Pengertian Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005). Posyandu
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelanggraan
pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemmudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ).
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program
lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya
program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan keluarga.berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia di
masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia
ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga
kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina
tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap
menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat :
Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4
kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.
Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI)
Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6
bulan (Februari dan Agustus)
Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
Mendukung pelayanan KB.
Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.
3. Bagi Puskesmas
Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan.
Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan
secara terpadu.
Tujuan Posyandu
Tujuan didirikannya Posyandu Yaitu :
Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas).
Membudayakan NKKBS.
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Jenis Posyandu
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006, Posyandu secara
umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas yakni
kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu,
disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya
masyarakat.Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi
cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan
tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola
kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan
utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan
dari kegiatan utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang
pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi
yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin
kesinambungannya.
Kegiatan Posyandu
Beberapa kegiatan di Posyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca
Krida Posyandu), antara lain:
1. Kesehatan Ibu dan Anak yang terdiri dari :
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita
dan anak prasekolah.
Memberikan nasihat tentang makanan untuk mancegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin
dan mineral
Pemberian nasihat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program
KIA.
2. Keluarga Berencana
Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian
khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak
berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi
Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya
3. Immunisasi
Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil. Pada bayi umur 0-11 bulan
memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan
campak 1 kali. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000
SI).Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap
6 bulan (Februari dan Agustus).
4. Peningkatan gizi
Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada
anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui.
Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun.
5. Penanggulangan Diare
Pengertian SKN
Sistem Kesehatan Nasional(SKN) adalah suatu tantanan yang menghimpun berbagai upaya
bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan
umum seperti dimaksudkan dalam pembukaan UUD 1945.
Landasan SKN
Landasan SKN meliputi:
1. landasan idiil
2. landasan konstitusional
3. landasan operasional
Landasan idiil yaitu Pancasila
Landasan konstitusional
yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 28A
”Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”,
Pasal 28B ayat (2) ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”, Pasal 28C ayat (1) ”Setiap
orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”,
Pasal 28H ayat (1) ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”, Pasal 28H ayat (3) ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat”,
Pasal 34 ayat (2) ”Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan”, dan Pasal 34 ayat (3) ”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
Landasan Operasional
Meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan ketentuan
peraturan perundangundangan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan. Sekarang menurut peraturan presiden SKN ditetapkan dalam UU
No 72 tahun 2012.
Pelaku SKN
Pelaku penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai SKN
adalah :
1. Masyarakat, termasuk swasta
2. Pemerintah(Eksekutif) : pemerintahan pusat, provinsi, dan kabupaten
3. Badan legeslatif : DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten, dan lain-lainnya
4. Badan yudikatif
Subsistem SKN
1. Subsistem Upaya Kesehatan
Subsistem Upaya Kesehatan adalah tantanan yang menghimpun kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan se tinggi-tingginya.
Kedudukan SKN
Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN bersama dengan berbagai
subsistem lain, diarahkan untuk mencapai tujuan Bangsa Indonesia seperti yan tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial
Pengertian Rujukan
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
baik vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan
atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.
5. Rujukan Parsial
Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan
kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang
merupakan satu rangkaian perawatan pasien di Faskes tersebut.
Rujukan parsial dapat berupa:
1. pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau tindakan
2. pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang
Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan pasien
dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/IKM-PKM-
Komprehensif.pdf
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Perpres%2072-2012%20Sistem%20Kesehatan%20Nasional.pdf
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/anhari.achadi/material/sknabrigedversion.pdf
https://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2012/09/Sistem-Kesehatan-Nasional-2009.pdf
https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/7c6f09ad0f0c398a171ac4a6678a8f06.pdf