Toilet Training
a. Pengertian
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak dapat
mengontrol dalam melakukan buang air kecil ( BAK ) maupun buang air besar (
BAB ) yang dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan
Toilet training merupakan latihan moral yang pertama kali diterima anak dan
latihan moral yang pertama kali diterima oleh anak sebagai proses pengajaran
untuk mengontrol buang air kecil maupun besar secara teratur pada tempat
semestinya yang terjadi di fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan sampai 36
bulan.
Toilet training merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh orang tua
kepada anaknya. Dengan adanya latihan toilet training, anak akan mempunyai
latihan ini membutuhkan kematangan otot – otot pada pada daerah pembuangan
kotoran ( anus dan saluran kemih ). Toilet training yang tidak diajarkan sejak dini
akan membuat orang tua semakin sulit untuk mengajarkan pada anak ketika anak
Dengan melatih toilet training pada anak, selain dapat membantu mengontrol
buang air kecil ( BAK ) maupun buang air besar ( BAB ), juga dapat bermanfaat
dalam pendidikan seks bagi anak. Sebab saat anak melakukan toilet training anak
proses toilet training terjadi pengaturan implus dan perlu diketahui bahwa buang
air besar merupakan suatu alat pemuas untuk melepaskan ketegangannya dengan
Menurut Deslidel dkk ( 2012 ) tanda – tanda kesiapan toilet training pada anak
antara lain :
1) Kesiapan fisiologis
Seorang anak dapat “kering” dalam satu atau dua jam pada siang hari
dan kadang bangun tidur siang dalam keadaan “kering” adalah tanda –
2) Keteraturan
Buang air besar terjadi dalam waktu yang hampir sama setiap hari (
mungkin ketika bangun di pagi hari, setelah makan pagi, atau setelah makan
siang ).
Anak memberi tahu bahwa anak sedang buang air besar ( mislanya
dengan menggumam, ungkapan wajah tertentu, pergi kesusut yang sepi dan
mainannya, dan sering kali disertai sikap tidak suka dengan keadaan popok
Anak sudah dapat mengetahui perbedaan antara basah dan kering, bersih
Mengenal kata – kata dalam hal toilet yang sering digunakan dalam
keluarganya seperti pi, pup, pipis atau apapun. Serta sudah mengenal bagian
tubuh yang berhubungan seperti penis, vagina, dubur, serta bagian lainnya.
Rasa ingin tahu anak tentang apa yang dilakukan oleh orang lain dalam
mengalami proses keberhasilan maupun kegagalan selama proses buang air besar
maupun buang air kecil. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, maka
dilakukan suatu pengkajian lebih dahulu sebelum melakukan latihan toilet, antara
lain :
1) Pengkajian fisik
celana sendiri. Selain mengkaji kemampuan motorik, pola buang air besar
yang teratur dan kebiasaan anak tidak mengompol juga harus diperhatikan.
sehingga ketika anak ingin buang air kecil ( BAK ) maupun buang air besar
2) Pengkajian psikologis
psikologis pada anak ketika ingin buang air besar maupun kecil seperti anak
tidak rewel ketika akan buang air besar, anak menunjukkan ekspresi
maupun buang air besar (BAB) sendiri, anak sudah mau menggunakan
buang air kecil ( BAK ) maupun buang air besar (BAB) di kamar
mandi.
3) Pengkajian intelektual
untuk meniru perilaku seperti buang air kecil dan besar pada tempatnya
Menurut Hidayat ( 2009 ), hal – hal yang perlu diperhatikan selama toilet
2) Ajari anak mengucapkan kata – kata yang khas berhubungan dengan buang
air besar.
toilet training
Menurut Hidayat ( 2009 ), melatih toilet training dapat dilakukan orang tua
1) Teknik lisan
intruksi menggunakan kata-kata sebelum atau sesudah buang air besar atau
kecil. Cara ini kadang-kadang hal biasa yang dilakukan pada orang tua,
karena cara lisan mempunyai nilai yang cukup besar dalam rangsangan
anak untuk buang air kecil atau buang air besar. Dengan cara lisan dapat
menjadikan persiapan psikologi pada anak akan semakin matang dan anak
Merupakan usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air besar
maupun kecil dengan cara meniru. Cara ini juga dapat dilakukan dengan
memberikan contoh pada anak, melakukan observasi waktu pada saat anak
merasakan buang air kecil maupun besar, menempatkan anak diatas pispot
jangan menyalahkan atau memarahi ketika anak gagal, biasakan anak pergi
ke toilet pada jam – jam tertentu dan gunakan celana pada anak yang mudah
orang tua memberikan contoh yang salah pada anak, akhirnya anak juga
1) Kesiapan anak
pada anak adalah kesiapan fisik dan psikologis anak. Melatih anak toilet
training pada usia dini tidak akan membawa dampak positif terhadap anak.
diperlihatkan anak, orang tua dapat lebih mudah dalam mengajarkan toilet
training dan anak akan menjadi nyaman saat melakukan toilet training.
Kesiapan orang tua dalam melakukan toilet training adalah hal yang
penting setelah kesiapan anak. Pada anak usia toddler, anak akan mudah
hal positf tentang toilet training maka anak akan mudah menerimanya.
Munculnya kebiasaan jelek seperti tiba – tiba buang air besar di celana yang
toilet selama 3 – 4 menit setelah makan, sebelum tidur meskipun anak tidak
membantu menciptakan rutinitas ke kamar mandi pada anak. Hal tersebut anak
akan mengerti bahwa buang air kecil maupun besar seharusnya dilakukan di
kamar mandi.
Adanya fasilitas dan sarana dalam keluarga yang bisa digunakan dalam
melatih toilet training pada anak akan menjadikan anak lebih mudah
memahami mengerti jika ingin buang air besar maupun kecil seharusnya
5) Minat
Minat tumbuh dari 3 jenis pengalaman belajar. Pertama, ketika anak – anak
melalui identifikasi dengan orang yang dikagumi misalnya orang tua. Ketiga,
Sehingga dengan adanya pengarahan dari orang tua, maka sangatlah mungkin
anak dapat melakukan toilet training sesuai yang diharapkan ( Hidayat, 2009 ).
6) Pengalaman
7) Lingkungan
Cara orang tua dalam melatih toilet training pada anak dapat memberi dampak
kepribadian bagi anak. Dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet
training dapat disebabkan karena cara orang tua dalam mengajari toilet taining
pada anak. Contoh dengan adanya perlakuan atau aturan yang ketat, orang tua
sering memarahi anak pada saat buang air besar atau kecil atau melarang anak
saat bepergian akan menjadikan anak cenderung bersikap keras kepala bahkan
kikir. Dampak lain juga akan muncul, ketika orang tua santai dalam memberikan
aturan dalam melatih toilet training maka anak akan cenderung ceroboh, suka
membuat gara – gara, emosional dan seenaknya dalam melakukan kegiatan sehari
Berdasarkan uraian tentang dampak latihan toilet training diatas maka dapat