Anda di halaman 1dari 60

AsuhanKeperawatankeluargapada Ny.

SdenganPrioritas
MasalahKebutuhanDasar GangguanRasa Nyaman:
NyeriPadakeluargaTn.SdiLingkunganI
Kelurahan Sari RejoKecamatan
Medan Polonia

KaryaTulislmiah (KTI)
DisusundalamrangkaMenyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

(Maria GorettaTogatorop)

(142500043)

Program Studi DIII

FakultasKeperawatan

Universitas Sumatera Utara

2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny: S dengan prioritas
masalah kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Tn.S di lingkungan
1 kelurahan sari rejo kecamatan medan polonia” ini dengan baik. Adapun tujuan
penyususnan karya tulis ilmiah (KTI) ini merupakan salah satu syarat untuk dapat
menyelesaiakan pendidikan program studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada orang tua saya Haposman Togatorop
dan ibu saya Elfininta Sihite yang mendukung saya dan memberikan dukungan baik secara
moral dan fisik serta mendoakan saya untuk menyelesaikan pendididkan saya, ucapan
terimakasih juga saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan,
bimbingan dan proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku wakil dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina T. Siregar, S. Kep ,Ns. M. Kep ,Sp. KMB, selaku wakil dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S. Kp , Sp. Mat, selaku wakil dekan III Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution , S. Kep , Ns, M. Kep, selaku ketua program studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan
sebagai dosen penguji yang meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan
saran-saran kepada saya.
6. Ibu Wardiyah Daulay, S. Kep , Ns, M. Kep, selaku sekretaris program studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
7. Ibu Siti Zahara Nasution, S. Kp , MNS selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Segenap Dosen dan Pegawai Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


9. Kepada saudara saya yang mendukung, mendoakan saya dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini
10. Seluruh teman-teman sayadi program studi DIII Keperawatan fakultas
Keperwatan Universitas Sumatera Utara, dan teman yang membantu,
mendoakan dan memberikan dukungan pada saya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan penulis semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2017


Penulis,

Maria Goretta Togatorop


Nim: 142500043

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman Pernyatan Orisinalitas
Lembar pengesahan.............................................................................................i
Kata pengantar....................................................................................................ii
Daftar isi……………………………………...………………………......………iv
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………….......…...1
B. Tujuan…………………………………………………...........2
C. Manfaat………………………………………………….........3
Bab II Pengolaan kasus
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah
Kebutuhan Dasar
1. Konsep Keperawaatan Keluarga
2.1.1DefenisiKeluarga..............................................................4
2.1.2Tipe Keluarga.....................................................................4
2.1.3Peran dan Fungsi Keluarga................................................6
2.1.4Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga........................7
2.1.5Struktur Keluarga...............................................................8
2.1.6Keluarga Sejahtera...........................................................12
2.1.7Tugas Kesehatan Keluarga...............................................13
2. Konsep Dasar Nyeri
2.1.1Defenisi Nyeri..................................................................14
2.1.2Klasifikasi Nyeri..............................................................15
2.1.3Faktor-faktor yang mempengaruhi Nyeri.........................15
2.1.4Pengkajian Nyeri.............................................................17
3. Konsep Gout (Asam Urat)
3.1.1Defenisi Asam Urat..........................................................19
3.1.2Etiologi dan Patofisiologi.................................................19
3.1.3Klasifikasi Asam Urat......................................................20
3.1.4Penatalaksanaan Medis....................................................20
4. Pengkajian………………………………………..............21

Universitas Sumatera Utara


5. Analisa Data……………………………………..............22
6. Rumusan Masalah…………………………………........23
7. Perencanaan……………………………………….........24
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian pasien…………………………………..........25
2. Analisa Data………………………………………..........31
3. Skoring Masalah………………………………….............33
4. Daftar Prioritas Diagnosa…………………………..........36
5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga……...........……36
6. Implementasi dan Evaluasi Asuahan Keperawatan
Keluarga………………………………………….............38
Bab III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan……………………………………………..........41
B. Saran………………………………………………….............42
Dartar Pustaka………………………………………………………..…...........43
Lampiran

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut WHO penyakit gout mengalami kenaikan jumlah penderita


hingga dua kali lipat antara tahun 1990-2012.Pada orang dewasa di Amerika
Serikat penyakit gout mengalami peningkatan dan mempengaruhi 8.3 juta (4%)
orang Amerika.Sedangkan prevalensi hiperurisemia juga meningkat dan
mempengaruhi 43.300.000 (21%) orang dewasa di Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri penyakit gout pertama kali diteliti oleh seorang
dokter Belanda yang bernama dr. van den Horst, pada tahun 1935. Ia menemukan
bahwa terdapat 15 kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di pulau
Jawa. Hasil penelitian oleh Darmawan (1988) di Bandungan Jawa Tengah
menunjukkan bahwa diantara 4683 orang yang diteliti, 0.8% menderita asam urat
tinggi berusia antara 15-45 tahun. 1.7% pada pria dan 0.05% pada wanita, bahkan
di antara mereka sudah sampai pada tahap gout.
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa
penyakit sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes)
sebesar 11.9% dan berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 24.7%, sedangkan
berdasarkan daerah diagnosis nakes tertinggi di Provinsi Bali sebesar 19.3% dan
berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi yaitu di Nusa Tenggara Timur sebesar
31.1%. Prevalensi penyakit sendi di Jawa Tengah tahun 2013 berdasarkan
diagnosis nakes sebesar 11.2% ataupun berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar
25.5%.
Menurut Profil Kesehatan Kota Medan jumlah penderita asam urat atau
gout berjumlah 1.800.000 dari 12.333.974 orang penduduk Sumatera Utara.Hal
ini menunjukkan bahwa asam urat masalah utama dalam dunia kesehatan.
Penyakit asam urat masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan,
dibuktikan dari berbagai kasus komplikasi dari penyakit asam urat ini seperti
gagal ginjal, batu ginjal dan lain-lain masih cukup tinggi.Hal ini dipengaruhi oleh
kurangnya kesadaran masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatannya.

Universitas Sumatera Utara


seperti masih banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi makanan tanpa
memperhatikan kandungan dari makanan tersebut. Faktor aktivitas yang
berlebihan juga dapat memperburuk dan mendukung adanya komplikasi penyakit
asam urat tersebut.
Salah satu upaya penyembuhan asam urat terkhususnya kesehatan pada
kesehatan keluarga merupakan tindakan yang tepat menghadapi pasien dengan
asam urat untuk mencegah penyakit komplikasi. Dari data diatas telah dilakukan
pengkajian kepada keluarga Tn.S dilingkungan 1 Sari Rejo Medan Polonia di
dapat data bahwa Ny.S menderita asam urat dan keluarga tidak mampu merawat
anggota keluarga yang sakit. Maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
dan membuat Karya Tulis Ilmiah tentang “ Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S
khususnya Ny.S dengan Gangguan Rasa Nyaman : nyeri di lingkungan 1
kelurahan Sari Rejo Medan Polonia “.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum
Mampu memberikan Asuhan Keperaawatan pada pasien dengan
prioritas utama gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny.S
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulis karya ilmiah adalah:
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.S
dengan gangguan rasa nyaman; nyeri
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan
gangguan rasa nyaman : nyeri
c. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada Ny.S dengan
gangguan rasa nyaman: nyeri
d. Mampu melakukan Asuhan keperawatan keperawatan pada Ny.S
dengan gangguan rasa nyaman: nyeri
e. Mampu melekukan evaluiasi Ny.S dengan gangguan rasa nyaman :
nyeri

Universitas Sumatera Utara


f. Mampu melakukan Pendidikan Kesehatan pada Ny. S dengan
gangguan rasa nyaman: nyeri.

C. MANFAAT

1. Bagi pendidikan keperawatan


Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan
dasar gangguan rasa nyaman: nyeri sebagai acuan praktek mahasiswa
keperawatan
2. Bagi pelayan kesehatan
Memberikan informasi dan membankatkan kesehatan dan membantu
meningkatkan kesehatan dalam upaya pencegahan gangguan rasa
nyaman : nyeri
3. Bagi Masyarakat
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan rasa nyaman.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

A. PENGELOLAAN KASUS
1. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
2.1.1 Defenisi
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan dalam
kebersamaan dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya
sebagai bangian dari keluarga (Friedman, 2010).Sedangkan menurut
pakar konseling keluarga, sayekti,(Hernilawati, 2013) menulis bahwa
keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan
anatara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan
atau tanpa anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1988), keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdidri daari kepala keluarga dan beberapa
oraang berkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaaan saling ketergantungan (Hernilawati,2013)
2.1.2 Tipe Keluarga
Menurut friedman, 2010 pembagian tipe tergantung pada konteks
keilmuan dan orang yang meneglompokkan. Secara tradisional keluarga
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalaah keluarga yang hanya
terdiri dari ayah, ibu anak yang diperoleh dari keturunaannya
atau keduanya
b. Keluarga besar (axtended family) adalah keluarga inti yang
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek, nenek, bibi, paman)
c. Keluarga Adopsi sebuah cara lain untuk membentuk keluarga
dengan menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai
orangtua seterusnya dari orangtua kandung ke orangtua adopsi
dengan menimbulkan suatu keadaan saling menguntungkan
baik bagi orang tua maupun anak.

Universitas Sumatera Utara


d. Keluarga Asuh sebuahlayanan kesejahteraan anak yaitu anak
ditempatkan dirumah terpisah dari salah satu orang tua atau
kedua orang tua kandung untuk menjaminkeamanan dan
kkesejahteraan fisik serta emosional mereka
e. Keluarga orangtua Tunggal keluarga dengan ibu atau ayah
sebagai kepala rumah
f. Dewasa Lajang yang tinggal sendiri
g. Keluarga dengan Orang Tua Tiri keluarga yang menikah lagi
yang dapat terbentuk atau tanpa anak dan keluarga yang
terbentuk kembali
h. Keluarga binuklir keluarga yang terbentuk setelah perceraian
yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga
yang terdiri atas dua rumah inti maternal dan paternal, dengan
keragaman dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang
dihabiskan dalam setiap rumah tangga.
i. Cohabiting Family pasangan kumpul kebo
j. Keluarga Homo Seksual dua atau lebih individu yang berbagai
orientasi seksual yang sama atau minimal ada satu orang
homoseksual yang memelihara anak

Namun dengan berkembangnyaa peran individu dan


meningkatnya rasa individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain
kedua diatas berkembang sebagai berikut:

1. Keluarga bentukan kembali (dyatic family) adalah keluarga


baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau
kehilangan paasangannya
2. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang
terdiri dari salah satu orangtua dengan anak-anaknya akibat
perceraian atau ditinggal pasaangannya
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage
mother)

Universitas Sumatera Utara


4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri
tanpa pernah menikah (the single adult living alone)
5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the
nonmarital heterosexual cohabiting family)
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama (gay lesbian family)

2.1.3 Peran dan Fungsi Keluarga

Menurut Ali, Z (2010) keluarga memiliki peran formal dalam


keluarga tersebut, yaitu:

1. Peran sebagai ayah. Ayah sebagai suami dari isteri dan ayah
dari anak-anaknya berperan sebagai pencari nafkah,
pendidikan, pelindung, dan pemberi rasa aman. Juga sebagai
kepala keluarga, anggota kelompok sosial, serta anggota
masyarakat dan lingkungan
2. Peran sebagai ibu, ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari
anak-anaknya berperan untuk mengurus rumah tangga sebagia
pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya, pelindung dan salah
satu anggota kelompok sosial, serta sebagai anggota kelompok
masyarakat dan lingkungan disamping dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran sebagai anak. Anak melaksankan peran psikososial
sesuai tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.

Adapun fungsi keluarga menurut Hernilawati (2013) adalah


sebagai berikut:

1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk


mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain.

Universitas Sumatera Utara


2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi menegembangkan dan tempat
melatih tempat utuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah
3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga
4. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan kemampuan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah fungsi
untuk mempertahankan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi
6. Fungsi pendidikan adalah keluarga mempunyai peran dan
tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya
untuk menghadapi kehidupan biasanya.
7. Fungsi religius adalah keluarga merupakan tempat untuk
belajar tentang agama daan mengamalkan ajaran keagamaan
8. Fungsi rekreasi adalah keluarga merupakan tempat untuk
melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketengangan
akibat berada di luar rumah.
2.1.4 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang


terjadi pada sistem keluarga meliputi : pola perubahan interaksi dan
hubungan antara anggotanya sepanjang waktu. Adapun tahapan
perkembangan keluarga menurut Mubarak.dkk (2011), yaitu:

a. Tahap 1 pasangan baru atau keluarga baru


Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu yaitu
suami istri membentuk keluarga meliputi perkawinan yang sah
dan meninggalkan keluarga masing-masing, dalam artian
secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga
baru. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :

Universitas Sumatera Utara


1. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama
2. Menetapkan tujuan bersama
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman atau
kelompok sosial
4. Merencanakan nak-KB
5. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan
mempersiapkan diri menjadi orangtua.
b. Tahap II keluarga kelahiran anak pertama
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dengan kelahiran
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun). Adapun tugas
perkembangan pada tahap ini:
1. Persiapan menjadi orangtua
2. Membagi peran dan tanggungjawab
3. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana
rumah yang menyenangkan
4. Mempersiapkan biaya untuk kelahiran aanak pertama
5. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
6. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampaai
balita
c. Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Adapun tugas
perkembangan pada tahap ini:
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti:
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa nyaman
2. Membantu anak bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara,
kebutuhan anak yang juga harus terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam
maupun di luar keluarga

Universitas Sumatera Utara


5. Dapat membagi waktu antara individu, pasangan dan
anak
6. Pembangian tanggung jawab anggota keluarga
7. Kegiatan dan waktu untuk simulasi tumbuh dan
kembang anak
d. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai saat anak tertua mulai memasuki sekolah
pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Tugas
perkembangan pada tahap ini:
1. Memeberikan perhatian tentang kegiatan tentang
kegiatan sosial anak, pendidikan, dan semangat belajar
2. Tetap mempertahankan keharmonisan
3. Mendorong anak untuk mencapai pengembangkan daya
intelektual
4. Menyediakan aktifitas untuk anak
5. Meneysuaikan dengan aktifitas komuniti dengan
mengikutsertakan anak
e. Tahap v keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan
berakhir pada usia 19/20 tahun. Adapun tugas perkembangan
pada tahap ini:
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan
tanggung jawab mengingat remaja yang sudah tumbuh
dewasa
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan
keluarga
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka dengan
anak dan orang tua
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang

Universitas Sumatera Utara


f. Tahap VI Keluarga dengan Anak Dewasa ataau Pelepasan
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak padaa keluarga
atau jika nak belum memilki keluarga atau tetap tinggal
bersama orangtua. Tugas perkembangan pada tahap ini:
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orangtua suami dan istri yang sedang sakit
dan memasuki usia tua
4. Mempersiapkan anak untuk mandiri dan menerima
kepergian anak
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada
keluarga
6. Berperan suami-istri atau kakek-nenek
g. Tahap VII Keluarga Usia Pertengahan
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal. Tugas perkembangan pada taahap ini:
1. Mempertahankan kesehatan
2. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
artian mengolah minat sosial dan waktu santai
3. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
4. Keakraban dalam pasangan
5. Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga
6. Persiapan masa tua atau pensiun dan meningkatkan
keabraban pasangan
h. Tahap VIII Keluarga Lanjut Usia
Tahapan ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal. Tugas perkembangan pada taahap ini:
1. Mempertahankan suasana rumah yang meneynangkan.

Universitas Sumatera Utara


2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,
teman, kekuatan fisik pendapatan.
3. Memepertahankan keabraban pasangan suami-istri dan
saling merawat
4. Mempertahaankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat
5. Menerima kematian pasangan, kawan dan
mempersiapkan kematian

2.1.5 Struktur keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimaanaa keluarga


melaksanakan fungsi keluarga melaksanakan fungsi keluarga di
masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam (Hernilawati,
2013), yaitu:

a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
yang sedarah dalam keluarga beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun dari jalur garis keturunan ayah.
b. Matrilineal
Adalaah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara yang sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun dari jalur garis keturunan ibu.
c. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan
keluarga sedarah isteri.
d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi

Universitas Sumatera Utara


bangian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami isteri.

2.1.6 Keluarga Sejahtera

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar


perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spritual dan
materail layak. Tahapan keluarga sejahtera (Mubarak,2011) adalah sebagai
berikut:

1) Keluarga pra sejahtera


Yaitu kelauarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, yaitu kebutuhan
pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan
kesehatan, atau keluarga yang belum daapat memenuhi
salah satu atau lebih indicator le;uarga sejahtera tahap I
2) Keluarga tahap I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya minimal tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan sosial psikologinya, yaitu kebutuhan
pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dengan
lingkungan tempat tinggal, dan taransportasi.
3) Keluarga Sejahtera Tahap II
Adalah keluarga-keluarga yang disamping telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal serta
telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya,
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
penegembanganya, sperti untuk kebutuhan menabung
dan memperoleh informasi.
4) Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan
keluarganya, tetapi belum dapat memeberikan

Universitas Sumatera Utara


sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap
masyarakat secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam
bentuk: material dan keuangan untuk sosial
kemasyarakatan, dan juga berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakaatan.
5) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus.
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangannya telah terpenuhi serta memiliki
kepedulian sosial yang tinggi pada masyarakat.

2.1.7 Tugas Kesehatan Keluarga

Adapun tugas keluarga menurut ballon dan maglaya, dalam mushlisin


(2012), yaitu:

1. Mengenal masalah kesehatan.


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehataanlah kadang seluruh kekuatan sumber dayaa dan dana
kesehatan habis. Orangtua perlu menegnal keadaan kesehatan dan
perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua.
2. Membuat Keputusan tindakan kesehatan masyarakat
Sebelum keluarga dapat memebuat keputusan yang tepat mengenai
maslah kesehatan yang dialaminya. Perawat harus mampu mengkaji
keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi kelurga dalam
membuat keputusan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang sakit,
keluarga harus memperhatikan hal-hal sebagai beriku: keadaan
penyakitnya, sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, dan
sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit
4. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

Universitas Sumatera Utara


Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
sumber-sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan, upaya pencegahan penyakit, dan
kekompakan antara anggota keluarga
5. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus
menegtahui hal-hal sebagai berikut: keberadaan fasilitas keluarga,
keuntungan-keuntungan yang dapat di peroleh dari fasilitas kesehatan,
dan fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

2. Konsep Dasar Nyeri

2.2.1 Defenisi

Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak


menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami
individu.kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah
satu kebutuhan dasar yang merupakan salah satu kebutuhan dasar
tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang pasien
(Prasetyo, 2010)
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri
berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau singkatnya, dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya ( Alimul, 2009)
2.2.2 Berdasarkan klasifikasinya secara umum nyeri dibagi
menjadi dua yakni: nyeri akut dan nyeri kronis.
a) Nyeri akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbulsecara mendadak dan
cepat menghilang, yang tidakmelebihi 6 bulan dan ditandai
adanya peningkatan tegangan otot

Universitas Sumatera Utara


Menurut prasetyo nyeri akut berdurasi singkat ( kurang dari 6
bulan) memiliki onset yang tiba-tiba dan terlokalisir. Nyeri ini
biasanya diakibatkan oleh trauma bedah atau inflamasi. Hampir
setiap individu pernah merasakan nyeri seperti ini, seperti saat
sakit kepala, sakit gigi,tertusuk jarum, terbakar,nyeri otot, nyeri
saat melahirkan, nyeri sesudah tindakan pembedahan dan yang
lainnya.
b) Nyeri kronis
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-
lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup
lama,yaitu lebih dari 6 bulan.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri adalah:
1) Usia
Usia merupakan variabel penting dalam mempengaruhi
nyeri pada individu. Khususnya pada anak-anak dan
lansia.Dimana anak-anak sulit untuk mengungkapkan
keberadaan nyeri, dan pada lansia menganggap bahwa hal
tersebut penuaan yang tidak bisa dihindari.
2) Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara
signifikan dalam berespon terhadap nyeri.Dari penelitian
terakhir memperlihatkan hormon seks terhadap mamalia
berpengaruh terhadap toleransi terhadap nyeri.
3) Kebudayaan
Perawat sering kali berasumsi bahwa cara berespon pada
setiap individu dalam masalah nyeri adalah sama
4) Makna nyeri
Makna nyeri pada seseorang dipengaruhi pengalaman nyeri
dan cara sesesorang beradaptasi terhadap nyeri
5) Lokasi dan Tingkat Keparahan Nyeri
Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan
tingkat keparahan pada masing-masing individu. Nyeri yang

Universitas Sumatera Utara


dirasakan mungkin terasa ringan, atau bisa menjadi nyeri yang
berat, dan masing-masing individu melaporkan nyeri bervariasi
seperti tertusuk,terbakar,nyeri tumpul dan lainlain.
6) Perhatian
Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan
memepengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat
taerhadap nyeri akan meningkatkan respon nyeri sedangkan
upaya pengaliahan dihubungkan dengan penurunan respon
nyeri.
7) Ansietas ( kecemasan)
Hubungan dengan antara nyeri dan ansietas bersifat
kompleks, ansietas yang dirasakan seringkali meningkatkan
persepsi nyeri.
8) Keletihan
Keleleahan yang dirasakan seseorang akan meningkatkan
persepsi nyeridan menurunkan kemampuan koping individu.
9) Pengalaman sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri akan tetepi
pengalaman nyeri yang dirasakan bukan berarti mempermudah
atau mengatasi nyeri pada masa mendatang.
10) Dukungan keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri membutuhkan dukungan,
bantuan, perlindungan dari anggota keluarga yang lain.
2.2.4 Pengkajian Nyeri
Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji
pasien selama nyeri akutv adalah :

a) Mengkaji perasaan klien (respon fisiologis yang muncul)


b) Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan
lokasi nyeri
c) Mengki tingkat keparahan dan kualitas nyeri
Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak
dilakukan saat klien dalam keadaan waspada ( perhatian penuh

Universitas Sumatera Utara


pada nyeri), sebaiknya perawat berusahauntuk mengurangi
kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji
kuantitas persepsi klien terhadap nyeri.
Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan
seorang perawat di dalam memulai mengkaji respon nyeri yang
dialami oleh klien. (Girton 1984 dalam Prasetyo,2010 dalam
konsep dan proses keperawatan nyeri) komponen-komponen
tersebut sebagaiberikut:
1. Penentuan ada tidaknya nyeri
Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus
mempercayai ketika pasien melaporkan adanya
nyeri.Walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan
adanya cedera atau luka.Setiap nyeri yang dilaporkan oleh
klien adalah nyata.Sebaliknya, ada beberapa pasien yang
terkadang justru menyembunyikan rasa nyerinya untuk
menghindari prngobatan.
2. Karateristik nyeri ( Metode P,Q,R,S,T)
a) Faktor pencetus ( p: provocate)
Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-
stimulus pada klien.Dalam hal ini perawat juga dapat
melakukan observasi bangian- bangian tubuh yang
mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya
nyeri psikogenik maka perawat harus mengesksplor
perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa
yang dapat mencetuskan nyeri.
b) Kualitas (Q: Quality)
Kualitas nyeri merupakan suatu yang subjektif yang
diungkapkan oleh klien, sering kali klien
mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat: tajam,
tumpul,berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih,
perih, tertusuk dan lain-lain, dimana tiap-tiap klien

Universitas Sumatera Utara


mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas
nyeri yang dirasakan.
c) Lokasi (R: Region)
Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta
klien untuk menunjukkan semua bangian/daerah yang
dirasakan tidak nyaman oleh klien.Untuk mealokasi
nyeri lebih spesifik, maka perawat dapatmelacak dari
titik yang paling nyeri.
d) Keparahan ( S: Severe)
Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan
karateristik yang paling subjektif. Klien diminta untuk
menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri
ringan, nyeri sedang atau berat. Hal ini juga bisa
disebabkan karena memang pengalaman nyeri pada
masing-masing individu berbeda-beda.
Skala neuromatik digunakan sebagai pengganti alat
pendiskripsian kata. Dalam hal ini pasien menilai nyeri
dengan skala 0-10 dimana angka 0 kondisi pasien tidak
merasakan nyeri, dan angka 10 mengindikasikan nyeri
paling berat yang dirasakan klien.

e) DurSasi (T: Time)


Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan
awitan, durasi, dan rangkain nyeri.Seperti menyakan
kapan mulai nyeri dan berapa lama nyeri itu muncul.
f) Faktor yang memperberat/memperingan nyeri
Perawat perlumengkaji faktor-faktor yang dapat
memperberat nyerin pasien, misalnya meningkatkan

Universitas Sumatera Utara


aktivitas, perubahan suhu,stressdan lainya sehingga
perawat dapat memberikan tindakan yang tepat untuk
menghindari peningkatan respon nyeri pada klien. Dan
perawat mengkaji pasien untuk mempunyai cara-car
menghilangkan nyeri secara tersendiri misalnya
mengubah posisi, mengosok yang sakit atau dengan
mengkompres nyeri dengan menggunakan kompres
dingi atau kompres hangat.

3. Konsep GOUT (asam urat)

2.3.1 Defenisi
Gout atau sering disebut asam urat seringkali merupakan ciri khas
yang menyebabkan nyeri hebat yang akut,seringkali mengenai ibu jari kaki
sehingga mengalami kesulitan berjalan, pada pemeriksaan ini sendi
mengalam nyeri tekan sehinnga di atas sendi terlihat tegang dan terasa
panas.(Welsby, 2009)
Gout merupakan peradangan pada sendi akibat adanya edapan
kristal asam urat pada sendi.gout dianggap sebagai penyakit kalangan
sosial elite yang disebabkan terlalu banyak makan, minum anggur,dan
aktivitas seksual( Asikin, 2016)
2.3.2 Etiologi dan Patofisiologi
Artritis gout (asam urat) berkaitan langsung dengan hipererusemia
(asam urat serum tinggi). Endapan kristal yang terdapat dalam sendi atau
saluran kemih diakibatkan oleh asam urat yang memiliki daya larut rendah
dan akibat dari garam-garamnya. Asam urat yang berlebihan dan garam
tersebut keluar dari serum serta urin.Kemudian masing-masing
menegendap dalam sendi dan saluran kemih. Gout dibagi menjadi gout
primer dan gout sekunder yaitu:
Gout primer tanpa adanya penyebab yang jelas dan dapat
disebabkan oleh pembentuk asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat

Universitas Sumatera Utara


penurunan eksresi asam urat dan Gout sekunder hiporesemia lama yang
disebabkan kelainan tertentu atau pemakaian obat tertentu.

3.3.3 Klasifikasi Gout


Gout akut Gout kronis
Rasa nyeri yang hebat dan Timbul dalam jangka waktu
peradangan lokal beberapa tahun
Demam dan jumlah sel darah putih Ditandai dengan rasa nyeri, kaku,
meningkat dan pegal
Mula-mula yang terserang yaitu ibu Terjadi peradangan kronis akibat
jari kaki, setelah itu menyerang adanya kristal urat
sendi jari, lutut, pergelangan tangan,
pergelangan kaki dan siku
Gejala berkurang setelah 10-14 hari Terbentuk nodular akibat sendi
walaupun tanpa pengobatan yang bengkok karena gout kronis
yang membesar.

3.3.4 APenatalaksanaan Medis

1. Terapi farmakologi
a) Kolkisin
Biasanya digunakan untuk mengobati serangan gout akut
dan mencegah gout akut dikemudian hari
b) Fenilbuzaton
Suatu agen anti radang dan juga dapat digunakan untuk
mengobati artritis gout akut. Akan tetapi, karena
fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin
diguanaakan sebaagaai terapi pencegah
c) Allopurinol
Dapat mengurangi pembentukan asam urat
d) Probenesid dan sulfinpirazon

Universitas Sumatera Utara


Merupakan agen urikosuria yang dapat menghambat proses
reabsorbsi urat oleh tubulus ginjal sehingga meningkatkan
ekskresi asam urat.
2. Nonfarmakologi
Dianjukan untuk menghindari makanan yang mengandung
kadar purin yang tinggi, diantaranya jeroan, hati, ginjal, otak,
dan roti manis. Sarden dan anchovy (ikan kecil semacam
haring)

4. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus- menerus terhadap
anggota keluarga yang terus dibinanya. Secara garis besar
data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga
adalah:
1) Data umum :
a. Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan
status imunisasi masing-masing keluarga serta
genogram
b. Type keluarga
c. Suku bangsa
d. Agama
e. Status sosial ekonomi keluarga
f. Aktivitas rekreasi keluarga
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan tahap ini
b. Tahap keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti
3) Pengkajian lingkungan
a. Karateristik rumah
b. Karateristik tetangga
c. Mobilitas geografis keluarga

Universitas Sumatera Utara


d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengaan
masyaraakat
e. Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran
d. Nilai atau norma keluarga
5) Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi perawatan kesehatan
6) Stress dan koping keluarga
a. Stresor jangka panjang
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi
atau stresor
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaaptasi disfungsional
e. Harapan keluarga
7) Pemeriksaan fisik (Mubarak, 2011)

5. Analisa data
Pengumpulan informasi merupakan tahap awaal dalaam
proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul,
didapaatkan daata dasar tentang masalah-masalah yang
dihadapi oleh klien. Selanjutnya dataa dasar itu digunakan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan
asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan utntuk
mengatasi masalah-masalah klien. (Mubarak,2011)

Universitas Sumatera Utara


6. Rumusan Masalah
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil
pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur
keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga baik
yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana
perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk
melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan
keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya
keluarga. Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan
berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian.
Komponen diagnosis keperawatan meliputu:
1) Problem atau masalah (P)
2) Etiologi atau penyebab (E)
3) Sign atau tanda (S)

Topologi dari diagnosa keperawatan :

1) Diagnosis aktual (terjadi deficit atau gangguan


kesehatan). Dari hasil pengkajian didapatkan
data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan dimana masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga memerlukan bantuan
untuk segera ditangani dengan cepat.
2) Diagnosa resiko tinggi ( ancaman kesehatan).
Sudah ada data yang menunjang namun belum
terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut menjadi
masalah aktual apabila tidak segera
mendapatkan bantuan pemecahan dari tim
kesehatan atau keperawatan.
3) Diagnosa potensial (keadaan sejahtera
wellness). Suatu keadaan dimana keluarga

Universitas Sumatera Utara


dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Sesuai dalam tinjauan teori diatas diagnosa
keperawatan Asam Urat dalam Sistem
Muskuloskeletal : memunculkan 3 diagnosa
keperawatan yaitu: 1) Nyeri akut berhubungan
dengan proses penyakit, 2) Gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan nyeri persendian, 3)
kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang pengobatan dan
keperawatan di rumah ( Asikin, 2016)
7. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan
atau mengatasi masalah kesehatan/maslah keperawatan yang telah
diidentifikasi. (Mubarrak,2011)

Universitas Sumatera Utara


B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN PASIEN
1. Data umum

a) Intial kepala keluarga : Tn. S


b) Usia : 52 tahun
c) Pendidikan : SMA
d) Agama : Islam
e) Suku : Jawa
f) Alamat :Jln. Karya bakti 1 kec.
Medan polonia
g) Tipe keluarga : Keluarga inti
h) Komposisi keluarga : 1 suami,1 istri,1 anak

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan Status


kelamin dengan KK imunisasi

1 Ny. S P ISTRI 52 SMA


2 An. T L ANAK 14 SD Lengkap

Universitas Sumatera Utara


i) Status ekonomi sosial:
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga
± 2.000.000 dan kebutuhan yaang di perlukan keluarga ±
1.300.000 dan sisanya adalah tabungan keluarga
j) Rekreasi keluarga:
Rekreasi keluarga yaitu jika ada hari libur keluarga pergi
berekreasi, menonton tv mengisi waktu kosong.

2. Riwayat Tahapan Keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini:


Tahap perkembangan keluarga saat ini anak dalam
tahap sekolah ditandai dengan anak dari Tn. S yaitu
An. T masih duduk dibangku kelas 2 SMP
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi:
Tidak ada tahap keluarga yang belum terpenuhi
c) Riwayat keluarga inti
Tidak ada riwayat penyakit turunan saat ini
d) Riwayat keluarga sebelumnya:
Menurut pengalaman keluarga tidak ada penakit
yang serius, dan membutuhkan tindakaan medis
keluarga.
3. Lingkungan
a) Karateristik rumah:

1. Luas rumah : 8 x 15 m
2. Tipe rumah : Semipermanen
3. Kepemilikan rumah : Milik pribadi
4. Jumlah kamar : 1 kamar mandi, 2
kamar tidur
5. Ventilasi jendela : cukup dengan
didapatkannya

Universitas Sumatera Utara


6. Pemanfaatan ruangan : baik, dengan
kondisi penerangan
7. Septi tank rumah : terdapat di belakang
8. Sumber air : menggunakan
sumber bor
9. Kamar mandi/wc menyatu : terdapat 1 dengan
wc
10. Sampah : pembuangan sampah
didepan.

b) Karateristik lingkungan: rumah memiliki


perkarangan yang cukup luas dan halaman
dimanfaatkan dengan menanam bunga
c) Mobilitas geografis keluarga: keluarga Ny.S
merupakan penduduk asli di lingkungan tersebut.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat: keluarga Ny.S selalu mengikuti
kegiatan di lingkungan masyarakat dan
perkumpulan-kumpulan masyarakat seperti arisan.
e) Sistem pendukung keluarga: suami dan anak selalu
saling mendukung
4. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga: keluarga Ny: S
menggunakan bahasa sehari-hari yaitu bahasa
Indonesia.
b) Struktur kegiatan keluarga: keluarga Ny: S selalu
mendukung satu sama lain dan berdiskusi untuk
memecahkan masalah jika terjadi dalam keluarga.
Keluarga saling memberikan semangat satu sama
lain.
c) Struktur peran : Tn: S dan Ny: S membagi peran
seimbang bekerja bersama dan merawat anak
bersama penghasilan keluarga diperoleh dari Tn: S

