2012:
99). Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap sosial adalah interaksi dengan
orang lain, sehingga dapat membentuk suatu perilaku atau perbuatan yang membuat
5.3 PLTU
Pembangkit listrik tenaga uap adalah salah satu jenis instalasi pembangkit
tenaga listrik dimana tenaga listrik didapat dari mesin turbin yang diputar oleh uap
utama dari listik dunia saat ini. Sekitar 60% listrik dunia tergantung pada batubara.
Hal ini dikarenakan PLTU batubara bisa menyediakan listrik dengan harga yang
murah. Kelemahan utama dari PLTU Uap berbahan bakar batubara adalah
pencemaran emisi karbon yang sangat tinggi, paling tinggi dibanding bahan bakar
5.4 Masyarakat
Definisi masyarakat adalah kumpulan berbagai kelompok yang besar atau yang
kecil bergantung jumlah anggotanya. Dua orang atau lebih dapat dikatakan sebuah
kelompok. Tiap orang menjadi anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak, atau keluarga besar juga dapat dikatakan sebuah kelompok. Definisi
masyarakat sangat beragam. Kajian yang telah dilakukan dalam ilmu sosiologi,
7
6. Metode Penelitian
dalam meneliti status dari sekelompok manusia, suatu obyek, suatu sistem
pemikiran, suatu kondisi, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa saat ini.
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian lain, unit analisis diartikan sebagai
sesuatu yang berkaitan dengan fokus / komponen yang diteliti. Unit analisis ini
dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terpenuhi.
subjek penelitian dan sumber data penelitian. Permasalahan yang terjadi mengenai
pro dan kontra masyarakat terhadap PLTU Tanjung Jati B. Terjadi diferensiasi
8
mengenai sikap sosial yang terjadi, ada masyarakat berpihak pro, dan di pihak
kontra.
Jepara, Jawa Tengah. Maka subjek dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa
penelitian. Dengan pertimbangan subjek penelitian asli warga yang berasal dari
Desa Tubanan.
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan subjek atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
penelitian terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sugiyono, 2010).
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah tempat atau
lokasi, subjek, kegiatan, objek, aktivitas, kejadian atau peristiwa, dan waktu. Alasan
9
manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu
melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau
Purposive Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang
sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik
kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam
penelitian ini. Teknik ini digunakan karena cocok dengan peneliti yang ingin
mencari sampel dengan tujuan tertentu. Teknik ini bertujuan untuk mencari sampel
yang sesuai dengan tujuan permasalahan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
narasumber, dan juga terkait dengan kondisi sebelum dan sesudah adanya
pembangunan PLTU.
10
6.6 Teknik Analisa Data
Setelah pengumpulan data dilakukan, data diolah dengan cara mereduksi data,
penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi data yang diperoleh dari
a. Reduksi Data
Reduksi data terjadi secara berkelanjutan melalui kehidupan suatu proyek yang
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas. Data dari hasil wawancara
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, selanjutnya adalah memasukkan data, data teks yang
bersifat naratif atau cerita. Model data sebagai suatu kumpulan informasi yang
Melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan
tersebut.
c. Trianggulasi
11
sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagainya
pembanding terhadap data itu. Proses atau teknik trianggulasi yang digunakan
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal
itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data
orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
wawancara tersebut.
12