TANJUNG ANOM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 5 :
PRICILLIA PUTRI
GIDION SITORUS
CHRISTIAN
Dalam tulisan ini, kami mengupas secara mendalam peran serta partisipasi masyarakat Tanjung
Anom dalam memelihara dan mengembangkan semangat gotong royong. Dengan menganalisis
berbagai aspek budaya, sosial, dan ekonomi, kami bertujuan untuk menyoroti pentingnya peran
aktif masyarakat dalam mempertahankan warisan budaya ini serta mengaplikasikannya dalam
konteks modern.
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru yang dapat menginspirasi
upaya pelestarian budaya dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat Tanjung Anom. Kami
berharap, tulisan ini dapat menjadi landasan yang kuat bagi implementasi strategi baru yang
dapat memperkaya dan memperluas praktik gotong royong di Tanjung Anom, dan pada
akhirnya, menjadi model bagi komunitas lain yang juga ingin mempertahankan nilai-nilai luhur
budaya dan kebersamaan.
Tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan, bantuan, dan inspirasi dalam proses penulisan karya ini. Tanpa kerjasama mereka,
tulisan ini tidak akan mencapai kesempurnaan yang kami harapkan.
Salam hangat,
[Kelompok 5]
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia dalam masyarakat tidak terlepas dari adanya interaksi sosial di antara
mereka. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tetapi berg
antung pada bantuan orang lain Oleh karena itu, penyelesaian segala permasalahan, khususnya ke
lestarian lingkungan memerlukan kerjasama dan gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.
Gotong royong identik dengan kerja sama antar anggota masyarakat yang dilandasi hubun
gan antar tetangga dan sanak saudara. Kondisi ini hanya dapat dicapai jika ada kegiatan sosial ya
ng dilakukan oleh kelompok masyarakat tertentu yang ingin saling bekerjasama.
Perilaku Tentunya aksi gotong royong ini bisa menjadi aset bangsa jika didukung oleh ma
syarakat, karena merupakan tradisi budaya yang telah ada dalam berbagai aspek kehidupan masy
arakat pedesaan sebagai suatu norma, dan mempertahankan adat gotong royong sulit dicapai. H
al ini terlihat pada keadaan masyarakat pedesaan yang mulai berkembang, yang membuat eksiste
nsi budaya gotong royong menghilang.
Kabupaten Deli Serdang, tepatnya di Tanjung Anom gotong royong semakin jarang diju
mpai. Terkait dengan hal ini kegiatan gotong royong dulunya banyak kegiatan yang dilakukan de
ngan gotong royong, seperti Desa Tampok yang kompak dan berpartisipasi aktif saling bekerja s
ama dalam membersihkan perkarangan mesjid, membersihkan saluran pembuangan air dan ikut
menjaga kelestarian lingkungan sekitar Desa Tampok.
Hilangnya partisipasi masyarakat gampong lapang terhadap budaya gotong royong menga
kibatkan solidaritas sosial antara masyarakat gampong lapang semakin memudar, Kehadiran Got
ong Royong diyakini dapat memupuk rasa gotong royong dan solidaritas antar anggota masyara
kat guna mencapai hubungan sosial yang lebih erat dan harmonis. Kehidupan gotong royong di p
edesaan kini sudah sangat berbeda, dan perubahan tersebut sudah terasa sejak perubahan zaman d
i era digital saat ini. Jika dulu mereka dengan sukarela berpartisipasi dan saling membantu dalam
kegiatan gotong royong tanpa mengharapkan imbalan apa pun, sekarang orang ingin dihargai ata
s semua kegiatan yang mereka lakukan. Perubahan ini juga mencerminkan kenyataan bahwa kehi
dupan dalam gotong royong tidak lagi menyenangkan seperti dulu, kehidupan dalam gotong royo
ng di pedesaan telah menurun dan sekarang hanya formalitas.
Sekarang ini sudah semakin sulit kita temui masyarakat Tanjung Anom saling bergotong r
oyong disetiap sepekan sekali yang biasa dilakukan pada setiap hari minggu, namun kegiatan got
ong royong ini sangat jarang dilakukan bahkan di setiap bulannya belum tentu terjadi kegiatan go
tong royong di Tanjung Anom di karenakan berkurangannya partisipasi pada masyarakat
Tanjung Anom dimana dahulu masyarakat Tanjung Anom tanpa memandang usia bekerja sama
melakukan gotong royong dimulai dari kaum pemuda pun masih ikut berpartisipasi, namun kini s
angat jarang kita jumpai kaum pemuda melakukan gotong royong dikarenakan sudah sibuk deng
an kesibukannya masing-masing, sehingga hanya beberapa orang tua yang ikut melakukan goton
g royong. Perubahan budaya ini terjadi seiring dengan perkembangan zaman dan pikiran manusia
dalam menghadapi tantangan hidup. Gejala ini terdapat pada struktur sosial masyarakat Tanjung
Anom yang identik dengan masyarakat pedesaan yang berkembang menurut model masyarakat y
aitu masyarakat perkotaan.
Dalam hal ini, partisipasi masyarakat telah mengubah budaya gotong royong dimana hub
ungan sosial antar masyarakat semakin menurun dan mengalami perubahan ke arah yang tidak ba
ik disadari atau tidak, budaya gotong royong ini perlahan memudar tapi pasti. sebagai akibat hil
angnya partisipasi masyarakat pada nilai-nilai budaya gotong royong. Oleh karena itu berdasarka
n perubahan tersebut Peneliti ingin mengetahui dan mengkaji masalah ini karena tampaknya sang
at penting di masyarakat, sehingga peneliti tertarik untuk menulis penelitian ini
TANJUNG ANOM
Anom
3. Apa saja faktor pendukung partisipasi masyarakat dalam gotong-royong di Tanjung Anom
3. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung partisipasi masyarakat dalam gotong-royong
di Tanjung Anom
4. Untuk mengetahui apa yang terjadi jika tidak ada gotong-royong di masyarakat
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan gotong royong dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Model untuk Komunitas Lain: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi model
bagi komunitas lain dalam upaya memperkuat budaya gotong royong di berbagai daerah,
dan sekaligus menjadikan Tanjung Anom sebagai contoh inspiratif dalam melestarikan
nilai-nilai kebersamaan dan kerjasama.