Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI


DI RSPAU dr. S. HARDJOLUKITO YOGYAKARTA

Di Susun Oleh :
FEBRI NGESTIUTAMA
203203097

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2021

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 1


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
RSPAU dr. S HARDJOLUKITO

Di Susun Oleh :
FEBRI NGESTIUTAMA
203203097

Telah disetujui pada


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 2


A. DEFINISI
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen
(O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Oksigen
merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam
tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel (Sulistyo,
2012).
Oksigenisasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem. Saat
bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian di angkut ke
seluruh tubuh melalui darah dan di lakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa
pembakaran berupa CO2 akan kembali di angkut oleh darah ke paru-paru
untuk di buang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh. Kapasitas
udara dalam paru-paru adalah 4.500 – 5.000 ml. Udara yang diproses dalam
paru-paru hanya sekitar 10%, yakni yang di hirup (inspirasi) dan yang di
hembuskan (ekspirasi) pada pernapasan biasa (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan
pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada,
dan cara penghisapan lendir (suction). Tujuan Oksigenasi adalah untuk:
Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan, untuk
menurunkan kerja paru dan untuk menurukan beban kerja jantung.
B. ETIOLOGI
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2015), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy atau
kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan
kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan
otot pernapasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 3


C. ANATOMI DAN FISIOLOGI

a. Anatomi
1) Saluran Napas Atas
- Hidung
- Faring
- Laring
- Trakea
2) Saluran Napas Bawah
- Bronkus
- Bronkiolus Terminali
- Bronkiolus
- Bronkiolus Respiratoris
- Duktus Alveolar dan sakus alveolar
- Alveoli
b. Fisiologi

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 4


Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru
dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot
pernapasan, diafragma, isi abdomen, diding abdomen , dan pusat
pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-
15 kali per menit.
Tiga langkah proses oksigenasi atau pernapasan yaitu: Ventilasi,
Transpor, dan difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan keparu-paru,
jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena
adanya perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer,
dimana pada saat inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg)
dari pada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke
alveoli. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ventilasi :
- Tekanan Udara Atmosfer
- Jalan napas yang bersih
- Pengembangan paru yang adekuat
b. Transpor
Transpor adalah pengangkutan oksigen melalui darah menuju sel-sel
jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke
kapiler oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan
karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-
paru. Secara normal 97% oksigen akan berikatan dengan hemoglobin
didalam sel darah merah dan dibawa kejaringan sebagai oksihemoglobin
sisanya 3% ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
- Curah jantung (Cardiac Output)
- Jumlah Sel darah merah
- Hematokrit darah
- Latihan

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 5


c. Difusi
Difusi adalah Pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida)
antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara dari
darah yang bertekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding
alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler
yang rapat. Membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan
tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran
respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien
tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler
pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
- Luas permukaan paru
- Tebal membran respirasi
- Jumlah darah
- Keadaan atau jumlah kapiler darah
- Afinitas
- Waktu adanya udara di alveoli
D. Faktor yang mempengaruhi pernapasan
1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran napas bagian atas.
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka dan lain-lain.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit
kronik seperti TBC paru.
2. Faktor Perkembangan

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 6


Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
a. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
b. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan
dan merokok.
c. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-
paru.
d. Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi: misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
d. Substansi abuse (alkohol dan obat-obatan): menyebabkan intake
nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e. Kecemasan: menyebabkan metabolisme meningkat.
4. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian tempat dan permukaan laut

1. TANDA DAN GEJALA


Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot napas tambahan
untuk bernapas, pernapasan napas faring (napas cuping hidung), dispnea,
ortopnea, penyimpangan dada, napas pendek, napas dengan mulut, ekspirasi

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 7


memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi napas kurang,
penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola napas yang
tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2015).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis,
warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit
kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman napas
(NANDA, 2015).
2. PATHOFISIOLOGY DAN PATHWAY
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen
tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan
napas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses
difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan
menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume
sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2010).

