Anda di halaman 1dari 14

PENGAUDITAN II

“JASA ASSURANCE LAINNYA”

OLEH
KELOMPOK 7

1. ADYTIA HERMANTO 1910536001


2. MEISI RATNASARI 1910536028
3. HILMA HASNIDA 1910536032
4. RESESIA SEPTRIAN 1910536051
5. INDAH PUTRI HENDARI 1910536034

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI INTAKE D3


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS

2019/2020
A. Jasa Review dan Kompilasi

Standar untuk kompilasi dan review laporan keuangan, yang disebut Statements on Standards
for Accounting and Review Services (SSARS), diterbitkan oleh Accounting and Review
Services Committee dari AICPA. Komite ini memiliki otoritas yang sebanding dengan
Auditing Standards Board untuk jasa yang melibatkan laporan keuangan yang belum diaudit
milik perusahaan nonpublic. Karena tidak melakukan audit, SSARS merujuk para akuntan
publik yang melakukan jasa review dan kompilasi sebagai akuntan, dan bukan auditor.

Jasa Review

Penugasan jasa review (SSARS review) memungkinkan akuntan untuk mengekspresikan


keyakinan yang terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum, termasuk pengungkapan informatif yang layak, atau dasar
akuntansi lainnya yang komprehensif (other comprehensive bases of accounting = OCBOA),
seperti dasar akuntansi kas. Akuntan publik harus independen dari klien dalam penugasan jasa
review.

Prosedur yang disarankan untuk review


Bukti untuk penugasan review terutama terdiri dari pengajuan pertanyaan kepada manajemen
dan prosedur analitis.
SSARS merekomendasikan prosedur berikut untuk suatu penugasan review:
1) Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik dari industri
klien.
2) Memperoleh pengetahuan mengenai klien.
3) Mengajukan pertanyaan kepada manajemen.
4) Melakukan prosedur analitis.
5) Memperoleh surat representasi.
Berdasarkan prosedur tersebut, akuntan mungkin merasa khawatir bahwa informasi tidak
benar, tidak lengkap, atau tidak memuaskan. Jika demikian, prosedur tambahan sebaiknya
dilakukan sebelum akuntan menerbitkan laporan jasa review standar.

Bentuk laporan
Akuntan yang telah menyelesaikan penugasan review dan memutuskan bahwa tidak terdapat
perubahan yang material yang diperlukan terhadap laporan keuangan akan segera menerbitkan
laporan review.
Tiga aspek dari laporan yang harus diperhatikan:
1) Paragraf pertama serupa dengan laporan audit kecuali untuk referensinya terhadap jasa
review dan bukan audit.
2) Paragraf kedua menyatakan bahwa suatu review terutama terdiri dari pengajuan
pertanyaan dan prosedur analitis, pada intinya memiliki lingkup yang lebih sedikit dari suatu
audit, dan tidak ada opini yang diekspresikan.
3) Paragraf ketiga mengekspresikan assurance terbatas dalam bentuk assurance negatif
bahwa “sepengetahuan kami tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan terhadap
laporan keuangan.

Tanggal laporan keuangan review harus tanggal penyelesaian pengajuan pertanyaan


akuntan dan prosedur analitis. Setiap halaman dari laporan keuangan yang direview harus
memasukkan referensi “Lihat laporan review akuntan”.

Kegagalan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum


Jika seorang klien gagal untuk mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum
dalam suatu penugasan review, laporan tersebut harus dimodifikasi.

Jasa Kompilasi

Penugasan jasa kompilasi (compilation service) didefinisikan dalam SSARS sebagai suatu
jasa dimana akuntan menyiapkan laporan keuangan dan menyajikannya kepada klien atau
pihak ketiga tanpa menyediakan assurance akuntan publik mengenai laporan tersebut.
Akuntan publik tidak diwajibkan untuk bersikap independen dalam melakukan kompilasi dan
laporan keuangan dapat dikeluarkan tanpa pengungkapan tambahan seperti catatan kaki.

Persyaratan kompilasi.
Dalam penugasan kompilasi, akuntan harus memenuhi hal-hal berikut:
1) Menetapkan pemahaman dengan klien mengenai jenis dan batasan dari jasa yang akan
disediakan dan deskripsi dari laporan, jika laporan akan diterbitkan.
2) Memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik dari industri klien.
3) Mengetahui klien, mencakup pemahaman umum atas industry klien, sifat transaksi
bisnisnya, prinsip akuntansi serta praktik yang digunakan klien, da nisi laporan keuangan
(pengetahuan mungkin lebih sedikit dari review).
4) Mengajukan pertanyaan untuk menentukan apakah informasi klien memuaskan.
5) Membaca laporan keuangan yang dikompilasi dan waspada akan adanya penghilangan
yang nyata atau kesalahan dalam aritmetika dan aplikasi standar akuntansi.
6) Menyiapkan dokumentasi yang cukup terinci demi menyediakan pemahaman yang jelas
tentang pekerjaan yang dilakukan dan setiap penemuan atau isu yang signifikan, mencakup
setiap komunikasi dengan manajemen terkait kecurangan atau tindakan illegal yang menarik
perhatian akuntan.

