z REKAM MEDIS
RIWAYAT PENDIDIKAN
• DIV Rekam Medis Politeknik Negeri Jember tahun 2010-2014
• S2 IKM Universitas Sebelas Maret tahun 2015-2017
Materi:
➢ Sistem Penamaan pasien
➢ Sistem Penomoran dokumen rekam medis
➢ Sistem Penyimpanan dokumen rekam medis
➢ Sistem Penjajaran dokumen rekam medis
➢ Pengelolahan dokumen rekam medis
SISTEM PENAMAAN PASIEN
TUJUAN: Memberikan identitas kepada seorang pasien
serta membedakan antara pasien satu dengan pasien yang
lainnya, sehingga mempermudah dalam proses pemberian
pelayanan kesehatan kepada pasien yang datang berobat
(BPPRM REVISI II)
TATA CARA PENULISAN NAMA PASIEN
➢ Nama pasien sendiri yang terdiri dari satu suku kata atau lebih
➢ Penulisan nama sesuai dengan KTP/ SIM/ KK yang masih
berlaku
➢ Keseragaman penulisan nama pasien digunakan ejaan baru
yang disempurnakan dengan menggunakan huruf cetak
➢ Tidak diperkenankan adanya pencantuman title/ jabatan/ gelar
➢ Perkataan Tuan, saudara, bapak, tidak dicantumkan dalam
penulisan nama pasien
➢ Bila seorang bayi yang baru lahir hingga saat pulang belum
mempunyai nama, maka penulisan namanya adalah Bayi Ny
xxx
SISTEM PENOMORAN DRM
TUJUAN: Memudahkan pencarian berkas atau
dokumen rekam medis apabila pasien kemudian
datang kembali berobat di sarana-sarana pelayanan
kesehatan serta untuk kesinambungan informasi,
dengan menggunakan sistem penomoran maka
informasi-informasi dapat secara berurut dan
meminimalkan informasi yang hilang.
JENIS SISTEM PENOMORAN
1. Serial Numbering System
2. Unit Numbering System
3. Serial Unit Numbering Sistem
4. Family Numbering (Family Folder)
Pemberian Nomor Cara Seri
(Serial Numbering System)
Sentralisasi lebih
baik dibanding
Desentralisasi
4. SISTEM PENJAJARAN / PENYIMPANAN
BERDASARKAN NOMOR DOKUMEN REKAM MEDIS
KELEBIHAN :
• Mudah mengambil rekam medis yang berurutan ( misal 1 – 100 ),
• Cepat mengingat urutannya bila nomor masih sedikit
• Mudah penyimpanannya,
• Tidak membutuhkan latihan untuk menyimpan
• Tidak membutuhkan ruang yang besar untuk menyimpan
Sistem Nomor Langsung
(Straight Numerical Filing)
KEKURANGAN:
1. Petugas harus teliti memperhatikan seluruh nomor DRM
2. Mudah terjadi kekeliruan penyimpanan
3. Makin besar angka yang diperhatikan semakin besar kemungkinan
terjadinya kesalahan.
4. Mudah terjadi tertukarnya urutan nomor DRM, misal nomor 56-76-24
5. tersimpan pada nomor 56-67-24
6. Terjadinya konsentrasi pada rak penyimpanan pada nomor besar
7. Petugas berdesak-desakan disatu tempat
8. Pengawasan kerapihan penyimpanan sukar dilakukan
9. Pembagian tugas staf sulit dilakukan, shg sulit pengendalian tanggung
jawab antar petugas
Sistem Angka Tengah
(Middle Digit Filing)
Penyimpanan dokumen rekam medis berdasarkan angka tengah.
Contoh : No.RM = 12-34-56
12 (angka kedua) 34 (angka pertama) 56 (angka ketiga)
Langkah penyimpanan:
1. Pada saat menyimpan, petugas melihat angka pertama dan
membawa rekam medis tersebut ke daerah rak penyimpanan untuk
kelompok angka pertama
2. Pada kelompok angka pertama ini dokumen rekam medis
disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua
3. Dokumen rekam medis disimpan didalam urutan sesuai kelompok
angka ketiga, sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan nomor-
nomor pada kelompok angka ketigalah yang selalu berlainan
Contoh Sistem Angka Tengah
(Middle Digit Filing)
12-78-93 13-79-02
12-78-94 13-79-03
12-78-95 13-79-90
12-78-96 13-79-99
12-78-97 14-80-00
12-78-98 14-80-10
12-78-99 14-80-11
13-79-00 14-80-13
13-79-01
Sistem Angka Tengah
(Middle Digit Filing)
KELEBIHAN :
1. Mudah dilakukan pembagian tugas (terbagi rata)
2. Mudah melakukan pengendalian tg jawab petugas
3. Petugas tidak berdesakan disatu tempat
KEKURANGAN :
1. Latihan dan bimbingan petugas lebih lama,
2. Sering terjadi salah letak
3. Sistem ini tidak dapat digunakan apabila nomor sudah melebihi 6
digit,
4. Terjadi rak-rak lowong pada beberapa seksi apabila dilakukan
pencabutan dokumen non aktif.
5. Biaya awal mahal ➔ menyiapkan section nomer
Sistem Angka Akhir
(Terminal Digit Filing)
Sistem penjajaran dokumen rekam medis berdasarkan angka akhir.
Contoh : No.RM = 12-34-56
12 (angka kedua) 34 (angka akhir) 56 (angka pertama)
12 (angka akhir) 34 (angka kedua) 56 (angka pertama)
Langkah – langkah penyimpanan:
1. Pada saat menyimpan, petugas melihat angka pertama dan membawa
rekam medis tersebut ke daerah rak penyimpanan untuk kelompok
angka pertama
2. Pada kelompok angka pertama ini dokumen rekam medis disesuaikan
urutan letaknya menurut angka kedua
3. Kemudian dokumen rekam medis disimpan di dalam urutan sesuai
kelompok angka ketiga, sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan
nomor-nomor pada kelompok angka ketigalah yang selalu berlainan
Contoh Sistem Angka Akhir
12-78-01 00-00-02
12-79-01 00-01-02
12-80-01 00-02-02
12-81-01 00-99-02
12-82-01 01-04-02
12-99-01 01-99-02
13-00-01 02-01-02
13-10-01 03-01-02
............... …………….
99-99-01 99-99-02
Sistem Angka Akhir
(Terminal Digit Filing)
Kelebihan:
1. Dokumen rekam medis tersebar secara merata (terhidar dari
kekosongan),
2. Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu
(beban kerrja merata),
3. Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan bisa
dihindarkan timbulnya rak-rak kosong,
4. Membantu memudahkan perencanaan jumlah rak (penyimpanan)
5. Kekeliruan menyimpan (missfile) dapat di cegah.
6. Mudah melakukan perencanaan rak
Kekurangan :
Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal sistem angka
akhir mungkin lebih lama
Sistem Angka Akhir
(Terminal Digit Filing)
Kekurangan:
1. Pelatihan petugas sulit dilakukan
2. Pelaksanaan agak sulit
3. Membutuhkan biaya awal lebih besar untuk menyiapkan rak
seluruh section nomor
PENGOLAHAN DOKUMEN
REKAM MEDIS
ASSEMBLING
CODING
INDEXING
PELAPORAN
ASSEMBLING
Kegiatan assembling adalah kegiatan analisa dan penataan/
perakitan dokumen rekam medis yang telah selesai
dipergunakan dalam kegiatan rawat jalan dan rawat inap.
Dasar Hukum:
Surat keputusan mentri kesehatan RI No. 337/mankes/SK/III/
2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis Dan Informasi
Kesehatan
ASSEMBLING
Pepatah kuno yang
mengatakan “People Forget
But Record Remember”,
maka agar rekam medis
mudah digunakan oleh
pengguna (user) perlu
disusun/ dirakit/ assembling.
FUNGSI &
PERANAN
ASSEMBLING
ASSEMBLING
1. Menerima dokumen rekam medis dan sensus harian dari unit-
unit pelayanan
2. Perakitan formulir
3. Kegiatan evaluasi pengisian dokumen rekam medisMelacak
kehilangan dokumen,
4. Pengendalian formulir dan nomer rekam medis
5. Menghitung angka Incomplete Medical Records (IMR) yaitu
membuat laporan ketidaklengkapan isi dokumen.
CODING
DIAGNOSA KATA-KATA
KODE
ALFANUMERIK
Jenis Indexing:
2. Indeks penyakit
3. Indeks operasi
4. Indeks dokter
5. Indeks kematian
INDEKS PASIEN (KIUP)
KIUP adalah satu kartu
katalog yang berisikan
nama semua pasien
yang pernah berobat
(mendapatkan
pelayanan kesehatan)
INDEKS MANUAL
Kartu Indeks :
❑ Ukuran 3X5 inci (7,5 X12,5 cm) ukuran bisa berubah tergantung
kepada kandungan informasi yang harus ada.
