Anda di halaman 1dari 6

Jurnal FARBAL, Volume 5 Nomor 2, September 2017

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TANIN PADA DAUN


TEKELAN (Chromolaena odorata (L) R.M.KING) ASAL MAMUJU
SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS 2 DIMENSI
Endah Dwijayanti1, Sri Widyastuti2
1)
Fakultas MIPA, Universitas Islam Makassar
2)
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia Timur
email: dije_zhafira88@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian isolasi dan Identifikasi komponen kimia tanin daun
tekelan (Chromolaena odorata (L) R.M.KING) yang berasal dari Mamuju. Daun tekelan
merupakan tanaman yang digunakan oleh masyarakat Mamuju yang dipercaya secara
empiris berkhasiat sebagai anti koagulan pada luka. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan senyawa kimia tanin dari ekstrak daun tekelan mulai dari uji
pendahuluan sampai pada Kromatografi Lapis Tipis. Proses isolasi senyawa kimia
meliputi ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol, fraksinasi dengan n-butanol, isolasi
dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif serta uji kemurnian. Isolasi fraksi n-butanol
ekstrak daun tekelan Chromolaena odorata (L) R.M.KING) menggunakan eluen N-
heksan-etil asetat ( 7 : 3 ) menghasilkan 4 isolat yang dinamakan isolat A, B, C, dan D,
isolat dilanjutkan proses pemisahan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dua
dimensi. Hasil kromatografi lapis tipis preparatif dan dua dimensi berupa isolat C
memberikan penampakan noda yang tunggal pada uji kemurnian sehingga dapat
dikatakan merupakan noda murni yang merupakan ciri dari senyawa tanin.

Kata kunci : Daun Tekelan (Chromolaena odorata (L) R.M.KING), Identifikasi, Tanin,
Ktomatografi Lapis Tipis.

PENDAHULUAN dan klasifikasi tumbuhan


Secara historis, bahan alam (Wiryowidagdo, 2007)
telah menjadi dasar pengobatan. Umumnya tumbuhan
Sejumlah teori telah diusulkan tentang mengandung senyawa aktif dalam
mengapa senyawa-senyawa ini bentuk metabolit sekunder seperti
diproduksi dalam tumbuhan yang terpenoid, steroid flavanoid, alkaloid dan
kemungkinan besar bahwa bahan alam tannin. Salah satu dari tumbuhan yang
tersebut diproduksi sebagai bagian dari mengandung senyawa kimia adalah
sistem pertahanan kimia untuk tanaman tekelan (Chromolaena odorata
melindungi tumbuhan dari serangan (L) R.M.KING) yang merupakan
mikro organisme atau seranga. tumbuhan dari famili astereceae
Pengetahuan tentang (Depkes, 2000).
kandungan komponen tumbuhan Daun tekelan (Chromolaena
berkembang dengan sangat pesat odorata (L) R.M.KING) banyak
karena perkembangannya metode digunakan sebagai obat dalam
ekstraksi, isolasi dan karakterisasi penyembuhan luka, obat kumur untuk
menggunakan jenis kromatografi pengobatan sakit pada tenggorokan,
berdasarkan perbedaan kecepatan obat batuk, obat malaria, antimikroba,
kelarutan. Hal ini mendorong sakit kepala, antidiare, astrigen,
berkembangnya bidang kemotaksonomi antispasmodic, antihipertensi, anti
atau sistematik kimia yang mengarah ke inflamasi dan diuretic (Latief., A, 2012).
pembagian kandungan tumbuhan Salah satu kandungan senyawa
berdasarkan taksa tumbuhan, dengan kimia yang diduga terkandung dalam
kata lain isi dari kandungan tumbuhan tanaman tekelan (Chromolaena odorata
dianggap sebagai tanda bagi evolusi (L) R.M.KING) yang sangat bermanfaat

