Anda di halaman 1dari 13

ANALISA KEBUTUHAN OVERLAPPING COVERAGE PADA KASUS HANDOVER PADA LTE AKIBAT PENGARUH

KECEPATAN PERGERAKAN USER


Ilfan Firqad[1], Sofia Naning Hertiana[2],Uke Kurniawan Usman [3]
1,2,3
Fakultas Teknik, Departemen Elektro dan Komunikasi – Universitas Telkom Bandung
ilfanfirqad@gmail.com,........., [3]uku@ittelkom.ac.id

Abstrak
LTE (Long Term Evolution) yang merupakan teknologi 4G yang saat ini masih dalam masa perkembangan. Dalam
perkembangannya perlu diketahui integritas jaringan LTE dalam menyediakan layanan dengan mobilitas yang tinggi, sehingga kita
perlu membahas tentang proses handover yang terjadi pada LTE. Pergerakan user dalam melewati irisan sel pada saat user bergerak
ke sel eNodeB yang berbeda mengharuskan proses relokasi kanal radio. Untuk mendukung keberhasilan handover tersebut dibutuhkan
area overlap untuk mendukung mekanisme handover yang merupakan perubahan kanal ke eNodeB dengan level daya sinyal yang
lebih baik agar user tidak berada dalam kondisi sinyal terima yang buruk yang dapat mengakibatkan putusnya komunikasi dan
turunnya kualitas jaringan.
Pada tugas akhir ini dilakukan penelitian kebutuhan overlapping coverage yang diperlukan dalam mendukung proses
handover hingga kecepatan user 120 km/jam dengan menganalisa nilai parameter handover seperti Time To Trigger (TTT), Time
Process (TP), dan Handover Margin (HOM).
Dari hasil simulasi pada tugas akhir ini dapat diketahui bahwa LTE menjamin kepastian terjadinya handover hingga
kecepatan 120 km/jam pada overlapping coverage mulai dari 20% hingga 70%. Nilai overlapping coverage 5% hanya mendukung
proses handover yang baik hingga pada kecepatan 60 km/jam. Nilai overlapping coverage 10% dan 15% hanya mendukung proses
handover yang baik hingga pada kecepatan 90 km/jam. Nilai TTT dan TP meningkat sesuai kecepatan user dalam memasuki irisan sel.
Nilai TTT dan TP yang tercepat terjadi pada overlapping coverage 70% yaitu mulai dari TTT = 0,029s pada kecepatan user
120km/jam hingga TTT=0,707s pada kecepatan user 5km/jam dan rentang TP = 0,169s pada kecepatan user 120km/jam hingga
TP=3,378s pada kecepatan user 5km/jam. Seiring meningkatnya nilai overlapping coverage terjadi peningkatan nilai margin antar
kedua sinyal dengan rentang HOM 2,258dB - 2,893dB (masih dalam rentang standar 2dB - 5 dB) yang dapat mempercepat proses
keputusan untuk handover terlihat dari nilai TTT yang menurun pada masing-masing kecepatan user dan memberikan kondisi yang
lebih baik dalam mendukung proses handover karena user akan semakin lama dalam mencapai kondisi level daya yang minimum,
terlihat dari nilai TP yang meningkat.
Kata kunci : LTE, Handover, Overlapping coverage, TTT, TP, HOM

Abstract
LTE (Long Term Evolution) which is a 4G technology that is still in its infancy. In its progress need to be known for LTE
network integrity in providing services with high mobility, so we need to discuss the handover process that occurs in LTE. Movement
of the user in passing cell slices when the user moves to a different cell eNodeB require the radio channel relocation process. To
support the success of the handover, overlap area is needed to support handover mechanisms which is changing a radio channel into
the eNodeB with better signal power level so that the user not be in a poor received signal condition which can lead to communication
breakdown and decrease the quality of network.
In this final project, had been researched the overlapping coverage necessity that required to support the process of handover
for the user movement speed up to 120 km / hour by analyzing the handover parameter values such as Time To Trigger (TTT), Time
Process (TP), and Handover Margin (HOM)..
From the simulation results, can be seen that LTE guarantees handover proces up to user speed of 120 km / h on overlapping
coverages ranging from 20 % to 70 % . Overlapping value 5 % coverage only supports a good handover process at speeds up to 60 km
/ h. Value overlapping coverage 10 % and 15 % only support a good handover process at speeds up to 90 km / h . TTT and TP values
increased as the speed of the user in entering the cell slices . The fastest TTT and TP values occurs in overlapping coverage of 70 %
which is from TTT = 0.029 s on the user velocity 120km/h up TTT = 0.707 s on the user velocity and range 5km/h TP = 0.169 s on the
user velocity 120km/h to TP = 3.378 s on the user velocity 5km/h. With the increasing value of overlapping coverage increased the
margin between the two signals with a range of 2,258 HOM dB - 2.893 dB ( still within the standard range of 2 dB - 5 dB ) that can
speed up the process for handover decision can be seen from the declining value of TTT on pace each user and provide better
conditions to support handover process because users will stay longer in achieving the minimum power level , It can be seen from the
increased value of TP .
Keywords: LTE, Handover, Overlapping coverage, TTT, TP, HOM