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 8


Stase Keterampilan Dasar Profesi | 9
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik  yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu:
a.       Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b.      Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c.       Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d.      Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
e.       Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda
asing yang menghambat jalan napas.
f.       Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g.      Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
h.      CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
7.   PENATALAKSANAAN
a.       Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
1)      Pembersihan jalan napas
2)      Latihan batuk efektif
3)      Suctioning
4)      Jalan napas buatan

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 10


b.      Pola Napas Tidak Efektif
1)      Atur posisi pasien ( semi fowler )
2)      Pemberian oksigen
3)      Teknik bernapas dan relaksasi
c.       Gangguan Pertukaran Gas
1)       Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2)      Pemberian oksigen
3)      Suctioning
8. JENIS GANGGUAN OKSIGENASI
a. Perubahan fungsi jantung
Perubahan-perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan
oksigen adalah :
 Gangguan konduksi : gangguan konduksi (hantaran) seperti distrimia
(tatikikardia/bradikardia).
 Perubahan Cardiac Output (curah jantung).
 Kerusakan fungsi katub seperti pada stenosis, regurgitasi darah yang
mengakibatkan ventrikel bekerja keras
b. Perubahan fungsi pernapasan
1. Hiperventilasi
- Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam
paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam.hiperventilasi
dapat disebabkan karena kecemasan,infeksi atau sepsis.
- Keracunan obat-obatan
- Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic
tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardi, napas
pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, dan disorientasi.

2. Hipoventilasi

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 11


Terjadi karena ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan O2 tubuh untuk mengeluarkan CO2 yang cukup.
biasanya terjadi pada keadaan atelectasis (kolaps paru), tanda-tanda
dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah yeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi, kardiakdistrimia, ketidakseimbangan
elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi
O2 yang diinspirasikan atau meningkatnya penggunaan O2 pada
tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh:
- Menurunya hemoglobin
- Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung
- Ketidakmampuan jaringan mengikat O2
- Menurunnya difusi O2 dari alveoli seperti pada pneumonia
- Menurunnya perfusi jaringan seperti syok
- Kerusakan gangguan ventilasi
Tanda-tanda hipoksia antara lain: kelelahan, kecemasan,
menurunya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan
cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan clubbing.

9. METODE PEMBERIAN OKSIGEN


a. Sistem Aliran Rendah
Jenis Oksigen Bahaya

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 12


Kateter Nasal Aliran : 1 -6 liter /menit Iritasi lambung, pengeringan
menghasilkan oksoigen dengan mukosa hidung, kemungkinan
konsentrasi 24 – 44 % distensi lambung, epistaksis.
Kanula Nasal Aliran 1-6 liter/menit Iritasi hidung, pengeringan
menghasilkan oksigen dengan mukosa hidung, nyeri sinus
konsentrasi 24-44% tergantung dan epistaksis
pada pola ventilasi pasien
Sugkup muka Aliran 5-8 liter/menit, Aspirasi bila muntah,
sederhana menghasilkan konsentrasi 40- penumpukan CO2 pada aliran
60% O2 rendah, empisema,
subcutan kedalam jaringan
mata pada aliran O2 tinggi dan
nekrose, apabila sungkup muka
dipasang terlalu ketat.
Sungkup Aliran 8-12 liter/menit Aspirasi bila muntah,
muka”Rebreating “ menghasilkan konsentrasi 40- empisema, subcutan kedalam
dengan O2 60% jaringan mata pada aliran O2
tinggi dan nekrose, apabila
sungkup muka dipasang terlalu
ketat.
Sungkup muka Aliran 8-12 % liter/menit Aspirasi bila muntah,
“Non Rebreathing” menghasilkan konsentrasi 90 % empisema, subcutan kedalam
dengan kantong O2 jaringan mata pada aliran O2
tinggi dan nekrose, apabila
sungkup muka dipasang terlalu
ketat.
b. Sistem Aliran Tinggi
Jenis Oksigen Bahaya
Sungkup muka Aliran 4-14 liter/mnt Terjadi aspirasi bila muntah
venture menghasilakan konsentrasi O2 30- dan nekrosis karena
55% pemasangan sungkup yang
terlalu ketat

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 13


Sungkup muka Aliran lebih dari 10 liter/mnt Penumpukan air pada
aerosol menghasilkan konsentrasi O2 aspirasi bila muntah serta
100% nekrosis karena pemasangan
sungkup muka yang terlalu
ketat.

