Anda di halaman 1dari 8

RESUME BUKU PEND.

MULTIKULTURAL

Nama: khairul anshari siregar

Nim : 0307173128

Jurusan : MPI-1-VII

A. INFO BUKU

Judul buku : Pendidikan Multikultural

Penulis : Choirul Mahfud

Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Cetakan : Ketiga

Tahun : 2009

Tebal buku : 302 halaman, 5 BAB

B. ISI BUKU
Daftar Isi

Pengantar

Daftar Isi

Pembahasan

Bagian Pertama : Resume Buku

Bab 1 Pendahuluan

Bab 2 Epistemologi Pendidikan

Bab 3 Epistemologi Multikulturalisme

Bab 4 Konsep Pendidikan Multikultural

Bab 5 Urgensi Pendidikan Multikultural di Indonesia


Bab 1

Pendahuluan

Pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep
pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya
yang ada pada siswa seperti keragaman.

Pendidikan multikultural yaitu pendidikan tentang keragaman budaya dalam merespons


perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara
keseluruhan.

Wacana tentang pendidikan multikultural ini dimaksudkan untuk merespon fenomena konflik
etnis, social, budaya yang kerap muncul ditengah-tengah masyarakat yang berwajah
multikultural .

Sebaiknya kita mengembangkan paradigma pendidikan multikultural yang pada akhirnya


bermuara pada terciptanya sikap siswa yang mau memahami, menghormati, memahami
perbedaan budaya, etnis, dan agama dan lainnya yang ada di masyarakat. Pendidikan
multikultural tidak saja merevisi materi tetapi juga mereformasi terhadap sistem pembelajaran.

Pendidikan multikultural merupakan pendekatan progresif untuk melakukan transformasi


pendidikan dan budaya masyarakat secara menyeluruh juga untuk memperbaiki kekurangan
dan kegagalan, serta membongkar praktik-praktik diskriminatif dalam proses pendidikan.
Pendekatan ini sejalan dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan yang termaktub dalam UU
Sisdiknas (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional) tahun 2008 pasal 4 ayat 1 yang
berbunyi, pendidikan nasional diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), nilai keagamaan, nilai
cultural, dan kemajemukan bangsa.
Bab 2

Epistemologi Pendidikan

Epistemologi sebagai satu kesatuan kata yang aktif berarti ilmu tentang pengetahuan. Ilmu
tentang pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan tentang ilmu.
Pengetahuan tentang ilmu cenderung menerangkan tentang metafisika atau sering kita sebut
dengan filsafat. Sedangkan ilmu tentang pengetahuan (epistemologi) lebih bersifat sistematis,
koheren, dan konsisten jika lebih disederhanakan lagi akan mengarah pada ilmu (sains).

Dalam arti khusus, konsep ilmu tentang pengetahuan bersifat konkret, sedangkan konsep
pengetahuan tentang ilmu pendidikan bersifat abstrak dan meluas. Dalam hal ini, perlu
pemahaman yang baik ketika kita memahami tentang epistemologi.

Sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi pendidikan nasional menurut UU Sisdiknas 2003 yaitu mengembangkan kemampuan


dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Bab 3

Epistemologi Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah sebuah filosofi terkadang ditafsirkan sebagai ideologi yang


menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status
sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan
untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.

Secara etimologi multikulturalisme yaitu berasal dari kata multi (banyak), kultur
(budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki dalam kata itu terkandung pengakuan akan
martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaan masing-masing yang
unik.

Pendidikan merupakan wahana yang paling tepat untuk membangun kesadaran


multikulturalisme dimaksud karena dalam tataran ideal, pendidikan seharusnya bisa berperan
sebagai juru bicara bagi terciptanya fundamen kehidupan multikultural yang terbebas dari
kooptasi negara. Hal ini dapat berlangsung apabila ada perubahan paradigma dalam
pendidikan, yakni dimulai dari penyeragaman menunuju identitas tunggal, lalu kea rah
pengakuan dan penghargaan keragaman identitas dalam kerangka penciptaan harmonisasi
kehidupan.

Secara historis sejak jatuhnya Presiden Suharto dari kekuasaannya yang kemudian diikuti
dengan masa yang disebut era reformasi , kebudayaan Indonesia cenderung mengalami
disintegrasi.juga terjadinya krisis moneter dan pada gilirannya juga telah melahirkan krisis sosio
cultural dilama kehidupan bangsa dan Negara.

Dari hal tesebut diatas maka kulturalisme adalah sebuah konsep dimana sebuah komunitas
dalam konteks kebangsaan dapat mengakui keberagaman, perbedaan, dan keragaman bangsa
baik ras, suku, etnis, agama dan lainnya. Sebuah konsep yang memberikan pemahaman bahwa
sebuah bangsa yang plural dan majemuk adalah bangsa yang dipenuhi dengan kebudayan-
kebudayaan yang beraneka ragam (multikultural). Bangsa yang multikultural adalah bangsa
yang kelompok-kelompok etnikatau budaya yang ada dapat hidup berdampingan secara damai
dalam prinsip co existensi yang ditandai oleh kesediaan untuk menghormati budaya lain.

Gagasan multikulturalisme yang dinilai mengakomodir kesetaraan dalam perbedaan


merupakan sebuah konsep yang mapu meredam konflik vertical maupun horizontal dalam
masyarakat yang vheterogen diamana tuntutranakan pengakuanb atas eksistensi dan keunikan
bidaya etnis sangat lumrah terjadi. Masyarakat multikulturalisme diciptakan mampu
memberikan ruang yang luas bagi berbagai identitas kelompok untuk melaksanakan kehidupan
secara otonom. Dengan dermikian akan tercipta suatu sistem budaya dan tatanan social yang
mapan dalam kehidupan masyarakat yang akan menjadi pilar perdamaian sebuah bangsa.
Bab 4

Konsep Pendidikan Multikultural

Sebagai wacana baru maka pengertian pendidikan multikultural belum jelas. Banyak perbedaan
pendapat antara para ahli pendidikan.

Endersen dan Cusher berpendapat bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan


mengenai keragaman kebudayaan.

Muhemin el Ma’hadi berpendapat pendidikan multikultural adalah pendidikan tentang


keragaman budaya dalam merespon perubahan demografis dan cultural lingkungan masyarakat
tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan (global).

Istilah “pendidikan multikultural” dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif maupun
normatif, yangmenggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan yangberkaitan dengan
masyarakat multikultural. Lebih jauh ia juga mencakup pengertian tentang pertimbangan
terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural.
Selain itu juuga mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan
strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural. Dalam konteks deskriptif ini,
kurikulum pendidikan multikultural seharusnya mencakup subjek-subjek seperti: toleransi,
tema-tema tentang perbedaan etno-kultural dan agama, bahaya diskriminasi penyelesaian
konflik dan mediasi, HAM, demokrasi dan pluralitas, multikulturalisme, kemanusiaan universal,
dan subjek-subjek lain yang yang relevan.

Dalam konsep teoritis, belajar dari model-model pendidikan multikultural yang pernah ada dan
sedang dikembangkan oleh Negara-negara maju dikenal lima pendekatan yaitu pendidikan
mengenai perbedaan kebudayaan atau ,multikulturalisme, pendidikan mengenai perbedaan
dan pemahaman kebudayaan, pendidikan bagi pluiralisme bangsa, pendidikan dwi-budaya dan
pendidikan multikultural sebagai pengalaman manusia.

Dalam menghadapi pluralism budaya diperlukan paradigma baru yang lebih toleran yaitu
paradigma pendidikan multikultural. Paradigma pendidikan multikultural itu penting sebab
dapat mengarahkan anak didik untuk bersikap dan berpandangan toleran dan inklusif terhadap
realitas masyarakat yang beragam dan dapat memberikan apresiatif terhadap budaya orang
lain.

Pendidikan multikulturalisme biasanya mempunyai ciri-ciri yaitu

a. Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan dan menciptakan “masyarakat berperadaban


(berbudaya)

b. Materinya mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa dan nilai-nilai


kelompok etnis (cultural)

c. Metodenya demokratis yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan keberagaman budaya


bangsa dan kelompok etnis (multikulturalis)

d. Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi
persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.

Pendekatan pendidikan multikultural yaitu tidak lagi menyamakan pandangan pendidikan


dengan persekolahan, menghoindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan
kelompok etnik, dan pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa
kebudayaan.

Masyarakat merupakan laboratorium dan sumber makro yang penuh alternative memperkaya
pelaksanaan proses pendidikan berbasis multikultural.

Pendidikan berbasis multikultural yaitru pendidikan multikultural seperti yang dipakai dalam
konteks kehidupan multikultural negara-negara barat.

Di Indonesia pendidikan multikultural relatif baru dikenal sebagai suatu pendekatan yang
dianggap lebih sesuai bagi masyarakat Indonesia yang heterogen.jika hal itu dilakukan tidak
hati-hati maka akan menjerumuskan ke dalam perpecahan nasional.
Model pendidikan yang dipakai menunjukan kertagaman tujuan yang menerapkan strategi dan
sarana yang dipakai untuk mencapainya.pendidikan multikultural tidak sekedar merevisi materi
pelajaran tetapi juga melakukan reformasi terhadap pembelajaran itu sendiri.

Bab 5

Urgensi Pendidikan Multikultural di Indonesia

Di Indonesia manfaat pendidikan multikultural yaitu sarana alternative pemecahan konflik,


siswa tidak tercaerabut dari akar budayanya, sebagai landasan pengembangan kurikulum
nasional, serta relevansi di alam demokrasi seperti sekarang ini.

Secara konkret pendidikan multikultural melibatkan guru, pemerintah juga masyarakat sebab
adanya multi dimensi aspek kehgidupan yang tercakup dalam pendidikan multikultural.

Upaya untuk membangun Indonesia yang multikultur dapat terwujud jika: pertama, konsep
multikulturalisme menyebar luas dan dipahami urgensinya bagi bangsa Indonesia pada tingkat
nasional maupun local untuk untuk mengadopsi maupun menjadikannya sebagai pedoman
hidup. Kedua, adanya kesamaan pemahan di antara para ahli mengenai makna
multikulturalisme bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.Ketiga, upaya-upaya lain yang
diperlukan guna mewujudkan cita-cita.

Anda mungkin juga menyukai