Rekam medis merupakan salah satu bagian yang esensial dari pelayanan perawatan
pasien saat ini maupun diwaktu mendatang pada suatu rumah sakit atau sarana pelayanan
kesehatan yang lain. Karena isinya merupakan kumpulan informasi tentang perawatan
kesehatan pasien, rekam medis dapat digunakan bagi manajemen dan perencanaan berbagai
sarana pelayanan kesehatan dan pelayanannya, untuk riset dan menghasilkan statistik
pelayanan kesehatan. Hal ini merupakan pekerjaan dan tanggung jawab dari perekam medis.
Sehingga pemerintah Republik menerbitkan peraturan SK Menkes 749a/Per/Menkes/XII/1989,
di perbaharui Permenkes Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis yang
dijabarkan tentang kewajiban penyelenggara sarana pelayanan kesehatan untuk membuat
rekam medis. Pada tahun 1997 DEPKES RI menerbitkan buku Pedoman Pengelolaan Rekam
Medis Rumah Sakit Revisi I, diperbaharui pada tahun 2006 Depkes RI Pedoman
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia, sehingga adanya acuan
dalam pengelolaan rekam medis.
Setelah Surianti, A.Md.PK telah mengundurkan diri maka unit Rekam Medis tersebut di
kelola tanpa penanggung jawab oleh ny. Wajiha Ismail, Kasma,AMKG, dan Habliah,AMKG
hingga pada tahun 2010 pengelolaan Rekam Medis pada saat itu penyimpanan BRM masih
desentralisasi, pemberian nomor Rekam Medis secara Serial Numbering System (SNS) dan BRM
disimpan sesuai tanggal masuk pasien.
Pada tahun 2011 Masaedi, A.Md.PK diangkat sebagai penaggung jawab Rekam Medis
pada tahun tersebut Rekam Medis berubah Status dari Unit Rekam Medis ke Instalasi Rekam
Medis dibawah Kepemimpinan dr. H. Armyn Oesman, Sp.OG, pada tahun tersebut Instalasi
Rekam Medis masih manual, penyimpanan BRM pasien Desentralisasi antara BRM rawat inap
dan BRM rawat jalan, Straight Numbering Filling system (SNF) atau biasa dinamakan dengan
angka langsung, system penomoran memakai Serial Numerical Sistem (SNS), pelaporan Intern
dan Ekstern RS.
Pada tahun 2012 – hingga sekarang mengalami pergantian penanggung jawab Instalasi
Rekam Medis ialah Ahmad Jayadie, A.Md.PK dengan SK Majelis Pembina Kesehatan Umum
Cabang Makassar Beserta Direktur RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Cabang Makassar oleh
dr. H. Nasrudin A.M, Sp.OG, sejak tahun tersebut RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Cabang
Makassar telah mendapat pengakuan Terakreditasi Penuh oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) Kemenkes,
VISI
MENYEDIAKAN REKAM MEDIS SEBAGAI INFORMASI KESEHATAN YANG BERMUTU SESUAI
DENGAN AMANAH PERSERIKATAN.
MISI
MEMBERIKAN PELAYANAN REKAM MEDIS YANG CEPAT , TEPAT DAN AKURAT .
MENYELENGGARAKAN SISTIM PENGOLAHAN DATA YANG BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI .
TUJUAN
1. MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM
PENDOKUMENTASIAN YANG BAIK
2. MENGOPTIMALKAN ASPEK KEGUNAAN REKAM MEDIS SEBAGAI SUMBER DATA
PENDIDIKAN DAN PENELITIAN SECARA LENGKAP DAN BISA DIPERTANGGUNGJAWABKAN.
FALSAFAH REKAM MEDIS
MEMBERIKAN PELAYANAN REKAM MEDIS YANG PARIPURNA UNTUK MENGHASILKAN
INFORMASI YANG TEPAT,AKURAT DAN BERKUALITAS YANG DAPAT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN SECARA MEDIS DAN SECARA HUKUM
MOTTO
SISTEMATIS, AKURAT DAN DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN
B. Unit kerja pengelolaan Instalasi Rekam Medis pada Tahun 2012 hingga sekarang
a. Pada tahun tersebut Instalasi Rekam Medis masih manual
b. Admission Office
1. TP2RJ
2. TP2RI
3. TP2RD
4. Central BANK NOMOR Rekam Medis
5. system penomoran memakai system Serial Numerical Sistem (SNS)
6. Pendaftran beberapa pasien asuransi
c. pengolahan data Berkas Rekam Medis (BRM)
1. assembling
2. Analisis BRM
Analisis Kuantitatif
Analisis Kulitatif
3. Koding BRM
Koding Diangosa, ICD 10
Koding Tindakan, ICD 9 CM
Pengajuan Klaim pasien JKN
4. Indeksing BRM
5. Filling BRM
Sentralisasi BRM
Terminal Digit Filling (TDF)
d. Pelaporan RS
1. Laporan Intern RS
2. Laporan Ekstern RS ( SIRS ONLINE )
e. Humas
1. Peminjaman BRM
2. Reimbursement
3. Advokasi
4. Penerbitan penjaminan dari beberapa rekanan Asuransi
f. Umum
1. Produksi BRM dan beberapa penunjang pelayanan di Rumah Sakit
2. Riset atau Penelitian
3. Distribusi BRM
4. Pelaporan pelayanan pasien JKN