Universitas Sumatera Utara


d) Nilai dan norma keluarga : keluarga percaya bahwa
hidup ini sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif:
Hubungan antara keluarga baik dan saling
mendukung bila ada masalah yang terjadi dalam
keluaraga seperti: jika ada anggota keluarga yang
sakit langsung dibawa ke pelayanan kesehatan.
b) Fungsi sosial:
Setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah,
hubungan dalam keluarga baik, menaati peraturan
yang berlaku dimasyarakat dan keluarga.
c) Fungsi sosial:
Setiap hari keluarga sealau berkumpul dirumah,
hubungan dalam keluarga dengan baik, menaati
peraturan yang berlaku dimasyarakat dan keluarga.
d) Fungsi reproduksi:
Ny: S memiki 1 orang anak yang berusia 14 tahun
yang masih sekolah dibangku kelas VIII SMP.
e) Fungsi ekonomi:
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3x
sehari, dan keluarga dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari
f) Fungsi keperawatan kesehatan:
6. Stress dan Koping Keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang:
Stresor jangka pendek:
Ny: S mengeluh sering sakit dan nyeri pada
pergelangan kaki dan jari

Universitas Sumatera Utara


Stresor jangka panjang:
Ny: S khawatir jika sakitnya berkelanjutan
dan menyebabkan Ny: S tidak dapaat melakukan
aktifitas.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap
situasi/stresor
Keluarga rutin memeriksa kesehatan anggota
keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan.
c) Startegi koping yang digunakan
Keluarga bermusyawarah dalam mmecahkn
masalah tetapi belum ada strategi yang efektif
dalam menyelesaikan masalah keluarga.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak menggunakan kekerasan dalam
rumah tangga dan mengurus anak
e) Harapaan keluarga
Harapan keluarga untuk anak yaitu semoga
pendidikan anak semua terpenuhi dan keluarga
sehat-sehat

7. Riwayat kesehatan sekarang

No Area Anggota keluarga


Pemeriksaan yang dikaji
Fisik Ny: S
1 Keadaan Baik, compos mentris
umum
2 Tanda-tanda TD: 130/70
vital RR: 20
HR : 78
T : 36,4
TB : 156
BB : 65

Universitas Sumatera Utara


Skala nyeri: 7
3 Kepala Simetris
4 Mata Mata lengkap dan
simetris, dapat
membuka dan
menutup
5 Hidung Simetris tidak ada
sekret, lubang hidung
dua simetris
6 Telinga Telinga simetris,
ukuran telinga normal,
lubang telinga tidak
ada sekret
7 Ekstremitas Tampak simetris,
tidak ada edema

8. Tipologi masalah kesehatan


a) Kurang/ tidak sehat
Nyeri akut
Intoleransi aktifitas
b) Ancaman kesehatan
Resiko tinggi gangguan pergerakan pada Ny. S

c) Krisis
-
9. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah keperawatan


Keluarga
1 Ds : NYERI Ketidakmampuan
-Klien AKUT merawat anggota
mengeluhkannyeri keluarga yang sakit.

Universitas Sumatera Utara


pada pergelangan
kaki dan lutut
-Klien mengatakan
nyeri seperti
ditusuk-tusuk
-Klien mengatakan
nyeri timbul saat
melakukan aktifitas
yang berlebihan dan
saat duduk melipat
kaki terlalu lama
- keluarga Ny.S
menyatakan tidak
tahu cara
mengurangi rasa
sakit saat penyakit
asaam uratnya
kambuh.
DO:
-Skala nyeri: 7 dari
NRS
-Kadar asam urat : 8
-Klien tampak
meringis
-Pemeriksaan TTV
TD : 130/70
HR : 78
RR : 20
T :36,4
2 DS: Intolera Ketidakmampuan
-Klien mengatakan nsi merawat anggota
pergelangan kaki aktivitas keluarga yang sakit.

Universitas Sumatera Utara


terasa linu dan
kesemutan dan tidak
bisa melakukan
aktifitas
DO:
-Kien mengurut
kakinya
-Kaki pasien sedikit
membengkak
- klien terlihat
sedikit pincang saat
berjalan
- klien dibantu oleh
keluarga untuk
melakukan aktivitas
jika lagi kambuh.

10. Skoring Masalah


a. Nyeri akut
No Kriteria Perhit Skor Pembenaran
ungan
1 Sifat masalah : 3/3 1 Ny. S sering sakit
Tidak/kurang sehat X1 dipergelangan
• Tidak/kurang kaki dan
sehat merasakan nyeri
• Ancaman
kesehatan
• Krisis
2 Kemungkinan masalah 2/2 X 2 Keluarga dapat

Universitas Sumatera Utara


di ubah: dengan mudah 2 mengatasinya
• Dengan mudah dengan membeli
• Hanya sebagian obat ke warung,
• Tidak dapat atau pelayanan
kesehatan
terdekat.
3 Potensi masalah 2/3 X 0.67 Mengontrol
untuk dicegah : 1 makanan dapat
cukup mencegah
• Tinggi terjadinya
• Cukup kekambuhan
• Rendah berulang.
4 Menonjolnya masalah: 1/2 X 0.5 Keluarga
harus segera ditangani 1 membeli
• masalah berat pertolongan/
harus ditangani pengobatan
• Masalah tidak dengan membeli
perlu segera obat ke warung
ditangani atau pelayanan
• Masalah tidaak kesehatan
dirasakan menandakan
keluarga ingin
segera teratasi
tetapi tidak tahu
bagaimana cara
merawatnya.
Skor total 3.67

Universitas Sumatera Utara


b. intoleransi aktivitas.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : 3/3 X1 1 Keluarga
Tidak/kurang sehat mengatakan jika
• Tidak/kurang kambuh Ny.S
sehat tidak dapat
• Ancaman melakukan
kesehatan aktivitas secara
• Krisis mandiri
2 Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Keluarga
di ubah: hanya sebagian membantu untuk
• Dengan mudah memenuhi
• Hanya sebagian kebutuhan Ny.S
• Tidak dapat jika
mengalammi
kekambuhan
3 Potensi masalah untuk 2/3 X 1 0,67 Keluarga
dicegah: cukup mampu
• Tinggi memberikan
• Cukup kebutuhan yang
• Rendah dibutuhkan oleh
Ny.S
4 Menonjolnya masalah : 1/ 2 X 1 0,5 Keluarga masih
masalah tidak dirasakan mampu
• Masalah berat memenuhi
harus ditangani kebutuhan Ny.S
• Masalah tidak tapi tidak begitu
perlu segera tahu cara
ditangani merawatnya.