1. PENDAHULUAN komunikasi suara yang terjadi pada LTE adalah Handover.


LTE merupakan evolusi lanjutan dalam standar Handover merupakan proses yang penting dalam proses
jaringan bergerak yang ditentukan oleh 3GPP (Third perpindahan komunikasi suara disaat user bergerak dimana terjadi
Generation Partnership Project) yang merupakan perpindahan kanal trafik dari satu frekuensi ke frekuensi yang
pengembangan dari generasi ke-3 (3G). Salah satu yang paling lainnya. Pada proses Handover memerlukan algoritma Handover
penting untuk diperhatikan guna menjaga kelangsungan proses
1
yang sesuai dengan memperhatikan beberapa parameter- 2.1.2 Konfigurasi Jaringan LTE
parameter tertentu untuk dapat menjaga kualitas komunikasi Long Term Evolusion (LTE) memperkenalkan suatu
suara. jaringan baru yang diberi nama EPS (Evolved Packet System). EPS
Mobilitas menjadi permasalahan pada perubahan terdiri dari jaringan akses yang pada LTE disebut dengan E –
kualitas daya terima jaringan seluler yang dinamis. UTRAN (Evolved UMTS Terrestrial Access Network) dan
Meningkatnya keragaman kecepatan pergerakan user menjadi jaringan core yang pada LTE disebut SAE. SAE merupakan istilah
bahan pertimbangan perlunya perancangan jaringan yang yang menggambarkan evolusi jaringan core yang disebut EPC
menunjang mobilitas yang tinggi, baik dengan menentukan (Evolved Packet Core).
parameter handover maupun parameter link budget agar tidak Long Term Evolusion (LTE) mempunyai radio access
terjadi Handover Failure (HOF) yang dapat berakibat drop dan core network yang dapat mengurangi network latency dan
call. Namun disisi lain karena untuk melakukan proses meningkatkan performansi sistem dan menyediakan
handover memerlukan waktu dan kondisi level daya terima interoperability dengan teknologi 3GPP yang sudah ada dan non-
yang baik, maka penentuan jarak antar sel yang yang 3GPP.
menghasilkan daerah overlapping coverage dapat menjadi
salah satu cara dalam menangani masalah kualitas layanan
kepada pelanggan yang bergerak dari satu jaringan cell ke cell
lain.
Oleh sebab itu, pada tugas akhir ini dilakukan analisa
kebutuhan overlapping coverage untuk mendukung proses
handover akibat dari kecepatan pergerakan user. Dengan
menentukan jarak antar eNodeB yang berbeda yang
menghasilkan overlapping coverage yang berbeda akan
dilakukan analisa parameter pada handover pada jaringan
EUTRAN, yaitu waktu yang dibutuhkan pada untuk melakukan
proses handover dari overlapping coverage yang diberikan Gambar 2.1. Arsitektur LTE
yang mencakup TP (Time Process), TTT (Time To Trigger), Arsitektur jaringan dari LTE seperti gambar 2.1 dibuat
dan nilai HOM (Handover Margin). lebih sederhana dibandingan jaringan-jaringan yang telah ada
sebelumnya. Keseluruhan arsitektur LTE terdiri dari beberapa
2. DASAR TEORI eNodeB yang menyediakan akses dari UE ke EUTRAN melalui
2.1 LTE ( Long Term Evolution ) [1] [2] [3] EUTRA. Sesama eNodeB saling berhubungan satu sama lain
2.1.1 Pengertian LTE melalui interface yang disebut dengan X2.
Long Term Evolution (LTE) adalah sebuah nama MME/SAE gateway menyediakan koneksi antara eNodeB
teknologi jaringan seluler nirkabel yang diberikan pada sebuah dengan EPC dengan interface yang disebut S1. X2 dan S1
proyek dari Third Generation Partnership Project (3GPP) mendukung UE dan SAE gateway. Keduanya juga menyediakan
sebagai sebuah pengembangan dari teknologi sebelumnya, dynamic schedulling dari UE dan juga data stream. Layanan
yaitu UMTS (3G) dan HSDPA (3.5G) yang mana LTE disebut penting lainnya dari eNodeB adalah header compression dan
sebagai generasi ke-4 (4G). Pada LTE ini kemampuan dalam enskripsi dari user data stream.
memberikan kecepatan dalam hal transfer data dapat mencapai
100 Mbps pada sisi downlink dan 50 Mbps pada sisi uplink. 2.2 HANDOVER [1] [2]
Selain itu LTE ini mampu mendukung semua aplikasi yang ada Handover merupakan sebuah performa dalam sistem
baik voice, data, video, maupun ip TV. seluler untuk menjamin adanya kontinyuitas komunikasi dari
Kemampuan dan keunggulan dari LTE terhadap pelanggan bergerak dari satu cell ke cell lain.
teknologi sebelumnya dapat terhubung atau terintegrasi dengan Proses handover dimulai ketika mobile MS mendeteksi
teknologi yang sudah ada. Berikut merupakan hal-hal yang sinyal pilot yang secara signifikan lebih kuat dibandingkan kanal
menjadi bahan pertimbangan untuk peningkatan pada teknologi trafik forward lainnya yang ditujukan kepadanya. MS tersebut
seluler menuju generasi LTE[1]: akan mengirimkan pesan pilot measurement ke base station
 mengurangi delay, yaitu pada pembangunan kandidat dengan sinyal terkuat tadi sekaligus menginstruksikan
hubungan, dan latency dalam transmisi untuk memulai proses handover. Cell site tersebut akan
 meningkatkan laju data user mengirimkan pesan handover direction ke MS, mengarahkannya
 meningkatkan laju bit sel edge untuk melakukan handover. Setelah mengeksekusi pesan
 mengurangi cost per bit, dengan meningkatkan handover direction tersebut, MS akan mengirim pesan handover
efisiensi spektrum completion pada kanal trafik reverse yang baru.
 fleksibilitas yang lebih baik pada pemakaian Tahap-tahap dari proses handover dapat dibagi menjadi 3
spektrum, pada band Frekuensi yang baru atau yaitu :
yang telah eksis sebelumnya
 menyederhanakan arsitektur jaringan  Tahap Pengukuran (Measurement), dilakukan
 mobilitas yang halus dan tanpa batas, termasuk pengukuran informasi penting yang dibutuhkan untuk
antara teknologi radio aksess yang berbeda tahap decision. Pengukuran arah DL yang lakukan
 konsumsi daya yang wajar pada mobile oleh MS adalah (Contoh : sebesar Ec/Io dari CPICH )
terminal sel yang sedang melayani dan sel-sel tetangga.

2
 Tahap Keputusan (Decision), hasil pengukuran di melibatkan signaling antara eNodeB sumber dan eNodeB target
bandingkan dengan Threshold yang telah di serta admission control dari UE pada sel target. Interface
tetapkan sebelumnya. Kemudian akan diputuskan komunikasi antara eNodeB sumber dan eNodeB target disebut
apakah akan dilakukan handover atau tidak. X2[12]. Setelah berhasil tahap persiapan handover, keputusan HO
Algoritma handover yang berbeda akan memiliki dibuat dan akibatnya HO Command akan dikirim ke UE .
kondisi trigger yang berbeda pula. sambungan antara UE dan sel yang melayani akan dirilis.
 Tahap Eksekusi (Execution), proses handover Kemudian, UE mencoba untuk menyinkronkan dan mengakses
selesai dan parameter relatif diubah berdasarkan target eNodeB, dengan menggunakan Random Acces Channel
jenis handover-nya. Sebagai contoh hubungan (RACH). Untuk mempercepat posedur handover, maka target cell
dengan eNode B apakah ditambah atau diputuskan dapat mengalokasikan dedicated RACH premeable-termasuk
dalam HO command[10] - ke UE. Setelah sinkronisasi berhasil pada
2.3 Intra LTE Mobility [7] [10] [11] [12] target ENB, terakhir ini mentransmisikan penjadwalan hibah
Terdapat dua tipe prosedur handover pada LTE untuk uplink ke UE. UE merespon dengan pesan HO confirm, yang
UE dalam modus aktif, yaitu S1-handover procedure dan X2- memberitahukan penyelesaian prosedur HO pada bagian jaringan
handover procedure. Untuk intra-LTE Mobility, X2-handover akses radio. Perlu dicatat bahwa pesan signaling yang
procedure normalnya digunakan untuk inter-eNodeB handover. digambarkan milik Radio Resource Control (RRC) protocol[12]
Bagaimanapun ketika tidak ada Interface X2 antara dua
eNodeB, atau jika eNodeB sumber telah dikonfigurasi untuk
menginisiasi handover menuju eNodeB target melalui interface 2.4 QUALITY OF SERVICE ( QOS)
S1, maka S1-handover akan dipicu. 2.4.1 Parameter Kinerja Handover
Prosedur HO dalam 3GPP LTE diilustrasikan pada 1. Time Proses
Gambar 2.5[10]. Prosedur dimulai dengan pengukuran pelaporan Time proses adalah lamanya waktu yang terjadi
event handover oleh User Equipment (UE) kepada evolved ketika handover terjadi. Dimana hal ini akan menentukan
Node B (ENB) yang sedang melayaninya. UE berkala kualitas yang terjadi, termasuk didalamnya mengenai
melakukan pengukuran saluran radio downlink berdasarkan pengiriman data yang dilakukan. Time proses pada
Reference Symbol (RS), yaitu UE dapat mengukur nilai handover tersebut dimulai dari adanya Handover
Reference Symbol Received Power (RSRP)[11]. Command hingga Path Switch Request.
2. Time to Trigger (TTT) [2]
Berikut gambaran prosedur handover pada LTE Time-to-Trigger (TTT) jangka waktu biasanya
tetap. Sebuah parameter yang lebih baik yaitu TTT
disesuaikan berdasarkan kualitas sinyal bahwa penerima
merasakan dari sekitar daerah tersebut. Sebagai contoh,
semakin rendah nilai kualitas sinyal pertama pada saat
yang sama bahwa nilai dari sebuah kualitas sinyal kedua
adalah lebih besar daripada Upper Threshold, semakin
pendek menjadi parameter TTT. Parameter TTT
digunakan oleh pengguna peralatan (UES), seperti
telepon selular dan terminal remote lain, dalam berbagai
sistem komunikasi nirkabel, termasuk sistem telepon
radio selular seperti sistem telekomunikasi selular
universal (UMTS)..
 Early HO Triggering
Early Handoff dapat dipicu ketika terminal
memasuki daerah cakupan sel lain yang
terkandung di dalam area cakupan dari sel yang
melayani
 Late HO Triggering
Jika mobilitas terminal lebih cepat daripada
Gambar 2.2 Diagram signaling Handover pada LTE[10] pengaturan parameter HO yang memungkinkan,
Jika kondisi jaringan dengan konfigurasi tertentu penyerahan dapat dipicu ketika kekuatan sinyal
terpenuhi, UE mengirimkan laporan pengukuran yang dari sel sumber terlalu rendah mengarah ke sebuah
berhubungan yang menunjukkan kondisi untuk memulai waktu RLF (Radio Link Failures).
trigger. Selain itu, laporan pengukuran menunjukkan sel mana 1.RLF di sel sumber sebelum HO dimulai atau
yang yang akan diserahkan layanannya untuk UE, yang disebut selama prosedur HO.
“sel target”. Mekanisme triggering yang merupakan awal dari 2.Terminal menetapkan kembali dalam sebuah sel
pemenuhan kondisi perbedaan level daya sejumlah dB antara yang berbeda dari sumber.
sel target dengan sel sumber hingga selama Time To Trigger 3. HOM (Handoff Margin) [2]
yang menggambarkan pemenuhan kondisi perbandingan level HOM adalah parameter yang mengontrol daerah-
daya sebesar HOM hingga sejumlah nilai tertentu. daerah soft handoff. HOM juga bisa didefinisikan sebagai
Berdasarkan laporan pengukuran tersebut, eNodeB parameter standar, yang ditetapkan pada titik di mana
melayani mulai melakukan persiapan handover. Persiapan HO kekuatan sinyal sel tetangga telah mulai melebihi sinyal
3
kekuatan sel sumber dengan jumlah tertentu dan / atau Pada model sistem ini, skenario diawali oleh pergerakan
selama waktu tertentu. user menjauhi titik pusat sel eNodeB sumber menuju sel eNodeB
. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa tujuan dengan kecepatan user 5km/jam, 30km/jam, 60km/jam,
dalam buruk kondisi saluran daya yang ditransmisikan 90km/jam, dan 120 km/jam melewati area overlap dari kedua
lebih besar diperlukan untuk mengkompensasi coverage sel eNodeB. Parameter yang digunakan pada simulasi ini
memudar. meliputi HOM (Handover Margin), TTT (Time to Trigger), dan TP
(Time Process)..
3 PERANCANGAN DAN MODEL SISTEM 3.3 Skenario Model Sistem
3.1 Diagram Alir Penelitian Skenario simulasi pada Tugas Akhir ini adalah dengan
Untuk mempermudah proses dalam pembuatan Tugas mengatur nilai overlapping coverage yaitu jarak antar eNodeB
Akhir, berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan: untuk mendukung proses keberlanjutan layanan dengan proses
handover. Untuk mempermudah proses perancangan pada
simulasi diperlukan suatu flowchart yang membantu dalam
memahami proses perancangan yang dibuat. Flowchart yang berisi
tahapan proses perancangan untuk mengetahui beberapa parameter
proses Handover dan pengaruhnya pada proses layanan yang
sedang dilakukan oleh user.
Untuk mendukung proses penelitian, perlu dilakukan
penggambaran dari system simulasi dari handover yang tertera
pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