10. PENGKAJIAN
1) Riwayat Keperawatan
a. Masalah pernapasan yang pernah dialami
- Pernah menggalami perubahan pola pernapasan
- Pernah menggalami batuk dengan sputum
- Pernah menggalami nyeri dada
- Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadi gejala diatas
b. Riwayat peyakit pernapasan
- Apakah sering menggalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
- Bagaimana frekuensi setiap kejadian
2) Pemeriksaan Fisik
a. Mata
- Konjungtiva pucat (karena anemia)
- Konjungtiva sianosis(karena hipoksemia)
- Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis).
b. Kulit
- Sianosis Perifer ( Vasokontriksi dan menurunya aliran darah
perifer)
- Sianosis secara umum (hipoksemia)
- Penurunan turgor ( dehidrasi)
- Edema
c. Jari dan Kuku
- Sianosis

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 14


- Clubbing finger
d. Mulut dan Bibir
- Membran mukosa sianosis
- Bernapas dengan mengerutkan mulut
e. Hidung
- Pernapasan dengan cuping hidung
f. Vena Leher
- Adanya distensi atau bendungan
g. Dada
- Retraksi otot bantu pernapasan (karena peningkatan aktifitas
pernapasan, dispnea, atau obstruksi jalan pernapasan )
- Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
- Taktil fremits, thrills (getaran pada dada karena udara atau suara
melewati saluran atau rongga pernapasan )
- Suara napas normal vesikuler, bronchovesikuler, bronchial
- Suara napas tidak normal ( creckels, atau rales, ronki, wheezing,
friction, atau pleural friction)
- Bunyi perkusi (resonan, hipersonan, dullness)
h. Pola Pernapasan
- Pernapasan normal (aupnea)
- Pernapasan cepat ( takipneu)
- Pernapasan lambat (bradipnea)
-
11. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Napas tidak Efektif
2. Pola Napas tidak efektif
3. Gangguan Pertukaran gas

12. RENCANA KEPERAWATAN

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 15


No.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Dx
1 Bersihan Jalan Napas tidak Setelah dilakukan tindakan Airway suction
Efektif keperawatan selama 3x24 (as removal of airway
Definisi : Ketidakmampuan jam masalah teratasi secretions by inserting a
suction catheter into the
untuk membersihkan sekresi Dengan Kriteria Hasil :
patient’s oral airway and or
atau obstruksi dari saluran Respiratory status : trachea).
pernapasan untuk Ventilation - Monitor status oksigen
mempertahankan kebersihan ( as movement of air in pasien
jalan napas. and out of the lungs and - Auskultasi suara napas
Batasan Karakteristik : exchange of carbon sebelum dan sesudah
- Dispneu, Penurunan dioxide and axygen at the suctioning.
suara napas alveolar level) - Berikan O2 dengan
- Orthopneu 1. Mendemo menggunakan nasal untuk
- Cyanosis nstrasikan batuk efektif memfasilitasi suksion
- Kelainan suara napas dan suara napas yang nasotrakeal
(rales, wheezing) bersih, tidak
ada - Anjurkan pasien untuk
- Kesulitan berbicara sianosis dan dyspneu istirahat dan napas dalam
- Batuk, tidak efekotif (mampu mengeluarkan setelah kateter dikeluarkan
atau tidak ada sputum, mampu dari nasotrakeal
- Mata melebar bernapas dengan - Hentikan suksion dan
- Produksi sputum mudah, tidak ada pursed berikan oksigen apabila
- Gelisah lips) pasien menunjukkan
- Perubahan frekuensi Respiratory status : bradikardi, peningkatan
dan irama napas Airway patency saturasi O2, dll.
Faktor-faktor yang (as open, clear - Ajarkan tehnik batuk
berhubungan: tracheabronchial passages efektif untuk
Lingkungan : merokok, for air exchange) mengeluarkan dahak
menghirup asap rokok, 1. Menunjukkanjalan - Kolaborasi dengan medis
perokok pasif-POK, infeksi napas yang paten (klien untuk pemberian

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 16


- Fisiologis : disfungsi tidak merasa tercekik, Exspektorant
neuromuskular, hiperplasia irama napas, frekuensi Airway management
dinding bronkus, alergi jalan pernapasan dalam rentang (basic airway management
napas, asma. normal, tidak ada suara ar a set of medical
- Obstruksi jalan napas : napas abnormal) proseduresperformed in
spasme jalan napas, sekresi Aspiration Control order to prevent airway
tertahan, banyaknya mukus, (inhalation of some foreign obstruction and thus
adanya jalan napas buatan, material, aspiration of ensuring an open pathway
sekresi bronkus, adanya vomitus, blood, or mucus between a patient’s lungs
eksudat di alveolus, adanya may occur when a person and the outside world)
benda asing di jalan napas. is unconscious or under -Monitor respirasi dan status
the effects of a general O2
anesthetic, and can be - Posisikan pasien untuk
avoided by keeping the memaksimalkan ventilasi
head urned the side and - Lakukan fisioterapi dada
removing all such foreign jika perlu
material from the air - Keluarkan sekret dengan
passages) batuk efektif atau suction
1.Mampu - Auskultasi suara napas,
mengidentifikasikan dan catat adanya suara
mencegah factor yang tambahan
dapat menghambat jalan - Ajarkan cara batuk efektif
napas untuk mengeluarkan sekret
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk pemberian
cairan dan nutrisi
mengoptimalkan
keseimbangan.

2 Pola Napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Airway Management

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 17


Definisi : Pertukaran udara keperawatan selama 3x24 (basic airway management
inspirasi dan/atau ekspirasi jam masalah teratasi ar a set of medical
tidak adekuat dengan Kriteria Hasil : proseduresperformed in
Batasan karakteristik : Respiratory status : order to prevent airway
- Penurunan tekanan Ventilation obstruction and thus
inspirasi/ekspirasi ( as movement of air in ensuring an open pathway
- Penurunan pertukaran and out of the lungs and between a patient’s lungs
udara per menit exchange of carbon and the outside world)
- Menggunakan otot dioxide and axygen at the -Monitor respirasi dan
pernapasan tambahan alveolar level) status O2
- Nasal flaring 1. Mendemonstrasika - Posisikan pasien untuk
- Dyspnea n batuk efektif dan suara memaksimalkan ventilasi
- Orthopnea napas yang bersih, tidak - Lakukan fisioterapi dada
- Perubahan ada sianosis dan dyspneu jika perlu
penyimpangan dada (mampu mengeluarkan - Keluarkan sekret dengan
- Napas pendek sputum, mampu bernapas batuk efektif atau suction
- Assumption of 3-point dengan mudah, tidak ada - Auskultasi suara napas,
position pursed lips) catat adanya suara
- Pernapasan pursed-lip Respiratory status : tambahan
- Tahap ekspirasi Airway patency - Ajarkan cara batuk efektif
berlangsung sangat lama (as open, clear untuk mengeluarkan sekret
- Peningkatan diameter tracheabronchial passages - Kolaborasi dengan ahli
anterior-posterior for air exchange) gizi untuk pemberian
- Pernapasan rata- 1. Menunjukkan jalan cairan dan nutrisi
rata/minimal napas yang paten (klien mengoptimalkan
 Bayi : tidak merasa tercekik, keseimbangan.
< 25 atau > 60 irama napas, frekuensi Terapi Oksigen
 Usia 1- pernapasan dalam rentang (memberikan terapi O2
4 : < 20 atau > 30 normal, tidak ada suara sesuai kebutuhan)
 Usia 5- napas abnormal) - Monitor aliran oksigen

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 18


14 : < 14 atau > 25 Vital sign Status - Monitor adanya
 Usia > (vital signs (often kecemasan pasien
14 : < 11 atau > 24 shortened to just vitals) terhadap oksigenasi
- Kedalaman are a group of the 4 to 6 - Observasi adanya tanda
pernapasan most important signs that tanda hipoventilasi
 Dewasa indicate the status of the - Bersihkan mulut, hidung
volume tidalnya 500 ml saat body’s vital (life- dan secret trakea
istirahat sustaining) functions). - Pertahankan jalan napas
 Bayi 1. Tanda Tanda vital dalam yang paten
volume tidalnya 6-8 ml/Kg rentang normal (tekanan - Pertahankan posisi pasien
- Timing rasio darah, nadi, pernapasan) - Kolaborasi untuk
- Penurunan kapasitas pemberian terapi O2
vital Vital sign Monitoring
Faktor yang berhubungan (memonitor atau mengukur
- Hiperventilasi tanda-tanda vital)
- Deformitas tulang - Monitor TD, nadi, suhu,
- Kelainan bentuk dan RR
dinding dada - Monitor kualitas dari nadi
- Penurunan - Monitor frekuensi dan
energi/kelelahan irama pernapasan
- Perusakan/pelemahan - Monitor suara paru
muskulo-skeletal - Monitor pola pernapasan
- Obesitas abnormal
- Posisi tubuh - Monitor suhu, warna, dan
- Kelelahan otot kelembaban kulit
pernapasan - Monitor sianosis perifer
- Hipoventilasi sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 19


Neuromuskuler
- Kerusakan
persepsi/kognitif
- Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang
belakang
- Imaturitas Neurologis
3 Gangguan Pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Airway Management
Definisi : Kelebihan atau keperawatan selama 3x24 (basic airway management
kekurangan dalam oksigenasi jam masalah teratasi ar a set of medical
dan atau pengeluaran Dengan Kriteria Hasil : proseduresperformed in
karbondioksida di dalam Respiratory Status : Gas order to prevent airway
membran kapiler alveoli exchange obstruction and thus
Batasan karakteristik : (The primary function of ensuring an open pathway
- Gangguan penglihatan the lungs involving the between a patient’s lungs
- Penurunan CO2 transfer of oxygen from and the outside world)
- Takikardi inhaled air into the blood -Monitor respirasi dan status
- Hiperkapnia and te transfer of carbon O2
- Keletihan dioxide from the blood into -Posisikan pasien untuk
- somnolen the exhaled air) memaksimalkan ventilasi
- Iritabilitas 1. Mendemonstrasikan -Lakukan fisioterapi dada
- Hypoxia peningkatan ventilasi jika perlu
- kebingungan dan oksigenasi yang -Keluarkan sekret dengan
- Dyspnoe adekuat batuk efektif atau suction
- nasal faring 2. Memelihara kebersihan -Auskultasi suara napas,
- AGD Normal paru paru dan bebas dari catat adanya suara tambahan
- sianosis tanda tanda distress -Ajarkan cara batuk efektif
- warna kulit abnormal (pucat, pernapasan untuk mengeluarkan sekret
kehitaman) Respiratory Status : -Kolaborasi dengan ahli gizi
- Hipoksemia ventilation untuk pemberian cairan dan

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 20


- hiperkarbia ( as movement of air in nutrisi mengoptimalkan
- sakit kepala ketika bangun and out of the lungs and keseimbangan.
- frekuensi dan kedalaman exchange of carbon Respiratory Monitoring
napas abnormal dioxide and axygen at the (Monitoring plays an
Faktor faktor yang alveolar level) important role in the
berhubungan : 1. Mendemonstrasikan current management of
- ketidakseimbangan perfusi batuk efektif dan suara patients with acute
ventilasi napas yang bersih, tidak respiratory failure but
- perubahan membran kapiler- ada sianosis dan dyspneu sometimes lacks definition
alveolar (mampu mengeluarkan regarding which signals
sputum, mampu bernapas and derived variabels
dengan mudah, tidak ada should be prioritized as well
pursed lips) as specifcs related to iming
Vital Sign Status and modality)
(vital signs (often
- Monitor rata – rata,
shortened to just vitals)
kedalaman, irama dan
are a group of the 4 to 6
usaha respirasi
most important signs that
- Catat pergerakan
indicate the status of the
dada, amati kesimetrisan,
body’s vital (life-
penggunaan otot
sustaining) functions).
tambahan, retraksi otot
1. Tanda tanda vital dalam
supraclavicular dan
rentang normal
intercostal
- Monitor pola napas :
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
- Auskultasi suara
napas, catat area
penurunan / tidak adanya

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 21


ventilasi dan suara
tambahan
- Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan
napas utama
Vital sign Monitoring
(memonitor atau mengukur
tanda-tanda vital)
-Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
-Monitor kualitas dari nadi
-Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
-Monitor pola pernapasan
abnormal
-Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
-Monitor sianosis perifer

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 22


DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta


: Graha Ilmu.

Nanda Internasional. (2015) Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2015-2017. Jakarta: EGC.
Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta : EGC.
Docterman dan Bullechek. 2015. Nursing Invention Classifications (NIC) Edition
4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Herdman, T. 2013. Nanda International Inc Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2015. Nursing Out Comes (NOC). United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press..
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Brunner &Suddarth. (2010). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Stase Keterampilan Dasar Profesi | 23

Anda mungkin juga menyukai