68
Jurnal FARBAL, Volume 5 Nomor 2, September 2017

untuk pengobatan yaitu tanin. Tanin C. Ekstraksi secara maserasi


merupakan senyawa polifenol larut air, dengan pelarut etanol (96%)
yang dapat memilki bobot molekul tinggi Simplisia dimasukkan kedalam
dan memiliki sifat utama yaitu wadah maserasi, lalu ditambahkan
kemampuannya yang dapat berikatan pelarut etanol kira-kira dua bagian
dengan protein (Heinrich, etc., 2009). dari sampel kemudian ditutup
Berdasarkan uraian diatas maka dengan aluminium foil pada
permasalahan yang timbul dalam temperatur kamar selama 5 hari.
penelitian ini adalah apakah ekstrak Filtrat dan endapan dipisahkan,
tanaman daun tekelan (Chromolaena filtrat diambil dan diuapkan hingga
odorata (L) R.M.KING) dari Mamuju kering atau kental.
mengandung senyawa kimia golongan D. Estraksi dengan pelarut dietil eter
tanin yang diidentifikasi menggunakan Estrak etanol kering yang
kromatografi lapis tipis yang diperoleh disuspensikan dengan
dikembangan secara dua dimensi. pelarut dietil eter dan air, kemudian
Penelitian ini bertujuan untuk disentrifugasi sebanyak tiga kali, dan
mengetahui senyawa kimia tanin yang diperoleh dua lapisan yaitu lapisan
terkandung dalam ekstrak tanaman air dan dietil eter. Sampel ditampung
daun tekelan (Chromolaena odorata (L) dalam wadah berbeda.
R.M.KING) secara Kromatografi Lapis E. Ekstraksi dengan pelarut n-butanol
Tipis (KLT) Dua Dimensi, sehingga Lapisan air yang diperoleh
diharapkan dapat memberikan manfaat disuspensikan dengan pelarut n-
sebagai bahan informasi mengenai butanol dan air, kemudian
kandungan senyawa kimia yang disentrifugasi sebanyak tiga kali dan
terdapat dalam daun tanaman tekelan diperoleh dua lapisan yaitu lapisan
Chromolaena odorata (L) R.M.KING) air dan ekstrak n-butanol. Sampel
khususnya dari golongan tanin. ditampung dalam wadah berbeda.
Lapisan n-butanol kemudian
METODE KERJA diuapkan sampai diperoleh ekstrak n-
A. Alat dan Bahan yang digunakan butanol kental, kemudian dilanjutkan
Alat yang digunakan adalah dengan KLT.
peralatan laboratorium berupa F. Uji pendahuluan
batang pengaduk, Chamber dan Ekstrak n-butanol daun Tekelan
kaca penutup, corong gelas, corong (Chromolaena Odorata (L) R.M.
pisah, erlenmeyer, gelas kimia 100 KING) dimasukkan kedalam tabung
mL, 250 mL, 500 mL, gelas ukur, reaksi dan ditambahkan pereaksi
kertas saring, lampu ultraviolet, FeCl3 kemudian dikocok. Selanjutnya
lempeng kaca, oven, pemanas mengamati perubahan warna yang
listrik, penangas air, botol semprot, terjadi yang ditandai dengan
rotavavor, seperangkat alat terbentuknya warna coklat yang
maserasi, silika gel G60F254 nm. menunjukkan positif adanya tanin
Bahan yang digunakan diantaranya G. Pemisahan Komponen Kimia
akuades, alumunium foil, Daun Kromatografi Lapis Tipis
Tekelan (chromolaena odorata (L) Ekstrak n-butanol dimasukkan
R.M. KING), etanol (96%), n-hexan, ke dalam vial lalu dilarutkan dengan
etil asetat, dieti eter, n-butanol. pelarut kemudian ditotolkan ke
B. Pengolahan sampel lempeng GF254 nm dan dielusi
Daun Tekelan dibersihkan dari dengan cairan pengelusi n-hexan-etil
kotoran yang melekat, disortasi asetat (7:3) kemudian diamati
basah dengan air yang mengalir dibawah sinar lampu UV 366 nm,.
hingga bersih, lalu dikeringkan Lempeng selanjutnya disemprot
dengan cara diangin-anginkan diluar dengan FeCl3 1% v/v, diangin-
pengaruh cahaya matahari anginkan hingga diperoleh warna
langsung, selanjutnya dipotong- noda.
potong kecil sekitar 1-2 cm persegi.