3.2 Model Sistem Gambar 3.3 Alur Simulasi


Dalam simulasi handover ini dipergunakan model Proses dimulai saat system mendeteksi bahwa terdapat
coverage sel berbentuk hexagonal dengan jumlah sel yang level daya yang diterima UE dalam proses pergerakannya,
diamati adalah dua sel yang berdekatan. Pemodelan sistem kemudian akan terjadi pengukuran level daya dan report dari ME
yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut ke BS, sehingga BS mendeteksi bahwa pelaporan penerimaan level
daya terjadi. Jika dalam proses terdapat 2 level daya dan adanya
diferensiasi maka proses akan berlanjut ke peninjauan parameter,
jika hanya terdapat 1 level daya maka proses akan melakukan
pengukuran level daya kembali. Setelah mendapatkan kondisi
level daya adjacent cell melebihi serving cell, penempatan
parameter pertama yaitu parameter HOM, parameter ini berfungsi
untuk melihat nilai margin antara 2 sinyal tersebut untuk proses
HO. Jika nilai margin bernilai antara 2dB dan 5 dB maka akan
ditandai dengan proses TTT, dimana parameter ini memiliki
tanggung jawab untuk melihat HOM dari 2 sinyal selama user
berjalan. jika belum mendapatkan nilai HOM tersebut maka akan
Gambar 3.2 Model Sistem kembali membandingkan level daya kedua sinyal (pengukuran
level daya). Setelah selesai di parameter pertama, system akan
4
melanjutkan proses ke parameter berikutnya yaitu parameter dari data - data teknis perangkat yang digunakan dengan rumusan
pencapaian HOM hingga 8 dB. Jika nilai terpenuhi, maka akan sebagai berikut:
ditandai dengan proses akhir dari TTT. Setelah nilai TTT Tabel 3.1 Data teknis Link budget LTE [8]
berakhir yang menandakan proses keputusan untuk handover Parameter LTE
telah berakhir dan dilanjutkan pada proses eksekusi. Sistem Transmitter – eNode B
memberi report waktu untuk proses handover yang terjadi dari Tx Power (dbm) 46
pergerakan user ditandai dengan proses perhitungan TP. Tx Antenna Gain (dBi) 18
Perhitungan TP akan berhenti ketika kondisi level sinyal terima Cable Loss (dB) 2
telah mencapai kurang dari nilai RSRPmin. Kemudian sistem EIRP (dBm) 62
akan menampilkan visualisasi handover. Receiver – UE
Proses HO menghasilkan RRC delay yang merupakan UE Noise Figure (dB) 7
proses pengiriman pesan-pesan handover hingga perubahan Thermal Noise (dB) -104.5
kanal menuju eNodeB target berhasil pada EUTRAN, proses
Receiver Noise Floor (dBm) -97.5
tersebut akan menghasilkan tersedianya data forwarding
SINR (dB) -9
menuju target eNodeB (eNodeB2). Kemudian setelah HO pada
Receiver Sensitivity (dBm) -106.5
EUTRAN telah terjadi menandakan bahwa level sinyal terima
Interference Margin (dB) 4
UE telah terjamin dan layanan telah berpindah ke eNodeB2.
3.4 Parameter Pemodelan Sistem Control Channel Overhead
20
3.4.1 Parameter Jarak MS terhadap BTS (%)
Parameter ini dipergunakan untuk mengukur jarak MS Rx Antenna Gain (dBi) 0
terhadap BTS. Gunanya yaitu untuk mengetahui posisi user, Body Loss (dB) 0
jarak terdekat terhadap BTS, sebagai input terhadap level daya Maximum Path Loss 163.5
terima
Jarak antara MS dan BS yang sedang melayani atau 3.4.2.2 Radius Sel LTE
kedudukan MS terhadap BS pada arah sumbu x dan y dapat Setelah MAPL arah forward diperoleh , maka dapat
menggunakan persamaan berikut: ditentukan radius sel berdasarkan kemampuan perangkat yang
menggunakan model propagasi Erceg Greenstein sebagai berikut:
r=( ..........(3.1)
 Frekuensi = 2600 MHz
Keterangan :  Tinggi efektif antena eNode B (hT) = 30 m
X1 : koordinat x MS  Tinggi antena UE (hR) =1,5 m
X2 : koordinat x BS  Daerah urban
Y1 : koordinat y MS  γ (pathloss exponent) = 4,795
Y2 : koordinat y BS
 Terrain type A : hilly, moderate tree path loss conditions
 Terrain type A : Shadow fading = 13.6 dB
Sesuai model propagasi Erceg Greenstein[5] dapat
diperoleh radius sel berdasarkan MAPL arah DL adalah
Gambar 3.4 Keterangan Rumus (3.1)
sebagai berikut:
Apabila MS bergerak dari satu titik ke titik lain maka
akan diukur jarak MS terhadap rentang waktu tertentu apakah
lebih dekat dengan BS yang melayani atau lebih dekat dengan = x100....(3.2)
BS yang lain. Jika jarak MS ke BS yang sedang melayani
adalah minimum maka panggilan akan teruskan dan dilayani
oleh BS tersebut. Tetapi jika jarak MS ke BS yang sedang = x 100
melayani adalah jauh dan masuk daerah threshold maka
handover akan ditrigger dan BS yang terdekat dengan MS akan
mengambil alih peranan BS sebelumnya untuk melayani MS. = x 100
3.4.2 Parameter LTE
3.4.2.1 Parameter Link Budget LTE
= x 100
Spesifikasi LTE pada tabel 3.2 dipergunakan untuk
perhitungan link budget perangkat eNodeB dan MS akan =1.05 x 100 =1050 m ≈ 1 km
menghasilkan nilai MAPL ( Maximum Allowable Path Loss )
yang merupakan persyaratan maksimal redaman lintasan dan 3.4.2.3 Parameter Fading Metode Jakes[13]
menentukan kelayakan suatu link propagasi. MAPL link arah Fungsi untuk membangkitkan fading Rayleigh dalam
reverse diperlukan untuk menentukan nilai redaman maksimum simulasi ini menggunakan model Jakes. Pada dasarnya metode
propagasi yang diisyaratkan agar komunikasi dari MS ke Jake bekerja dengan cara mensimulasi model fisik dari isotropic
eNodeB didalam sel yang bersangkutan dapat berlangsung scattering yang mengansumsikan terdapat N equispace scatterers
dengan baik. MAPL arah forward diperlukan untuk di sekeliling MS.
menentukan nilai redaman maksimum propagasi yang Jakes memulai dengan ekspresi yang merepresentasikan sinyal
diisyaratkan agar eNodeB masih dapat melayani keperluan terima Rd(t) sebagai superposisi gelombang.
komunikasi seluruh UE didalam daerah cakupannya[3].
Penentuan MAPL link arah reverse dan forward diturunkan

5
Untuk mendukung Kontinyuitas layanan terhadap
mobilitas user dalam sistem komunikasi seluler, diberikan suatu
proses teknis yang disebut handover. Namun, untuk menunjang
proses handover dimana level daya yang diterima user masih
sesuai dengan kriteria seperti SINR dan RSRP yang tidak
melewati titik standar maka perlu adanya area arsiran antar
(3.5) coverage eNodeB.
Dimana; Nilai persentase overlapping coverage pada tugas akhir
ini ditentukan dengan mengatur jarak antar eNodeB yang
= amplitudo gelombang terkirim disimbolkan dengan huruf S pada ilustrasi dibawah. Yang
merupakan perbandingan antara jarak overlap antar eNodeB
= atenuasi path ke-n dengan jari-jari sel.
= sudut kedatanyan sinyal ke-n
= shift fasa oleh sinyal ke-n
= frekuensi radian terkirim
= frekuensi radian Doppler maksimum
digunakan untuk menotasikan variabel random
yang menekankan pada karakter stokastik dari sinyal fading
yang diterima. Lebih lanjut, untuk membantu dalam
pembandingan yang dibuat selanjutnya, kita menormalisasikan
sinyal Rd(t) sebagaimana memiliki unit power, dan menjadi
..(3.3)
dimana Rd(t) adalah sinyal terima yang dinormalisasi. Sinyal
Rd(t) merepresentasikan sinyal flat fading dapat dikarakterisasi
melaui set N dari ketiga ( ). Gambar 3.5 Ilustrasi Overlapping coverage antar 2 sel hexagonal
diasumsikan independen. Asumsi divariasikan dari fisik alami Dengan mengetahui radius sel (R) LTE dan nilai
dari fenomena fading. overlapping coverage (OC) yang ditentukan, maka akan didapat
jarak antar eNodeB dengan persamaan berikut :
(3.4)
dan (3.7)
dan persentase overlapping coverage :
n = 1,.....,N (3.5)
Dimana N adalah jumlah scatter. Hingga output sinyal : (3.8)
Dari nilai radius sel LTE yang didapat akan ditentukan jarak antar
R(t) = Xc(t) cos + Xs(t)sin (3.6) eNodeB yang diinginkan dari nilai overlapping coverage yang
ditentukan untuk masing-masing skenario.
3.5 Parameter Simulasi
Secara umum parameter referensi untuk simulasi Overlapping coverage 5% : S = 2 (1) – (5% x 1) = 1950 m
adalah sebagai berikut : Overlapping coverage 10%: S = 2 (1) – (10% x 1) = 1900 m
Tabel 3.2 Parameter Simulasi[8] Overlapping coverage 15%: S = 2 (1) – (15% x 1) = 1850 m
Parameter Keterangan Nilai Satuan Overlapping coverage 20%: S = 2 (1) – (20% x 1) = 1800 m
RSRPmin Threshold RSRP -98 dBm Overlapping coverage 30%: S = 2 (1) – (30% x 1) = 1700 m
HOM Handover Margin 2,3…,5 dB Overlapping coverage 50%: S = 2 (1) – (50% x 1) = 1500 m
Overlapping coverage 70%: S = 2 (1) – (70% x 1) = 1300 m
3.5.1 Parameter Kecepatan
Pada simulasi Tugas Akhir ini, parameter kecepatan user yang Nilai overlapping coverage ini selanjutnya akan dilihat
digunakan berdasarkan pada kemungkinan pergerakan user pengaruhnya pada parameter handover seperti Time To Trigger
pada dunia nyata dan sesuai standar yang diharapkan dapat (TTT), Handover Margin (HOM), dan Time Process (TP).
dilayani oleh LTE. Parameter yang digunakan pada simulasi
antara lain: 3.6 SKENARIO SIMULASI
 User berjalan : 3 - 5 km/jam Simulasi dilakukan dengan mengatur variasi jarak antar eNodeB
 User pengguna kendaraan beroda 2: 10 – 60 km/jam yang menghasilkan variasi overlapping coverage yang digunakan
 User pengguna kendaraan beroda 4: 15 – 120 km/jam dalam skenario untuk mengetahui nilai TTT, HOM, dan TP dari
Dari range tersebut maka diambil nilai kecepatan user yaitu : masing masing kecepatan user dengan nilai RSRPmin=-98dB.
5km/jam, 30km/jam, 60km/jam, 90 km/jam dan 120km/jam. Variasi kecepatan pergerakan user dan jumlah user dalam skenario
3.5.2 Parameter Overlapping coverage tersebut, yaitu:
Tabel 3.3 Parameter Skenario Pengujian

6
Parameter Skenario Pengujian sinyal RSRP yang diterima dari node B neighbor cell. Hal ini
diperlukan agar sistem dapat mengetahui apakah user tersebut
Overlapping Jarak Tempuh Kecepatan user
masih bisa dilayani oleh serving cell atau harus dilakukan
Coverage user (km/jam) handover ke neighbor cell. Agar komunikasi yang sedang
5% 1950 m 5,15,30,60,90,120 berlangsung tidak mengalami dropping maka diperlukan suatu
10% 1900 m 5,15,30,60,90,120 overlapping coverage dari kedua sel, serta kombinasi nilai
handover Margin dan Time-to-Trigger yang terbaik sebagai acuan
15% 1850 m 5,15,30,60,90,120 untuk menghasilkan nilai waktu proses handover yang disediakan
20% 1800 m 5,15,30,60,90,120 yang paling minim saat user bergerak.
Berikut analisa parameter sesuai skenario yang telah
30% 1700 m 5,15,30,60,90,120
dijelaskan diatas :
50% 1500 m 5,15,30,60,90,120 a. Overlapping coverage 5%
70% 1300 m 5,15,30,60,90,120 Simulasi yang dilakukan dengan arah pergerakan user
menuju pusat sel tujuan melalui area overlap 5% untuk proses
4. ANALISA HASIL SIMULASI handover dengan kecepatan konstan user 5km/jam, 15km/jam,
4.1 Simulasi yang dilakukan 30km/jam, 60km/jam, 90km/jam dan 120km/jam pada jarak
tempuh 1950m dan RSRPmin -98dbm.
Berikut adalah hasil simulasi terlihat pada gambar 4.2

Overlapping Coverage 5%
1,200
1,000

Waktu (s)
0,800
0,600
0,400 TTT
0,200
TP
0,000
5 15 30 60 90 120
Kecepatan user (km/jam)

