Anda di halaman 1dari 6

1

KHUTBAH JUM’AT

TEMA : MEMAKNAI KEMERDEKAAN MENURUT ISLAM

Oleh: Ust. Faisal Kunhi, MA

(Ketua Bidang Riset dan Kajian PP HDMI)

‫س ُل َر ِّّبنَا‬
ُ ‫ت ُر‬ ْ ‫َللا لَقَ ْد َجا َء‬ ُ ‫ّي لَ ْو ََل أَ ْن َه َدانَا ه‬ َ ‫َلِل الهذّي َه َدانَا ّل َهذَا َو َما ُكنها ّلنَ ْهتَد‬ ّ ‫ْال َح ْم ُد ّ ه‬
‫ورثْت ُ ُموهَا بّ َما ُك ْنت ُ ْم تَ ْع َملُونَ َوأَ ْش َه ُد أَن َله إّلَهَ إَّله هللا‬ ّ ُ ‫ق َونُودُوا أَ ْن تّ ْل ُك ُم ْال َجنهةُ أ‬ ّ ِّ ‫بّ ْال َح‬
،ٍ‫علَى ُم َح همد‬ َ ‫س ّلِّ ْم‬َ ‫ص ِّّل َو‬ َ ‫س ْولُهُ الل ُه هم‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬َ ‫َو ْح َدهُ ََل ش َّريْكَ لَهُ َوأَ ْش َه ُد أَ هن ُم َح همدًا‬
‫ ْالقَائّ ّل فّي‬، ّ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ّسي بّتَ ْق َوى هللا‬ ّ ‫ص ْحبّ ّه َو َم ْن َواَلَهُ أَ همابَ ْعدُ؛ فَإنِّّي أ ُ ْو‬ َ ‫علَى ٰأ ّل ّه َو‬ َ ‫َو‬
َ ‫ّكتَا ّب ّه ْالقُ ْرآن َيا أَيُّ َها الهذّينَ آ َمنُوا اتهقُوا ه‬
َ‫َللا َح هق تُقَا ّت ّه َو ََل تَ ُموت ُ هن ّإ هَل َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ّل ُمون‬
Puji dan syukur hanya milik Allah, Penguasa langit dan bumi, dimana ubun-ubun setiap kita
berada di tangan-Nya, maka hanya kepada-Nyalah kita kembali setiap kita memiliki
permasalahan, sebab tidak ada jalan keluar kecuali hanya dengan bertaqwa kepada-Nya.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, semoga
kita semua kelak bisa mendapatkan syafa’atnya kelak di Yaumil Akhir nanti.
Jama’ah yang dimuliakan Allah.

Islam adalah agama yang memberikan kemerdekaan kepada setiap manusia untuk memilih
jalan hidup yang ia yakini, namun setiap pilihan memiliki resiko dan konsekuensi di dunia dan
di akhirat.
Allah berfirman,
“ ْ‫“فَ َمن َشا ٓ َء فَ ْليُؤْ مّن َو َمن َشا ٓ َء ف َْليَ ْكفُر‬
_”Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin
(kafir) biarlah ia kafir.” (QS. Al Kahfi ayat 29)_

Bahkan ketika Rasulullah menguasai kota Mekkah, beliau datang dengan jumlah pasukan
yang tidak bisa dikalahkan dan beliau masuk dengan menundukkan kepalanya, kemudian
beliau berkata, “ Siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, pergilah !!
sesungguhnya kamu semua bebas (tidak dipaksa untuk memeluk Islam).

Islam memberikan kebebasan tetapi bukan kebebasan yang tanpa batas, karena kebebasan
kita berbuat terikat dengan kebebasan saudara kita yang ingin melakukan kegiatan yang lain,

2
contohnya, kebebasan kita melajukan kendaraan kita, (itu) terikat dengan kebebasan saudara
kita juga yang ingin sampai ke tempat tujuan dengan cepat dan selamat, sehingga kita tidak
dibenarkan mempercepat laju kendaraan kita semaunya.

Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia.


