PAPARAN KAPOLDA SULTENG

PENGEMBANGAN KARAKTER MAHASISWA

YANG PEDULI TERHADAP KEAMANAN DAN
KETERTIBAN
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KAMPUS SEHAT

OLEH
KOMBES POL DENNY JATMIKO, S.I.K.
DIRBINMAS POLDA SULTENG
PENDAHULUAN

DALAM RANGKA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KAMPUS SEHAT, PERANAN WARGA

KAMPUS TERUTAMA MAHASISWA BAIK DI LINGKUP KAMPUS BAHKAN HINGGA
LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT SAAT INI SANGAT DIBUTUHKAN.

OLEH KARENANYA, PERLU ADANYA SINERGITAS DARI PIHAK AKADEMISI DALAM

HAL INI WARGA KAMPUS DENGAN KEPOLISIAN MELALUI PENGEMBANGAN
KARAKTER MELALUI PELIBATAN PERAN SERTA MAHASISWA SEBAGAI PELOPOR
ATAU PENGGERAK, KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT (KAMTIBMAS).
GANGGUAN KAMTIBMAS
• RADIKALISME
• NARKOBA
• KORUPSI
• TINDAK PIDANA UMUM LAINNYA
PENCURIAN, PERZINAHAN, PENGANIAYAAN, PENGRUSAKAN, PENCEMARAN NAMA BAIK dll………..

DAMPAK
KESEHATAN LINGKUNGAN KAMPUS
RADIKALISME
RADIKALISME
NARKOBA
Apa itu … NARKOBA … ???
Narkotika : Zat/ obat yang berasal dari tanaman/ bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis yg dapat menimbulkan penurunan/ perubahan kesadaran, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri & timbulkan ketergantungan.

Psikotropika : Zat/ obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Bahan
berbahaya : Bahan kimia atau sesuatu baik tunggal ataupun campuran yang mempunyai sifat
radiasi, mudah meledak, mudah terbakar, racun, iritasi/ luka, bahaya elektronik,
karsiogenik dll
DAMPAK NARKOBA

GANGGUAN PADA KESEHATAN KHUSUSNYA PADA SISTEM SYARAF, MENJADI GANAS DAN TINGKAH SULIT BERKONSENTRASI, PERASAAN
JANTUNG, PEMBULUH DARAH, GANGGUAN KULIT, REPRODUKSI WANITA LAKU YANG BRUTAL BERDAMPAK KESAL DAN TERTEKAN SERTA SERING
PADA KRIMINALITAS MENYAKITI DIRI

KEMATIAN

GANGGUAN MENTAL, MEREPOTKAN PENDIDIKAN MENJADI

ANTI-SOSIAL DAN DAN MENJADI TERGANGGU, MASA
ASUSILA, DIKUCILKAN BEBAN KELUARGA DEPAN SURAM
OLEH LINGKUNGAN
SANSKI PIDANA
PSL PERBUATAN YANG DILARANG SANKSI PIDANA
111 Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau  Penjara 4 - 12 tahun,
menyediakan Narkotika dalam bentuk tanaman.  Denda Rp.800 JT - Rp. 8 M.
112 Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika bukan  Penjara 4 -12 tahun,
tanaman.  Denda Rp.800 JT - Rp. 8 M.
113 Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika.  Penjara 5 - 15 tahun,
 Denda Rp. 1 M - Rp. 10 M.
114 Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi  Penjara seumur hidup, penjara 5 - 20
perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika. tahun.
 Denda Rp.1 M - Rp. 10 M.
115 Membawa, mengirim, mengangkut atau mentransito Narkotika.  Penjara 4 - 12 tahun,
 Denda Rp.800 JT Rp.8 M.
116 Menggunakan Narkotika terhadap orang lain atau memberikan  Penjara 5 - 15 tahun
Narkotika untuk digunakan orang lain.  Denda Rp.1 M - Rp.10 M.
SANSKI PIDANA
PSL PERBUATAN YANG DILARANG SANKSI PIDANA
117 Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika.  Penjara 3-10 tahun
 Denda Rp.600 Juta - Rp.5
M.
119 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual,  Penjara 4 -12 tahun,
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau  Denda Rp.800 Juta - Rp. 8
menyerahkan Narkotika Gol. II. M.
122 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan,  Penjara 2 - 7 tahun,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Gol. III.  Denda Rp. 400 juta - Rp. 3
M.
127 Setiap Penyalah Guna:
a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri;  Penjara maks 4 thn
b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri ; dan  Penjara maks 2 thn
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri.  Penjara maks 1 thn
SANSKI PIDANA
PSL PERBUATAN YANG DILARANG SANKSI PIDANA
128 1. Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur, yang sengaja tidak  Penjara maks. 6 bulan.
melapor Denda maks. Rp. 1 JT.
2. Pecandu Narkotika yang belum cukup umur dan telah dilapor-kan oleh orang tua atau  Tidak dituntut pidana
wali-nya.
3. Pecandu Narkotika yg telah cukup umur yang sdng menjalani rehabilitasi medis dua  Tidak dituntut pidana
kali masa perawatan dokter di rumah sakit dan/ atau lem-baga rehabilitasi medis yang
ditunjuk oleh pemerintah
131 Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan adanya Tindak Pidana sebagaimana  Penjara maks. 1 tahun
dimaksud dalam Pasal 111 s/d 126, Pasal 127 (1), 128 (1) dan Pasal 129 Denda maks. Rp. 50 JT

Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika

132 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 s/d Pasal 129 Penjara sama sesuai dalam
Pasal tersebut.
KORUPSI

KORUPSI BISA DIDEFINISIKAN SEBAGAI PENYALAHGUNAAN JABATAN UNTUK

KEUNTUNGAN PRIBADI. JABATAN TERSEBUT BISA MERUPAKAN JABATAN PUBLIK,
ATAU POSISI APAPUN DI KEKUASAAN, TERMASUK DI SEKTOR SWASTA, ORGANISASI
NIRLABA. BERBENTUK PENYUAPAN, PEMERASAN, DAN SEMUA JENIS PENIPUAN
DENGAN TUJUAN MENDAPATKAN KEUNTUNGAN.

KORUPSI PADA DASARNYA MEMILIKI LIMA KOMPONEN, YAITU:

1. KORUPSI ADALAH SUATU PERILAKU.

2. ADA PENYALAHGUNAAN WEWENANG DAN KEKUASAAN.
3. DILAKUKAN UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN PRIBADI ATAU KELOMPOK.
4. MELANGGAR HUKUM ATAU MENYIMPANG DARI NORMA DAN MORAL.
5. TERJADI ATAU DILAKUKAN DI LEMBAGA PEMERINTAH ATAU SWASTA.
KORUPSI

• TINDAK PIDANA KORUPSI TIPE PERTAMA

Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan denda
paling sedikit dua ratus juta rupiah dan paling banyak satu milyar rupiah.

• TINDAK PIDANA KORUPSI TIPE KEDUA

Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana seumur hidup, atau pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda
paling sedikit lima puluh juta rupiah dan paling banyak satu milyar rupiah.
KORUPSI

PENYEBAB:
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

• SIFAT SERAKAH • ASPEK SOSIAL

• GAYA HIDUP • ASPEK POLITIK
KONSUMTIF • ASPEK HUKUM
• MORAL YANG LEMAH • ASPEK EKONOMI
• ASPEK ORGANISASI
KORUPSI
FAKTOR EKSTERNAL

• ASPEK SOSIAL
 KELUARGA
 TEKANAN LINGKUNGAN SEKITAR

• ASPEK POLITIK
 MEMENANGKAN KONTESTASI DENGAN MEMBELI SUARA / MONEY POLITICS

• ASPEK HUKUM
 KURANGNYA SOSIALISASI TTG TINDAKAN ANTI KORUPSI

• ASPEK EKONOMI
 MEMPERKAYA DIRI

• ASPEK ORGANISASI
 LEMAHNYA SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN,
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN

TINGKATKAN SINERGITAS ANTARA POLRI DENGAN

WARGA KAMPUS BAIK DALAM BENTUK KEGIATAN
HIMBAUAN / SOSIALISASI / SEMINAR BERSAMA
MAUPUN TINDAKAN YANG MENYENTUH WARGA
KAMPUS SECARA LANGSUNG DALAM RANGKA
PENCEGAHAN RADIKALISME, NARKOBA, KORUPSI DAN
TINDAK PIDANA LAINNYA DEMI TERUWUJUDNYA
“KAMPUS SEHAT” .
SEKIAN DAN TERIMA KASIH