Anda di halaman 1dari 8

ESAI

MENJAYAKAN & MENDUNIAKAN BAHASA INDONESIA


“Berpacu Menembus Ruang & Waktu Untuk BIPA-ku Hebat Luar Biasa”

I. Pendahuluan

Sebagai warga negara Indonesia yang senantiasa peduli dengan bahasa Indonesia
dan ingin terus berpartisipasi secara aktif dalam memperkenalkan seni dan budaya bangsa
Indonesia yang berbudi luhur dan bernilai sangat tinggi, saya begitu tertarik dan sangat
antusias sekali menjadi pegiat dan pengajar Bahasa Indonesia Untuk penutur Asing
(BIPA). Berawal dari hanya seorang lulusan program studi ilmu bahasa dan sastra jurusan
sastra Inggris dan berbekal menempuh pendidikan tambahan keguruan akta mengajar
(Akta IV) serta telah memperoleh kepercayaan dari pemerintah melalui Kemendikbud RI
untuk mengikuti Program Pelatihan Profesi Guru (PLPG) bagi guru dalam jabatan telah
mengantarkan saya menjadi seorang pendidik bahasa Inggris tersertifikasi yang lebih
berkompetensi pada jenjang formal untuk berbagai satuan pendidikan baik jenjang SD,
SMP, SMA, SMK dan untuk beberapa institusi dan lembaga informal terakreditasi.
Menjadi guru mata pelajaran bahasa Inggris hampir lebih dari 15 tahun telah
mengantarkan saya menjadi pribadi yang senantiasa terus terbuka dan senantiasa terus
berkembang untuk terus mengikuti berbagai jenis kegiatan profesional yang terkait
dengan dunia kependidikan melalui kegiatan MGMP, seminar, dan workshop. Berbagai
kegiatan keguruan dalam rangka peningkatan profesionalisme guru yang sangat positif
tersebut tidak hanya memberi peningkatan kapasitas di bidang keilmuan, tetapi juga
kompetensi lain baik kompetensi sosial maupun kompetensi personal. Menjadi seorang
guru tentu telah memberi warna bagi diri saya untuk terus menjadi pribadi positif yang
terus dapat meningkatkan dasar keilmuan, kompetensi sosial dan kompetensi personal.
Bagi saya, mengajar dan menjadi seorang guru dengan terjun secara langsung ditengah-
tengah karakter peserta didik yang beragam dan dengan berbagai latar belakang sosial,
ekonomi serta berbagai permasalahan yang kompleks dan beraneka macam, sungguh
telah menjadi dunia kerja yang luar biasa penuh peluang, dinamis dan tentu menjadi
profesi yang penuh pengalaman dan tantangan dengan rasa suka maupun duka yang
saling terikat.
Bagi saya menjadi guru adalah profesi mulia di mana kita dapat menabung amal dan
tentu suatu saat apa yang telah kita lakukan tersebut akan menjadi ladang amal dunia dan
akhirat yang luar biasa indah dan tepat bagi saya karena saya mampu menjadi pribadi
yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat untuk terus dapat berkontribusi dan
senantiasa terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk terlibat langsung dalam proses
menciptakan dan membentuk generasi unggul yang berkarakter dan berahklak mulia,
serta berkompetensi unggul untuk dapat menjadi tunas-tunas dan generasi bangsa yang
cemerlang di masa depan yang lebih bermartabat dan berguna untuk membangun negeri
tercinta Indonesia ini semakin jaya, bermartabat, maju serta mampu bersaing dan sejajar
dengan negara-negara lain di dunia. Tangis, tawa, suka dan duka menjadi satu bagian
utuh yang tidak terpisahkan dan akan terus menjadi kenangan yang tidak terlupakan
dalam sejarah dan perjalanan hidup saya dalam menekuni dan menjalani profesi mulia
sebagai seorang guru.