Jika akuntan menjadi waspada bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar,
akuntan harus memperoleh informasi tambahan. Jika klien menolak untuk memberikan
informasi tambahan, akuntan harus menarik diri dari penugasan kompilasi.

Bentuk laporan
SSARS mendefinisikan tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan dari masing-masing jenis
bergantung pada apakah manajemen memilih untuk memasukkan semua pengungkapan yang
diharuskan dalam laporan keuangan.
1) Kompilasi dengan pengungkapan lengkap. Kompilasi jenis ini memerlukan pengungkapan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, sama seperti untuk
laporan keuangan yang diaudit atau kaji ulang.
2) Kompilasi yang menghilangkan hampir semua pengungkapan. Jenis kompilasi ini dapat
diterima jika laporan tersebut mengindikasikan kurangnya pengungkapan dan ketidakhadiran
pengungkapan tidak, berdasarkan pengetahuan akuntan publik, dilakukan dengan tujuan
untuk menyesatkan pemakai laporan keuangan. Pada umumnya, jenis laporan seperti ini
terutama digunakan untuk tujuan manajemen.
3) Kompilasi tanpa independensi. Jika akuntan kurang memiliki independensi, paragaraf
terakhir dari laporan harus menyatakan “Kami tidak independen berkenaan dengan Williams
Company.”

Untuk ketiga jenis laporan kompilasi, elemen-elemen berikut juga diperlukan:


- Judul laporan yang menyatakan “Laporan Kompilasi Akuntan
- Tanggal laporan akuntan adalah tanggal penyelesaian kompilasi
- Setiap halaman dari laporan keuangan yang kompilassi oleh akuntan sebaiknya
menyatakan “Lihat laporan kompilasi akuntan”
- Jika klien gagal mengikuti standar akuntansi, auditor harus memasukkan modifikasi yang
sama dalam laporan kompilasi yang digunakan pada laporan review.

B. Review Informasi Laporan Keuangan Interim untuk Perusahaan Publik

Review interim perusahaan public (public company interim review) memasukkan lima
persyaratan bagi penugasan jasa review. Auditor harus : (1) memperoleh pengetahuan
mengenai prinsip-prinsip akuntansi dari industry klien, (2) memperoleh pengetahuan
mengenai klien, (3) mengajukan pertanyaan kepada manajemen, (4) melaksanakan prosedur
analitis, dan (5) memperoleh surat representasi.
Review interim perusahaan publik dilaksanakan mengikuti standar PCAOB dan laporan
review bukan merupakan referensi bagi SSARS.
Jika auditor memutuskan bahwa laporan interim melanggar GAAP, laporan itu harus
dimodifikasi. Bahasa modifikasinya mirip dengan yang dipakai dalam review menurut
SSARS, kecuali bahwa auditor harus menyatakan pengaruh penyimpangan tersebut, bila
nilainya dapat ditentukan.
Data kuartalan yang direview oleh auditor dan disertakan sebagai catatan kaki dalam
laporan tahunan yang diaudit harus diberi tanda “belum diaudit”. Namun, laporan review
tersendiri mengenai informasi ini tidak diperlukan.

C. Penugasan Atestasi

Salah satu kategori jasa assurance yang disediakan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi.
Akuntan publik semakin banyak diminta untuk melaksanakan beragam jasa atestasi seperti
audit, untuk berbagai tujuan yang berbeda. Dalam suatu penugasan atestasi (attestation
engagement), akuntan publik melaporkan keandalan dari informasi atau asersi yang dibuat
oleh pihak lain. Contohnya, ketika sebuah bank meminta seorang akuntan publik untuk
melaporkan secara tertulis apakah seorang klien audit telah mentaati semua persyaratan dari
suatu kesepakatan pinjaman.

Standar atestasi

AICPA telah mengeluarkan 11 standar atestasi yang paralel dengan 10 standar audit yang
diterima umum (generally accepted auditing standards (GAAS)). Standar atestasi dinyatakan
dalam istilah yang cukup umum untuk memungkinkan akuntan publik menerapkannya ke
dalam setiap penugasan atestasi, termasuk jenis penugasan baru yang mungkin muncul.

