Anda di halaman 1dari 81

AHLUSSUNNAH

WAL JAMA’AH
Metode Beragama Generasi Terbaik
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Metode Beragama Generasi Terbaik

Penulis :
Lajnah Ilmiyah HASMI
Editor :
Lajnah Ilmiyah HASMI

Desain Cover & Layout:


MIMdesign

Cetakan:
Revisi, Desember 2019 M | Robi’ul Akhir 1441 H
vi + 74 hlm. ; 14.8 x 21 cm ; Cambria 12 pt

Penerbit:
Marwah Indo Media
Jl. Raya Cibeureum Rt.001 Rw.004 No.2
Kel. Mulyaharja, Kec. Bogor Selatan, Kota Bogor
Website: www.pusatpercetakanbogor.com
Email: marketing.mim2016@gmail.com

ii
MUQADDIMAH

‫ن شْ ْ ِروِ ِر‬
ِ ْ ْ‫إِ ِن الِ ِحمْ ْ ِد هلل ِنحِمْ ْ ِد ِه ِو ِنسْ ْ ِتعِ ِي ِن ِه ِو ِنسْ ْ ِتغِفِ ِر ِه ِو ِنعْ ْ ِىذِ بْ ْاهلل م‬
‫للا ف ْ ِل مِض ْلِ ل ْ ِه ِو م ْنِ يِض ْلِلِ ف ْ ِل‬ ِ ِ‫ن يِه ْد‬ ِ ْ ‫أِ ِنفِس ْ ِنا ِو س ْيِ ِئاتِ أِعِ ِم ِالن ْا م‬
‫للا ِوحِدِ ِه ِل شْ ِرِيكِ لْ ِه ِو أِشْهِدِ ِأ ِن مِحِمْ ِدا‬ ِ ‫ش ِهدِ أِ ِن ِل اِ ِل ِه إِ ِل‬ ِ ِ‫اديِ لِ ِه أ‬ِ ِ‫ه‬
ِ ‫عِ ِبدِ ِه ِو ِرسِ ِىلِ ِه‬
Alloh Yang Maha Agung dan Maha Gagah Perkasa
telah menciptakan manusia dan jin untuk maksud yang
mulia sekali, yaitu untuk beribadah hanya kepada-Nya saja
dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun juga, itulah
yang dimaksud dengan tauhid. Keagungan tujuan ini
dikarenakan keagungan sang Kholiq yang dituju dalam
peribadatan tersebut.
Dengan kata lain peribadatan itu menjadi sedemikian
mulianya dikarenakan kemuliaan yang diibadahi. Seperti
kita semua mengerti bahwa kebesaran suatu pekerjaan
adalah tergantung pada kebesaran tujuan pekerjaan itu
sendiri. Oleh karena itu ganjaran dari pelaksanaan peribadatan
itupun sangat besar, yaitu kekal di Jannatunna`im, surga
yang penuh dengan semua macam kenikmatan yang tiada
taranya dan terbebas dari semua macam kesulitan,
kesengsaraan, kelemahan dan sebagainya. Sedangkan
meninggalkan tauhid, akan mengakibatkan pelakunya kekal
di neraka Jahanam yang penuh dengan segala macam
penderitaan, kepedihan dan siksaan yang tiada taranya.
Untuk menunjukkan manusia pada jalan menuju Jannah
ini dan memperingatkan mereka agar tidak terjerumus ke
dalam api neraka, Alloh telah menurunkan kitab-kitab-Nya
dan mengutus para rosul-Nya sampai rosul yang terakhir
iii
yaitu nabi dan junjungan kita, Nabi Muhammad . Para
malaikat pun ditugaskan untuk menunjang program ini.
Semua itu menunjukkan keagungan dan kebesaran masalah
peribadatan.
Para pembaca yang budiman, hidup di dunia ini hanya
satu kali dan dengan waktu yang singkat sekali. Kesalahan
memilih jalan dalam hidup ini bisa menyebabkan akibat yang
fatal sekali. Oleh karena itu hendaknya seseorang harus
bersungguh-sungguh dan berhati-hati dalam memilih jalan
hidup yang akan ditempuhnya. Tidaklah cukup bagi
seseorang hanya menjadikan dirinya sebagai seorang muslim
sebatas predikat saja. Islam harus dipelajari, diselami,
diaqidahkan dan diamalkan.
Rosululloh sejak dini sekali telah memperingatkan
umatnya bahwa perpecahan dalam pemahaman Islam akan
terjadi, yang dimaksud perpecahan di sini adalah
penyimpangan dari pemahaman yang benar. Beliau telah
mengabarkan bahwa umat ini akan berpecah atas tujuh
puluh tiga golongan, semuanya akan memasuki neraka
Jahanam, kecuali satu golongan yaitu yang tetap komitmen
kepada Islam yang murni, Islam yang ditempuh oleh
Rosululloh dan para shahabatnya.
Memasuki neraka Jahanam walaupun hanya sekejap
saja, adalah hal yang mengerikan sekali. Api yang enam
puluh sembilan kali lebih panas dari api dunia ini dengan
seluruh macam siksaan pedih yang ada padanya
merupakan penderitaan yang tidak mungkin tertahankan.
Pembaca yang budiman, melalui buku ini kami
mengajak Anda untuk mempelajari Islam yang murni, yang
utuh, seperti yang disampaikan Rosululloh , Islam yang
tidak ada padanya bentuk penyimpangan, agar kita tetap
berada di dalam lingkungan golongan yang selamat itu dan
tidak terjerumus meniti jalan yang sesat.

iv
Daftar Isi

Dinul Islam ..................................................................................... 1

Furqoh dan Iftiroq ...................................................................... 9

Firqotun Najiyah Ahlussunnah Wal Jama’ah .................... 14

Prinsip-Prinsip Dasar Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah .. 18

Ahlussunnah Dalam Realita .................................................... 53

Firoq Dhollah ................................................................................. 55

Berpegang Teguhlah Pada Manhaj ini ................................. 72

v
vi
DINUL ISLAM

Arti dari Islam adalah berserah diri kepada Alloh


dengan bertauhid kepada-Nya di atas ajaran-ajaran
Rosululloh . Islam adalah agama Alloh satu-satunya.
Islam adalah satu-satunya agama yang diturunkan Alloh
dan diridhoi Alloh untuk hamba-hamba-Nya. Tidak ada
satu agama pun akan diterima Alloh selain Islam.
Barangsiapa yang datang pada hari kiamat dengan
membawa agama selain Islam, maka orang itu pun akan
kekal di neraka Jahanam.
Firman Alloh :
َ ْ َ َ ّ ‫َّن‬
.‫هللا ِلْا ْطال ُم‬
ِ ‫الدًً ِغىد‬
ِ
“Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Alloh hanyalah
Islam.” (QS. Ali Imran (3): 19)
َ ْ َ ُ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ََ ً َ ْ ْ ََْ ََْ َ َ
َ ‫لْاخ َسة م ًَ ْال َخاطس‬
.ًٍ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ومً ًبخ ِغ غحر ِلْاطال ِم ِدًىا فلً ًلبل ِمىه وهى ِفي‬
“Barangsiapa menganut dien selain dari Dien Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (dien itu) dari padanya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali
Imran (3): 85)

Islam adalah agama tauhid, Islam adalah agama para


rosul, sejak nabi Adam sampai nabi kita dan junjungan
kita, Muhammad Ibnu Abdillah .
Firman Alloh :
َ َ َ ّ ُ ُ َ َ َ ْ َ َّ َّ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َّ َ َ
‫ًً فال‬ ِ ‫ووص ى ِبه ِأإبس ِاهُم ب ِي ُِه وَػلىب ًاب ِجي ِإن هللا اصطفى لىم‬
‫الد‬
ْ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ ُّ ُ َ َ َّ َّ ُ ُ َ
‫ىب اْل ْى َث ِإذ‬ ‫ ؤم هىخم شهدآء ِإذ حظس ٌػل‬. ‫جمىجً ِإال وؤهخم مظ ِلمىن‬

Aswaja | 1
َ ‫اٌ ل َبيُه َما َح ْػ ُب ُدو َن مً َب ْػدي َك ُالىا َو ْػ ُب ُد إ َل َه ًَ َوإ َل َه َء َابأب ًَ إ ْب َساه‬ َ
‫ُم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫ك‬
َ َ َ ً َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ
.‫اق ِإالها َو ِاح ًدا َوه ْح ًُ ل ُه ُم ْظ ِل ُمىن‬ ‫اغُل وِإسح‬ ِ ‫وِإطم‬
“Dan Ibrohim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-
anaknya, demikian pula Ya'kub. (Ibrohim berkata): "Hai
anak-anakku! Sesungguhnya Alloh telah memilih agama ini
bagi kalian maka janganlah kalian mati kecuali dalam
memeluk agama Islam". Adakah kalian hadir ketika Ya'kub
kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya: "Apa yang kalian ibadahi sepeninggalku".
Mereka menjawab: "Kami akan beribadah kepada Robb-mu
dan Robb bapak-bapakmu, Ibrohim, Isma'il, dan Ishaq,
(yaitu) Robb Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk
kepada-Nya". (QS. al-Baqoroh (2): 132-133)

ًْ ‫الد ًًِ ِم‬ ّ ‫اح َػ َل َغ َل ُْ ُى ْم في‬ َ ‫اح َخ َب ُاه ْم َو َم‬


ْ ‫َو َحاه ُدوا في هللا َح َّم ح َهاده ُه َى‬
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
َ‫َ ْ ُ َ َ َ َ ُ ن‬ َ ُْ ْ ُ ُ َّ َ َ ُ َ َ ْ ْ ُ َ َ َّ َ َ
‫حس ٍج ِملت ؤ ِبُىم ِإبس ِاهُم هى طماهم اْلظ ِل ِمحن ِمً كبل و ِفي هرا ِلُيى‬
َ َ َّ ََ َّ َ َ َ َ َ ُ ُ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ً َ ُ ُ َّ
‫الصالة‬ ‫اض فإ ِك ُُمىا‬ ِ ‫السطىٌ ش ِهُدا غلُىم وجيىهىا شهدآء غلى الى‬
َّ ‫اغ َخص ُمىا باهللِ ُه َى َم ْى َال ُه ْم َفى ْػ َم ْاْلَ ْى َلى َوو ْػ َم‬
.‫الى ِص ُحر‬ ْ ‫الص َو َاة َو‬
َّ ‫َو َء ُاجىا‬
ِ ِ ِ ِ
“Dan berjihadlah kalian di jalan Alloh dengan jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kalian dan Dia sekali-
kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu
kesempitan. (Ikutilah) agama orang tua kalian Ibrohim. Dia
(Alloh) telah menamai kalian semua orang-orang muslim
dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur'an) ini, supaya
Rosul itu menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kalian
semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah
sholat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kalian pada tali
Alloh. Dia adalah Pelindung kalian, maka Dialah sebaik-baik
Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS. al-Hajj (22): 78)

2 | Aswaja
َّ ‫ىحا َو َّال ِري َؤ ْو َح ُْ َىأ إ َل ُْ ًَ َو َم َاو‬
‫ص ِْ َىا ِب ِه‬ ً ‫الدًً َم َاو َّص ى به ُه‬
ِِ
ّ ًَ ‫َش َس َع َل ُىم ّم‬
ِ
ِ ِ ِ
ََ ََُ ُ َّ َ َ َ َ َ َ ّ َ ْ َ َ َ َ َُ َ ْ
‫الدًً والجخفسكىا ِف ُِه هبر غلى‬ ِ ‫ِإب َس ِاهُم ومىس ى و ِغِس ى ؤن ؤ ِك ُُمىا‬
َ َ َ
ً‫هللا ًَ ْج َخ ِبي ِإل ُْ ِه َمً ٌَش ُأء َو َي ْه ِدي ِإل ُْ ِه َم‬ ُ ‫ىه ْم إ َل ُْه‬ُ ‫ْاْلُ ْشسه َحن َم َاج ْد ُغ‬
ِ ِ ِِ
ُ ‫ًُ ِى‬
‫ِب‬
“Dia telah mensyari'atkan bagi kalian agama yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Kami wahyukan
kepadamu dan apa-apa yang telah Kami wasiatkan kepada
Ibrohim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kalian berpecah belah tentangnya. Amat berat
bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya. Alloh menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-
Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. asy-Syuro
(42): 13)
Agama yahudi bukanlah agama Nabi Musa dan
agama nasrani bukanlah agama Nabi Isa , kedua nabi
tersebut dan seluruh para nabi telah diutus dengan Islam.
Firman Alloh :
ْ َ َ
‫اٌ ال َح َىا ِزٍُّى َن‬‫هللا ك‬ ‫ى‬
َ
‫ل‬ ‫إ‬ ‫ي‬ ‫از‬ َ ‫اٌ َم ًْ َؤ‬
‫هص‬ َ ‫ك‬
َ َ ْ ُ ْ ُ ُ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ
‫فلمأ ؤحع ِغِس ى ِمنهم الىفس‬
ِ ِ ِ
َ‫َ ْ َ ْ َ َّ ُ ْ ُ ن‬ َ ‫َه ْح ًُ َؤ‬
َّ َ ‫هص ُاز هللا َء‬
. ‫امىا ِباهللِ واشهد ِبإها مظ ِلمى‬ ِ
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani
Israil) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi
penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Alloh"
Para hawariyyin (shahabat-shahabat setia) menjawab:
"Kamilah penolong-penolong (agama) Alloh. Kami beriman
kepada Alloh dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami
adalah orang-orang Islam.” (QS. Ali Imran (3): 52)
ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ
‫َوِإذ ؤ ْو َح ُْ ُذ ِإلى ال َح َىا ِزٍِّ َحن ؤ ْن َء ِام ُىىا ِبي َو ِب َس ُط ِىلي كالىا َء َام َّىا َواش َه ْد‬

Aswaja | 3
َ َ
. ‫ِبإ َّه َىا ُم ْظ ِل ُمىن‬
“Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa
yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rosul-
Ku". Mereka menjawab: "Kami telah beriman dan
saksikanlah (wahai rosul) bahwa sesungguhnya kami adalah
orang-orang Islam.” (QS. Al Maidah (5): 111)
َ ُ َ َ َّ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ّ ُ ُ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ َّ َ َ ْ َ
‫هللا َوؤ ِم ْس ُث ؤ ْن‬
ِ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ف ِإن جىلُخم فما طإلخىم ِمً ؤح ٍس ِإن ؤح ِسي ِإال غ‬
ُْ َ َُ
. ‫ؤوىن ِم ًَ اْل ْظ ِل ِم َحن‬
“Jika kalian berpaling (dari peringatanku), aku tidak
meminta upah sedikitpun dari kalian, upahku tidak lain
hanyalah dari Alloh belaka, dan aku disuruh supaya aku
termasuk golongan orang-orang Islam (Muslimin).” (QS.
Yunus (10): 72)
ُ ُ َّ َ َ َ ُ َ َ ‫َو َك‬
‫ىس ى ًَاك ْى ِم ِإن ه ُىخ ْم َء َام ُىخم ِباهللِ ف َػل ُْ ِه ج َىولىا ِإن ه ُىخم‬
َ ‫اٌ ُم‬
َ ْ ُّ
. ‫مظ ِل ِمحن‬
“Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kalian beriman kepada
Alloh, maka bertawakallah kepada-Nya saja, jika kalian
benar-benar orang-orang Islam (Muslimin)”.” (QS. Yunus
(10): 84)

Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaan


Islam adalah mutlak dari semua segi, baik aqidahnya,
hukum-hukumnya maupun segi-segi yang lainnya. Yang
demikian itu dikarenakan Islam adalah haq dan karena
Islam datang dari Dzat Yang Maha Sempurna, Alloh .
Kesempurnaan Islam bertolak dari kesempurnaan Alloh .
Islam adalah agama yang abadi, tidak akan punah
sepanjang zaman dan tidak akan tertinggal oleh zaman
manapun.

4 | Aswaja
Firman Alloh  :
َ ْ َُ ُ ُ َ َْ ُ َُ ْ َْ ْ
‫ِذ لى ُم ِلْا ْطال َم‬ ‫ال َُ ْى َم ؤه َمل ُذ لى ْم ِد ًَىى ْم َوؤج َم ْم ُذ َغل ُْى ْم ِو ْػ َم ِتي َو َز ِط‬
.‫ِد ًًىا‬
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama
kalian dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama kalian.” (QS. Al Maidah
(5): 3)
َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ ُ ََ َ ُ َْ ْ ‫َؤ َف َغ‬
‫ض ط ْى ًغا َوه ْس ًها‬
ِ ‫ز‬ْ ‫لْا‬ ‫و‬ ‫اث‬
ِ ‫او‬‫م‬ ‫الظ‬ ‫ي‬ ‫ف‬ِ ً َ
‫م‬ َ
‫م‬ ‫ل‬ ‫ط‬ ‫ؤ‬ ‫ه‬ ‫ل‬‫و‬ ‫ن‬‫ى‬ ‫غ‬ ‫ب‬ً ‫هللا‬ ًً
ِ ِ ِ ‫د‬ َ
‫ر‬ ‫ح‬
َ َ
.‫َوِإل ُْ ِه ًُ ْس َح ُػىن‬
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama
Alloh, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang
di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa
dan hanya kepada Alloh-lah mereka dikembalikan.” (QS. Ali
Imron (3): 83)
Islam diturunkan untuk jaya selamanya, untuk
selalu berada di tingkat tertinggi di atas semua agama yang
ada di bumi ini. Hal itu dikarenakan Islam adalah haq dan
agama-agama lainnya batil. Kejayaan Islam tidak akan
pudar selamanya. Pemeluknya pun akan tetap jaya selama
mereka berpegang kepada Islam yang murni. Bagaimana
suatu kaum tidak akan jaya kalau mereka mengikuti
petunjuk-petunjuk Dzat yang mengetahui hal-hal yang
ghoib dan dhohir? Bagaimana tidak akan jaya ketika suatu
kaum tunduk menyerah pada Ilah yang agung yang di
tangan-Nya-lah kejayaan itu sendiri? Dia-lah yang
memberikan kejayaan kepada orang yang dikehendaki-Nya
dan menanggalkannya dari orang-orang yang dikehendaki-
Nya.

Aswaja | 5
Firman Alloh :
َ ُّ ّ ََ َُ ْ ُ ّ َ ْ
‫الد ًًِ و ِل ِه َول ْى‬ َ َ ْ َُ ُ َ َ َّ َ ُ
ِ ‫هى ال ِري ؤ ْزط َل َزطىله ِبال ُهدي و ِد ًًِ الح ِم ِلُظ ِهسه غلى‬
َ ُ ْ ُْ َ
.‫ه ِس َه اْلش ِسوىن‬
“Dialah yang mengutus Rosul-Nya (dengan membawa)
petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk
dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukainya." (QS. At Taubah (9): 33)
ُّ ّ ََ ُ ْ ُ ّ َ ْ َ َ ْ َُ ُ َ َ َّ َ ُ
ِ ‫هى ال ِري ؤ ْزط َل َزطىله ِبال ُهدي و ِد ًًِ الح ِم ِلُظ ِه َسه غلى‬
‫الد ًًِ و ِل ِه‬
ً ‫َو َه َفى باهللِ َشه‬
.‫ُدا‬ ِ ِ
“Dialah yang mengutus rosul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya
atas semua agama. Dan cukuplah Alloh sebagai saksi.” (QS.
Al Fath (48): 28)
َ ُّ ّ ََ َُ ْ ُ ّ َ ْ
‫الد ًًِ و ِل ِه َول ْى‬ َ َ ْ َُ ُ َ َ َّ َ ُ
ِ ‫هى ال ِري ؤ ْزط َل َزطىله ِبال ُهدي و ِد ًًِ الح ِم ِلُظ ِهسه غلى‬
َ ُ ْ ُْ َ
.‫ه ِس َه اْلش ِسوىن‬
“Dia-lah yang mengutus rosul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya
atas semua agama meskipun orang-orang musyrik
membenci yang demikian.” (QS. Ash Shof (61): 9)
َ ‫ًٍ َؤ ْول َُ َأء مً ُدون ْاْلُ ْؤمى َحن َؤ ًَ ْب َخ ُغى َن غ‬
‫ىد ُه ُم‬ َ ‫ًً ًَ َّخخ ُرو َن ْال َيافس‬
َ ‫َّالر‬
ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
ً.‫هلل َحمُػا‬ َ َّ ْ َّ َ َ َّ ْ
ِ ِ ‫ال ِػصة ف ِئن ال ِػصة‬
“(Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir
menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kemuliaan di
sisi orang-orang kafir itu? Sesungguhnya semua kemuliaan
adalah kepunyaan Alloh.” (QS. An Nisa’ (4): 139)

