Anda di halaman 1dari 30

KURIKULUM 2013

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran
dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar
dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih
banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun
ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035
pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan
melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait
dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri
kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi
akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga
terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta
mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi
International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian
anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS
dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif
(interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif
mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu
pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: (1) tata kerja guru yang
bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; (2) penguatan
manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai
pimpinan kependidikan (educational leader); dan (3) penguatan sarana dan prasarana untuk
kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. Penguatan materi dilakukan dengan cara
pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
A. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar,
dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
B. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang
akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk
pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal
tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan
luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang
harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan
adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional
dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya
tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan
dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama
matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi
ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat,
dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi dalam mengembangkan kehidupan
individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat,
bangsa dan ummat manusia.
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based
education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam
bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah: (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945; (2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (3)
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,
beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
C. Proses Pengembangan Kurikulum 2013
Kompetensi merupakan seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu
program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.
Sikap merupakan ekspresi/perasaan dan tindakan/perilaku mendukung atau tidak mendukung
terhadap suatu nilai tertentu, yang dibentuk setelah mengalami pengalaman pribadi, melalui
pembudayaan, keteladanan orang lain, opini media masa, ataupun faktor emosional tertentu.
Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau dipahami oleh seseorang, yang dapat berupa
deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang diyakini benar atau berguna.
Keterampilan, kemahiran, kecakapan atau keahlian (skill) dalam melaksanakan tugas
merupakan kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam
mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga
menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Peningkatan kemampuan keterampilan
berfikir diarahkan untuk memecahkan masalah, yang ditekankan pada berpikir kreatif dalam
menciptakan model-model tertentu, dengan maksud untuk menambah agar lebih kaya dan
menciptakan yang baru, serta berpikir kritis dalam melakukan analisis ide atau gagasan ke arah
yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan
mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Berdasarkan analisis kebutuhan, potensi, dan karakteristik social, ekonomi, dan budaya daerah,
maka pemerintah perlu merumuskan dan menetapkan standar kompetensi lulusan (SKL) sebagai
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. SKL nantinya digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar
proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Rumusan secara lengkap standar kompetensi lulusan untuk pendidikan dasar dan menengah
tertuang secara lengkap pada Peraturan Mendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A:
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan
tempat bermain
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B:
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang
tampak mata.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain
sejenis.
Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C:
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang
tampak mata.
Keterampilan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri.

Standar isi dirumuskan dan ditetapkan untuk mencapai kompetensi lulusan, yang mencakup
lingkup materi dan tingkat kompetensi pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi
disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan
kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses
pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan
yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh
melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Ruang lingkup materi dalam standar isi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang
ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan
karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Tingkat kompetensi dalam standar isi
dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi
Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Penjabaran Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap
tingkat kelas atau program dirumuskan dalam bentuk Kompetensi Inti. Setiap Tingkat
Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran dan penilaian. Hal ini
bermakna bahwa pembelajaran dan penilaian pada tingkat yang sama memiliki karakteristik
yang relatif sama dan memungkinkan terjadinya akselerasi belajar dalam 1 (satu) Tingkat
Kompetensi. Deslripsi kompetensi inti untuk setiap tingkat kompetensi adalah sebagai berikut.
Tingkat Dimensi Kompetensi Inti
Tingkat Sikap 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
Kompeten Spiritual
si 1: Kelas Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
I-II dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
SD/MI/SDL Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
B/PAKET A melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah
Keterampilan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
Tingkat Sikap 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
Kompeten Spiritual
si 2: Kelas Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
III-IV dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
SD/MI/SDL tetangganya
B/PAKET A Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain
Keterampilan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
Tingkat Sikap 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
Kompeten Spiritual
si 3: Kelas Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
V-VI dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
SD/MI/SDL tetangganya serta cinta tanah air.
B/PAKET A Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,
menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
Keterampilan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang
jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
Tingkat Sikap 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial
Kompeten Spiritual
si 4: Kelas Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
VII-VIII peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
SMP/MTs/ secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
SMPLB/PA pergaulan dan keberadaannya
KET B Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Keterampilan
Keterampilan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
Tingkat Dimensi Kompetensi Inti
Tingkat Sikap 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial
Kompeten Spiritual
si 4: Kelas Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
VII-VIII peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
SMP/MTs/ secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
SMPLB/PA pergaulan dan keberadaannya
KET B Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Keterampilan
Keterampilan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
Tingkat Sikap 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Kompeten Spiritual
si 4A: Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
Kelas IX peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
SMP/MTs/ secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
SMPLB/PA pergaulan dan keberadaannya
KET B Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Keterampilan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
Tingkat Sikap 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompeten Spiritual
si 5: Kelas Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
X-XI peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
SMA/MA/S pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
MALB/PAK permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social
ET C dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia Pengetahuan
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Tingkat Sikap 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompeten Spiritual
si 6: Kelas Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
X-XI peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
SMA/MA/S pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
Tingkat Dimensi Kompetensi Inti
MALB/PAK permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social
ET C dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia Pengetahuan
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Tingkat Sikap 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompeten Spiritual
si 6: Kelas Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
X-XI peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
SMK/MAK/ pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
PAKET C permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social
KEJURUAN dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja
yang spesifik untuk memecahkan masalah.
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Tingkat Sikap 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompeten Spiritual
si 6: Kelas Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
XII peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
SMA/MA/S pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
MALB/PAK permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
ET C dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Tingkat Sikap 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompeten Spiritual
si 6: Kelas Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
XII peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif dan
SMK/MAK/ pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
PAKET C permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
KEJURUAN dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung

Rumusan standar isi untuk pendidikan dasar dan menengah tertuang secara lengkap pada
Peraturan Mendikbud No. 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
D. Struktur Kurikulum dan Kompetensi Dasar
Kerangka dasar kurikulum sebagai tatanan konseptual kurikulum dikembangkan berdasarkan
standar nasional pendidikan (SNP), terutama mengacu pada SKL, standar isi, standar proses,
dan standar penilaian. Kerangka dasar kurikulum digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan dan menetapkan: (1) struktur kurikulum nasional yang berisi pengorganisasian
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar
pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan; (2) pedoman pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP); dan (3) kurikulum muatan lokal
Pada struktur kurikulum nasional, kompetensi inti mencakup sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan dan berfungsi sebagai pengintegrasi muatan Pembelajaran,
mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL.Sedangkan Kompetensi Dasar merupakan
kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh Peserta Didik melalui
pembelajaran, yang mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
dalam muatan Pembelajaran, mata pelajaran, serta dikembangkan dalam konteks muatan
Pembelajaran, pengalaman belajar, dan mata pelajaran.
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan/atau muatan pembelajaran dan
alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas
(1) mata pelajaran kelompok A yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata
pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik, (2) mata pelajaran kelompok B yang
kontennya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi/diperkaya dengan muatan
lokal/daerah dan muatan satuan pendidikan sesuai kebutuhan dan wajib diberikan untuk semua
peserta didik, serta (3) mata pelajaran kelompok C yang substansinya dikembangkan oleh pusat
dan merupakan mata pelajaran pilihan peminatan akademik dan/atau pendalaman minat
akademik, pilihan peminatan bokasional bagi peserta didik, khususnya pada jenjang pendidikan
menengah.
Kelompok Mata pelajaran A dam B (Wajib) merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu
pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap
sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta
didik, masyarakat dan bangsa.
Kelompok mata pelajaran C (peminatan) bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok matapelajaran sesuai dengan minat
keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu
disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum, terdapat
pula kegiatan ekstrakurikuler antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan
Palang Merah Remaja. Kegiatan ekstra kurikuler adalah dalam rangka mendukung pembentukan
kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga
dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan
maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan
demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan matapelajaran
Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk
memisahkannya. Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di MI/MTs/MA dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama. Struktur
Kurikulum untuk setiap satuan pendidikan adalah sebagai berikut.

Struktur Kurikulum SD/MI:


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
Kelompok A I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 4 4 4 4 4 4
Kesehatan
Jumlah 30 32 34 37 37 37

Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Durasi setiap satu jam
pembelajaran adalah 35 menit. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester
paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20
minggu. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.
Pada struktur kurikulum SD/MI, jumlah jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran sifatnya
relatif karena di SD menerapkan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang
diharapkan. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema universal seperti
yang terdapat dalam tabel berikut.
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV KELAS V ELAS VI
1. Diri Sendiri 1. Hidup Rukun 1. Sayangi hewan 1.Indahnya 1. Bermain 1.Selamatkan
dan tumbuhan di kebersamaan dengan benda- makhluk hidup
sekitar benda di sekitar
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV KELAS V ELAS VI

2.Kegemaranku 2. Bermain di 2.Pengalaman yang 2.Selalu 2. Peristiwa 2.Persatuan


lingkunganku mengesankan berhemat dalam dalam perbedaan
energi kehidupan

3. Kegiatanku 3. Tugasku 3. Mengenal cuaca 3.Peduli 3. Hidup rukun 3.Tokoh dan


sehari-hari dan musim terhadap penemu
makhluk hidup

4. Keluargaku 4. Aku dan 4. Ringan sama 4.Berbagai 4. Sehat itu 4.Globalisasi


sekolahku dijinjing berat sama pekerjaan penting
dipikul
5. Pengalaman 5. Hidup bersih 5. Mari Kita bermain 5.Menghargai 5. Bangga 5.Wirausaha
ku dan sehat dan berolahraga jasa pahlawan sebagai bangsa
Indonesia

6. Lingkungan 6. Air, bumi, 6. Indahnya 6.Indahnya 6.Kesehatan


bersih, sehat dan matahari persahabatan negeriku masyarakat
dan asri

7. Benda, 7. Merawat 7. Mari kita hemat 7.Cita-citaku


binatang, dan hewan dan energi dan untuk
tanaman di tumbuhan masa depan
sekitarku

8. Peristiwa 8. Keselamat di 8. Berperilaku baik 8.Daerah


alam rumah dan dalam kehidupan tempat
perjalanan sehari-hari tinggalku

9. Menjaga 9.Makanan
kelestarian sehat dan
lingkungan bergizi
Tema-tema tersebut dapat diperkaya, ditata ulang atau dimodifikasi sesuai karakteristik dan
kebutuhan mata pelajaran dan atau satuan pendidikan. Tema-tema tersebut digunakan sebagai
dasar pengintegrasian kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu mengintegrasikan
dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap mata
pelajaran, menggabungkan kompetensi-kompetensi dasar beberapa mata pelajaran agar terkait
satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang
tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran, serta mengaitkan berbagai mata pelajaran
yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga
pembelajaran menjadi kontekstual.
Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Pembelajaran memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti
tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Pada saat menyusun perencanaan pembelajaran,
langkah awal yang perlu dilakukan guru adalah melakukan analisis tema yang sesuai, selaras,
dan cocok dengan substansi, konteks, dan karakteristik kompetensi-kompetensi dasar
matematika yang relevan.

Struktur Kurikulum SMP/MTs:


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
Kelompok A VII VIII IX
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan 3 3 3
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya 3 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan 3 3 3
Kesehatan
4 Prakarya 2 2 2
Jumlah 38 38 38

Pada struktur kurikulum SMP/MTs, pembelajaran diterapkan berbasis mata pelajaran Namun
demikian, masih dimungkinkan bagi sekolah untuk menambah jam pelajaran sesuai kebutuhan.
eban belajar di SMP/MTs dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Durasi setiap satu
jam pembelajaran adalah 40 menit.
Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit
36 minggu dan paling banyak 40 minggu.

Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
Kelompok A (wajib) X XI XII
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (wajib)
1 Seni Budaya 2 2 2
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan 3 3 3
Kesehatan
3 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per 24 24 24
minggu
Kelompok C (pilihan peminatan)
1 Matapelajaran Peminatan Akademik 18 20 20
(SMA/MA)
2 Matapelajaran Peminatan Vokasi 24 24 24
(SMK/MAK)
Jumlah jam pelajaran yang harus 42 44 44
ditempuh perminggu (SMA/MA)
Jumlah jam pelajaran yang harus 48 48 48
ditempuh perminggu (SMK/MAK)
Struktur kurikulum pendidikan menengah, terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib
(kelompok A dan B) serta mata pelajaran pilihan peminatan (kelompok C). Isi kurikulum dan
kemasan substansi untuk mata pelajaran wajib bagi antara SMA/MA dan SMK/MAK adalah sama.
Namun demikian, masih dimungkinkan bagi sekolah untuk menambah jam pelajaran sesuai
kebutuhan.

Struktur Kurikulum SMA/MA:


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
1 Matapelajaran Peminatan Akademik 12 16 16
(SMA/MA)
2 Matapelajaran Peminatan lintas minat 6 4 4
dan/atau pendalaman minat
Jumlah 42 44 44

Struktur Kurikulum Peminatan dt SMA/MA:


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
I. Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
II. Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
III. Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggeris 3 4 4
3 Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin, 3 4 4
Jepang, Korea, Jerman, Perancis)
4 Antropologi 3 4 4
Mata pelajaran pilihan
1 Pilihan Lintas Kelompok Peminatan 6 4 4
dan/atau pendalaman minat
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh 42 44 44
per minggu
Mata pelajaran pilihan peminatan untuk SMA/MA terdiri atas pilihan peminatan akademik dan
pemilihan lintas kelompok peminatan dan/atau pendalaman minat. Kurikulum SMA/MA
dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat
mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk
pilihan kelompok peminatan dan pilihan mata pelajaran antar kelompok peminatan.
Kelompok peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok matematika dan ilmu
alam, ilmu-ilmu sosial, dan ilmu budaya dan bahasa. Sejak mendaftar ke SMA, di kelas X
seseorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki.
Pemilihan Kelompok Peminatan berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs,
rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan (placement test)
ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikokog. Pada semester kedua di Kelas X,
seorang peserta didik masih mungkin mengubah kelompok peminatan, berdasarkan hasil
pembelajaran di semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling.
Bagi siswa yang memilih kelompok peminatan matematika dan ilmu alam, maka semua mata
pelajaran yang terdapat pada satu kelompok peminatan tersebut wajib diikuti oleh peserta
didik, yaitu: matematika, biologi, fisika, dan kimia, serta harus mengikuti mata pelajaran
tertentu untuk lintas minat dan/atau pendalaman minat sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X
dan 4 jam pelajaran di Kelas XI dan XII, misalnya: geografi dan antropologi.
Pendalaman minat mata pelajaran tertentu dalam kelompok peminatan dapat diselenggarakan
oleh satuan pendidikan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi, dengan beberapa cara: (1)
sekolah menyusun sendiri kurikulum pendalaman minat mata pelajaran tertentu dengan
melibatkan dan bekerjasama dengan perguruan tinggi serta stakeholder terkait dengan
memperhatikan kebutuhan siswa dan keunggulan sekolah, atau (2) melakukan MOU dengan
perguruan tinggi sehingga peserta didik di SMA/MA Kelas XII dapat mengambil mata kuliah
pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi
yang bersangkutan.
Beban belajar di SMA/MA dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Durasi setiap satu
jam pembelajaran adalah 45 menit. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester
paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas XII pada semester
ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas XII pada
semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu. Beban belajar dalam
satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.
Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan pertimbangan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain
yang dianggap penting.

Struktur Kurikulum SMK/MAK:


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
SMK/MAK (tiga tahun) SMK/MAK (4tahun)
X XI XII XIII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
1 Mata pelajaran Peminatan Akademik dan 24 24 24 24
Vokasi(SMK/MAK)
Jumlah 48 48 48 48
Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya
adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik
saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan
struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan
Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang
sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi
keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi
keahlian. Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:
a. Teknologi dan Rekayasa;
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c. Kesehatan;
d. Agribisnis dan Agroteknologi;
e. Perikanan dan Kelautan;
f. Bisnis dan Manajemen;
g. Pariwisata;
h. Seni Rupa dan Kriya;
i. Seni Pertunjukan.
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian
mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemilihan Peminatan
Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK.
Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada
semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil
tes penempatan (placement test) oleh psikolog.
Beban belajar di SMK/MAK dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Durasi setiap satu
jam pembelajaran adalah 45 menit. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester
paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas XII pada semester
ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas XII pada
semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu. Beban belajar dalam
satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.

Struktur Kurikulum SMK/MAK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika 2 2 -
2 Kimia 2 2 -
3 Gambar Teknik 2 2 -
C2. Dasar Program Keahlian 18 - -
C3. Paket Keahlian - 18 24
Total 48 48 48

Struktur Kurikulum SMK/MAK Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika 2 2 -
2 Pemrograman Dasar 2 2 -
3 Sistem Komputer 2 2 -
C2. Dasar Program Keahlian 18 - -
C3. Paket Keahlian - 18 24
Total 48 48 48

Struktur Kurikulum SMK/MAK Bidang Keahlian Kesehatan


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika 2 2 -
2 Kimia 2 2 -
3 Biologi 2 2 -
C2. Dasar Program Keahlian 18 - -
C3. Paket Keahlian - 18 24
Total 48 48 48

Struktur Kurikulum SMK/MAK Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika 2 2 -
2 Kimia 2 2 -
3 Biologi 2 2 -
C2. Dasar Program Keahlian 18 - -
C3. Paket Keahlian - 18 24
Total 48 48 48

Struktur Kurikulum SMK/MAK Bidang Keahlian Perikanan dan Kelautan


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika 2 2 -
2 Kimia 2 2 -
3 Biologi 2 2 -
C2. Dasar Program Keahlian 18 - -
C3. Paket Keahlian - 18 24
Total 48 48 48

Struktur Kurikulum SMK/MAK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Pengantar Ekonomi dan Bisnis 2 2 -
2 Pengantar Akuntansi 2 2 -
3 Pengantar Administrasi Perkantoran 2 2 -
C2. Dasar Program Keahlian 18 - -
C3. Paket Keahlian - 18 24
Total 48 48 48

Struktur Kurikulum SMK/MAK Bidang Keahlian Pariwisata


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 IPA Terapan 2 2 -
2 Pengantar Pariwisata 2 2 -
C2. Dasar Program Keahlian 20 - -
C3. Paket Keahlian - 20 24
Total 48 48 48

Struktur Kurikulum SMK/MAK Bidang Keahlian Seni Rupa dan Kriya


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Dasar-dasar Desain 2 2 -
2 Pengetahuan Bahan 2 2 -
C2. Dasar Program Keahlian 20 - -
C3. Paket Keahlian - 20 24
Total 48 48 48

Struktur Kurikulum SMK/MAK Bidang Keahlian Seni Pertunjukan


Mata Pelajaran Alokasi waktu per minggu
X XI XII
Kelompok A dan B (wajib) 24 24 24
Kelompok C (pilihan peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Wawasan Seni Pertunjukan 2 2 -
2 Tata Teknik Pentas 2 2 -
3 Manajemen Pertunjukan 2 2
C2. Dasar Program Keahlian 18 - -
C3. Paket Keahlian - 18 24
Total 48 48 48

Mata pelajaran pilihan peminatan untuk SMK/MAK terdiri atas pilihan peminatan vokasional
dasar bidang keahlian, dasar program keahlian dan paket keahlian. Mata pelajaran pilihan ini
memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai
dengan minat peserta didik. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan
subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan pertimbangan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain
yang dianggap penting.
Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh
Peserta Didik melalui pembelajaran. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar dalam rangka menjabarkan
kompetensi inti untuk sikap spritual (KI-1);
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar dalam rangka menjabarkan kompetensi inti
untuk sikap sosial (KI-2);
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar dalam rangka menjabarkan kompetensi inti
untuk pengetahuan (KI-3); dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar dalam rangka menjabarkan kompetensi inti
untuk keterampilan (KI-4).
Strategi pembelajaran untuk mencapai tiga dimensi kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan seperti yang dituntut dalam SKL dan Standar Isi dilaksanakan secara terintegrasi dan
tidak terpisah melalui pembelajaran langsung untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan
berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang dalam silabus dan RPP, maupun pembelajaran tidak langsung yang berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap di seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di
kelas, sekolah, dan masyarakat.
Rumusan secara lengkap kerangka dasar, struktur kurikulum dan kompetensi dasar mata pelajaran
dalam mendukung pencapaian kompetensi inti dan standar kompetensi lulusan secara lengkap
tertuang dalam Peraturan Mendikbud No. 67 tahun 2013, Peraturan Mendikbud No. 68 tahun 2013,
Peraturan Mendikbud No. 69 tahun 2013, dan Peraturan Mendikbud No. 70 tahun 2013.
E. Strategi Pembelajaran
Kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan dikembangkan dan ditetapkan oleh kepala satuan
pendidikan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum.
Dalam implementasi kurikulum ke dalam pembelajaran, guru menggunakan buku panduan guru
sebagai pedoman yang memuat strategi Pembelajaran, metode Pembelajaran, teknik Pembelajaran,
dan penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema Pembelajaran serta Buku Teks Pelajaran
sebagai sumber Pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
Dengan demikian dokumen kurikulum merupakan perangkat operasional untuk memfasilitasi
Pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian Kurikulum meliputi:
1. dokumen Kurikulum setiap satuan pendidikan atau program pendidikan yang berisikan
berisikan kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, beban belajar, dan alokasi waktu
2. dokumen Kurikulum setiap mata pelajaran yang berisikan karakteristik mata pelajaran,
Kompetensi inti dan Kompetensi dasar, serta silabus
3. pedoman implementasi Kurikulum yang berisikan pedoman penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, pedoman pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pedoman
umum pembelajaran, pedoman Pengembangan muatan lokal, pedoman kegiatan
ekstrakurikuler, dan pedoman evaluasi kurikulum
4. Buku Teks Pelajaran;
5. Buku Panduan Guru; dan
6. dokumen Kurikulum lainnya.
Peran pemerintah daerah provinsi dalam pengembangan dan implementasi kurikulum adalah
melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah dan
pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal
pada pendidikan dasar. Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi:
dokumen muatan lokal; Buku Teks Pelajaran; dan Buku Panduan Guru. Sedangkan satuan
pendidikan mengelola muatan local, mengelola KTSP dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. disesuaikan sesuai dengan potensi, minat, bakat, dan
kemampuan Peserta Didik dalam lingkungan belajar.
Dalam implementasinya, untuk menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), tenaga
pendidik dan kependidikan satuan pendidikan perlu memiliki, mempelajari, mengkaji, menganalisis
dan mendalami dokumen kurikulum dan perangkat pendukungnya meliputi: standar nasional
pendidikan, kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, perangkat kurikulum mata pelajaran,
pedoman implementasi kurikulum, perangkat buku panduan guru, perangkat buku teks pelajaran,
dan silabus serta dokumen kurikulum lainnya.
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang
mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus untuk tema, muatan pembelajaran dan mata
pelajaran dalam struktur kurikulum nasional dikembangkan oleh Pemerintah.
Deskripsi atau uraian hasil analisis dokumen kurikulum dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam:
1. memperkaya silabus yang disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, situasi, serta
karakteristik social budaya daerah seperti menata ulang silabus pada semester yang
sesuai; melengkapi kegiatan belajar, penilaian, dan sumber belajar yang perlu
ditambahkan ke dalam silabus; serta menata ulang jumlah jam pelajaran pada silabus.
2. merumuskan komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, situasi, serta karakteristik social budaya daerah.
Analisis konteks pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi: (1) analisis potensi, kebutuhan,
kondisi, situasi, serta karakteristik geografis, demografis, social, budaya, dan ekonomi daerah,
sekolah dan peserta didik;(2) analisis dan identifikasi SWOT satuan pendidikan meliputi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangan dalam penyelenggaraan pendidikan. Hasil analisis konteks
biasanya mendeskripsikan kapasitas sarana dan prasarana pendukung pembelajaran (ruang kelas,
alat bantu belajar, lingkungan dan infrastruktur lainnya), kapasitas tenaga pendidik dan
kependidikan (guru, kepala sekolah, tenaga lainnya), kapasitas lingkungan alam dan social (luas dan
kesuburan halaman, kebersihan, karakteristik social, ekonomi dan budaya siswa, orangtua, dan
masyarakat komite), kapasitas kemitraan sekolah (hubungan dengan DUDI, komite, partisipasi atau
keaktifitan kegiatan kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan lainnya), serta program
peningkatan kompetensi PTK lainnya. Deskripsi atau uraian hasil analisis konteks dapat digunakan
sebagai pertimbangan dalam merumuskan KTSP pada tingkat sekolah (dokumen I), yang meliputi:
1. visi, misi dan tujuan satuan pendidikan
2. merumuskan pengelolaan struktur kurikulum nasional meliputi pemilihan system kelas
mata pelajaran, tematik atau kelas klasikal, penetapan makna jumlah jam pelajaran suatu
pelajaran dan beban belajarnya (kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri)
3. merumuskan pengembangan dan pengelolaan kurikulum muatan lokal dan kegiatan ekstra
kurikuler lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, situasi, serta karakteristik
social budaya daerah
4. menetapkan kriteria ketercapaian kompetensi atau ketuntasan belajar
5. menetapkan kriteria ketercapaian kompetensi atau ketuntasan belajar, kenaikan kelas,
dan kelulusan mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran
6. menetapkan model laporan pendidikan sesuai standar penilaian pendidikan
7. menetapkan kalender pendidikan
8. mengelola dan mendayagunakan buku teks pelajaran, buku panduan guru, silabus muatan
local, dan silabus mata pelajaran lainnya (yang telah diperkaya)
Berpedoman pada KTSP sekolah, perangkat silabus, buku teks pelajaran, buku panduan guru dan
