Contoh Contoh Kasus Dalam Prinsip Etika Keperawatan
Contoh Contoh Kasus Dalam Prinsip Etika Keperawatan
2. Kasus
Ny. D seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2
orang anak yang ber umur 6 dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan
SMA, dan suami Ny.D bekerja sebagai Sopir angkutan umum.
Saat ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2 hari yang
lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D positif menderita kanker
Rahim grade III, dan dokter merencanakan klien harus
dioperasi untuk dilakukan operasi pengangkatan kanker rahim,
karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua
pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D.
Klien tampak hanya diam dan tampak cemas dan binggung
dengan rencana operasi yang akan dijalaninnya. Pada saat
ingin meninggalakan ruangan dokter memberitahu perawat
kalau Ny.D atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi
adalah jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan tentang apapun,
tunggu saya yang akan menjelaskannya.
5. Automomi ( ptomomi)
7.Keadilan(justice)
Sebagai contoh dari penerapan tindakan justice ini adalah dalam
keperawatan di ruang penyakit bedah, sebelum operasi pasien harus
mendapatkan penjelasan tentang persiapan pembedahan baik
pasien di ruang VIP maupun kelas III, apabila perawat hanya
memberikan kesempatan salah satunya maka melanggar prinsip
justice ini.
9Kejujuran / veracity
12. Justice/keadailan
Sebagai contoh dari penerapan tindakan justice ini adalah dalam
keperawatan di ruang penyakit bedah, sebelum operasi pasien harus
mendapatkan penjelasan tentang persiapan pembedahan baik
pasien di ruang VIP maupun kelas III, apabila perawat hanya
memberikan kesempatan salah satunya maka melanggar prinsip
justice ini.
14.Veraciti/kejujuran
Perawat dalam bekerja selalu berkomunikasi dengan pasien, kadang
pasien menanyakan berbagai hal tentang penyakitnya, tentang hasil
pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan fisik seperti, “berapa
tekanan darah saya suster?”, bagaimana hasil laboratorium saya
suster?’ dan sebagainya. Hal-hal seperti itu harusnya dijawab
perawat dengan bener sebab berkata benar atau jujur adalah
pangkal tolak dari terbinanya hubungan saling percaya antar individu
dimanapun berada.
17.veracity / kebenaran
Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan
SOP yang berlaku dimana klien dirawa
:18.keadilan / justice
Tindakan keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik
dibangsal maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai SAK
19. Tidak membahayakan Nonmaleficence
Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka
harus dipasang side driil.
20. Kemurahan hati beneficience
Setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien
dengan baik dan benar.
21. Menepati janji / fidelity
Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan,
maka tidak boleh mengingkari janji tersebut.
22. Kerahasian confidentialy
Contoh : Perawat tidak boleh menceritakan rahasia klien pada
orang lain, kecuali seijin klien atau seijin keluarga demi
kepentingan hukum.
28.Keadilan(justice)
Sebagai contoh dari penerapan tindakan justice ini adalah dalam
keperawatan di ruang penyakit bedah, sebelum operasi pasien harus
mendapatkan penjelasan tentang persiapan pembedahan baik
pasien di ruang VIP maupun kelas III, apabila perawat hanya
memberikan kesempatan salah satunya maka melanggar prinsip
justice ini.
30.Kejujuran / veracity
31.Autonomi/otonomi
Aplikasi prinsip moral otonomi dalam asuhan keperawatan ini
contohnya adalah seorang perawat apabila akan menyuntik harus
memberitahu untuk apa obat tersebut, prinsip otonomi ini dilanggar
ketika seorang perawat tidak menjelaskan suatu tindakan
keperawatan yang akan dilakukannya, tidak menawarkan pilihan
misalnya memungkinkan suntikan atau injeksi bisa dilakukan di
pantat kanan atau kiri dan sebagainya. Perawat dalam hal ini telah
bertindak sewenang-wenang pada orang yang lemah.