Gambar 4.1 Tampilan Simulasi pada overlapping coverage


Gambar 4.2 Hasil simulasi pada overlapping coverage 5%
20%
a. Input Simulasi
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa besarnya waktu
Dalam simulasi ini dilakukan pengamatan terhadap user yang
paling cepat yang diperlukan untuk proses handover pada
bergerak dari sel LTE sumber menuju sel LTE tujuan melewati
overlapping coverage 5% adalah sebesar 0,069 s pada kecepatan
area overlap dari 2 eNodeB yang bersebelahan. Input simulasi
120 km/jam. Dari perubahan kecepatan user didapatkan semakin
berupa varisai overlapping coverage dan varisai kecepatan
tinggi kecepatan user maka akan didapatkan semakin minimum
konstan user dengan posisi awal user berada pada titik pusat sel
waktu yang diperlukan untuk melakukan proses handover. Hal ini
LTE sumber. Kecepatan user yang dianalisa adalah 5 km/jam,
terjadi disebabkan karena waktu yang dibutuhkan oleh user untuk
15 km/jam 30 km/jam, 60 km/jam, 90km/jam dan 120 km/jam
melalui daerah handover semakin cepat. Semakin cepat
sedangkan untuk jarak tempuh user disesuaikan dengan jarak
pergerakan juga menyebabkan syarat HOM sebagai margin
antara 2 eNodeB dari skenario overlapping coverage yang
sebelum serving cell pindah ke neighbor cell target lebih cepat
ditentukan, yaitu 5%, 10%, 15%, 20%, 30%, 50%, dan 70%.
terpenuhi, terlihat dengan waktu TTT = 0,044 s pada kecepatan
b. Output Simulasi
user 120km/jam.
Output dalam simulasi ini adalah mengamati nilai waktu yang
dibutuhkan untuk keputusan terjadinya handover dari skenario
b. Overlapping coverage 10%
yang telah dibuat serta waktu yang dibutuhkan untuk
Simulasi menggunakan area overlap 10% untuk proses handover
melakukan proses handover sebelum terjadinya sebelum nilai
dengan kecepatan konstan user 5km/jam, 15km/jam, 30km/jam,
level sinyal terima menurun. Dimana hasil yang didapat dilihat
60km/jam, 90km/jam dan 120km/jam pada jarak tempuh 1900m
dari hubungan antara kecepatan user dan daerah overlap.
dan RSRPmin -98dbm.
Semua hal ini terlihat dari nilai TTT (Time To Trigger), dan TP
Berikut adalah hasil simulasi terlihat pada gambar 4.3
(Time Process) dari jumlah iterasi dari tiap kecepatan user
untuk tiap overlapping coverage yang telah di tentukan. Setelah
didapatkan, maka akan dilakukan pemilihan kombinasi
parameter terbaik untuk mendukung waktu proses handover.

4.2 Analisa Pengaruh Kecepatan


Ketika sedang melakukan komunikasi, user mengukur
kuat sinyal RSRP yang diterima dari Node B serving cell dan
7
pindah ke neighbor cell target lebih cepat terpenuhi, terlihat
Overlapping Coverage 10% dengan waktu TTT = 0,041 s pada kecepatan user 120km/jam.
1,200
1,000 d. Overlapping coverage 20%
Waktu (s)

0,800 Simulasi menggunakan area overlap 20% untuk proses


0,600 handover dengan kecepatan konstan user 5km/jam, 15km/jam,
0,400 TTT 30km/jam, 60km/jam, 90km/jam dan 120km/jam pada jarak
0,200 tempuh 1800m dan RSRPmin -98dbm.
TP
0,000 Berikut adalah hasil simulasi terlihat pada gambar 4.5
5 15 30 60 90 120
Overlapping Coverage 20%
Kecepatan (km/jam)
1,6
1,4
1,2

Waktu (s)
1
Gambar 4.3 Hasil simulasi pada overlapping coverage 10% 0,8
0,6 TTT
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa besarnya waktu 0,4
TP
paling cepat yang diperlukan untuk proses handover pada 0,2
overlapping coverage 10% adalah sebesar 0,078 s pada 0
kecepatan user 120 km/jam. Dari perubahan kecepatan user 5 15 30 60 90 120
didapatkan semakin tinggi kecepatan user maka akan
Kecepatan (km/jam)
didapatkan semakin minimum waktu yang diperlukan untuk
melakukan proses handover. Hal ini terjadi disebabkan karena
waktu yang dibutuhkan oleh user untuk melalui daerah
handover semakin cepat. Semakin cepat pergerakan juga
menyebabkan syarat HOM sebagai margin sebelum serving cell Gambar 4.5 Hasil simulasi pada overlapping coverage 20%
pindah ke neighbor cell target lebih cepat terpenuhi, terlihat
dengan waktu TTT = 0,042 s pada kecepatan user 120km/jam. Pada gambar 4.5 dapat dilihat bahwa besarnya waktu
paling cepat yang diperlukan untuk proses handover pada
c. Overlapping coverage 15% overlapping coverage 20% adalah sebesar 0,091 s pada kecepatan
Simulasi menggunakan area overlap 15% untuk proses user 120 km/jam. Dari perubahan kecepatan user didapatkan
handover dengan kecepatan konstan user 5km/jam, 15km/jam, semakin tinggi kecepatan user maka akan didapatkan semakin
30km/jam, 60km/jam, 90km/jam dan 120km/jam pada jarak minimum waktu yang diperlukan untuk melakukan proses
tempuh 1850m dan RSRPmin -98dbm. handover. Hal ini terjadi disebabkan karena waktu yang
Berikut adalah hasil simulasi terlihat pada gambar 4.4 dibutuhkan oleh user untuk melalui daerah handover semakin
cepat. Semakin cepat pergerakan juga menyebabkan syarat HOM
Overlapping Coverage 15% sebagai margin sebelum serving cell pindah ke neighbor cell
1,500 target lebih cepat terpenuhi, terlihat dengan waktu TTT = 0,040 s
pada kecepatan user 120km/jam.
Waktu (s)

1,000
e. Overlapping coverage 30%
0,500 TTT
Simulasi menggunakan area overlap 30% untuk proses
0,000 TP handover dengan kecepatan konstan user 5km/jam, 15km/jam,
30km/jam, 60km/jam, 90km/jam dan 120km/jam pada jarak
5 15 30 60 90 120
tempuh 1700m dan RSRPmin -98dbm.
Kecepatan (km/jam) Berikut adalah hasil simulasi terlihat pada gambar 4.6

Overlapping Coverage 30%


2
Gambar 4.4 Hasil simulasi pada overlapping coverage 15% 1,5
Waktu (s)

Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa besarnya waktu 1


paling cepat yang diperlukan untuk proses handover pada TTT
0,5
overlapping coverage 15% adalah sebesar 0,083 s pada TP
kecepatan user 120 km/jam. Dari perubahan kecepatan user 0
didapatkan semakin tinggi kecepatan user maka akan 5 15 30 60 90 120
didapatkan semakin minimum waktu yang diperlukan untuk Kecepatan (km/jam)
melakukan proses handover. Hal ini terjadi disebabkan karena
waktu yang dibutuhkan oleh user untuk melalui daerah
handover semakin cepat. Semakin cepat pergerakan juga Gambar 4.6 Hasil simulasi pada overlapping coverage 30%
menyebabkan syarat HOM sebagai margin sebelum serving cell
8
Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa besarnya waktu Overlapping Coverage 70%
paling cepat yang diperlukan untuk proses handover pada 4
overlapping coverage 30% adalah sebesar 0,107 s pada
kecepatan user 120 km/jam. Dari perubahan kecepatan user 3

Waktu (s)
didapatkan semakin tinggi kecepatan user maka akan 2
didapatkan semakin minimum waktu yang diperlukan untuk TTT
melakukan proses handover. Hal ini terjadi disebabkan karena 1
TP
waktu yang dibutuhkan oleh user untuk melalui daerah 0
handover semakin cepat. Semakin cepat pergerakan juga 5 15 30 60 90 120
menyebabkan syarat HOM sebagai margin sebelum serving cell
pindah ke neighbor cell target lebih cepat terpenuhi, terlihat Kecepatan (km/jam)
dengan waktu TTT = 0,039 s pada kecepatan user 120km/jam.