Universitas Sumatera Utara


• Masalah tidak
dirasakan
Skor total 3,67

11. PRIORITAS DIAGNOSA


1. Nyeri akut pada keluarga Tn.S khususnya Ny.S berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit
ditandai dengan Ny.S sering sakit pada pergelangan kaki, nyeri
seperti tertusuk dan sering kambuh.
2. Intoleransi aktifitas pada keluarga Tn.S khususnya paada Ny. S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.S tidak dapat
melakukan aktifitas dengan mandiri jika kambuh karena nyeri
dan keluarga membantu untuk memenuhi kebutuhan Ny.S

12. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

N DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERV


O KEP HASIL ENSI
KELUARGA UMUM Khusus Krite Standar
ria
1 Nyeri akut Setelah Keluarga Verba Keluarga 1. Ajarkan
pada keluarga dilakuka mengetahu l dapat keluarga
Tn.S n i menjawab bagaimana
khususnyaa tindakan bagaaiman pertanyaan cara
Ny.S keperaw a cara yang perwatan
berhubungan atan merawat diberikan bagi
dengan 3x24 jam anggota penderita
ketidakmampu diharapk keluarga Keluarga asam urat
an keluarga an nyeri yang sakit. dapat 2.Ajarkan
merawat teratasi membawa pada
anggota atau keluarga keluarga

Universitas Sumatera Utara


keluarga yang hilang yang sakit teknik
sakit ditandai ditaandai ke tempat relaksasi
dengan Ny. S dengan pelayanan progresif,
sering pasien kesehatan kompres
kesakitan tidak hangat
padaa sering Keluarga pada
pergelangan kesakitan mampu bangian
kaki pada merawat kaki
pergelan anggota 3. Ajarkan
gan kaki. keluarga keluarga
yang sakit bagaimana
cara
mengkaji
skala nyeri
untuk
pencegaha
n dini.
2 intoleransi Banyak Keluarga Verba Keluarga 1.Berikan
aktivitas pada istirahat dapat l mampu penjelasan
kelurga Tn.S merawat menjawab kepada
khususnya dan pertanyaan pasien
Ny.S memenuhi yang untuk
berhubungan kebutuhan diberikan melatih
dengan dasar pergeraka
ketidakmampu anggota Keluarga n sendi
an keluarga keluarga Sikap dapat 2.Anjarka
merawat yang sakit. memenuhi n keluarga
keluarga yang kebutuhan untuk
sakit ditandai keluarga memotivas
dengan Ny.S yang sakit. i klien
tidak dapat untuk
melakukan Keluarga melakukan

Universitas Sumatera Utara


aktivitas jika Psiko mampu aktivitas
kambuh motor merawat dengan
dikarenakan anggota mandiri.
nyeri. keluarga 3.Ajarkan
yang sakit kepada
keluarga
cara
merawat
pasien
untuk
memenuhi
kebutuhan
dasarnya.
4.
anjurkan
klien
untuk
berobat ke
pelayanan
kesehatan
terdekat.

13. Implementasi dan Asuhan Keperawatan Keluarga

No . Tanggal Implementasi Evaluasi


Diagnosa dan waktu
1 dan 2 14 Juni 2017 • Mengkaji kondisi S: Keluarga
10.00 kesehatan mengatakan
keluarga paham
• Memberikan terhadap apa
penkes tentang yang

Universitas Sumatera Utara


asam urat dijelaskan
• Mengajaarkan
keluarga tentang O: Keluarga
cara merawat mampu
anggota keluarga menjawab
yang sakit pertanyaan
• Mengkaji kadar yang
asam urat diberikan
• Mengajarkan Kadar asam
klien dan urat : 8
keluarga cara
melakukan teknik A: Masalah
relaksasi teratasi
progresif dan sebagian
kompres air
hangat. P:
Intervensi
dilanjutkan.

1 dan 2 16 Juni • Mengajarkan S: keluarga


2017 keluarga cara mengatakan
mengkaji skala paham
11.00 nyeri terhadap apa
• Memberikan yang
penjelasan jelaskan
tentang pola diet Klien
bagi penderita mengatakan
asam urat nyeri
berkurang

O: keluarga

Universitas Sumatera Utara


paham
bagaimana
cara
mengkaji
nyeri
Kadar asam
urat
berturun: 7,5

A: Masalah
teratasi

P: Intervensi
dilanjutkan
1 dan 2 19 juni • Memberikan S: Klien dan
2017 penjelasan keluarga
kepada pasien mengatakan
tentang apa yang
pergerakan sendi dijelaskan

• Mengukur tanda- O: Keluarga


tanda vital klien terlihat
paham dan
• Memotivasi klien mampu
dan keluarga menjawab
untuk hidup sehat pertanyaan
yang
diberikan

Kadar asam
urat
berkurang: 6

Universitas Sumatera Utara


TD: 130/70
HR: 78
RR: 20
A: Masalah
teratasi
P: Intervensi
selesai

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Setelah penulis mempelajari kasus keluarga dengan masalah asam urat (GOUT)
baik tinjaun secara teori maupun pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga
Tn.S khususnya bagi Ny.S maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam pengkajian Ny.S mengalami asam urat gout, pada saat pengkajian
Ny. S sering sakit pada pergelangan kaki dan jika kambuh tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari. Keluarga belum mengetahui bagaimana
cara perawatan asam urat yang benar.
2. Sesuai dengan data yang didapatkan 2 diagnosa keperawatan keluarga
yaitu: 1) Nyeri akut pada keluarga Tn.S khususnya Ny.S berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit ditandai
dengan Ny.S sering sakit pada pergelangan kaki, nyeri seperti tertusuk
dan sering kambuh. 2) Intoleransi aktifitas pada keluarga Tn.S khususnya
pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.S tidak dapat melakukan
aktifitas dengan mandiri jika kambuh karena nyeri dan keluarga membantu
untuk memenuhi kebutuhan Ny.S
3. Perencanaan dirumuskan berdasarkan prioritas masalahnya yang dihadapi
sekaligus memperhatikan kondisi Ny.S serta kesanggupan keluarga dalam
kerja sama.

4. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan implementasi dari


rencana keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan saat bergantung
pada sikap keterampilan yang dimiliki oleh perawat. Kepercayaan klien
terhadap perawat menimbulkan sikap kooperatif dalam menjalankan
tindakan keperawatan. Ny.S dan keluarga dapat berpatisipasi dan
menerima terhadap pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan.

Universitas Sumatera Utara


5. Setelah dilakan implementasi kepada keluarga Tn.S maka:
- Ny.S dapat emngurang inyeri pada pergelangan kaki dengan melakukan
kompres air hangat apabila asam urat Ny.S kambuh.
- Ny.S menjaga pola diet makan dengan cara mengurangi makan kacang-
kacangan, jeroan hati, sarden dan lebih banyak mengkonsumsi buah-
buahan.
- Ny.S mengurangi pekerjaan yang berat-berat dan memberikan istirahat
yang cukup

B. Saran

1. Bagi pendidikan keperawatan


Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar tentang gangguan rasa
nyaman : nyeri yang di alami klien.
2. Bagi praktik keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi tenaga kesehatan di rumah sakit khususnya perawat
supaya menegetahui rasa aman yang dibutuhkan klien.

3. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat


Memberikan saran kepada masyarakat bahwa pentingnya memeriksa
kesehaatan secara teratur kepelayanan kesehatan untuk mencegah
sedini mungkin penyakit yang mungkin terjadi dan mendukung
pelayanan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z.2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC


Asikin, dkk. 2016. Keperawatan Medikal Bedah : SistemMuskuloskeletal. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Hidayat. A. A. A. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Hernilawati.2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:
Pustaka As-Salam
Mubarrak.dkk. 2010.Ilmu Keperawatan Komunitas 2 ; Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Muhlisisn, A. 2012.Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen publishing
Prasetyo, N. 2010.Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Riset kesehatandasar. 2013. Asam Urat. Diperoleh dari
Eprints.ums.ac.id/41687/5/4.%20BAB%201.pdf

Welsby, P. 2010. Pemeriksaan Fisik dan Anamnesis Klinis.Jakarta : EGC


Friedman.2010. Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik. Jakarta: EGC

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

1. SATUAN ACARA PENYULUHAN ASAM URAT


TOPIK : Asam Urat
SASARAN : Keluarga Tn.S
TEMPAT : Rumah Tn.S di kelurahan Sari Rejo
HARI/TANGGAL : Jumat 16 Juni 2017
WAKTU : 30 menit

I. Latar Belakang
Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang berhubungan
dengan persendian dan pergerakan. Oleh karenanya apaabila persendian terkena
asam urat maka pergerakan menjadi terbatas, dan lama-kelamaan bila dibiarkan
akan menjadi tofi dimana penumpukan kristal-kristal disekitar jaringan sehingga
kalau dilihat dari luar seperti dagingyang menonjol terutama pada daerah
persendian.
Kelebihan asam urat disebabkan karena proses pemasukan makanan
yang banyak mengandung purin atau proses pengeluaran purin lewat urin
berkurang. Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny.S didapatkan keterangan
bahwa Ny. S menderita asam urat dan kadang-kaadang mengeluh linu-linu pada
kaki.
II. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan klien mampu dan mengerti mengenai
asam urat.
III. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat:
a. Menyebutkan pengertian asam urat
b. Menyebutkan penyebab asam urat
c. Menyebutkan pencegahan asam urat
d. Menyebutkan cara perawatan asam urat secara mandiri
e. Menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita asam urat

Universitas Sumatera Utara


f. Menyebutkan makan yang harus dihindari asam urat.
IV. Metode :
a. Diskusi
b. Tanya jawab
V. Media :
Leafleat
VI. Evaluasi pembelajaran:
Dapat menjelaskan secara ringkas yang dijelaskan

Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 5 menit Pembukaan :
• Mengucapkan salam Menjawab
• Memperkenalkan salam
diri Mendengarkan
• Menjelaskan tujuan Meperhatikan
penyuluhan Memperhatikan

• Menyebutkan materi
yang aakan
disampaikan
2 15 Pelaksanan : Memperhatiakan
menit • Menjelaskan Memperhatikan
pengertian asam urat Bertanya dan
• Menjelaskan menjawab
penyebab asam urat pertanyaan yang
• Menjelaskan diberkan
pencegahan asam pembicara
urat
• Menjelaskan cara
perawatan asam urat
secara mandiri

Universitas Sumatera Utara


• Menjelaskan
makanan yang
dianjurkan untuk
pendrita asam urat
• Menjelaskan makan
yang harus dihindari
penderita asam urat.
3 5 menit Evaluasi : Menjawab
Menanyakan kepada klien pertanyaan
tentang materi yang telah
disampaikan
4 5 menit Terminasi: Mendengarkan
Mengucapkan terimakasih dan membalas
atas waktu yang diluangkan, ucapan
perhatian serta peran aktif terimakasih dan
klien selama mengikuti salam
kegiatan penyuluhan.
Salam penutup.

MATERI
A. PENGERTIAN

Gout atau sering disebut asam urat seringkali merupakan


ciri khas yang menyebabkan nyeri hebat yang akut,seringkali mengenai
ibu jari kaki sehingga mengalami kesulitan berjalan, pada pemeriksaan ini
sendi mengalam nyeri tekan sehinnga di atas sendi terlihat tegang dan
terasa panas.(Welsby, 2009) Gout merupakan peradangan pada sendi
akibat adanya edapan kristal asam urat pada sendi.gout dianggap sebagai
penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan terlalu banyak makan,
minum anggur,dan aktivitas seksual( Susaldi, 2016)

Universitas Sumatera Utara


B. PENYEBAB
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang berhubungan
dengan hipererusemia (pengeluaran asam urat melalui urin yang berlebihan)
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
- Tingginya asupan makanan yang mengandung purin
- Berat badan yang berlebihan
- Jumlah alkohol yang dikomsumsi
- Penggunaaan obat-obat kimia yang bersifat diuretik.
C. PENCEGAHAN
1) Pembatasan purin: hindari makanan yang mengandung purin: yaitu jeroan
(jantung, hati,lidah,ginjal,usus) sarden, kerang, kacang-kacangan, bayam
,udang, daun melinjo
2) Membatasi aktifitas kerja agar tidak menyebabkan nyeri yang
berkepanjangan
D. CARA PERAWATAN ASAM URAT SECARA MANDIRI
Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan sewaktu terjadi serangan.
Bila anda mengalami serangan secara tiba-tiba lakukan tindakan berikut:
1) Istirahatkan sendi agar cepat sembuh beri kompres air hangat pada sendi
yang nyeri untuk mengurangi nyeri akibat radang. Kalau perlu masukkan
kaki yang bengkak ke dalam ember berisi air hangat.
2) Minum obat pereda sakit (analgesik biasa) untuk menghilangkan nyeri
3) Minum banyaak air (lebih dari 3,5 liter atau 8-10 gelas sehari) untuk
membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin.
E. MAKANAN YANG DIANJURKAN PADA PENDERITA ASAM URAT
1) Komsumsi makan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang dan
pisang
2) Komsumsi buah yang banyak mengandung vit c, seperti jeruk, pepaya dan
strawberi
3) Contoh buah dan sayuran untuk mengobati asam urat: buah naga,
belimbing hulu, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai, tomat
4) Jangan bekerja terlalu keras/ kelelahan

Universitas Sumatera Utara


5) Pada orang kegemukan (obesitas) biasanya kadar asam urat cepat naik tapi
pengeluaran sedikit, maka baiknya turunkan berat badan dengan olah raga
yang cukup
6) Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh dan berat badan.
F. MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI PADA PENDERITA ASAM
URAT
1. Jeroan, ginjal, limpa,usus,hati,paru dan otak
2. Seafood, udang,cumi-cumi,sotong,kerang,kepiting,ikan teri,ikan sarden
3. Ekstrak daging seperti dengdeng
4. Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk tempe, tauco,oncom, susu,
kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping
5. Sayuran kembang kol, bayam, buncis, jamur, kuping, daun singkong, daun
pepaya, kangkung
6. Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental
7. Makanan yang digoreng, bersantan, makanan yang kaya protein atau lemak.

Universitas Sumatera Utara


LEAFLEAT ASAM URAT

Universitas Sumatera Utara


DOKUMENTASI

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai