Anda di halaman 1dari 10

Urgensi Nilai Nilai Pluralisme dalam Pendidikan Islam Sekolah Dasar

Kartika Damayanti

203141115

3D / PGMI

Krtkzhang21@gmail.com

ABSTRAK

Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk menjadikan manusia lebih manusiawi, hal ini
tidak lepas dari proses belajar mengajar dan proses transformasi pengetahuan terhadap
peserta didik. Pendidikan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia yang tetap memegang
teguh budaya ketimuran tidak lepas dari nilai nilai Pancasila sebagai ideologi pemersatu
ummat. Pendidikan berbasis pluralism dalam rangka urgensi nilai nilai toleransi ditengah
keanenakaragaman perbedaan untuk menjadikan Pendidikan sebagai garda depan terciptanya
rasa toleransi. Nilai nilai dalam Pendidikan pluralism tidak bisa dipungkiri akan menjadi
salah satu alternatif terhadap problematika system Pendidikan di Indonesia. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui urgensi nilai nilai pluralism dalam Pendidikan Islam sekolah
dasar dan dampak nya. Pluralisme sendiri merupakan paham tentang pluralitas yakni
kesadaran akan realitas keberagaman masyarakat dalam aspek ekonomi, budaya, social,
politik, ideologi dan agama. Rumusan masalah dalam penelitian ini seberapa penting
penanaman nilai nilai pluralism dalam Pendidikan Islam dan bagaiman dampak dari
penanaman pluralism ini sendiri.

Keyword : Pluralisme, Pendidikan, nilai nilai.

ABSTRACT

Education is one vehicle to make humans more human, this cannot be separated from the
teaching and learning process and the process of transforming knowledge to students.
Education that grows and develops in Indonesia that still adheres to eastern culture cannot be
separated from the values of Pancasila as the unifying ideology of the ummah. Pluralism-
based education in the context of the urgency of tolerance values amidst the diversity of
differences to make education as the vanguard of creating a sense of tolerance. The values in
pluralism education cannot be denied to be an alternative to the problems of the education
system in Indonesia. The purpose of this study is to determine the urgency of pluralism
values in Islamic education in elementary schools and their impact. Pluralism itself is an
understanding of plurality, namely awareness of the reality of the diversity of society in
economic, cultural, social, political, ideological and religious aspects. The formulation of the
problem in this study is how important it is to inculcate pluralism values in Islamic education
and what are the impacts of this pluralism cultivation.

Keyword : Pluralism, Education, values.


PENDAHULUAN

Indonesia sendiri memiliki beranekaragam Bahasa,budaya , suku, agama, ras, mata


pencaharian, adat istiadat, etnis dan lainnya. Indonesia merupakan negara yang menerapkan
demokrasi Pancasila yang dijadikan sebagai falsafah hidup bangsa yang artinya menerima
perbedaan adalah sebuah kemestian yang harus dilakukan. Karena perbedaan ialah bagian
dari hak asasi bagi setiap manusia dan HAM adalah bagian terpenting dari terbentunnya
masyarakat yang demokratis. Oleh karenanya tidak ada alas an untuk tidak mau menerimam
perbedaaan apapun di negeri termasuk agama, keyakinan dan budaya.

Di Indonesia saat ini terjadi berbagai konflik yang dilatarbelakang I adanya perbedaan
etnis, social budaya, agama dan keyakinan yang kerap muncul ditengah tengah masyarakat
yang berwajah pluralism. Gambaran wajah pluralism di Indonesia saat ini dapat diibaratkan
seperti api yang berada ditumpukan sekam, yang suatu saat bisa muncul akibat
perkembangan dalam bidang politik, agama, social budaya yang semakin memanas.
Pluralism agama menjadi problematika yang mulai muncul dengan munculnya kekerasan
yang mengatasnamakan agama. Yang dipandang meniadi sumber pemicu konflik adalah
agama. Dilihat dari banyak nya agama yang ada di Indonesia memungkinkan konflik
semacam itu terjadi bahkan intensitasnya lebih tinggi.

