Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri, melainkan

memerlukan orang lain dalam berbagai hal, seperti bergaul, bekerja, tolong

menolong, kerja bakti, keamanan, dan lain-lain. Kehidupan manusia dalam

masyarakat tidak terlepas akan adanya interaksi sosial antar sesamanya. Pada

dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya merupakan makhluk sosial yang

tidak biasa hidup sendiri melainkan membutuhkan pertolongan orang lain

Kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama disebut sebagai

gotong-royong, Akhirnya menjadi strategi dalam pola hidup bersama yang

saling meringankan beban masing-masing pekerjaan.Adanya kerjasama

semacam ini merupakan suatu bukti adanya keselarasan hidup antar sesama

bagi komunitas, terutama yang masih menghormati dan menjalankan nilai-

nilai kehidupan, yang biasanya dilakukan oleh komunitas perdesaan atau

komunitas tradisional.Tetapi tidak menuntup kemungkinan bahwa komunitas

masyarakat yang berada di perkotaan juga dalam beberapa hal tertentu

memerlukan semangat gotong-royong.

Gotong-royong sebagai bentuk solidaritas sosial, terbentuk karena

adanya bantuan dari pihak lain, untuk kepentingan pribadi ataupun

kepentingan kelompok, sehingga di dalamnya terdapat sikap loyal dari setiap

warga sebagai satu kesatuan dari setiap masyarakat sebagai satu kesatuan.

1
Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Vanny Tri Oktaviani, FKIP, UMP, 2013
2

Kehidupan masyarakat yang terintegrasi dapat dilihat dari adanya

solidaritas di antara mereka melalui tolong-menolong tanpa keharusan untuk

membalasnya, seperti adanya musibah atau membantu masyarakat lain yang

dalam kesusahan. Tetapi tolong menolong seperti ini menjadi suatu

kewajiban, untuk saling membalas terutama dalam hal pekerjaan yang

berhubungan dengan pertanian atau di saat salah satu masyarakat melakukan

perayaan.Begitu pula, apabila terdapat pekerjaan yang hasilnya untuk

kepentingan bersama, maka diperlukan pengerahan tenaga dari setiap

masyarakat melalui kerjabakti.

Kegiatan gotong-royong dilakukan masyarakat, baik yang berada di

perdesaan maupun di perkotaan, yang penting mereka dalam kehidupannya

senantiasa memerlukan orang lain. Di perkotaan nilai gotong-royong ini

sangat berbeda dengan gotong-royong di pedesaan, karena di perkotaan

segala sesuatu sudah banyak dipengaruhi oleh materi dan sistem upah,

sehingga akan diperhitungkan untung-ruginya dalam melakukan gotong-

royong, sedangkan di perdesaan gotong-royong belum banyak dipengaruhi

oleh materi dan sistem upah sehingga kegiatan gotong-royong diperlukan

sebagai suatu solidaritas antar sesama dalam satu kesatuan wilayah atau

kekerabatan. Dalam hal ini Koentjaraningrat (1984 : 7) mengemukakan

kegiatan gotong-royong di pedesaan sebagai berikut,

1. Dalam hal kematian, sakit, atau kecelakaan, di mana keluarga yang

sedang menderita itu mendapat pertolongan berupa tenaga dan benda dari

tetangga-tetangganya dan orang lain sedesa.

Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Vanny Tri Oktaviani, FKIP, UMP, 2013


3

2. Dalam hal pekerjaan sekitar rumah tangga, misalnya memperbaiki atap

rumah, mengganti dinding rumah, membersihkan rumah dari hama tikus,

menggali sumur, dan sebagainya. Untuk mana pemilik rumah dapat

minta bantuan tetangga-tetangganya yang dekat dengan memberi bantuan

makanan.

3. Dalam hal pesta-pesta, misalnya pada waktu mengawinkan anaknya,

bantuan tidak hanya dapat diminta dari kaum kerabatnya, tetapi juga dari

tetangga-tetangganya, untuk mempersiapkan dan penyelenggaraan

pestanya;

4. Dalam mengerjakan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan umum

dalam masyarakat desa, seperti memperbaiki jalan, jembatan, bendungan

irigasi, bangunan umum dan lain sebagainya. Untuk mana penduduk desa

dapat tergerak untuk bekerja bakti atas perintah dari kepala desa.