❑ Kartu sebaiknya kuat, tidak mudah rusak (robek, kucel)
❑ tebal kertas akan mempengaruhi luas tempat penyimpanan.
Penyimpanan KIUP:
1. Tersusun secara alpabet
2. Dibuat berdasarkan data terbaru pasien (up to date)
3. Lama penyimpanan KIUP sama dengan Dokumen Rekam Medis
INDEKS KOMPUTERISASI
1. Dapat diketahui dengan cepat informasi yang dibutuhkan
(No RM, nama dokter, nama operasi, penyakit, dll)
2. Pengurutan nomor pasien dapat diprogram otomatis
untuk setiap pasien baru.
3. Penanggungjawab kontrol data pada unit kerja
manajemen informasi kesehatan,
INDEKS TERKOMPUTERISASI
PELAPORAN
Menganalisis semua data rekam medis yang masuk ke Unit Rekam
Medis (URM) untuk diolah menjadi informasi yang disajikan dalam
laporan guna pengambilan keputusan manajemen di PUSKESMAS.
Jenis laporan di Puskesmas sebagai berikut :
Laporan Bulanan : Laporan bulanan merupakan laporan yang dilaporkan
setiap bulan paling lambat di kirim ke Dinas Kesehatan tanggal 10 bulan
berikutnya. Laporan bulanan puskesmas meliputi :
◦ LB 1 (Data Kesakitan)
◦ LB 2 (Data Kematian)
◦ LB 3 (Data Operasional Gizi, Imunisasi, KIA dan KB)
◦ LB 4 (Data obat-obatan / LPLPO)
PELAPORAN
Laporan Triwulan :
Data kegiatan Puskesmas yang dilaporkan pada tanggal 10 bulan
berikutnya dari bulan terakhir triwulan terebut kepada Dinas Kesehatan.
Laporan Tahunan :
Dilaporkan paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun berikutnya.
Laporan tahunan puskesmas meliputi :
◦ LT 1 (Laporan Pemantauan Wilayah Setempat / PWS)
◦ LT 2 (kepegawaian)
◦ LT 3 (Peralatan)
RETENSI (PENYUSUTAN)
TUJUAN :
◦ Mengurangi jumlah dokumen rekam medis yang semakin bertambah
◦ Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan
dokumen rekam medis yang baru
◦ Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan memudahkan dalam retrival
berkas RM aktif
JADWAL :
◦ 5 TAHUN IN AKTIF
◦ 5 TAHUN PEMUSNAHAN
DASAR HUKUM
1. UU No.7 / 1971 : Ketentuan Pokok - pokok Kearsipan
2. PP No.34 / 1979 : Kearsipan
3. PERMENKES no.269/Menkes/Per/III/2008 : tentang Rekam Medis
4. Surat Edaran DIRJEN Yanmed No.HK.00.05.1.5.10.373 / 1993 :
Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir RM dasar dan pemusnahan
arsip RM di rumah sakit.
5. Surat Edaran DIRJEN Yanmed No.HK.00.05.1.5.01160 tahun 1995 :
Petunjuk Teknnis Pengadaan Formulir RM dasar dan
pemusnahan arsip RM di rumah sakit
RETENSI (PENYUSUTAN)
Tata Cara Penilaian Retensi
➢ Dokumen rekam medis yang dinilai adalah rekam medis yang telah 5
tahun inaktif
➢ Indikator yang digunakan untuk menilai dokumen rekam medis
inaktif adalah :
A. Seringnya dokumen rekam medis digunakan untuk
pendidikan dan penelitian
B. Nilai Guna : Administrasi, Hukum, Keuangan, Iptek
RETENSI (PENYUSUTAN)
Kegiatan pengurangan dokumen rekam medis dari rak
penyimpanan dengan cara :
◦ Memindahkan dokumen rekam medis in aktif dari rak file aktif ke rak file
in aktif dengan cara memilah pada rak file penyimpanan sesuai dengan
tahun kunjungan
◦ Memikrofilmisasi dokumen rekam medis in aktif sesuai ketentuan yang
berlaku
◦ Memusnahkan dokumen rekam medis yang telah dimikrofilm dengan
cara tertentu sesuai ketentuan yang berlaku
◦ Dengan melakukan scaner pada dokumen rekam medis
TERIMAKASIH
SEMANGAT, SUKSES &
JANGAN LUPA BAHAGIA