f. Overlapping coverage 50%


Simulasi menggunakan area overlap 50% untuk proses Gambar 4.8 Hasil simulasi pada overlapping coverage 70%
handover dengan kecepatan konstan user 5km/jam, 15km/jam,
30km/jam, 60km/jam, 90km/jam dan 120km/jam pada jarak Pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa besarnya waktu
tempuh 1500m dan RSRPmin -98dbm. paling cepat yang diperlukan untuk proses handover pada
Berikut adalah hasil simulasi terlihat pada gambar 4.7 overlapping coverage 70% adalah sebesar 0,169 s pada kecepatan
user 120 km/jam. Dari perubahan kecepatan user didapatkan
Overlapping Coverage 50% semakin tinggi kecepatan user maka akan didapatkan semakin
minimum waktu yang diperlukan untuk melakukan proses
3
handover. Hal ini terjadi disebabkan karena waktu yang
Waktu (s)

2 dibutuhkan oleh user untuk melalui daerah handover semakin


cepat. Semakin cepat pergerakan juga menyebabkan syarat HOM
1 TTT sebagai margin sebelum serving cell pindah ke neighbor cell
TP target lebih cepat terpenuhi, terlihat dengan waktu TTT = 0,029 s
0
pada kecepatan user 120km/jam.
5 15 30 60 90 120
Kecepatan (km/jam) 4.3 Analisa Pengaruh Overlapping Coverage
Data dari hasil skenario kecepatan pada masing-masing
overlapping coverage pada pembahasan sebelumnya dapat dilihat
untuk menganalisa pengaruh dari variasi overlapping coverage
Gambar 4.7 Hasil simulasi pada overlapping coverage 50% Berikut gambar pengaruh overlapping coverage pada
kecepatan 120km/jam.
Pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa besarnya waktu
paling cepat yang diperlukan untuk proses handover pada TTT Pada Kecepatan 120km/jam
overlapping coverage 50% adalah sebesar 0,140 s pada
0,050
kecepatan user 120 km/jam. Dari perubahan kecepatan user
0,040
Waktu (s)

didapatkan semakin tinggi kecepatan user maka akan


0,030
didapatkan semakin minimum waktu yang diperlukan untuk
0,020
melakukan proses handover. Hal ini terjadi disebabkan karena 0,010 TTT
waktu yang dibutuhkan oleh user untuk melalui daerah 0,000
handover semakin cepat. Semakin cepat pergerakan juga
5 10 15 20 30 50 70
menyebabkan syarat HOM sebagai margin sebelum serving cell
pindah ke neighbor cell target lebih cepat terpenuhi, terlihat Overlapping Coverage (%)
dengan waktu TTT = 0,035 s pada kecepatan user 120km/jam.

g. Overlapping coverage 70%


Gambar 4.9 Grafik TTT pada kecepatan user 120km/jam
Simulasi menggunakan area overlap 70% untuk proses
handover dengan kecepatan konstan user 5km/jam, 15km/jam,
Dari gambar 4.9 diatas terlihat bahwa semakin besar area
30km/jam, 60km/jam, 90km/jam dan 120km/jam pada jarak
overlap maka nilai TTT semakin menurun, dengan kata lain
tempuh 1300m dan RSRPmin -98dbm.
semakin cepat dalam melakukan proses keputusan terjadinya
Berikut adalah hasil simulasi terlihat pada gambar 4.8
handover, terlihat pada overlapping coverage 70% dengan TTT =
0,029s. Hal ini dikarenakan user yang bergerak akan semakin
lebih cepat memenuhi kondisi HOM yang terlihat dari gambar
4.10 berikut. Penurunan nilai TTT tertinggi terjadi pada nilai
overlapping coverage 50% ke 70% yaitu sebesar 0,006s,

9
merupakan hal yang relevan melihat perubahan range 5 0,911 0,367 0,201 0,115 0,088 0,069
overlapping coverage sebesar 20%. 10 1,099 0,433 0,242 0,134 0,095 0,078
15 1,285 0,488 0,276 0,152 0,107 0,083
HOM Pada Kecepatan 120km/jam TP
(s) 20 1,474 0,554 0,307 0,167 0,118 0,091
2,55 30 1,852 0,685 0,373 0,199 0,138 0,107
2,5
2,45 50 2,612 0,939 0,496 0,263 0,181 0,140
dB

2,4 70 3,378 1,190 0,623 0,323 0,221 0,169


2,35
HOM 5 2,788 2,453 2,258 2,459 2,426 2,356
2,3
2,25 10 2,793 2,465 2,264 2,462 2,437 2,366
5 10 15 20 30 50 70 15 2,819 2,478 2,306 2,469 2,441 2,382
HOM 20 2,829 2,486 2,337 2,474 2,461 2,426
Overlapping Coverage (%)
30 2,835 2,496 2,387 2,499 2,492 2,446
50 2,866 2,545 2,412 2,606 2,535 2,493
70 2,893 2,636 2,453 2,642 2,664 2,531
Gambar 4.10 Grafik HOM pada kecepatan user 120km/jam
Dari parameter yang dipergunakan terlihat pada tabel 4.8
Nilai HOM yang meningkat terlihat pada tabel terjadi didapatkan hasil simulasi sebagai berikut :
hingga overlapping coverage 70% yaitu dari 2,356 dB ke 2,531 1. Nilai TP (Time Process) berkisar dari 0,069 s – 3,378
dB menggambarkan kondisi perbedaan level daya antara s, dan waktu tesempit yang dapat dilakukan untuk
eNodeB2 dengan eNodeB1 (terjadi setelah kondisi level daya melakukan proses handover terjadi pada overlapping
eNodeB1 = level daya eNodeB2) yang meningkat saat jarak coverage 5% yaitu sebesar 0,069 ms pada kecepatan
antar eNodeB diperdekat. 120 km/jam.
2. Nilai TTT (Time To Trigger) yang dibutuhkan untuk
TP Pada Kecepatan 120km/jam membangkitkan sebuah handover yang tercapai nilai
HOM yang diperbolehkan pada LTE (Long Term
0,2
Evolution) berkisar 0,029 s – 1,020 s. Nilai TTT
0,15
Waktu (s)

terbaik terjadi pada kecepatan 120 km/jam pada


0,1 overlapping coverage 70% yaitu 0,029 s. Hal ini bisa
0,05 disebabkan karena pada kecepatan paling tinggi
TP tersebut user lebih cepat mencapai kondisi nilai
0 HOM dari kedua level daya terima sebagai
5 10 15 20 30 50 70 keputusan untuk handover saat user bergerak
Overlapping Coverage (%) langsung dari sel sumber ke sel tujuan.
3. Hasil dari nilai HOM yang didapatkan sekitar 2,258
dB – 2,893 dB , hal ini sudah sesuai dengan standart
pada LTE (2dB - 5 dB). Hasil percobaan ini juga
Gambar 4.11 Grafik TP pada kecepatan user 120km/jam menunjukkan nilai HOM yang cenderung stabil
ketika kecepatan user besar dari 60 km/jam.
Disisi lain waktu untuk melakukan proses handover
yang terjadi semakin meningkat dipengaruhi karena kondisi 4.4.1 Analisa Kebutuhan Overlapping Coverage
level daya terima minimal (RSRPtreshold) akan lebih lama a. Berdasarkan Nilai TP (Time Process)
dicapai. Dapat dilihat dari gambar 4.11 diatas dengan nilai TP Salah satu tahap dalam proses handover adalah handover
= 0,169 s pada overlapping coverage 70%. pada kanal jaringan akses (EUTRAN) yang dilakukan untuk
memastikan level daya sinyal tidak dalam kondisi buruk..
4.4 Hasil Simulasi Proses HO pada EUTRAN menghasilkan RRC delay yang
Hasil simulasi dapat terlihat pada tabel 4.8 dibawah ini merupakan proses pengiriman pesan-pesan handover hingga
perubahan kanal menuju eNodeB target berhasil pada
Tabel 4.8 Hasil Simulasi EUTRAN, proses tersebut akan menghasilkan tersedianya data
Kecepatan (km/jam) forwarding menuju target eNodeB (eNodeB2). Kemudian
overlap
(%)
setelah HO pada EUTRAN telah terjadi menandakan bahwa
5 15 30 60 90 120 level sinyal terima UE telah terjamin dan layanan telah
5 1,020 0,346 0,173 0,088 0,06 0,044 berpindah ke eNodeB2.
10 1,012 0,338 0,17 0,086 0,057 0,042
15 1,006 0,331 0,166 0,084 0,056 0,041
TTT
(s) 20 0,979 0,326 0,163 0,081 0,054 0,040
30 0,928 0,308 0,151 0,077 0,051 0,039
50 0,818 0,272 0,136 0,067 0,045 0,035
70 0,707 0,231 0,116 0,059 0,041 0,029
10
handover tanpa kanal error pada kecepatan 90km/jam dapat
Grafik Nilai TP No L1 Channel Error
Handover Buffering
terjadi selama 0,0889 s. Sehingga overlapping tersebut dapat
4 dinilai buruk dalam menyediakan waktu untuk proses buffering
TP pada OC 5%
untuk handover pada kondisi kecepatan user 90km/jam dan
3 TP pada OC 10% 120km/jam.
Pada kondisi overlapping coverage 10% hanya mampu
Waktu (s)