prinsip pembelajaran tematik-integratif, pembelajaran saintifik dan penilaian otentik, serta
perangkat sarana dan prasarana pendukung pembelajaran, lingkungan alam dan social sekolah,
maka guru atau kelompok guru tematik/mata pelajaran menyusun RPP yang dilengkapi dengan
lembar kerja/aktifitas, bahan ajar, media/sumber belajar, dan alat dan rubric penilaian.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik
dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan penilaian otentik yang memungkinkan
para pendidik menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat
dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat
Pada proses pembelajaran langsung di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber
belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam
pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati kejadian,
peristwa, situasi, pola, fenomena yang terkait dengan matematika; menanya atau mempertanyakan
mengapa atau bagaimana fenomena bisa terjadi; mengumpulkan atau menggali informasi melalui
mencoba, percobaan, mengkaji, mendiskusikan untuk mendalami konsep yang terkait dengan
fenomena tersebut; serta melakukan asosiasi atau menganalisis secara kritis dalam menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur/algoritma yang
sesuai, menyusun penalaran dan generalisasi, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang
disebut dengan instructional effect. Pada Pembelajaran tidak langsung yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan
sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu,
pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata
pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama
belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses
pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.
Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan
tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD
(kompetensi dasar) yang dikembangkan dari kompetensi inti (KI -3 dan KI-4). Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk
mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:
Kompetensi sikap, keterampilan
Langkah
Kegiatan belajar dan pengetahuan yang
pembelajaran
dikembangkan
Mengamati Membaca tabel, diagram, atau deskripsi dari suatu Melatih kesungguhan, ketelitian,
masalah mencari informasi pola atau
keteraturan dari peristiwa yang
Mendengar dan menyimak penjelasan guru/nara
terkait dengan konsep matematika,
sumber
Melihat peristiwa, kejadian, demonstrasi dari
suatu fenomena atau pola tertentu, atau melihat
tayangan, video, gambar dari suatu peristiwa
(tanpa atau dengan alat)
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang Mengembangkan kreativitas, rasa
tidak dipahami dari apa yang diamati atau ingin tahu, inovasi, kemampuan
pertanyaan untuk mendapatkan informasi merumuskan pertanyaan untuk
tambahan tentang apa yang diamati membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan
Mempertanyakan mengapa, bagaimana suatu
belajar sepanjang hayat mengapa
fenomena terjadi (dimulai dari pertanyaan faktual
dan bagaimana peristiwa,
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik atau
kejadian, fenomena dapat terjadi
pengandaian)
Mengumpulkan - Mencoba-coba Mengembangkan sikap teliti,
informasi/ eksperimen jujur,sopan, menghargai pendapat
- melakukan percobaan, mempraktekkan,
orang lain, kemampuan
memperagakan, mengumpulkan data
berkomunikasi, menerapkan
- membaca sumber lain selain buku teks kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara
- mengamati objek/ kejadian/ aktivitas
yang dipelajari, mengembangkan
- wawancara dengan nara sumber kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat
- melakukan diskusi, pembahasan
Mengasosiasikan/ - mengolah informasi yang sudah dikumpulkan Mengembangkan sikap jujur, teliti,
baik terbatas dari hasil kegiatan disiplin, taat aturan, kerja keras,
mengolah informasi
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kemampuan menerapkan prosedur
kegiatan mengamati dan kegiatan dan kemampuan berpikir induktif
mengumpulkan informasi. serta deduktif dalam
menyimpulkan .
- Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan
Kompetensi sikap, keterampilan
Langkah
Kegiatan belajar dan pengetahuan yang
pembelajaran
dikembangkan
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan Mengembangkan sikap jujur, teliti,
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, toleransi, kemampuan berpikir
atau media lainnya sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas,
Menyampaikan hasil yang telah dipelajari,
dan mengembangkan kemampuan
diamati, dipraktekkan, serta resume dan
berbahasa yang baik dan benar.
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya
Prinsip pembelajaran saintifik diterapkan mulai dari mengamati fenomena, pola, kejadian, dari suatu
peristiwa atau masalah sehari-hari, siswa menanya atau mempertanyakan bagaimana, mengapa
bagaimana itu terjadi serta apa yang terjadi jika peritiwa tidak seperti yang teramati/didengar/dibaca,
melakukan eksplorasi dan penalaran dalam bentuk mencoba, bereskperimen, penyelidikan,
mengumpulkan data, menyimpulkan dari berbagai fakta/data dan konsep, serta menyajikan hasil
belajarnya kepada teman. Misalkan dalam kasus renang dan lari seseorang yang ada di tengah laut, dan
melihat sebuah rumah di daratan yang disinyalir kebakaran ia berupaya untuk mengejarnya dengan
mengkombinasikan kegiatan renang dan lari yang kecepatan masing-masing berbeda. Penyelidikan dan
eksplorasi siswa dapat difokuskan pada model yang dapat dibangun dari cerita tersebut.
Rancangan pembelajaran tersebut dikembangkan dan disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang nantinya digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam
mengimplementasikan RPP ke dalam proses pembelajaran. Komponen RPP meliputi: (1) identitas
sekolah yaitu nama satuan pendidikan; (2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema; (3)
kelas/semester; (4) materi pokok dari silabus; (5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan
untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; (6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan
berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (7) kompetensi dasar dan indicator pencapaian
kompetensi; (8) materi pembelajaran, yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi; (9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan KD yang akan dicapai; (10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; (11). sumber belajar, dapat berupa buku,
media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;(12) langkah-
langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan (13)
penilaian hasil pembelajaran
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian KD tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran dan dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sebagai target pencapaian kemampuan siswa secara
individu.
Indikator ini merupakan seperangkat kriteria atau ciri kemampuan yang harus dicapai peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran agar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum tercapai secara
efektif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi
adalah sebagai berikut.
1. Untuk satu KD dirumuskan minimal ke dalam dua indikator pencapaian kompetensi. Jumlah dan
variasi rumusan indikator disesuaikan dengan karakteristik, kedalaman, dan keluasan KD, serta
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan.
2. perumusan indikator dalam bentuk kata kerja operasional yang dapat diukur atau diamati
kinerjanya melalui penilaian
3. rumusan indikator hendaknya relevan dan merinci kompetensi dasar sehingga dapat digunakan