Adanya halal dan haram dalam Islam, itu semua bukan untuk menghambat perjalanan
manusia. Bukankah adanya lampu lalu lintas di jalan itu bertujuan agar manusia jalan dengan
selamat? Andai lampu di jalan hijau semua, maka tidak ada mobil yang bisa berjalan; dan
andai lampu merah semua, maka tidak ada pergerakan dan jalan menjadi sepi. Karenanya
adanya larangan dan perintah dalam Islam agar perjalanan kehidupan manusia selamat di
dunia dan akhirat.
Islam memberikan kebebasan tapi ingat semuanya akan ada pertanggungan jawabannya.
Dari Sahl bin Sa’d berkata, “Rasulullah ‫ﷺ‬bersabda:

ّ ‫ َوأَحْ بّبْ َم ْن شّ ئْتَ فَإّنهكَ َمف‬، ٌ‫ّش َما شّ ئْتَ فَإّنهكَ َميِّّت‬
َ‫ َوا ْع َملْ َما شّ ئْتَ فَإّنهك‬،ُ‫َارقُه‬ ْ ‫ يَا ُم َح هم ُد ع‬:َ‫ فَقَال‬،‫علَ ْي ّه الس َهَل ُم‬
َ ‫تَانّي ّجب ّْري ُل‬
،ّ‫ي بّه‬ ٌّ ‫َمجْ ّز‬
_“Jibril mendatangiku lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena
sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau
akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan
diberi balasan karenanya. (HR. Ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu
Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921 Hadis ini dinyatakan Hasan
oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadis ash-Shahihah 2/483)
Jama’ah yang dimuliakan Allah.

Tidak sedikit seseorang mengaku dirinya bebas dan merdeka, namun sebenarnya ia terjajah
dan menjadi budak karena ia tidak memahami makna kemerdekaan yang sesungguhnya.
Lalu apa merdeka menurut Islam?
▪️Pertama, merdeka dari segala macam bentuk kesyirikan,
karena arti dari tauhid adalah
" ‫" تحرير الناس من عبادة العباد إلى عبادة هللا‬
“Membebaskan manusia dari menyembah kepada hamba menuju menyembah kepada
Allah”.
Selama manusia masih tergantung kepada jimat, masih takut kepada selain Allah, maka
selama itu dia belum merdeka.
Ulama berkata, “Siapa yang takut kepada Allah maka Allah, maka Allah akan menjadikan
segala sesuatu takut kepadanya; dan siapa takut kepada selain Allah, maka akan banyak yang
ia takuti.”
Lihatlah Umar bin Khattab, karena tidak ada yang ia takuti kecuali Allah, maka setan dari
golongan manusia dan jin dibuat lari jika bertemu dengannya.

3
Dari Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫إن الشيطان يفرق من عمر بن الخطاب‬

_“Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.” (HR. Ibnu ‘Asakir dari ‘Aisyah)_
▪️Kedua : Merdeka dari cengkaraman hawa nafsu.
Di dalam diri manusia ada nafsu _mutmainnah_ yang mengajak kita kepada keta’aatan. Yang
kedua nafsu _lawwamah_ , yaitu nafsu yang mencela pelakunya karena melakukan
kemaksiatan; dan yang ketiga adalah nafsu _ammarah bis’suu_ , ini adalah nafsu yang
mengajak pada perbuatan dosa dan haram.
Ciri nafsu itu adalah enak dan sebentar, maka jangan sampai kita menukar kenikmatan sesaat
dan kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak.
Ibnu Qayyim al Jauziah berkata,
“ ‫“ كيف يكون عاقَل من باع الجنة بشهوة ساعة‬
“Bagaimana seseorang disebut berakal ketika dia menjual kenikmatan surga dengan
kenikmatan syahwat yang hanya sesaat.”
Nafsu itu seperti bayi; jika kita tidak mengekangnya maka ia akan memperbudak kita dan kita
dibuat sulit untuk berlepas darinya, maka paksakan dirimu untuk berlepas darinya. Allah
sebutkan jenis nafsu ini dalam surat Yusuf,

ٌ ُ‫غف‬
‫ور َرحّ ي ٌم‬ َ ‫س ََل َ هم‬
َ ‫ارة ٌ بّالسُّوءّ ّإ هَل َما َرحّ َم َربِّّي ّإنه َربِّّي‬ ُ ‫َو َما أُبَ ّ ِّر‬
َ ‫ئ نَ ْفسّي ّإنه النه ْف‬