68
Jurnal FARBAL, Volume 5 Nomor 2, September 2017

Isolasi dengan KLT preparative menggunakan pengembang n-hexan-etil


Ekstrak yang diperoleh asetat (7:3) yang terlihat pada Tabel 2.
ditotolkan secara tegak lurus pada Untuk mengetahui pita yang
permukaan lempeng yang telah positif mengandung tanin, dilakukan
dibuat parit menggunakan pipa penyemprotan dengan penampak
kapiler, dimasukkan dalam chamber bercak asam sulfat 10 % pada pinggir
yang berisi eluen n-hexan-etil asetat pelat. Pita yang positif Tanin dikerok dan
(7:3), yang telah dijenuhkan dengan dilarutkan dalam etanol kemudian
posisi berdiri (diusahakan tempat disaring.
penotolan tidak kontak dengan eluen Tabel 1. Uji pendahuluan senyawa
yang digunakan) kemudian chamber Tanin
ditutup dan lempeng dibiarkan
terelusi, setelah itu lempeng N Sampel Pereaksi Hasil Ket
dikeluarkan dan di angin-anginkan o
sampai kering, lalu diamati Ekstrak +FeCl3 Coklat (+)
penampakan nodanya pada lampu 1 n- Ungu ke-
UV 366 nm. Pita-pita yang terbentuk butanol hitaman
dikeruk dari plat kaca dan ditampung tekelan
kedalam vial sesuai dengan
fraksinya.
Kromatografi lapis tipis 2 dimensi
KLT 2 dimensi dilakukan
terhadap fraksi noda tunggal dengan
dua jenis eluen yang berbeda
dengan maksud untuk membuktikan
bahwa fraksi tersebut adalah
senyawa murni yaitu dengan dengan
fraksi tunggal diperoleh yang
ditotolkan pada lempeng silica gel
GF254 ukuran 10x10 cm dengan
cairan pengelusi n-hexan-etil asetat
(7:3) untuk arah pertama, setelah Gambar 1. Hasil uji pendahuluan eksrak
terelusi, dikeringkan kemudian n-butanol daun Tekelan (Chromolaena
dideteksi penampakan noda dengan Odorata (L) R.M. KING)
sinar UV, selanjutnya lempeng
diputar 90o dan dilakukan pengerjaan Tabel 2. Identifikasi KLTP ekstrak daun
seperti sebelumnya. Fraksi yang Tekelan Fraksi n-butanol dengan Cairan
diperoleh dinyatakan sebagai Pengelusi n-hexan-etil asetat (7:3)
senyawa tunggal atau murni jika dari Fraksi Warna Pita Noda Hasil KLTP
kedua arah elusi memperlihatkan ada Penampak Noda Lampu
satu noda. UV 254 nm
Pengamatan dilakukan dengan A Kehitaman
melihat jumlah noda yang diperoleh B Coklat kehijauan
dari hasil kromatografi lapis tipis C Ungu kehitama
(KLT) dan kromatografi lapis tipis D Coklat
preparative (KLTP).
Filtrat yang diperoleh dari hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN penyemprotan kemudian diperiksa
Hasil Penelitian dengan kromatografi lapis tipis dua
Sampel di ektrak dengan etanol dimensi dari fraksi yang positif
kemudian dilakukan uji pendahuluan menggunakan pengembang n-hexan-etil
(Tabel 1 dan Gambar 1) dan sebagian asetat (7:3) terlihat pada Tabel 3 dan
dilakukan pemisahan dan permurnian diperiksa menggunakan lampu
tanin yaitu dengan KLT preparatif ultraviolet (UV) pada panjang
gelombang 254 nm (Gambar 2).

