MULTIKULTURAL
Nim : 0307173128
Jurusan : MPI-1-VII
A. INFO BUKU
Cetakan : Ketiga
Tahun : 2009
B. ISI BUKU
Daftar Isi
Pengantar
Daftar Isi
Pembahasan
Bab 1 Pendahuluan
Pendahuluan
Pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep
pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya
yang ada pada siswa seperti keragaman.
Wacana tentang pendidikan multikultural ini dimaksudkan untuk merespon fenomena konflik
etnis, social, budaya yang kerap muncul ditengah-tengah masyarakat yang berwajah
multikultural .
Epistemologi Pendidikan
Epistemologi sebagai satu kesatuan kata yang aktif berarti ilmu tentang pengetahuan. Ilmu
tentang pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan tentang ilmu.
Pengetahuan tentang ilmu cenderung menerangkan tentang metafisika atau sering kita sebut
dengan filsafat. Sedangkan ilmu tentang pengetahuan (epistemologi) lebih bersifat sistematis,
koheren, dan konsisten jika lebih disederhanakan lagi akan mengarah pada ilmu (sains).
Dalam arti khusus, konsep ilmu tentang pengetahuan bersifat konkret, sedangkan konsep
pengetahuan tentang ilmu pendidikan bersifat abstrak dan meluas. Dalam hal ini, perlu
pemahaman yang baik ketika kita memahami tentang epistemologi.
Sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga demokratis serta bertanggung jawab.
Bab 3
Epistemologi Multikulturalisme
Secara etimologi multikulturalisme yaitu berasal dari kata multi (banyak), kultur
(budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki dalam kata itu terkandung pengakuan akan
martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaan masing-masing yang
unik.
Secara historis sejak jatuhnya Presiden Suharto dari kekuasaannya yang kemudian diikuti
dengan masa yang disebut era reformasi , kebudayaan Indonesia cenderung mengalami
disintegrasi.juga terjadinya krisis moneter dan pada gilirannya juga telah melahirkan krisis sosio
cultural dilama kehidupan bangsa dan Negara.
Dari hal tesebut diatas maka kulturalisme adalah sebuah konsep dimana sebuah komunitas
dalam konteks kebangsaan dapat mengakui keberagaman, perbedaan, dan keragaman bangsa
baik ras, suku, etnis, agama dan lainnya. Sebuah konsep yang memberikan pemahaman bahwa
sebuah bangsa yang plural dan majemuk adalah bangsa yang dipenuhi dengan kebudayan-
kebudayaan yang beraneka ragam (multikultural). Bangsa yang multikultural adalah bangsa
yang kelompok-kelompok etnikatau budaya yang ada dapat hidup berdampingan secara damai
dalam prinsip co existensi yang ditandai oleh kesediaan untuk menghormati budaya lain.
Sebagai wacana baru maka pengertian pendidikan multikultural belum jelas. Banyak perbedaan
pendapat antara para ahli pendidikan.
Istilah “pendidikan multikultural” dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif maupun
normatif, yangmenggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan yangberkaitan dengan
masyarakat multikultural. Lebih jauh ia juga mencakup pengertian tentang pertimbangan
terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural.
Selain itu juuga mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan
strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural. Dalam konteks deskriptif ini,
kurikulum pendidikan multikultural seharusnya mencakup subjek-subjek seperti: toleransi,
tema-tema tentang perbedaan etno-kultural dan agama, bahaya diskriminasi penyelesaian
konflik dan mediasi, HAM, demokrasi dan pluralitas, multikulturalisme, kemanusiaan universal,
dan subjek-subjek lain yang yang relevan.
Dalam konsep teoritis, belajar dari model-model pendidikan multikultural yang pernah ada dan
sedang dikembangkan oleh Negara-negara maju dikenal lima pendekatan yaitu pendidikan
mengenai perbedaan kebudayaan atau ,multikulturalisme, pendidikan mengenai perbedaan
dan pemahaman kebudayaan, pendidikan bagi pluiralisme bangsa, pendidikan dwi-budaya dan
pendidikan multikultural sebagai pengalaman manusia.
Dalam menghadapi pluralism budaya diperlukan paradigma baru yang lebih toleran yaitu
paradigma pendidikan multikultural. Paradigma pendidikan multikultural itu penting sebab
dapat mengarahkan anak didik untuk bersikap dan berpandangan toleran dan inklusif terhadap
realitas masyarakat yang beragam dan dapat memberikan apresiatif terhadap budaya orang
lain.
d. Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi
persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.
Masyarakat merupakan laboratorium dan sumber makro yang penuh alternative memperkaya
pelaksanaan proses pendidikan berbasis multikultural.
Pendidikan berbasis multikultural yaitru pendidikan multikultural seperti yang dipakai dalam
konteks kehidupan multikultural negara-negara barat.
Di Indonesia pendidikan multikultural relatif baru dikenal sebagai suatu pendekatan yang
dianggap lebih sesuai bagi masyarakat Indonesia yang heterogen.jika hal itu dilakukan tidak
hati-hati maka akan menjerumuskan ke dalam perpecahan nasional.
Model pendidikan yang dipakai menunjukan kertagaman tujuan yang menerapkan strategi dan
sarana yang dipakai untuk mencapainya.pendidikan multikultural tidak sekedar merevisi materi
pelajaran tetapi juga melakukan reformasi terhadap pembelajaran itu sendiri.
Bab 5
Secara konkret pendidikan multikultural melibatkan guru, pemerintah juga masyarakat sebab
adanya multi dimensi aspek kehgidupan yang tercakup dalam pendidikan multikultural.
Upaya untuk membangun Indonesia yang multikultur dapat terwujud jika: pertama, konsep
multikulturalisme menyebar luas dan dipahami urgensinya bagi bangsa Indonesia pada tingkat
nasional maupun local untuk untuk mengadopsi maupun menjadikannya sebagai pedoman
hidup. Kedua, adanya kesamaan pemahan di antara para ahli mengenai makna
multikulturalisme bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.Ketiga, upaya-upaya lain yang
diperlukan guna mewujudkan cita-cita.