Pluralism menurut Wikipedia dikenal pluralism yang terdiri dari dua kaya yakni
plural yang berarti beragam dan isme yang berarti paham sehingga memiliki arti paham atas
keberagaman.1 Secara umum pluralism merupakan paham yang menghargai adanya
perbedaan di tengah kehidupan masyarakat dan mengizinkan kelompok berbeda tetap
menjada budayanya sebagai cirikhas. Pendidikan merupakan merupakan salah satu wahana
untuk menjadikan manusia lebih manusiawi, hal ini tidak lepas dari proses belajar mengajar
dan proses transformasi pengetahuan terhadap peserta didik. Pluralism Pendidikan sendiri
merupakan suatu konsep dasar yang perlu untuk ditanamkan terhadap peserta didik guna
mewujudkan rasa toleransi akan adanya perbedaan dan keberagaman dalam konteks social
masyarakat. Pluralism Pendidikan memiliki peran yang besar bagi tumbuh kembangnya
peserta didik yang memiliki akhlak mulia. Guru yang merupakan pemegang peranan penting
dalam dunia Pendidikan. Dengan adanya pluralism Pendidikan membentuk usaha sadar untuk
melakukan perbaikan dan menjunjung nilai nilai perbedaan untuk saling melengkapi.

PEMBAHASAN

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme
Pendidikan menjadi garda paling depan dalam mendemonstrasikan pluralism dengan
metodologi Pendidikan yang tepat untuk mendukungnya. Pendidikan agama pada dasarnya
menjadi media untuk mingkatkan keberagaman pesertadidik dengan keyakikan agama
sendiri, dan keterbukaan untuk mempelajari dan mempermasalahkan agama lain sebatas
untuk menumbuhkan sikap toleransi. Banyaknya kerusuhan yang berbau SARA di Indonesia
menunjukan bahwa sebenarnya kita tidak mau belajar bagaimana hidup secararukun. Yang
berarti agen agen sosialisasi utama seperti keluarga dan Lembaga Pendidikan tidak berhasil
menanamkan sikap toleranasi dan tidak mampu mengajarkan untuk hidup bersama dalam
masyarakat. Inilah pentingnya menanamkan plularisme dalam pendidikan. Ditambah dengan
yang terjadi dalam dunia Pendidikan yaitu maraknya kekerasan yang dilakukan oknum
pendidik, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, guru dan masyarakat guna
meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjunjung nilai nilai toleransi dalam dunia
pendidikan. Masyarakat juga berperan penring dalam partisipasi control berjalannya
pendidikan.

Hal ini menjadi dasar dalam apakah kekeran itu menjadikan wujud oendangkalan, sebab tidak
ada di agama mana pun yang mengajarkan kekerasan karena pada dasarnya setiap agama
mengajarkan hidup damai. Pembangunan karakter bangsa adalah usaha cita cita bersama
untuk mewujudkan kemanusiaan dan keadilan sebagai alat pemersatu bangsa.2 Dapat dilihat
dari realitas tersebut, pemikiran mengenai pentingnya Pendidikan pluralism, terutama bangsa
Indonesia yang majemuk bukan tanpa alasan. Apakah itu Pendidikan Pluralisme ? Pendidikan
pluralism menurut Magnes Suseno memberikan definisi Pendidikan Pluralisme merupakan
pendiidkan yang menginternalisasikan nilai nilai dasar kemanusiaan untuk perdamaian,
kemerdekaan dan solidaritas agar visi kita mampu melintasi bayas kelompok etnis atau
traduisi budaya dan agama, sehingga kita mampu melihat kemanusiaan sebagi sebuah
keluarga yang memiliki perbedaan maupun kesamaan cita cita. 3 Pluralism harus dipahami
sebagai pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan ikatan keadaban. Juga merupakan suatu
keharusan bagi keselamatan ummat manusia. Dalam kitab suci justru disebutkan bahwa Allah
menciptakan mekanisme pengawasan dan pengimbangan antara sesame manusia guna
memelihara keutuhan bumi, dan merupakan salah satu perwujudan kemurahan Allah yang
melimpah kepada ummatNya.4
2
Susetyo, Opini, Kekerasan dan Dunia Pendidikan, sinarharapan.co, diakses pada 12 Januari
2015
3
Syamsul Ma’arif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, op.cit., h. 92
4
Seperti dijelaskan dalam QS. al-Baqarah: 251, yang artinya: Seandainya Allah
tidakmengimbangi segolongan manusia dengan segolongan yang lain, maka pastilah bumi
‫شع ُْوبًا‬ُ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّنا َخ َل ْق ٰن ُك ْم مِّنْ َذ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
‫ارفُ ْوا ۚ اِنَّ اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْندَ هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِنَّ هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم‬
َ ‫ٕى َل لِ َت َع‬%ِِٕ ‫َّو َق َب ۤا‬
‫َخ ِب ْي ٌر‬
Qs. Al Hujurat 13