Gotong-royong sebagai bentuk integrasi, banyak dipengaruhi oleh

rasa kebersamaan antar masyarakat yang dilakukan secara sukarela tanpa

adanya jaminan berupa upah atau pembayaran dalam bentuk lainnya,

sehingga gotong-royong ini tidak selamanya perlu dibentuk kepanitiaan

secara resmi melainkan cukup adanya pemberitahuan pada masyarakat

mengenai kegiatan dan waktu pelaksanaannya, kemudian pekerjaan

dilaksanakan setelah selesai bubar dengan sendirinya. Adapun keuntungan

adanya gotong-royong ini yaitu pekerjaan menjadi mudah dan ringan

dibandingkan apabila dilakukan secara perorangan, memperkuat dan

mempererat hubungan antar masyarakat di mana mereka berada bahkan

Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Vanny Tri Oktaviani, FKIP, UMP, 2013


4

dengan kerabatnya yang telah bertempat tinggal di tempat lain, dan

menyatukan seluruh masyarakat yang terlibat di dalamnya.

Alasan peneliti melakukan penelitian di Desa Tanjungpura RT 006

RW 008 adalah untuk mengetahui rasa partisipasi masyarakatnya pada saat

kegiatan gotong royong dilaksanakan. Hal ini dikarenakan pada saat

pergantian ketua RT yang sebelumnya dan ketua RT yang sekarang, untuk

mengarahkan masyarakatnya dalam berpatisipasi gotong royong masih

kurang, dibandingkan dengan ketua RT sebelumnya untuk mengarahkan

masyarakatnya dalam berpartispasi gotong royong masih baik. Hal ini

sependapat dengan salah satu masyarakat Desa Tanjungpura RT 006 RW 008

yang mengatakan bahwa pada saat sebelum pergantian ketua RT, kegiatan

gotong royong dilaksanakan masih baik bagi masyarakatnya untuk

menyalurkan rasa partisipasinya, namun sejak pergantian ketua RT

masyarakatnya dalam berpartisipasi pada saat kegiatan gotong royong

dilaksanakan semakin berkurang. Dari 120 Kepala Keluarga yang mengikuti

kegiatan gotong royong hanya 16,6% yaitu setelah pergantian ketua RT. Hal

ini dikarenakan kurang tegasnya ketua RT dalam mengarahkan

masyarakatnya untuk berpartisipasi pada saat kegiatan gotong royong

dilaksanakan.

B. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang secara singkat di atas, maka

permasalahan penelitian dapat dirumuskan:

Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Vanny Tri Oktaviani, FKIP, UMP, 2013


5

1. Bagaimana peran PKn dalam mengembangkan Partisipasi Masyarakat

dalam Gotong Royong di Desa Tanjungpura RT 006 RW 008 Kecamatan

Karawang Barat Kabupaten Karawang?

2. Bentuk-bentuk kegiatan Gotong Royong apasajakah yang ada di Desa

Tanjungpura RT 006 RW 008, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten

Karawang?

3. Kendala apasajakah yang ada di Desa Tanjungpura RT 006 RW 008 pada

saat kegiatan Gotong Royong dilaksanakan? Upaya apasajakah yang

dilakukan agar kendala tersebut bisa teratasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Peran Pkn dalam Mengembangkan Partisipasi

Masyarakat dalam Gotong Royong di Desa Tanjungpura RT 006 RW

008 Kecamatan Karawang Barat.

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan Gotong Royong yang ada di

Desa Tanjungpura RT 006 RW 008, Kecamatan Karawang Barat,

Kabupaten Karawang.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan upaya yang dilakukan agar

kendala tersebut bisa diatasi.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Peneliti dengan adanya penelitian ini, maka akan menambah wawasan,

pengalaman serta memberikan gambaran akan pentingnya pengetahuan

dalam kehidupan.

Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Vanny Tri Oktaviani, FKIP, UMP, 2013


6

2. Para Pembaca atau Masyarakat akan dapat memperluas pengetahuan

tentang kehidupan budaya yang ada disekitarnya.

3. Instansi Pemerintahan yaitu sebagai masukan bagi pihak-pihak berwajib

untuk membina budaya gotong royong.

4. Lembaga Pendidikan, yakni Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

yaitu Sebagai laporan hasil penelitian.

Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Vanny Tri Oktaviani, FKIP, UMP, 2013

Anda mungkin juga menyukai