Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Bagas Adrian

1911212041
Kajian Islam : Ujian atau Musibah?

Link : https://www.youtube.com/watch?v=cVFTT54j9m8 Ustad Ali Ahmad

Allah memberikan musibah kepada hambanya berupa kelapangan, kesempitan, kesusahan


dan kelapangan, sebagai cobaan kepada hambanya untuk mengangkat derajatnya,
meninggikan kedudukannya, dan melipat gandakan kebaikan-kebaikan untuknya.
Sebagaimana cobaan yang dihadapi oleh para Nabi dan Rasul alaihimus shalatu was salam
dan para hamba-hambanya yang saleh. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫أشد الناس بالء األنبياء ثم األمثل فاألمثل‬

“Orang yang paling keras cobaannya adalah para nabi, kemudian yang semisal, dan
semisalnya” (HR. At Tirmidzi no. 2398, dihasankan oleh Al Albani dalam Silsilah Ash
Shahihah no.143).

Terkadang Allah Ta’ala menimpakan musibah diakibatkan oleh dosa dan maksiat yang
diperbuat hamba, maka jadilah cobaan yang dihadapinya tersebut sebagai hukuman yang
disegerakan oleh Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

‫ت اَ ْي ِد ْي ُك ْم َويَ ْعفُوْ ا ع َْن َكثِي ۗ ٍْر‬


ْ َ‫ص ْيبَ ٍة فَبِ َما َك َسب‬
ِ ‫صابَ ُك ْم ِّم ْن ُّم‬
َ َ‫َو َمٓا ا‬

“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. Asy-Syura: 30).

Umumnya manusia itu berbuat kesalahan dan tidak melaksanakan kewajiban yang
diperintahkan, maka musibah yang menimpanya adalah disebabkan dosa dan maksiat
terhadap perintah Allah Ta’ala. Apabila salah seorang dari hamba Allah yang saleh diuji
dengan suatu cobaan seperti sakit dan lain-lain, maka cobaannya ini sejenis dengan cobaan
para nabi dan rasul yang fungsinya adalah untuk menaikkan derajatnya, membesarkan
pahalanya, dan sebagai teladan bagi orang lain dalam hal kesabaran dan mengharapkan
pahala.

Kesimpulannya bahwa musibah bisa terjadi dalam rangka untuk mengangkat derajat dan
membesarkan pahala sebagaimana musibah yang dihadapi oleh para nabi, rasul, dan orang-
orang saleh. Terkadang musibah bisa menjadi penghapus keburukan. Allah Ta’ala berfirman,

‫ُۤو ًءا يُّجْ زَ بِه‬sْْۤ ‫َم ْن يَّ ْع َملْ س‬

“Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu” (QS.
An-Nisa’: 123).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫ما أصاب المسلم من هم وال غم وال نصب وال وصب وال حزن وال أذى إال كفر هللا به من خطاياه حتى الشوكة يشاكها‬
Muhammad Bagas Adrian
1911212041
“Tidaklah menimpa kepada seorang muslim berupa kegelisahan, kesukaran, kesulitan,
kesedihan, dan gangguan kecuali Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya meskipun
berupa duri yang menusukknya sekalipun” (HR. Bukhari no.5641).

Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ِ ُ‫َمن ي ُِر ِد هَّللا ُ به خَ ْيرًا ي‬


‫صبْ منه‬

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, maka Allah akan mengujinya” (HR.
Bukhari no. 5645).

Dan terkadang hukuman azab yang disegerakan disebabkan oleh maksiat yang diperbuat dan
tidak bersegera dalam bertaubat. Sebagaimana yang terdapat di dalam hadis Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam :

‫ خرجه الترمذي‬,‫إذا أراد هللا بعبده الخير عجل له العقوبة في الدنيا وإذا أراد هللا بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافي به يوم القيامة‬
‫وحسنه‬

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hambanya, maka Allah akan menyegerakan
hukuman di dunia untuknya dan apabila Allah menghendaki keburukan bagi hambanya, maka
Allah akan menahan hukumannya di dunia dengan membiarkan dosanya sampai dibalas di
hari kiamat” (HR. At Tirmidzi no.2396, ia menghasankannya. Dishahihkan Al Albani dalam
Shahih At Tirmidzi).

Anda mungkin juga menyukai