Artinnya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.’’5

Berdasarkan pemahaman ayat di atas bahwa umat Islam harus menerima keadaan
masyarakat yang majemuk dalam beragama (pluralitas), Allah swt menciptakan manusia
secara beragam, dan keragaman itu tidak dimaksudkan agar masing-masing saling
menghancurkan satu sama lain, akan tetapi manusia saling mengenal dan menghargai
eksistensi masing-masing. Allah menciptakan bumi bukan hanya bagi satu golongan atau
umat agama tertentu, melainkan bagi seluruh umat manusia. Dengan menurunkan bermacam-
macam agama, tidak berarti Allah membenarkan diskriminasi satu umat atas umat lain,
melainkan agar masing-masing berlomba berbuat kebaikan.

Dengan demikian pendidikan pluralisme diharapkan seorang murid bisadiantarkan


untuk dapat memandang pluralitas keindonesiaan dalam berbagai aspeksosial, ekonomi,
politik, budaya, dan agama sebagai kekayaan spiritual bangsa yangharus tetap dijaga
kelestariannya. Jika tidak, maka keindonesiaan itu sendiri yang akan menjadi taruhannya.
Akhirnya, dengan model pendidikan pluralisme seperti ini, diharapkan mampu memberikan
dorongan terhadap terciptanya perdamaian danupaya menanggulangi konflik yang akhir-akhir
ini marak, sebab nilai dasar daripendidikan pluralisme adalah penanaman dan pembumian
nilai toleransi, empati,simpati dan solidaritas sosial.Tujuan pendidikan pluralisme adalah
mendapatkan titik-titik pertemuan yangdimungkinkan secara teologis oleh masing-masing

hancur;namun Allah mempunyai kemurahan yang melimpah kepada seluruh alam. Lihat
BudhiMunawwar-Rachman, Islam Pluralis, Wacana Kesetaraan Kaum Beriman, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 31
5
https://www.merdeka.com/quran/al-kafirun/ayat-6
agama. bukanlah untuk membuat suatu kesamaan pandangan, apalagi keseragaman, karena
ini adalah sesuatu yang absurd dan agak mengkhianati tradisi suatu agama. Yang dicari
Setiap agamamempunyai sisi ideal secara filosofis dan teologis, dan inilah yang
dibanggakanpenganut agama, serta yang akan menjadikan mereka tetap bertahan, jika
merekamulai mencari dasar rasional atas keimanan mereka. Oleh karena itu, suatu dialog
dalam pendidikan pluralisme harus selalu mengandalkan kerendahan hati untuk
membandingkan konsep-konsep ideal yang dimiliki agama lain. Islam adalah agama rahmat
lil alamin. Sejak kelahirannya, Islam sudah berada di tengah-tengah budaya dan agama-
agama lain. Sebuah masyarakatpluralistik secara religius telah mapan pada saat itu. Oleh
karenanya banyakditemukan di dalam al-Qur’an tentang dialog antara Islam dengan agama-
agama lainnya mengenai keimanan dengan konsep tauhidnya.6

