WAL JAMA’AH
Metode Beragama Generasi Terbaik
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Metode Beragama Generasi Terbaik
Penulis :
Lajnah Ilmiyah HASMI
Editor :
Lajnah Ilmiyah HASMI
Cetakan:
Revisi, Desember 2019 M | Robi’ul Akhir 1441 H
vi + 74 hlm. ; 14.8 x 21 cm ; Cambria 12 pt
Penerbit:
Marwah Indo Media
Jl. Raya Cibeureum Rt.001 Rw.004 No.2
Kel. Mulyaharja, Kec. Bogor Selatan, Kota Bogor
Website: www.pusatpercetakanbogor.com
Email: marketing.mim2016@gmail.com
ii
MUQADDIMAH
ن شْ ْ ِروِ ِر
ِ ْ ْإِ ِن الِ ِحمْ ْ ِد هلل ِنحِمْ ْ ِد ِه ِو ِنسْ ْ ِتعِ ِي ِن ِه ِو ِنسْ ْ ِتغِفِ ِر ِه ِو ِنعْ ْ ِىذِ بْ ْاهلل م
للا ف ْ ِل مِض ْلِ ل ْ ِه ِو م ْنِ يِض ْلِلِ ف ْ ِل ِ ِن يِه ْد ِ ْ أِ ِنفِس ْ ِنا ِو س ْيِ ِئاتِ أِعِ ِم ِالن ْا م
للا ِوحِدِ ِه ِل شْ ِرِيكِ لْ ِه ِو أِشْهِدِ ِأ ِن مِحِمْ ِدا ِ ش ِهدِ أِ ِن ِل اِ ِل ِه إِ ِل ِ ِاديِ لِ ِه أِ ِه
ِ عِ ِبدِ ِه ِو ِرسِ ِىلِ ِه
Alloh Yang Maha Agung dan Maha Gagah Perkasa
telah menciptakan manusia dan jin untuk maksud yang
mulia sekali, yaitu untuk beribadah hanya kepada-Nya saja
dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun juga, itulah
yang dimaksud dengan tauhid. Keagungan tujuan ini
dikarenakan keagungan sang Kholiq yang dituju dalam
peribadatan tersebut.
Dengan kata lain peribadatan itu menjadi sedemikian
mulianya dikarenakan kemuliaan yang diibadahi. Seperti
kita semua mengerti bahwa kebesaran suatu pekerjaan
adalah tergantung pada kebesaran tujuan pekerjaan itu
sendiri. Oleh karena itu ganjaran dari pelaksanaan peribadatan
itupun sangat besar, yaitu kekal di Jannatunna`im, surga
yang penuh dengan semua macam kenikmatan yang tiada
taranya dan terbebas dari semua macam kesulitan,
kesengsaraan, kelemahan dan sebagainya. Sedangkan
meninggalkan tauhid, akan mengakibatkan pelakunya kekal
di neraka Jahanam yang penuh dengan segala macam
penderitaan, kepedihan dan siksaan yang tiada taranya.
Untuk menunjukkan manusia pada jalan menuju Jannah
ini dan memperingatkan mereka agar tidak terjerumus ke
dalam api neraka, Alloh telah menurunkan kitab-kitab-Nya
dan mengutus para rosul-Nya sampai rosul yang terakhir
iii
yaitu nabi dan junjungan kita, Nabi Muhammad . Para
malaikat pun ditugaskan untuk menunjang program ini.
Semua itu menunjukkan keagungan dan kebesaran masalah
peribadatan.
Para pembaca yang budiman, hidup di dunia ini hanya
satu kali dan dengan waktu yang singkat sekali. Kesalahan
memilih jalan dalam hidup ini bisa menyebabkan akibat yang
fatal sekali. Oleh karena itu hendaknya seseorang harus
bersungguh-sungguh dan berhati-hati dalam memilih jalan
hidup yang akan ditempuhnya. Tidaklah cukup bagi
seseorang hanya menjadikan dirinya sebagai seorang muslim
sebatas predikat saja. Islam harus dipelajari, diselami,
diaqidahkan dan diamalkan.
Rosululloh sejak dini sekali telah memperingatkan
umatnya bahwa perpecahan dalam pemahaman Islam akan
terjadi, yang dimaksud perpecahan di sini adalah
penyimpangan dari pemahaman yang benar. Beliau telah
mengabarkan bahwa umat ini akan berpecah atas tujuh
puluh tiga golongan, semuanya akan memasuki neraka
Jahanam, kecuali satu golongan yaitu yang tetap komitmen
kepada Islam yang murni, Islam yang ditempuh oleh
Rosululloh dan para shahabatnya.
Memasuki neraka Jahanam walaupun hanya sekejap
saja, adalah hal yang mengerikan sekali. Api yang enam
puluh sembilan kali lebih panas dari api dunia ini dengan
seluruh macam siksaan pedih yang ada padanya
merupakan penderitaan yang tidak mungkin tertahankan.
Pembaca yang budiman, melalui buku ini kami
mengajak Anda untuk mempelajari Islam yang murni, yang
utuh, seperti yang disampaikan Rosululloh , Islam yang
tidak ada padanya bentuk penyimpangan, agar kita tetap
berada di dalam lingkungan golongan yang selamat itu dan
tidak terjerumus meniti jalan yang sesat.
iv
Daftar Isi
v
vi
DINUL ISLAM
Aswaja | 1
َ اٌ ل َبيُه َما َح ْػ ُب ُدو َن مً َب ْػدي َك ُالىا َو ْػ ُب ُد إ َل َه ًَ َوإ َل َه َء َابأب ًَ إ ْب َساه َ
ُم ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ك
َ َ َ ً َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ
.اق ِإالها َو ِاح ًدا َوه ْح ًُ ل ُه ُم ْظ ِل ُمىن اغُل وِإسح ِ وِإطم
“Dan Ibrohim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-
anaknya, demikian pula Ya'kub. (Ibrohim berkata): "Hai
anak-anakku! Sesungguhnya Alloh telah memilih agama ini
bagi kalian maka janganlah kalian mati kecuali dalam
memeluk agama Islam". Adakah kalian hadir ketika Ya'kub
kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya: "Apa yang kalian ibadahi sepeninggalku".
Mereka menjawab: "Kami akan beribadah kepada Robb-mu
dan Robb bapak-bapakmu, Ibrohim, Isma'il, dan Ishaq,
(yaitu) Robb Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk
kepada-Nya". (QS. al-Baqoroh (2): 132-133)
2 | Aswaja
َّ ىحا َو َّال ِري َؤ ْو َح ُْ َىأ إ َل ُْ ًَ َو َم َاو
ص ِْ َىا ِب ِه ً الدًً َم َاو َّص ى به ُه
ِِ
ّ ًَ َش َس َع َل ُىم ّم
ِ
ِ ِ ِ
ََ ََُ ُ َّ َ َ َ َ َ َ ّ َ ْ َ َ َ َ َُ َ ْ
الدًً والجخفسكىا ِف ُِه هبر غلى ِ ِإب َس ِاهُم ومىس ى و ِغِس ى ؤن ؤ ِك ُُمىا
َ َ َ
ًهللا ًَ ْج َخ ِبي ِإل ُْ ِه َمً ٌَش ُأء َو َي ْه ِدي ِإل ُْ ِه َم ُ ىه ْم إ َل ُْهُ ْاْلُ ْشسه َحن َم َاج ْد ُغ
ِ ِ ِِ
ُ ًُ ِى
ِب
“Dia telah mensyari'atkan bagi kalian agama yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Kami wahyukan
kepadamu dan apa-apa yang telah Kami wasiatkan kepada
Ibrohim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kalian berpecah belah tentangnya. Amat berat
bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya. Alloh menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-
Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. asy-Syuro
(42): 13)
Agama yahudi bukanlah agama Nabi Musa dan
agama nasrani bukanlah agama Nabi Isa , kedua nabi
tersebut dan seluruh para nabi telah diutus dengan Islam.
Firman Alloh :
ْ َ َ
اٌ ال َح َىا ِزٍُّى َنهللا ك ى
َ
ل إ ي از َ اٌ َم ًْ َؤ
هص َ ك
َ َ ْ ُ ْ ُ ُ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ
فلمأ ؤحع ِغِس ى ِمنهم الىفس
ِ ِ ِ
ََ ْ َ ْ َ َّ ُ ْ ُ ن َ َه ْح ًُ َؤ
َّ َ هص ُاز هللا َء
. امىا ِباهللِ واشهد ِبإها مظ ِلمى ِ
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani
Israil) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi
penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Alloh"
Para hawariyyin (shahabat-shahabat setia) menjawab:
"Kamilah penolong-penolong (agama) Alloh. Kami beriman
kepada Alloh dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami
adalah orang-orang Islam.” (QS. Ali Imran (3): 52)
ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ
َوِإذ ؤ ْو َح ُْ ُذ ِإلى ال َح َىا ِزٍِّ َحن ؤ ْن َء ِام ُىىا ِبي َو ِب َس ُط ِىلي كالىا َء َام َّىا َواش َه ْد
Aswaja | 3
َ َ
. ِبإ َّه َىا ُم ْظ ِل ُمىن
“Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa
yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rosul-
Ku". Mereka menjawab: "Kami telah beriman dan
saksikanlah (wahai rosul) bahwa sesungguhnya kami adalah
orang-orang Islam.” (QS. Al Maidah (5): 111)
َ ُ َ َ َّ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ّ ُ ُ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ َّ َ َ ْ َ
هللا َوؤ ِم ْس ُث ؤ ْن
ِ ى ل ف ِإن جىلُخم فما طإلخىم ِمً ؤح ٍس ِإن ؤح ِسي ِإال غ
ُْ َ َُ
. ؤوىن ِم ًَ اْل ْظ ِل ِم َحن
“Jika kalian berpaling (dari peringatanku), aku tidak
meminta upah sedikitpun dari kalian, upahku tidak lain
hanyalah dari Alloh belaka, dan aku disuruh supaya aku
termasuk golongan orang-orang Islam (Muslimin).” (QS.
Yunus (10): 72)
ُ ُ َّ َ َ َ ُ َ َ َو َك
ىس ى ًَاك ْى ِم ِإن ه ُىخ ْم َء َام ُىخم ِباهللِ ف َػل ُْ ِه ج َىولىا ِإن ه ُىخم
َ اٌ ُم
َ ْ ُّ
. مظ ِل ِمحن
“Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kalian beriman kepada
Alloh, maka bertawakallah kepada-Nya saja, jika kalian
benar-benar orang-orang Islam (Muslimin)”.” (QS. Yunus
(10): 84)
4 | Aswaja
Firman Alloh :
َ ْ َُ ُ ُ َ َْ ُ َُ ْ َْ ْ
ِذ لى ُم ِلْا ْطال َم ال َُ ْى َم ؤه َمل ُذ لى ْم ِد ًَىى ْم َوؤج َم ْم ُذ َغل ُْى ْم ِو ْػ َم ِتي َو َز ِط
.ِد ًًىا
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama
kalian dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama kalian.” (QS. Al Maidah
(5): 3)
َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ ُ ََ َ ُ َْ ْ َؤ َف َغ
ض ط ْى ًغا َوه ْس ًها
ِ زْ لْا و اث
ِ اوم الظ ي فِ ً َ
م َ
م ل ط ؤ ه لو نى غ بً هللا ًً
ِ ِ ِ د َ
ر ح
َ َ
.َوِإل ُْ ِه ًُ ْس َح ُػىن
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama
Alloh, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang
di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa
dan hanya kepada Alloh-lah mereka dikembalikan.” (QS. Ali
Imron (3): 83)
Islam diturunkan untuk jaya selamanya, untuk
selalu berada di tingkat tertinggi di atas semua agama yang
ada di bumi ini. Hal itu dikarenakan Islam adalah haq dan
agama-agama lainnya batil. Kejayaan Islam tidak akan
pudar selamanya. Pemeluknya pun akan tetap jaya selama
mereka berpegang kepada Islam yang murni. Bagaimana
suatu kaum tidak akan jaya kalau mereka mengikuti
petunjuk-petunjuk Dzat yang mengetahui hal-hal yang
ghoib dan dhohir? Bagaimana tidak akan jaya ketika suatu
kaum tunduk menyerah pada Ilah yang agung yang di
tangan-Nya-lah kejayaan itu sendiri? Dia-lah yang
memberikan kejayaan kepada orang yang dikehendaki-Nya
dan menanggalkannya dari orang-orang yang dikehendaki-
Nya.
Aswaja | 5
Firman Alloh :
َ ُّ ّ ََ َُ ْ ُ ّ َ ْ
الد ًًِ و ِل ِه َول ْى َ َ ْ َُ ُ َ َ َّ َ ُ
ِ هى ال ِري ؤ ْزط َل َزطىله ِبال ُهدي و ِد ًًِ الح ِم ِلُظ ِهسه غلى
َ ُ ْ ُْ َ
.ه ِس َه اْلش ِسوىن
“Dialah yang mengutus Rosul-Nya (dengan membawa)
petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk
dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukainya." (QS. At Taubah (9): 33)
ُّ ّ ََ ُ ْ ُ ّ َ ْ َ َ ْ َُ ُ َ َ َّ َ ُ
ِ هى ال ِري ؤ ْزط َل َزطىله ِبال ُهدي و ِد ًًِ الح ِم ِلُظ ِه َسه غلى
الد ًًِ و ِل ِه
ً َو َه َفى باهللِ َشه
.ُدا ِ ِ
“Dialah yang mengutus rosul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya
atas semua agama. Dan cukuplah Alloh sebagai saksi.” (QS.
Al Fath (48): 28)
َ ُّ ّ ََ َُ ْ ُ ّ َ ْ
الد ًًِ و ِل ِه َول ْى َ َ ْ َُ ُ َ َ َّ َ ُ
ِ هى ال ِري ؤ ْزط َل َزطىله ِبال ُهدي و ِد ًًِ الح ِم ِلُظ ِهسه غلى
َ ُ ْ ُْ َ
.ه ِس َه اْلش ِسوىن
“Dia-lah yang mengutus rosul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya
atas semua agama meskipun orang-orang musyrik
membenci yang demikian.” (QS. Ash Shof (61): 9)
َ ًٍ َؤ ْول َُ َأء مً ُدون ْاْلُ ْؤمى َحن َؤ ًَ ْب َخ ُغى َن غ
ىد ُه ُم َ ًً ًَ َّخخ ُرو َن ْال َيافس
َ َّالر
ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
ً.هلل َحمُػا َ َّ ْ َّ َ َ َّ ْ
ِ ِ ال ِػصة ف ِئن ال ِػصة
“(Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir
menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kemuliaan di
sisi orang-orang kafir itu? Sesungguhnya semua kemuliaan
adalah kepunyaan Alloh.” (QS. An Nisa’ (4): 139)
6 | Aswaja
َّ َْ ْ ًَ ُػا إ َل ُْه
ص َػ ُد الي ِل ُم الط ُِّ ُب ً َ ُ َّ ْ َّ َ َّ ْ ُ ُ َ َ َ
ِ ِ مً وان ً ِسٍد ال ِػصة ِف ِلل ِه ال ِػصة ح ِم
َ ٌ َ َ ْ ُ َ َ ّ َّ َ ُ ُ ْ َ َ َّ َ ُ ُ َ ْ َ ُ َّ َْ َ
اب ش ِد ًٌد اث لهم غر ِ والػ َم ُل الص ِالح ًسفػه وال ِرًً ًمىسون الظ ِِئ
ُ َو َم ْى ُس ُؤ ْو َلئ ًَ ُه َى ًَ ُب
. ىز ِ
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi
Alloh kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik
perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh
dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan
kejahatan bagi mereka azab yang keras, dan rencana jahat
mereka akan hancur.” (QS. Faathir (35): 10)
ُ ْ َّ ََ ْ َ ْ ْ َ َْ َ َ َ ُ
ًَ ُلىلىن ل ِئن َّز َح ْػ َىأ ِإلى اْل ِد ًَى ِت ل ُُخ ِس َح ًَّ لْا َغ ُّص ِم ْن َها لْاذ ٌَّ َوِلل ِه ال ِػ َّصة
َ َ َ ُْ َ ْ ْ
. َوِل َس ُط ِىل ِه َوِلل ُمؤ ِم ِى َحن َول ِى ًَّ اْل َىا ِف ِل َحن ال ٌَ ْػل ُمىن
“Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke
Madinah, maka orang yang termulia akan mengusir orang
yang terhina dari padanya". Padahal kemuliaan itu hanyalah
bagi Alloh, bagi Rosul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,
tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS. Al
Munafikun (63): 8)
ُ َ َ ُْ ْ َ َ َ ُْ ْ ْ ُ ُْ ْ َّ ُ
ك ِل الل ُه َّم َم ِال ًِ اْلل ًِ جؤ ِحي اْلل ًَ َمً حش ُأء َوج ِجز ُع اْلل ًَ ِم َّمً حش ُأء َوح ِػ ُّص
َ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ َ
.َمً حش ُأء َوج ِر ٌُّ َمً حش ُأء ِب َُ ِد َن الخ ْح ُر ِإ َّه ًَ َغلى و ِ ّل ش ْي ٍء ك ِد ًُس
“Katakanlah: "Wahai Robb Yang mempunyai kerajaan,
Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada orang yang
Engkau kehendaki dan engkau rebut kerajaan (kekuasaan)
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Ali Imran (3): 26)
Aswaja | 7
Ketika para pemeluk Islam meninggalkan pasal-
pasal dari agama suci ini, maka mereka pun mulai
meninggalkan kejayaan mereka sendiri seperti halnya yang
terjadi pada abad terakhir ini. Tiada jalan lain untuk
mengembalikan kejayaan mereka selain kembali berpegang
teguh kepada agama mereka yang murni.
Firman Alloh :
ُ َْ َ ُ ُ َ َ َ ًَ َاؤ ُّي َها َّالر
ُ ًً َء َام ُىىا إن َج
. ىص ْسه ْم َو ٍُث ِّب ْذ ؤك َد َامى ْمً ىص ُسوا هللا ِ ِ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong
(agama) Alloh, niscaya Dia akan menolong kalian dan
meneguhkan kedudukan kalian.” (QS. Muhammad (47): 7)
َ َ َ َّ ُ ُ ُ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َّن
.هللا لل ِى ٌّي َغ ِص ٌٍص ولُىصس هللا مً ًىصسه ِإن
“Sesungguhnya Alloh pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Kuat
lagi Maha Perkasa.” (QS. Al Hajj (22): 40)
ْ ُ ْ ْ َ َ ْ َ َ ًّ َ َ َ َ
. ص ُس اْلؤ ِم ِى َحن ووان حلا غلُىا ه
“Dan wajib pada Kami untuk selalu menolong orang-orang
yang beriman.” (QS. Ar Ruum (30): 47)
8 | Aswaja
FURQOH DAN IFTIROQ
10 | Aswaja
َ َ َ ُ ُ َ ُ َ َ َّ َ
.ًً ف َّسكىا ِد ًَن ُه ْم َوواهىا ِش َُ ًػا و ُّل ِح ْص ٍب ِب َما ل َد ْي ِه ْم ف ِس ُحىن ِمً ال ِر
“Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan
mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan
merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
mereka.” (QS. Ghofir (30): 32)
َ ُ ُ ََّْ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُ ُ َ َ َ
ًَ اث َوؤ ْوال ِبًً جف َّسكىا َواخ َخل ُفىا ِمً بػ ِد ماحأءهم الب ِِى وال جيىهىا وال ِر
ُ اب َغظ ََ ْ َ
.ُم ِ ٌ ل ُهم غر
“Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-
berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas
kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat
siksa yang berat.” (QS. Ali Imran (3): 105)
ُ َََ ً َ َْ َْ َ
ُػا َوال جف َّسكىا ِ واغخ ِص ُمىا ِبحب ِل
هللا ح ِم
“Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama)
Alloh, dan janganlah kalian bercerai-berai.” (QS. Ali Imran
(3):103)
َّ ىحا َو َّال ِري َؤ ْو َح ُْ َىأ إ َل ُْ ًَ َو َم َاو
ص ِْ َىا ِب ِه ً الدًً َم َاو َّص ى به ُه
ِِ
ّ ًَ َش َس َع َل ُىم ّم
ِ
ِ ِ ِ
ََ ََُ ُ َّ َ َ َ َ َ َ ّ ُ َ َْ َ َ َ َُ َ َْ
الدًً والجخفسكىا ِف ُِه هبر غلى ِ ِإبس ِاهُم ومىس ى و ِغِس ى ؤن ؤ ِكُمىا
َ َ َ
ًهللا ًَ ْج َخ ِبي ِإل ُْ ِه َمً ٌَش ُأء َو َي ْه ِدي ِإل ُْ ِه َم ُ ىه ْم إ َل ُْه ُ ْاْلُ ْشسه َحن َم َاج ْد ُغ
ِ ِ ِِ
ُ ًُ ِى
ِب
“Dia telah mensyari'atkan bagi kalian agama yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami
wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrohim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama
dan janganlah kalian berpecah belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru
mereka kepadanya. Alloh menarik kepada agama itu orang
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
Aswaja | 11
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy
Syura’ (42): 13)
12 | Aswaja
menghendaki untuknya ampunan maka si pendosa harus
dicuci di neraka Jahanam.
Demikian juga secara umum firqoh najiah dijanjikan
masuk Jannah. Tetapi hal ini tidak menyangkal adanya
pelaku dosa-dosa besar dari golongan yang selamat ini
yang tidak terampuni dosa-dosa besarnya dan harus
memasuki neraka terlebih dahulu. Akan tetapi sudah
barang tentu dosa-dosa bid’ah yang sesat itu lebih besar
dari dosa-dosa besar lainnya selain syirik. Dan penghuni
Jahanam pun berbeda-beda dalam hal kepedihan siksaan
dan lamanya mereka menetap di sana.
Aswaja | 13
FIRQOTUN NAJIYAH
AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
14 | Aswaja
2. Sunnah dalam arti lawannya Bid’ah. Arti ini pun bisa
mencakup seluruh makna, sebab bid’ah adalah lawannya
Qur’an dan Hadits. Rosululloh telah bersabda dalam
Musnad imam Ahmad (4/105) yang dihasankan oleh As
Sayuti:
ُّ ًَ َما َؤ ْح َد َر َك ْى ٌم ب ْد َغ ًت إ َّال ُز ِف َؼ م ْث ُل َها م
.الظ َّى ِت ِ ِ ِ ِ
“Tidak ada satu bid’ah pun yang dilakukan oleh suatu
kaum, kecuali dicabut satu sunnah tandingannya “.
Aswaja | 15
B. JAMA’AH
Secara bahasa jama`ah adalah persatuan atau orang-
orang yang bersatu. Sedangkan secara istilah jama`ah sama
dengan arti secara bahasa dengan tambahan “Di atas
Sunnah” hal ini datang dari adanya dua kalimat yang
berbeda untuk satu makna yaitu “JAMA`AH” dan “mereka
yang mengikuti jejakku dan jejak shahabat shahabatku”.
Jadi kalimat yang kedua (Di hadits yang ke dua)
menafsirkan arti jama`ah (Yang ada di hadits yang
pertama) dengan demikian arti jama’ah dalam istilah
berarti “Persatuan di atas sunnah” atau “Orang-orang yang
bersatu di atas sunnah”. Demikianlah keadaan shahabat
dalam kehidupan mereka. Dari itu jama`ah yang berarti
“shahabat” adalah benar. Dengan berpegang pada arti-arti
di atas maka penafsiran Al-Imam Bukhori dan lainnya dari
ulama salaf dan dari pengikut pengikut mereka, bahwa
jama`ah adalah “kaum ulama sunnah” termasuk dalam
penafsiran yang benar. Arti jama`ah secara syari`at juga
“jama`atul muslimin (Jama`ah Ahlussunnah) yang dipimpin
oleh seorang imam”.
16 | Aswaja
Penamaan ini diambil dari hadist-hadist Rosululloh
tentang iftiroq umat dan dari ilmu mereka yang
meyakinkan bahwa asas dan dasar keselamatan di dunia
dan di akhirat adalah berpegang teguh pada sunnah dan
jama`ah, secara singkat mereka juga disebut Ahlussunnah.
Untuk lebih jelasnya kita definisikan Ahlussunnah wal
Jama`ah sebagai berikut:
“Golongan yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan
hadits serta berdasarkan pemahaman dan penerapan para
shahabat dalam memahami dan mengamalkan Islam
termasuk dalam golongan mereka adalah para shahabat
rosul, tabi`in, tabi’it tabi`in, kaum ulama sunnah dan para
pengikut mereka (dari semua lapisan umat) sampai hari
kiamat “.
“Ahlussunnah adalah seluruh kaum muslimin, setelah
dikecualikan Ahlul Bid’ah dan Ahlul Furqoh”. Definisi ini
berdasarkan suatu ketetapan di dalam Islam bahwa ummat
ini terbagi menjadi dua yaitu golongan yang berada di atas
sunnah wal jama’ah dan golongan yang berada di jalan
bid’ah. Ketika definisi Ahlul bid’ah adalah mereka yang
berpegang pada salah satu dasar bid’ah atau orang yang
dilumuri bid’ah dalam kehidupannya, maka semua kaum
muslimin yang tidak demikian adalah Ahlussunnah
walaupun dia seorang jahil. Di waktu yang sama, sekedar
terkadang jatuh pada suatu bid’ah tidak menjadikan
seseorang itu sebagai Ahlul bid’ah.
Aswaja | 17
PRINSIP-PRINSIP DASAR
MANHAJ AHLUSSUNNAH WAL JAMA`AH
Rosululloh bersabda:
ُّ الساشد ًْ ًَ ْاْلَ ْهد ًّ ْح َن م ًْ َب ْػدي َغ َ َ ُ ْ َّ ُ َ َّ ُ ُ ََْ
ظىا ِ ِ ِِ ِ ِ َّ غلُى ْم ِبظى ِتي و طى ِت الخلف ِاء
َّ َغ َل ْي َها ب
.الى َى ِاح ِر ِ
“Hendaklah kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah para
khalifah Rasyidin (yang terarahkan) dan mendapat petunjuk
setelahku. Gigitlah hal tersebut dengan gigi geraham”. (HR.
Abu Daud, No: 3607, At Tirmidzi, No: 2678 dan dia
berkata: ini hadits hasan shohih, Ibnu Majah, No : 43 serta
dishohihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shohih Sunan
Ibnu Majah, No: 40-41)
Rosululloh bersabda:
َّ َ َ ُ َ َ َْْ ْ ََ ْ ُ ُ َْ َ ْ ََ
.ًٌ ظاء ل ُْل َها ه َن َها ِز َها ال ًَ ِصَْ ُغ َغ ْن َها ِإال َه ِال ُللد جسهخىم غلى ِمث ِل الب
“Sesungguhnya aku tinggalkan kalian di atas sesuatu yang
putih yang malamnya seperti siang. Tidak ada yang
menyimpang darinya kecuali orang yang celaka.” (HR. Ibnu
Majah No: 41 dan Ibnu Abi `Ashim 1/27 serta
dishohihkan oleh syeikh Al Albani dalam Silsilah Al-
Ahaadits Ash Shohihah No: 937)
Aswaja | 19
dan maknanya adalah wahyu dari Alloh yang disampaikan
kepada kita dengan lafadz Rosululloh dan penerapannya.
Keduanya datang dari Alloh dan keduanya dijaga oleh
Alloh :
َ اب َو ْالح ْى َم َت َو َغ َّل َم ًَ َما َل ْم َج ُىً َح ْػ َل ُم َو َو
ْ ان َف
ظ ُل ُ ٌَ َو َؤ َهص
َ هللا َغ َل ُْ ًَ ْالى َخ
ِ ِ
َ
. هللا َغل ُْ ًَ َغ ِظ ًُما
ِ
“Dan (juga karena) Alloh telah menurunkan Kitab dan
hikmah kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa
yang belum kamu ketahui. Sesungguhnya karunia Alloh
sangat besar atasmu.” (QS. An Nisa’ (4): 113)
َ ًُ إ ْن ُه َى إ َّال َو ْح ٌي
. ىحى ِ ِ
“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).” (QS. An Najm (53): 4)
َْ ْ ُ ّ َ َ
.لَا ِا ِوى ا ْو ِج ِْ ُذ ال ُل ْس َآن َو ِمثل ُه َم َػ ُه
“Ketahuilah sesungguhnya aku diberikan Al-Qur`an dan yang
sejenisnya (Sunnah) bersama-sama dengannya.” (HR. Abu
Daud No: 4604, Imam Ahmad: 4 / 130, Ibnu Hibban No:
11 dan At Tirmidzi No: 2666, dia berkata: ini hadits
hasan gharib dari jalan tersebut, serta dishohihkan
oleh Syeikh Al Albani dalam Shohih Ibnu Majah No: 12)
Rosululloh bersabda:
َ ْ َ ُ َّ ُ ُ َّ ُ ْ ُؤ ْوص ُْ ُى ْم ب َإ
ص َح ِابي ز َّم ال ِري ًَل ْى َن ُه ْم ز َّم ال ِري ًَل ْى َنهم … مً ؤزاد
َ ْ ُ
ِ ِ
َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ ُ ْ
.بحبىحت الجى ِت فلُلص ِم الجماغت
Aswaja | 21
“Aku wasiatkan kalian (mengikuti) para shahabatku, kemudian
orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang
kemudiannya. Barangsiapa yang menghendaki keluasan
jannah, maka berpegang teguhlah dengan jama`ah”. (HR. At
Tirmidzi No: 2172, dia berkata “ini hadits hasan shohih
gharib dari jalan ini”, Imam Ahmad dalam musnadnya: 1
/ 114, Ibnu Majah No: 2363, Ibnu Hibban No: 7254 dan
dishohihkan oleh syeikh Al Albani dalam Silsilah Al
Ahadits Ash Shohihah No: 431)
Rosululloh bersabda:
َ َ َ َّ َ َ ُ ُ َال ًَ ْج َم ُؼ
.الظالل ِت ؤ َب ًدا هللا َه ِر ِه لْا َّمت َغلى
“Alloh tidak akan pernah menghimpun umat ini atas
kesesatan”. (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak: 1 / 115 –
117)
Firman Alloh :
ً ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ َن ْ ُ َ َّ َ ُْ َ ْ
ًً ؤخ ِس ُحىا ِمً ِدًا ِز ِهم وؤمى ِال ِهم ًبخغى فظال ِلل ُفل َس ِآء اْل َه ِاح ِسًٍ ال ِر
َ ُ َّ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ً َ ْ َ َ ّ
. الص ِادكىن هللا و ِزطىاها وٍىصسون هللا وزطىله ؤول ِئً هم ِ ًِم
“(Juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari
kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena)
22 | Aswaja
mencari karunia dari Alloh dan keridhoan(-Nya) dan mereka
menolong Alloh dan Rosul-Nya. Mereka itulah orang-orang
yang benar.” (QS. Al Hasyr (59): 8)
َ َ َ ْ َ َ ُّ ُ ْ ْ َ َ الد َاز َو ْلْا ًَم
َّ ًً َج َب َّى ُءو َ َو َّالر
اح َس ِإل ْي ِه ْمان ِمً كب ِل ِهم ً ِحبىن مً ه ِ ِ
َون َغ َلى َؤ ُهفظه ْم َو َل ْى َوان
َ اح ًت ّم َّمأ ُؤ ُوجىا َو ٍُ ْؤز ُسَ ص ُدوزه ْم َح ُ َو َال ًَجدون في
َ ُ
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
ََ ُ ْ َ َ ُ ُ ْ ُ ْ ُ ن ْ َ َّ ُ ْ َ َ َ ٌ َ َ ُ َق
. ِب ِهم خصاصت ومً ًى شح هف ِظ ِه فإول ِئً هم اْلف ِلحى
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan
telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati
mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(orang Muhajirin) dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka
memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang
dijauhkan dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang
yang beruntung.” (QS. Al Hasyr (59): 9)
َ َّ َ ْ َ الس ُطىٌ مً َب ْػد َم َأؤ ُ َ َ ْ َ َّ
ص َاب ُه ُم الل ْس ُح ِلل ِر ًًَ ؤ ْح َظ ُىىا ِم ْن ُه ْم ِ
َ
ِ ِ َّ ال ِرًً اطخجابىا هللِ و
ٌ َو َّاج َل ْىا َؤ ْح ٌس َغ ِظ
.ُم
“(Yaitu) orang-orang yang menta'ati perintah Alloh dan
Rosul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam
peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat
kebaikan diantara mereka dan yang bertaqwa ada pahala
yang besar.” (QS. Ali Imran (3): 172)
َ َ ْ َ َُ َ َ َّ َّ ُ َّ ُ ُ َ َ َ َ َّ
اض ك ْد َح َم ُػىا لى ْم فاخش ْى ُه ْم ف َص َاد ُه ْم ال ِرًً كاٌ لهم الىاض ِإن الى
ْ ُ إ ًَم ًاها َو َك ُالىا َح ْظ ُب َىا
ُ هللا َو ِو ْػ َم ال َى ِه
.ُل ِ
“(Yaitu) orang-orang yang dikatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya mereka telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kalian karena itu takutlah kepada mereka",
Aswaja | 23
maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan
mereka menjawab: "Cukuplah Alloh menjadi Penolong kami
dan Alloh adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali Imran
(3): 173)
َ ُْ َ َ َ ُّم َح َّم ٌد َّز ُطى ٌُ هللا َو َّالر
ًً َم َػ ُه ؤ ِش َّد ُآء َغلى الى َّف ِاز ُز َح َم ُأء َب ُْ َن ُه ْم ج َس ُاه ْم ِ ِ
ًْط َى ًاها ط َُم ُاه ْم في ُو ُحىههم ّم ْ ظ ًال ّم ًَ هللا َوز ْ ُز َّه ًػا ُس َّج ًدا ًَ ْب َخ ُغى َن َف
ِ ِِ
َ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ ْ ُ َ َُ َ ُ ُّ ََ
ىد ذ ِل ًَ َمثل ُه ْم ِفي الخ ْى َز ِاة َو َمثل ُه ْم ِفي ِلْا ِهج ُِل هص ْز ٍع ؤخ َس َج
َ َّ
ِ ج الس س
ِ ؤ
ز
َ َ َ َّ ُّ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ
ْ ْ ُ َ َ ُ َ َ َز َ ْ
اط َخغلظ فا ْط َخ َىي َغلى ُطى ِك ِه ٌع ِجب الصزاع ِلُ ِغُظ شطئه فئاش ه ف
ً َ ْ َّ ُ ْ
اث ِمنهم مغ ِفسة
ُ
َ َّ ًً َء َامىىا َو َغملىا ُ َّ
َ هللا الر ُ به ُم ْال ُى َّف َاز َو َغ َد
ِ الص ِالح ِ ِ ِِ
َ َ
.َوؤح ًسا غ ِظ َُما ْ
“Muhammad Rosululloh dan orang-orang yang bersama dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku' dan sujud
mencari karunia Alloh dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
meraka tampak pada muka mereka dari bekas sujud,
demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat. Dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, seperti tanaman mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya, dengan mereka
Alloh menjengkelkan hati orang-orang kafir. Alloh menjanjikan
kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh diantara mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al Fath (48): 29)
24 | Aswaja
Firman Alloh :
َ ُْ َ َ
وف َوج ْن َه ْىن َغ ًِ اْلىى ِس ْ َ ْ َ ُ ْ َ ُه ُىخ ْم َخ ْح َر ُؤ َّمت ُؤ ْخس َح ْذ ل َّلى
ِ اض جإم ُسون ِباْلػ ُس
ِ ِ ِ ٍ
َ ُْ
َِوجؤ ِم ُىىن ِباهلل
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar serta beriman kepada Alloh.” (QS. Al
Imran (3): 110)
َ َّ َ َ ْ ُْْ ُ َّل َل ْد َزض َى
هللا َغ ًِ اْلؤ ِم ِى َحن ِإذ ًُ َب ِاٌ ُػىه ًَ ج ْح َذ الص َج َس ِة ف َػ ِل َم َما ِفي ِ
َّ ٌَ ُك ُلىبه ْم َف َإ َهص
ً.الظ ِى َُىت َغ َل ْيه ْم َو َؤ َز َاب ُه ْم َف ْخ ًحا َكسٍبا
ِ ِ ِِ
“Sesungguhnya Alloh telah ridho terhadap orang-orang
mukmin (Shahabat) ketika mereka berjanji setia kepadamu
di bawah pohon, maka Alloh mengetahui apa yang ada di
dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas
mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan
kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al Fath (48):
18)
26 | Aswaja
5. Semua hadits shohih diterima sebagai dalil dan dasar
untuk semua masalah agama termasuk masalah aqidah,
baik itu hadits mutawatir atau pun hadits ahad.
As-salafus sholeh tidak pernah membeda-bedakan
antara hadits ahad dan hadits mutawatir, tetapi secara
teknis ulama-ulama hadits di kemudian hari telah
mengadakan pembagian yang demikian itu. Hadits ahad
adalah hadits yang pada salah satu tingkatan perawi yang
mempunyai bilangan perawinya tidak sampai derajat
mutawatir. Ahlul Bid’ah banyak menolak hadits-hadits ahad
ini sebagai dalil untuk masalah aqidah dengan alasan hadits
ahad tidak sampai pada derajat yakin. Alasan ini tidak
diterima oleh Ahlussunnah wal Jama`ah sejak zaman
Rosululloh sampai akhir zaman. Alasan seperti ini
dilahirkan oleh kaidah-kaidah filsafat.
Semua ulama salaf dan kholaf sejak zaman shahabat
dan zaman kita ini telah berijma’ menerima hadits ahad
sebagai dalil untuk semua sisi agama Islam termasuk
aqidah. Semua Imam-imam Sunnah semasa shahabat dan
sesudah mereka seperti empat Imam madzhab: Malik, Abu
Hanifah, Syafi’i dan Ahmad bin Hambal serta Al Imam
Bukhori, dan Muslim serta seluruh perawi buku-buku
sunan yang empat seperti Tirmidzi, Abu Daud dan lain lain-
nya. Semua mereka tidak membeda-bedakan penggunaan
hadits-hadits shohih sebagai dalil untuk seluruh bagian
agama Islam, baik mutawatir maupun ahad. Mereka telah
meletakkan syarat-syarat yang ketat sekali untuk
menyaring hadits-hadits ahad, untuk sampai pada
keputusan menilai tentang shohih atau tidaknya hadits itu.
Para shahabat yang mulia telah menerima ini di masa
kehidupan mereka. Masing-masing mereka menerima
hadits Rosululloh dari lainnya yang mereka percayai
walaupun satu orang saja. Lebih dari itu Rosululloh sering
mengutus utusan beliau ke daerah-daerah untuk
Aswaja | 27
menyampaikan risalah Islam secara sendiri-sendiri. Alloh
pun telah mengutus Rosululloh untuk menyampaikan
seluruh agama-Nya seorang diri.
Firman Alloh :
َ ًَّ ون َؤ َ ْ َ َ َ َّ
ُ لْا ْزض ْال َغ ُْ َب إ َّال
َ هللا َو َم َاٌ ْش ُػ ُس َ ُكل َّال ٌَ ْػ َل ُم
ان ِ ِ و اث
ِ اوم الظ ي فِ ً م
ًُ ْب َػ ُثى َن
“Katakan: (Ya Muhammad) tak seorang pun yang
mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi selain Alloh
dan mereka tidak merasakan kapan mereka dibangkitkan.”
(QS. An Naml (27): 65)
َْ َ َّ َ َ َ ْ َؤ ْط َإ ُل ًَ ب ُي ّل
ًَ اط ٍم ُه َى ل ًَ َط َّم ُْ َذ ِب ِه ه ْف َظ ًَ ؤ ْو َغل ْم ِخ ُه ؤ َح ًدا ِم ًْ خل ِل ِ ِ
28 | Aswaja
َْ ْ َْ َ
ؤ ْو ِا ْط َخإز ْس َث ِب ِه ِفي ِغل ِم الغ ُْ ِب ِغ ْى َد َن
“Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu dengan segala nama
yang Engkau miliki, yang dengan nama itu Engkau namakan
diri-Mu atau Engkau ajarkan kepada salah seorang
makhluk-Mu atau tetap Engkau simpan dalam ilmu ghaib di
sisi-Mu”. (HR. Imam Ahmad 1/391)
Aswaja | 29
bahasa Arab, jadi kita bisa mengetahui arti dari Istiwa, tetapi
Alloh (tidak mengkabarkan bagaimana akan hakikat Istiwa.
Karena semua ini adalah masalah ghoib, maka kita beriman
sebatas kabar wahyu dan menanyakan hal ghaib yang tidak
dikabarkan adalah bid’ah (Karena mempertanyakan hal
seperti ini bukan manhaj Rosululloh (dan para shahabatnya).
30 | Aswaja
10. Seseorang yang mengucapkan dua kalimat syahadat
adalah Muslim sampai terbukti kekufurannya
sebagaimana sabda Rosululloh :
ّ ُ َّ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ َّ َ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ ْ ُ
هللا َو ؤ َّن ؤ ِمسث ان ؤكا ِجل الىاض حتى ًلىلىا ٌشهدوا ؤن ال ِاله ِلَا
ُ ْ ُ ً َ ُ
ِ ٌمح َّمدا َزطى
. هللا
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, hingga dia
mengucapkan syahadat bahwa tidak ada Ilah kecuali Alloh
dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh”. (HR.
Bukhari No: 25 dan Muslim No: 22)
Aswaja | 31
12. Ahlussunah beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat
Alloh sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an
dan Sunnah tanpa merubah-rubahnya atau menolak
sebagiannya atau menentukan hakikatnya atau
menyamakan dengan makhluk-Nya. Ahlussunah juga
menyangkal semua sifat Alloh sebagaimana yang
disangkal Alloh dan Rosulnya dan di waktu yang sama
mengambil sikap diam terhadap sifat dan nama yang
tidak ditetapkan atau pun disangkal oleh wahyu.
Nama-nama Alloh tidak diketahui batas
bilangannya sebagian telah dikabarkan kepada kita dan
sebagiannya lagi tidak dikabarkan kepada kita. Sebuah kata
(Demikian juga dengan sifat) mempunyai tiga rukun, yaitu:
lafadz, arti dan hakikat. Contoh: kata “kepala” lafadznya
adalah “kepala” artinya adalah “bagian yang jadi ikutan
bagian-bagian lainnya” sedangkan hakikatnya yaitu bentuk,
isi, warna dan lain-lain adalah berbeda menurut pemilik
kepala tadi. Kepala manusia berbeda dengan kepala
sekolah dan berbeda dengan kepala kereta walaupun lafadz
dan artinya sama.
Alloh mengkabarkan pada kita lafadz sifat-
sifatnya dan kita mengerti artinya, tetapi ketika Alloh
tidak mengabarkan kepada kita hakikat dari sifat itu, maka
kita pun tidak bisa mengetahuinya dan tidak boleh sama
sekali mempertanyakannya atau menerka-nerka ataupun
membayang-bayangkannya. Yang kita ketahui adalah sifat
itu mempunyai hakikat yang sempurna, mulia, agung dan
tidak menyerupai apapun dari sifat makhluk-makhluk-Nya.
32 | Aswaja
sebagiannya dan menggantikannya dengan hukum-
hukum makhluk adalah kufur Akbar yang mengeluarkan
pelakunya dari Islam. Penerapan hukum-hukum Alloh
di bumi ini adalah bagian yang besar dari hak-hak
uluhiyah.
ُ ٌَ َو َمً َّل ْم ًَ ْح ُىم ب َمأ َؤ َهص
َ هللا َف ُإ ْو َالب ًَ ُه ُم ْال َياف ُس
ون ِ ِ ِ
“Barangsiapa yang tidak berhukum pada apa-apa yang
diturunkan Alloh mereka itulah orang-orang kafir.” (QS. Al
Maidah(5) :44)
Aswaja | 35
Rosululloh bersabda:
َ َ َّ َ َ ُّ ُ َ َّ َ َ ُ َ َ ُ ُ ُ َ
َو ؤ َّه ُه َط َُي ْىن ِفي ؤ َّم ِت ْي زالز ْىن هر ُاب ْىن ول ُه ْم ًَ ْص ُغ ُم ؤ َّه ُه ه ِب ٌّي ّو ؤها خاج ُم
ََ
.الى ِب ُِّ َحن ال ه ِب َّي َب ْػ ِدي
َّ
“Sesungguhnya, pada umatku akan ada 30 orang pendusta
yang semuanya mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah
penutup para nabi yang tidak ada nabi sesudahku”. (HR.
Muslim: 4 / 2240, Abu Daud, At Tirmidzi dan Imam
Ahmad).
ْ َ ُ َ َ َف َال َو َز ّب ًَ َال ًُ ْؤم ُىى َن َح َّتى ًُ َح ّى ُم
ىن ِف َُما ش َج َس َب ُْ َن ُه ْم ز َّم ال ًَ ِج ُدوا ِفي ِ ِ
ً ْ َ ُ ّ َ ُ َ َ ْ َ َ َّ ّ ً َ َ ْ ِ ُ َ
. ؤهف ِظ ِهم حسحا ِمما كظِذ وَظ ِلمىا حظ ِلُما
“Maka demi Robbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
dalam hati mereka terhadap hukum yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An Nisaa’ (4): 65)
36 | Aswaja
yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka
pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat
(Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan
kaumnya kedalam azab yang sangat keras". (QS. Ghoofir
(40): 45-46)
َّ َ ُ َ َ ُّ َّ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َّ َ ْ ْ َ
هللا َغل ُْ ِه َو َطل َم صلي خسج الى ِبي:ٌاض ز ِض ي هللا غنهما كا ٍ غً ِاب ًِ غب
َّ َ ْ َ اْلد ًْ َىت َف َظم َؼ َْ َ ْ ْ َْ ْ
ص ْى َث ِاو َظاه ْح ِن ٌُ َػر َب ِان ِفي ِ ِ ِ ِمً بػ ِد ال ِحُط ِان
ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ُ
و ِف ْي,َ ٌِ ان ال ٌَ ْظ َخ ِت ُر ِم ًَ ال َب ْى كبى ِز ِهما"وذهس الح ِدًث"و ِفُ ِه ؤن ؤحدهما و
َ َّ َ ْ َ ْ
َ لْا َخ َس َو
َّ ان ًَ ْمص ْي ب
الى ِم ُْ َم ِت ِ ِ وِان, ِمً بىِل ِه,ِز ِو َاً ٍت
“Dari Ibnu Abbas berkata: Nabi keluar dari tengah
kota madinah, kemudian ia mendengar suara dua orang
laki-laki yang sedang disiksa di kuburannya masing-masing,
(kemudian ibnu Abbas meriwayatkan hadits) dan diantara
salah satu dari keduanya tidak bersuci ketika sedang buang
air kecil. (Di riwayat yang lain) karena kencingnya, dan yang
lainnya berjalan untuk penebar fitnah.” (HR: Bukhori)
Aswaja | 39
Pengetahuan Alloh tentang apa-apa yang akan terjadi,
menunjukan dengan pasti bahwa hal-hal yang akan
terjadi sudah tertentukan.
احاً هللا َخ َل َل ُىم ّمً ُج َساب ُز َّم مً ُّه ْط َفت ُز َّم َح َػ َل ُى ْم َؤ ْش َو ُ َو
ٍ ِ ٍ ِ
ْ َّ
ظ ُؼ ِإال ِب ِػل ِم ِه َو َم ُاٌ َػ َّم ُس ِمً ُّم َػ َّم ٍس َ َو َم َاج ْحم ُل م ًْ ُؤ َهثى َو َال َج
ِ ِ
َ َ َ َ َ َّ َ َّ ُ ُ ْ ُ َ َُ َ
هللا ٌ ِظ ٌحر
ِ اب ِإن ذ ِلً غلى ٍ والًىلص ِمً غم ِس ِه ِإال ِفي ِهخ
“Alloh-lah yang menciptakan kalian dari tanah
kemudian dari nutfah (Setetes air mani) kemudian
menjadikan kalian berpasang-pasangan, tidaklah
hamil seorang wanita dan tidak juga melahirkan
kecuali dengan sepengetahuan-Nya dan tidak juga
berkurang atau bertambah umur seseorang kecuali
sudah tertera disebuah kitab. Semua yang demikian itu
mudah sekali bagi Alloh”. (QS. Fathir (35): 11)
َ ْ ُ ُ ْ َ َ َغ ًْ َغ ْبد هللا ْبً َغ ْمسو بً ْال َػاص َك
ِ ٌ ط ِمػذ َزطى:ٌا
هللا ِ ِ ٍ ِ ِ ِ
َ َ َّ َ ُْ َ ْ َ َ َْ َ َ ْ َْ ََ ُ َ ََ ُ ْ َُ
ِ هخب هللا مل ِادًس الخال ِب ِم كبل ؤن ًخلم الظماو:ًٌلى
اث
َْ َ ُ َ َك,ف َط َى ٍت
َو َغ ْسش ُه َغلى اْل ِاء:ٌا
َْ َ ْ َ
ِ ض ِبخ ْم ِظحن ؤل َْ ْ َ
ِ ولْاز
Dari Abdullah Bin Amr’ Bin Al Ash’ berkata: “Aku
40 | Aswaja
mendengar Rosululloh bersabda: Alloh menuliskan
takdir setiap makhluk lima puluh ribu tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi dan Ia pun bersabda: Dan
Ars’-Nya berada diatas air”. (HR. Muslim 4 / 2044 NO:
2653)
َ َ َْ ْ َ َ هللا ْاْلَ َلاد ًْ َس َك ْب َل َؤ ْن ًَ ْخ ُلُ َك َد َز
ض ِبخ ْم ِظ ْح َناث ولْاز
ِ
َ الظ َم
او َّ م ِ
َ َْ
ؤلف َط َى ٍت
“Alloh menciptakan takdir segala sesuatu lima puluh
ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi”.
(HR.Turmudzi)
Aswaja | 41
ُ َ ُ َ َ َ َ َ
ِإ َّه َمأؤ ْم ُس ُه ِإذآؤ َز َاد َش ِْ ًئا ؤن ًَ ُلى ٌَ ل ُه هً ف َُيى ُن
“Sesungguhnya urusan-Nya bila Dia menghendaki
sesuatu, maka Dia akan mengatakan padanya ”jadilah”
maka hal itu pun jadi”. (QS. Yaasin (36): 82)
ُ َ ُ َ َ َ َ َ
ِإذا ك َض ى ؤ ْم ًسا ف ِئ َّه َما ًَ ُلى ٌُ ل ُه هً ف َُيى ُن
“Apabila Alloh menghendaki sesuatu, maka Ia akan
mengatakan padanya “jadilah” maka hal itu pun jadi”.
(QS. Ali Imron (3): 47)
َ ُػا َؤ َف َإ
َّ هذ ُج ْىس ُه
َ الى َ ْ
ً لْا ْزض ُو ُّل ُه ْم َحم َ ًَ َو َل ْى َش َأء َزُّب ًَ َأل َم
اض ِ ِ ِ ي فِ ً م
ْ ُ ُ
َح َّتى ًَيىهىا ُمؤ ِم ِى َحن
“Sekiranya Robbmu menghendaki tentunya akan
beriman orang-orang yang ada di bumi semuanya.
Tetapi, apakah kamu hendak memaksa manusia agar
mereka menjadi orang yang beriman.” (QS. Yunus
(10): 99)
42 | Aswaja
Ketika seorang beriman kepada empat rukun tadi,
maka orang itu telah beriman kepada Al Qodar.
Penjelasan lebih detail tentang Iman kepada takdir
menurut kandungan dari keempat rukun tersebut sebagai
berikut:
a. Segala sesuatu sudah tertentukan menurut kehendak
Alloh . Ahlul jannah sudah ditentukan orang-orangnya
sebelum Alloh ciptakan mereka. Demikian juga
Ahlunnar (penghuni neraka).
“Berkata Umar Ibnu Khottob , aku mendengar
Rosululloh bersabda: Setelah Alloh menciptakan
Adam, maka Dia mengusap punggungnya dengan
tangannya, maka dikeluarkan darinya keturunannya.
Kemudian Alloh pun berfirman: aku ciptakan mereka
untuk jannah dan dengan amal Ahlul jannah mereka
beramal. Kemudian Alloh mengusap lagi punggung
Adam , maka dikeluarkannya darinya keturunannya,
kemudian Alloh pun berfirman: Aku ciptakan mereka
untuk neraka dan dengan amal penghuni neraka mereka
beramal. Maka seorang laki-laki bertanya: Jadi apa
dasarnya amal-amal kita ini? Maka Rosululloh pun
menjawab: Orang-orang yang diciptakan sebagai Ahlul
jannah, akan dipekerjakan dengan amal Ahlul jannah,
sampai dia mati di atas amal-amal Ahlul jannah dan
masuklah dia ke jannah. Orang-orang yang Alloh ciptakan
sebagai penghuni neraka, Alloh pun mempekerjakannya
dengan amal-amal penghuni neraka sampai dia mati di
atas amal-amal penghuni neraka, maka masuklah dia
karenanya (amal-amal itu) ke neraka”. (HR. Imam Malik,
Tirmidzi, Abu Daud dari Muslim bin Dinar)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di Musnadnya
dengan sanad shohih dari Abu Darda bahwa nabi
bersabda: “Ketika Alloh menciptakan Adam, maka
Aswaja | 43
Alloh memukul pundak kanannya, maka keluarlah
keturunannya dengan warna putih seakan-akan Ad-dar.
Kemudian dipukul pundak kirinya, maka keluarlah
keturunannya dengan warna hitam seakan-akan arang.
Maka Alloh pun berfirman kepada yang di sebelah
kanan: Masuklah jannah dan aku tidak peduli. Kemudian
berkata lagi kepada yang di sebelah kiri: Masuk Jahanam
dan aku tidak peduli”.
44 | Aswaja
Manusia mempunyai kehendaknya sendiri dan
dengan kehendak itu pulalah manusia beramal.
ً َ َ َ َ َ ٌ َْ
ِإ َّن َه ِر ِه جر ِه َسة ف َمً ش َأء َّاجخر ِإلى َزِّب ِه َط ِبُال
“Sesungguhnya ini adalah peringatan maka barangsiapa
berkehendak ia akan mengambil jalan Robb-Nya
(Petunjuk-Nya)”. (QS. Al Insan (76): 29)
َ َ َ َ َ
ف َمً ش َأء َّاجخر ِإ َلى َزِّب ِه َمئ ًابا
“Maka barangsiapa yang berkehendak maka ia akan
mengambil tempat kembali pada Robb-Nya”. (QS. An
Naba’ (78): 39)
ْ َْ َ ْ َْ َ َ ُ ْ ُ
َوك ِل ال َح ُّم ِمً َّزِّبى ْم ف َمً ش َأء فل ُُؤ ِمً َو َمً ش َأء فل َُى ُف ْس
“Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya yang haq
itu dari Robb kalian, maka barangsiapa berkehendak
berimanlah dan barangsiapa berkehendak maka
kufurlah”. (QS. Al Kahfi (18): 29)
Aswaja | 45
ada yang bisa memberi petunjuk bagi orang yang Alloh
sesatkan.
ُ َو َم َأؤ ْز َط ْل َىا مً َّز ُطىٌ إ َّال بل َظان َك ْىمه ل ُُ َب ّح َن َل ُه ْم َف ُُظ ُّل
ًهللا َم ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ٍ ِ
ٌَُ َش ُأء َو َي ْه ِدي َمً ٌَ َش ُأء َو ُه َى ْال َػص ٍُص ْال َحىُم
ِ ِ
“Sesungguhnya Kami tidak mengutus seorang rosul pun
melainkan dengan bahasa kaumnya agar dia dapat
memberi penjelasan kepada mereka, maka Alloh
menyesatkan dengannya siapa-siapa yang dikehendaki
dan memberi petunjuk siapa-siapa yang dikehendaki.
Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(QS. Ibrohim (14): 4)
َ َ ً ً ُ ُ َ َ ُ َ َ ََْ
هللا ل َج َػلى ْم ؤ َّمت َو ِاح َدة َول ِىً ًُ ِظ ُّل َمً ٌَش ُأء َو َي ْه ِدي ولىشأء
ُ َ ُ ُ َ
َمً ٌَ َش ُأء َول ُد ْظ َئل ًَّ َغ َّما ه ُىخ ْم ح ْػ َملى َن
“Sekiranya Alloh menghendaki, tentunya Dia akan
menjadikan kalian umat yang satu, akan tetapi Dia
menyesatkan siapa saja yang dikehendaki dan
memberikan petunjuk kepada siapa saja yang
dikehendaki dan Dia akan menanyakan kalian tentang
apa-apa yang kalian perbuat”. (QS. An Nahl (16): 93)
َ َ َ ْ ُ َ َ َ ُْْ َ ُ َ ُ
ظ ِل ْل فلً ج ِج َد ل ُه َوِل ًُّا ُّم ْس ِش ًدا ً ًَمً َي ْه ِد هللا فهى اْلهخ ِد وم
“Barangsiapa diberi petunjuk Alloh maka ia berada dalam
petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan (Alloh) maka
engkau tidak akan mendapatkan seorang pun yang dapat
memberi petunjuk kepadanya”. (QS. Al Kahfi (18): 17)
46 | Aswaja
berkehendak demikian, Alloh lah yang mengizinkan
atau tidak mengizinkan suatu amal terwujud, Alloh
pulalah yang memberi petunjuk dan Alloh pulalah
yang menyesatkan.
Semua itu harus kita imani, karena semuanya ada
di Al-Qur’an dan Hadits.
Lalu akal pun ingin memberontak, ingin
mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
banyak sekali walaupun dalilnya sudah jelas bahwa kita
harus beriman hanya sebatas wahyu saja dan kabar
ghoib hanya sebagian saja yang dikabarkan kepada kita.
Sedangkan sebagian lainnya tetap merupakan “sirrullah”
(Rahasia Alloh). Ingin mencari kepuasan! Ingin
mengangkat dirinya tanpa batas! Pertanyaan yang
terbesar adalah: Bukankah itu suatu kezholiman?
Setelah Alloh menentukan segala sesuatunya, lantas
seseorang disiksa karena amalnya?.
Jawab:
1. Seperti kita beriman dengan hal-hal di atas karena
didukung oleh dalil-dalil yang kuat maka kita pun
sebagai Ahlussunnah wal jama’ah, firqotunnajiah
yang mengikuti wahyu Alloh dengan pemahaman
shahabat, harus beriman pula bahwa Alloh
tidaklah zholim.
Firman Alloh :
ُد َ َذل ًَ ب َما َك َّد َم ْذ َؤ ًْد ًُى ْم َو َؤ َّن
َ ْ َّ َ َ ِْ هللا َل
ِ ع ِبظال ٍم ِللػ ِب ِ ِ ِ
“Sesungguhnya hal tersebut adalah dari apa-apa
yang telah kalian kerjakan, dan sesungguhnya Alloh
tidak menzholimi hamba-hamba-Nya”. (QS. Al Anfal
(51): 8)
ُدبػَ َم ُاً َب َّد ٌُ ْال َل ْى ٌُ َل َد َّي َو َمأ َؤ َها ب َظ َّالم ّل ْل
ِ ِ ِ ٍ ِ
“Tidak ada perubahan pada kata-kata-Ku,
sesungguhnya Aku tak menzholimi hamba-hamba-
Ku”. (QS. Qof (50): 29)
ْ
ًاغ ْف َها َو ٍُؤ ِث ِم َ ُ ً َ َ َ ُ َ َ َ َ هللا َال ًَ ْظل ُم م ْث َل
َ َإ َّن
ِ اٌ ذ َّز ٍة وِإن جً حظىت ًظ ِ ِ
َ ْ َّ
ل ُده ُه ؤ ْح ًسا َغ ِظ ًُما
“Sesungguhnya Alloh tidak menzholimi seberat biji
sawi pun, setiap kebaikan Ia melipatgandakannya
kemudian Ia mendatangkan pahala yang besar dari
sisi-Nya”. (QS. An Nisa (4): 40)
ُ َ ْ ََ ُ َ ْ َ َُ
اب فت َري اْلُ ْج ِس ِم َحن ُم ْش ِف ِل َحن ِم َّما ف ُِه َو ٍَ ُلىلى َن وو ِطؼ ال ِىخ
َ ً َ َ ً َ َ ْ َ َ
َصاها َ صغ َحرة َوالهب َحرة إآل ؤ ْح
ِ ِ
َ
ِ اب الٌغ ِاد ُز
ُ
ِ ًَ َاو ٍْل َخ َىا َم ِاٌ هرا ال ِىخ
َ َ
َ ْ َ َ ُ َ َ ُ َ ََ
اط ًسا َوال ًَظ ِل ُم َزُّب ًَ ؤ َح ًداِ ووحدوا ماغ ِملىا ح
“Kemudian diletakkanlah catatan amal, maka orang-
orang yang aniaya melihatnya dengan ketakutan dari
48 | Aswaja
apa-apa yang ada padanya, kemudian ia berkata:
Celakalah kami! mengapa catatan ini tidak
melalaikan sesuatu pun baik yang kecil maupun yang
besar melainkan tercatat di dalamnya, kemudian
mereka mendapatkan amal-amal yang mereka
lakukan tercatat dengan nyata dan sesungguhnya
Robbmu tak menzholimi seorang pun”. (QS. Al kahfi
(18): 49)
Aswaja | 49
َْ ََ َ
ًِ ص ِال ٍح فالح ْظئل َ ع م ًْ َؤ ْهل ًَ إ َّه ُه َغ َم ٌل َغ ْح ُر
َ ْ َ ُ َّ ُ ُ َ َ َ
ِ َ ِ َ ِ ِكاٌ ًاهىح ِإهه ل
ْ َ َُ ُ ّ ْ َ َ َْ َ
ع ل ًَ ِب ِه ِغل ٌم ِإ ِوي ؤ ِغظ ًَ ؤن جيىن ِم ًَ ال َج ِاه ِل َحن ِمال
“Alloh berfirman: Wahai Nuh sesungguhnya ia,
bukanlah dari keluargamu, sesungguhnya ia amal
buruk, maka janganlah engkau menanyakan kepada-Ku
tentang apa-apa yang engkau tak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Aku mengingatkan engkau
agar engkau tidak termasuk orang-orang yang jahil”.
(QS. Hud (11): 46)
50 | Aswaja
Sudah banyak orang yang tersesatkan karena
mereka tidak mengikuti manhaj Ahlussunnah dalam hal
Qodar. Banyak dari mereka yang sampai pada
pendustaan Al-Qodar (Naudzubillah), maka keluarlah
mereka dari Islam dan masuklah mereka ke lorong-
lorong gelap yang tiada berujung. Semua itu karena
mereka tidak puas dengan manhaj yang haq ini dan
mencoba memecahkan “sirrullah” tadi.
Ada di antara mereka yang mengatakan bahwa
Alloh tidak mengetahui sesuatu sebelum hal itu terjadi
dan hal-hal di masa depan belum tertentukan. Dengan
akidah seperti ini, tuhan mereka bukanlah Alloh yang
kita ibadati. Tuhan mereka adalah tuhan lainnya yang
jahil, yang sering terkaget-kaget oleh ulah makhluk.
Kalau tuhan mereka tidak mengetahui sesuatu kecuali
setelah terjadi, dengan sendirinya yang menciptakan hal
itu bukanlah dia. Mereka akan mengatakan: Ya! Si
pelakulah yang meng ”ada” kan hal itu, baik si pelaku itu
manusia atau lainnya. Jadi di sini kita dapati adanya
banyak pencipta. Syirik!! Tak ada nama lain untuk
aqidah seperti ini !.
52 | Aswaja
AHLUSUNNAH DALAM REALITA
54 | Aswaja
FIROQ DHOLLAH
56 | Aswaja
B. Keburukan bid’ah
Mudah-mudahan dengan menyimak sabda-sabda
Rosululloh dan perkataan salafus saleh di bawah ini kita
akan lebih menyadari keburukan dan bahaya bid’ah.
Dari Irbad bin Sariyah berkata, bersabda Rosululloh :
َ َ َ َ َ ْ ُ َّ ُ َّ َ َ َ ْ ُْ َ ُ
طالل ِت ِ ِإ ًَّاه ْم واْلحدز
ف ِئن ول محدز ٍت،اث
“Berhati-hatilah kalian dari hal-hal yang baru,
sesungguhnya setiap hal yang baru itu adalah kesesatan.”
(HR. Abu Daud No 4607,At Turmudzi No 2676,Ibnu
Majah No 43,Ibnu Hibban dalam shohihnya No 5,dan
berkata At Turmudzi Hadist ini hasan Shohih).
Aswaja | 57
Rosululloh? Rosul bersabda: Ketahuilah barangsiapa yang
menghidupkan sunnah dari sunnah-sunnahku yang
termatikan setelah wafatku, ia akan mendapatkan pahala
seperti orang yang mengerjakan sunnah tersebut, tanpa
dikurangi pahala-pahala dari mereka sedikit pun. Dan
barangsiapa yang mengikuti bid’ah yang sesat yang Alloh
dan Rosulnya tidak meridhoinya, maka dia pun ikut
menanggung dosa orang yang mengerjakannya, tanpa
dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa orang yang
mengerjakan hal tersebut.” (HR. At Turmudzi No
2677,Ibnu Majah No 210,dan berkata At Turmudzi
hadist, ini hadits hasan).
58 | Aswaja
menggaris suatu garis kemudian bersabda: (ini jalan
Alloh), kemudian membuat beberapa garis ke samping
kanan dan kirinya, dan bersabda: ini adalah jalan-jalan, di
setiap jalan di situ ada setan yang menyeru kepadanya,
kemudian ia membaca ayat: “ini lah jalanku yang lurus
maka ikutilah ia” --surat Al An’am 153--. (HR Bukhori)
Usman Bin Hadir Al Azdi berkata:
َ ْ َ َ ْ َ َ َ َف ُل ْل ُذ َل ُه َؤ ْوصج ْي! َف َل، َد َخ ْل ُذ َغ َلى ْابً َغ َّباض
ِ غلًُ ِبخلىي:ٌا
هللا ِ ِ ٍ ِ
ْ. ا َّجب ْؼ َو َال َج ْب َخدع،َح َػ َالى َو ْلْا ْطخ َل َامت
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Aku datang ke Ibnu Abbas kemudian aku berkata:
padanya, nasihatilah aku maka beliau berkata:
“Bertakwalah engkau pada Alloh dan istiqomahlah, ikutilah
(sunnah) dan janganlah berbuat bid’ah”.
Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubro meriwayatkan
dari Ibnu Abbas sesungguhnya ia berkata:
ُ َ ْ ْ
َوِإ َّن ِم ًَ ال ِب َد ِع ِلْا ْغ ِخياف ِف ْي،الب َد ُع َ هللا َح َػ
الى َ ع ْلْا ُم ْىز إ
لى َ إ َّن َؤ ْب َغ
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ ْ َّ َ َْ
.اْلظ ِاح ِد ال ِتي ِفي الدو ِز
“Sesungguhnya perkara yang paling dibenci Alloh adalah
bid’ah, dan sesungguhnya diantara bid’ah itu adalah I’tikaf
dimasjid-masjid yang ada di rumah-rumah”.
Aswaja | 59
pertama tidak membiarkan tertinggal satu perkataan pun
untuk generasi yang terakhir, bertakwalah kalian pada Alloh
Ya Ma’syarol Quro’, tempuhlah jalan orang-orang sebelum
kalian”.
60 | Aswaja
Ayyub berkata:
ً
.هللا ُب ْػدا َ ُ َ ْ َّ ً ْ َ ْ َ َُُْ َ
ِ ًما ِإشداد ص ِاح ِب ِبدغ ٍت إح ِت َهادا ِإال ِإشداد ِم
“Tambah giat seorang Ahlul bid’ah berbuat bid’ah, maka
tambah jauh pula ia dari Alloh ”.
Fudhail berkata:
َ َو َال ًَ ْس َف ْؼ ل،َطسٍْم َف ُخ ْر ف ْي َطسٍْم َا َخس ً َ َ
ص ِاح ِب ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ ِإذا َزؤ ًْ َذ ُم ْب َخ ِدغا ِف ْي
َ َ ََ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ
ومً ؤغان ص ِاحب ِبدغ ٍت فلد ؤغان غلى هد ِم ،هللا َغ َم ٌل
ِ ِبدغ ٍت ِإ َلى
َ ْ
.ِلْا ْطال ِم
“Apabila engkau melihat seorang ahlul bid’ah di jalan,
tempuhlah olehmu jalan lain. Tidak ada suatu amal pun dari
Ahlul bid’ah yang sampai kepada Alloh. Barangsiapa yang
membantu seorang pelaku bid`ah, maka dia berarti telah
membantu merobohkan Islam”.
Aswaja | 61
jalan Sunnah, tetapi mereka memilih jalan lainnya yang
tercampur padanya hal-hal yang bukan dari sunnah
Rosululloh .
Ada pun mereka yang sudah keluar dari Islam maka
walaupun mereka pun golongan-golongan yang sesat pada
umumnya, tetapi mereka bukanlah orang-orang yang
dimaksud di sini. Seperti yang dikabarkan oleh Rosululloh
pada hadist-hadist yang lalu bahwa Firqoh Dhollah ini
akan bermunculan sampai bilangannya mencapai tujuh
puluh dua golongan.
Begitulah yang mulai terjadi pada masa-masa
terakhir khulafaur-rasyidin. Walaupun bibit-bibit furqoh
dan firoq sudah mulai bersemi sebelum khilafah Ali Bin Abi
Tholib , akan tetapi munculnya golongan sesat pertama
yang mengkristal sebagai suatu kelompok, baru terjadi
pada zaman khilafah beliau. Ali Bin Abi Tholib diangkat
menjadi khalifah setelah terbunuhnya khalifah Usman Bin
Affan oleh segerombolan Ahlul fitnah pada tahun 35 H.
Ketika itu terjadilah perselisihan pendapat tentang cara
penyelesaian kasus pembunuhan ini antara Ali Bin Abi
Tholib sebagai kholifah dan Muawiyah Bin Abi Sufyan
yang waktu itu menjabat sebagai gubernur Syam (Syiria
dan sekitarnya). Perselisihan ini pun bertambah meruncing
sampai terjadi peperangan antara kedua pihak. Manhaj
Ahlussunnah dalam hal perselisihan di antara para
shahabat adalah tidak mencampuri apa-apa yang terjadi di
antara mereka. Kita mendo’akan mereka semua.
Dalam suatu pertempuran antara pendukung Ali Bin
Abi Tholib dan pendukung Muawiyah , terjadi suatu
kesepakatan untuk berunding menyelesaikan masalah ini
dengan damai. Maka diangkatlah dari setiap pihak seorang
hakim untuk menerapkan hukum Alloh dalam
menyelesaikan masalah yang pelik ini. Disinilah munculnya
firqoh sesat pertama yang keluar dari jalan sunnah dan
62 | Aswaja
keluar dari jama`ah kaum Muslimin. Firqoh ini dinamakan
“AL-KHOWARIJ” yang berarti orang orang yang keluar.
Mereka keluar dari sunnah dan jama`ah, tidak lagi bagian
dari Ahlussunnah wal Jama`ah, ketika mereka memahami
masalah yang ada dan dalil Al-Qur’an tentangnya bukan
dengan manhaj Ahlussunnah. Mereka mengatakan bahwa
dengan mengangkat seorang hakim, Ali Bin Abi Tholib
telah memberi hak membuat hukum (Hak Tasyr’i) kepada
makhluk yang berarti suatu kesyirikan yang nyata. Maka
mulailah mereka mengkafirkan Ali Bin Abi Tholib dan
para shahabat pendukungnya. Pada hakikatnya kedua
hakim tersebut tidak diberi mandat untuk membuat suatu
hukum, tetapi hanya diangkat untuk menghakimi kedua
pihak dengan hukum Alloh. Sebenarnya masalah
pengangkatan kedua hakim ini sangat sederhana dan bisa
dimengerti dengan mudah. Oleh karena itulah selain karena
kebodohan yang nyata pada mayoritas mereka (kaum
khawarij pada waktu itu), disiyalir ada niat buruk pada
sebagian para pemimpin mereka yang menggerakan
keluarnya mereka dari jama`atul muslimin. Ketika mereka
keluar dan berkumpul di suatu tempat yang diberi nama
HARURA (Dari tempat ini pula mereka dinamakan
haruriyyin), bertambah luaslah kesesatan mereka dengan
adanya saling isi mengisi diantara mereka. Setelah melalui
waktu dari kurun ke kurun manhaj ini pun mulai
mengembang dan mencakup hampir seluruh segi agama.
Di antara pasal yang termashur dari manhaj Al
Khowarij adalah pengkafiran para pelaku dosa besar.
Sebagai reaksi dari pasal ini muncullah pemahaman yang
menolak hubungan antara amal dan kekufuran. Manhaj ini
dinamakan manhaj IRJA’ (Penganutnya dinamakan murji-
pluralnya murji’ah) mereka mengatakan bahwa iman
seseorang tidak mencakup amal. Jadi bagaimana pun
buruknya perbuatan seseorang, orang itu tidak akan
Aswaja | 63
menjadi kafir selama di hatinya masih ada kepercayaan dan
lisannya bersyahadatain.
Kedua kelompok tadi enggan mengikuti manhaj
shahabat yang di waktu itu banyak yang masih hidup maka
sesatlah mereka.
Di waktu yang bersamaan dengan munculnya Al
Khowarij benih-benih syi’ah sebenarnya sudah ada. Bahkan
penggagas firqoh syi’ah, Abdullah Bin Saba’ seorang yahudi
yang pura-pura masuk Islam, sudah bekerja di bawah tanah
dengan gigih di masa khilafah Usman Bin Affan Yahudi
inilah pemimpin gerakan pembunuhan Usman .
Firqoh Syi’ah yang dicetuskan oleh Abdullah Bin
Saba’ adalah firqoh sesat yang kesesatannya sampai pada
kesyirikan yaitu mentuhankan Ali Bin Abi Tholib.
Sedangkan firqoh–Firqoh syi’ah yang berkembang seakan-
akan merayap, pada mulanya hanya terbatas pada
pengemukaan Ali Bin Abi Tholib atas Abu Bakar dan Umar.
Hal ini bertentangan dengan manhaj Ahlussunnah wal
Jama`ah yang menetapkan urutan Afdholiyah (keutamaan)
mereka persis seperti urutan pemerintahan mereka. Ali Bin
Abi Tholib sendiri sebagai salah satu pelopor Ahlussunnah
wal Jama`ah tidak menyetujui atas pengemukaannya atas
Abu Bakr dan Umar, bahkan beliau akan menghukum
cambuk orang-orang yang berpendirian demikian. Sampai
sebatas pemahaman seperti ini, syi’ah waktu itu hanya
sebagai kelompok politik pendukung khalifah Ali Bin Abi
Tholib dan anak–anaknya. Arti kata syi’ah itu sendiri adalah
pendukung. Tetapi kesalahan pemahaman yang
kelihatannya sepele ini pun mulai mengembang sampai
pada kesesatan yang sangat mengerikan bahkan pada
banyak kelompok-kelompok syi’ah sampai pada kekufuran
yang nyata. Kemudian bermunculanlah firqoh-firqoh sesat
lainya yang menyandarkan manhaj mereka pada produk-
produk akal mereka dan filsafat yunani serta menjauhkan
64 | Aswaja
diri dari manhaj shahabat.
Di waktu yang sama shahabat dan para pengikut
mereka yang setia yaitu tabi’in dan tabi’it-tabi’in pun gigih
mendakwahkan manhaj Ahlussunnah wal Jama`ah. Tidak
satu pun dari shahabat yang masuk ke dalam salah satu
firqoh-firqoh tersebut. Istilah-istilah Ahlussunnah,
pengikutan pada sunnah dan yang sejenisnya sebelum itu
pun sudah menjadi istilah resmi di antara para penuntut
ilmu. Tetapi tidak dimaksudkan sebagai firqoh tersendiri
dalam tubuh kaum muslimin, sebab seluruh kaum
muslimin pada waktu itu adalah Ahlussunnah. Tetapi ketika
firqoh-firqoh yang meninggalkan manhaj sunnah dan
keluar dari jama’ah mulai bermunculan maka salafus saleh
pun memakai nama Ahlussunnah wal Jama`ah sebagai
kriteria dan nama untuk firqoh najiah, firqoh yang tetap
pada jejak Rosululloh dan shahabatnya.
Sebab-sebab utama dari penyimpangan firoq pada
waktu itu sebenarnya menumpu pada dua hal, Yaitu:
1. Tidak mengikuti shahabat dalam memahami al-
Qur’an dan hadist.
2. Adanya sumber-sumber lain selain Al-kitab dan
sunnah dalam mengambil hukum–hukum Islam
seperti akal dan lain-lainnya.
Aswaja | 67
3. Peninggalan pemahaman-pemahaman shahabat sebagai
panutan dalam memahami Al-kitab dan Al-hadist telah
menjadikan Ahlul firoq mempunyai pemahaman yang
menyesatkan walaupun mereka merujuk pada Al-Qur’an
dan As sunnah hal ini adalah salah satu penyimpangan
terbesar pada seluruh firoq.
Akibat dari penyimpangan ini pemahaman-
pemahaman mereka dalam ushuluddin banyak yang
menyimpang dari yang dimaksud oleh Alloh dan
Rosulnya, sampai-sampai pemahaman tentang sifat-sifat
Alloh pun terkecohkan sehingga hubungan
peribadatan dengan Alloh pun rusak karenanya.
68 | Aswaja
Kedua manhaj tadi adalah kesesatan yang nyata.
Ahlusunnah mengatakan Iman itu bukan hanya di dalam
hati saja tetapi juga pada perbuatan dan perkataan,
demikian juga halnya dengan kekufuran. Ahlussunnah
mengkafirkan setiap orang yang dikafirkan oleh Alloh (dan
Rosulnya dan tidak pernah mengkafirkan orang-orang yang
tidak dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya.
Aswaja | 69
7. Ada pula di antara firoq yang berpendapat bahwa Alloh
mengetahui apa-apa yang akan terjadi tetapi Alloh
tidak menentukannya, segala sesuatu adalah hasil
mutlak dari suatu proses kejadian.
Hal ini berarti mereka berpendapat bahwa hal-
hal yang terjadi di dunia ini tidak tunduk pada kehendak
Alloh . Hal ini juga akan berhubungan dengan adanya
pencipta yang lain yaitu pencipta amal-amal manusia
dan hasil-hasil dari ama-amal tersebut yang terjadi
tanpa kehendak Alloh bahkan tanpa
sepengetahuannya terlebih dahulu. Pemahaman seperti
ini adalah pemahaman syirik. Banyak lagi pemahaman-
pemahaman sesat yang disebabkan keluarnya mereka
dari manhaj Ahlussunnah Wal jama’ah.
70 | Aswaja
mendukung pandangan-pandangan dan kecondongan-
kecondongan mereka. Bukan seperti halnya Ahlussunnah
yang mengumpulkan semua dalil-dalil yang bersangkutan
dengan suatu masalah untuk diikut sertakan dalam
penentuan hukum tentang masalah itu.
Aswaja | 71
BERPEGANGLAH TEGUH
PADA MANHAJ INI
72 | Aswaja
mengenal Alloh dengan nama-nama, sifat-sifat dan
firman-firman-Nya. Bagaimana semua itu bisa dicapai oleh
orang-orang yang bermanhaj membatalkan nama dan sifat-
sifat Alloh? Bagaimana ketenangan jiwa bisa tercapai untuk
mereka yang bermanhaj menolak qodar? Bagaimana semua
bisa tercapai jika Alloh ( yang mereka tuju tidak meridhoi
ritual yang mereka lakukan? Kesenangan atau kebahagiaan
semu bisa saja terjangkau walaupun dengan hanya narkoba
yang hina atau barang-barang duniawi belaka, tetapi
sa’adah hakiki tidak mungkin tercapai dengan selain meniti
Islam di atas manhaj Ahlussunnah wal Jama`ah, jalan satu-
satunya yang mengantarkan seseorang kepada keridhoan
Alloh . Semua jalan pintas yang dijanjikan oleh manhaj-
manhaj sesat adalah jalan kesesatan walaupun pada
dhohirnya menjanjikan kebahagiaan. Ada pun di akhirat
nanti, kesalahan memilih manhaj akibatnya akan jauh lebih
fatal. Tiada seorang pun dari kita bersedia untuk singgah di
Jahanam walaupun hanya untuk sekejap mata, tempat yang
penuh dengan adzab yang pedih sekali, tempat yang penuh
dengan kehinaan bercampur baur dengan Iblis dan setan di
gulungan-gulungan api yang hitam pekat dan panas yang
tak tertahankan oleh gunung sekali pun.
Pelajarilah manhaj ini dengan sebaik-baiknya,
amalkanlah dan dakwahkanlah semoga Anda menjadi
golongan yang selamat. Semoga keturunan Anda, buah hati
dan kesayangan Anda termasuk orang-orang yang selamat,
Ahlussunnah wal Jama`ah.
Semoga pula pahala akan berlimpah kepada Anda
dengan masuknya orang-orang yang Anda dakwahkan ke
dalam lingkaran keridhoan Alloh .
Aswaja | 73
Catatan:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
74 | Aswaja