Standar umum: 1) Penugasan harus dilakukan oleh seorang praktisi yang memiliki pelatihan
teknis dan kemahiran yang memadai dalam fungsi atestasi. 2) Penugasan harus dilakukan oleh
seorang praktisi yang memiliki pengetahuan mencukupi mengenai persoalan. 3) Praktisi harus
melakukan penugasan hanya jika dia memiliki alasan untuk merasa yakin bahwa persoalan
dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang sesuai dan tersedia bagi pemakai. 4) Dalam semua
hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dijaga oleh
praktisi. 5) Ketelitian profesional harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penugasan.
Standar pekerjaan lapangan: 1) Pekerjaan harus direncanakan dengan memadai dan asisten,
jika ada, harus disupervisi dengan benar. 2) Bukti yang mencukupi harus diperoleh untuk
menyediakan dasar yang masuk akal untuk kesimpulan yang diekspresikan dalam laporan.

Standar pelaporan: 1) Laporan harus mengidentifikasi persoalan atau asersi yang dilaporkan
dan menyatakan karakter dari penugasan. 2) Laporan harus menyatakan kesimpulan praktisi
mengenai persoalan atau asersi dalam hubungannya dengan kriteria mengevaluasi persoalan
tersebut. 3) Laporan harus menyatakan seluruh pernyataan signifikan dari praktisi mengenai
penugasan, persoalan dan jika memungkinkan, asersi yang berhubungan. 4) Laporan harus
menyatakan bahwa pemakai laporan dibatasi pada pihak-pihak tertentu, dalam situasi tertentu.

Perbedaan yang paling nyata antara standar atestasi dan standar audit yang diterima umum
ada dalam standar atestasi 2 dan 3 (standar umum).

Untuk menyediakan pedoman tambahan dalam melakukan penugasan atestasi, Auditing


Standards Board dari AICPA menerbitkan Statements on Standards for Attestation
Engagement (SSAE). Auditing Standard Board berusaha untuk membedakan antara
persoalan yang sebenarnya diatasi oleh standar auditing dengan yang seharusnya diatasi oleh
standar atestasi, walaupun keduanya merupakan praktik atestasi.

Semua bentuk atestasi lain dibahas dalam standar atestasi pengecualian adalah untuk kaji
ulang laporan keuangan historis dari suatu entitas publik, yang dibahas dalam SSARS. Standar
atestasi dibentuk oleh Auditing Standards Board mengikuti proses yang sama yang digunakan
untuk standar auditing (Standar atestasi diberi label AT alih-alih AU).

Jenis-jenis penugasan atestasi

AICPA dan Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) bersama-sama


mengembangkan jasa assurance yang berhubungan dengan e-commerce dan teknologi
informasi. Kelompok jasa tersebut, dikenal sebagai WebTrust dan SysTrust, dilaksanakan
menurut standar atestasi. Sebagai tambahan, AICPA telah mengembangkan standar atestasi
spesifik di bidang-bidang berikut: 1) Lporan keuangan prospektif. 2) Informasi keuangan pro
forma. 3) Laporan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan perusahaan swasta. 4)
Ketaatan terhadap hukum dan aturan. 5) Penugasan prosedur yang disetujui. 6) Diskusi dan
analisis manajemen.

Tingkat jasa

Standar atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan yang
berhubungan. 1) Pemeriksaan. Suatu pemeriksaan (examination) menghasilkan keputusan
yang positif, tingkat keyakinan yang tinggi, jumlah bukti ekstensif dan distribusi umum.
Dalam laporan ini, akuntan publik membuat pernyataan langsung mengenai apakah penyajian
dari asersi, dilihat secara keseluruhan, sesuai dengan kriteria yang dapat diterapkan. 2)
Review. Dalam suatu review, akuntan publik menyediakan kesimpulan assurance negatif,
tingkat keyakinan yang sedang, jumlah bukti signifikan, dan distribusi umum. Untuk suatu
laporan keyakinan negatif, laporan akuntan publik menyatakan apakah ada informasi yang
diperoleh oleh akuntan publik yang mengindikasikan bahwa asersi tidak disajikan dengan
cara yang benar –benar sesuai dengan kriteria yang dapat diterapkan. 3) Prosedur yang
disetujui. Dalam penugasan prosedur yang disepakati, semua prosedur yang akan dilakukan
akuntan publik disepakati oleh akuntan publik, pihak yang bertanggung jawab membuat
asersi, dan pihak pemakai laporan akuntan publik. Tingkat keyakinan yang dimasukkan dalam
laporan semacam itu bervariasi, oleh karena itu laporan semacam itu terbatas dalam distribusi
hanya kepada pihak yang terlibat, jumlah bukti bervariasi, dan bentuk kesimpulan temuan.

D. Jasa WebTrust dan SysTrust

Jasa WebTrust
Jasa WebTrust merupakan suatu jasa spesifik yang dikembangkan di bawah prinsip dan
kriteria Trust Services yang lebih luas, yang secara bersama diterbitkan oleh AICPA dan
CICA. Ketika melaksanakan jasa assurance WebTrust, kantor akuntan publik mengukur
apakah situs web perusahaan sesuai dengan lima prinsip Trust Services.
Lima prinsip Trust Services: 1) Keamanan, memastikan bahwa sistem dilindungi dari akses
yang tidak memiliki otorisasi (baik secara fisik maupun logs). 2) Ketersediaan, memastikan
bahwa sistem tersedia untuk operasi dan digunakan sesuai kesepakatan atau persetujuan. 3)
Integritas pemrosesan, memastikan bahwa pemrosesan sistem lengkap, akurat, tepat waktu,
dan diotorisasi. 4) Privasi online, memastikan bahwa informasi pribadi yang diperoleh
sebagai hasil dari e-commerce dikumpulkan, digunakan, diungkapkan, dan disimpan sesuai
kesepakatan atau persetujuan. 5) Kerahasiaan, memastikan bahwa informasi yang
dinyatakan sebagai rahasia dilindungi sesuai kesepakatan atau persetujuan.

Akuntan publik dapat menerbitkan opini WebTrust berdasarkan salah satu prinsip atau
kombinasi dari prinsip-prinsip.

Jasa SysTrust

Jasa SysTrust menyediakan keyakinan kepada manajemen, dewan direksi, atau pihak ketiga
mengenai keandalan dari sitem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi real
time.
Dalam penugasan SysTrust, akuntan publik yang memiliki lisensi SysTrust mengevaluasi
sistem komputer perusahaan dengan menggunakan prinsip dan kriteria SysTrust dan
menentukan apakah pengendalian terhadap sistem tersebut berjalan. Akuntan publik
kemudian melakukan pengujian untuk menentukan apakah pengendalia tersebut beroperasi
secara efektif selama suatu periode tertentu. Jika sistem memenuhi persyaratan dan prinsip
dari kriteria SysTrust, laporan atestasi tanpa pengecualian setingkat-pemeriksaan dikeluarkan
berdasarkan standar atestasi AICPA. Laporan tersebut mungkin berkenaan dengan salah satu
prinsip Trust Services atau kombinasi dari beberapa prinsip SysTrust.

E. Laporan Keuangan Prospektif

Laporan keuangan prospektif (prospective financial statements) mengacu pada prediksi atau
ekspetasi laporan keuangan selama beberapa periode di masa depan (laporan laba rugi) atau
pada suatu tanggal di masa depan (neraca).
Peramalan dan proyeksi

Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif: 1)
Peramalan (forecast) adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan
entitas yang diharapkan, hasiloperasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik
dari pihak yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyaratkan informasi ini sebagai bagian
dari permohonan pinjaman. 2) Proyeksi (projections) adalah laporan keuangan prospektif
yang menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan
keyakinan terbaik pihak yang bertanggung jawab., berdasarkan satu atau lebih asumsi
hipotesis.

Manajemen biasanya menyiapkan kedua jenis laporan keuangan prospektif itu, tetapi kantor
akuntan publik telah mulai mengaitkan namanya dengan jenis-jenis laporan tersebut pada
tahun-tahun belakangan ini.

Penggunaan Laporan Keuangan Prospektif


Laporan keuangan prospektif disiapkan bagi salah satu dari dua audiens berikut: 1) Laporan
penggunaan umum disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga mana pun, contohnya
peramalan keuangan dalam suatu prospectus untuk penjualan obligasi rumah sakit. 2)
Laporan penggunaan terbatas disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan siapa pihak yang
bertanggung jawab berhadapan secara langsung, contohnya penyertaan proyeksi keuangan
dalam dokumen aplikasi pinjaman bank.

Peramalan dapat disediakan baik untuk penggunaan umum maupun terbatas. Akan tetapi,
proyeksi terbatas pada jenis penggunaan terbatas, karena pemakai terbatas berada dalam
posisi yang lebih baik untuk memahami laporan prospektif dan asumsi yang berhubungan
ketimbang pihak ketiga.
Jenis penugasan
Standar atestasi AICPA melarang kantor akuntan publik melaksanakan review atas suatu
peramalan dan proyeksi, karena jasa review mengimplikasikan bahwa akuntan publik dapat
“dipuaskan secara moderat” baik mengenai ketepatan perhitungan dari proyeksi maupun
asumsi dimana proyeksi didasarkan. Untuk menghindari kebingungan antar pemakai, AICPA
menciptakan standar atestasi yang lebih spesifik, yang menggambarkan jenis penugasan
berikut untuk laporan keuangan prospektif: 1) Suatu penugasan pemeriksaan dimana akuntan
publik memperoleh kepuasan mengenai kelengkapan maupun kewajaran dari semua asumsi.
2) Suatu penugasan kompilasi dimana akuntan publik terutama terlibat dengan ketepatan
perhitungan dari laporan dan bukan kewajaran dari asumsi. 3) Penugasan prosedur yang
disepakati dimana akuntan publik dan semua pemakai dari laporan menyetujui prosedur
atestasi terbatas dan spesifik.

Pemeriksaan laporan keuangan prospektif

Untuk pemeriksaan peramalan dan proyeksi, ada empat unsur: 1) Mengevaluasi persiapan
laporan keuangan prospektif. 2) Mengevaluasi asumsi pendukung yang mendasari. 3)
Mengevaluasi penyajian dari laporan keuangan prospektif mengenai kesesuaian dengan
penyajian AICPA. 4) Menerbitkan laporan pemeriksaan.

F. Penugasan Prosedur yang Disepakati

Ketika auditor dan manajemen atau pemakai pihak ketigasetuju bahwa audit akan terbatas
pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan prosedur yag disepakati.

Penugasan prosedur yang disepakati menarik bagi akuntan publik karena manajemen, atau
pemakai pihak ketiga, merinci prosedur yang ingin mereka lakukan.

SAS 75 dan SSAE 10 adalah standar profesional utama yang membahas penugasan prosedur
yang disepakati. Keduanya disebut standar cermin, karena keserupaan mereka, akan tetapi
SAS membahas item laporan keuangan, sementara SSAE membahas persoalan non laporan
keuangan.

G. Audit atau Penugasan Assurance Terbatas Lain

Dasar akuntansi komprehensif Lainnya (other comprehensive basis of accounting =


OCBA )

Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain dari prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. Dasar-dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum yang mengatur penerbitan laporan antara lain: 1) Dasar kas atau dasar kas
yang dimodifikasi. 2) Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen peraturan.
3) Dasar pajak pemdapatan. 4) Serangkaian kriteria pasti yang memiliki dukungan
substansial.
Unsur, akun, atau item khusus
Auditor sering kali diminta untuk mengaudit dan menerbitkan laporan atas aspek tertentu dari
laporan keuangan. Otoritas untuk mengaudit elemen, akun, atau item khusus adalah SAS 62
(AU 623) Special Reports.

Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau item khusus. Jenis
audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan keuangan kecuali jika hal tersebut
diterapkan untuk selain laporan keuangan penuh. Terdapat dua perbedaan utama antara audit
elemen, akun, atau item khusus dengan audit laporan keuangan yang lengkap: 1) Materialitas
didefinisikan dalam istilah elemen, akun, atau item yang sedang diaudit dan bukan untuk
laporan keseluruhan. 2) Standar pertama dari pelaporan di bawah standar auditing yang
diterima secara umum tidak dapat diterapkan karena penyajian dari elemen, akun, atau item
bukan merupakan suatu laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum.

Surat ketaatan utang dan laporan yang serupa


Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan penugasan yang serupa
sebagai laporan terpisah atau, dengan menambahkan sebuah paragraph setelah paragraph
opini, sebagai bagian dari laporan yang mengekpresikan opini mereka atas laporan keuangan.
Dalam kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan berikut dalam penugasan
semacam itu: 1) Auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah klien telah
memenuhi provisi dalam penugasan. 2) Auditor sebaiknya menyediakan surat ketaatan utang
hanya untuk seorang klien untuk siapa auditor melakukan audit untuk laporan keuangan
keseluruhan. 3) Opini auditor merupakan suatu assurance negatif, menyatakan bahwa tidak
ada yang menarik auditor yang akan mengarahkan auditor untuk merasa yakin terdapat
ketidaktaatan.

Daftar Pustaka
Arens, Alvin A., dkk. 2008. Auditing dan Jasa Assurance, Edisi Keduabelas, Jilid 2. Jakarta.
Erlangga.
(Bagian 6: Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya)

Anda mungkin juga menyukai