11190910000095 Teknik Informatika, Fakultas Sains Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PEMBATASAN MOBILITAS MASYARAKAT
PENYEBAB KRISIS EKONOMI GLOBAL SELAMA PANDEMI COVID-19
Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang ialah sektor
perekonomian. Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang merintis dalam pertumbuhan ekonomi. Perekonomian nasional bergantung pada aktivitas ekonomi masyarakat. Pengelolahan ekonomi yang terjadi di Indonesia mengalami sistem yang buruk, sehingga mengakibatkan krisis ekonomi yang berulang kali terjadi sebelumnya. Dampak buruk yang terjadi yaitu terhadap sistem keuangan, perekonomian, kondisi fiskal, dan kesejahteraan masyarakat. Pengelolahan ekonomi, pengelolaan fiskal, perilaku agen ekonomi serta hutang luar negeri yang tidak tepat dapat menjadi penyebab krisis ekonomi. Pandemi Covid-19 yang telah muncul di Indonesia sejak awal tahun 2020 telah mengubah gaya hidup masyarakat, hingga menyusutkan suatu aktivitas perekonomian akibat diberlakukannya pembatasan mobilitas masyarakat. Penyebaran virus Covid-19 telah berpengaruh besar terhadap kepercayaan pasar keuangan dan pasar global sehingga hampir keseluruhan sektor negara terganggu kestabilannya. Hal ini, diperburuk karena pembatasan mobilitas yang merubah gaya interaksi masyarakat berbasis virtual. Pembatasan mobilitas yang terjadi pada masyarakat menjadi dilematis karena tidak semua dalam dimensi kehidupan manusia dapat dilaksanakan secara jarak jauh, mengakibatkan terhentinya operasi usaha terutama pada sektor organisasi profit. Dampak yang diterima secara luas, yaitu banyaknya tenaga kerja yang dirumahkan dalam jangka waktu sementara bahkan selamanya. Peningkatan angka pengangguran menurunkan tingkat pendapatan masyarakat yang berpengaruh pada tingkat kontraksi pertumbuhan ekonomi. Dalam permasalahan krisis ekonomi pada saat pandemi pemerintah dapat melakukan pengoptimalan kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif serta mempercepat digitalisasi. Selain itu, Bank Sentral memiliki peranan penting dalam koordinasi kebijakan moneter, sektor keuangan, dan fiskal yang disepakati bersamaan dengan tataran global serta kewenangan pemerintah. Namun seiring berjalannya waktu Bank Sentral mengalami peradaban baru. Pertama resiliensi, merupakan upaya mempercepat pemulihan ekonomi dan mendorong perekonomian agar lebih kuat dan resilien. Kedua digitalisasi, yaitu selama pandemi keuangan digital nasional dan akselerasi ekonomi telah menjadi game changer. Ketiga inklusi, diperlukan akselerasi ekonomi dan keuangan yang dikhusukan kepada berbagai sektor seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Pertanian, Kewirausahaan, dan Akses Pembiayaan. Terakhir mengenai green economy, merupakan suatu tekanan untuk ramah lingkungan yang perlu ditingkatkan dan direspon melalui kebijakan reformasi struktural maupun digitalisasi, hal ini didukung dengan kebijakan makroprudensial mengenai kebijakan pembiayaan berwawasan lingkungan. Bank Sentral sebagai faktor pendukung dan diharapkan dapat mengembangkan akselerasi digital banking, ecommerce, fintech dan industri pembayaran. Serta berkoordinasi dengan pemerintah untuk memperkuat pemulihan ekonomi, antara lain mendukung dan mempromosikan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro