Anda di halaman 1dari 11

NDT TRAINING

Liquid Penetrant Testing


Level 2
(Lesson 6)

By:
Aminudin Idris
ASNT NDT III # 175574
LESSON 6
PENDAHULUAN
Bab ini mendiskusikan jenis-jenis diskontinuitas yang dapat dievaluasi menggunakan metoda cairan
penetrant.

KATAGORI DISKONTINUITAS
Diskontinuitas dapat dibagi menjadi TIGA katagori umum: bawaan, proses, dan servis.

1. Bawaan / Inherent Discontinuity


Diskontinuitas wrought bawaan berhubungan dengan peleburan dan pembekuan ingot sebelum
dibentuk menjadi slabs, bloom, dan billet.
Diskontinuitas tuangan bawaan berhubungan dengan peleburan, pengecoran, dan pembekuan
benda cor. Disebabkan karena kurang pengisian, gating, suhu tuang berlebihan, dan gas yang
terperangkap.

2. Diskontinuitas Proses / Processing Discontinuity


Berhubungan dengan aneka proses manufaktur seperti permesinan, pembentukan, extruding,
pengerolan, pengelasan, laku panas, dan pelapisan.

3. Diskontinuitas Servis / Service Discontinuity


Berhubungan dengan aneka kondisi pengoperasian seperti korosi tegangan, kelelahan, dan erosi.

INGAT, jika menggunakan metoda cairan penetran, hanya bisa ditemukan diskontinuitas yang terbuka ke
permukaan.
Tetapi selama proses manufaktur, banyak diskontinuitas yang tadinya di bawah permukaan menjadi
terbuka ke permukaan karena permesinan, penggerindaan, dan sejenisnya.

Ingat bahwa diskontinuitas belum tentu cacat.


Sembarang indikasi yang ditemukan oleh inspektor dinamakan sebagai diskontinuitas hingga
dikenali dan dievaluasi pengaruhnya terhadap pengoperasian komponen.
ASAL-MUASAL DISKONTINUITAS

Beberapa jenis diskontinuitas yang sebaiknya dikenali jika melakukan pengujian tanpa merusak.
Diskontinuitas bawaan : diskontinuitas yang terperangkap di dalam ingot selama proses pembuatan logam.

Ada EMPAT jenis diskontinuitas utama yang ditemukan di dalam ingot:


1. Porositas (porosity): gas-gas yang terperangkap di dalam logam cair.
2. Inklusi Nonlogam (non-metalic inclusion): ketidakmurnian yang tanpa sengaja terjadi dalam logam cair.
3. Pipa (pipe): penyusutan pada bagian tengah ingot selama pembekuan.
4. Segregasi (segregation): ketidakseragaman distribusi aneka elemen di dalam ingot.
DISKONTINUITAS TUANGAN
Terjadi saat logam cair dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan membeku

Cold Shut Hot Tears ( sobek panas / retak susut)


disebabkan jika ada logam cair menumpuki logam apabila terjadi penyusutan yang tidak merata antara
yang sudah membeku. bagian ringan dan berat seperti dalam gambar
Saat logam cair dituangkan dan membentur dinding
cetakan terlalu keras akan terjadi percikan Pada benda cor, makin ringan/tipis suatu bagian
logam cair. maka makin cepat pembekuan dan
Jika percikan ini mengenai dinding cetakan, dia akan penyusutannya, sehingga akan menarik bagian
lengket dan membeku. berat/tebal yang lebih panas dan lebih lambat
penyusutannya dibandingkan bagian tipis.
Apabila logam cair menutupi percikan beku tersebut,
terbentuk diskontinuitas yang menyerupai
retakan.
Srinkage Cavities (Rongga Susut)
Terjadi jika volume logam cair tidak cukup mengisi rongga akibat penyusutan.
Hal ini dapat dicegah / dikurangi dengan menambahkan corong pengisian seperti dalam gambar.
Micro Srinkage (Susust Mikro)
Berupa lubang-lubang kecil di bawah permukaan yang muncul pada gate akibat penyumbatan
gate sebelum pengisian selesai seluruhnya.
Susut mikro dapat juga disebabkan ketika logam cair harus mengalir dari bagian tipis ke bagian
yang lebih tebal di dalam cetakan
Blow Holes (Lubang Tiup)
adalah lubang-lubang kecil pada permukaan benda cor akibat gas-gas yang berasal dari dinding
cetakan. Banyak cetakan yang dibuat dari pasir dan saat logam cair bersentuhan dengannya
kelembaban yang terkandung dalam pasir berubah menjadi uap air.
Porosity (Porositas)
disebabkan karena gas-gas yang terperangkap. Porositas biasanya di bawah permukaan namun
dapat pula terjadi di permukaan, tergantung pada disain cetakan
DISKONTINUITAS PROSES
Ditemukan atau dihasilkan saat pembentukan atau operasi fabrikasi (pengerolan, penempaan, pengelasan,
permesinan, penggerindaan, dan perlakuan panas).

Rolling Process (Pengerjaan Billet)


Saat billet diratakan dan digepengkan inklusi nonlogam
dapat menyebabkan laminasi.
Pipa dan porositas juga dapat menyebabkan laminasi.

Saat billet dirol menjadi batang tongkat (Bar Stock)


inklusi nonlogam tertekan menjadi diskontinuitas yang
panjang dan tipis dinamakan stringers.

Saat billet dirol menjadi batang tongkat, ketidak-


teraturan permukaan bisa mengakibatkan
seams.
Seams terjadi akibat lipatan logam karena pengerolan
yang salah atau karena retakan pada billet.
DISKONTINUITAS TEMPAAN (FORGING DISCONTINUITY)
Diskontinuitas tempaan terjadi saat logam dipukul / ditekan menjadi bentuk tertentu ketika logam dalam
kondisi panas.

Forging Burst (Pecah Tempa)


Disebabkan karena suhu penempaan yang salah. Penempaan
logam pada suhu terlalu rendah mengakibatkan kepecahan,
baik didalam atau membuka ke permukaan.

Suhu tempa yang terlalu rendah mengakibatkan komponen di


pecah saat ditempa. Logam tidak cukup panas sehingga tidak
terjadi aliran saat ditempa dan logam akan pecah di bagian
tengahnya.

Forging Lap (Lipatan Tempa)


disebabkan lipatan logam pada permukaan benda tempa, terjadi
karena logam terjepit antara cetakan bagian atas dan bawah
yang tidak lurus.
Grinding Crack (Retak Gerinda)
adalah diskontinuitas proses, disebabkan karena tegangan yang terjadi akibat panas berlebih yang
ditimbulkan antara mata gerinda & logam.
Retak gerinda akan terjadi pada arah tegak lurus terhadap arah putar mata gerinda

Heat Treat Cracks (Retak Perlakuan Panas)


Laju pendinginan yang tidak sama antara bagian ringan dan berat bisa menyebabkan retak.
Retak laku panas tidak mempunyai arah tertentu, biasanya bermula dari pojok-pojok tajam yang
bertindak sebagai titik konsentrasi tegangan.

Selama pemeriksaan komponen area yang menjadi perhatian:


~ Daerah tajam seperti pojok2, permukaan kasar, takik, dll.
~ Pertemuan antara bagian ringan dan berat.
DISCONTINUITAS PADA LASAN (WELDING DISCONTINUITIES)
DISKONTINUITAS SERVIS (SERVICE DISCONTINUITIES)

Fatique Cracks (Retak Fatik / Kelelahan)


merupakan diskontinuitas servis yang biasanya membuka ke permukaan dan dimulainya dari titik-titik
konsentrasi tegangan.
Arah perambatan retak fatik melintang terhadap arah tegangan. Arah tegangan yang bekerja pada
poros penggerak di bawah ini searah jarum jam yaitu arah putaran poros.

Retak fatik hanya mungkin timbul setelah komponen menjalankan fungsinya, dan bisa disebabkan
karena porositas, inklusi, atau diskontinuitas lain pada bagian logam yang konsentrasi
tegangannya tinggi
T

T
F

F
F

T
T

T
T
T

Anda mungkin juga menyukai