6 | Aswaja
َّ َْ ْ ًَ ‫ُػا إ َل ُْه‬
‫ص َػ ُد الي ِل ُم الط ُِّ ُب‬ ً َ ُ َّ ْ َّ َ َّ ْ ُ ُ َ َ َ
ِ ِ ‫مً وان ً ِسٍد ال ِػصة ِف ِلل ِه ال ِػصة ح ِم‬
َ ٌ َ َ ْ ُ َ َ ّ َّ َ ُ ُ ْ َ َ َّ َ ُ ُ َ ْ َ ُ َّ َْ َ
‫اب ش ِد ًٌد‬ ‫اث لهم غر‬ ِ ‫والػ َم ُل الص ِالح ًسفػه وال ِرًً ًمىسون الظ ِِئ‬
ُ ‫َو َم ْى ُس ُؤ ْو َلئ ًَ ُه َى ًَ ُب‬
. ‫ىز‬ ِ
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi
Alloh kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik
perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh
dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan
kejahatan bagi mereka azab yang keras, dan rencana jahat
mereka akan hancur.” (QS. Faathir (35): 10)
ُ ْ َّ ََ ْ َ ْ ْ َ َْ َ َ َ ُ
‫ًَ ُلىلىن ل ِئن َّز َح ْػ َىأ ِإلى اْل ِد ًَى ِت ل ُُخ ِس َح ًَّ لْا َغ ُّص ِم ْن َها لْاذ ٌَّ َوِلل ِه ال ِػ َّصة‬
َ َ َ ُْ َ ْ ْ
. ‫َوِل َس ُط ِىل ِه َوِلل ُمؤ ِم ِى َحن َول ِى ًَّ اْل َىا ِف ِل َحن ال ٌَ ْػل ُمىن‬
“Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke
Madinah, maka orang yang termulia akan mengusir orang
yang terhina dari padanya". Padahal kemuliaan itu hanyalah
bagi Alloh, bagi Rosul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,
tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS. Al
Munafikun (63): 8)
ُ َ َ ُْ ْ َ َ َ ُْ ْ ْ ُ ُْ ْ َّ ُ
‫ك ِل الل ُه َّم َم ِال ًِ اْلل ًِ جؤ ِحي اْلل ًَ َمً حش ُأء َوج ِجز ُع اْلل ًَ ِم َّمً حش ُأء َوح ِػ ُّص‬
َ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ َ
.‫َمً حش ُأء َوج ِر ٌُّ َمً حش ُأء ِب َُ ِد َن الخ ْح ُر ِإ َّه ًَ َغلى و ِ ّل ش ْي ٍء ك ِد ًُس‬
“Katakanlah: "Wahai Robb Yang mempunyai kerajaan,
Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada orang yang
Engkau kehendaki dan engkau rebut kerajaan (kekuasaan)
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Ali Imran (3): 26)

Aswaja | 7
Ketika para pemeluk Islam meninggalkan pasal-
pasal dari agama suci ini, maka mereka pun mulai
meninggalkan kejayaan mereka sendiri seperti halnya yang
terjadi pada abad terakhir ini. Tiada jalan lain untuk
mengembalikan kejayaan mereka selain kembali berpegang
teguh kepada agama mereka yang murni.
Firman Alloh :
ُ َْ َ ُ ُ َ َ َ ‫ًَ َاؤ ُّي َها َّالر‬
ُ ‫ًً َء َام ُىىا إن َج‬
. ‫ىص ْسه ْم َو ٍُث ِّب ْذ ؤك َد َامى ْم‬ً ‫ىص ُسوا هللا‬ ِ ِ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong
(agama) Alloh, niscaya Dia akan menolong kalian dan
meneguhkan kedudukan kalian.” (QS. Muhammad (47): 7)
َ َ َ َّ ُ ُ ُ َ َ ُ ‫َ َ َ ُ َ َّن‬
.‫هللا لل ِى ٌّي َغ ِص ٌٍص‬ ‫ولُىصس هللا مً ًىصسه ِإن‬
“Sesungguhnya Alloh pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Kuat
lagi Maha Perkasa.” (QS. Al Hajj (22): 40)
ْ ُ ْ ْ َ َ ْ َ َ ًّ َ َ َ َ
. ‫ص ُس اْلؤ ِم ِى َحن‬ ‫ووان حلا غلُىا ه‬
“Dan wajib pada Kami untuk selalu menolong orang-orang
yang beriman.” (QS. Ar Ruum (30): 47)



8 | Aswaja
FURQOH DAN IFTIROQ

Arti bahasa dari kata furqoh atau Iftiroq adalah


perpecahan atau perpisahan. Arti Syar’inya adalah keluar
dari manhaj yang benar dalam memahami dan meniti
agama Islam dan masuk ke manhaj Bid’i. Furqoh dan Iftiroq
telah terjadi pada umat-umat sebelum umat Muhammad ,
dan akan terjadi pada umat beliau. Hal ini telah dikabarkan
oleh Rosululloh dalam hadits-hadits beliau. Oleh karena
itu furqoh pada umat ini adalah suatu kepastian. Marilah
kita simak hadits-hadits di bawah ini:
ْ ْ ٌ ًَ َ َ َ ُ َ َ َ
‫ل َخ ْفت ِرك ًَّ ؤ َّم ِت ْي َغلى زال ٍر َو َط ْب ِػ ْح َن ِف ْسكت َو ِاح َدة ِفي ال َج َّى ِت َو ِزي َخ ِان َو‬
َُ ََ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َّ َ ُْْ َ
.‫اغت‬ ‫ الجم‬: ٌ‫هللا مً هم ؟ كا‬ ِ ٌ‫طبػىن ِفي الى ِاز ِكُ َل ًا َزطى‬
“Sesungguhnya umatku akan berpecah-belah menjadi 73
golongan. Satu golongan di dalam surga dan 72 golongan di
dalam neraka. Ditanyakan kepada beliau: Siapakah mereka
(yang satu golongan) itu ya Rosululloh? Beliau menjawab:
Al Jama`ah.” (HR. Ibnu Majah, No: 3992, Ibnu Abi `Ashim,
No: 63 dan Al Lalikai: 1 / 101)
َ ُ ُ َ ً َّ ْ َ َ ََ
‫َو ِإ َّن َب ِجي ِإ ْط َسا ِب ُْ َل جف َّسك ْذ َغلى ِزي َخ ْح ِن َو َط ْب ِػ ْح َن ِملت َو َط َخ ْفت ِرق ؤ َّم ِت ْي َغلى‬
َ ْ ُ َ ْ َ ُ َ ً َ َ َّ َّ ُّ ُ ً َّ َ ْ ْ َ َ َ َ
ِ ٌ‫ مً ِه َي ًا َزطى‬: ‫زال ٍر و طب ِػحن ِملت ول َها ِفي الى ِاز ِإال و ِاحدة كالىا‬
‫هللا‬
.‫ص َح ِابي‬ ْ ‫ َم ًْ َوا َن غلى َما َؤ َها َغ َل ُْه َو َؤ‬: ٌ‫ا‬ َ ‫؟ َك‬
ِ
“Sesungguhnya Bani Israil berpecah-belah menjadi 72 kelompok
keagamaan, dan umatku akan berpecah-belah menjadi 73
kelompok keagamaan. Seluruhnya berada di api neraka, kecuali
satu kelompok. Mereka (para shahabat) bertanya: Siapakah
satu kelompok itu ya Rosululloh? Beliau menjawab: “Mereka
yang mengikuti jejakku dan jejak shahabat shahabatku”. (HR.
At Tirmidzi, Al Hakim dalam Al Mustadrak dan Al Lalikai)
Aswaja | 9
ًَ ُ َ َ َْ َ َ َ َ َُ َ ْ َ
،‫ ِافت َرك ْذ َب ُىى ِإ ْط َسا ِب ُْ َل َغلى ِإ ْح َدي َو َط ْب ِػ ْح َن ف ْسكت‬:ٌ‫ا‬ ‫غً ؤ ِبي ؤمامت ك‬
ُّ ُ ً ًَ ُ ُ ُ َ ًَ ُ ْ َ َ َْ
‫ ول َها ِفى‬،‫ َو ج ِصٍْ ُد َه ِر ِه لْا َّمت ف ْسكت َو ِاح َدة‬،‫اٌ از َى ْح ِن َو َط ْب ِػ ْح َن ف ْسكت‬ ‫ؤو ك‬
َْ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َ َ َ ٌ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ َ َّ َّ َّ
‫ ِمً زؤ ًًِ ؤو‬،‫ ًا ؤبا ؤمامت‬:‫ فلاٌ له زحل‬.‫الى ِاز ِإال الظىاد لْاغظم‬
ْ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ ٌ َ َ ً ّ َ ‫َطم ْػ َخ ُه م ًْ َز ُط ْىٌ هللا؟ َك‬
ِ ٌِ ‫ ب ْل ط ِمػخه ِمً َزطى‬،‫ ِإ ِوي ِإذا لج ِسا‬:ٌ‫ا‬
‫هللا‬ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ َ َ ْ َ َّ َ َ َ َّ َ َ ْ َ
.‫غحر مس ٍة و ال مسجح ِن و ال زالز ٍت‬
“Abu Umamah berkata: Bani Israil telah berpecah-belah
menjadi 71 atau 72 golongan, pada ummat ini bertambah
satu golongan lagi yang kesemuanya masuk neraka kecuali
as-Sawad al-A’zhom. Ditanyakan kepada beliau: Wahai Abu
‘Umamah, apakah ini menurut pendapatmu ataukah engkau
mendengarnya dari Rosululloh ? Dijawab: kalau hanya
sekedar pendapatku, itu berarti aku terlalu berani. Aku
mendengarnya langsung dari Rosululloh , tidak hanya satu
atau dua atau tiga kali, bahkan lebih dari itu.” (HR. Ibnu
Abi ‘Ashim, Al Lalikai dan Ath-Thabrani)
Walaupun furqoh telah menjadi Irodatullah
kauniyah, yang kejadiannya adalah suatu kepastian, tetapi
sejak dini Alloh telah memperingatkan kita untuk tidak
terjatuh padanya. Sebaiknya kita renungkan ayat-ayat di
bawah ini:
َ َ َ َ ُ َ ُ َ َ َّ َّ
‫ًً ف َّسكىا ِد ًَن ُه ْم َوواهىا ِش َُ ًػا ل ْظ َذ ِم ْن ُه ْم ِفي ش ْى ٍء ِإ َّه َمأ ؤ ْم ُس ُه ْم ِإلى‬ ‫ِإن ال ِر‬
َ ُ ُ َ َ ُ
.‫هللا ز َّم ًُي ِب ُئ ُهم ِب َما واهىا ًَ ْف َػلىن‬
ِ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah
agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa
golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu
terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah
(terserah) kepada Alloh, kemudian Alloh akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka
perbuat.” (QS. Al An’am (6): 159)

10 | Aswaja
َ َ َ ُ ُ َ ُ َ َ َّ َ
.‫ًً ف َّسكىا ِد ًَن ُه ْم َوواهىا ِش َُ ًػا و ُّل ِح ْص ٍب ِب َما ل َد ْي ِه ْم ف ِس ُحىن‬ ‫ِمً ال ِر‬
“Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan
mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan
merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
mereka.” (QS. Ghofir (30): 32)
َ ُ ُ ََّْ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُ ُ َ َ َ
ًَ ‫اث َوؤ ْوال ِب‬‫ًً جف َّسكىا َواخ َخل ُفىا ِمً بػ ِد ماحأءهم الب ِِى‬ ‫وال جيىهىا وال ِر‬
ُ ‫اب َغظ‬ ََ ْ َ
.‫ُم‬ ِ ٌ ‫ل ُهم غر‬
“Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-
berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas
kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat
siksa yang berat.” (QS. Ali Imran (3): 105)
ُ َََ ً َ َْ َْ َ
‫ُػا َوال جف َّسكىا‬ ِ ‫واغخ ِص ُمىا ِبحب ِل‬
‫هللا ح ِم‬
“Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama)
Alloh, dan janganlah kalian bercerai-berai.” (QS. Ali Imran
(3):103)
َّ ‫ىحا َو َّال ِري َؤ ْو َح ُْ َىأ إ َل ُْ ًَ َو َم َاو‬
‫ص ِْ َىا ِب ِه‬ ً ‫الدًً َم َاو َّص ى به ُه‬
ِِ
ّ ًَ ‫َش َس َع َل ُىم ّم‬
ِ
ِ ِ ِ
ََ ََُ ُ َّ َ َ َ َ َ َ ّ ُ َ َْ َ َ َ َُ َ َْ
‫الدًً والجخفسكىا ِف ُِه هبر غلى‬ ِ ‫ِإبس ِاهُم ومىس ى و ِغِس ى ؤن ؤ ِكُمىا‬
َ َ َ
ً‫هللا ًَ ْج َخ ِبي ِإل ُْ ِه َمً ٌَش ُأء َو َي ْه ِدي ِإل ُْ ِه َم‬ ُ ‫ىه ْم إ َل ُْه‬ ُ ‫ْاْلُ ْشسه َحن َم َاج ْد ُغ‬
ِ ِ ِِ
ُ ‫ًُ ِى‬
‫ِب‬
“Dia telah mensyari'atkan bagi kalian agama yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami
wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrohim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama
dan janganlah kalian berpecah belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru
mereka kepadanya. Alloh menarik kepada agama itu orang
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada

Aswaja | 11
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy
Syura’ (42): 13)

Furqoh disebabkan oleh dua sebab utama yaitu tidak


benar dalam menentukan sumber dalam pengambilan dalil
dan kesalahan dalam memilih metode pemahaman dalil
atau salah satu dari dua hal itu. Kedua sebab di atas
dilahirkan oleh dua penyakit yaitu penyakit Syubhah
(Kejahilan) dan penyakit Syahwah (Hawa nafsu) atau oleh
salah-satu dari kedua penyakit tersebut. Arti kata firqoh
adalah kelompok atau golongan. Firqoh-firqoh yang keluar
dari manhaj yang haq dinamakan firqoh-firqoh dhollah /
firoq dhollah (firoq adalah plural dari firqoh) yaitu
golongan-golongan yang sesat. Sedangkan firqoh yang tidak
keluar dari manhaj yang haq dinamakan firqoh najiah
(Golongan yang selamat ).
Firqoh di hadits-hadits tadi diancam masuk neraka,
tetapi hadits-hadits itu tidak memastikan kekalnya mereka
di neraka. Firqoh yang kesesatannya belum sampai pada
kekufuran, tidak akan kekal di neraka, sedangkan firqoh
yang kesesatannya sampai pada kekufuran, para ulama
salaf tidak menganggap mereka bagian dari 72 golongan
yang disebutkan di hadits-hadits tadi.
Ancaman ini adalah secara umum bahwa 72 golongan
itu harus memasuki neraka terlebih dahulu sebelum
memasuki surga -selama mereka belum kufur-. Tetapi hal ini
tidak menyangkal adanya orang-orang dari golongan-
golongan tersebut yang terampuni, sehingga tidak harus
masuk neraka terlebih dahulu, yang demikian itu karena
kapasitas kesesatan dan sebab-sebab kesesatan mereka
bermacam-macam dan berbeda-beda. Demikian juga hasanah
mereka pun bertingkat-tingkat di samping semua dosa selain
syirik akan berada di bawah kehendak Alloh , bila Alloh
kehendaki dosa-dosa itu akan diampuni dan bila Alloh tidak

12 | Aswaja
menghendaki untuknya ampunan maka si pendosa harus
dicuci di neraka Jahanam.
Demikian juga secara umum firqoh najiah dijanjikan
masuk Jannah. Tetapi hal ini tidak menyangkal adanya
pelaku dosa-dosa besar dari golongan yang selamat ini
yang tidak terampuni dosa-dosa besarnya dan harus
memasuki neraka terlebih dahulu. Akan tetapi sudah
barang tentu dosa-dosa bid’ah yang sesat itu lebih besar
dari dosa-dosa besar lainnya selain syirik. Dan penghuni
Jahanam pun berbeda-beda dalam hal kepedihan siksaan
dan lamanya mereka menetap di sana.

Aswaja | 13
FIRQOTUN NAJIYAH
AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

A. Arti Istilah Ahlussunnah Wal Jama’ah


Arti dari firqotun najiah adalah golongan yang
selamat. Yang dimaksud golongan yang selamat adalah
golongan yang selamat tidak memasuki neraka sebelum
mereka memasuki jannah. Hal ini telah dikabarkan oleh
Rosululloh pada hadits-hadits yang telah kita paparkan di
pasal pertama. Dalam hadits-hadits tersebut telah
dijelaskan sifat-sifat global dari golongan tersebut
diantaranya:
Mereka yang berjalan mengikuti jejakku dan
shahabat-shahabatku. Yang dimaksud dengan kalimat ini
adalah mereka yang mengikuti ajaran-ajaranku dan
shahabat-shahabatku dalam memahami dan meniti Islam,
dalam memahami dan melaksanakan Islam dengan kata
lain mengikuti sunnah.
Sunnah itu sendiri mempunyai banyak arti, yang
hampir semuanya merupakan lingkaran-lingkaran yang
terkadang berbeda-beda besarnya, yang masing-masing
berada di dalam yang lainnya. Arti sunnah itu sendiri dari
arti yang terluas sampai arti yang tersempit sebagai
berikut:
1. Mencakup seluruh isi agama Islam, Al-Qur’an dan Hadist,
serta mencakup seluruh keadaan rosul dari segi ilmiah
dan amaliah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
“Sunnah itu adalah syari’ah yaitu apa-apa yang
disyari’atkan oleh Alloh dan Rosul-Nya“. (Majmu’
Fatawa 4 / 436)

14 | Aswaja
2. Sunnah dalam arti lawannya Bid’ah. Arti ini pun bisa
mencakup seluruh makna, sebab bid’ah adalah lawannya
Qur’an dan Hadits. Rosululloh telah bersabda dalam
Musnad imam Ahmad (4/105) yang dihasankan oleh As
Sayuti:
ُّ ًَ ‫َما َؤ ْح َد َر َك ْى ٌم ب ْد َغ ًت إ َّال ُز ِف َؼ م ْث ُل َها م‬
.‫الظ َّى ِت‬ ِ ِ ِ ِ
“Tidak ada satu bid’ah pun yang dilakukan oleh suatu
kaum, kecuali dicabut satu sunnah tandingannya “.

3. Sunnah dalam arti hadits Rosululloh.


4. Sunnah dalam arti ushuluddin yaitu dasar-dasar agama
dan aqidah.
Berkata Ibnu Rojab di buku Jami` Al-Ulum wal
Hikam: “Banyak dari ulama mengkhususkan arti sunnah
dengan aqidah, karena aqidah adalah dasar agama yang
mana setiap penyimpangnya berada dalam bahaya besar“.
Banyak pula buku-buku salafus sholih yang
berjudul “As sunnah” yang berisi ilmu-ilmu aqidah
seperti As-Sunnah yang ditulis oleh Abu Bakr Al-Atsram
(W. 272 H) Kitabus Sunnah yang ditulis oleh Ibnu Abi
Asim (W. 287H) As Sunnah yang ditulis oleh Muhamad
Bin Nasr Al Mirwazi (W. 294 H) Sorihus Sunnah yang
ditulis oleh Ja’far At Thobari (W. 310 H) dan lain-lain.
5. Sunnah dalam arti nafilah atau mustahabbah yang
artinya amal-amal yang kalau dikerjakan diberi pahala
kalau ditinggalkan tidak mengakibatkan dosa.
Arti 1 & 2 Seluruh Agama
Arti 3 Hadits Rosululloh
Arti 4 Ushuluddin
Arti 5 Mustahabbah

Aswaja | 15
B. JAMA’AH
Secara bahasa jama`ah adalah persatuan atau orang-
orang yang bersatu. Sedangkan secara istilah jama`ah sama
dengan arti secara bahasa dengan tambahan “Di atas
Sunnah” hal ini datang dari adanya dua kalimat yang
berbeda untuk satu makna yaitu “JAMA`AH” dan “mereka
yang mengikuti jejakku dan jejak shahabat shahabatku”.
Jadi kalimat yang kedua (Di hadits yang ke dua)
menafsirkan arti jama`ah (Yang ada di hadits yang
pertama) dengan demikian arti jama’ah dalam istilah
berarti “Persatuan di atas sunnah” atau “Orang-orang yang
bersatu di atas sunnah”. Demikianlah keadaan shahabat
dalam kehidupan mereka. Dari itu jama`ah yang berarti
“shahabat” adalah benar. Dengan berpegang pada arti-arti
di atas maka penafsiran Al-Imam Bukhori dan lainnya dari
ulama salaf dan dari pengikut pengikut mereka, bahwa
jama`ah adalah “kaum ulama sunnah” termasuk dalam
penafsiran yang benar. Arti jama`ah secara syari`at juga
“jama`atul muslimin (Jama`ah Ahlussunnah) yang dipimpin
oleh seorang imam”.

C. SAWADUL A’DZOM ATAU MAYORITAS UMAT


Kalimat ini bisa mengandung dua arti: Pertama,
“Mayoritas Umat“ pada zaman shahabat maka memang
mereka berada di atas sunnah dan kedua, berarti mayoritas
umat setelah shahabat sampai hari kiamat yang “mengikuti
sunnah dan shahabat”. Dari pembahasan kita tadi tentang
sunnah dan jama`ah kita dapati bahwa firqoh najiah adalah
mereka yang berpegang teguh kepada sunnah dan jamaah.
Ketika setelah wafatnya Rosululloh firqoh-firqoh dhollah
mulai bermunculan keluar dari sunnah dan jama`ah, maka
firqoh yang tidak keluar dari sunnah dan jamaah yaitu
firqotunnajiah pun mulai secara resmi menamakan diri
mereka dengan nama “AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH”.

16 | Aswaja
Penamaan ini diambil dari hadist-hadist Rosululloh
tentang iftiroq umat dan dari ilmu mereka yang
meyakinkan bahwa asas dan dasar keselamatan di dunia
dan di akhirat adalah berpegang teguh pada sunnah dan
jama`ah, secara singkat mereka juga disebut Ahlussunnah.
Untuk lebih jelasnya kita definisikan Ahlussunnah wal
Jama`ah sebagai berikut:
“Golongan yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan
hadits serta berdasarkan pemahaman dan penerapan para
shahabat dalam memahami dan mengamalkan Islam
termasuk dalam golongan mereka adalah para shahabat
rosul, tabi`in, tabi’it tabi`in, kaum ulama sunnah dan para
pengikut mereka (dari semua lapisan umat) sampai hari
kiamat “.
“Ahlussunnah adalah seluruh kaum muslimin, setelah
dikecualikan Ahlul Bid’ah dan Ahlul Furqoh”. Definisi ini
berdasarkan suatu ketetapan di dalam Islam bahwa ummat
ini terbagi menjadi dua yaitu golongan yang berada di atas
sunnah wal jama’ah dan golongan yang berada di jalan
bid’ah. Ketika definisi Ahlul bid’ah adalah mereka yang
berpegang pada salah satu dasar bid’ah atau orang yang
dilumuri bid’ah dalam kehidupannya, maka semua kaum
muslimin yang tidak demikian adalah Ahlussunnah
walaupun dia seorang jahil. Di waktu yang sama, sekedar
terkadang jatuh pada suatu bid’ah tidak menjadikan
seseorang itu sebagai Ahlul bid’ah.