_“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf: 53)._
Merdekakan diri kita dari nafsu ingin meraih harta dengan cara yang haram padahal Allah
sudah mencukupkan kita dengan yang halal.
Bebaskan diri kita dari keinginan berzina, karena Allah sudah berikan istri yang halal, dimana
ia adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia.
Bebaskan diri kita dari cengkaraman gadget, sampai tidak sempat membaca Al Qur’an dan
keluargapun luput dari perhatian karena waktu habis dibajak oleh handphone; maka
kendalikan penggunaan handphone, jangan justru kita dikendalikan oleh makhluk yang tidak
bernyawa itu.
▪️Ketiga : Merdeka dari kebodohan.
Islam adalah agama yang memerangi kebodohan; hal ini diperkuat dengan ayat yang pertama
kali turun adalah “Iqro” (bacalah), dan perintah itu diulang sekali lagi dengan kalimat

4
“ ‫“ اقرأ باسم ربك الذى خلق‬

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakanmu“, ini artinya apapun yang kita harus
atas nama dan ridha Tuhan, maka bacalah sesuatu yang bisa membuat kita semakin dekat
kepada-Nya.

Ulama berkata,
“ ‫“ تعلم ثم تكلم‬
“Belajarlah kemudian berbicaralah.“
Seorang yang terbebaskan dari kebodohan akan terlihat ketika ia bicara, walaupun sedikit
tetapi perkataannya penuh akan makna. Sebaliknya orang yang bodoh, sering kali banyak
bicara namun kosong.
Belajarlah agar engkau tidak menjadi hamba kebodohan karena seseorang yang tidak memilki
ia tidak bisa memberi.
Belajarlah karena manusia tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu dan belajarlah karena
Allah mengangkat derajat seseorang karena ilmunya.
Berikut ini hadist Rasululullah saw yang menjelaskan tentang kemuliaan ilmu:

‫مّن َمدّينَ ّة‬ ْ َ‫ّير ب ّْن قَي ٍْس قَا َل كُ ْنتُ َجا ّل سًا َم َع أَبّى ال هدرْ دَاءّ فّى َمس ّْج ّد ّد َم ْشقَ فَ َجا َءهُ َر ُج ٌل فَقَا َل يَا أَبَا ال هدرْ دَاءّ ّإنِّّى ّجئْتُك‬ ّ ‫ع ْن َكث‬ َ
‫ قَا َل فَإّنِّّى‬.ٍ‫ َما ّجئْتُ ّل َحا َجة‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َللا‬ ّ ‫ع ْن َرسُو ّل ه‬ ُ
َ ُ‫ث بَلغَنّى أنهكَ ت ُ َح ّ ِّدثه‬ َ َ ٍ ‫ ّل َحدّي‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫الرسُو ّل‬ ‫ه‬
‫ق ْال َجنه ّة َوإّنه‬ ُ ْ ً َ
ّ ‫َللا بّ ّه ط ّريقا مّن ط ُر‬ َ ْ ُ ْ ً َ َ ْ
ُ ‫ يَقو ُل « َمن َسلكَ ط ّريقا يَطلبُ فّي ّه عّل ًما َسلكَ ه‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َللا‬ ُ ّ ‫َسمّ ْعتُ َرسُو َل ه‬
ّ‫ض َو ْالحّ يتَانُ فّى َج ْوفّ ْال َماء‬ ّ ْ‫ر‬َ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫ّى‬ ‫ف‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬
َ َ ‫ت‬ ّ ‫ا‬ ‫و‬
ََ‫م‬‫س‬‫ه‬ ‫ال‬ ‫ّى‬ ‫ف‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
َ ‫ه‬
ُ َ ‫ل‬ ‫ّر‬
ُ ‫ف‬ ْ
‫غ‬ َ ‫ت‬‫س‬ْ ‫ي‬ َ
َ َ َ ‫ل‬ ‫ّم‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ْ
‫ال‬ ‫نه‬‫إ‬ ‫و‬
َّ ّ ‫م‬ ْ
‫ّل‬‫ع‬ ْ
‫ال‬ ‫ب‬
ّ ‫ل‬ّ ‫ا‬ َ
‫ط‬ ‫ل‬
ّ ‫ًا‬
‫ض‬ ّ َ َ ْ‫ض ُع أَج‬
‫ر‬ ‫ا‬ ‫ه‬ َ ‫ت‬ ‫ح‬ ‫ن‬
ّ َ َ‫ْال َمَلَئّ َكةَ لَت‬
ُ ْ
‫ب َو ّإنه العُلَ َما َء َو َرثَة اَل َ ْنبّيَاءّ َو ّإنه اَل َ ْنبّيَا َء لَ ْم ي َُو ّ ِّرثُوا‬ ْ
ّ ‫علَى َسائ ّّر الك ََوا ّك‬ ْ
َ ‫ض ّل القَ َم ّر لَ ْيلَةَ البَد ّْر‬ ْ ْ
ْ َ‫علَى العَابّ ّد َكف‬ َ ‫ض َل ْالعَال ّّم‬ْ َ‫َو ّإنه ف‬
ِّ َ َ َ َ ْ ْ ُ
» ‫َارا َوَلَ دّرْ هَ ًما َو هرثوا العّل َم فَ َم ْن أ َخذهُ أ َخذ بّ َح ٍظ َواف ٍّر‬ ً ‫دّين‬
_Dari Katsir bin Qois, ia berkata, aku pernah duduk bersama Abu Darda’ di Masjid Damasqus,
lalu datang seorang pria yang lantas berkata, “Wahai Abu Ad Darda’, aku sungguh mendatangi
dari kota Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (Madinah Nabawiyah) karena ada suatu hadits
yang telah sampai padaku di mana engkau yang meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Aku datang untuk maksud mendapatkan hadits tersebut. Abu Darda’ lantas
berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di
antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho
pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk
langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang
yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari
bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi
tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka
sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)._

