Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

BATU URETER

A. Pengertian Batu Ureter


Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius, (ginjal, ureter,
atau kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal, kalsium, oksalat, fosfat,
kalsium urat, asam urat dan magnesium (Brunner & Suddath, 2002). Batu
saluran kemih atau urolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran kemih.
Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah obstruksi benda padat pada
saluran kencing yang terbentuk karena faktor presifilasi endapan dan senyawa
tertentu. Batu tersebut bias berbentuk dari bergai senyawa, misalnya kalsium
oksalat (60%) fosfat (30%), asam urat (5%) dan sistin (1%) [ CITATION Pra14 \l
1057 ].

B. Etiologi
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih saat ini belum diketahui, tetapi
ada beberapa faktor presdisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu :
a. Genetik
Pada penderita batu ureter lebih banyak kemungkinan menderita
penyakit yang sama dibandingkan dengan keluarga bukan penderita batu
ureter.
b. Jenis kelamin
Pria lebih banyak menderita batu saluran kemih dibandingkan dengan
wanita, disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada laki-laki lebih
panjang dibandingkan perempuan.
c. Pekerjaan
Orang yang lebih banyak duduk akan meningkatkan risiko terjadinya
batu kandung kemih dibandingkan dengan pekerja keras akan
mengurangi terbentuknya batu.
d. Kurang banyak minum air putih
Konsumsi air putih yang cukup akan meningkatkan diuresis sehingga
mencegah pembentukan batu ureter, kurang minum akan mengurangi
diuresis, kadar substansi dalam urin meningkat, dan mempermudah
pembentukan batu.
e. DiitOrang yang sering mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas
batu saluran kemih akan berkurang.
f. Suhu
Tempat yang bersuhu panas akan menyebabkan banyak mengeluarkan
keringat sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral
dalam air minum meningkatkan insiden batu saluran kemih.
g. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan
akan mengakibatkan inti pembentukan batu aluran kemih. Infeksi bakteri
akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah
pH urin menjadi alkali.
h. Stasis dan obstruksi urin
Adanya obstruksi dan stasis urin akan mempermudah pembentukan batu
saluran kemih.
i. Obat-obatan
j. Ras
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada
andanya obstruksi, infeksi dan edema
a. Ketika batu menghambat aliran urin, akan mengakibatkan terjadinya
obstruksi piala ginjal serta ureter proksimal.
1) Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan
disuria, dapat terjadi iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu
menyebabkan sedikit gejala, namun secara perlahan merusak unit
fungsional (nefron) ginjal.
2) Nyeri hebab dan ketidaknyamanan.
b. Batu di ginjal
1) Nyeri secara terus menerus di area kontovertebral.
2) Hematuri.
3) Nyeri berasal dari renal menyebar secara anterior dan pada wanita
nyeri hingga bawah dan mendekati kandung kemih sedangkan pada
pria mendekati testis.
4) Mual dan muntah.
5) Diare.
c. Batu di ureter
1) Nyeri menyebar dari paha dan genitalia.
2) Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.
3) Hematuri akibat abrasi batu.
4) Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5-1
cm.
d. Batu di kandung kemih
1) Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan
infeksi traktus urinarius dan hematuri.
2) Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan
terjadi retensi urin.

D. Komplikasi
a. Obstruksi
b. Hidronephrosis
c. Gagal ginjal
d. Perdarahan
e. Pada laki-laki dapat terjadi impoten

E. Pemeriksaan diagnostik
a. Urinalisa : warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum
menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH
asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan
magnesium,  fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam :
kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin
meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan
urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap
tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
b. Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau
polisitemia.
c. Hormon paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginja (PTH).
Merangsang reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan  sirkulasi
serum dan kalsium urine.
d. Foto rontgen : menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik
pada area ginjal dan sepanjang ureter.
e. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri,
abdominal atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur
anatomik (distensi ureter).
f. Sistoureterokopi : visualiasi kandung kemih dan ureter dapat
menunjukan batu atau efek obstruksi.
g. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.

F. Penatalaksanaan
a. Operasi
Operasi dilakukan jika sudah terjadi stasis/bendungan maupun tergantung
dari letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan bendungan positif
harus segera dilakukan operasi.
b. Terapi
1) Analgesik untuk mengatasi nyeri.
2) Allopurinol untuk batu asam urat .
3) Antibiotik untuk meengatasi infeksi.
c. Diet
Diit ataupun pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan yaitu:
1) Batu kalsium oksalat
Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang
mengandung kalsium oksalat seperti: bayam, daun seledri, kacang-
kacangan, kopi, coklat, sedangkan untuk kalsium fosfat mengurangi
makanan yang mengandung tinggi kalsium seperti ikan laut,
kerang, daging, sarden, keju dan sari buah.
2) Batu struvite
Makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur, susu, dan daging.
3) Batu cystin
Makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu dan
kentang.
4) Anjurkan mengkonsumsi air purih kurang lebih 3-4 liter/hari serta
olahraga secara teratur.

G. Pathway Batu Ureter


Pathway Batu Ureter

Faktor Intrinsik Faktor Diopatik Faktor


Ekstrinsik
- Herediter - Dehidrasi - Asupan air
- Umur - ISK - Diit
- Jenis Kelamin - Obstruksi saluran kemih - Pekerjaan

Defisiensi kadar magnesium, sifrat


prifosfor

Mual muntah Risiko kristalisasi mineral

Penumpukan kristal

Pengendapan batu saluran kemih

Pembedahan Sumbatan saluran kemih Batu merusak


dinding setempat
SumbatanBatu saat turun ureter

Nyeri Hematuresis
Kerusakan integitas
jaringan BAK tidak tuntas

Hambatan mobilitas fisik Nyeri


DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical –


surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A.  Jakarta: EGC;
2002.
Purnomo, B.B., 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke 3, CV. Sagung Seto,
Jakarta.
Hardjoeno., dkk, 2006. Profil Analisis Batu Saluran Kemih di Laboraturium
Patologi Klinik. Indonesia journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory, vol 12, No 3, Makasar.
Lina N., 2008. Faktor-Faktor Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Laki- Laki.
Tesis Mahasiswa Pasca Sarjana Epidemiologi UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai