Anda di halaman 1dari 2

Pendidikan Kompeatif

Nama : Annisa Dewi


NIM : 202221122
Pluralisme dalam Pendidikan
A. Pengertian Pluralisme
Prularalisme adalah paham tentang pluralitas, yakni
kesadaran akan realitas keberagaman kehidupan masyarakat dalam
aspek ekonomi, budaya, sosial, politik, ideologi, dan agama.
Pendidikan Pluralisme merupakan pendidikan yang mengedepankan
keterlibatan aktif dalam keragaman dan perbedaannya untuk membangun
peradaban bersama. Pendidikan Pluralisme masih tetap memelihara perbedaan
masing-masing sebagai khas, bukan menerima mutlak relativime agama.
Melainkan pengenalan yang mendalam atas yang lain akan membawa
konsekuensi mengakui sepenuhnya nilai-nilai dari kelompok yang lain. Atas
dasar itu pendidikan Pluralisme menolak paham relativisme, misalnya
pernyataan simplistis, bahwa semua agama itu sama saja. Justru yang
ditekankan keberbedaan itu merupakan potensi besar, komitmen bersama
membangun toleransi aktif, untuk membangun peradaban
B. Paradigma Pendidikan
Pendidikan harus ditempatkan pada garda depan dalam
metode konstruksi teologi pluralisme dengan membuat metodologi
yang tepat untuk mendukungnya. Konstruksi pendidikan masalalu
yang berbasiskan penyeragaman identitas budaya bangsa, harus
dikaji ulang dan mesti harus disesuaikan dengan paradigma
pendidikan yang berbasis pluralisme bangsa. Paradigma pendidikan
yang tidak berbasis pluralisme dapat terlihat lewat distorsi yang
muncul kepermukaan. Ada banyak hal yang menyebabkan distorsi
tersebut acapkali terjadi, antara lain adalah:

1. Sebagai sebuah doktrin yang senantiasa dijadikan alat


pembenaran bagi terjadinya konflik antar agama yang tak jarang
didekati secara represif. Fonomena ekslusivisme masih sangat
kental mewarnai kurikulum pendidikan agama di sekolah yang
dilakukan melalui “pencucian otak”. Nilai-nilai agamis seperti
kebenaran dan perdamaian tidak diperjuangkan untuk menata
pluralitas dengan cara menghormati perbedaan-perbedaan yang
ada.
2. Materi pelajaran yang diajarkan disekolah membenarkan apa
yang diyakini benar dan menghakimi apa yang diyakini salah.
Kebenaran yang satu dimutlakkan untuk yang lainnya.

Adanya perbedaan dalam dunia pendidikan menjadi hal yang


cukup lumrah, dikarenakan perbedaan itu menjadi fitroh dalam diri
manusia, sebagai penggerak jalannya pendidikan, sehingga hal-hal
yang berkaitan dengan ekonomi, ideologi, sosial kemasyarakatan,
maupun dalam konstek keagamaan, merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pendidikan itu sendiri . Dari berbagai persoalan
yang muncul, perlu ada kajian khusus untuk membuat sisitem
pendidikan yang pluralis, sehingga kesenjangan sosial, ekonomi,
dan pendidikan tidak selalu menjadi hal yang menakutkan dalam
kehidupan bermasyarakat.

C. Pluralisme Pendidikan
Pluralisme pendidikan tidak hanya sekedar menjadi wacana
yang mudah untuk diucapkan, namun lebih jauh dari itu bahwa
pluralisme dalam dunia pendidikan harus menjadi sikap, baik bagi
guru sebagai aktor utama dalam pendidikan, maupun terhadap
peserta didik untuk terus meningkatkan kualitas diri dalam konstek
percaturan dunia modern.
Pluralisme pendidikan sebagai salah satu alat dan pemahaman
mengenai nilai-nilai toleransi terhadap keanekaragaman budaya,
ideologi, sosial-politik, ekonomi, dan keagamaan, harus menjadi
karakter pendidikan kita saat ini, sehingga perlunya pluralisme
pendidikan menjadi salah satu kurikulum, guna mencetak generasi
yang jauh lebih baik dimasa yang akan datang.
Dasar dari pluralisme pendidikan itu sendiri, tidak lain adalah
dalam rangka membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memanusiakan. Konsep dasarnya adalah humanisme, yakni adanya
penghargaan yang cukup tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan
yang melekat secara inheren dalam diri manusia. Penghargaan
tersebut tercermin dalam tingkah laku manusia yang menghargai
kehidupan orang lain yang memiliki kebebasan berpendapat,
berpikir, berkumpul, dan berkeyakinan atas apa yang diyakini
terbaik bagi hidupnya. .

Anda mungkin juga menyukai