Dalam tatanan konseptual, al-Qur’an telah memberi resep atau arahan-arahanyang


sangat diperlukan bagi manusia muslim untuk memecahkan masalahkemanusiaan universal,
yakni realitas pluralitas keberagaman manusia. Dan menuntutsupaya bersikap toleransi
terhadap kenyataan tersebut demi tercapainya perdamaian di muka bumi. Karena Islam
menilai bahwa syarat untuk membuat keharmonisan. adalah pengakuan terhadap komponen-
komponen yang secara alamiah berbeda. Hal ini terlihat pada QS. Surah al-Kafirun (109)
Ayat ; 6 yang berbunyi :

ِ ‫َل ُك ْم ِد ْي ُن ُك ْم َولِ َي ِدي‬


ࣖ ‫ْن‬
Terjemahnya:

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.7

Perintah Islam agar umatnya bersikap toleran terhadap agama lainnya dengan
menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam soal agama dan menyerahkan kepadamanusia
merdeka untuk memilih jalan yang dikehendakinya. Manusia tidak boleh memaksa manusia
lainnya untuk mengikuti ajaran yang disampaikannya karena tugas manusia hanyalah
mengajak manusia lainnya untuk menyembah kepada Allah, namun hanya Allah yang berhak
memberi hidayah kepada seseorang.

6
Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1991), h. 73.
7
https://www.merdeka.com/quran/al-kafirun/ayat-6
Ainul Yaqin mengungkapkan dari beberapa literatur yang dipelajari, bahwa nilai-nilai
yang dikembangkan dalam pendidikan berbasis pluralisme sangat berorientasi pada hakikat
dasar manusia dengan tidak menyisihkan sedikitpun dari keberadaannya. Nilai-nilai tersebut
meliputi: a) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan/humanitas

b) Kebebasan beragama bagi masyarakat

c) Demokrasi dalam semua aspek tatanan sosial

d) Toleransi antar sesama manusia

e) Rekonsiliasi/perdamaian di muka bumi

f) Cinta, kasih sayang, saling menolong, saling melindungi dan memberi keselamatan

g) Keadilan/kesetaraan/egaliter

h) Kemaslahatan sosial

i) Kelestarian budaya-budaya masyarakat8

Berangkat dari nilai-nilai yang dikembangkan ini, maka sebenarnya tidaklah perlu
diragukan atau dikhawatirkan adanya inisiatif atau ide untuk menyelenggarakan pendidikan
yang berorientasi pluralisme dalam bentuk institusi pendidikan, apalagi dalam konteks ke-
Indonesia-an. Dalam pendidikan, semua aspek kelembagaan dan proses belajar mengajarnya
harus menerapkan sistem, metode, strategi dan kurikulum yang dapat menyembuhkan
pluralisme serta mampu menggali sisi perdamaian dan toleransi. Oleh karenanya, diantara
langkah yang ditempuh guru atau dosen, khususnya yang terkait denganorganisasi atau
kegiatan pembelajaran di kelas adalah penentuan pendekatan danmetode. Hal tersebut
merupakan elemen penting dalam proses belajar mengajar.

Adanya pluralisme dalam kehidupan bermasyarakat pastinya bisa memberikan


dampak positif dan negatif. Berikut ini, dampak positif dan dampak negatif pluralisme yang
harus dipahami.

1. Dampak positif pluralisme

Pluralisme bisa memberikan dampak positif untuk kehidupan masyarakat yang tenang
dan damai, antara lain:

8
M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi
dan Keadilan, (Yogyakarta: Pilar Media, 2005).
a. Memahami perbedaan

Perbedaan adalah keadaan, sifat dan karakter yang telah diciptakan oleh Tuhan supaya
manusia saling mengenal, berinteraksi, saling memahami dan memberi manfaat satu sama
lain.Jika seseorang memahami adanya keberagaman atau pluralisme, maka sikap ini akan
menciptakan lingkungan yang tenang, damai dan saling tolong-menolong karena orang-orang
mau memahami perbedaan yang ada dalam masyarakat.

b. Masyarakat lebih modern

Modern biasanya merujuk pada sesuatu yang terkini, baru dan semacamnya. Modern
bisa merujuk pada zaman maupun gaya yang sifatnya terbaru.Jika setiap orang memahami
adanya keberagaman atau pluralitas, sikap ini akan membentuk masyarakat yang lebih
modern maupun berpikir lebih maju.

c. Meningkatkan pendapatan negara

Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan perpajakan, penerimaan negara
bukan pajak dan penerimaan hibah.Adanya pluralitas dan masyarakat yang saling menghargai
serta menghormati, hal ini akan membantu meningkatkan pendapatan negara. Masyarakat
yang berbeda-beda itu mungkin akan memanfaat pluralitas ini sebagai sumber pendapatan
atau semacamnya.

d. Meningkatkan daya tarik turis

Daya tarik adalah kualitas yang menyebabkan minat, keinginan atau tarikan pada
seseorang atau sesuatu. Daya tarik bisa dihasilkan dari rangsangan visual. Pluralitas atau
keberagaman budaya, suku dan ras yang ada di Indonesia justru bisa menjadi daya tarik turis
untuk berwisata. Keberagaman ini juga bisa menjadi ciri khas suatu wilayah yang akan
dikenal oleh wisatawan asing. Pada akhirnya, hal ini bisa membantu meningkatkan
pendapatan masyarakat maupun negara.

2. Dampak negatif pluralitas

Pluralitas bisa memberikan dampak negatif berupa konflik di tengah kehidupan


masyarakat, antara lain:

a. Menimbulkan persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba
dan berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan atau kemenangan. Persaingan bisa terjadi bila ada
beberapa pihak yang menginginkan sesuatu supaya menjadi pusat perhatian umum.

Karena ada keberagaman suku, ras, agama dan budaya di Indonesia, hal ini bisa
menimbulkan persaingan di tengah masyarakat. Mereka mungkin berlomba-lomba dan
mengklaim budaya maupun keyakinannya paling benar supaya menjadi panutan maupun
pusat perhatian.

c. Menimbulkan rasa egois

Egois adalah sifat selalu memprioritaskan keinginan dan kebutuhan sendiri di atas
kebutuhan dan keinginan orang lain. Karena rasa ingin menang atau menjadi pusat perhatian
umum di tengah keberagaman, hal ini bisa menimbulkan rasa egois untuk mementingkan diri
sendiri.

d. Menimbulkan gesekan sosial

Gesekan sosial bisa dikatakan sebagai pertikaian yang muncul akibat konflik
mengenai pluralitas yang ada, baik pluralitas agama, budaya, sosial dan lainnya. Orang
dengan keyakinan atau kebudayaan yang berbeda dengan lainnya tidak bisa saling toleransi
sehingga sulit untuk bersatu.

e. Menimbulkan sikap individualisme

Individualisme adalah satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial
yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan
kebebasan sendiri. Orang yang individualis akan melanjutkan pencapaian dan kehendak
pribadi. Mereka cenderung menentang intervensi dari masyarakat, negara dan setiap badan
atau kelompok atas pilihan pribadinya.

KESIMPULAN

Dengan demikian pendidikan pluralisme diharapkan seorang murid bisadiantarkan


untuk dapat memandang pluralitas keindonesiaan dalam berbagai aspeksosial, ekonomi,
politik, budaya, dan agama sebagai kekayaan spiritual bangsa yang harus tetap dijaga
kelestariannya. Jika tidak, maka keindonesiaan itu sendiri yang akan menjadi taruhannya.
Akhirnya, dengan model pendidikan pluralisme seperti ini, diharapkan mampu memberikan
dorongan terhadap terciptanya perdamaian danupaya menanggulangi konflik yang akhir-akhir
ini marak, sebab nilai dasar daripendidikan pluralisme adalah penanaman dan pembumian
nilai toleransi, empati,simpati dan solidaritas sosial. Perintah Islam agar umatnya bersikap
toleran terhadap agama lainnya dengan menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam soal
agama dan menyerahkan kepadamanusia merdeka untuk memilih jalan yang dikehendakinya.
Adanya pluralisme dalam kehidupan bermasyarakat pastinya bisa memberikan dampak
positif dan negatif.

Anda mungkin juga menyukai