A. Hasil Kegiatan
1. Gambaran umum Pukesmas Karangpandan
a. Sejarah Singkat Pukesmas Karangpandan
Pukesmas Karangpandan merupakan Pukesmas dengan fasilitas
Rawat Inap yang berada di tepi jalan Karangpandan-Matesaih diatas
seluas
1) Visi
Menjadi Rumah Sakit Islam Syariah yang unggul dalam
pelayanan dan teknologi dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien
2) Misi
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, bermutu, dan terjangkau, serta
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, akidah, akhlak, dan
moral staf secara berkesinambungan menuju pelayanan
Ramah, Amanah, Profesional, Islami (RAPI)
b) Mmemanfaatkan penggunaan teknologi informasi dan teknologi
kedokteran yang efektif aman menuju pelayanan yang Cepat,
Aman, Tepat, Efektif (CATE)
3) Motto
a) Ramah, Amanah, Profesional, Islami (RAPI)
b) Aman, Tepat, Efektif (CATE)
2. Penerapan sistem penamaan rekam medis manual/ SIMRS
RSU Islam Klaten menggunakan sistem penamaan berdasarkan
alphabetical sesuai dengan nama asli pasien yang tertera di KTP/ SIM
atau identitas lain. Adapun pelaksanaan sistem identifikasi pasien ini
dilakukan penulisan pada dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap
dan gawat darurat berupa KIB (Kartu Identitas Berobat). Penulisan nama
pasien di RSU Islam Klaten memiliki ketentuan tersendiri yang di atur
dalam Pedoman Pelayanan RSU Islam Klaten, diantaranya :
a. Penulisan nama pasien yang belum menikah diikuti dengan nama ayah
pasien, dengan menggunakan bn/bin (untuk pasien laki-laki) dan
bt/binti (untuk pasien perempuan)
Contoh :
1) Namira binti Agus, artinya pasien berjenis kelamin perempuan
dengan nama Namira diikuti dengan bt dan nama bapaknya
2) Ernando bn Rahmat, artinya pasien berjenis kelamin laki-laki
dengan nama Ernando diikuti dengan bn nama bapaknya.
b. Nama pasien laki-laki yang sudah menikah diberi tambahan Bp di
akhir nama. Sedangkan nama pasien perempuan yang sudah menikah
dilengkapi dengan nama suami dan ditambah Ny. Aturan ini juga
berlaku untuk janda yang masih menggunakan nama almarhum
suaminya. Tetapi, apabila yang bersangkutan telah bersuami lagi, maka
nama suami yang baru digunakan sebagai gantinya.
Contoh :
1) Wahyu, Bp. Yang artinya pasien yang berjenis laki-laki dibagian
belakang nama diberi Bp.
2) Siti Munawaroh Harnanto, Ny. Yang artinya pasien berjenis
kelamin perempuan dan sudah menikah bernama Siti Munawaroh
dan suami bernama Harnanto
c. Nama pasien bayi baru lahir diberi nama Ibu dan ditambahkan By Ny
pada akhir nama Ibu.
Contoh :
Pasien bayi dengan nama Ibu Novita ditulis Novita By Ny.
d. Pasien yang memiliki nama keluarga/marga ditulis nama
keluarga/marga terlebih dahulu baru kemudian nama pasien
Contoh :
Alfrenni Zebua ditulis Zebua, Alfrenni
(2) Contoh II
Diagnosa : Diare karena alergi
Leadterm : Diarrhea
Volume 3 : Diarrhea, diarrheal (disease)
- allergic K52.2
Volume 1 : K52.2 Allergic and dietetic gastroenteritis and
colitis
Food hypersensitivity gastroenteritis or colitis
KA : K52.2
5) Cara Mengkode Tindakan :
a) Tentukan Leadterm
b) Cari leadterm di ICD 9CM di Index To Procedure
c) Tentukan modifier yang sesuai hingga ditemukan kodenya
d) Rujuk kode tersebut ke ICD 9CM Classification of procedures
(1) Contoh I
Tindakan : Rontgen Paru
Leadterm : Radiography
Index : Radiography
- lung 87.49
Classification : 87.49 Other chest x-ray
KA : 87.49
(2) Contoh II
Tindakan : Pemeriksaan buta warna
Leadterm : Examintaion
Index : Examination (for)
- eye 95.09
- - color vision 95.06
Classification : 95.06 Color vision stud
KA : 95.0
d) Masukkan kode yang sudah benar di resume medis RME pasien
rawat jalan
e) Setelah dikoding oleh petugas, kemudian berkas menuju ke
verifikasi untuk proses eklaim rawat jalan
b. Alur Pengkodean Rekam medis Rawat Inap
1) Berkas rekam medis rawat inap yang masuk ke unit koding
dilakukan verifikasi
2) Buka resume medis pasien Rawat Inap
3) Lihat anamnesa penyakit, diagnosa, tindakan, dan penunjangnya
4) Jika sinkron, langsung dikoding oleh petugas koding rawat inap
5) Cara mengkode diagnosa penyakit :
a) Tentukan Leadterm
b) Cari leadterm di ICD 10 Vol 3 di Section I Alphabetical Index of