5
‫لى َولَكُم ْ ّإنِّهُ ه َُو الغَفُ ْو ُر ًّ‬
‫الرحّ يْم‬ ‫أقُ ْو ُل قَ ْو ّ‬
‫لى هَذَا وأ ْستَ ْغف ُّر َ‬
‫هللا ّ‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ص َحا ّب ّه أَ ْه ّل‬ ‫ع َلى آ ّل ّه َوأَ ْ‬ ‫ط َفى‪َ ،‬و َ‬ ‫ص َ‬‫علَى ُم َح هم ٍد ْال ُم ْ‬ ‫ص ّلِّ ْي َوأ ُ َ‬
‫س ّلِّ ُم َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللّ َو َكفَى‪َ ،‬وأ ُ َ‬
‫س ْولُهُ أَ هما‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬‫ْال َوفَا‪ .‬أَ ْش َه ُد أَ ْن هَل إّلهَ إّ هَل هللاُ َو ْح َدهُ ََل ش َّريْكَ لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَ هن ُم َح همدًا َ‬
‫َب ْعدُ‪،‬‬
‫ي ْال َع ّظي ّْم َوا ْعلَ ُم ْوا أَ هن َ‬
‫هللا أَ َم َر ُك ْم‬ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ّس ْي بّتَ ْق َوى هللاّ ْال َع ّل ِّّ‬ ‫فَيَا أَيُّ َها ْال ُم ْس ّل ُم ْونَ ‪ ،‬أ ُ ْو ّ‬
‫صلُّونَ‬‫هللا َو َم ََل ّئ َكتَهُ يُ َ‬‫علَى نَ ّب ِّّي ّه ْالك َّري ّْم فَقَالَ‪ّ :‬إ هن َ‬ ‫ص ََل ّة َوالس َهَل ّم َ‬ ‫ع ّظي ٍْم‪ ،‬أَ َم َر ُك ْم ّبال ه‬ ‫ّبأ َ ْم ٍر َ‬
‫س ّلِّ ُموا تَ ْس ّلي ًما‪،‬‬ ‫صلُّوا َ‬
‫علَ ْي ّه َو َ‬ ‫ي‪ ،‬يَا أَيُّ َها الهذّينَ آ َمنُوا َ‬ ‫علَى النهبّ ِّّ‬ ‫َ‬
‫علَى آ ّل إّب َْرا ّهي َْم‪،‬‬ ‫علَى إّب َْرا ّهي َْم َو َ‬ ‫صلهيْتَ َ‬ ‫علَى آ ّل ُم َح هم ٍد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َح هم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّّل َ‬ ‫اَلله ُه هم َ‬
‫علَى‬ ‫علَى ّإب َْرا ّهي َْم َو َ‬ ‫ار ْكتَ َ‬ ‫علَى آ ّل ُم َح هم ٍد َك َما َب َ‬ ‫علَى ُم َح هم ٍد َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ّإنهكَ َح ّم ْي ٌد َم ّج ْيدٌ‪َ .‬و َب ّ‬
‫آ ّل ّإب َْرا ّهي َْم‪ّ ،‬إنهكَ َح ّم ْي ٌد َم ّج ْي ٌد‬
‫اء ّم ْن ُه ْم َو ْاَل َ ْم َواتّ‪،‬‬
‫ت ْاَل َ ْح َي ّ‬‫وال ُمؤْ ّم ّنيْنَ َو ْال ُمؤْ ّمنَا ّ‬ ‫ت ْ‬ ‫اَلل ُه هم ا ْغ ّف ْر ّل ْل ُم ْس ّل ّميْنَ َو ْال ُم ْس ّل َما ّ‬
‫ف ْال ُم ْختَ ّلفَةَ‬ ‫سي ُْو َ‬ ‫ي َوال ُّ‬ ‫عنها ْالبَ ََل َء َو ْالغ َََل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَ ْحشَا َء َو ْال ُم ْنك ََر َو ْالبَ ْغ َ‬ ‫اللهم ا ْدفَ ْع َ‬
‫ان ْال ُم ْس ّل ّميْنَ‬
‫صةً َو ّم ْن ب ُْل َد ّ‬ ‫طنَ ‪ّ ،‬م ْن بَلَ ّدنَا َهذَا خَا ه‬ ‫ظ َه َر ّم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫ش َدائّ َد َو ْال ّم َحنَ ‪َ ،‬ما َ‬ ‫َوال ه‬
‫ش ْيءٍ قَ ّدي ٌْر‬ ‫علَى ُك ِّّل َ‬ ‫عا همةً‪ّ ،‬إنهكَ َ‬ ‫َ‬
‫علَى الِّ ّذيْنَ‬ ‫ص ًرا َك َما َح َم ْلتَهُ َ‬ ‫طأْنَا َربِّنَا َوَلَ تَح ّْم ْل َ‬
‫علَ ْينَا إّ ْ‬ ‫اخ ْذ نَا إّ ْن نَ ّس ْينَا أَ ْو أَ ْخ َ‬
‫َربِّنَا َلَت ُ َؤ ّ‬
‫ار َح ْمنَا أَ ْنتَ َم ْوَلَنَا‬ ‫عنِّا َوا ْغ ّف ْر لَنَا َو ْ‬ ‫ْف َ‬‫طاقَةَ لَنَا ّب ّه َواع ُ‬ ‫ّم ْن قَ ْب ّلنَا َربِّنَا َوَلَ تً َح ِّم ْلنَا َماَلَ َ‬
‫علَى ْالقَ ْو ّم ْالكَافّ ّريْنَ ‪.‬‬
‫ص ْرنَا َ‬ ‫فَا ْن ُ‬
‫اف ‪ ،‬وال ّغنَى‬ ‫ال هل ُه هم إنها نَ ْسأَلُكَ ال ُه َدى ‪ ،‬والتُّقَى ‪ ،‬وال َعفَ َ‬
‫اآلخ َرةّ‬
‫ب ّ‬ ‫عذَا ّ‬ ‫أج ْرنَا ّم ْن ّخ ْزي ّ ال ُّد ْنيَا َو َ‬ ‫عاقّبَتَنَا فّي اَل ُ ُم ّ‬
‫ور ُك ّلِّ َها‪َ ،‬و ّ‬ ‫الله ِّم أ ْح ّس ْن َ‬
‫ار‪ .‬والحمد هلل رب‬ ‫اب النِّ ّ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقّنَا َ‬ ‫سنَةً َوفّي اَْل َ ّخ َرةّ َح َ‬ ‫َربَنَا َءاتّنَا فّي ال ِّد ْنيَا َح َ‬
‫العالمين‬
‫َاء‬ ‫َاء ذّي ْالقُ ْربَى ويَ ْن َهى َ‬
‫ع ّن الفَ ْحش ّ‬ ‫ان َو ّإ ْيت ّ‬
‫س ّ‬‫هللا يَأْ ُم ُر بّ ْالعَ ْد ّل َو ْاْل ْح َ‬
‫إن َ‬ ‫ّعبَا َد هللاّ‪ ،‬ه‬
‫َو ْال ُم ْنك َّر َوال َب ْغيّ‪َ ،‬ي ّع ُ‬
‫ظ ُك ْم َل َعله ُك ْم تَ َذ هك ُر ْونَ ‪َ .‬فاذ ُك ُروا َ‬
‫هللا الْ َعظّ ي َْم َي ْذكُرْ كُ ْم َولَ ّذ ْك ُر هللاّ أَ ْك َب ُر‬

‫‪6‬‬

Anda mungkin juga menyukai