Aswaja | 17
PRINSIP-PRINSIP DASAR
MANHAJ AHLUSSUNNAH WAL JAMA`AH

Berikut ini adalah sebagian besar dari prinsip-


prinsip dasar Ahlussunnah wal Jama`ah yang pada
hakikatnya adalah prinsip-prinsip Dinul Islam yang murni
seperti yang disampaikan oleh Rosululloh tanpa
tercampur unsur-unsur dari luar wahyu Ilahi. Setelah
mempelajari dasar-dasar ini akan bertambah keyakinan
seseorang tentang kebenaran Islam, keyakinan
bahwasanya Islam yang murni dan asli adalah manhaj
Ahlussunnah wal Jama`ah.
1. Sumber agama Islam dengan segala seginya adalah
wahyu Alloh dalam bentuk Al-Qur’an dan Hadist.
Dalil prinsip ini Firman Alloh :
ُْْ ّ َْ َّ ْ َ
.‫ِإ َّن َهرا ال ُل ْس َء َان َي ْه ِدي ِلل ِتي ِه َي ؤك َى ُم َو ٍُ َب ِش ُس اْلؤ ِم ِى َحن‬
“Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada
orang-orang Mukmin.” (QS. Al Is’raa (17): 9)
َ ‫الس ُطى ٌُ َف ُخ ُر ُوه َو َم َان َه ُاه ْم َغ ْى ُه َف‬
َ ‫اهت ُهىا َو َّاج ُلىا‬
َ ‫هللا إ َّن‬
‫هللا‬ َّ ‫َو َم َأء َاج ُاه ُم‬
ِ
َ ْ ُ َ
. ‫اب‬ ِ ‫ش ِدًد ال ِػل‬
“Apa yang diberikan Rosul kepada kalian maka terimalah dia.
Dan apa yang dilarangnya bagi kalian maka tinggalkan lah
dan bertaqwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh sangat
keras hukuman-Nya.” (QS.Al Hasyr (59) :7)
َ َ ُ َ َ ‫ىحى إ َل ُْ ًَ مً َّزّب ًَ إ َّن‬
َ ‫هللا َو‬
. ‫ان ِب َما ح ْػ َملىن خ ِب ًحرا‬ َ ُ َ ْ َّ َ
ِ ِ ِ ِ ً‫واج ِبؼ ما‬
18 | Aswaja
“Dan ikutilah apa yang diwahyukan Robbmu kepadamu.
Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kalian
kerjakan.” (QS. Al Ahzab (33): 2)
ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َّ َ
ُ ‫اصب ْر َح َّتى ًَ ْح ُى َم‬
. ‫هللا َو ُه َى خ ْح ُر ال َح ِاه ِم َحن‬ ِ ‫واج ِبؼ ماًىحى ِإلًُ و‬
“Dan ikutilah apa-apa yang diwahyukan kepadamu dan
bersabarlah hingga Alloh memberi keputusan dan Dia
adalah Hakim yang sebaik-baiknya.” (QS. Yunus (10): 109)

Rosululloh bersabda:
ُّ ‫الساشد ًْ ًَ ْاْلَ ْهد ًّ ْح َن م ًْ َب ْػدي َغ‬ َ َ ُ ْ َّ ُ َ َّ ُ ُ ََْ
‫ظىا‬ ِ ِ ِِ ِ ِ َّ ‫غلُى ْم ِبظى ِتي و طى ِت الخلف ِاء‬
َّ ‫َغ َل ْي َها ب‬
.‫الى َى ِاح ِر‬ ِ
“Hendaklah kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah para
khalifah Rasyidin (yang terarahkan) dan mendapat petunjuk
setelahku. Gigitlah hal tersebut dengan gigi geraham”. (HR.
Abu Daud, No: 3607, At Tirmidzi, No: 2678 dan dia
berkata: ini hadits hasan shohih, Ibnu Majah, No : 43 serta
dishohihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shohih Sunan
Ibnu Majah, No: 40-41)

Rosululloh bersabda:
َّ َ َ ُ َ َ َْْ ْ ََ ْ ُ ُ َْ َ ْ ََ
.ًٌ ‫ظاء ل ُْل َها ه َن َها ِز َها ال ًَ ِصَْ ُغ َغ ْن َها ِإال َه ِال‬ ُ‫للد جسهخىم غلى ِمث ِل الب‬
“Sesungguhnya aku tinggalkan kalian di atas sesuatu yang
putih yang malamnya seperti siang. Tidak ada yang
menyimpang darinya kecuali orang yang celaka.” (HR. Ibnu
Majah No: 41 dan Ibnu Abi `Ashim 1/27 serta
dishohihkan oleh syeikh Al Albani dalam Silsilah Al-
Ahaadits Ash Shohihah No: 937)

Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh keduanya adalah


wahyu dari Alloh Al-Qur’an wahyu dari Alloh baik arti
maupun huruf-hurufnya, sedangkan Sunnah Rosululloh arti

Aswaja | 19
dan maknanya adalah wahyu dari Alloh yang disampaikan
kepada kita dengan lafadz Rosululloh dan penerapannya.
Keduanya datang dari Alloh dan keduanya dijaga oleh
Alloh :
َ ‫اب َو ْالح ْى َم َت َو َغ َّل َم ًَ َما َل ْم َج ُىً َح ْػ َل ُم َو َو‬
ْ ‫ان َف‬
‫ظ ُل‬ ُ ٌَ ‫َو َؤ َهص‬
َ ‫هللا َغ َل ُْ ًَ ْالى َخ‬
ِ ِ
َ
. ‫هللا َغل ُْ ًَ َغ ِظ ًُما‬
ِ
“Dan (juga karena) Alloh telah menurunkan Kitab dan
hikmah kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa
yang belum kamu ketahui. Sesungguhnya karunia Alloh
sangat besar atasmu.” (QS. An Nisa’ (4): 113)
َ ًُ ‫إ ْن ُه َى إ َّال َو ْح ٌي‬
. ‫ىحى‬ ِ ِ
“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).” (QS. An Najm (53): 4)
َْ ْ ُ ّ َ َ
.‫لَا ِا ِوى ا ْو ِج ِْ ُذ ال ُل ْس َآن َو ِمثل ُه َم َػ ُه‬
“Ketahuilah sesungguhnya aku diberikan Al-Qur`an dan yang
sejenisnya (Sunnah) bersama-sama dengannya.” (HR. Abu
Daud No: 4604, Imam Ahmad: 4 / 130, Ibnu Hibban No:
11 dan At Tirmidzi No: 2666, dia berkata: ini hadits
hasan gharib dari jalan tersebut, serta dishohihkan
oleh Syeikh Al Albani dalam Shohih Ibnu Majah No: 12)

Pengikutan pada keduanya adalah pengikutan pada


kabar dari Alloh dan tuntunan-Nya. Tidak ada suatu pun
yang boleh menyaingi dan menandingi keduanya, tiada
pertentangan di antara keduanya. Kalau terbayang adanya
pertentangan, maka hal itu disebabkan oleh kesalah
pahaman (yang bisa disebabkan oleh banyak hal yang
terutama adalah kejahilan) atau hadits yang tidak sohih. Al-
Qur’an dan Hadits telah mencakup seluruh hal keagamaan
20 | Aswaja
dalam Islam, maka keduanya telah mencakup seluruh segi
kehidupan manusia. Semua Isi Al-Qur’an dan hadits adalah
haq dan tidak mengandung kebathilan sedikit pun.
َ َ ْ ٌ ‫َال ًَ ْإجُه ْال َباط ُل مً َب ْحن ًَ َد ًْه َو َالم ًْ َخ ْلفه َججز‬
ٍ ‫ًل ِّمً ح ِى ٍُم ح ِم‬
‫ُد‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan baik
dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari
(Robb) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS.
Fushilat (41): 42)
2. Ijma` shahabat adalah hujjah syar’iyyah. Ini berarti
bahwa ketika shahabat telah berijma’ pada suatu
masalah dalam agama, maka ijma’ itu harus diikuti. Siapa
yang melanggarnya akan berdosa dan sesat. Ijma`
shahabat menurut Ahlussunnah adalah ma’sum,
walaupun perorangan mereka tidaklah ma’sum. Ketika
keyakinan mereka pada suatu masalah terbagi atas lebih
dari satu, maka kita harus mengikuti salah satunya dan
tidak boleh menentukan keyakinan lainnya.
Firman Alloh :
َ َّ ْ َ َ َّ ‫َو َمً ٌُ َشا ِكم‬
‫الس ُطى ٌَ ِمً َب ْػ ِد َماج َب َّح َن ل ُه ال ُه َدي َو ٍَد ِب ْؼ غ ْح َر َط ِب ُِل‬ ِ
ً َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ْ ُ َ َّ َ َ َ ّ َ ُ َ ْ ُ ْ
. ‫اْلؤ ِم ِىحن هىِل ِه ماجىلى وهص ِل ِه حهىم وطأءث م ِصحرا‬
“Dan barangsiapa yang menentang rosul sesudah jelas
kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia
ke dalam Jahanam dan Jahanam itu seburuk-buruknya
tempat kembali.” (QS. An Nisa’ (4): 115)

Rosululloh bersabda:
َ ْ َ ُ َّ ُ ُ َّ ُ ْ ‫ُؤ ْوص ُْ ُى ْم ب َإ‬
‫ص َح ِابي ز َّم ال ِري ًَل ْى َن ُه ْم ز َّم ال ِري ًَل ْى َنهم … مً ؤزاد‬
َ ْ ُ
ِ ِ
َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ ُ ْ
.‫بحبىحت الجى ِت فلُلص ِم الجماغت‬
Aswaja | 21
“Aku wasiatkan kalian (mengikuti) para shahabatku, kemudian
orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang
kemudiannya. Barangsiapa yang menghendaki keluasan
jannah, maka berpegang teguhlah dengan jama`ah”. (HR. At
Tirmidzi No: 2172, dia berkata “ini hadits hasan shohih
gharib dari jalan ini”, Imam Ahmad dalam musnadnya: 1
/ 114, Ibnu Majah No: 2363, Ibnu Hibban No: 7254 dan
dishohihkan oleh syeikh Al Albani dalam Silsilah Al
Ahadits Ash Shohihah No: 431)

Rosululloh bersabda:
َ َ َ َّ َ َ ُ ُ ‫َال ًَ ْج َم ُؼ‬
.‫الظالل ِت ؤ َب ًدا‬ ‫هللا َه ِر ِه لْا َّمت َغلى‬
“Alloh tidak akan pernah menghimpun umat ini atas
kesesatan”. (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak: 1 / 115 –
117)

3. Pemahaman Al-Qur’an dan Hadits harus sesuai dengan


pemahaman shahabat dan metode pemahaman mereka.
Prinsip ini sangat kuat dan penting di Dinul Islam.
Kepentingan dan keutamaannya didukung oleh dalil
yang kuat sekali.

Diantara dalil-dalil yang mendukung Prinsip ini adalah


sebagai berikut:
Shahabat telah dipuji Alloh di banyak ayat suci Al-
Qur’an. Pujian yang diabadikan dan tidak diberikan untuk
orang-orang sesudah mereka.

Firman Alloh :
ً ْ َ ‫َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ َن‬ ْ ُ َ َّ َ ُْ َ ْ
‫ًً ؤخ ِس ُحىا ِمً ِدًا ِز ِهم وؤمى ِال ِهم ًبخغى فظال‬ ‫ِلل ُفل َس ِآء اْل َه ِاح ِسًٍ ال ِر‬
َ ُ َّ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ً َ ْ َ َ ّ
. ‫الص ِادكىن‬ ‫هللا و ِزطىاها وٍىصسون هللا وزطىله ؤول ِئً هم‬ ِ ً‫ِم‬
“(Juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari
kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena)

22 | Aswaja
mencari karunia dari Alloh dan keridhoan(-Nya) dan mereka
menolong Alloh dan Rosul-Nya. Mereka itulah orang-orang
yang benar.” (QS. Al Hasyr (59): 8)
َ َ َ ْ َ َ ُّ ُ ْ ْ َ َ ‫الد َاز َو ْلْا ًَم‬
َّ ‫ًً َج َب َّى ُءو‬ َ ‫َو َّالر‬
‫اح َس ِإل ْي ِه ْم‬‫ان ِمً كب ِل ِهم ً ِحبىن مً ه‬ ِ ِ
َ‫ون َغ َلى َؤ ُهفظه ْم َو َل ْى َوان‬
َ ‫اح ًت ّم َّمأ ُؤ ُوجىا َو ٍُ ْؤز ُس‬َ ‫ص ُدوزه ْم َح‬ ُ ‫َو َال ًَجدون في‬
َ ُ
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
َ‫َ ُ ْ َ َ ُ ُ ْ ُ ْ ُ ن‬ ْ َ َّ ُ ‫ْ َ َ َ ٌ َ َ ُ َق‬
. ‫ِب ِهم خصاصت ومً ًى شح هف ِظ ِه فإول ِئً هم اْلف ِلحى‬
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan
telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati
mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(orang Muhajirin) dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka
memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang
dijauhkan dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang
yang beruntung.” (QS. Al Hasyr (59): 9)
َ َّ َ ْ َ ‫الس ُطىٌ مً َب ْػد َم َأؤ‬ ُ َ َ ْ َ َّ
‫ص َاب ُه ُم الل ْس ُح ِلل ِر ًًَ ؤ ْح َظ ُىىا ِم ْن ُه ْم‬ ِ
َ
ِ ِ َّ ‫ال ِرًً اطخجابىا هللِ و‬
ٌ ‫َو َّاج َل ْىا َؤ ْح ٌس َغ ِظ‬
.‫ُم‬
“(Yaitu) orang-orang yang menta'ati perintah Alloh dan
Rosul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam
peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat
kebaikan diantara mereka dan yang bertaqwa ada pahala
yang besar.” (QS. Ali Imran (3): 172)
َ َ ْ َ َُ َ َ َّ َّ ُ َّ ُ ُ َ َ َ َ َّ
‫اض ك ْد َح َم ُػىا لى ْم فاخش ْى ُه ْم ف َص َاد ُه ْم‬ ‫ال ِرًً كاٌ لهم الىاض ِإن الى‬
ْ ُ ‫إ ًَم ًاها َو َك ُالىا َح ْظ ُب َىا‬
ُ ‫هللا َو ِو ْػ َم ال َى ِه‬
.‫ُل‬ ِ
“(Yaitu) orang-orang yang dikatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya mereka telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kalian karena itu takutlah kepada mereka",
Aswaja | 23
maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan
mereka menjawab: "Cukuplah Alloh menjadi Penolong kami
dan Alloh adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali Imran
(3): 173)
َ ُْ َ َ َ ‫ُّم َح َّم ٌد َّز ُطى ٌُ هللا َو َّالر‬
‫ًً َم َػ ُه ؤ ِش َّد ُآء َغلى الى َّف ِاز ُز َح َم ُأء َب ُْ َن ُه ْم ج َس ُاه ْم‬ ِ ِ
ًْ‫ط َى ًاها ط َُم ُاه ْم في ُو ُحىههم ّم‬ ْ ‫ظ ًال ّم ًَ هللا َوز‬ ْ ‫ُز َّه ًػا ُس َّج ًدا ًَ ْب َخ ُغى َن َف‬
ِ ِِ
َ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ ْ ُ َ َُ َ ُ ُّ ََ
‫ىد ذ ِل ًَ َمثل ُه ْم ِفي الخ ْى َز ِاة َو َمثل ُه ْم ِفي ِلْا ِهج ُِل هص ْز ٍع ؤخ َس َج‬
َ َّ
ِ ‫ج‬ ‫الس‬ ‫س‬
ِ ‫ؤ‬
‫ز‬
َ َ َ َّ ُّ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ
ْ ْ ُ ‫َ َ ُ َ َ َز‬ َ ْ
‫اط َخغلظ فا ْط َخ َىي َغلى ُطى ِك ِه ٌع ِجب الصزاع ِلُ ِغُظ‬ ‫شطئه فئاش ه ف‬
ً َ ْ َّ ُ ْ
‫اث ِمنهم مغ ِفسة‬
ُ
َ َّ ‫ًً َء َامىىا َو َغملىا‬ ُ َّ
َ ‫هللا الر‬ ُ ‫به ُم ْال ُى َّف َاز َو َغ َد‬
ِ ‫الص ِالح‬ ِ ِ ِِ
َ َ
.‫َوؤح ًسا غ ِظ َُما‬ ْ
“Muhammad Rosululloh dan orang-orang yang bersama dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku' dan sujud
mencari karunia Alloh dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
meraka tampak pada muka mereka dari bekas sujud,
demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat. Dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, seperti tanaman mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya, dengan mereka
Alloh menjengkelkan hati orang-orang kafir. Alloh menjanjikan
kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh diantara mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al Fath (48): 29)

Semua pujian ini menunjukan dengan nyata akan


kebenaran manhaj shahabat. Alloh tidak mungkin memuji
orang-orang dengan manhaj yang tidak diridhoi-Nya.
Shahabat telah diakui sebagai umat terbaik sepanjang
umur dunia ini dan mereka telah diridhoi Alloh .

24 | Aswaja
Firman Alloh :
َ ُْ َ َ
‫وف َوج ْن َه ْىن َغ ًِ اْلىى ِس‬ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ‫ُه ُىخ ْم َخ ْح َر ُؤ َّمت ُؤ ْخس َح ْذ ل َّلى‬
ِ ‫اض جإم ُسون ِباْلػ ُس‬
ِ ِ ِ ٍ
َ ُْ
ِ‫َوجؤ ِم ُىىن ِباهلل‬
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar serta beriman kepada Alloh.” (QS. Al
Imran (3): 110)
َ َّ َ َ ْ ُْْ ُ ‫َّل َل ْد َزض َى‬
‫هللا َغ ًِ اْلؤ ِم ِى َحن ِإذ ًُ َب ِاٌ ُػىه ًَ ج ْح َذ الص َج َس ِة ف َػ ِل َم َما ِفي‬ ِ
َّ ٌَ ‫ُك ُلىبه ْم َف َإ َهص‬
ً.‫الظ ِى َُىت َغ َل ْيه ْم َو َؤ َز َاب ُه ْم َف ْخ ًحا َكسٍبا‬
ِ ِ ِِ
“Sesungguhnya Alloh telah ridho terhadap orang-orang
mukmin (Shahabat) ketika mereka berjanji setia kepadamu
di bawah pohon, maka Alloh mengetahui apa yang ada di
dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas
mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan
kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al Fath (48):
18)

Dengan sendirinya umat yang terbaik adalah umat


yang mempunyai manhaj yang terbaik juga.
Manhaj Shahabat telah dijadikan sebagai standar
untuk mengukur keimanan setiap orang. Siapa-siapa yang
cocok keimanannya dengan keimanan shahabat maka
mereka telah mendapat hidayah dan barangsiapa yang
tidak demikian, menolak manhaj shahabat maka mereka
telah sesat.
Firman Alloh :
َ َّ َ ََ ْ َ
‫ف ِئ ْن َء َام ُىىا ِب ِمثل َم َأء َام ُىخ ْم ِب ِه فل ِد ْاه َخ َد ْوا َوِإن ج َىل ْى ف ِئ َّه َما ُه ْم ِفي‬
ُ ‫الظم ُُؼ ْال َػل‬
َّ َ ُ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ
. ‫ُم‬ ِ ِ ‫ِشل ٍاق فظُى ِفُى ُهم هللا وهى‬
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kalian telah
beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat
Aswaja | 25
petunjuk dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka
berada dalam kesesatan. Maka Alloh akan memelihara
kalian dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah (2): 137)

Alloh telah mengancam setiap orang yang tidak


mengikuti jalan shahabat.
Firman Alloh :
َ َّ ْ َ َ َّ ‫َو َمً ٌُ َشا ِكم‬
‫الس ُطى ٌَ ِمً َب ْػ ِد َماج َب َّح َن ل ُه ال ُه َدي َو ٍَد ِب ْؼ غ ْحر ط ِب ُِل‬
َ َ
ِ
ْ ‫ْاْلُ ْؤمى َحن ُه َى ّله َم َاج َى َّلى َو ُه‬
ً‫ص ِل ِه َح َه َّى َم َو َط َأء ْث َم ِصحرا‬ ِِ ِِ
“Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas
kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia
ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruknya
tempat kembali.” (QS. An Nisa’ (4): 115)

4. Ahlussunnah wal Jama`ah menolak semua bentuk bid’ah,


baik bid’ah amaliah, aqidah maupun manhajiyah. Semua
bid’ah dalam agama adalah buruk dan sesat tidak ada
satu bid’ah pun yang hasanah.
ٌ َ َ َ َ ْ َّ ُ َ ٌ َ ْ َ َ ْ ُ َّ ُ َّ َ ْ ُ ُ ََ ْ َ ُ َ
‫طاللت َو‬ ‫اث لْامى ِز ف ِئن ول محدز ٍت ِبدغت و ول ِبدغ ٍت‬ِ ‫و ِإ ًَّاه ْم و ُمحدز‬
َّ ‫ط َال َلت في‬
.‫الى ِاز‬ َ ‫ُو َّل‬
ِ ٍ
“Waspadalah kalian terhadap perkara-perkara baru (dalam
dien), karena setiap perkara baru adalah bid`ah dan setiap
bid`ah adalah sesat dan setiap kesesatan berada di api
neraka”. (HR. Abu Daud No: 3607, At Tirmidzi No: 2678
dan dia berkata: ini hadits hasan shohih, Ibnu Majah,
No: 43 serta dishohihkan oleh Syeikh Al Albani dalam
Shohih Sunan Ibnu Majah No: 40-41)

26 | Aswaja
5. Semua hadits shohih diterima sebagai dalil dan dasar
untuk semua masalah agama termasuk masalah aqidah,
baik itu hadits mutawatir atau pun hadits ahad.
As-salafus sholeh tidak pernah membeda-bedakan
antara hadits ahad dan hadits mutawatir, tetapi secara
teknis ulama-ulama hadits di kemudian hari telah
mengadakan pembagian yang demikian itu. Hadits ahad
adalah hadits yang pada salah satu tingkatan perawi yang
mempunyai bilangan perawinya tidak sampai derajat
mutawatir. Ahlul Bid’ah banyak menolak hadits-hadits ahad
ini sebagai dalil untuk masalah aqidah dengan alasan hadits
ahad tidak sampai pada derajat yakin. Alasan ini tidak
diterima oleh Ahlussunnah wal Jama`ah sejak zaman
Rosululloh sampai akhir zaman. Alasan seperti ini
dilahirkan oleh kaidah-kaidah filsafat.
Semua ulama salaf dan kholaf sejak zaman shahabat
dan zaman kita ini telah berijma’ menerima hadits ahad
sebagai dalil untuk semua sisi agama Islam termasuk
aqidah. Semua Imam-imam Sunnah semasa shahabat dan
sesudah mereka seperti empat Imam madzhab: Malik, Abu
Hanifah, Syafi’i dan Ahmad bin Hambal serta Al Imam
Bukhori, dan Muslim serta seluruh perawi buku-buku
sunan yang empat seperti Tirmidzi, Abu Daud dan lain lain-
nya. Semua mereka tidak membeda-bedakan penggunaan
hadits-hadits shohih sebagai dalil untuk seluruh bagian
agama Islam, baik mutawatir maupun ahad. Mereka telah
meletakkan syarat-syarat yang ketat sekali untuk
menyaring hadits-hadits ahad, untuk sampai pada
keputusan menilai tentang shohih atau tidaknya hadits itu.
Para shahabat yang mulia telah menerima ini di masa
kehidupan mereka. Masing-masing mereka menerima
hadits Rosululloh dari lainnya yang mereka percayai
walaupun satu orang saja. Lebih dari itu Rosululloh sering
mengutus utusan beliau ke daerah-daerah untuk
Aswaja | 27
menyampaikan risalah Islam secara sendiri-sendiri. Alloh
pun telah mengutus Rosululloh untuk menyampaikan
seluruh agama-Nya seorang diri.