Diseases and Nature Injury
c) Tentukan modifier yang sesuai hingga ditemukan kodenya
d) Rujuk kode tersebut ke ICD 10 Vol 1 Tabular List
(1) Contoh I
Diagnosa : Hypospadias
Leadterm : Hypospadias
Volume 3 : Hypospadias Q54.9
Volume 1 : Q54.9 Hypospadias Unspecified
KA : Q54.9
(2) Contoh II
Diagnosa : Hemiplegia
Leadterm : Hemiplegia
Volume 3 : Hemiplegia G81.9
Volume 1 : G81.9 Hemiplegia
KA : G81.9
7) Cara Mengkode Tindakan :
a) Tentukan Leadterm
b) Cari leadterm di ICD 9CM di Index To Procedure
c) Tentukan modifier yang sesuai hingga ditemukan kodenya
d) Rujuk kode tersebut ke ICD 9CM Classification of procedures
(1) Contoh I
Tindakan : EKG
Leadterm : Electrocardiogram
Index : Electrocardiogram 89.52
Classification : 89.52 Electrocardiogram
KA : 89.52
(2) Contoh II
Tindakan : Pasang kateter
Leadterm : Catheterization
Index : Catheterization
- urethra, indwelling 57.94
Classification : 57.94 Insertion of Indwelling Urinary Catheter
KA : 57.94
e) Tulis kode yang sudah benar di resum medis pasien rawat inap
f) Setelah dikoding oleh petugas, kemudian berkas menuju ke verifikasi
untuk proses pengklaiman
Gambar 3.1
Alur Pengkodean Rawat Inap Manual
c. Alur Pengkodean Rekam medis Pasien Asuransi dan Umum Secara
Komputerisasi
Gambar 3.2
Alur Pengkodean Rekam medis Pasien Asuransi dan Umum Secara
Komputerisasi
1) Koder menerima dokumen rekam medis pasien pulang dari bagian
assembling.
2) Koder membaca dan mencermati ringkasan resume medis, resume
keperawatan, dan CPPT untuk melihat diagnosis utama, diagnosis
sekunder, penunjang, terapi, dan tindakan yang dilakukan pada
pasien.
3) Koder membaca dan mencermati data pemeriksaan penunjang,
catatan terintegrasi dan catatan lain untuk memastikan diagnosis dan
prosedur/tindakan yang lebih spesifik.
4) Untuk pengkodean diagnosis/penyakit, cari lead term (kata kunci)
pada ICD-10 online volume 3 dan memastikan ketepatan kode pada
volume 1.
5) Untuk pengkodean tindakan, cari lead term pada tabel Index,
kemudian memastikan kode tindakan tersebut pada Tabular List
ICD-9-CM.
6) Bila ditemukan ketidakjelasan atau keraguan mengenai diagnosis
yang tertulis pada formulir resume medis maka petugas melihat pada
formulir lain, jika diagnosis tidak jelas maka melakukan koordinasi
dengan dokter penanggung jawab pasien atau menanyakan pada
dokter seprofesi yang lain.
7) Tulis kode diagnosis/tindakan pada ringkasan masuk keluar dan
resume medis pasien pulang secara lengkap
8) Menginputkan kode diagnosis dan tindakan pada SIMRS RSU Islam
Klaten.
Gambar 3.3
Pengkodean Elektronik Rawat Rawat Inap Pasien Umum dan Asuransi Lain di
SIMRS Islam Klaten
B. Pembahasan
1 Penerapan Sistem Penamaan Rekam medis
Sistem Penamaan rekam medis di RSU Islam Klaten sistem penamaan
menggunakan alphabetical indexs. Setiap pasien datang berobat ke RSU
Islam Klaten, pasien diinput namanya sesuai dengan kartu identitas yang
dibawa (KTP, BPJS, dll). Hal ini sesuai dengan buku Pedoman
Penyelenggaraan dan Prosedur Rumah Sakit RSU Islam Klaten.
2 Penerapan Sistem Penomoran Rekam medis di RSU Islam Klaten
Sistem Penomoran Rekam medis di RSU Islam Klaten menggunakan
Unit Numberic System. Dimana nama pasien yang datanf berobat diberikan
satu nomor rekam medis kepada satu orang pasien. Satu nomor tersebut
nantinya akan digunakan selamanya oleh pasien setiap kali berobat di RSU
Islam Klaten.
3 Penerapan Sistem Penyimpanan Rekam medis
Sistem penyimpan rekam medis di RSU Islam Klaten dilakukan
secara terpusat atau Sentralisasi. Dimana dokumen rekam medis rawat jalan,
gawat darurat, maupuan rawat inap milik pasien dijadikan satu dalam satu
folder dokumen rekam medis dan disimpan dalam satu ruang penyimpanan
rekam medis dengan hanya menggunakan satu nomor.
4 Penerapan Sistem Penjajaran Rekam medis
Sistem penyimpanan rekam medis Dalam penjajaran dokumen rekam
medis, RSU Islam Klaten menggunakan sistem penjajaran angka akhir atau
disebut juga Terminal Digit Filing.Sistem ini mengelompokkan keenam
digit nomor rekam medis menjadi 3 section. Dua angka section
pertamaterletak di sebelah kanan, dua angka section kedua berada di tengah,
dan dua angka section ketiga berada di sebelah kiri.
5 Penerapan Sistem Retensi dan Pemusnahan Rekam medis
Sistem retensi dan pemusnahan rekam medis di RSU Islam Klaten
sebelum melakukan pemusnahan terlebih dahulu dilakukan retensi, dibagi
menjadi 2 rekam medis yaitu aktif dan inaktif. Dokumen rekam medis
dinyatakan sudah tidak aktif apabila selama 5 tahun terakhir setelah tidak
digunakan untuk masa simpan rekam medis inaktif yaitu selama 2 tahun.
Berkas rekam yang harus diabadikan adalah Data Sosial Pasien (Lebar
Masuk Keluar), Resume Medis , Lembar Operasi, Identifikasi Bayi Baru
Lahir, Lembar Persetujuan Tindakan Medis, Lembar Kematian, Hasil
Laborat Patologi.
6 Prosedur Pelayanan Rekam medis dan Alur Pasien Rawat Jalan, Rawat
Inap, Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Islam Klaten
Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Islam Klaten
menggunakan beberapa cara yaitu, secara langsung, melalui telepon, sms,
melalui aplikasi whatsapp.
Pelayanan Gawat Darurat di RSU Islam Klaten dilakukan selama 24
jam. Pasien ditangani terlebih dahulu kemudian menyelesaikan administrasi.
Pelayanan Pnedftaran Rawat Inap terpisah dari Unit lain.
7 Penerpan Komunikasi Efektif dalam pelayanan pasien Rawat Jalan, Rawat
Inap dan Gawat Darurat.
Komunikasi Efektif dalam Pelayanan yang dilakukan di RSU Islam
Klaten, baik rawat inap,rawat jalan, dan gawat darurat menggunakan
komunikasi secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi secara
langsung yaitu komunikasi yang dilakukan dengan tatap muka atau tanpa
perantara. Komunikasi tidak langsung yaitu komunikasi yang dilakukan
menggunakan media perantara seperti, telepon,wa, dan aplikasi.
8 Alur Isi dan Struktur Formulir Rekam medis Secara Manual / SIMRS pada
Unit Assembling
Sistem pengelolaan data rekam medis Assembling di RSU Islam
Klaten merupakan penyusunan lembar-lembaran rekam medis berdasarkan
urutan yang telah ditentukan. Alur dokumen rekam medis lengkap, yaitu
Koding Indeksi serta untuk Sensus Harian ke bagian Analising Reporting.
Sedangkan, alur dokumen rekam medis tidak lengkap yaitu menempelkan
format kertas kecil pada halaman depan dokumen rekam medis dan dengan
menggunakan buk catatan peminjaman. Dokumen rekam medis yang tidak
lengkap diserahkan kepada unit pencatat untuk disampaikan kepada petugas
yang bertanggung jawab terhadap kelengkapan isi data rekam medis yang
bersangkutan untuk dilengkapi.
9 Alur Pengkodean, Pengumpulan Data Penyakit, Kematian
Pengkodean adalah kegiatan memberi kode diagnosis penyakit
menggunakan ICD 10 maupun kode tindakan menggunakan ICD 9 CM. Hal
ini telah sesui dengan teori dalam buku rekam medis yang ditulis oleh
Sudra,Rano Indradi (2014)edisi 2 yang menyatakan bahwa “ bagian koding
dalam rekam medis memiliki fungsi mencatta dan meneliti kode penyakit
dari diagnosis,kode operasi dan tindakan yang ditulis dokter”.
Pencatatan data pasien di unit analising reporting menggunakan
billing system tetapi ada juga yang manual. Kemudian untuk Pengolahan
data pasien menggunakan manual karena sudah terdapat rumus, dimana
setiap bulannya tinggal memasukkan data dari sensus harian yang sudah
direkap. Terakhir yaitu Penyajian data pasien menggunakan Diagram Barber
Johnson, yang dientry kedalam excel jumlah periode dan hari perawatannya.
Hal ini telah sesui dengan teori dalam buku rekam medis yang ditulis oleh
Sudra,Rano Indradi (2014)edisi 2 dalam buku tersebut dijelaskan “unit
Analisis memiliki fungsi pengumpulan dan pengolahan data rekam medis
sehingga menghasilkan informasi.
10 Aplikasi Sistem Informasi Fasyankes atau SIMRS dalam Pengumpulan
Data/Pemcatatan Data Pasien, Pengolaban, Penyajian Data Secara
Manual/SIMRS di Unit Analising Reporting
Untuk pasien BPJS aplikasi yang digunakan bernama Virtual Claim.
memproses dan mengintegrasikan seluruh proses pelayanan di RSU Islam
Klaten mulai dari TPPRJ, UGD dan Rawat Inap baik pasien baru maupun
lama, pasien umum maupun pasien BPJS. SIMRS di RSU Islam Klaten juga
sudah terintegrasi dengan Virtual Claim, sehingga memudahkan dalam
pelayanan pasien BPJS.