33. SKENARIODokter andi menerima seorang pasien laki-
laki setengah baya, tampak kaheksia,berjalan tertatih-tatih dan
terus batuk di hadapannya. Pasien itu ditemani oleh anakpere
mpuannya yang kurus. Dokter tersebut enggan melakukan ana
mnesis danlangsung memeriksa si pasien. ketika si anak berta
nya tentang penyakit ayahnya,dokter Andi hanya menyarankan
minum obat dengan teratur, dan memberikanresep. Si anak ber
tanya lagi tentang cara minum obat, tapi dokter Andimenyarank
an bertanya pada tugas apotek tempat mengambil obat. Meras
adiremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari kamar dokter
tanpa mengucapkansalam. Wajah mereka tampak tidak puas.
34.
Beneficience
pada skenario kita dapat mengetahui bahwa dokter tidak meng
hargai hak-hakpasien secara keseluruhan dan tidak maksimalis
asi pemuasankebahagiaan/preferensi pasein, pasien serta ana
knya tidak puas dengan pelayananyang diberikan dokter Andi .
• Non maleficencepada skenario kita dapat mengetahui bahwa
dalam mengobati pasien doktersangatlah tidak proporsional dan
menghindari misrepresentasi dari pasien.• Justice:pada skenario ki
ta tidak dapat menentukan justice tidaknya dokter tersebut kare
natidak ada 2 atau lebih hal yang bisa dibandingkan.• Autonom
ydokter tidak memanfaatkan autonomi pasien dan tidak melaks
anakan imformedconsent dengan baik, dokter tersebut langsun
g memeriksa pasiennya tanpa menganemsis terlebih dahulu.
35.Non-melaficience
Seorang wanita berusia 50 tahun menderita kanker puyidara
ker payudaraterminal dengan metastase yang telah resisten
terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut
mengalami nyeri tulang yang hebat dimanasudah tidak dap
at lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena.
Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat
dan nyeri bertambahhebat saat wanita itu mengubah posisi
nya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia sering mem
inta diberikan obat analgesik, dan keluarganya punmeminta
untuk dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesi
k. Saat dilakukan diskusi perawat disimpulkan bahwa pena
mbahan obat analgesikdapat mempercepat kematian klien
36.Justice/keadilan
Salah seorang perawat yang ditugaskan untuk menangani pasien
yang kurang mampu dan berada pada ruangan kelas III. Perawat ini
awalnya merawat pasien tersebut ini dengan baik. Namun, suatu hari
keluarga dari perawat ini dirawat di rumah sakit yang sama juga tapi
di ruang VIP. Setiap hari perawat ini selalu berkunjung ke ruangan
keluarganya tersebut sampai-sampai melupakan seorang pasien yang
ada di kelas III yang sudah menjadi tanggung jawab sepenuhnya
untuk perawat itu. Ketika ditanya kenapa perawat itu sering
berkunjung ke ruangan pasien yang merupakan keluarganya,
perawat itu menjawab karena yang dirawat itu tantenya. Jadi dia
harus setiap saat mengecek keadaan tantenya itu dan melupakan
tanggung jawabnya yang terdahulu yaitu pasien di ruangan kelas III.
Tentu saja ini melanggar prinsip etik keperawatan justice / keadilan
karena perawat itu sudah membeda-bedakan perawatan pada
kelurarganya dan pasien yang sudah menjadi tanggung jawabnya
dimana dia lebih sering mengecek keadaan tantenya tersebut dan
melupakan pasien yang berada di ruangan kelas III tersebut.
2. Suatu hari Tn. Arif berobat ke rumah sakit karena anaknya
demam tinggi dan muntah-muntah dengan hanya mengandalkan
kartu miskin yang diterima dari kelurahan setempat. Pada saat yang
bersamaan, ada juga seorang anggota dewan yang berobat ke rumah
sakit tersebut dengan keluhan sakit di bagian kepala. Perawat ini
kemudian hanya melayani anggota dewan tersebut terlebih dahulu
tanpa melihat pasien yang datang lebih awal yang parah. Ketika Tn.
Arif bertanya apakah anaknya bisa di tolong, perawat itu menjawab,
“Maaf pak, bapak duduk di ruang tunggu saja dulu. Saya akan
menangani pasien ini dulu. Bapak biar nanti belakangan.” Kasus ini
jelas sangat melanggar prinsip etik keperawatan justice / keadilan
karena membeda-bedakan mana yang miskin dan mana yang kaya.
Perawat seperti ini patut diberikan sanksi yang setimpal.
No
Definisi
Analisa
Pengertian
Autonomy
Bergerak bebas.
Penentuan Pilihan.
Beneficence.
Manfaat.
Berbuat baik.
3
Justice.
Kenyamanan.
Keadilan.
Hopovolemik.
Beban yang berlebihan, reaksi, masalah yang dialami, kekurangan oksigen, kekurangan cairan.
Devices.
Penyimpanan.
Perangkat.
6.
Euthanasia.
Neglected.
Tepat waktu.
Tepat waktu.
Kelalaian.
8.
Advokasi.
Pembela.
Pembela.
Pembela.
Informed consent.
10
Transplantasi organ.
Pencangkokan organ.
Pencangkokan organ.
11
Etis.
Pantas.
Pantas.
12
Nonmaleficience.
Tidak merugikan.
13
Responsibilitas.
bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus dipasang side driil.
Alinea1 Nn Dona, mengenakan jilbab, umur 23 tahun, datang ke rumah sakitdalam keadaan sadar,
karena mengalami open fracture di tibia kananpada pukul 9.00 pagi. Setelah dilakukan pemeriksaan
di UGD dan difoto roentgen, Nn. Dona segera dipersiapkan untuk operasi. DokterPujo yang
menangani kasus Nn Dona memberikan pengertian bahwaapa yang dialami Nn Dona termasuk kasus
kegawatan, dan harussegera dioperasi dalam tempo 6 jam dari kejadian. Setelahmemahami betul
apa yang menimpa dan tindakan apa yang akandilakukan terhadapnya, Nn Dona menyetujui
dilakukan operasi.Operasi dijadwalkan jam 12.00 siang, kebetulan Nn. Dona sudahtidak makan sejak
pukul 6.00 pagi tadi.
Alinea 2
Ketika akan dilakukan persiapan operasi, Nn. Dona terkejut denganmodel baju operasi rumah sakit
yang tidak sesuai denganstandarnya. Nn Dona memutuskan menolak mengenakan bajuoperasi yang
tersedia karena tidak menggunakan jilbab yang sesuaistandardnya. Atas bujukan dokter Pujo yang
akan berperan sebagaiketua tim operasi akhirnya Nn. Dona mau memakai tutup kepala danbaju
steril operasi yang ada.
Alinea 3
“Ini keadaan darurat Dona. Kalo Anda tidak mau memakai bajuoperasi yang ada, atau menunggu
baju operasi yang sesuai standarAnda, akan memakan waktu. Infeksi segera menyebar ke
seluruhtubuh. Dan tulang yang patah itu tidak akan mau menyatu.” Katadokter Pujo.Dalam keadaan
kesakitan dan lemah… akhirnya Dona mau memakaibaju operasi yang ada, walaupun tidak sesuai
dengan standar yangia maui.“ya dokter” kata Dona lirih
Alinea 4
Setelah ada pernyataan “ya” dari Dona, segera paramedis bertindak,menyiapkan Dona agar “siap”
dilakukan operasi. Ganti baju operasi,lavement, penyiapan obat-obatan anestesi beserta infusnya.
Denganmobile bed Dona dibawa menuju ruang operasi. Mengejar deadlinewaktu.………………………….
