Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UAS

"PENDIDIKAN MULTIKULTURAL "

OLEH :

CICI RUSMAWATI LATOLA

( A311 18 008 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
A. Identitas Buku :

Judul Buku : PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Penulis : CHOIRUL MAHFUD

Desain Cover : NURUDDIEN

Penerbit : PUSTAKA PEAJAR

Cetakan : VI

Tahun : APRIL 2013

ISBN : 979-2458-67-0

B. ISI BUKU

Dalam buku ini banyak membahas tentang bagaimana Pendidikan itu bisa bertahan
ditengah-tengah masyarakat yang multicultural ada juga terdapat kesenjangan sosial dan
benturan dikalangan masyarakat, benturan itu di sinyalir akibat beberapa faktor yaitu politik,
sosial, budaya,ekonomi, ras, bahkan agama. Melihat dari fenomena itu Pendidikan itu harus peka
terhadap perkembangan globalisasi. Dan Pendidikan multicultural ini juga dapat dirumuskan
sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman kultural, hak-hak asasi manusia serta
pengurangan atau penghapusan berbagai motif prasangka yang ada pada masyarakat dan
mewujudkan suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju.

Pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep
pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang
ada pada siswa seperti keragaman.

Pendidikan multikultural yaitu pendidikan tentang keragaman budaya dalam merespons


perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara
keseluruhan. Pendidikan multikultural merupakan pendekatan progresif untuk melakukan
transformasi pendidikan dan budaya masyarakat secara menyeluruh juga untuk memperbaiki
kekurangan dan kegagalan, serta membongkar praktik-praktik diskriminatif dalam proses
pendidikan. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan yang termaktub
dalam UU Sisdiknas (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional) tahun 2008 pasal 4 ayat 1
yang berbunyi, pendidikan nasional diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), nilai keagamaan, nilai
cultural, dan kemajemukan bangsa.

Epistemologi Pendidikan

Epistemologi sebagai satu kesatuan kata yang aktif berarti ilmu tentang pengetahuan.
Ilmu tentang pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan tentang
ilmu. Pengetahuan tentang ilmu cenderung menerangkan tentang metafisika atau sering kita
sebut dengan filsafat. Sedangkan ilmu tentang pengetahuan (epistemologi) lebih bersifat
sistematis, koheren, dan konsisten jika lebih disederhanakan lagi akan mengarah pada ilmu
(sains).

Dalam arti khusus, konsep ilmu tentang pengetahuan bersifat konkret, sedangkan konsep
pengetahuan tentang ilmu pendidikan bersifat abstrak dan meluas. Dalam hal ini, perlu
pemahaman yang baik ketika kita memahami tentang epistemologi. Sedangkan tujuan
pendidikan nasional menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga demokratis serta
bertanggung jawab. Fungsi pendidikan nasional menurut UU Sisdiknas 2003 yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Epistemologi Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah sebuah filosofi terkadang ditafsirkan sebagai ideologi yang


menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial
politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan untuk
menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.

Secara etimologi multikulturalisme yaitu berasal dari kata multi (banyak), kultur
(budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki dalam kata itu terkandung pengakuan akan
martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaan masing-masing yang
unik.

Pendidikan merupakan wahana yang paling tepat untuk membangun kesadaran multikulturalisme
dimaksud karena dalam tataran ideal, pendidikan seharusnya bisa berperan sebagai juru bicara
bagi terciptanya fundamen kehidupan multikultural yang terbebas dari kooptasi negara. Hal ini
dapat berlangsung apabila ada perubahan paradigma dalam pendidikan, yakni dimulai dari
penyeragaman menunuju identitas tunggal, lalu kea rah pengakuan dan penghargaan keragaman
identitas dalam kerangka penciptaan harmonisasi kehidupan.

Secara historis sejak jatuhnya Presiden Suharto dari kekuasaannya yang kemudian diikuti
dengan masa yang disebut era reformasi , kebudayaan Indonesia cenderung mengalami
disintegrasi.juga terjadinya krisis moneter dan pada gilirannya juga telah melahirkan krisis sosio
cultural dilama kehidupan bangsa dan Negara. Dari hal tesebut diatas maka kulturalisme adalah
sebuah konsep dimana sebuah komunitas dalam konteks kebangsaan dapat mengakui
keberagaman, perbedaan, dan keragaman bangsa baik ras, suku, etnis, agama dan lainnya.
Sebuah konsep yang memberikan pemahaman bahwa sebuah bangsa yang plural dan majemuk
adalah bangsa yang dipenuhi dengan kebudayan-kebudayaan yang beraneka ragam
(multikultural). Bangsa yang multikultural adalah bangsa yang kelompok-kelompok etnikatau
budaya yang ada dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co existensi yang
ditandai oleh kesediaan untuk menghormati budaya lain.

Gagasan multikulturalisme yang dinilai mengakomodir kesetaraan dalam perbedaan


merupakan sebuah konsep yang mapu meredam konflik vertical maupun horizontal dalam
masyarakat yang vheterogen diamana tuntutranakan pengakuanb atas eksistensi dan keunikan
bidaya etnis sangat lumrah terjadi. Masyarakat multikulturalisme diciptakan mampu memberikan
ruang yang luas bagi berbagai identitas kelompok untuk melaksanakan kehidupan secara
otonom. Dengan dermikian akan tercipta suatu sistem budaya dan tatanan social yang mapan
dalam kehidupan masyarakat yang akan menjadi pilar perdamaian sebuah bangsa.

Konsep Pendidikan Multikultural


Sebagai wacana baru maka pengertian pendidikan multikultural belum jelas. Banyak
perbedaan pendapat antara para ahli pendidikan. Endersen dan Cusher berpendapat bahwa
pendidikan multikultural adalah pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.

Muhemin el Ma’hadi berpendapat pendidikan multikultural adalah pendidikan tentang


keragaman budaya dalam merespon perubahan demografis dan cultural lingkungan masyarakat
tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan (global).

Istilah “pendidikan multikultural” dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif maupun
normatif, yangmenggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan yangberkaitan dengan
masyarakat multikultural. Lebih jauh ia juga mencakup pengertian tentang pertimbangan
terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural.
Selain itu juuga mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan
strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural. Dalam konteks deskriptif ini,
kurikulum pendidikan multikultural seharusnya mencakup subjek-subjek seperti: toleransi, tema-
tema tentang perbedaan etno-kultural dan agama, bahaya diskriminasi penyelesaian konflik dan
mediasi, HAM, demokrasi dan pluralitas, multikulturalisme, kemanusiaan universal, dan subjek-
subjek lain yang yang relevan.

Dalam konsep teoritis, belajar dari model-model pendidikan multikultural yang pernah
ada dan sedang dikembangkan oleh Negara-negara maju dikenal lima pendekatan yaitu
pendidikan mengenai perbedaan kebudayaan atau ,multikulturalisme, pendidikan mengenai
perbedaan dan pemahaman kebudayaan, pendidikan bagi pluiralisme bangsa, pendidikan dwi-
budaya dan pendidikan multikultural sebagai pengalaman manusia.

Dalam menghadapi pluralism budaya diperlukan paradigma baru yang lebih toleran yaitu
paradigma pendidikan multikultural. Paradigma pendidikan multikultural itu penting sebab dapat
mengarahkan anak didik untuk bersikap dan berpandangan toleran dan inklusif terhadap realitas
masyarakat yang beragam dan dapat memberikan apresiatif terhadap budaya orang lain.

Pendidikan multikulturalisme biasanya mempunyai ciri-ciri yaitu

a. Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan dan menciptakan “masyarakat berperadaban


(berbudaya)
b. Materinya mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa dan nilai-nilai
kelompok etnis (cultural)

c. Metodenya demokratis yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan keberagaman budaya


bangsa dan kelompok etnis (multikulturalis)

d. Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi
persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.

Pendekatan pendidikan multikultural yaitu tidak lagi menyamakan pandangan pendidikan


dengan persekolahan, menghoindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan
kelompok etnik, dan pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa
kebudayaan.

Masyarakat merupakan laboratorium dan sumber makro yang penuh alternative


memperkaya pelaksanaan proses pendidikan berbasis multikultural. Pendidikan berbasis
multikultural yaitru pendidikan multikultural seperti yang dipakai dalam konteks kehidupan
multikultural negara-negara barat. Di Indonesia pendidikan multikultural relatif baru dikenal
sebagai suatu pendekatan yang dianggap lebih sesuai bagi masyarakat Indonesia yang
heterogen.jika hal itu dilakukan tidak hati-hati maka akan menjerumuskan ke dalam perpecahan
nasional.

Model pendidikan yang dipakai menunjukan kertagaman tujuan yang menerapkan strategi dan
sarana yang dipakai untuk mencapainya.pendidikan multikultural tidak sekedar merevisi materi
pelajaran tetapi juga melakukan reformasi terhadap pembelajaran itu sendiri.

Urgensi Pendidikan Multikultural di Indonesia

Di Indonesia manfaat pendidikan multikultural yaitu sarana alternative pemecahan


konflik, siswa tidak tercaerabut dari akar budayanya, sebagai landasan pengembangan kurikulum
nasional, serta relevansi di alam demokrasi seperti sekarang ini. Secara konkret pendidikan
multikultural melibatkan guru, pemerintah juga masyarakat sebab adanya multi dimensi aspek
kehgidupan yang tercakup dalam pendidikan multikultural.

Upaya untuk membangun Indonesia yang multikultur dapat terwujud jika: pertama,
konsep multikulturalisme menyebar luas dan dipahami urgensinya bagi bangsa Indonesia pada
tingkat nasional maupun local untuk untuk mengadopsi maupun menjadikannya sebagai
pedoman hidup. Kedua, adanya kesamaan pemahan di antara para ahli mengenai makna
multikulturalisme bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.Ketiga, upaya-upaya lain yang
diperlukan guna mewujudkan cita-cita.

Dalam buku ini juga penulis mengatakan bahwa Pendidikan multicultural ini harus di
tegakkan di Indonesia karena di Indonesia banyak sekali masyarakat yang berbeda suku dan
budaya dan perlu diketahui bahwa di Indonesia ini Pendidikan multicultural relatif baru dikenal
sebagai suatu pendekatan yang di anggap lebih sesuai bagi masyarakat Indonesia yang herogen
dan plural.

C. Kekurangan dan Kelebihan Buku

Kekurangan :

- Buku ini banyak menggunakan istilah-istilah Pendidikan yang kurang di mengerti maksudnya.

- Dalam buku ini tidak terlalu spesifik menuliskan suatu tempat dan juga kurangnya data-data
yang dibutuhkan.

Kelebihan :

- Buku ini menyajikan secara gampang tentang Pendidikan ,multikultural , dan konsep
Pendidikan multikultural. Sumber literatur yang menjadi rujukan penulis juga disebutkan dengan
lengkap.

- Buku ini bagus untuk diterapkan bagi setiap masyarakat karena besicnya untuk membangun
kerukunan Bersama dan menciptakan kedamaian di kalangan masyarakat

Lamliran Buku :

Anda mungkin juga menyukai