6. Wahyu dari Alloh tidak ada yang bertentangan dengan


akal yang bersih.
Kalau terjadi seakan-akan ada pertentangan antara
keduanya, maka hal ini disebabkan ketidakjernihan akal
yang terkotori oleh hawa nafsu, kelemahan atau kejahilan.
Dalam hal seperti ini wahyu harus didahulukan atas akal.

7. Ahlussunnah beriman kepada semua kabar-kabar ghaib


yang datang dari Alloh melalui Al-Qur’an dan As-
Sunnah dan tidak mempercayai kabar ghoib apa pun
dari selain keduanya.
Dalam hal beriman kepada hal-hal ghoib
Ahlussunnah membatasi keimanan mereka dengan batas-
batas wahyu tanpa melebihinya atau menolak sebagiannya.
Dalam manhaj Islami hal-hal ghoib yang dikabarkan Alloh
kepada kita adalah sebagian kecil saja, sedangkan
sebagian besarnya tersembunyikan di sisi Alloh .

Firman Alloh :
َ ًَّ ‫ون َؤ‬ َ ْ َ َ َ َّ
ُ ‫لْا ْزض ْال َغ ُْ َب إ َّال‬
َ ‫هللا َو َم َاٌ ْش ُػ ُس‬ َ ‫ُكل َّال ٌَ ْػ َل ُم‬
‫ان‬ ِ ِ ‫و‬ ‫اث‬
ِ ‫او‬‫م‬ ‫الظ‬ ‫ي‬ ‫ف‬ِ ً ‫م‬
‫ًُ ْب َػ ُثى َن‬
“Katakan: (Ya Muhammad) tak seorang pun yang
mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi selain Alloh
dan mereka tidak merasakan kapan mereka dibangkitkan.”
(QS. An Naml (27): 65)
َْ َ َّ َ َ َ ْ ‫َؤ ْط َإ ُل ًَ ب ُي ّل‬
ًَ ‫اط ٍم ُه َى ل ًَ َط َّم ُْ َذ ِب ِه ه ْف َظ ًَ ؤ ْو َغل ْم ِخ ُه ؤ َح ًدا ِم ًْ خل ِل‬ ِ ِ

28 | Aswaja
َْ ْ َْ َ
‫ؤ ْو ِا ْط َخإز ْس َث ِب ِه ِفي ِغل ِم الغ ُْ ِب ِغ ْى َد َن‬
“Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu dengan segala nama
yang Engkau miliki, yang dengan nama itu Engkau namakan
diri-Mu atau Engkau ajarkan kepada salah seorang
makhluk-Mu atau tetap Engkau simpan dalam ilmu ghaib di
sisi-Mu”. (HR. Imam Ahmad 1/391)

Kita dilarang mencoba menambah pengetahuan


tentang hal-hal ghaib dari selain wahyu yang sudah
diturunkan kepada kita, seperti misalnya menerka-nerka
atau malah mempertanyakannya.
Firman Alloh :
َ ‫ع م ًْ َؤ ْهل ًَ إ َّه ُه َغ َم ٌل َغ ْح ُر‬
َ‫ص ِالح َف َال َح ْظ َئ ْلً َم َال ِْع‬ َ ِْ ‫ىح إ َّه ُه َل‬ َ ‫َك‬
ُ ‫اٌ ًَ ُاه‬
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
ْ َ َُ َ ُ َ ّ ْ َ
.‫ل ًَ ِب ِه ِغل ٌم ِإ ِوي ؤ ِغظ ًَ ؤن جيىن ِم ًَ ال َج ِاه ِل َحن‬
“Alloh berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah
termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan),
sesungguhnya dia amal yang tidak baik. Sebab itu janganlah
kamu Menanyakan kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak
mengetahui (hakikat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan
kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang jahil".
(QS. Huud (11): 46 - 47)
Ketika seorang datang kepada Imam Malik
mempertanyakan hakikat (Kebagaimanaan) Istiwa Alloh di
atas arsy, yang mana ini adalah termasuk dalam hal-hal ghoib
yang hakikatnya tidak dikabarkan Alloh kepada kita, maka Al
Imam Malik menjawab: “Al Istiwa dimengerti artinya,
hakikatnya (Kebagaimanaannya) tidak diketahui dan
pertanyaan tentang hakikatnya bid’ah”.
Hakikatnya tidak diketahui oleh kita semua karena
Alloh hanya mengkabarkan tentang adanya atau ter-
jadinya Istiwa dan mengkabarkan bahwa Al-Qur’an dalam

Aswaja | 29
bahasa Arab, jadi kita bisa mengetahui arti dari Istiwa, tetapi
Alloh (tidak mengkabarkan bagaimana akan hakikat Istiwa.
Karena semua ini adalah masalah ghoib, maka kita beriman
sebatas kabar wahyu dan menanyakan hal ghaib yang tidak
dikabarkan adalah bid’ah (Karena mempertanyakan hal
seperti ini bukan manhaj Rosululloh (dan para shahabatnya).

8. Al Iman terdiri dari empat unsur yaitu perkataan hati,


perbuatan hati, perkataan lisan dan perbuatan anggota
badan.
Perkatan hati adalah Ilmu syar’i yang dipercayai
oleh seseorang dan perbuatan hati adalah keadaan hati
yang dilahirkan oleh perkataan hati seperti takut dan cinta
kepada Alloh, cinta kepada Rosul, shahabatnya dan kaum
muslimin, benci kepada kufur dan kuffar, tawakal dan lain-
lainnya. Sedangkan perkataan lisan seperti syahadatain,
istigfar, tasbih, dakwah dan lain-lain. Dan perbuatan
anggota badan seperti sholat, puasa, haji, infaq dan lain-
lain. Ketika perkataan hati dan perbuatan hati
digabungkan, terkadang Al-Iman juga disebutkan sebagai
aqidah, perkataan dan perbuatan.
Iman bisa berkurang dan bertambah. Berkurang
dengan berkurangnya kapasitas unsur-unsurnya dan
bertambah dengan bertambahnya kapasitas unsur-
unsurnya atau berkurang dengan maksiat dan bertambah
dengan ketaatan. Setiap unsur-unsur dari unsur-unsur
iman disebut juga sebagai iman dan ketika salah satu
unsurnya dari unsur-unsur tersebut tidak ada sama sekali
atau bagian terdasar dari suatu unsur tidak ada atau
terjadinya pengerjaan salah satu pembatal-pembatal iman
runtuhlah iman dengan seluruh unsur-unsurnya.

9. Ketika kufur Akbar terjadi pada salah satu unsur iman


yang empat itu, maka keluarlah seseorang dari Islam.

30 | Aswaja
10. Seseorang yang mengucapkan dua kalimat syahadat
adalah Muslim sampai terbukti kekufurannya
sebagaimana sabda Rosululloh :
ّ ُ َّ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ َّ َ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ ْ ُ
‫هللا َو ؤ َّن‬ ‫ؤ ِمسث ان ؤكا ِجل الىاض حتى ًلىلىا ٌشهدوا ؤن ال ِاله ِلَا‬
ُ ْ ُ ً َ ُ
ِ ٌ‫مح َّمدا َزطى‬
. ‫هللا‬
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, hingga dia
mengucapkan syahadat bahwa tidak ada Ilah kecuali Alloh
dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh”. (HR.
Bukhari No: 25 dan Muslim No: 22)

11. Tauhidullah (Pengesaan Alloh) adalah dasar agama


Islam yang paling utama, bahkan Islam seluruhnya
berdiri atas tauhidullah. Barangsiapa yang melakukan
kesyirikan atau mengaqidahkannya dan mati sebelum
bertaubat maka dia akan kekal di neraka Jahanam dan
tidak akan diampuni Alloh walaupun mempunyai
amal sholeh sebesar bumi ini.
ْ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ
‫هللا ال ٌَغ ِف ُس ؤن ٌُش َس َن ِب ِه َو ََغ ِف ُس َم ُادون ذ ِل ًَ ِْلً ٌَش ُأء َو َمً ٌُش ِس ْن‬ ‫ِإن‬
ْ َْ َ َ
‫ِباهللِ فل ِد افت َري ِإز ًما َغ ِظ ًُما‬
“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik)
itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar”. (QS. An-Nisaa’ (4): 48)
ُ َّ
َ ‫اغ‬
‫ىث‬ ‫اح َخ ِي ُبىا الط‬ ْ ‫ىال َؤن‬
َ ‫اغ ُب ُدوا‬
ْ ‫هللا َو‬ ً ُ َّ َّ َ ّ ُ ََْ َ ْ َََ
ِ ‫وللد بػثىا ِفي و ِل ؤم ٍت زط‬
“Sesungguhnya Kami telah mengutus untuk setiap umat
seorang Rosul, mereka memerintahkan (umatnya) untuk
beribadah pada Alloh dan menjauhi Toghut.” (QS. An Nahl
(16): 36)

Aswaja | 31
12. Ahlussunah beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat
Alloh sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an
dan Sunnah tanpa merubah-rubahnya atau menolak
sebagiannya atau menentukan hakikatnya atau
menyamakan dengan makhluk-Nya. Ahlussunah juga
menyangkal semua sifat Alloh sebagaimana yang
disangkal Alloh dan Rosulnya dan di waktu yang sama
mengambil sikap diam terhadap sifat dan nama yang
tidak ditetapkan atau pun disangkal oleh wahyu.
Nama-nama Alloh tidak diketahui batas
bilangannya sebagian telah dikabarkan kepada kita dan
sebagiannya lagi tidak dikabarkan kepada kita. Sebuah kata
(Demikian juga dengan sifat) mempunyai tiga rukun, yaitu:
lafadz, arti dan hakikat. Contoh: kata “kepala” lafadznya
adalah “kepala” artinya adalah “bagian yang jadi ikutan
bagian-bagian lainnya” sedangkan hakikatnya yaitu bentuk,
isi, warna dan lain-lain adalah berbeda menurut pemilik
kepala tadi. Kepala manusia berbeda dengan kepala
sekolah dan berbeda dengan kepala kereta walaupun lafadz
dan artinya sama.
Alloh mengkabarkan pada kita lafadz sifat-
sifatnya dan kita mengerti artinya, tetapi ketika Alloh
tidak mengabarkan kepada kita hakikat dari sifat itu, maka
kita pun tidak bisa mengetahuinya dan tidak boleh sama
sekali mempertanyakannya atau menerka-nerka ataupun
membayang-bayangkannya. Yang kita ketahui adalah sifat
itu mempunyai hakikat yang sempurna, mulia, agung dan
tidak menyerupai apapun dari sifat makhluk-makhluk-Nya.

13. Penerapan hukum Alloh sebagai satu-satunya undang-


undang yang memayungi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara adalah suatu kewajiban mutlaq yang besar.
Penyingkiran hukum-hukum Alloh seluruhnya atau

32 | Aswaja
sebagiannya dan menggantikannya dengan hukum-
hukum makhluk adalah kufur Akbar yang mengeluarkan
pelakunya dari Islam. Penerapan hukum-hukum Alloh
di bumi ini adalah bagian yang besar dari hak-hak
uluhiyah.
ُ ٌَ ‫َو َمً َّل ْم ًَ ْح ُىم ب َمأ َؤ َهص‬
َ ‫هللا َف ُإ ْو َالب ًَ ُه ُم ْال َياف ُس‬
‫ون‬ ِ ِ ِ
“Barangsiapa yang tidak berhukum pada apa-apa yang
diturunkan Alloh mereka itulah orang-orang kafir.” (QS. Al
Maidah(5) :44)

Ketika dalam suatu negara yang menerapkan hukum-


hukum Islam, seorang hakim mengganti hukum Alloh
dengan hukum lainnya dalam suatu perkara tertentu tanpa
menjadikan hukum lainnya itu suatu undang-undang tetap,
maka hakim tersebut terjatuh di kufur Asghor, hal ini kalau
dia meyakini kewajiban menerapkan hukum Alloh dan
yakin bahwa hukum Alloh adalah lebih baik. Tetapi jika
hakim tersebut meyakini tidak wajib menerapkan hukum
Alloh atau menganggap hukum lainnya tersebut lebih baik
atau sama dengan hukum Alloh maka sang hakim pun telah
keluar dari Islam.

14. Ahlussunnah memberikan wala’ (loyalitas) yang mutlak


(sepenuhnya) kepada Alloh dan Rosulnya .
Memberikan wala’ yang mutlak kepada kaum
muslimin dalam jihad mereka melawan orang kafir dan
munafikin. Wala kepada pribadi-pribadi muslim berbeda
kapasitasnya dari suatu pribadi muslim selainnya menurut
ketaqwaan dan jauh-dekatnya pribadi-pribadi itu dari
manhajul haq. Wala kepada seorang pribadi muslim bisa
tercampurkan dengan Baro’ nisbi menurut bobot
maksiatnya dan jauhnya dari manhaj yang haq.
Ahlussunnah berbaro’ (melepaskan diri) mutlak dari kuffar
dan kekufuran.
Aswaja | 33
15. Ahlussunnah beriman akan adanya malaikat dengan
sifat-sifat dan nama-nama yang telah dijelaskan di dalam
Al Qur’an dan Hadist-hadist Rosululloh .
ْ َ ْ َْ ْ َْ ُ َ ُ ُ ُّ َ ُ ْ َ َّ ْ َ ْ َ
ًَ ‫ىهى ْم ِك َب َل اْلش ِس ِق َواْلغ ِس ِب َول ِى ًَّ ال ِب َّر َم ًْ َء َام‬ ‫لِع ال ِبر ؤن جىلىا وح‬
َ ََ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ
. ‫ِباهللِ والُى ِم لْا ِخ ِس واْلل ِئى ِت‬
“Kebajikan itu bukanlah dengan memalingkan wajah-wajah
kalian ke timur dan ke barat, tetapi kebajikan adalah
keimanan kepada Alloh, hari akhir dan malaikat-malaikat…”
(QS. Al Baqarah (2): 177)
َ َ ُ َ ُْْ َ ُ
‫الس ُطى ٌُ ِب َمأؤ ِهص ٌَ ِإل ُْ ِه ِمً َّزِّب ِه َواْلؤ ِم ُىىن و ٌّل َء َام ًَ ِباهللِ َو َمال ِبى ِخ ِه‬َّ ًَ ‫َء َام‬
َ َ ُ َ َ ُ َُ َ ُ
‫َوه ُخ ِب ِه َو ُز ُط ِل ِه ال هف ّ ِسق َب ْح َن ؤ َح ٍد ِّمً ُّز ُط ِل ِه َوكالىا َط ِم ْػ َىا َوؤط ْػ َىا‬
َْ َ َ ُ
. ‫غ ْف َساه ًَ َزَّب َىا َوِإل ُْ ًَ اْل ِص ُحر‬
“Rosul telah beriman kepada yang diturunkan kepadanya
dari Robb-Nya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rosul-rosul-Nya. (Mereka mengatakan):
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun dari
rosul-rosul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar
dan kami ta'at". (Mereka berdoa)" Ampunilah kami ya Robb
kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. Al
Baqarah (2): 285)
َ َ
‫اب ال ِري ه َّص ٌَ َغلى‬
َّ
‫خ‬ َ ‫ًً َء َام ُىىا َءام ُىىا باهللِ َو َز ُطىله َو ْالى‬ َ ‫ًَ َاؤ ُّي َها َّالر‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َُ َ َ ََ ُ ْ َ ْ َ َ َّ َ ْ
‫اب ال ِري ؤهص ٌَ ِمً ك ْب ُل َو َمً ًَىف ْس ِباهللِ ومال ِبى ِخ ِه وهخ ِب ِه‬ ِ ‫َز ُط ِىل ِه َوال ِىخ‬
ً ‫ط َال ًال َبػ‬ َ ‫لْاخس َف َل ْد‬
َ ‫ط َّل‬ َ ْ َْْ َ ُ َُ
. ‫ُدا‬ ِ ِِ ‫وزط ِل ِه والُى ِم‬
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Alloh dan Rosul-Nya dan kepada kitab yang Alloh
turunkan kepada Rosul-Nya, serta kitab yang Alloh turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Alloh, malaikat-
34 | Aswaja
malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.” (QS. An Nisa’ (4): 136)

16. Ahlussunnah beriman bahwasannya Alloh  telah


mengutus rosul-rosul-Nya kepada setiap umat dengan
tauhid. Ahlussunnah pun bersaksi bahwa para Rosul
yang mulia itu telah menyampaikan risalah Alloh  dan
menunaikan amanah mereka.
ُ َّ
َ ‫اغ‬
‫ىث‬ ‫اح َخ ِي ُبىا الط‬ َ ‫اغ ُب ُدوا‬
ْ ‫هللا َو‬ ً ُ َّ َّ َ ّ ُ
ْ ‫ىال َؤن‬ ََْ َ ْ َََ
ِ ‫وللد بػثىا ِفي و ِل ؤم ٍت زط‬
“Sesungguhnya Kami telah mengutus untuk setiap umat
seorang rosul, mereka memerintahkan (umatnya) untuk
beribadah pada Alloh dan menjauhi Toghut.” (QS. An Nahl
(16): 36)

17. Muhamad Ibnu Abdillah adalah Rosululloh terakhir


dan tidak ada nabi sesudahnya sampai hari kiamat.
Setiap pengakuan nabi sesudahnya adalah dusta belaka.
Barangsiapa yang beriman kepada siapa pun yang
mengaku nabi sesudahnya, orang itu telah keluar dari
Islam. Barangsiapa yang menganggap adanya kebolehan
beribadat kepada Alloh dengan selain syari’at beliau
maka orang itu telah kafir. Siapa yang keluar dari
syari’at beliau telah keluar dari Islam.
‫ان‬ َّ ‫ان ُم َح َّم ٌد َؤ َبأ َؤ َحد ّمً ّز َحال ُى ْم َو َلىً َّز ُطى ٌَ هللا َو َخ َاج َم‬
َ ‫الىب ُّ َحن َو َو‬ َ ‫َّم َاو‬
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ
َ ُ ُ
. ‫هللا ِبي ِ ّل ش ْى ٍء َغ ِل ًُما‬
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki diantara kalian tetapi dia adalah Rosululloh dan
penutup nabi-nabi. Dan adalah Alloh Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (QS. Al Ahzaab (33): 40)

Aswaja | 35
Rosululloh bersabda:
َ َ َّ َ َ ُّ ُ َ َّ َ َ ُ َ َ ُ ُ ُ َ
‫َو ؤ َّه ُه َط َُي ْىن ِفي ؤ َّم ِت ْي زالز ْىن هر ُاب ْىن ول ُه ْم ًَ ْص ُغ ُم ؤ َّه ُه ه ِب ٌّي ّو ؤها خاج ُم‬
ََ
.‫الى ِب ُِّ َحن ال ه ِب َّي َب ْػ ِدي‬
َّ
“Sesungguhnya, pada umatku akan ada 30 orang pendusta
yang semuanya mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah
penutup para nabi yang tidak ada nabi sesudahku”. (HR.
Muslim: 4 / 2240, Abu Daud, At Tirmidzi dan Imam
Ahmad).
ْ َ ُ َ َ ‫َف َال َو َز ّب ًَ َال ًُ ْؤم ُىى َن َح َّتى ًُ َح ّى ُم‬
‫ىن ِف َُما ش َج َس َب ُْ َن ُه ْم ز َّم ال ًَ ِج ُدوا ِفي‬ ِ ِ
ً ْ َ ُ ّ َ ُ َ َ ْ َ َ َّ ّ ً َ َ ْ ِ ُ َ
. ‫ؤهف ِظ ِهم حسحا ِمما كظِذ وَظ ِلمىا حظ ِلُما‬
“Maka demi Robbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
dalam hati mereka terhadap hukum yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An Nisaa’ (4): 65)

18. Alloh telah menurunkan kitab-kitab-Nya yang tidak


mengandung sedikit pun padanya kebatilan dan Al-
Qur’an adalah kitab terakhir yang menjadi satu-satunya
kitab panutan setelah kebangkitan nabi Muhammad .
19. Alam Barzakh (alam antara dunia dan akhirat) adalah
haq. Pertanyaan malaikat kepada Ahlul kubur adalah
haq. Azab dan nikmat kubur adalah haq. Semua itu telah
datang padanya dalil-dalil yang tidak diragukan lagi.
َّ . ‫ىء ْال َػ َراب‬
‫الى ُاز‬ ُ ‫اق ب َئاٌ ِف ْس َغ ْى َن ُط‬ َ ‫هللا َط ِّ َئاث َم َام َى ُسوا َو َح‬ ُ ‫َف َى َك ُاه‬
ِ ِ ِ ِ ِ
‫اٌ ِف ْس َغ ْى َن‬َ ‫اغ ُت َؤ ْد ِخ ُلىا َء‬
َ ‫الظ‬
َّ ‫ىم‬ ُ ‫طى َن َغ َل ْي َها ُغ ُد ًّوا َو َغش ًُّا َو ٍَ ْى َم َج ُل‬
ِ
ُ ‫ٌُ ْػ َس‬
َ َ ْ َّ َ َ
‫اب‬ ِ ‫ؤشد الػر‬
“Maka Alloh memeliharanya dari kejahatan tipu daya
mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab

36 | Aswaja
yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka
pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat
(Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan
kaumnya kedalam azab yang sangat keras". (QS. Ghoofir
(40): 45-46)
َّ َ ُ َ َ ُّ َّ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َّ َ ْ ْ َ
‫هللا َغل ُْ ِه َو َطل َم‬ ‫صلي‬ ‫خسج الى ِبي‬:ٌ‫اض ز ِض ي هللا غنهما كا‬ ٍ ‫غً ِاب ًِ غب‬
َّ َ ْ َ ‫اْلد ًْ َىت َف َظم َؼ‬ َْ َ ْ ْ َْ ْ
‫ص ْى َث ِاو َظاه ْح ِن ٌُ َػر َب ِان ِفي‬ ِ ِ ِ ‫ِمً بػ ِد ال ِحُط ِان‬
ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ُ
‫و ِف ْي‬,َ ٌِ ‫ان ال ٌَ ْظ َخ ِت ُر ِم ًَ ال َب ْى‬ ‫كبى ِز ِهما"وذهس الح ِدًث"و ِفُ ِه ؤن ؤحدهما و‬
َ َّ َ ْ َ ْ
َ ‫لْا َخ َس َو‬
َّ ‫ان ًَ ْمص ْي ب‬
‫الى ِم ُْ َم ِت‬ ِ ِ ‫ وِان‬,‫ ِمً بىِل ِه‬,‫ِز ِو َاً ٍت‬
“Dari Ibnu Abbas berkata: Nabi keluar dari tengah
kota madinah, kemudian ia mendengar suara dua orang
laki-laki yang sedang disiksa di kuburannya masing-masing,
(kemudian ibnu Abbas meriwayatkan hadits) dan diantara
salah satu dari keduanya tidak bersuci ketika sedang buang
air kecil. (Di riwayat yang lain) karena kencingnya, dan yang
lainnya berjalan untuk penebar fitnah.” (HR: Bukhori)

Do’a Rosululloh ketika mengiringi tasyahud akhir:


َْ َ َ ْ َ َْْ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َ ّ َّ ُ َّ َ
‫اب َح َه َّى َم َو ِم ًْ ِف ْخ َى ِت اْل ْح َُا‬
ِ ‫ر‬ ‫غ‬ ً ‫م‬‫و‬
ِ ِ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫اب‬
ِ ‫اللهم ِا ِوي ؤغىذ ِبً ِمً غ‬
‫ر‬
َّ ‫َو ْاْلَ َماث َوم ًْ َش ّس ف ْخ َىت َمظ ُْح‬
ٌ‫الد َّح ِا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Ya Alloh aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur dan api
neraka Jahanam serta fitnah kehidupan dan kematian juga
fitnah masihiddajjal.” (HR: Bukhori)

20. Yaumul Qiyamah pasti datang. Tiada keraguan


tentangnya. Tak ada seorang mahkluk pun yang tahu
tentang waktunya, hanya Alloh lah yang
mengetahuinya. Semua kabar dari Al-Qur’an dan Hadist
sohih tentang hari ini adalah haq. Surga dan neraka
sudah ada pada saat ini dan keduanya kekal tak akan
Aswaja | 37
punah. Kaum musyrikin akan kekal di neraka Jahanam
dan kaum muwahhidin akan kekal di Jannah.

21. Ahlussunnah beriman kepada Qodarullah (takdir Alloh


), bahwasanya seluruh yang baik maupun yang buruk
merupakan ketetapan dari Alloh semata.
Beriman kepada qodar sama halnya dengan beriman
dengan hal-hal yang ghoib lainnya, yaitu harus sebatas yang
diterangkan oleh wahyu Ilahi (al-kitab dan as-sunnah). Al-
kitab dan as-sunnah mewajibkan kita beriman kepada
empat rukun qodar berikut ini:
a. Rukun pertama bahwasannya Alloh Maha mengetahui
segala-galanya. Ilmunya adalah azali, tidak pernah
didahului oleh kejahilan. Mengetahui apa-apa yang
akan, sedang dan sudah terjadi. Mengetahui apa-apa
yang tidak akan terjadi, bagaimanakah terjadinya
kalau seandainya hal itu terjadi.
Alloh mengetahui segala sesuatu:
Ayat-ayat berikut ini secara umum memastikan
pegetahuan Alloh yang meliputi semua hal tentang
segala sesuatu dari semua seginya.
Firman Alloh :
َ ْ ْ َ َ ْ َ ّ ُ ََْ َ َ َ َ َ ْ ُ ََْ َ َْ ُْ َ
ِ ‫هللا غلُىم وم َأؤهصٌ غلُىم ِمً ال ِىخ‬
‫اب وال ِحىم ِت‬ ِ ‫واذه ُسوا ِوػمذ‬
َ ‫اغ َل ُمىا ؤ َّن‬
ُ ‫هللا ب ُي ّل َش ْي ٍء َغل‬
‫ُم‬ َ ‫ٌَػ ُظ ُىم به َو َّاج ُلىا‬
ْ ‫هللا َو‬
ِ ِ ِ ِِ ِ
“Ingatlah selalu nikmat-nikmat Alloh atas kalian dan
kitab serta Al-hikmah yang diturunkan-Nya, yang
dengannya Alloh memberi petunjuk untuk kalian.
Bertakwalah kalian kepada Alloh dan ketahuilah
bahwa sesungguhnya Alloh itu Maha Mengetahui
tentang segala sesuatu”. (QS. Al Baqoroh (2): 231)

‫ُم‬ ُ ‫هللا َل ُى ْم َؤن َجظ ُّلىا َو‬


ُ ‫هللا ب ُي ّل َش ْى ٍء َغل‬ ُ ‫ًُ َب ّح ُن‬
ِ ِ ِ ِ ِ
38 | Aswaja
“Alloh telah menjelaskan pada kalian supaya kalian
tidak sesat dan sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui
tentang segala sesuatu”. (QS. An Nisa (4): 176)
ٌ َ ُ َّ ْ ُ َ ْ َ َ ٌ َ َ ُ َ ‫َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ ُ ُن‬
‫ص ِاح َبت‬ ‫ض ؤوى ًيى له ولد ولم جىً له‬ ِ ‫اث ولْاز‬ ِ ‫ب ِدٌؼ الظماو‬
َ ُ َ ُ ََ
‫َوخل َم و َّل ش ْى ٍء َو ُه َى ِبي ِ ّل ش ْى ٍء َغ ِل ُْ ٌم‬
“Alloh-lah yang menciptakan bumi dan langit tanpa
contoh sebelumnya, tidaklah Ia mempunyai anak juga
teman, dan Ia pencipta segala sesuatu serta Ia
mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al An’am(6): 101)

Ayat-ayat yang senada dengan ayat tadi mencapai


ratusan ayat. Alloh mengetahui apa-apa yang tidak
akan terjadi, bagaimana hakikatnya kalau hal itu
terjadi.
Firman Alloh :
َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ
‫َب ْل َب َدا ل ُهم َّماواهىا ًُخ ُفىن ِمً ك ْب ُل َول ْى ُز ُّدوا ل َػ ُادوا ِْلا ُن ُهىا َغ ْى ُه‬
ََ
‫َوِإ َّن ُه ْم لي ِاذ ُبى َن‬
“Akan tetapi nampaklah pada mereka apa-apa yang
mereka sembunyikan sebelumnya. Sekiranya mereka
dikembalikan (ke dunia) maka mereka akan
mengulangi lagi pelanggaran apa-apa yang mereka
dilarang mengerjakannya. Sesungguhnya mereka
adalah para pendusta”. (QS. Al An’am(6): 28)

Al-Bukhori meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas


berkata: “Ditanyakan kepada Rosululloh tentang
anak-anak kaum musyrikin (yang mati sejak kecil),
maka beliau pun bersabda: “Alloh Maha Tahu apa
yang akan mereka perbuat (kalau mereka tidak mati
kecil)”.

Aswaja | 39
Pengetahuan Alloh tentang apa-apa yang akan terjadi,
menunjukan dengan pasti bahwa hal-hal yang akan
terjadi sudah tertentukan.

b. Rukun kedua: Percaya bahwa Alloh telah menuliskan


semua hal-hal yang akan terjadi di lauhul mahfudz.
َ َ َ َّ َ ْ َ َ َّ
ْ ‫لْا‬ َ ‫َؤ َل ْم َح ْػ َل ْم َؤ َّن‬
َ ‫هللا ٌَ ْػ َل ُم‬
‫اب‬
ٍ ‫ض ِإن ذ ِلً ِفي ِهخ‬
ِ ‫ز‬ ‫و‬ ‫أء‬
ِ ‫م‬ ‫الظ‬ ‫ي‬ ‫اف‬
ِ ‫م‬
َ َ َ َ َّ
‫هللا ٌَ ِظ ٌحر‬
ِ ‫ِإن ذ ِلً غلى‬
“Tidakkah engkau mengetahui sesungguhnya Alloh
mengetahui apa-apa yang ada di langit dan di bumi?
Sesungguhnya hal itu telah tertera dalam kitab (lauhul
mahfudz), semua yang demikian itu mudah sekali bagi
Alloh”. (QS. Al Hajj (22): 70)

‫احا‬ً ‫هللا َخ َل َل ُىم ّمً ُج َساب ُز َّم مً ُّه ْط َفت ُز َّم َح َػ َل ُى ْم َؤ ْش َو‬ ُ ‫َو‬
ٍ ِ ٍ ِ
ْ َّ
‫ظ ُؼ ِإال ِب ِػل ِم ِه َو َم ُاٌ َػ َّم ُس ِمً ُّم َػ َّم ٍس‬ َ ‫َو َم َاج ْحم ُل م ًْ ُؤ َهثى َو َال َج‬
ِ ِ
َ َ َ َ َ َّ َ َّ ُ ُ ْ ُ َ َُ َ
‫هللا ٌ ِظ ٌحر‬
ِ ‫اب ِإن ذ ِلً غلى‬ ٍ ‫والًىلص ِمً غم ِس ِه ِإال ِفي ِهخ‬
“Alloh-lah yang menciptakan kalian dari tanah
kemudian dari nutfah (Setetes air mani) kemudian
menjadikan kalian berpasang-pasangan, tidaklah
hamil seorang wanita dan tidak juga melahirkan
kecuali dengan sepengetahuan-Nya dan tidak juga
berkurang atau bertambah umur seseorang kecuali
sudah tertera disebuah kitab. Semua yang demikian itu
mudah sekali bagi Alloh”. (QS. Fathir (35): 11)
َ ْ ُ ُ ْ َ َ ‫َغ ًْ َغ ْبد هللا ْبً َغ ْمسو بً ْال َػاص َك‬
ِ ٌ‫ ط ِمػذ َزطى‬:ٌ‫ا‬
‫هللا‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ
َ َ َّ َ ُْ َ ْ َ َ َْ َ َ ْ َْ ََ ُ َ ََ ُ ْ َُ
ِ ‫ هخب هللا مل ِادًس الخال ِب ِم كبل ؤن ًخلم الظماو‬:ٌ‫ًلى‬
‫اث‬
َْ َ ُ َ ‫ َك‬,‫ف َط َى ٍت‬
‫ َو َغ ْسش ُه َغلى اْل ِاء‬:ٌ‫ا‬
َْ َ ْ َ
ِ ‫ض ِبخ ْم ِظحن ؤل‬ َْ ْ َ
ِ ‫ولْاز‬
Dari Abdullah Bin Amr’ Bin Al Ash’ berkata: “Aku

40 | Aswaja
mendengar Rosululloh bersabda: Alloh menuliskan
takdir setiap makhluk lima puluh ribu tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi dan Ia pun bersabda: Dan
Ars’-Nya berada diatas air”. (HR. Muslim 4 / 2044 NO:
2653)
َ َ َْ ْ َ َ ‫هللا ْاْلَ َلاد ًْ َس َك ْب َل َؤ ْن ًَ ْخ ُل‬ُ ‫َك َد َز‬
‫ض ِبخ ْم ِظ ْح َن‬‫اث ولْاز‬
ِ
َ ‫الظ َم‬
‫او‬ َّ ‫م‬ ِ
َ َْ
‫ؤلف َط َى ٍت‬
“Alloh menciptakan takdir segala sesuatu lima puluh
ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi”.
(HR.Turmudzi)

c. Rukun ketiga: Bahwasannya kehendak Alloh pasti


terwujud. Tidak ada satu kehendak lain pun yang
mungkin terwujud jika berlainan dengan kehendak
Alloh.
Apa-apa yang dikehendaki Alloh pasti terwujud dan
apa-apa yang tidak dikehendaki Alloh tidak akan
pernah terwujud.
َ ْ َّ َ َ َّ َ َ َ
‫َو َماحش ُأءون ِإآل ؤن ٌَش َأء الل ُه َز ُّب ال َػ ِاْل َحن‬
“Tidaklah kalian berkehendak melainkan Alloh Rob
sekalian alam juga berkehendak”. (At Takwir
(81):29)
ُ َ َ َ َ َْ َّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ
‫َول ْى ؤ َّه َىا ه َّصل َىأ ِإل ْي ِه ُم اْلال ِبىت َوول َم ُه ُم اْل ْىحى َو َحش ْسها َغل ْي ِه ْم و َّل‬
ُ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َ َّ ُ ْ ُ ُ َ َ ً ُ ُ ْ َ
‫هللا َول ِى ًَّ ؤهث َر ُه ْم ًَ ْج َهلى َن‬ ‫ش ى ٍء كبال ماواهىا ِلُؤ ِمىىا ِإآل ؤن ٌشأء‬
“Sekiranya Kami menurunkan malaikat pada mereka
kemudian mereka berbicara dengan yang telah
meninggal kemudian Kami bangkitkan segala sesuatu
tidaklah mereka beriman melainkan dengan kehendak
Alloh, akan tetapi kebanyakan mereka adalah orang-
orang bodoh”. (QS. Al An’am (6): 111)

Aswaja | 41
ُ َ ُ َ َ َ َ َ
‫ِإ َّه َمأؤ ْم ُس ُه ِإذآؤ َز َاد َش ِْ ًئا ؤن ًَ ُلى ٌَ ل ُه هً ف َُيى ُن‬
“Sesungguhnya urusan-Nya bila Dia menghendaki
sesuatu, maka Dia akan mengatakan padanya ”jadilah”
maka hal itu pun jadi”. (QS. Yaasin (36): 82)
ُ َ ُ َ َ َ َ َ
‫ِإذا ك َض ى ؤ ْم ًسا ف ِئ َّه َما ًَ ُلى ٌُ ل ُه هً ف َُيى ُن‬
“Apabila Alloh menghendaki sesuatu, maka Ia akan
mengatakan padanya “jadilah” maka hal itu pun jadi”.
(QS. Ali Imron (3): 47)
َ ‫ُػا َؤ َف َإ‬
َّ ‫هذ ُج ْىس ُه‬
َ ‫الى‬ َ ْ
ً ‫لْا ْزض ُو ُّل ُه ْم َحم‬ َ ًَ ‫َو َل ْى َش َأء َزُّب ًَ َأل َم‬
‫اض‬ ِ ِ ِ ‫ي‬ ‫ف‬ِ ً ‫م‬
ْ ُ ُ
‫َح َّتى ًَيىهىا ُمؤ ِم ِى َحن‬
“Sekiranya Robbmu menghendaki tentunya akan
beriman orang-orang yang ada di bumi semuanya.
Tetapi, apakah kamu hendak memaksa manusia agar
mereka menjadi orang yang beriman.” (QS. Yunus
(10): 99)

d. Rukun keempat: Percaya bahwa Alloh-lah pencipta


segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang bukan
ciptaan Alloh , termasuk manusia, kehendak
manusia dan amal manusia.
ٌ ‫هللا َخ ِال ُم ُو ّل َش ْى ٍء َو ُه َى َغ َلى ُو ّل َش ْى ٍء َو ِه‬
‫ُل‬ ُ
ِ ِ
“Allohlah yang menciptakan segala sesuatu dan Ia-lah
yang menanggung segala sesuatu”. (QS. Az zumar
(39): 62)
ُ َ ُ َ ُ َ
‫هللا َخل َلى ْم َو َماح ْػ َملى َن‬ ‫و‬
“Allohlah yang menciptakan kalian dan apa-apa yang
kalian kerjakan”. (QS. As Soffat (37): 96)

42 | Aswaja
Ketika seorang beriman kepada empat rukun tadi,
maka orang itu telah beriman kepada Al Qodar.
Penjelasan lebih detail tentang Iman kepada takdir
menurut kandungan dari keempat rukun tersebut sebagai
berikut:
a. Segala sesuatu sudah tertentukan menurut kehendak
Alloh . Ahlul jannah sudah ditentukan orang-orangnya
sebelum Alloh ciptakan mereka. Demikian juga
Ahlunnar (penghuni neraka).
“Berkata Umar Ibnu Khottob , aku mendengar
Rosululloh bersabda: Setelah Alloh menciptakan
Adam, maka Dia mengusap punggungnya dengan
tangannya, maka dikeluarkan darinya keturunannya.
Kemudian Alloh pun berfirman: aku ciptakan mereka
untuk jannah dan dengan amal Ahlul jannah mereka
beramal. Kemudian Alloh mengusap lagi punggung
Adam , maka dikeluarkannya darinya keturunannya,
kemudian Alloh pun berfirman: Aku ciptakan mereka
untuk neraka dan dengan amal penghuni neraka mereka
beramal. Maka seorang laki-laki bertanya: Jadi apa
dasarnya amal-amal kita ini? Maka Rosululloh pun
menjawab: Orang-orang yang diciptakan sebagai Ahlul
jannah, akan dipekerjakan dengan amal Ahlul jannah,
sampai dia mati di atas amal-amal Ahlul jannah dan
masuklah dia ke jannah. Orang-orang yang Alloh ciptakan
sebagai penghuni neraka, Alloh pun mempekerjakannya
dengan amal-amal penghuni neraka sampai dia mati di
atas amal-amal penghuni neraka, maka masuklah dia
karenanya (amal-amal itu) ke neraka”. (HR. Imam Malik,
Tirmidzi, Abu Daud dari Muslim bin Dinar)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di Musnadnya
dengan sanad shohih dari Abu Darda bahwa nabi
bersabda: “Ketika Alloh menciptakan Adam, maka

Aswaja | 43
Alloh memukul pundak kanannya, maka keluarlah
keturunannya dengan warna putih seakan-akan Ad-dar.
Kemudian dipukul pundak kirinya, maka keluarlah
keturunannya dengan warna hitam seakan-akan arang.
Maka Alloh pun berfirman kepada yang di sebelah
kanan: Masuklah jannah dan aku tidak peduli. Kemudian
berkata lagi kepada yang di sebelah kiri: Masuk Jahanam
dan aku tidak peduli”.

b. Alloh-lah yang menciptakan manusia. Dia pulalah yang


menciptakan amal-amal mereka dan kehendak-
kehendak mereka semua itu tercipta menurut kehendak
Alloh dan ilmu (pengetahuan) Alloh Tidak ada suatu
pun yang terjadi atau terwujud tanpa sekehendak dan
sepengetahuan Alloh .
Manusia diberikan kehendak. Dengan kehendak
itulah mereka beramal. Tetapi kehendak manusia itu
ciptaan Alloh dan tercipta menurut kehendak-Nya. Amal
manusia yang dikerjakan dengan kehendaknya sendiri dan
hasil dari amal itu pun adalah ciptaan Alloh dan menurut
kehendak Alloh .
Alloh pencipta segala sesuatu, tentunya
termasuk manusia, pekerjaan-pekerjaannya dan
kehendaknya (Karena kehendak adalah bagian dari
manusia itu sendiri).
ٌ ‫هللا َخ ِال ُم ُو ّل َش ْى ٍء َو ُه َى َغ َلى ُو ّل َش ْى ٍء َو ِه‬
‫ُل‬ ُ
ِ ِ
“Alloh-lah yang menciptakan segala sesuatu dan Ia-lah
yang menanggung segala sesuatunya itu”. (QS.Az
zumar(39): 62)
ُ َ ُ َ ُ َ
‫هللا َخل َلى ْم َو َماح ْػ َملى َن‬ ‫و‬
“Allohlah yang menciptakan kalian dan apa-apa yang
kalian kerjakan”. (QS. As Soffat (37): 96)

44 | Aswaja
Manusia mempunyai kehendaknya sendiri dan
dengan kehendak itu pulalah manusia beramal.
ً َ َ َ َ َ ٌ َْ
‫ِإ َّن َه ِر ِه جر ِه َسة ف َمً ش َأء َّاجخر ِإلى َزِّب ِه َط ِبُال‬
“Sesungguhnya ini adalah peringatan maka barangsiapa
berkehendak ia akan mengambil jalan Robb-Nya
(Petunjuk-Nya)”. (QS. Al Insan (76): 29)
َ َ َ َ َ
‫ف َمً ش َأء َّاجخر ِإ َلى َزِّب ِه َمئ ًابا‬
“Maka barangsiapa yang berkehendak maka ia akan
mengambil tempat kembali pada Robb-Nya”. (QS. An
Naba’ (78): 39)
ْ َْ َ ْ َْ َ َ ُ ْ ُ
‫َوك ِل ال َح ُّم ِمً َّزِّبى ْم ف َمً ش َأء فل ُُؤ ِمً َو َمً ش َأء فل َُى ُف ْس‬
“Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya yang haq
itu dari Robb kalian, maka barangsiapa berkehendak
berimanlah dan barangsiapa berkehendak maka
kufurlah”. (QS. Al Kahfi (18): 29)

Kehendak manusia yang sama dengan kehendak


Alloh akan terlaksana sedangkan yang berbeda tidak
akan terlaksana.
َ َ ‫صحي إ ْن َؤ َز ْد ُث َؤ ْن َؤ‬
َ ‫هص َح َل ُى ْم إن َو‬ ْ ُ ْ ُ ُ َ ََ َ
‫هللا ًُ ِس ٍُد ؤن‬
ُ ‫ان‬
ِ ِ ِ ‫والًىفػىم ه‬
َ ُ ُ
‫ٌُ ْغ ِى ٍَى ْم ُه َى َزُّبى ْم َوِإل ُْ ِه ُج ْس َح ُػى َن‬
“Tidaklah bermanfaat nasehatku bagi kalian bila aku
hendak menasehati kalian, jika Alloh hendak
menyesatkan kalian. Dia-lah tuhan kalian dan hanya
kepada-Nyalah kalian dikembalikan”. (QS. Huud (11):
34)

Alloh-lah yang memberi petunjuk dan Alloh-lah


yang menyesatkan. Tidak ada yang bisa menyesatkan
seseorang yang Alloh beri petunjuk kepadanya dan tidak

Aswaja | 45
ada yang bisa memberi petunjuk bagi orang yang Alloh
sesatkan.
ُ ‫َو َم َأؤ ْز َط ْل َىا مً َّز ُطىٌ إ َّال بل َظان َك ْىمه ل ُُ َب ّح َن َل ُه ْم َف ُُظ ُّل‬
ً‫هللا َم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ٍ ِ
ُ‫ٌَ َش ُأء َو َي ْه ِدي َمً ٌَ َش ُأء َو ُه َى ْال َػص ٍُص ْال َحىُم‬
ِ ِ
“Sesungguhnya Kami tidak mengutus seorang rosul pun
melainkan dengan bahasa kaumnya agar dia dapat
memberi penjelasan kepada mereka, maka Alloh
menyesatkan dengannya siapa-siapa yang dikehendaki
dan memberi petunjuk siapa-siapa yang dikehendaki.
Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(QS. Ibrohim (14): 4)
َ َ ً ً ُ ُ َ َ ُ َ َ ََْ
‫هللا ل َج َػلى ْم ؤ َّمت َو ِاح َدة َول ِىً ًُ ِظ ُّل َمً ٌَش ُأء َو َي ْه ِدي‬ ‫ولىشأء‬
ُ َ ُ ُ َ
‫َمً ٌَ َش ُأء َول ُد ْظ َئل ًَّ َغ َّما ه ُىخ ْم ح ْػ َملى َن‬
“Sekiranya Alloh menghendaki, tentunya Dia akan
menjadikan kalian umat yang satu, akan tetapi Dia
menyesatkan siapa saja yang dikehendaki dan
memberikan petunjuk kepada siapa saja yang
dikehendaki dan Dia akan menanyakan kalian tentang
apa-apa yang kalian perbuat”. (QS. An Nahl (16): 93)
َ َ َ ْ ُ َ َ َ ُْْ َ ُ َ ُ
‫ظ ِل ْل فلً ج ِج َد ل ُه َوِل ًُّا ُّم ْس ِش ًدا‬ ً ً‫َمً َي ْه ِد هللا فهى اْلهخ ِد وم‬
“Barangsiapa diberi petunjuk Alloh maka ia berada dalam
petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan (Alloh) maka
engkau tidak akan mendapatkan seorang pun yang dapat
memberi petunjuk kepadanya”. (QS. Al Kahfi (18): 17)

Alloh tidak memaksa manusia untuk berbuat


sesuatu. Manusia pun merasa dengan pasti bahwa dia
mengerjakan sesuatu dengan kehendaknya sendiri tanpa
paksaan. Tetapi Alloh-lah yang menjadikan manusia

46 | Aswaja
berkehendak demikian, Alloh lah yang mengizinkan
atau tidak mengizinkan suatu amal terwujud, Alloh
pulalah yang memberi petunjuk dan Alloh pulalah
yang menyesatkan.
Semua itu harus kita imani, karena semuanya ada
di Al-Qur’an dan Hadits.
Lalu akal pun ingin memberontak, ingin
mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
banyak sekali walaupun dalilnya sudah jelas bahwa kita
harus beriman hanya sebatas wahyu saja dan kabar
ghoib hanya sebagian saja yang dikabarkan kepada kita.
Sedangkan sebagian lainnya tetap merupakan “sirrullah”
(Rahasia Alloh). Ingin mencari kepuasan! Ingin
mengangkat dirinya tanpa batas! Pertanyaan yang
terbesar adalah: Bukankah itu suatu kezholiman?
Setelah Alloh menentukan segala sesuatunya, lantas
seseorang disiksa karena amalnya?.
Jawab:
1. Seperti kita beriman dengan hal-hal di atas karena
didukung oleh dalil-dalil yang kuat maka kita pun
sebagai Ahlussunnah wal jama’ah, firqotunnajiah
yang mengikuti wahyu Alloh dengan pemahaman
shahabat, harus beriman pula bahwa Alloh
tidaklah zholim.
Firman Alloh :
‫ُد‬ َ ‫َذل ًَ ب َما َك َّد َم ْذ َؤ ًْد ًُى ْم َو َؤ َّن‬
َ ْ َّ َ َ ِْ ‫هللا َل‬
ِ ‫ع ِبظال ٍم ِللػ ِب‬ ِ ِ ِ
“Sesungguhnya hal tersebut adalah dari apa-apa
yang telah kalian kerjakan, dan sesungguhnya Alloh
tidak menzholimi hamba-hamba-Nya”. (QS. Al Anfal
(51): 8)

‫ُد‬ َ ‫ان َو َؤ َّن‬


َ ْ ّ َّ َ َ ِْ ‫هللا َل‬ َ ‫َذل ًَ ب َما َك َّد َم ْذ ًَ َد‬
ِ ‫ع ِبظال ٍم للػ ِب‬ ِ ِ
Aswaja | 47
“Sesungguhnya hal tersebut adalah dari apa-apa
yang telah engkau kerjakan, dan sesungguhnya Alloh
tidak menzholimi hamba-hamba-Nya”. (QS. Al Hajj
(22): 10)
َّ َ َ َ َ َ
‫ص ِال ًحا ف ِل َى ْف ِظ ِه َو َم ًْ ؤ َط َأء ف َػل ْي َها َو َما َزُّب ًَ ِبظال ٍم‬
َ ‫َّم ًْ َغم َل‬
ِ
‫ُد‬ َ ّْ
ِ ‫ِللػ ِب‬
"Barangsiapa yang berbuat amal sholeh,
sesungguhnya hal tersebut untuk dirinya dan
barangsiapa berbuat amal buruk maka itu pun bagi
dirinya. Tidaklah Robbmu menzholimi hamba-
hamba-Nya”. (QS. Fussilat (41): 46)

‫ُد‬‫ب‬‫ػ‬َ ‫َم ُاً َب َّد ٌُ ْال َل ْى ٌُ َل َد َّي َو َمأ َؤ َها ب َظ َّالم ّل ْل‬
ِ ِ ِ ٍ ِ
“Tidak ada perubahan pada kata-kata-Ku,
sesungguhnya Aku tak menzholimi hamba-hamba-
Ku”. (QS. Qof (50): 29)
ْ
ً‫اغ ْف َها َو ٍُؤ ِث ِم‬ َ ُ ً َ َ َ ُ َ َ َ َ ‫هللا َال ًَ ْظل ُم م ْث َل‬
َ ‫َإ َّن‬
ِ ‫اٌ ذ َّز ٍة وِإن جً حظىت ًظ‬ ِ ِ
َ ْ َّ
‫ل ُده ُه ؤ ْح ًسا َغ ِظ ًُما‬
“Sesungguhnya Alloh tidak menzholimi seberat biji
sawi pun, setiap kebaikan Ia melipatgandakannya
kemudian Ia mendatangkan pahala yang besar dari
sisi-Nya”. (QS. An Nisa (4): 40)
ُ َ ْ ََ ُ َ ْ َ َُ
‫اب فت َري اْلُ ْج ِس ِم َحن ُم ْش ِف ِل َحن ِم َّما ف ُِه َو ٍَ ُلىلى َن‬ ‫وو ِطؼ ال ِىخ‬
َ ً َ َ ً َ َ ْ َ َ
َ‫صاها‬ َ ‫صغ َحرة َوالهب َحرة إآل ؤ ْح‬
ِ ِ
َ
ِ ‫اب الٌغ ِاد ُز‬
ُ
ِ ‫ًَ َاو ٍْل َخ َىا َم ِاٌ هرا ال ِىخ‬
َ َ
َ ْ َ َ ُ َ َ ُ َ ََ
‫اط ًسا َوال ًَظ ِل ُم َزُّب ًَ ؤ َح ًدا‬ِ ‫ووحدوا ماغ ِملىا ح‬
“Kemudian diletakkanlah catatan amal, maka orang-
orang yang aniaya melihatnya dengan ketakutan dari

48 | Aswaja
apa-apa yang ada padanya, kemudian ia berkata:
Celakalah kami! mengapa catatan ini tidak
melalaikan sesuatu pun baik yang kecil maupun yang
besar melainkan tercatat di dalamnya, kemudian
mereka mendapatkan amal-amal yang mereka
lakukan tercatat dengan nyata dan sesungguhnya
Robbmu tak menzholimi seorang pun”. (QS. Al kahfi
(18): 49)

2. Di sana ada suatu rahasia besar. Rahasia yang hanya


Alloh-lah yang mengetahui. Rahasia yang tidak bisa
kita ketahui. Oleh karena itu pula Al-Qodar disebut
”sirrullah” yaitu ”Rahasia Alloh”. Alloh-lah yang
mengetahui mengapa orang ini diciptakan untuk
jannah dan yang satunya lagi untuk neraka. Semua
itu berlangsung dengan hikmah yang tinggi dan
mulia sekali.
َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ُ َّ ُ ْ َّ َ ْ ُ
‫الب ِالغت فل ْىش َأء ل َه َداه ْم ؤ ْح َم ِػ َحن‬ ‫كل ف ِلل ِه الحجت‬
“Katakan (Hai Muhammad) sesungguhnya Alloh
mempunyai hujjah yang kuat, kalau seandainya Ia
menghendaki tentunya Ia memberi petunjuk kepada
kalian semuanya”. (QS. Al-An’am (6): 149)

3. Kita dilarang Alloh untuk mempertanyakan hal-


hal ghoib yang tidak Alloh kabarkan. Karena hal
itu akan membawa kita ke dalam kesesatan. Akal
pikiran kita mempunyai kemampuan yang terbatas
dan sebatas itu pulalah kita diberikan kabar-kabar
ghoib oleh Alloh . Pokok atau dasar atau
pangkalnya Qodar ada pada ilmu ghoib di sisi Alloh
saja. Kita imani Qodar hanya sebatas kabar wahyu
seperti yang sudah dijelaskan pada lembaran-
lembaran sebelumnya.

Aswaja | 49
َْ ََ َ
ًِ ‫ص ِال ٍح فالح ْظئل‬ َ ‫ع م ًْ َؤ ْهل ًَ إ َّه ُه َغ َم ٌل َغ ْح ُر‬
َ ْ َ ُ َّ ُ ُ َ َ َ
ِ َ ِ َ ِ ِ‫كاٌ ًاهىح ِإهه ل‬
ْ َ َُ ُ ّ ْ َ َ َْ َ
‫ع ل ًَ ِب ِه ِغل ٌم ِإ ِوي ؤ ِغظ ًَ ؤن جيىن ِم ًَ ال َج ِاه ِل َحن‬ ِ‫مال‬
“Alloh berfirman: Wahai Nuh sesungguhnya ia,
bukanlah dari keluargamu, sesungguhnya ia amal
buruk, maka janganlah engkau menanyakan kepada-Ku
tentang apa-apa yang engkau tak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Aku mengingatkan engkau
agar engkau tidak termasuk orang-orang yang jahil”.
(QS. Hud (11): 46)

Ilmu di ayat ini adalah ilmu yang terlarang


penuntutannya yaitu ilmu ghoib yang tidak dikabarkan.

Sebab ilmu ada dua macam: Ilmu yang terlarang


penuntutannya dan ilmu yang diperintah
penuntutannya.
ْ ّ َ ْ َ َُ ْ َ ْ َْ ُ ً َ َّ َ ْ َ َْ َ َ ََ
‫الره ِس‬ ِ ‫ومأؤ ْزطلىا ِمً كب ِلً ِإال ِزحاال ه‬
ِ ‫ىحى ِإلي ِهم فظئلىا ؤهل‬
َ ََ ُ
‫ِإن ه ُىخ ْم الح ْػل ُمى َن‬
“Tidaklah kami mengutus sebelum kamu melainkan
orang-orang laki-laki yang kami wahyukan pada
mereka, maka bertanyalah kalian pada Ahlu dzikir bila
kalian tidak mengetahui”. (QS. An Nahl (16): 43)

Yang pertama penuntutannya mengantarkan ke


kesesatan dan yang kedua penuntutannya
mengantarkan ke hidayah, Biidznillah.

Setelah penjelasan itu, jelaslah bagi kita bahwa


kita harus beriman sebatas kabar-kabar wahyu dan tidak
mencari kabar-kabar ghoib dari selain wahyu Ilahi,
seperti misalnya melalui analisa-analisa akal pikiran.
Kewajiban kita adalah harus percaya dan menerima.

50 | Aswaja
Sudah banyak orang yang tersesatkan karena
mereka tidak mengikuti manhaj Ahlussunnah dalam hal
Qodar. Banyak dari mereka yang sampai pada
pendustaan Al-Qodar (Naudzubillah), maka keluarlah
mereka dari Islam dan masuklah mereka ke lorong-
lorong gelap yang tiada berujung. Semua itu karena
mereka tidak puas dengan manhaj yang haq ini dan
mencoba memecahkan “sirrullah” tadi.
Ada di antara mereka yang mengatakan bahwa
Alloh tidak mengetahui sesuatu sebelum hal itu terjadi
dan hal-hal di masa depan belum tertentukan. Dengan
akidah seperti ini, tuhan mereka bukanlah Alloh yang
kita ibadati. Tuhan mereka adalah tuhan lainnya yang
jahil, yang sering terkaget-kaget oleh ulah makhluk.
Kalau tuhan mereka tidak mengetahui sesuatu kecuali
setelah terjadi, dengan sendirinya yang menciptakan hal
itu bukanlah dia. Mereka akan mengatakan: Ya! Si
pelakulah yang meng ”ada” kan hal itu, baik si pelaku itu
manusia atau lainnya. Jadi di sini kita dapati adanya
banyak pencipta. Syirik!! Tak ada nama lain untuk
aqidah seperti ini !.

Sebagai penutup masalah Qodar ini, ada baiknya


dijelaskan bahwa Alloh mempunyai dua hukum:
a. Hukum Qodar (Kauni): hukum ini pasti terlaksana dan
terwujud atas makhluk-makhluk-Nya. Kita tidak
mengetahui tentang hukum ini, kecuali setelah
terlaksana. Kewajiban kita menghadapi hukum ini
adalah beriman kepadanya dan menerimanya. Kita
tidak boleh berdalih dengan hukum ini sebelum hukum
ini jatuh, karena kita tidak mengetahui sebelumnya.
Kalau yang terjadi adalah kebaikan, maka kita syukuri
hal itu. Kalau yang datang adalah keburukan, maka kita
terima dan kita sabari serta tidak menyalahkan sang
Aswaja | 51
pencipta. Semua itu datang dari Alloh . Hukum ini
adalah kehendak Alloh atas kita. Kita tidak dituntut
untuk memikirkan dan melaksanakan kehendak ini.
Kita hanya harus pasrah ketika hal itu telah terjadi.

b. Hukum syari’ah: Yaitu hukum-hukum agama yang


harus kita laksanakan. Hukum ini adalah kehendak
(tuntutan) Alloh kepada kita. Kewajiban kita
terhadap hukum ini adalah mengimani dan
melaksanakannya semaksimal mungkin, tanpa berdalih
dengan Qodar untuk meninggalkannya.

22. Ahlussunnah beriman pada wahyu (Kitab dan Sunnah)


seluruhnya, tidak meninggalkan sebagian dan menerima
sebagiannya lagi. Seluruh wahyu harus diterima dan
ditegakkan.
23. Ahlussunnah berprinsip menegakkan Amar Ma’ruf’ Nahi
Munkar.
24. Tidak ada seorangpun yang ma’sum selain Rosululloh .

52 | Aswaja
AHLUSUNNAH DALAM REALITA

Pada umumnya semua kaum muslimin adalah


Ahlussunnah wal Jama`ah kecuali mereka yang telah
terjerumus bid’ah pada salah satu dasar penting di dalam
Islam Atau mayoritas kehidupan keagamaannya terlumuri
bid’ah. Sedangkan orang Islam yang terkadang jatuh ke
dalam suatu bid’ah atau mereka salah kira sehingga
mengira suatu bid’ah adalah sunnah maka orang-orang
yang demikian bukanlah ahlul bid’ah.
Dalam hal yang berhubungan dengan bid’ah dan
sunnah umat ini pada realitanya terbagi atas beberapa
macam:
1. Alim (Ulama) Sunnah.
2. Penuntut Ilmu sunnah.
3. Jahil sunnah tetapi tidak jatuh pada bid’ah. Macam
ini sedikit sekali, karena kebanyakan jahil sunnah
mudah terjatuh kepada bid’ah. Walaupun tidak
jatuh, akan tetapi posisinya kritis sekali.
4. Jahil sunnah terkadang jatuh ke bid’ah.
Keempat macam di atas adalah dari kalangan Ahlussunnah
dan bukan dari Ahlul bid’ah.
5. Jahil sunnah tergenang dan berenang di bid’ah,
macam ini termasuk Ahlul bid’ah.
6. Ahlul bid’ah yang berilmu dan terjerumus bid’ah
pada dasar-dasar penting Islam karena salah
pengertian atau taqlid.
7. Ahlul bid’ah Zindiq yaitu orang-orang yang sengaja
berjalan diatas bid’ah untuk mempermainkan
agama. Macam seperti ini adalah macam munafik
yang sudah keluar dari Islam. Sayangnya macam
seperti ini banyak yang menjadi pemimpin.
Aswaja | 53
Di masyarakat muslim ini banyak golongan yang
mengaku sebagai Ahlussunnah wal Jama`ah sedangkan
mereka bukanlah Ahlusunnah wal Jama`ah. Sufiyyah dan
Asy`ariyah mengaku bahwa merekalah Ahlussunnah wal
Jama`ah. Sampai-sampai golongan-golongan tarekat sufiyyah
yang penuh dengan bid’ah-bid’ah berat itu pun mengaku ahlu
sunnah, bahkan terkadang sampai ada yang menjalankan
kesyirikan masih dianggap bagian dari Ahlussunnah wal
Jama`ah atau malah merekalah Ahlussunnah yang sejati.
Padahal kenyataannya sangat berbeda sekali. Untuk
mengetahui suatu golongan itu dari Ahlussunnah atau bukan
yang harus diukur adalah manhajnya, khususnya aqidahnya
bukan hanya atas dasar pengakuan saja.
Di kebanyakan perguruan tinggi di Indonesia
manhaj pluralisme produk orientalislah yang diajarkan.
Manhaj ini menggambarkan bahwa tidak ada standar
pemahaman dalam Islam, Islam boleh saja dipahami
dengan methode-methode pemahaman berbeda-beda.
Dengan demikian menurut manhaj ini semua manhaj firoq
bisa benar dan bisa salah. Juga manhaj Ahlus-sunnah pun
bisa benar dan bisa salah, karena menurut mereka, Islam
bisa diterima dalam bentuk lebih dari satu versi. Tujuan
manhaj ini adalah mengaburkan yang haq dari yang bathil.
Kaum orientalis bukannya tidak mengetahui bahwa standar
pemahaman Ahlussunnah terhadap Al-Qur’an dan Sunnah
yaitu pemahaman shahabat didukung oleh dalil-dalil Qur’an
dan Hadist yang jelas dan kuat sekali serta tiada keraguan
padanya, tetapi memang sudah menjadi misi dan tugas
mereka sebagai pengikut Iblis untuk merusak Islam dan
muslimin serta memproduksi Syubhat seputar Islam
sebanyak-banyaknya.

54 | Aswaja
FIROQ DHOLLAH

A. Penjelasan tentang bid’ah


Sudah dijelaskan sebelumnya arti dari kata sunnah.
Pada pasal ini kita coba menyelami arti bid’ah. Bid’ah
adalah semua akidah dan peribadatan yang mengatas
namakan Islam tetapi tidak disyari`atkan oleh Islam. Semua
bentuk ritual keagamaan yang diharapkan dengannya
pahala dari Alloh tetapi tidak terdapat pada ajaran-
ajaran Rosululloh adalah bid’ah. Cara memahami dan
menerapkan Islam yang berbeda dengan manhaj
Rosululloh dan para shahabatnya adalah bid’ah. Di
bawah ini akan kita coba jelaskan beberapa hal sekitar
Bid’ah:
1. Bid’ah dari segi berat dan ringannya bisa dibagi atas dua
tingkatan, Yaitu Bid’ah Mukaffirah (bid’ah yang
menjadikan pelakunya kafir) dan Bid’ah Ghoir
Mukaffirah -bukan mukaffirah- (bid’ah yang tidak
menjadikan pelakunya kafir ).
Pelaku bid’ah Mukaffirah, biasanya tidak disebut
sebagai Ahlul bid’ah, tetapi sudah termasuk kuffar.
Sedangkan bid’ah ghoir mukaffirah pelakunya masih di
dalam lingkaran Islam. Contoh bid’ah mukaffirah seperti
misalnya berdo’a dan memohon kepada makhluk
tentang hal-hal yang semestinya diminta dari Alloh
saja seperti meminta keturunan dari kuburan-kuburan
dan lain-lain. Contoh bid’ah ghoir mukaffirah seperti
merayakan maulid nabi .
2. Bid’ah dari segi bentuknya bisa dibagi pula atas dua
macam yaitu: Bid’ah haqiqiyah (bid’ah asli) artinya
Aswaja | 55
bid’ah yang memang tidak ada asalnya sama sekali pada
ajaran Islam (Contohnya seperti maulid nabi tadi) dan
bid’ah Idofiyah (bid’ah tambahan) yaitu bid’ah yang
sebenarnya merupakan pekerjaan yang asalnya syar’i
tetapi ditambah-tambah, seperti orang yang sholat
dhuhur dua kali sehari.
3. Bid’ah dalam istilah syar’i, hanya mencakup hal-hal
peribadatan dan aqidah serta agama pada umumnya dan
tidak mencakup selain itu.
4. Bid’ah bisa bercampur dengan sunnah dalam suatu amal
peribadatan. Ketika hal ini terjadi maka secara
keseluruhan amal itu masuk dalam kategori bid’ah.
Sebuah amal mempunyai beberapa unsur seperti:
Sebab, jenis, ukuran, tata cara, waktu, dan tempat. Bid’ah
mungkin bisa terjadi pada salah satu unsur-unsur
tersebut atau semuanya. Contohnya berdzikir bersama-
sama (dengan berbarengan) dengan suara yang keras.
Berdzikir itu sendiri adalah sunnah dan isinya pun bisa
sunnah seperti Istighfar atau kalimat tauhid, tetapi
caranya yaitu suara yang berbarengan adalah bid’ah.
Secara keseluruhan amal ini adalah bid’ah.
5. Bid’ah juga terbagi atas bid’ah aqidah dan bid’ah
amaliah. Karena pada dasarnya aqidah lebih penting dari
amal jasmani, maka bid’ah pada aqidah pun lebih buruk
dari bid’ah amaliah bahkan kebanyakan bid’ah amaliah
didorong oleh bid’ah aqidah.
6. Semua bid’ah dalam agama (Islam) adalah buruk dan
sesat bukan seperti yang dikatakan oleh sebagian orang
bahwa bid’ah terbagi dua yaitu: Bid’ah sayyiah (Buruk)
dan Bid’ah Hasanah (Baik).

56 | Aswaja
B. Keburukan bid’ah
Mudah-mudahan dengan menyimak sabda-sabda
Rosululloh dan perkataan salafus saleh di bawah ini kita
akan lebih menyadari keburukan dan bahaya bid’ah.
Dari Irbad bin Sariyah berkata, bersabda Rosululloh :
َ َ َ َ َ ْ ُ َّ ُ َّ َ َ َ ْ ُْ َ ُ
‫طالل ِت‬ ِ ‫ِإ ًَّاه ْم واْلحدز‬
‫ ف ِئن ول محدز ٍت‬،‫اث‬
“Berhati-hatilah kalian dari hal-hal yang baru,
sesungguhnya setiap hal yang baru itu adalah kesesatan.”
(HR. Abu Daud No 4607,At Turmudzi No 2676,Ibnu
Majah No 43,Ibnu Hibban dalam shohihnya No 5,dan
berkata At Turmudzi Hadist ini hasan Shohih).

Dari Anas berkata, bersabda Rosululloh :


َ ِْ ‫َم ًْ َز ِغ َب َغ ًْ ُط َّىت ْي َف َل‬
‫ع ِم ِ ّج ْي‬ ِ
“Barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia
bukanlah golonganku.” (HR. Muslim No: 1401)
ً ْ َ َ َ
( :‫اٌ ِل ِبال ٌِ ْب ًِ ال َحا ِز ِر ًَ ْىما‬ َ ْ ُ َّ َ َْ ْ َ ْ َ
‫هللا ك‬ ِ ٌ‫غً غ ْم ِسو ب ًِ غى ٍف ؤن َزطى‬
َ َ َ َ ‫هللا ؟ َك‬ ْ ُ َ ُ َ ْ َ َ َ ‫ِا ْغ َل ْم ًَا ب َال ٌُ) َك‬
‫ ِا ْغل ْم ؤ َّن َم ًْ ؤ ْح َُا‬: ٌ‫ا‬ ِ ٌَ ‫ ما اغلم ًا َزطى‬:ٌ‫ا‬ ِ
ًْ‫لْا ْحس م ْثل َم ًْ َغم َل ب َها م‬ َ ْ َ ُ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َّ ُ ْ ً َّ ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ً‫طىت ِمً طى ِتي ؤم ُِدذ بػ ِدي وان له ِم‬
‫ط َاها‬ َ ‫ط َال َل ًت َال ًَ ْس‬ َ ‫َغ ْحر َؤ ْن ًَ ْى ُل‬
َ ‫ َو َم ًْ إ َّج َب َؼ ب ْد َغ ًت‬،‫ص م ًْ ُؤ ُح ْىزه ْم َش ِْ ًئا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ‫ُ َ َز ُ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ ش‬
‫هللا و طىله وان غلُ ِه ِمثل از ِام مً غ ِمل ِبها ال ًىلص ذ ِلً ِمً ؤو ِاز‬
َ
.‫اض ش ِْ ًئا‬ ِ ‫الى‬
َّ

Dari Amr Bin Auf sesungguhnya Rosululloh pada suatu


hari berkata pada Bilal Bin Haris: “Ketahuilah wahai Bilal!
berkata Bilal: Apa yang harus saya ketahui wahai

Aswaja | 57
Rosululloh? Rosul bersabda: Ketahuilah barangsiapa yang
menghidupkan sunnah dari sunnah-sunnahku yang
termatikan setelah wafatku, ia akan mendapatkan pahala
seperti orang yang mengerjakan sunnah tersebut, tanpa
dikurangi pahala-pahala dari mereka sedikit pun. Dan
barangsiapa yang mengikuti bid’ah yang sesat yang Alloh
dan Rosulnya tidak meridhoinya, maka dia pun ikut
menanggung dosa orang yang mengerjakannya, tanpa
dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa orang yang
mengerjakan hal tersebut.” (HR. At Turmudzi No
2677,Ibnu Majah No 210,dan berkata At Turmudzi
hadist, ini hadits hasan).

Dari Aisyah berkata, bersabda Rosululloh :


َ َ ِْ ‫َم ًْ َؤ ْح َد َر ف ْي َؤ ْمسَها َه َرا َما َل‬
‫ع ِم ْى ُه ف ُه َى َز ٌّد‬ ِ ِ
“Barangsiapa yang membuat hal-hal baru dalam agama ini,
yang bukan bagian darinya, maka hal tersebut tertolak.”
(HR Bukhori No 1718.)

Dari Anas  berkata, bersabda Rosululloh :


َ ‫الخ ْى َب َت َغ ًْ ُو ّل‬
‫ص ِاح ِب ِب ْد َغ ٍت َح َّتى ًَ َد َع ِب ْد َغ َخ ُه‬ َّ ‫هللا َح َج َب‬
َ ‫إ َّن‬
ِ ِ
“Sesungguhnya Alloh telah mencegah taubat bagi orang
yang mengerjakan bid’ah sehingga ia meninggalkan
bid’ahnya.” (HR. At Tobroni dalam kitab Majma zawaid
No 189/10, dengan sanad yang hasan).
ً
َ ‫ ُز َّم َك‬،‫خطا‬ ُ ْ ُ َ َ َ ‫ َك‬، ‫َغ ًْ َغ ْبدهللا ْبً َم ْظ ُػ ْىد‬
( :ٌ‫ا‬ ِ ٌ‫ خط َزطى‬:ٌ‫ا‬
‫هللا‬ ِ ِ ِ ِ
َ َ ََ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ً ْ ُ ُ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ
‫ وكاٌ ه ِر ِه‬،‫هللا ) زم خط خطىطا غً ً ِمُ ِى ِه وغً ِشم ِال ِه‬ ِ ‫هرا ط ِبُ ُل‬
َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ٌ َ ْ َ َ ْ ْ َ ّ ُ َ َ ٌ ُ ُ
‫اط ْي‬ ِ ِ ‫ غلى و ِل ط ِبُ ٍل ِمنها شُطان ًدغى ِإلُ ِه ) وكسؤ ( وؤن ه‬،‫طبل‬
‫س‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ر‬
َ ً
)‫ُم ْظ َخ ِل ُْما ف َّاج ِب ُػ ْى ُه‬
Dari Abdullah Bin Mas’ud berkata suatu kali: Rosululloh

58 | Aswaja
menggaris suatu garis kemudian bersabda: (ini jalan
Alloh), kemudian membuat beberapa garis ke samping
kanan dan kirinya, dan bersabda: ini adalah jalan-jalan, di
setiap jalan di situ ada setan yang menyeru kepadanya,
kemudian ia membaca ayat: “ini lah jalanku yang lurus
maka ikutilah ia” --surat Al An’am 153--. (HR Bukhori)
Usman Bin Hadir Al Azdi berkata:
َ ْ َ َ ْ َ َ َ ‫ َف ُل ْل ُذ َل ُه َؤ ْوصج ْي! َف َل‬، ‫َد َخ ْل ُذ َغ َلى ْابً َغ َّباض‬
ِ ‫ غلًُ ِبخلىي‬:ٌ‫ا‬
‫هللا‬ ِ ِ ٍ ِ
ْ.‫ ا َّجب ْؼ َو َال َج ْب َخدع‬،‫َح َػ َالى َو ْلْا ْطخ َل َامت‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Aku datang ke Ibnu Abbas  kemudian aku berkata:
padanya, nasihatilah aku maka beliau berkata:
“Bertakwalah engkau pada Alloh dan istiqomahlah, ikutilah
(sunnah) dan janganlah berbuat bid’ah”.
Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubro meriwayatkan
dari Ibnu Abbas sesungguhnya ia berkata:
ُ َ ْ ْ
‫ َوِإ َّن ِم ًَ ال ِب َد ِع ِلْا ْغ ِخياف ِف ْي‬،‫الب َد ُع‬ َ ‫هللا َح َػ‬
‫الى‬ َ ‫ع ْلْا ُم ْىز إ‬
‫لى‬ َ ‫إ َّن َؤ ْب َغ‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ ْ َّ َ َْ
.‫اْلظ ِاح ِد ال ِتي ِفي الدو ِز‬
“Sesungguhnya perkara yang paling dibenci Alloh adalah
bid’ah, dan sesungguhnya diantara bid’ah itu adalah I’tikaf
dimasjid-masjid yang ada di rumah-rumah”.

Imam Abu Daud meriwayatkan dalam sunannya


dari Hudzaifah Bin Al yamani berkata:
َ َ َ َ
‫ ف ِئ َّن‬،‫هللا فال ج َخ َػ َّب ْد ِب َها‬ ُ ‫ص َح‬
ٌِ ‫اب َز ُط ْى‬ ْ ‫ُو ُّل غ َب َادة َل ْم ًَ َخ َػ َّب ْد ب َها َؤ‬
ِ ِ ٍ ِ
َ‫ ُخ ُر ْوا َطسٍْم‬،‫َم ْػ َش َس ْال ُل َساء‬ ً َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ٌَ َّ َ
َ ‫ َف َّاج ُل ْىا‬،‫اال‬
َ‫هللا ًا‬
ِ ِ ‫لْاو لم ًدع ِلل ِخ ِس مل‬
َُ َ َ َ ْ َ
.‫ان ك ْبلى ْم‬ ‫مً و‬
“Setiap ibadah yang tidak dilakukan oleh para shahabat
Rosululloh  janganlah engkau lakukan. Karena generasi

Aswaja | 59
pertama tidak membiarkan tertinggal satu perkataan pun
untuk generasi yang terakhir, bertakwalah kalian pada Alloh
Ya Ma’syarol Quro’, tempuhlah jalan orang-orang sebelum
kalian”.

Berkata Al Hasan Al Bashri :


ً َ َ ًَ َ َ َ ً ْ َ َ ْ َ ‫َال ًَ ْل َب ُل‬
‫صالة َوال َح ًّجا َوال ُغ ْم َسة َح َّتى‬ َ ‫هللا ل‬
‫ص ِاح ِب ِبدغ ٍت صىما وال‬ ِ
.‫ًَ َد َغ َها‬
“Alloh tidak akan menerima shaum, sholat, haji dan umroh
dari Ahli bid’ah hingga ia meninggalkan bid’ahnya”.

Berkata Muhammad Bin Aslam (Muslim) :


َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َ ََ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ
:‫اٌ ؤ ُب ْى َم ْػش ِس‬‫مً وكس ص ِاحب ِبدغ ٍت فلد ؤغان غلى هد ِم ِلْاطال ِم وك‬
َ ُ ‫ َما َح َػ َل‬:ٌ‫ا‬ َ ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َْ َ
َ ‫ َف َل‬،‫لْا ْه َى ِاء‬
‫هللا ِف ْي ش ْي ٍء‬ ‫طإلذ ِإبس ِاهُم غً ش ي ٍء ِمً ه ِر ِه‬
ََّ َ ْ َ َ َ ْ َّ ّ ً َ ْ َ َّ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ ْ
ٌِ ‫ غلًُ ِبإو‬،‫ ما ِهي ِإال هصغت ِمً الشُط ِان‬،‫ِمنها ِمثلاٌ ذز ٍة ِمً خح ٍر‬
َْ
.‫لْا ْم ِس‬
“Barangsiapa yang menghormati Ahlul bid’ah, maka
sesungguhnya ia telah memberikan pertolongan untuk
merobohkan Islam” dan berkata Abu Ma’sar: “Aku bertanya
pada Ibrohim tentang sesuatu yang menyangkut hawa nafsu
ini (Bid’ah)”, kemudian ia berkata: “Alloh tidak menjadikan
sedikit kebaikan pun padanya. Bid’ah itu adalah suatu
dorongan dari setan. Ikutilah agama yang murni”

Dari Umar ia berkata:


ً
.‫اض َح َظ َىت‬ َّ ‫ وإ ْن َ َزؤ َها‬،‫ط َال َل ٌت‬
ُ ‫الى‬ َ ‫ُو ُّل ب ْد َغت‬
ِِ ٍ ِ
“Setiap bid’ah adalah sesat, walaupun orang-orang
memandangnya baik”.

60 | Aswaja
Ayyub berkata:
ً
.‫هللا ُب ْػدا‬ َ ُ َ ْ َّ ً ْ َ ْ َ َُُْ َ
ِ ً‫ما ِإشداد ص ِاح ِب ِبدغ ٍت إح ِت َهادا ِإال ِإشداد ِم‬
“Tambah giat seorang Ahlul bid’ah berbuat bid’ah, maka
tambah jauh pula ia dari Alloh ”.

Berkata Sufyan Ats-Tsauri :


َ ُ ْ ُ ‫ َا ْْلَ ْػص َُ ُت ًُ َخ‬،‫ع م ًَ ْاْلَ ْػص َُت‬
‫ َوال ِب ْد َغت ال‬،‫اب ِم ْن َها‬ ْ ْ َ َ ُ َ ْ َْ
ِ ِ ِ ِ َ ِ‫ال ِبدغت ؤح ُّب ِإ َلى ِإب ِل‬
ُ ‫ًُ َخ‬
.‫اب ِم ْن َها‬
“Bid’ah lebih disukai Iblis dari pada maksiat. Maksiat dapat
diharapkan bertaubat orangnya, sedangkan bid`ah tidak
diharapkan taubatnya”.

Fudhail berkata:
َ ‫ َو َال ًَ ْس َف ْؼ ل‬،‫َطسٍْم َف ُخ ْر ف ْي َطسٍْم َا َخس‬ ً َ َ
‫ص ِاح ِب‬ ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ ‫ِإذا َزؤ ًْ َذ ُم ْب َخ ِدغا ِف ْي‬
َ َ ََ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ
‫ومً ؤغان ص ِاحب ِبدغ ٍت فلد ؤغان غلى هد ِم‬ ،‫هللا َغ َم ٌل‬
ِ ‫ِبدغ ٍت ِإ َلى‬
َ ْ
.‫ِلْا ْطال ِم‬
“Apabila engkau melihat seorang ahlul bid’ah di jalan,
tempuhlah olehmu jalan lain. Tidak ada suatu amal pun dari
Ahlul bid’ah yang sampai kepada Alloh. Barangsiapa yang
membantu seorang pelaku bid`ah, maka dia berarti telah
membantu merobohkan Islam”.

C. Sejarah singkat lahirnya firqoh Dhollah


Firoq Dhollah berarti golongan-golongan yang sesat
dalam arti salah dalam memilih jalan penitian Islam.
Kesesatan bisa berarti bid’ah dan juga bisa berarti
kekufuran. Tetapi dalam masalah kita ini yang dimaksud
dengan kesesatan adalah bid’ah yaitu salah memilih jalan
meniti Islam.Yang seharusnya mereka memilih jalan yang
padanya jejak Rosululloh dan para shahabatnya yaitu

Aswaja | 61
jalan Sunnah, tetapi mereka memilih jalan lainnya yang
tercampur padanya hal-hal yang bukan dari sunnah
Rosululloh .
Ada pun mereka yang sudah keluar dari Islam maka
walaupun mereka pun golongan-golongan yang sesat pada
umumnya, tetapi mereka bukanlah orang-orang yang
dimaksud di sini. Seperti yang dikabarkan oleh Rosululloh
pada hadist-hadist yang lalu bahwa Firqoh Dhollah ini
akan bermunculan sampai bilangannya mencapai tujuh
puluh dua golongan.
Begitulah yang mulai terjadi pada masa-masa
terakhir khulafaur-rasyidin. Walaupun bibit-bibit furqoh
dan firoq sudah mulai bersemi sebelum khilafah Ali Bin Abi
Tholib , akan tetapi munculnya golongan sesat pertama
yang mengkristal sebagai suatu kelompok, baru terjadi
pada zaman khilafah beliau. Ali Bin Abi Tholib diangkat
menjadi khalifah setelah terbunuhnya khalifah Usman Bin
Affan oleh segerombolan Ahlul fitnah pada tahun 35 H.
Ketika itu terjadilah perselisihan pendapat tentang cara
penyelesaian kasus pembunuhan ini antara Ali Bin Abi
Tholib sebagai kholifah dan Muawiyah Bin Abi Sufyan
yang waktu itu menjabat sebagai gubernur Syam (Syiria
dan sekitarnya). Perselisihan ini pun bertambah meruncing
sampai terjadi peperangan antara kedua pihak. Manhaj
Ahlussunnah dalam hal perselisihan di antara para
shahabat adalah tidak mencampuri apa-apa yang terjadi di
antara mereka. Kita mendo’akan mereka semua.
Dalam suatu pertempuran antara pendukung Ali Bin
Abi Tholib dan pendukung Muawiyah , terjadi suatu
kesepakatan untuk berunding menyelesaikan masalah ini
dengan damai. Maka diangkatlah dari setiap pihak seorang
hakim untuk menerapkan hukum Alloh dalam
menyelesaikan masalah yang pelik ini. Disinilah munculnya
firqoh sesat pertama yang keluar dari jalan sunnah dan
62 | Aswaja
keluar dari jama`ah kaum Muslimin. Firqoh ini dinamakan
“AL-KHOWARIJ” yang berarti orang orang yang keluar.
Mereka keluar dari sunnah dan jama`ah, tidak lagi bagian
dari Ahlussunnah wal Jama`ah, ketika mereka memahami
masalah yang ada dan dalil Al-Qur’an tentangnya bukan
dengan manhaj Ahlussunnah. Mereka mengatakan bahwa
dengan mengangkat seorang hakim, Ali Bin Abi Tholib
telah memberi hak membuat hukum (Hak Tasyr’i) kepada
makhluk yang berarti suatu kesyirikan yang nyata. Maka
mulailah mereka mengkafirkan Ali Bin Abi Tholib dan
para shahabat pendukungnya. Pada hakikatnya kedua
hakim tersebut tidak diberi mandat untuk membuat suatu
hukum, tetapi hanya diangkat untuk menghakimi kedua
pihak dengan hukum Alloh. Sebenarnya masalah
pengangkatan kedua hakim ini sangat sederhana dan bisa
dimengerti dengan mudah. Oleh karena itulah selain karena
kebodohan yang nyata pada mayoritas mereka (kaum
khawarij pada waktu itu), disiyalir ada niat buruk pada
sebagian para pemimpin mereka yang menggerakan
keluarnya mereka dari jama`atul muslimin. Ketika mereka
keluar dan berkumpul di suatu tempat yang diberi nama
HARURA (Dari tempat ini pula mereka dinamakan
haruriyyin), bertambah luaslah kesesatan mereka dengan
adanya saling isi mengisi diantara mereka. Setelah melalui
waktu dari kurun ke kurun manhaj ini pun mulai
mengembang dan mencakup hampir seluruh segi agama.
Di antara pasal yang termashur dari manhaj Al
Khowarij adalah pengkafiran para pelaku dosa besar.
Sebagai reaksi dari pasal ini muncullah pemahaman yang
menolak hubungan antara amal dan kekufuran. Manhaj ini
dinamakan manhaj IRJA’ (Penganutnya dinamakan murji-
pluralnya murji’ah) mereka mengatakan bahwa iman
seseorang tidak mencakup amal. Jadi bagaimana pun
buruknya perbuatan seseorang, orang itu tidak akan
Aswaja | 63
menjadi kafir selama di hatinya masih ada kepercayaan dan
lisannya bersyahadatain.
Kedua kelompok tadi enggan mengikuti manhaj
shahabat yang di waktu itu banyak yang masih hidup maka
sesatlah mereka.
Di waktu yang bersamaan dengan munculnya Al
Khowarij benih-benih syi’ah sebenarnya sudah ada. Bahkan
penggagas firqoh syi’ah, Abdullah Bin Saba’ seorang yahudi
yang pura-pura masuk Islam, sudah bekerja di bawah tanah
dengan gigih di masa khilafah Usman Bin Affan Yahudi
inilah pemimpin gerakan pembunuhan Usman .
Firqoh Syi’ah yang dicetuskan oleh Abdullah Bin
Saba’ adalah firqoh sesat yang kesesatannya sampai pada
kesyirikan yaitu mentuhankan Ali Bin Abi Tholib.
Sedangkan firqoh–Firqoh syi’ah yang berkembang seakan-
akan merayap, pada mulanya hanya terbatas pada
pengemukaan Ali Bin Abi Tholib atas Abu Bakar dan Umar.
Hal ini bertentangan dengan manhaj Ahlussunnah wal
Jama`ah yang menetapkan urutan Afdholiyah (keutamaan)
mereka persis seperti urutan pemerintahan mereka. Ali Bin
Abi Tholib sendiri sebagai salah satu pelopor Ahlussunnah
wal Jama`ah tidak menyetujui atas pengemukaannya atas
Abu Bakr dan Umar, bahkan beliau akan menghukum
cambuk orang-orang yang berpendirian demikian. Sampai
sebatas pemahaman seperti ini, syi’ah waktu itu hanya
sebagai kelompok politik pendukung khalifah Ali Bin Abi
Tholib dan anak–anaknya. Arti kata syi’ah itu sendiri adalah
pendukung. Tetapi kesalahan pemahaman yang
kelihatannya sepele ini pun mulai mengembang sampai
pada kesesatan yang sangat mengerikan bahkan pada
banyak kelompok-kelompok syi’ah sampai pada kekufuran
yang nyata. Kemudian bermunculanlah firqoh-firqoh sesat
lainya yang menyandarkan manhaj mereka pada produk-
produk akal mereka dan filsafat yunani serta menjauhkan
64 | Aswaja
diri dari manhaj shahabat.
Di waktu yang sama shahabat dan para pengikut
mereka yang setia yaitu tabi’in dan tabi’it-tabi’in pun gigih
mendakwahkan manhaj Ahlussunnah wal Jama`ah. Tidak
satu pun dari shahabat yang masuk ke dalam salah satu
firqoh-firqoh tersebut. Istilah-istilah Ahlussunnah,
pengikutan pada sunnah dan yang sejenisnya sebelum itu
pun sudah menjadi istilah resmi di antara para penuntut
ilmu. Tetapi tidak dimaksudkan sebagai firqoh tersendiri
dalam tubuh kaum muslimin, sebab seluruh kaum
muslimin pada waktu itu adalah Ahlussunnah. Tetapi ketika
firqoh-firqoh yang meninggalkan manhaj sunnah dan
keluar dari jama’ah mulai bermunculan maka salafus saleh
pun memakai nama Ahlussunnah wal Jama`ah sebagai
kriteria dan nama untuk firqoh najiah, firqoh yang tetap
pada jejak Rosululloh dan shahabatnya.
Sebab-sebab utama dari penyimpangan firoq pada
waktu itu sebenarnya menumpu pada dua hal, Yaitu:
1. Tidak mengikuti shahabat dalam memahami al-
Qur’an dan hadist.
2. Adanya sumber-sumber lain selain Al-kitab dan
sunnah dalam mengambil hukum–hukum Islam
seperti akal dan lain-lainnya.

D. Penyimpangan-penyimpangan pada dasar manhaj


firqoh dhollah
Tidak semua bagian dari manhaj-manhaj firqoh
berlawanan dengan manhaj Ahlussunnah Wal Jama`ah.
Manhaj mereka adalah manhaj campuran antara kebenaran
dan kebatilan. Walaupun ada di dalamnya kebenaran, tetapi
karena kebatilan yang ada padanya merupakan hal-hal
dasar maka keseluruhan manhaj-manhaj tersebut adalah
batil. Sama halnya dengan segelas susu yang tercampur
Aswaja | 65
dengan racun. Demikian pula sama halnya dengan agama-
agama batil, dimana setiap agama dari agama-agama itu
mempunyai bagian-bagian yang benar, tetapi karena dasar-
dasar agama mereka batil, maka batillah keseluruhan
agama-agama itu. Diantara kebatilan-kebatilan manhaj
firqoh yang tentunya bertentangan dengan manhaj
Ahlussunnah adalah:
1. Manhaj mereka adalah manhaj yang didominasi oleh
hawa nafsu. Baik hawa nafsu itu merupakan
pembangkangan akal manusia terhadap kekuasaan
wahyu maupun pemuasan kecondongan jiwa manusiawi.
Sebagai Ahlussunnah Wal jama’ah kita berkewajiban
menundukan hawa-hawa nafsu kita kepada kekuasaan
wahyu, tetapi Ahlul furqoh malah mendukung hawa
nafsu atas wahyu.
Dalam manhaj hawa nafsu ini, akal yang sudah
terpengaruh hawa nafsu dan setan memaksakan dirinya
untuk keluar dari lingkaran yang sudah ditentukan
untuknya dalam hidup keagamaan, yaitu lingkungan
untuk memahami ilmu dan tuntunan wahyu. Dalam hal
ini akal mencoba menjadi saingan wahyu dengan ikut
menentukan hukum-hukum dan pendapat-pendapat
pengganti wahyu dengan analisa-analisa Aqliyyah.
Ketika hal itu terjadi maka sesatlah akal itu dan sesatlah
orang yang mengikutinya.
Sudah lumrah bila seseorang manusia
mempunyai kecondongan-kecondongan jiwa yang
didorong oleh hawa nafsu dan tugas kita adalah
menjadikan kecondongan-kecondongan dan hawa nafsu
itu tunduk kepada wahyu. Akan tetapi yang terjadi pada
Ahlul bid’ah adalah hal yang berbeda, mereka nikmati
pembangkangan hawa nafsu itu sampai memberikan
sifat syar’iyah kepadanya agar hal tersebut dikenyam
tanpa disalahkan, maka terlahirlah bid’ah. Contoh:
66 | Aswaja
seorang berilmu yang dikultuskan dan mulai mengeyam
kenikmatan pengkultusan itu bisa menjadi tergoda
untuk menjadikan pengkultusan itu bagian dari manhaj.
Maka disembunyikanlah dalil-dalil yang melarang
pengkultusan dan dikarangnya hujjah-hujjah untuk
mengabadikan pengkultusan itu, maka terbentuklah
bid’ah. Contoh lainnya: Seorang alim yang merasa
congkak dengan Ilmunya merasa takabur untuk
menundukkan pemahamannya kepada pemahaman
shahabat maka ditentanglah pemahaman-pemahaman
shahabat dan sesatlah dia. Seorang jahil yang berke-
condongan untuk menjadi pemimpin sedangkan
kepemimpinan memerlukan ilmu, maka dikarenakan
enggan untuk sungguh-sungguh belajar dan didorong
oleh ambisi menjadi pemimpin, mulailah ia mengarang
manhaj sesatnya.

2. Di antara penyimpangan firoq yang terbesar adalah


pengambilan dalil-dalil dari selain Al kitab dan As
sunnah. Dengan kata lain menjadikan sesuatu selain Al
kitab As sunnah dan Ijma’ salaf sebagai sumber hukum
baik dalam hal aqidah maupun yang lainnya. Ketika hal
ini terjadi masuklah dari sumber-sumber baru itu ke
dalam manhaj mereka hal-hal yang tidak dikandung oleh
wahyu, dengan demikian keluarlah mereka dari manhaj
yang murni ke manhaj campuran, yaitu manhaj bid’ah.
Ketika hal-hal baru yang masuk ke dalam manhaj
mereka telah mengganti kedudukan dasar-dasar
terpenting dari Islam maka keluarlah mereka dari Dinul
Islam. Contoh yang mungkin terdekat seperti: Ketika
orang-orang extrim sufi dengan sumber-sumber
bid’ahnya selain Kitab dan As Sunnah sampai pada
aqidah wihdatul wujud dan hulul, kufurlah mereka
dengan seburuk-buruknya kekufuran.

Aswaja | 67
3. Peninggalan pemahaman-pemahaman shahabat sebagai
panutan dalam memahami Al-kitab dan Al-hadist telah
menjadikan Ahlul firoq mempunyai pemahaman yang
menyesatkan walaupun mereka merujuk pada Al-Qur’an
dan As sunnah hal ini adalah salah satu penyimpangan
terbesar pada seluruh firoq.
Akibat dari penyimpangan ini pemahaman-
pemahaman mereka dalam ushuluddin banyak yang
menyimpang dari yang dimaksud oleh Alloh dan
Rosulnya, sampai-sampai pemahaman tentang sifat-sifat
Alloh pun terkecohkan sehingga hubungan
peribadatan dengan Alloh pun rusak karenanya.

4. Firoq wa’idiyah (seperti khawarij) mengkafirkan pelaku


setiap dosa besar tanpa membedakan apakah yang
dilakukan termasuk dosa-dosa mukaffirah ataukah
bukan mukaffirah. Menghalalkan darah kaum muslimin
ketika “dianggap” berbuat dosa besar sehingga kita
dapati kaum khawarij lebih banyak memerangi kaum
muslimin dari pada memerangi kaum kuffar. Dengan
pemahaman seperti ini terjadilah pengkafiran umat
secara besar-besaran.

5. Di waktu yang sama Ahlul Irja’ (Murjiah) memandang


seorang muslim tidak bisa dikafirkan dikarenakan dosa-
dosa amaliah atau qouliyah betapa pun besarnya dosa-
dosa tersebut. Karena menurut mereka iman hanya
berada di dalam hati, sehingga jika seseorang belum
mengakui kekufuran hatinya maka tidak bisa dikafirkan
walau dosa apa pun yang diperbuat. Demikian juga
pendapat mereka yang mengatakan bahwa maksiat tidak
membahayakan “Iman” seseorang, telah membuka pintu
kerusakan yang besar untuk umat ini.

68 | Aswaja
Kedua manhaj tadi adalah kesesatan yang nyata.
Ahlusunnah mengatakan Iman itu bukan hanya di dalam
hati saja tetapi juga pada perbuatan dan perkataan,
demikian juga halnya dengan kekufuran. Ahlussunnah
mengkafirkan setiap orang yang dikafirkan oleh Alloh (dan
Rosulnya dan tidak pernah mengkafirkan orang-orang yang
tidak dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya.

6. Firqoh As’ariyah, dengan berdasarkan filsafat


aqlaniyahnya, telah menggugurkan banyak sekali nama-
nama dan sifat-sifat Alloh dalam aqidah mereka.
Firqoh mu’tazilah dan yang sejalur dengannya
meniadakan semua sifat-sifat Alloh Yang Maha Agung
dan Maha Mulia, dikerenakan kaidah-kaidah filsafatnya
dan menganut faham jahmiyyah. Keagungan suatu dzat
diukur dengan keagungan sifat-sifatnya, bagaimanakah
seorang hamba merasakan keagungan tuhannya yang
tidak mempunyai sifat. Pada masalah Qodar, banyak
firoq yang berselisih aqidah tentangnya. Ada di antara
mereka yang menolak akan adanya Qodar. Mereka
berpendapat bahwa Alloh tidak mengetahui tentang
segala sesuatu sebelum terjadi, dengan demikian mereka
pun berpendapat segala sesuatu bukan ditentukan oleh
Alloh dengan kata lain bahwa ilmu Alloh tentang
sesuatu didahului oleh kejahilan tentang hal itu.
Sedangkan Ahlussunnah dengan berdasarkan kitab dan
Sunnah beraqidahkan bahwa Alloh mengetahui semua
yang akan terjadi, sedang terjadi dan sudah terjadi serta
mengetahui apa-apa yang tidak terjadi bagaimana hal itu
kalau terjadi. Ilmu Alloh adalah Ilmu yang sempurna,
abadi dan azali dan tidak pernah didahului oleh
kejahilan.

Aswaja | 69
7. Ada pula di antara firoq yang berpendapat bahwa Alloh
mengetahui apa-apa yang akan terjadi tetapi Alloh
tidak menentukannya, segala sesuatu adalah hasil
mutlak dari suatu proses kejadian.
Hal ini berarti mereka berpendapat bahwa hal-
hal yang terjadi di dunia ini tidak tunduk pada kehendak
Alloh . Hal ini juga akan berhubungan dengan adanya
pencipta yang lain yaitu pencipta amal-amal manusia
dan hasil-hasil dari ama-amal tersebut yang terjadi
tanpa kehendak Alloh bahkan tanpa
sepengetahuannya terlebih dahulu. Pemahaman seperti
ini adalah pemahaman syirik. Banyak lagi pemahaman-
pemahaman sesat yang disebabkan keluarnya mereka
dari manhaj Ahlussunnah Wal jama’ah.

8. Sufiyyah adalah salah satu firoq batiniah. Firoq batiniyah


adalah firoq yang menganggap bahwa setiap nas-nas
wahyu mempunyai dua arti yang berbeda yaitu arti
dhohir dan arti batin. Arti dhohir menurut mereka
adalah arti yang dipahami, diajarkan dan diterapkan
oleh Rosululloh . Sedangkan arti bathin adalah arti
yang mereka tafsirkan menurut hawa nafsu mereka. Di
atas semua itu Ahlul batin adalah Awliya (para wali)
yang kedudukannya melebihi para nabi dan bebas dari
kungkungan syari’ah dhohir. Sudah barang tentu tidak
semua tingkatan sufiyah menganut pemahaman seperti
ini, tetapi hal ini telah banyak membuka pintu-pintu
kesesatan kepada firqoh-firqoh sufiyah dan firqoh
batiniah lainnya sepanjang zaman.

9. Salah satu pasal penting dalam manhaj firoq adalah hanya


memilih sebagian kecil dalil dalam menentukan hukum
dan meninggalkan sebagiannya lagi. Masing-masing
golongan memilih dalil yang mereka anggap bisa

70 | Aswaja
mendukung pandangan-pandangan dan kecondongan-
kecondongan mereka. Bukan seperti halnya Ahlussunnah
yang mengumpulkan semua dalil-dalil yang bersangkutan
dengan suatu masalah untuk diikut sertakan dalam
penentuan hukum tentang masalah itu.

Contohnya banyak orang-orang yang berwatak


keras lebih condong kepada manhaj khowarij yang lebih
memakai dalil-dalil yang keras dan mengancam, sedang
banyak pula orang-orang yang berwatak lembut yang lebih
condong kepada Murji’ah yang menyandarkan pendapat-
pendapat mereka pada dalil-dalil yang lembut yang
menjanjikan ampunan.
Pasal-pasal sesat lainnya yang banyak dipakai oleh
firqoh-firqoh sesat adalah penolakan terhadap hadist-
hadist ahad dalam hal-hal akidah. Karena banyak sekali hal-
hal akidah datang melalui hadist-hadist ahad maka dengan
sendirinya akidah mereka pun jauh dari kesempurnaan
aqidah yang dituntut oleh Alloh untuk dipercayai.
Semua yang kita paparkan kita tadi hanya sebagian
saja dari penyimpangan-penyimpangan firoq-firoq. Pokok
dari penyimpangan-penyimpangan tersebut adalah
pengambilan sumber dalam beragama selain Al kitab dan
As sunnah serta peninggalan metode pemahaman shahabat
dalam memahami keduanya, semua itu terjadi karena
adanya pengikutan terhadap hawa nafsu dan kejahilan.

Aswaja | 71
BERPEGANGLAH TEGUH
PADA MANHAJ INI

Manhaj Ahlussunnah adalah manhaj yang haq,


manhaj Ahlul jannah dan manhaj bagi mereka yang
menginginkan keselamatan dunia dan akhirat. Manhaj
inilah yang diturunkan Alloh kepada Rosul-Nya. Manhaj
ini adalah sirotol mustaqim yang kita selalu berdoa setiap
sholat agar Alloh memberikan kita petunjuk untuk
mendapatkannya. Mudah-mudahan anda pembaca
budiman telah mendapatkannya, berpegang teguhlah
padanya.
Teruskan doa-doa anda ketika anda membaca surah
Al-fatihah di setiap sholat agar hati-hati kita terus dibuka
untuk manhaj ini dengan lebih dalam dan luas lagi. Manhaj
ini adalah manhaj Rosululloh , ikutilah, karena semua kita
diperintah untuk mengikuti beliau.
Pengikutan manhaj ini bukanlah pilihan biasa.
Kesalahan dalam memilih manhaj dalam meniti Islam akan
berakibat fatal sekali di dunia dan di akhirat. Ketika
kesalahan ini terjadi. kehidupan di dunia pun akan gersang,
hubungan batin dengan sang pencipta pun terasakan berat,
dan derajat yang tinggi di sisi Alloh (selama di dunia
pun) tidak bisa tercapai karena jalan yang dipilih untuk
menuju pada Alloh adalah jalan yang salah. Jangan
tertipu oleh perasaan-perasaaan ruhaniah semu ketika
melakukan ritual-ritual bid’ah atau mendengarkan
makalah-makalah sufiyah, semua itu bukanlah sa’adah
(kebahagiaan) yang hakiki. Tidak ada sa’adah yang hakiki
selain dekat dengan sumber sa’adah itu sendiri yaitu Alloh
. Kebahagiaan yang hakiki adalah dekat dengan Alloh,

72 | Aswaja
mengenal Alloh dengan nama-nama, sifat-sifat dan
firman-firman-Nya. Bagaimana semua itu bisa dicapai oleh
orang-orang yang bermanhaj membatalkan nama dan sifat-
sifat Alloh? Bagaimana ketenangan jiwa bisa tercapai untuk
mereka yang bermanhaj menolak qodar? Bagaimana semua
bisa tercapai jika Alloh ( yang mereka tuju tidak meridhoi
ritual yang mereka lakukan? Kesenangan atau kebahagiaan
semu bisa saja terjangkau walaupun dengan hanya narkoba
yang hina atau barang-barang duniawi belaka, tetapi
sa’adah hakiki tidak mungkin tercapai dengan selain meniti
Islam di atas manhaj Ahlussunnah wal Jama`ah, jalan satu-
satunya yang mengantarkan seseorang kepada keridhoan
Alloh . Semua jalan pintas yang dijanjikan oleh manhaj-
manhaj sesat adalah jalan kesesatan walaupun pada
dhohirnya menjanjikan kebahagiaan. Ada pun di akhirat
nanti, kesalahan memilih manhaj akibatnya akan jauh lebih
fatal. Tiada seorang pun dari kita bersedia untuk singgah di
Jahanam walaupun hanya untuk sekejap mata, tempat yang
penuh dengan adzab yang pedih sekali, tempat yang penuh
dengan kehinaan bercampur baur dengan Iblis dan setan di
gulungan-gulungan api yang hitam pekat dan panas yang
tak tertahankan oleh gunung sekali pun.
Pelajarilah manhaj ini dengan sebaik-baiknya,
amalkanlah dan dakwahkanlah semoga Anda menjadi
golongan yang selamat. Semoga keturunan Anda, buah hati
dan kesayangan Anda termasuk orang-orang yang selamat,
Ahlussunnah wal Jama`ah.
Semoga pula pahala akan berlimpah kepada Anda
dengan masuknya orang-orang yang Anda dakwahkan ke
dalam lingkaran keridhoan Alloh .

Aswaja | 73
Catatan:

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

____________________________________________________________________

74 | Aswaja

Anda mungkin juga menyukai