TP pada OC 15%

2 menjamin prosedur handover dengan baik hingga kecepatan


TP pada OC 20% user 90km/jam, sedangkan pada kondisi kecepatan user
1 TP pada OC 30%
120km/jam dalam menembus area overlap akan tersedia waktu
untuk proses handover (TP) sebesar 0,078 s, sedangkan delay
0,0845 0,085 0,086 0,0875 0,0882 0,089
0
TP pada OC 50% proses handover tanpa kanal error pada kecepatan 120km/jam
dapat terjadi selama 0,0889 s, Sehingga overlapping tersebut
5 15 30 60 90 120 TP pada OC 70%

Kecepatan (km/jam) dapat dinilai buruk dalam menyediakan waktu untuk proses
buffering untuk handover pada kondisi kecepatan user
120km/jam.
Pada kondisi overlapping coverage 15% hanya mampu
Gambar 4.12 Grafik Nilai TP
menjamin prosedur handover dengan baik hingga kecepatan
user 90km/jam, sedangkan pada kondisi kecepatan user
Secara teoritis, total delay yang dibutuhkan untuk
120km/jam dalam menembus area overlap akan tersedia waktu
handover terdiri dari delay saat proses RRC sebesar 20 ms,
untuk proses handover (TP) sebesar 0,083 s, sedangkan delay
dan delay pada interface X2 sebesar 50 ms, sehingga total
proses handover tanpa kanal error pada kecepatan 120km/jam
delay yang didapat adalah sebesar 70 ms. Namun,
dapat terjadi selama 0,0889 s, Sehingga overlapping tersebut
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ericsson, delay
dapat dinilai buruk dalam menyediakan waktu untuk proses
tanpa terjadi error pada kanal yang terendah mencapai
buffering untuk handover pada kondisi kecepatan user
nilai 84 ms, dan delay tertinggi sebesar 89 ms seperti yang
120km/jam.
ada dalam Gambar 4.12.
Pada kondisi overlapping coverage 20% mampu
Dari Tabel 4.8 hasil simulasi, didapatkan bahwa waktu
menjamin prosedur handover dengan baik hingga kecepatan
yang tersedia untuk buffering proses handover agar tidak
user 120km/jam dalam menembus area overlap akan tersedia
mencapai kondisi level sinyal yang buruk, paling cepat
waktu untuk proses handover (TP) sebesar 0,091 s, sedangkan
dicapai pada kecepatan 120 km/jam. Dengan
delay proses handover tanpa kanal error pada kecepatan
membandingkan nilai dari grafik HO delay tanpa channel
120km/jam dapat terjadi selama 0,0889 s, Sehingga
errors dari gambar 4.12 didapat nilai representatif dari
overlapping tersebut dapat dinilai baik dalam menyediakan
overlappung coverage yang baik dan yang buruk
waktu untuk proses buffering untuk handover pada kondisi
berdasarkan pencapaian nilai TP untuk melakukan eksekusi
kecepatan user 120km/jam.
handover sebelum user berada pada kondisi level sinyal
Nilai overlapping coverage semakin ditingkatkan
yang buruk, pada kondisi masing – masing kecepatan.
memberi pengaruh kepada nilai TP yang meningkat, Hal ini
yang mempengaruhi kondisi ketersediaan waktu untuk
Tabel 4.9 Nilai representatif untuk TP
mendukung mekanisme handover menjadi semakin baik. Pada
kondisi overlapping coverage 20% hingga 70% semakin
Kecepatan 5 15 30 60 90 120 memberikan nilai waktu proses yang baik hingga kecepatan
km/jam Km/jam Km/jam Km/jam Km/jam Km/jam
user 120km/jam.
5 Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Rata-rata peningkatan nilai Time process yang signifikan
10 Baik Baik Baik Baik Baik Buruk terjadi pada kondisi overlapping coverage 30%, 50%, dan
70%, hal ini merupakan nilai relatif, melihat bahwa
15 Baik Baik Baik Baik Baik Buruk
Overlap peningkatan selisih penambahan parameter overlapping
(%) 20 Baik Baik Baik Baik Baik Baik coverage sebesar 20%.
30 Baik Baik Baik Baik Baik Baik
5. KESIMPULAN DAN SARAN
50 Baik Baik Baik Baik Baik Baik
5.1 Kesimpulan
70 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada simulasi
handover pada LTE, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pada kondisi sebagai berikut :
overlapping coverage 5% hanya mampu menjamin 1. Pada penelitian ini dapat dilihat kecepatan user lebih dari
prosedur handover dengan baik hingga kecepatan user 60km/jam cendrung akan mengalami kondisi kegagalan untuk
60km/jam, sedangkan pada kondisi kecepatan user 90 proses handover yang dapat dilihat dari nilai Time Process
km/jam dan 120km/jam dalam menembus area overlap akan (TP), Namun pada nilai overlapping coverage tertentu dapat
tersedia waktu untuk proses handover (TP) sebesar 0,088 s membantu menurunkan tingkat kegagalan tersebut hingga
(kecepatan user 90km/jam), sedangkan delay proses untuk kecepatan user 120km/jam.
handover tanpa kanal error pada kecepatan 90km/jam dapat 2. Peningkatan nilai TP(Time Process) terjadi seiring
terjadi selama 0,0882 s, Serta nilai TP sebesar 0,069 s memperbesar pengaturan overlapping coverage 5% sampai
(kecepatan user 120km/jam), sedangkan delay proses 70% dengan rentang nilai TP=0,069 s – TP=3,378 s. Dengan
11
rata rata TP tersempit pada setiap kecepatan user (5km/jam, 7. Nilai TTT yang menandakan terpenuhinya kondisi event HOM
15km/jam, 30km/jam, 60km/jam, 90km/jam, dan mulai dari 2dB hingga pencapaian kondisi HOM 8 dB
120km/jam) terjadi pada kondisi overlapping coverage menandakan kondisi propagasi radio yang akan dicapai user
antar coverage sel eNodeB sebesar 5%. Hal ini bisa agar tidak terjadi ping pong untuk keputusan handover. Baik
disebabkan karena nilai RSRP treshold yang buruknya nilai representatif dari TTT akan relatif, melihat
merepresentasikan kondisi level daya terima minimal semakin lama/besar nilai TTT akan mengartikan semakin lama
(RSRPmin) semakin jauh/ lama dicapai setelah kondisi kondisi HOM terpenuhi yang dapat mengurangi resiko
Time To Trigger terpenuhi untuk memenuhi fasa eksekusi kemungkinan nilai level daya serving cell menurun kembali.
handover sebelum user berada pada level daya terima yang 8. Perubahan nilai TTT (Time to Trigger) yang semakin cepat
buruk tersebut. terjadi setiap kecepatan bertambah hal ini merupakan hasil
3. Nilai overlapping coverage 5% hanya mendukung proses yang relevan dimana apabila user melakukan pergerakan yang
handover yang baik hingga pada kecepatan 60 km/jam. semakin cepat secara otomatis waktu trigger akan semakin
Berdasarkan delay buffering untuk proses handover tanpa cepat pula. Pencapaian kondisi TTT yang ditempuh paling
error error kanal kontrol L1 untuk kecepatan 90kmjam cepat pada kecepatan user 120km/jam yaitu 0,029s pada
bernilai 0,0882 s dan kecepatan 120km/jam bernilai 0,089 s, overlapping coverage 70% dan nilai TTT paling tinggi pada
dimana pada hasil pengujian pada kondisi overlapping kecepatan user 5km/jam yaitu 1,020s pada overlapping
coverage 5% ini untuk kecepatan 90km/jam dan 120km/jam coverage 5%.
didapatkan nilai TP=0,088 s dan 0,069 s dimana akan 9. Ragam nilai TTT menggambarkan karakteristik untuk masing
terjadi drop daya sinyal terima sebelum proses buffering masing kecepatan yang merupakan dampak dari ragam
untuk mekanisme handover telah selesai karena waktu yang kecepatan user, Dapat dilihat untuk dalam rentang overlapping
tersedia untuk melakukan prosedur handover lebih cepat coverage yang diberikan yaitu 5%-70%, nilai TTT untuk
dibandingkan proses buffering yang terjadi. kecepatan 5km/jam didapatkan range 0,707s-1,020s, kecepatan
4. Nilai overlapping coverage 10% hanya mendukung proses 15km/jam didapatkan range TTT=0,231s-0,346s, kecepatan
handover yang baik hingga pada kecepatan 90 km/jam. 30km/jam didapatkan range TTT=0,116s-0,173s, kecepatan
Berdasarkan delay buffering untuk proses handover tanpa 60km/jam didapatkan range TTT=0,059s-0,088s, kecepatan
error error kanal kontrol L1 untuk kecepatan 90km/jam 90km/jam didapatkan range TTT=0,041s-0,06s, kecepatan
bernilai 0,0882 s dan kecepatan 120km/jam bernilai 0,089 s, 120km/jam didapatkan range TTT=0,029s-0,044s.
dimana pada hasil pengujian pada kecepatan user 90km/jam 10. Nilai fluktuatif yang terjadi pada nilai HOM (Handover
didapatkan nilai TP=0,095 s yang termasuk dalam kategori Margin) (berkisar antara 2,258dB – 2,893dB) akibat dari
baik, sedangkan pada kecepatan user 120km/jam perubahan kecepatan user tidak menunjukkan pergerakan yang
didapatkan nilai TP=0,078 s dimana akan terjadi drop daya konstan dan terarah, hal ini menunjukkan bahwa dengan
sinyal terima sebelum proses buffering untuk handover pengaruh kecepatan nilai HOM akan merespon pergerakan UE
telah selesai karena waktu yang tersedia untuk melakukan sesuai dengan kecepatan yang dijalankan oleh user. Namun
prosedur handover lebih cepat dibandingkan proses pencapaian nilai HOM masih dalam rentang kondisi yang
buffering yang terjadi. ditentukan yaitu 2dB - 5dB
5. Nilai overlapping coverage 15% hanya mendukung proses 11. Peningkatan nilai HOM akibat dari peningkatan nilai
handover yang baik hingga pada kecepatan 90 km/jam. overlapping coverage menunjukkan perubahan margin antara
Berdasarkan delay buffering untuk proses handover tanpa kedua level daya (level daya eNodeB1 dengan level daya
error error kanal kontrol L1 untuk kecepatan 90km/jam eNodeB2) dari kedua eNodeB yang berdekatan tersebut
bernilai 0,0882 s dan kecepatan 120km/jam bernilai 0,089 s, semakin meningkat. Karena level daya yang mendekati inti sel
dimana pada hasil pengujian pada kecepatan user 90km/jam cendrung mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
didapatkan nilai TP=0,107 s yang termasuk dalam kategori dapat dilihat dari rata-rata nilai HOM tertinggi pada setiap
baik, sedangkan pada kecepatan user 120km/jam kecepatan user (5km/jam, 15km/jam, 30km/jam, 60km/jam,
didapatkan nilai TP=0,083 s dimana akan terjadi drop daya 90km/jam, dan 120km/jam) terjadi pada kondisi overlapping
sinyal terima sebelum proses buffering untuk handover coverage antar coverage sel eNodeB sebesar 70%.
telah selesai karena waktu yang tersedia untuk melakukan
prosedur handover lebih cepat dibandingkan proses 5.2 Saran
buffering yang terjadi yaitu 0,089 s. Adapun saran untuk pengembangan tugas akhir selanjutnya
6. Nilai overlapping coverage 20% - 70% mendukung proses adalah:
handover yang baik hingga pada kecepatan 120 km/jam. 1. Sebaiknya menggunakan lebih dari satu user
Berdasarkan delay buffering untuk proses handover tanpa 2. Penelitian mengenai relokasi MME pada jaringan inti
error error kanal kontrol untuk kecepatan 120km/jam pada tahap lanjut dari handover pada teknologi LTE
bernilai 0,089 s, dimana pada hasil pengujian untuk dibutuhkan agar implementasi dari penelitian ini dapat
kecepatan user 120km/jam didapatkan nilai TP=0,091 s dikembangkan.
pada overlapping coverage 20%, TP=0,107 s pada 3. Sebaiknya pergerakan user berpola acak
overlapping coverage 30%, TP=0,140 s pada overlapping 4. Sebaiknya terdapat kajian dari beberapa skenario pada
coverage 50%, serta TP=0,169 s pada overlapping coverage layer 3 pada jaringan inti LTE
70% termasuk dalam kategori baik, yang mampu 5. Sebaiknya analisis dilakukan dengan menggunakan lebih
menyediakan waktu proses buffering untuk handover dari 2 sel sehingga dapat dilihat pengaruh penambahan
sebelum terjadi drop daya sinyal terima. sel terhadap nilai rata – rata RSRP adjacent cell.