68
Jurnal FARBAL, Volume 5 Nomor 2, September 2017

Tabel 3. Hasil identifikasi Kromatografi Deinstrop, etc., 2007). Cara ini umum
Lapis Tipis Dua Dimensi dari Fraksi B dilakukan pada pemisahan zat berwarna
dan C dengan Cairan Pengelusi n- seperti tanin.
hexan-etil asetat (7:3) Tanin merupakan komponen zat
Fraksi Arah Warna bercak pada UV organik derivat polimer glikosida
Elusi 254 nm yangterdapat dalam bermacam-macam
tumbuhan, terutama tumbuhan
B (Arah I) Hijau tua berkeping dua (dikotil). Ekstrak tanin
(Arah II) Hijau tua terdiri dari campuran senyawa polifenol yang
sangat kompleks dan biasanya tergabung
C (Arah I) Coklat kemerahan dengan karbohidrat rendah
(Arah II) Coklat kemerahan (Khanbabaee and Teunis, 2001).
Hasil identifikasi isolasi ekstrak n-
butanol dari daun tekelan (Chromolaena
Odorata (L) R.M. KING) secara
kromatografi lapis tipis preparatif
diperoleh 4 isolat yaitu A, B, C dan D.
setelah dilakukan pemurnian dengan
Fraksi B KLT 2 dimensi (Tabel 2).
Penggunaan kromatografi lapis tipis
2 dimensi dilakukan untuk lebih
Fraksi C memperjelas dan mempertegas
penampakan noda pada sampel
(Roman, A., 2007). Selain itu, 2 sistem
fase gerak sangat berbeda dalam hal ini
penggunaan pengelusi, dapat
digunakan secara berurutan sehingga
memungkinkan untuk melakukan
pemisahan analit yang mempunyai
Fraksi B tingkat kepolaran yang berbeda (Hahn-
Deinstrop, etc., 2007), sehingga dapat
Fraksi C menguatkan dugaan peneliti bahwa
noda yang muncul tersebut adalah
senyawa yang di identifikasi.
Berdasarkan dari Tabel 1 dan 2
dapat di lihat bahwa dari setiap langkah
tersebut dilakukan pemantauan di setiap
Gambar 2 : Kromatograpi Lapis Tipis perubahan warna pada sampel uji daun
Dua Dimensi (Arah I (a) dan Arah II (b)) tekelan (Chromolaena Odorata (L) R.M.
Fraksi B Dan C Menggunakan Cairan KING) baik secara kualitatif dengan
Pengelusi N-Hexan – Etil Asetat (7;3) menggunakan pereaksi maupun dengan
identifikasi menggunakan kromatografi
Pembahasan lapis tipis menggunakan fase gerak
Penelitian ini dilakukan untuk yang sesuai. Hasil identifikasi secara
mengetahui kandungan kimia pada kualitatif diperoleh hasil positif pada
daun tekelan (Chromolaena Odorata (L) penambahan pereaksi FeCl 3 yaitu
R.M. KING) berupa senyawa tanin berwarna coklat yang dapat dilihat pada
dengan metode kromatografi. Penelitian Gambar 1 yang menunjukkan adanya
terlebih dahulu dilakukan dengan kandungan senyawa kimia tanin.
pengambilan sampel daun tekelan Kromatografi lapis tipis dua
(Chromolaena Odorata (L) R.M. KING) dimensi dilakukan untuk mengetahul
dari Mamuju, Sulawesi Barat. isolat tersebut sudah murni atau tidak
Prinsip kromatografi adalah yang ditandai dengan adanya noda
pemisahan berdasarkan kecepatan zat- tunggal (Harborne, 1987). Hasil
zat terlarut yang berbegark bersama- pengujian…..menunjukkan terbentuknya
sama dengan pelarutnya (Hahn-

