Anda di halaman 1dari 28

Narasumber

Nama : Dr. Fatimah Hidayati, Sp.A


Dokter Spesialis Anak
(RSUP Fatmawati, Klinik Smart Pregnancy)
@dr.fatimahhidayati
Riwayat Singkat Pendidikan /Pelatihan :
- 2010 : Dokter Umum FKUI
- 2018 : Dokter Spesialis Anak FKUI
- 2011 : Pelatihan konseling menyusui WHO 40 jam
- 2019 : Pelatihan “Advanced pediatric rescucitation
care“
Pengalaman Kerja :
- Tim Bantuan Medis Tsunami Mentawai
- Penerima Beasiswa Mengajar Bimbel Nurul Fikri
2004-2010
- Editor Diary Bunda
- Dokter Spesialis Anak:
- RS Dr Sitanala (2018-2019), RSIA Bina Medika, Bintaro:
2020-2021)
- RSUP Fatmawati: 2019-skrg
- Klinik Smart Pregnancy : 2021-skrg
Toilet Training & Perawatan
Genitalia Anak

Dr. Fatimah Hidayati, Sp.A


Dokter Spesialis Anak, Konselor Laktasi
@dr.fatimahhidayati
Toilet Training
• Definisi

Usaha untuk untuk melatih anak agar dapat BAB dan BAK secara
mandiri.

• Tujuan

Kemandirian  percaya diri, nyaman, mandiri, lebih diterima secara


sosial
Keuntungan finansial  mengurangi penggunaan popok sekali pakai 3
Kapan Anak Mulai dapat Dilatih Toilet
Training?

 Kesiapan Fisik

 Kesiapan Emosional

 Anak perempuan biasanya lebih


cepat dibanding anak laki2

Anak Siap & Pilih Waktu yang


Tepat di Keluarga
Tanda Anak Siap Toilet Training

• Kesiapan Fisik • Kesiapan Emosional


Biasanya siap anak usia 18-30 Merasa tidak nyaman jika
bulan popok basah/kotor & minta
Kontrol otot sfingter kandung diganti
kemih  popok kering 2-3 jam Mampu mengikuti perintah
Menunjukkan tanda rutinitas sederhana
BAB/BAK  ekspresi wajah, Senang meniru orang dewasa
gerak-gerik, berhenti bermain, Mampu menyatakan keinganan
meringis/mengejan, bicara dan mengatakan “tidak)
Anak bisa berjalan tanpa Ingin melakukan apa2 sendiri
bantuan
• Tanda Lainnya
Anak mampu melepaskan
Kontrol BAK biasanya lebih celana
dulu dibanding kontrol BAB
Tips Memberikan Perintah Sederhana

• Tarik perhatian anak


• Katakan apa yang perlu
dilakukan anak, minimalkan
kata “jangan”
• Satu instruksi untuk 1 waktu
• Spesifik
• Berikan pengertian
• Gestures yg sesuai
• Intonasi netral

Prinsip stimulasi  Beritahu, Tunjukkan, Dampingi, Ulangi


Apa yang Dapat Orangtua Lakukan
untuk Membantu Proses Toilet Training

⚫Memperhatikan tanda kesiapan anak untuk toilet


training

⚫Mengajarkan anak melepaskan celananya sendiri 


celana karet pinggang

⚫Membiasakan anak dengan suasana kamar mandi,


flush toilet, cuci tangan dan rencana anak untuk toilet
training

⚫Membahasakan istilah BAK (pipis, kencing,dll) atau


BAB (ee, pup, berak, dll)
Peralatan Apa yang Perlu Dipersiapkan

 Potty Chair terpisah  Anak duduk di toilet

Tentunya disesuaikan dengan kondisi dan


kemampuan masing-masing keluarga
Peralatan Apa yang Perlu Dipersiapkan (2)

 Celana dalam  Training pants

 Celana karet/Dress

Ajak anak memilih motif celana yang disukai


Memulai Toilet Training

⚫Pakaikan anak celana yang mudah dibuka

⚫Ajak anak secara rutin ke kamar mandi  misal tiap 2


jam atau sesuai kondisi anak, terutama setelah bangun
tidur dan setelah makan, biarkan anak duduk/jongkok
selama 5 menit

⚫Selalu temani anak selama di kamar mandi

⚫Pastikan keamanan anak

⚫Ajaridan dampingi anak membasuh (membersihkan


kelamin), menyiram/flushing, memakai celana dan
mencuci tangan
Bagaimana Meningkatkan Rasa PD
Anak saat Toilet Training?

⚫Memotivasi anak
⚫Tidak memaksa
⚫Menyediakan WAKTU dan KESABARAN
⚫Anak tidak sengaja BAB/BAK di celana  WAJAR
⚫Reward/pujian
Perhatikan Apa yang Membuat Anak
Tidak Nyaman

⚫Flushing toilet
⚫ Bisa menyenangkan atau menakutkan untuk anak
⚫ Suara kencang, air terhisap tiba2, percikan air

⚫Kotor

⚫Kaki yang menggantung

Jika anak menolak/terlalu banyak kejaian ngompol di


celana  tunda toilet training, ulang beberapa
waktu lagi (Misal bulan depan)
Tips Toilet Training

⚫Mulai saat orangtua libur berkerja


⚫Gunakan pakaian yang mudah 
“training pants”
⚫Buat suasana semenyenangkan
mungkin
 Bisa menggunakan boneka
 Saudara/kakak mencontohkan
 Membacakan buku
 Menyanyikan lagu “potty song”
⚫Jangan memaksa
⚫Puji & hargai jika anak berhasil
Toilet Training Saat Tidur (Malam Hari)

⚫Popok nampak sering kering


ketika anak bangun
⚫Minum terakhir 1-2 jam sebelum
tidur
⚫Biasakan BAK sebelum tidur
⚫Bangunkan dan antar ke toilet
secara berkala
⚫Dapat menggunakan perlak/sprei
anti air
⚫Mengompol “wajar” hingga anak
usia 5-7 tahun
Fun Fact Toilet Training

Sebagian besar anak, berhasil toilet training usia 30-36 bulan


(siang hari), 36-48 bulan (saat tidur/malam hari)

Anak perempuan, terlatih 2,5 bulan lebih awal dibanding laki2

Berkonsultasilah dengan dokter anak, jika toilet training belum


tercapai pada saat anak usia 7 tahun
Apa yang Orantua Perlu Ketahui
Mengenai Area Genital Anak

Hal yang masih mungkin normal


- Warna urine pekat atau orange  kurang
asupan cairan
- Keluar cairan keputihan dari alat kelamin
bayi perempuan dlm beberapa minggu
setelah kelahiran
-Kelamin (bibir kemaluan/penis) yang
bengkak pada saat awal2 kelahiran
-Biji buah zakar bayi belum turun  normal
hingga bayi usia 6 bulan, terutama pada bayi
prematur (kurang bulan)
-Burried penis (penis terkubur)  karena bayi
atau anak gemuk
Tips Membersihkan Kelamin Bayi
• Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
• Periksa popok bayi sesering mungkin  rekomendasi tiap 2-4
jam, atau kotor.
• Gunakan air biasa untuk membersihkan kelamin
• Tepuk-tepuk dengan lembut area kelamin hingga kering 
menggosok area kelamin bisa menyebabkan iritasi.
• Hindari menggunakan tisu yang mengandung parfum/ alkohol
• Pastikan area kelamin benar-benar bersih dan kering sebelum
mengenakan popok yang baru
Membersihkan Kelamin Bayi Perempuan

• Saat mengganti popok  selalu bersihkan area dari depan ke


belakang, jauh dari vaginanya dan uretra  membantu
mencegah bakteri berpindah dari pantat bayi ke vagina atau
uretra  yg menyebabkan infeksi.
• Bersihkan setiap sisi dalam labia dengan kain lembab segar,
kapas, atau lap bayi bebas pewangi.
• Hindari menggunakan produk bayi yang dibuat dengan sabun
dan tisu bayi yang mengandung alkohol/ parfum.
Membersihkan Kelamin Bayi Laki-Laki
• Bersihkan terlebih dahulu semua kotoran menggunakan kapas
basah
• Aliri air pada kelamin bayi, tepuk lembut
• Bersihkan lipatan-lipatan kulit di sekitar penis  hindari
menarik kulup penis
• Bersihkan daerah buah zakar ke anus menggunakan satu kapas
dari arah depan ke belakang
• Bersihkan juga bokong bayi dengan mengangkat kedua kaki, dari
arah depan ke belakang
• Keringkan menggunkan kain
bersih dan lembut
Masalah Area Genital yang Cukup Sering
Ditemui Orangtua
1. Gatal pada Kemaluan/ Anus
2. Ruam Popok (Diaper Rash)
3. Fimosis
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
5. Toilet Training
Gatal pada Kemaluan

• Infeksi Kelamin (vulvovaginitis)


• Vulvovaginitis  peradangan pada vulva dan vagina.
• Penyebab  Infeksi jamur dan bakteri, kebersihan area kelamin, benda
asing (misalnya tisu yang tertinggal di area vagina, celana dalam yang
terlalu ketat), iritasi kulit (bahan pakaian, zat kimia, sabun dan obat).
• Gejala  gatal, perih saat BAK karena ada luka di area kelaminnya, cairan
vagina berbau tak sedap.
• Cara mengatasi  menjaga kebersihan area kelamin si Kecil, celana dalam
bahan katun, tidak ketat, segera ganti setelah kotor/ berenang, periksakan
ke dokter jika tidak membak.
• Infeksi Cacing Kremi
• Gatal pada anus/pantat/ kemaluan  periksa cacing kremi di sekitar dubur
atau kotoran si Kecil. Bentuknya seperti parutan kelapa, dapat terkena saat
bermain kotor di luar.
• Biasakan anak mencuci tangan dengan baik, dapat diatasi dengan obat
cacing sesuai resep dokter.
Ruam Popok (Diaper Rash)

• Ruam popok  kelainan kulit berupa lesi kemerahan di daerah


yang tertutup popok.
• Penyebab Ruam popok:
• Terlalu lama bersentuhan dengan urine dan tinja.
• Kulit banyak bergesekan dan mengalami lecet.
• Kulit bayi yang sensitif memiliki risiko lebih besar mengalami ruam.
• Tidak cocok dengan produk bayi yang digunakan.
• Pengaruh dari makanan yang baru dicoba juga dapat membuat bayi
mengalami ruam.
• Popok yang lembab dapat menimbulkan infeksi bakteri atau jamur.
Cara Mengatasi Ruam Popok
• A = air out the skin by allowing the child to go diaper-free (diaper free periods)
 Kurangi penggunaan popok/ ganti sesering mungkin, gunakan celana
berbahan menyerap air (katun)
• B = barrier (skin barrier ointments or pastes)  Salap atau pasta dapat
mengatasi iritasi  mengandung seng oksida dan petrolatum. Jika kondisi
berat/ terdapat infeksi jamur  dokter akan meresepkan krim anti jamur
• C = clean  Jaga kulit selalu dalam kondisi bersih.
• D = disposable diapers  Selama dalam kondisi ruam popok, gunakan popok
sekali pakai dibandingkan popok kain, gunakan yang tidak ketat.
• E = educate; educate yourself about how to prevent a recurrence of diaper rash
 untuk menjaga higiene di daerah popok, mengurangi pemakaian popok atau
mempersering penggantian popok. Ganti popok terutama jika bayi selesai
buang air besar, bilas dengan air hangat dan sabun hiposensitif. Gunakan
celana dalam dengan yang mudah menyerap keringat (katun), upayakan
daerah tersebut tidak lembab.
Fimosis

• Kulit preputium (kulit kulup penis/ foreskin) tidak dapat


ditarik ke arah pangkal  urine tidak dapat keluar normal
(kepala penis menggembung saat BAK) dan kepala penis
tidak dapat dibersihkan.
• Penyebab  bawaan lahir, infeksi atau peradangan
berulang pada kulit depan penis, atau trauma (benturan).
• Hindari membuka kulup secara paksa dengan menariknya
ke arah pangkal penis  berbahaya, karena kulup dapat
terjepit, menimbulkan nyeri dan pembengkakan. Pada
beberapa anak, akan membaik sendiri usia 3-5 tahun.
• Jika terjadi ISK berulang  nyeri/ mengejan/ menangis
saat BAK, demam  perlu sirkumsisi (khitan/sunat).
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Masuknya bakteri pada saluran kemih anak  faktor risiko:
kelainan organ saluran kemih  fimosis, menahan BAK, cara
membersihkan kelamin yang kurang tepat, penggunaan celana
ketat
• Gejala  demam, nyeri pada daerah kemaluannya, nyeri saat
BAK, urin berbau/keruh/berdarah, muntah, nafsu makan
berkurang atau tanpa gejala (asimtomatik).
• Periksakan kondisi ini ke dokter  mendapatkan penanganan
optimal (perlu antibiotik).
Penggunaan Popok Bayi & Anak untuk
Mencegah ISK
Sebaiknya gunakan popok berbahan kain katun agar
ventilasi lebih baik

Gantilah popok setiap selesai BAK/ BAB

Bila menggunakan popok berbahan asam poliakrilat (disposable


superabsorbent diapers) gantilah setiap selesai BAK & BAB, kurang
lebih penggantian ini dapat dilakukan 2-3 jam sekali

Keringkan daerah kemaluan dan anus setelah pencucian/ penggantian


popok  mencegah lingkungan yang baik bagi perkembangbiakan
kuman

Dapat juga digunakan sistem alarm untuk mengetahui perlu tidaknya


penggantian popok, misalnya adanya perubahan warna popok bila terkena
air kemih
Take Home Messages

• Area genital merupakan salah satu bagian penting dari


tubuh yang penting dijaga
• Membersihkan kelamin secara tepat sesuai jenis kelamin
merupakan salah satu pencegahan terjadinya infeksi atau
masalah pada area genital anak
• Toilet Training merupakan salah satu “milestones”
seorang anak  membutuhkan usaha, konsistensi,
meluangkan waktu, dan yang terpenting, KESABARAN
• Mengurangi penggunaan popok dengan toilet training
tentunya akan menurunkan risiko ISK
Terima Kasih
@dr.fatimahhidayati

Anda mungkin juga menyukai