12
Sehingga dibutuhkan keputusan untuk memilih
adjacent cell yang terbaik untuk handover.

Daftar Pustaka

[1] 3GPP TS 36.300, "Evolved Universal Terrestrial


Radio Access (E-UTRA) and Evolved Universal
Terrestrial Radio Access Network (E-UTRAN);
Overall Description; Stage 2", versi 8.7.0, Desember
2008
[2] 3GPP TS 36.214, "Evolved Universal Terrestrial
Radio Access (E-UTRA) Physical Layer -
Measurements", versi 8.5.0, Desember 2008
[3] 3GPP TS 36.331, "Evolved Universal Terrestrial
Radio Access (E-UTRA); Radio Resource Control
(RRC); Protocol Specification (Release 8)", versi
8.4.0, Desember 2008
[4] Astuti, Rina Pudji. Diktat Kuliah Konsep Dasar
Selular. IT Telkom. Bandung 2010.
[5] Binti Misman, Dalila. “Implementation Of Jakes
Simulator In Modelling Rayleigh Fading
Propagation”, Bachelor Degree Report of Electronic
Engineering. Malaysia.2007
[6] Haryati, Vidya, “Analisa QoS Long Term Evolution
(LTE) Terhadap Pengaplikasian Interface X2 Saat
Handover”, Tugas Akhir Jurusan Teknik
Telekomunikasi IT Telkom 2012
[7] Holma, Harri, Antti Toskala. LTE for UMTS: OFDMA
and SC-FDMA Based Radio Access. John Wiley &
Sons. United Kingdom. 2009.
[8] Jain, Raj, “Channel Models A Tutorial”, 2007
[9] Konstantinos Dimou, Min Wang, Yu Yang et.al.,
“Handover Within 3GPP LTE : Design Principles and
Performance”.Ericsson Research.2009
[10] Rimanady, Abram, ”Analisis Simulasi Algoritma
Handoff Dengan Menggunakan Parameter Time to
Trigger (TTT) dan Handoff Margin (HOM) pada
Sistem Komunikasi Seluler Long Term Evolution”,
Tugas akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi IT
Telkom 2011
[11] Stefania Sesia, Issam Toufik and Matthew Baker.
“LTE – The UMTS Long Term Evolution From Theroy
to Practice”.Wiley.2009
[12] Usman,Uke Kurniawan, Galuh Prihatmoko.
“Fundamental Teknologi Seluler LTE”. Rekayasa
Sains.Bandung, Indonesia. 2011

13

Anda mungkin juga menyukai