68
Jurnal FARBAL, Volume 5 Nomor 2, September 2017

1 noda yang menunjukkan senyawa DAFTAR PUSTAKA


yang diperoleh merupakan senyawa Departemen kesehatan dan
murni pada pengamatan di bawa lampu kesejahteraan social RI, 2000.
UV 254 nm pada isolat hasil Inventaris tanaman obat
kromatografi lapis tipis preparatif fraksi
Indonesia, Jilid I
C.
Penampakan noda pada 254 nm Hahn-Deinstrop, Elke, 2007. Applied
adalah karena adanya daya interaksi Thin-Layer Chromatography,
antara sinar UV dengan indikator Best Practiceand Avoindace of
fluoresensi yang terdapat pada Mistakes. Second, Revised and
lempeng. Fluoresensi yang tampak Enlarge Edition. Jerman;
merupakan emisi cahaya yang WILEY-VCH
dipancarkan oleh komponen tersebut
Harborne, 1987. Metode Fitokimia :
ketika electron tereksitasi dari tingkat
energy dasar ke tingkat energi yang Penuntun Cara Modern
lebih tinggi kemudian kembali ke Menganalisis Tumbuhan. Edisi
keadaan semula sambil melepaskan II. Terjemahan Kosasih
energi (Wall, P.E., 2005). Padmawinata dan Iwang
Berdasarkan hasil pengamatan Soediro. Bandung; ITB
KLT 2 dimensi pada Gambar 2 juga Hayati Kamilah Elok, A. Fasyah
dapat di duga bahwa fraksi C
Ghanaim, Sa’adah Lailis, 2010.
mengandung senyawa kimia tanin jenis
non-polar yang ditandai dengan Fraksinasi Dan Identifikasi
penampakan noda berwarna coklat Senyawa Tanin Pada Daun
kemerahan untuk arah I dan begitupun Belimbing Wuluh (Averrhoa
penampakan noda pada arah II yaitu Bilimbi L.). J. Kimia vol.4 No.2.
coklat kemerahan, hal ini didukung oleh Heinrich Michael, Gibbons Simon,
penelitian yang dilakukan oleh Hayati,
Barmes Joanne, Williamson
etc., (2010) dan Nurhalimah, (2015)
yang menyatakan bahwa noda hasil Elisabeth 2009. Farmakognosi
KLT yang diduga senyawa tanin dan Fitoterapi, Jakarta; EGC.
berwarna coklat kemerahan. juga yang Khanbabaee, Karamali and van Ree,
di jelaskan dalam literatur bahwa ciri Teunis. Tannins: Classification
khas senyawa kimia tanin yaitu coklat, and Definition.
ungu dan hitam. J. Nat. Prod. Rep., 18, 641–649.
Latief Abdul., 2012. Obat
KESIMPULAN DAN SARAN Tradisonal,Jakarta; EGC.
Hasil identifikasi isolasi ekstrak n- Nurhalimah, 2015. Aktivitas
butanol secara kromatografi lapis tipis Penyembuhan Luka Dari
preparatif diperoleh 4 isolat yaitu A, B, C
Ekstrak Etanol Daun Tekelan
dan D. setelah dilakukan pemurnian
dengan KLT 2 dimensi, fraksi C dapat (Chromolaena Odorata (L.)
diduga mengandung senyawa kimia R.M.King.) Yang Diformulasi
tanin yang ditandai dengan noda dalam Sediaan Gel Pada Mencit
tunggal berwarna coklat kemerahan. Diabetes. Diakses pada Maret
Selanjutnya disarankan agar dilakukan 2016.
identifikasi senyawa lainnya serta Roman Abdul, 2007. Kimia Farmasi
bagian tanaman lain dari tanaman
Analisis, Yogyakarta; Pustaka
Tekelan (Chromolaena odorata (L) R.M.
KING) berasal dari Mamuju dengan Pelajar.
menggunakan Spektrofotometer Infra Wall, Peter E., 2005. Thin-Layer
merah. Chromatography, A Modern
Practical Approach. UK ; RS.C7.

68
Jurnal FARBAL, Volume 5 Nomor 2, September 2017

Wiryowidagdo sumali, 2007. Kimia dan


Farmakologi Bahan Alam, Edisi
2. Jakarta: EGC

68

Anda mungkin juga menyukai