Menjadi Duta Bahasa Negara tentu akan menjadi cerita lain sangat indah, berkesan
dan menjadi sebuah kebanggan dan prestis diri yang tak lekang waktu dan senatiasa
menjadi goresan tinta sejarah abadi karena telah mampu menjadi pribadi unggul yang
terpilih dalam mengemban tugas negara untuk mewakili dan menjadi representasi bangsa
Indonesia untuk berkontribusi dalam menjayakan bahasa Indonesia, mempromosikan
citra diri bangsa Indonesia sebagai negara besar yang humanis, dan memperkenalkan
seni, budaya dan pranata sosial kemasyarakatan Indonesia yang hebat kepada para
pemelajar asing dan komunitas di negara tujuan.

II. Pokok Bahasan


“Tak Kenal Maka Tak Sayang” dan pepatah dalam bahasa Jawa “Tresno Jalaran
Seko Kulino” mungkin menjadi ungkapan dan peribahasa yang paling tepat bagi
perjalanan dunia ke-BIPA-an yang saya tekuni saat ini dan pada akhirnya dunia ke-BIPA-
an yang baru ini membuat diri saya menjadi pribadi yang sangat “Addicted” untuk
menjadi pegiat dan sekaligus pengajar BIPA profesional dan terus berusaha belajar untuk
dapat meningkatkan kompetensi sebagai pegiat dan pengajar BIPA profesional. Kalau
boleh jujur, saya dengan senang hati akan mengucapkan dengan suara lantang dan keras
dengan tiga kalimat: “BIPA, How I love you”, “BIPA, You are my truelly body and
soul”, “BIPA, You are my all passions”, “BIPA, Let me be yours!”.
Sejak diminta mengajar bahasa Indonesia secara tidak sengaja dan secara suka rela
untuk tiga orang asing berkebangsaan Italia, Jerman dan Thailand di salah satu resort dan
pusat kesehatan & kebugaran (Spa) berkonsep perkebunan kopi mewah (Losari resort,
Spa & Coffee Plantation) yang dimilki oleh seorang pengusaha Italia di daerah Grabag,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada tahun 2010, keingintahuan saya tentang apa
program BIPA dan bagaimana menjadi tenaga pendidik BIPA yang profesional semakin
tumbuh dan menggelora. Secara mandiri dan dengan dana mandiri, saya mencoba
mencari berbagai sumber tentang ke-BIPA-an baik melalui media cetak maupun media
daring dan mencoba mempelajari berbagai hal yang terkait dengan ke-BIPA-an baik
secara otodidak maupun secara profesional dari berbagai lembaga, badan, institusi, dan
perguruan tinggi ternama dan terakreditasi unggul. Begitu banyak mimpi dan beribu-ribu
keinginan dalam hati, jiwa dan pribadi saya yang terdalam untuk senantiasa dapat terlibat
secara aktif dan langsung sebagai pegiat dan pengajar BIPA profesional dalam rangka
ikut berpartisipasi secara aktif memperkenalkan budaya dan seni luhur bangsa Indonesia
serta mempercepat proses menjayakan dan menduniakan bahasa Indonesia secara
internasional yang mengglobal.
Totalitas dan mimpi saya pribadi yang terpendam selama bebeapa tahun untuk dapat
menjadi salah satu Duta Bahasa Negara Republik Indonesia telah mengantarkan saya
untuk terjun secara langsung dan aktif dengan “BIPA WORLD” dan “BIPA DREAMS”.
Dunia BIPA dengan berbagai kegiatan BIPA spektakuler yang terkait dengan isu-isu
bahasa Indonesia pada umumnya dan ke-BIPA-an pada khususnya telah menjadi sebuah
ruang akademis dan ajang silaturahmi bagi komunitas pejuang BIPA yang hebat, luar
biasa, dinamis dan terus bergerak maju serta semakin solid. Kegiata-kegiatan ke-BIPA-
an ini tentu telah mengantarkan saya untuk dapat bertemu, berdiskusi, belajar, dan
menimba ilmu dan wawasan secara langsung dengan tokoh-tokoh profesional nasional
dan internasional ternama yang telah bergelut dalam bidang BIPA secara profesional,
serta dapat menjalin hubungan erat dan membentuk sebuah jejaring komunitas dengan
sesama pegiat dan pengajar BIPA profersional baik dari dalam dan luar negeri.
Program BIPA telah bertransformasi menjadi mimpi baru yang terlalu segar, hijau
dan sangat luar biasa menantang dan memacu andrenalin dalam diri saya untuk
senantiasa dapat selalu terlibat aktif dalam berbagai kegiatan keilmuan tentang BIPA
profesional di tengah profesi saya sebagai seorang pengajar aktif bahasa Inggris di
jenjang formal di salah satu kota kecil di Jawa Tengah yakni kota Magelang. Keinginan
hati telah bulat dan dunia ke-BIPA-an telah merasuk di sendi, urat, syaraf dan darah
saya. Sungguh BIPA menjadi virus kebaikan bagi saya untuk terus ikut berkontribusi
dalam memajukan dan menjayakan bahasa Indonesia serta memperkenalkan seni dan
budaya luhur bangsa Indonesia di tengah-tengah kehidupan berbudaya bangsa asing yang
semakin majemuk, hedonis dan individualis.
Oleh karena itu, berbagai pelatihan ke-BIPA-an baik tingkat nasional dan
internasional: Kongres Nasional Bahasa Indonesia XI Tahun 2018 di Jakarta
(Pemakalah), Simposium Internasional BIPA Tahun 2018 di Yogyakarta, Konferensi
Internasional Pengajaran BIPA XI (KIPBIPA) 2019 UGM Yogyakarta, Simposium,
Semiloka & Deklarasi Nasional Pengutamaan Bahasa Negara Di Ruang Publik (UNS)
2018 Solo, Seminar, Workshop, dan berbagai Pelatihan resmi BIPA nasional dari
berbagai institusi, lembaga, badan, dan universitas/Institut ternama dan terakreditasi
unggul di Indonesia telah sukses saya ikuti. Dengan terlibat secara langsung dalam
kegiatan-kegiatan ke-BIPA-an yang luar biasa hebat dan penuh kesan serta makna ini,
saya dapat memperoleh ilmu serta wawasan ke-BIPA-an yang terbarukan dan tentu
banyak pengalaman dan manfaat positif luar biasa yang dapat saya peroleh untuk
meningkatkan kompetensi dalam bidang bahasa Indonesia pada umumnya dan bidang
BIPA pada khususnya.
Ingin rasanya dapat terus tumbuh dan berkembang menjadi seorang pegiat dan
pengajar BIPA profesional yang memilki konstribusi aktif dan positif dalam ikut
menyebarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa humanis dan bermartabat bangsa
Indonesia, serta dapat memperkenalkan dan mempromosikan seni dan budaya luhur
bangsa Indonesia melalui berbagai cara dan media melalui berbagai platform sosial media
secara luring maupun daring. Melalui berbagai kegiatan ke-BIPA-an, dengan dilengkapi
kompetensi berbahasa asing khususnya bahasa Inggris, ditunjang dengan keterampilan
mengajar BIPA dan penguasaan keterampilan dalam bidang seni tari dan membatik dasar,
tentu saya tidak hanya ingin memperkenalkan dan mengajar bahasa Indonesia sebagai
bahasa yang hebat dan luar biasa, tetapi saya juga memiliki keinginan yang kuat untuk
menyebarluaskan betapa hebatnya bahasa Indonesia, seni dan budaya Indonesia secara
langsung di negara sahabat sebagai salah satu cara yang tepat, efektif dan efisien untuk
meningkatkan pemahaman antarnegara yang lebih baik dalam rangka menciptakan
hubungan diplomasi yang seimbang dan selaras antara kedua belah pihak.
Ketertarikan orang asing untuk mempelajari bahasa Indonesia dan keinginan untuk
mengenal serta mempelajari seni dan budaya Indonesia harus menjadi modal yang besar
dan kunci pokok bagi bangsa kita untuk senantiasa terus meningkatkan dan mengelola
diplomasi budaya melalui program BIPA yang berkelanjutan. Program kegiatan ke-
BIPA-an yang terukur dan terstruktur secara baik pada akhirnya dapat menjadi landasan
dan pondasi yang kuat sebagai sarana untuk meningkatkan rasa saling percaya, saling
pengertian dan saling menghargai antara kedua belah pihak sehingga akan menghasilkan
kuantitas dan kualitas persahabatan dan kerja sama antarbangsa yang semakin tumbuh
dan berkembang dengan baik.
Motivasi terbesar bagi saya menjadi seorang pegiat dan pengajar BIPA dan keinginan
terbesar untuk dapat mewujudkan mimpi saya menjadi salah satu Duta Bahasa Negara
yang dapat bertugas di negara sahabat adalah ...
1. rasa bangga saya terhadap bahasa Indonesia dan rasa cinta saya terhadap seni dan
budaya luhur bangsa Indonesia.
2. usaha untuk dapat meningkatkan citra positif bangsa Indonesia sebagai bangsa
besar yang unggul, bermartabat dan humanis di dunia internasional.
3. memberikan pemahaman langsung yang lebih baik perihal pranata masyarakat
sosial Indonesia yang senantiasa menjunjung tinggi kejujuran, menjunjung tinggi
nilai-nilai keagamaan, ramah, santun dan berbudi luhur, memilki etos kerja yang
unggul, menjunjung tinggi nilai kesetiakawanan sosial dan memilki budaya
bergotong royong yang kuat.
4. memperkenalkan, mempertunjukan, melatih dan menampilkan seni tari, seni
pertujukan( film/drama pendek), seni lukis (membatik), dan seni kuliner (masakan
lokal) kepada peserta didik dan komunitas di negara tujuan.
5. menjadi mentor, tutor, trainer of trainer (best practice) untuk selalu bisa berbagi
pengalaman, ilmu dan wawasan mengajar BIPA kepada pegiat dan pengajar BIPA
pemula lainnya yang terkait dengan pengalaman menjadi Duta Bahasa Negara
yang telah mengajar, memperkenalkan dan mempromosikan bahasa Indonesia,
seni dan budaya bangsa Indonesia di luar negeri di lingkungan komunitas
internasional.
Ada beberapa rencana strategis yang ingin saya lakukan ketika saya terpilih menjadi salah
satu Duta Bahasa Negara selama 4 bulan untuk negara tujuan peminatan (1) Australia, (2)
Myanmar, dan (3) Kamboja untuk masa penugasan tahun 2021.
1. Mengajarkan materi pembelajaran BIPA yang mengacu pada silabus dan
rancangan pembelajaran berdasarkan tema/pokok bahasa yang terdapat pada
buku-buku resmi dari badan bahasa dengan mendekatkan proses belajar yang aktif
dan komunikatif melalui berbagai sumber dan media, baik media cetak maupun
media daring.
2. Melakukan proses pembelajaran BIPA yang berorientasi pada siswa sebagai pusat
(learner center) (Robinson 1980:10) dan menekankan proses pembelajaran BIPA
dengan materi pembelajaran yang bersifat fungsional.
3. Menekankan pembelajaran BIPA untuk tujuan khusus yaitu pembelajaran BIPA
untuk pemelajar asing di negara tujuan agar mereka memilki keterampilan yang
cukup untuk menggunakan bahasa Indonesia secara praktis yang dapat digunakan
sebagai sarana berkomunikasi sehari-hari dengan penutur asli Indonesia secara
berterima baik intra maupun interpersonal. Selain itu, pembelajaran bahasa
Indonesia melalui program BIPA ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi para
pemelajar asing di negara tujuan agar memilki kemampuan yang cukup dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk dapat menggali informasi yang seluas-
luasnya terkait dengan kebudayaan dan seni Indonesia. Sehingga pada akhirnya
para pemelajar asing di negara tujuan diharapkan tidak hanya mampu memilki
kesadaran dan pemahaman akan bahasa dan budaya Indonesia yang lebih baik,
tetapi mereka juga akan memilki ketertarikan dan minat yang kuat untuk dapat
menggunakan bahasa Indonesia dalam ranah komunikasi sosial sebagai acuan
bagi para pemelajar asing untuk mempelajari seni dan budaya Indonesia yang
berkelanjutan.
4. Pembelajaran BIPA memiliki karakteristik dan norma pedagogik yang berbeda
dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada penutur asli. Perbedaan ini muncul
karena:
(a) pemelajar BIPA memilki jangkauan dan target hasil pembelajaran yang
tegas,
(b) pada umumnya para pemelajar asing adalah orang-orang dewasa terpelajar
dengan tingkat intelektual yang matang serta wawasan dan pengetahuan yang
komplek,
(c) adanya kekhasan gaya belajar pemelajar asing karena adanya pengaruh dan
dominasi budaya dan bahasa ibu,
(d) tingginya minat, motivasi dan keinginan para pemelajar asing untuk
menguasai bahasa Indonesia secara fungsional untuk tujuan praktis,
(e) adanya perbedaan sistem bahasa dari para pemelajar asing menyebabkan
munculnya kesulitan mempelajari bahasa baru terutama dalam hal penulisan
dan pelafalan (Suyitno:2000). Oleh karena itu, diperlukan strategi pengelolan
materi bahan ajar, media pembelajaran yang relevan, serta pengelolaan kelas
yang optimal yang disesuaikan dengan tingkat usia, tingkat intelektual dan latar
belakang sosial budaya para pemelajar asing di negara tujuan.
5. Melakukan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis IT serta memanfaatkan segala sarana dan prasarana yang
disediakan oleh pihak lembaga/sekolah/institusi di negara tujuan secara maksimal.
6. Melakukan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pendampingan peserta didik
secara berkelanjutan, baik secara langsung pada saat tatap muka maupun pada saat
pembelajaran usai melalui berbagai perangkat baik HP, PC maupun laptop.
7. Memberikan materi kelas tambahan peminatan seni dan budaya khususnya terkait
dengan seni tari tradisonal pendek sederhana, seni lukis membatik dasar, dan seni
memasak makanan lokal.
8. Mengadakan lomba berpidato dengan tema-tema menarik tentang diri pribadi,
tempat-tempat menarik di Indonesia dan tema-tema lain tentang seni & budaya
Indonesia yang menarik faktual.
9. Mengadakan lomba mendongeng (story telling) cerita rakyat populer asli
Indonesia
10. Membuat seni pertujuan drama sederhana tentang cerita-cerita rakyat/dongeng asli
Indonesia.
11. Menyaksikan film-film populer Indonesia dan mengadakan diskusi sederhana
terkait dengan film-film populer Indonesia yang ditayangkan.
12. Diskusi mengenai tempat wisata populer, seni, budaya, kearifan lokal dan
berbagai kebiasaan positif masyarakat Indonesia lainnya dengan peserta didik
menggunakan sarana dan media pembelajaran dalam bentuk tayangan video yang
diperoleh dari kanal-kanal terpercaya di internet seperti YouTube.
13. Melakukan penelitian ke-BIPA-an yang terkait dengan segala aspek dan proses
pembelajaran di dalam atau pun di luar ruang, maupun hal-hal lain yang menjadi
obyek dan pokok ketertarikan dalam penulisan penelitian.

Rencana Penelitian ke-BIPA-an

PENGAJARAN BIPA BERBASIS MEDIA:


(RELEVANSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA LURING ATAU DARING
DALAM MENINGKATKAN PENGAJARAN BIPA BAGI PEMELAJAR ASING)

III. Penutup
Menjadi pegiat dan pengajar BIPA profesional adalah sebuah peluang dan tantangan.
Profesi yang terkait dengan program BIPA dapat memberi celah dan ruang bagi kita
untuk mengisi jabatan kosong yang terkait dengan kebutuhan tenaga pengajar BIPA yang
masih sangat terbuka lebar. Disamping itu, dengan menjadi pegiat dan pengajar BIPA
profesional kita dapat terlibat langsung menjadi agen bahasa dan agen seni-budaya untuk
ikut serta memajukan bahasa Indonesia dan memperkenalkan serta mempromosikan seni-
budaya luhur bangsa Indonesia di dunia Intenasional.
Keuntungan lain dengan memilih profesi sebagai pegiat dan pengajar BIPA
profesional tentu kita dapat menjalin hubungan personal yang lebih intensif dan saling
dapat berbagi dan bertukar informasi terkait bahasa, seni dan budaya asli dari para
pemelajar asing. Dengan terjalinnya pemahaman yang baik antara kedua belah pihak,
maka langkah strategis ini dapat bertransformasi menjadi sebuah peluang dan sarana yang
efektif dan efisien untuk mencegah munculnya multitafsir dan gegar budaya (Culture
Shock) dari kedua belah pihak. BIPA pada akhirnya akan mampu menjadi sebuah
jembatan diplomasi yang kokoh untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hubungan
persaudaran yang saling menguntungkan, sehingga dapat digunakan untuk mencapai
tujuan yang lebih jauh dan menjadi sebuah rencana strategis yang mapan untuk
meningkatkan jalinan antara kedua belah pihak dalam bidang yang lebih komplek seperti
jalinan ekonomi, sosial, politik, pertahanan dan keamanan, pendidikan dan lain-lain.
Untuk menjadi pegiat dan pengajar BIPA profesional, kita tidak hanya dituntut
memiliki kompetensi pedagogis unggul terkait dengan teknis pengelolaan kelas,
manajemen pembelajaran, perencanaan pembelajaran dan metode serta perangkat
evaluasi pengajaran bahasa Indonesia/BIPA saja. Kemampuan bahasa Asing: bahasa
Inggris, bahasa Perancis, bahasa Arab, bahasa Jerman, bahasa Rusia dan bahasa asing
lainnya tentu akan menjadi nilai tambah yang bernilai positif dan memiliki keuntungan
yang besar karena dapat digunakan sebagai sarana media komunikasi yang dapat
memudahkan kita untuk dapat berinteraksi lebih maksimal. Tantangan yang tidak kalah
penting yang harus kita kuasai adalah pemahaman akan seni, budaya dan semua hal yang
terkait dengan Indonesia (wawasan kebangsaan). Menjadi pegiat dan pengajar BIPA
profesional tentu harus dapat menyampaikan informasi tentang Indonesia secara baik,
benar dan berimbang yang didukung dengan fakta dari berbagai sumber referensi yang
baik dan tepercaya yang sesuai dengan realita ketika kita berinteraksi dengan pemelajar
asing dan berbagai komunitas di negara tujuan.
Para pegiat dan pengajar BIPA yang berasal dari berbagai daerah dengan latar
belakang sosial, ekonomi, seni dan budaya yang berbeda tentu juga dituntut untuk mampu
mempresentasikan kearifan budaya lokal dari daerah asalnya masing-masing secara baik
dan berterima. Mencegah gegar budaya bagi para pemelajar asing adalah hal yang
penting untuk dilakukan oleh siapapun yang bergerak di bidang ke-BIPA-an di awal
pertemuan sehingga dapat mencegah “Deeper Shock Culture” yang berakibat
berkurangnya minat para pemelajar asing dalam mempelajari bahasa, seni dan budaya
baru yang berbeda dari bahasa ibunya dan berbeda dari akar seni dan budaya dari negara
asalnya.
Menjadi Duta Bahasa Negara adalah sebuah kebanggan diri dan sebuah prestis.
Penugasan pengajar BIPA di luar negeri selama 4 bulan merupakan peluang emas yang
luar biasa bagi saya untuk dapat berkontribusi positif secara langsung dalam
memperkenalkan dan mempromosikan segala aspek tentang Indonesia baik dari segi
bahasa, seni, budaya, dan juga pranata sosial masyarakat Indonesia dengan berbagai
kearif lokalnya yang sangat beraneka macam. Sebagai warga negara Indonesia, saya
memilki tanggung jawab yang besar untuk menggunakan segala kompetensi dasar
keilmuan, wawasan kebangsaan, dan wawasan akan seni dan budaya yang saya milki dan
saya kuasai untuk dapat saya gunakan untuk sebagai sarana dan media yang tepat bagi
saya untuk dapat berkontribusi dan mampu memberi andil yang cukup besar untuk ikut
serta berpartispasi secara aktif dan proposional untuk dapat memanjukan dan
meningkatkan kuantitas dan kualitas hubungan diplomasi antara bangsa Indonesia dengan
bangsa lain.
Untuk memberikan pemahaman lintas budaya yang baik bagi para pemelajar asing,
memberikan pemahaman bahasa dan seni-budaya secara baik, terarah, terencana,
termonitor dan terevaluasi yang didukung fakta dan sumber referensi yang relevan juga
menjadi sebuah tantangan yang harus kita taklukan, sehingga pada akhirnya kita akan
mampu memberikan gambaran utuh citra diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
moderen, terbuka, berbudi luhur, toleran, humanis, menjunjung tinggi nilai-nilai moral,
kesetiakawanan sosial dan agama, berjiwa sosial dan kemanusiaan yang tinggi, memilki
etos kerja yang ulet, senatiasa mengutamakan musyawarah mufakat, dan selalu menjalin
hubungan sosial kemasyarakatan dengan dasar dan prinsip kerja gotong royong untuk
kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Sumber Referensi:
1. https://bipa.kemdikbud.go.id/portal
2. http://appbipa.or.id/bahan-ajar/
3. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-epro/article/view/4856
4. https://www.kompasiana.com/unik/55008878a33311ef6f511659/teori-belajar-andragogi-
dan-penerapannya
5. https://www.kompasiana.com/unik/55008878a33311ef6f511659/teori-belajar-andragogi-
dan-penerapannya
6. https://www.researchgate.net/publication/332944821_Aplikasi_Pembelajaran_BIPA_Bah
asa_Indonesia_Bagi_Penutur_Asing_Tingkat_Dasar_Berbasis_Android
7. https://adoc.tips/pengembangan-materi-bipa-berbasis-multimedia-dan-berkonten-b.html
8. https://www.medcom.id/internasional/asia/VNx7zxyK-investasi-kekuatan-diplomasi-
melalui-seni-budaya
9. https://www.wartaekonomi.co.id/read245229/duta-bahasa-nasional-bawa-bahasa-
indonesia-ke-internasional
10. https://www.elevenia.co.id/prd-deskripsi-empiris-dan-model-perangkat-pembelajaran-
bipa-28341455
11. Alwasilah, A. Chaedar. 1998. “Pengajaran Bahasa Indonesia Untuk Orang Asing.”
Bandung: Andira
12. Ardyansyah.2012.”Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA)”: Dalam Profil BIPA
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa-Kemdiknas.
13. Copper, Robert L. 1989. “Language Planning and Social Change”. New York:
Cambridge University Press.
14. Irasan, Abdul.2010.”Peluang dan Tantangan Diplomasi Indonesia”. Jakarta: Himmah
Media.
15. Robbinson, Gail L.Nemetz. 1988. “Crossculture Understanding”. New York: Prentice
Hall.

Anda mungkin juga menyukai