ABSTRAK
Kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi merupakan sesuatu yang unik dan beragam
terkait dengan praktik budaya akademik yang mereka lakukan. Fenomena mahasiswa “kupu-kupu” (kuliah-
pulang kuliah-pulang) seringkali bagi sebagian pihak mendapatkan pandangan yang kurang baik jika
dibandingkan dengan mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan. Hal itulah yang melatarbelakngi
penelitian ini terkait dengan pilihan rasional mahasiswa kupu-kupu. Peneliti ingin mengetahui bagaimana
mahasiswa kupu-kupu menjalani kehidupan sehari-hari serta tujuan apa yang hendak mereka capai. Dengan
berlandaskan pada teori pilihan rasional dari James Coleman, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kualitatif yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret (FKIP UNS). Pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling. Dari hasil
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai alasan rasional/preferensi dari mahasiswa
“kupu-kupu”, antaralain tujuan terkait dengan pencapaian nilai/prestasi akademik, kondisi keluarga yang
memaksa, kejelasan rencana setelah lulus kuliah, serta alasan individu lainnya.
ABSTRACT
Life as a student at a university is something unique and diverse related to their academic cultural
practices. The phenomenon of mahasiswa kupu-kupu (students who only focus on learning and are not
involved in the organization on campus) is often viewed by some parties as less favorable when compared to
students who are active in various activities. This is the background of this research related to the rational
choice of mahasiswa kupu-kupu. Researchers want to know how mahasiswa kupu-kupu live their daily lives
and what goals they want to achieve. Based on the rational choice theory of James Coleman, this research
was conducted with a qualitative approach which was carried out on students from the Faculty of Teacher
Training and Education, Sebelas Maret University (FKIP UNS) Surakarta. Selection of informants using
purposive sampling method. Based on the results, it can be concluded that there are various rational
reasons/preferences from mahasiswa kupu-kupu, including goals related to achieving academic
grades/achievements, forcing family conditions, clarity of plans after graduating from university, and other
individual reasons.
PENDAHULUAN
Sebagai mahasiswa, sudah tentu akan memiliki sudut pandang dan pola pikir yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Baik itu dalam hal cara belajar, cara bersosial, atau
bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan kampus. Perbedaan sudut pandang dan
pola pikir ini membuat adanya variasi praktik budaya yang ada di kehidupan kampus.
Setidaknya ada tiga jenis praktik budaya akademik yang biasa ditemukan di kampus-
kampus Indonesia. Menurut (Masruroh, 2013) menyebutkan ketiga jenis praktik tersebut
adalah (1) “kupu-kupu” atau kuliah-pulang kuliah-pulang, (2) “kura-kura” atau kuliah-
rapat kuliah-rapat, dan (3) “kunang-kunang” atau kuliah-nongkrong kuliah-nongkrong.
Masing-masing dari ketiganya memiliki latar belakang, ciri, perilaku, serta pandangan
yang berbeda-beda.
Fadhkur Nuur Muchlis, Yosafat Hermawan Trinugraha, Yuhastina | 22
Jurnal Sosialisasi
Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian, dan Pengembangan
Keilmuan Sosiologi Pendidikan
Vol. 8, Nomor 2, Juli 2021
METODE PENELITIAN
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, yang
mana menurut Bogdan dan Taylor dalam (Moleong, 2021) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Kemudian, pendekatan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Studi kasus sendiri adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi secara
mendalam, mendetail, intensif, holistik, dan sistematik tentang seseorang (Yusuf, 2016).
Sedangkan menurut (Arikunto, 2013) studi kasus adalah pendekatan yang dilakukan
secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap gejala-gejala tertentu. Dalam
pendekatan studi kasus, biasanya seorang peneliti akan meneliti satu individu atau unit
sosial tertentu secara lebih mendalam. Dengan begitu, dalam penelitian ini, peneliti
berusaha untuk menemukan semua variabel penting yang terikat dengan diri subjek yang
diteliti (Gunawan, 2013).
Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang beralamat di Jl. Ir. Sutami No.36, Kentingan,
Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah pada bulan Maret-April 2021.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (Sugiyono &
Kuantitatif, 2009). Adapun yang menjadi informan bagi peneliti adalah mahasiswa yang
pernah atau bahkan selama menjalani perkuliahan menerapkan praktik budaya akademik
kupu-kupu. Sehubungan dengan adanya himbauan untuk work from home (WFH) serta
pemberlakuan jaga jarak selama masa pandemi covid-19 maka pelaksanaan penelitian
menggunakan sistematika virtual atau dalam jaringan berupa platform WhatsApp.
Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara,
observasi, serta analisis dokumen dan arsip. Dalam penelitian ini jenis wawancara yang
dipakai adalah wawancara tak terstruktur. Untuk menggali data dari responden berupa
kegiatan keseharian, perspektif tentang praktik budaya akademik kupu-kupu, dan alasan
mengapa memilih menjadi mahasiswa kupu-kupu selama berkuliah di FKIP. Selain itu,
pada pengambilan data juga dilakukan dengan cara observasi. Observasi dalam penelitian
ini digunakan untuk mengamati kebiasaan informan. Teknik ini menuntut adanya
pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek
penelitian. Serta penggunaan teknik dokumentasi yang dipergunakan untuk melengkapi
sekaligus menambah keakuratan kebenaran data atau informasi yang telah didapat
sebelumnya. Dokumentasi yang ada di lapangan dapat pula dijadikan bahan dalam
pengecekan keabsahan data seta berfungsi sebagai pendukung dan pelengkap bagi data-
data yang telah diperoleh melalui wawancara sebelumnya.
Kemudian, data yang sudah terkumpul akan dianalisis menggunakan teknik
analisis kualitatif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Meliputi reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sehingga pada akhirnya dapat menggambarkan
fenomena sosial yang ada.
lebih tepatnya untuk menyebutnya keunikan dan kekhasan. Hal ini dikarenakan setiap
praktik budaya akademik di kampus memiliki ciri atau simbol tersendiri. Sehingga
menjadikannya dapat disebut sebagai budaya. Di Universitas Sebelas Maret sendiri,
individu mahasiswa memiliki beberapa alasan mengapa memilih praktik budaya
akademik kupu-kupu. Hasil penelitian di lapngan menunjukkan bahwa beberapa alasan
tersebut dapat disebutkan antaralain (a) tujuan terkait nilai/prestasi akademik, (b) kondisi
keluarga yang memaksa, (c) kejelasan rencana setelah lulus kuliah, serta (d) alasan
individu lainnya.
Untuk tujuan yang terkait nilai/prestasi akademik dapat dijelaskan bahwa tujuan di
kampus diantaranya adalah menambah wawasan keilmuan, mengembangkan karakter,
atau meningkatkan keterampilan. Di antara tujuan itu, mahasiswa “kupu-kupu” memiliki
pandangan yang lebih terkait keilmuan dibandingkan yang lain. Sehingga terciptalah
tujuan akhir berupa keinginan memperoleh nilai akhir yang tinggi. Atas dasar tersebut
pula mahasiswa kupu-kupu sering memiliki pandangan negatif kepada mahasiswa yang
aktif di kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi. Dikarenakan banyak ditemukan oleh
mahasiswa kupu-kupu bahwa mereka seringkali tidak ikut berkontribusi pada tugas kerja
kelompok mata kuliah dengan alasan adanya kegiatan organisasi. Selaras dengan
pernyataan L yang menyatakan bahwa:
“Kalau minus nya yang saya temui itu dari temen kelas saat ada tugas kelompok.
Jadi waktu udah pada ngumpul, “dia” nya yang terlambat. Alasannya ya karena
ada urusan di organisasi, padahal ya organisasi harusnya gak bisa dibuat alasan
karena emang ikut organisasi bisa dapat relasi dan pengalaman lebih, tapi ya
yang perlu diinget kan tugas mahasiswa utamanya kan ya kuliah. Organisasi buat
tambahan. Bukan kebalik.”.
Selain itu, mahasiswa menjadi mahasiswa kupu-kupu juga dilatarbelakangi oleh
adanya kondisi keluarga. Hal ini seperti yang dialami oleh RNA. Pada kasusnya,
mahasiswa tersebut sebenarnya memiliki keinginan untuk aktif di berbagai kegiatan
kampus. Pada penelitian ini, data yang ditemukan adalah karena ibu mahasiswa terkait
mengalami kecelakaan sehingga mahasiswa tersebut menggantikan peran kerja ibunya
yang berprofesi sebagai pemilik kedai makan. Oleh karena itu, ia harus menggantikan
peran kerja mulai dari berbelanja, menyiapkan kedai, menjaga kedai, serta mengawasi
pekerja yang lain. Kondisi di luar individu seperti ini menjadi bagian mengapa mahasiswa
“kupu-kupu” dipilih sebagai praktik budaya akademik di kampus .
Selain itu, mahasiswa memiliki preferensi untuk menjadi mahasiswa “kupu-kupu”
dikarenakan karena kejelasan rencana setelah kuliah. Nilai akhir di kampus sudah bukan
menjadi pelabuhan akhir selama berproses di kampus. Sekadar lulus tepat waktu sudah
cukup menurut mereka. Kondisi lingkungan mereka juga tidak berpengaruh terhadap
mereka. Di antara mereka biasanya sudah memiliki tempat berlabuh selepas kuliah seperti
melanjutkan usaha keluarga. Hal ini terjadi pada FG yang sudah diminta oleh orang
tuanya untuk meneruskan usaha toko bangunan. Sehingga kuliah hanya sebagai formalitas
dalam meraih gelar.
Terakhir adalah karena alasan individual lainnya. Dalam hal ini adanya rasa bosan
terhadap organisasi dan ekstrakurikuler yang telah dijalankan selama menempuh masa
pendidikan di bangku SMA. Seperti halnya yang sudah dialami oleh L yang sudah sedari
bangku SMA melakukan rutinitas sekolah dari pagi hingga malam. Hal ini menjadikan
mereka setidaknya ingin bersantai selama berkuliah, menikmati masa muda, serta tidak
ingin terlalu mengambil resiko dan tanggung jawab yang lebih.
Mahasiswa memiliki preferensi serta hak memilih terkait bagaimana
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat praktik budaya akademik mahasiswa “kupu-kupu” di lingkungan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS. Praktik budaya akademik tersebut dipilih
sebagai hasil rasionalitas oleh mahasiswa yang dikarenakan adanya tujuan terkait
pencapaian nilai/prestasi akademik, kondisi keluarga yang memaksa, kejelasan rencana
setelah kuliah, serta kondisi individu lainnya. Selain itu, kepentingan yang hendak dicapai
mahasiswa “kupu-kupu” menjadi rasional apabila memilih preferensi praktik budaya
akademik tersebut. Teori pilihan rasional pula mampu menjelaskan mahasiswa kupu-kupu
yang sepenuhnya memaksimalkan sumber daya yang pada penelitian ini ditemukan bahwa
sumber daya tersebut ialah berhubungan waktu untuk mencapai kepentingan-kepentingan
DAFTAR PUSTAKA
Ackbar, A. (2020). How COVID-19 Has Altered The American College Student’s
Everyday Life. The Owl–Florida State University’s Undergraduate Research Journal,
11(1), 1–8.
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Coleman, J. S. (n.d.). Dasar-Dasar Teori Sosial (Foundations of Social Theory), terj. Imam
Muttaqien Dkk.(Bandung: Nusa Media, 2009).
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.
Hudri, A. (2020). Badai Politik Uang dalam Demokrasi Lokal. Inteligensia Media
(Kelompok Penerbit Intrans Publishing).
Irianto, S. (2012). Otonomi perguruan tinggi: suatu keniscayaan. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Latifah, I. (2019). Analisis Teori Pilihan Rasional James S. Coleman terhadap
Rasionalitas Orang Tua dalam Pengambilan Keputusan Jurusan Kuliah Anak di
Universitas Sebelas Maret.
Masruroh, A. (2013). Praktik Budaya Akademik Mahasiswa. Paradigma, 1(2).
Moleong, L. J. (2021). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Ritzer, G., & Goodman, D. (2012). Teori Sosiologi Klasik-Postmodern. Bantul: Kreasi
Wacana.
Rupa Vani, K., Pati, B., Veena, K. S., & Hemanth Kumar, V. R. (2018). Comparison of
neonatal outcome parameters between thick and thin meconium stained liquor: a
prospective study. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics
and Gynecology, 7(11), 4408.
Sugiyono, M. P. P., & Kuantitatif, P. (2009). Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta. Cet.
Vii.
Takashiro, N. (2016). What are the relationships between college students’ goal
orientations and learning strategies? Psychological Thought, 9(2), 169–183.
Tamsah, H., Farida, U., Oyihoe, A. T., Yusriadi, Y., Awaru, A. O. T., & Lionardo, A.
(n.d.). Implementation of Soft Competency through Education and Training as well as
Work Experience on the Quality of Financial Reports in the Government of Mamuju
Regency.
Videlitha, K. F. (2019). PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGAMBARAN
IDENTITAS MAHASISWA PADA MEME DI AKUN INSTAGRAM@ ANAK.
KULIAH. UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Yusuf, A. M. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan.
Prenada Media.