sebagai acuan pembelajaran dan penilaian dalam mencapai kompetensi
4. rumusan indikator berbeda dengan tujuan pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran
merupakan kemampuan atau hasil belajar yang dicapai dikaitkan dengan kondisi, situasi,
karakteristik pembelajaran/peserta didik/satuan pendidikan/daerah.
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi.
Indikator berfungsi sebagai pedoman dalam:
1. mengembangkan materi pembelajaran
2. mendesain kegiatan pembelajaran yang efektif.
3. mengembangkan bahan ajar.
4. merancang dan melaksanakan penilaian dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Tahapan, pertimbangan dan prosedur dalam mengembangkan RPP adalah: (1) mengkaji silabus; (2)
identifikasi materi pembelajaran dlm mencapai KD dan indicator; (3) menentukan tujuan, mengacu
pada indikator, paling tidak mengandung audience/siswa dan behavior/perilaku; (4)
mengembangkan kegiatan pembelajaran; (5) penjabaran penilaian: diarahkan untuk mengukur
pencapaian KD-KD pada kompetensi inti (KI-3 dan KI-4), menggunakan acuan kriteria, berkelanjutan,
yaitu semua indikator ditagih, dianalisis untuk menentukan KD yang telah tercapai, menentukan
tindak lanjut perbaikan proses pembelajaran, program remedi, dan program pengayaan; dan (6)
menentukan alokasi waktu dan sumber belajar
1. Mengkaji Silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan
aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan
keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta
didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses.
Kegiatan peserta didik ini merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi,
yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan.
Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah
yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar.
Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya.
Pengkajian silabus dapat meliputi: memperkaya atau menata ulang urutan silabus sesuai
kebutuhan semester atau urutan pembelajarannya, serta memperkirakan jumlah RPP untuk
setiap materi pokoknya.
2. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Untuk merumuskan RPP-RPP dari sebuah silabus dapat dimulai dengan merinci materi pokok
dan/atau KD sehingga dapat ditentukan beban dan sebaran RPP-nya.
3. Menentukan Tujuan dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap
pertemuan dan menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai KD. Tujuan harus bersifat kontekstual, mengacu pada indikator,
paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek
kemampuan), serta bersifat bersifat spesifik, dapat diukur, dapat dicapai peserta didik
secara kolektif
Untuk menentukan indicator pencapaian KD, hendaknya memenuhi ketentuan berikut:
a. Rumusan indicator merupakan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian KD dan digunakan sebagai acuan penilaian mata pelajaran.
b. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur
c. Indicator harus dapat diukur, layak atau dapat dilakukan oleh peserta didik, handal,
didefinisikan dengan baik
d. Setiap KD harus dirumuskan minimal dua indikator
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar
yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup
yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru,
agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.
c. Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah
guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi
kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi
rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk
pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk melakukan sesuatu, kegiatan
pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh
peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan
lanjutan.
5. Penjabaran penilaian
Penilaian diarahkan untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
secara terpadu melalui berbagai alternative penilaian yaitu observasi, penilaian diri,
penilaian antar peserta didik, ulangan, penugasan, tes praktek, proyek dan portofolio
yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.
6. Penentuan alokasi waktu dan sumber belajar didasarkan pada beban kedalaman materi
pembelajaran dan kompetensi, pengalaman dan karakteristik guru dalam melaksanakan
pembelajaran, kondisi dan potensi siswa, ketersediaan dan kapasitas satuan pendidikan
dalam pengalokasian sumber belajar.
F. Strategi Penilaian
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah.
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai
dari masukan (input) meliputi perubahan perilaku yang terjadi, kinerja guru, pemilihan materi
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, pengelolaan kelas, kondisi sosial, ekonomi,
dan kultural, proses pembelajaran, yaitu serangkaian interaksi dinamis pembelajaran antara
siswa sebagai masukan dengan komponen input lainnya, serta keluaran (output) atau hasil
belajar sebagaimana yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran yang berupa kualifikasi
tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai peserta didik setelah mengikuti interaksi
pembelajaran.
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
atau kompetensi telah dicapai.
Penilaian sebagai bagian terpadu atau integral dari aktifitas pembelajaran, mencerminkan
masalah dunia nyata, menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik yang merefleksikan
kompetensi secara utuh dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap, bersifat berkelanjutan,
serta menekankan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Karakteristik penilaian ditekankan pada pengamatan dan perbaikan belajar, melibatkan
partisipasi aktif peserta didik,
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif
untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. Peserta didik
diminta menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya. Penilaian diri dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa percaya
diri peserta didik, menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, untuk mendorong, membiasakan,
dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur. Prosedur melakukan penilaian diri adalah:
tentukan aspek yang ingin dinilai, kriteria pencapaian, format penilaian, serta lakukan umpan
balik.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan
entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di
dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang
dianggap terbaik oleh peserta didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu
periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan
dinilai bersama oleh guru dan peserta didik.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru
dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan
kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: tingkat pemahaman, melakukan
prosedur, menalar, komunikasi dan pemecahan masalah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio
di sekolah, antara lain:
1. portofolio ditujukan untuk menilai kompetensi matematika tertentu dari siswa yang perlu
ditingkatkan perkembangannya. Dengan demikian jenis portofolio untuk setiap siswa
berbeda, dan tidak semua aspek kompetensi diportofoliokan, tetapi dipilih pada jenis atau
aspek kompetensi tertentu
2. Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri. Guru melakukan
penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar
karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri. ]
3. Saling percaya antara guru dan peserta didik. Dalam proses penilaian guru dan peserta didik
harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga
terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.
4. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik. Kerahasiaan hasil pengumpulan
informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan
kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses
pendidikan.
5. Milik bersama antara peserta didik dan guru. Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa
memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang
dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
6. Kepuasan. Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang
memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
7. Kesesuaian. Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi
yang tercantum dalam kurikulum.
8. Penilaian proses dan hasil. Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses
belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta
didik.
9. Penilaian dan pembelajaran. Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari
proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti
bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan
kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan guru untuk penilaian, tetapi digunakan
juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolio peserta didik dapat mengetahui
kemampuan, keterampilan, dan minatnya.
2. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat,
apakah tentang tingkat pemahaman, melakukan prosedur, menalar, komunikasi dan
pemecahan masalah
3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam satu map atau folder di rumah
masing atau loker masing-masing di sekolah.
4. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik
sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik.
Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik.
6. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing
peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan
kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan
pada saat membahas portofolio.
7. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi
kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat
“kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang
telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
8. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua
peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orang
tua dapat membantu dan memotivasi anaknya
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan
hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk menilai kompetensi
peserta didik setelah menyelesaikan satu silabus atau satu kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan
UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran
yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan
UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.
10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi
tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
11. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar
kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut.
a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian
“teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan
untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian antarpeserta didik.
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan
tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang
mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Kecermatan penilaian terhadap hasil prestasi siswa sangat ditentukan oleh keabsahan alat ukur atau
seberapa baik kinerja alat penilaian dan kebijaksanaan dalam menfasirkan hasil penilaian.
Keabsahan alat penilaian meliputi relevansi/validitas pengukuran dan keandalan/relialibilitas
pengukuran, yaitu memberikan hasil ajeg dan tidak bertentangan. Validitas pengukuran meliputi
penilaian cocok dengan kompetensi/indikator dan keabsahan konstruk, yaitu penilaian dirancang
sehingga sasaran yang penting untuk mencapai tujuan belajar, mendapat penekanan.
Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
a. Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
b. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.
c. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.
d. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam
bentuk ulangan atau penugasan.
e. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah
koordinasi satuan pendidikan.
f. Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1),
kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-
kisi yang disusun oleh Pemerintah.
g. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh Pemerintah pada akhir
kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
h. Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
i. Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penilaian terhadap kemajuan /pencapaian prestasi peserta didik ditujukan untuk menilai
tercapainya kompetensi yang telah ditentukan serta menilai proses pembelajaran secara
keseluruhan. Informasi tentang tingkat keberhasilan pembelajaran dapat diungkap apabila
instrumen yang digunakan sesuai, konsisten dalam mengukur setiap tujuan yang telah ditentukan
sesuai kurikulum. Instrumen yang tidak relevan dapat mengakibatkan hasil pengukuran tidak tepat
bahkan “salah”. Penilaian serta hasilnya sesungguhnya member gambaran tentang suatu sample dari
kompetensi yang harus dimiliki. Oleh karena itu hasil penilaian itu harus mendapat interpretasi atau
tanggapan secara baik.
Perlu juga diketahui alat ukur penilaian, yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu tes dan non tes. Tes terdiri atas tiga macam yaitu: essai, objektif dan penampilan.
Penilaian non tes antara lain melalui: skala sikap, kuesioner, daftar cocok (check list) , wawancara
(interview) dan pengamatan (observation).
G. Pelaporan Hasil Penilaian
Pelaporan hasil penilaian peserta didik harus dilaksanakan secara objektif, akuntabel, dan
informative. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan
deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan
belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang
mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan
pembelajaran. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan
dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester,
hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
DAFTAR PUSTAKA
(1) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(2) Undang-undang No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
(3) Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(4) Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025
(5) Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan PP No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
(6) Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(7) Peraturan Mendikbud No. 64 tahun 2013 tentang Standar Isi
(8) Peraturan Mendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
(9) Peraturan Mendikbud No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI
(10) Peraturan Mendikbud No. 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMP/MTs
(11) Peraturan Mendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMA/MA
(12) Peraturan Mendikbud No. 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMK/MAK
(13) Peraturan Mendikbud No. 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru
untuk Pendiidkan Dasar dan Menengah
(14) Peraturan Mendikbud No. 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
(15) Peraturan Mendiknas No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah
(16) Peraturan Mendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
(17) Peraturan Mendikbud No. 1 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud

Anda mungkin juga menyukai