Alinea 5
Alinea 6
Reposisi dengan pemasangan pen telah dilakukan dengansempurna, kondisi fisik stabil dan segera
Dona di pindahkan ke ruangrecovery pasca pembedahan. Beberapa saat kemudian Donadipindah
menuju bangsal.………………………
Alinea 7
Saat di ruang recovery dokter Pujo melakukan visite. Karena Donamemakai jilbab dan baju jubah
panjang, dokter Pujo agak sungkanuntuk menyingkap bagian kaki yang dioperasi. Jadi tidak
sampaimengamati kondisi paha atau kaki di bawahnya dengan seksama.Dia hanya melihat, yang
penting tidak melihat ada rembesan darahyang banyak, berarti sudah aman.
alinea 8
Sementara Dona terus mengeluh nyeri di seluruh tungkai dan kakikanannya. Dokter Pujo telah
mendapat keluhan itu secara langsungdari Nn Dona.“Ga pa pa Dona, biasa itu, namanya tulang yang
patah kemudiandipasang pen, terus timbul nyeri itu biasa. Nanti diberikan obat antinyeri. Biar
berkurang rasa nyerinya.” Kata dokter Pujo menenangkan.“Tapi dokter, ini nyerinya seluruh kaki,
tidak di bagian yang dioperasisaja, bahkan mulai ada rasa kesemutannya” sergah Dona
yangmenyeringai menahan rasa sakit.“Nanti dikasih obat anti nyeri, insya Allah bisa mengurangi”
katadokter Pujo.
Alinea 9
Dokter Pujo memerintahkan kepada para medis untuk memberikaninjeksi Novalgin per bolus.“Sudah
ya Dona…nanti kalau ada apa-apa lapor sama perawat jaga”kata dokter Pujo.Malam itu tiga kali
Dona mendapatkan injeksi Novalgin per bolus,untuk mengatasi rasa nyerinya...
Alinea10
Pagi hari jam 06.00, perawat mendapatkan laporan dari keluiargabahwa seluruh tungkai kanan atas
dan bawah hingga kakinyaberwarna biruPerawat jaga yang berjenis kelamin pria ini, segera
merespons….kaliini tanpa meminta persetujuan Nn Dona, menyingkap jubah panjangyang menutupi
tungkai bagian atas dan bawah, hingga terlihat jelaspaha Nn Dona.
Alinea 11
Betapa terkejutnya sang perawat jaga, ternyata tourniquet operasibelum dilepas. Spontan perawat
ini bergumam..“gimana tho yang operasi kok tourniquet tidak diambil” gumamperawat
jaga.“tourniquet saat operasi tidak diambil? Kata dona dan ibunya yang menunggui.
Alinea12
Akhirnya orang tua Dona mengadukan kasus yang dialami anaknyaini kepada direktur rumah sakit
dengan marah-marah danmengancam bila anaknya tidak pulih akan diadukan ke
pengadilan.Sementara dokter Pujo melakukan visite dengan sembunyi-sembunyisaat orang tua Dona
tidak ada (saat itu mereka masih menghadapdirektur).
Lha
terus pertanggung jawaban Anda apa?” bentak Dona.“Saya hanya bisa berharap, semoga
kelumpuhan akibat tourniquet inihanya sementara…..mengenai biaya perawatan Anda
sampaikelumpuhan kaki anda pulih biar saya yang menanggung. Biardipotong gaji saya.” Kata dokter
Pujo.………………………………….
Alinea14
Pihak manajemen rumah sakit sangat intens sekali menjalinkomunikasi, termasuk menggratiskan
biaya operasi dan rawat inap.Mereka sangat berharap kasus ini tidak sampai keluar, apalagitercium
oleh wartawan.
Non Maleficence
Autonomi
Mengomunikasikan kepada pasien (Dona) mengenai kegawatanyang di derita dan keharusan untuk
melakukan operasi(melaksanakan
informed concent
), menghargai rasionalitas / pilihanpasien untuk memakai jenis baju operasi, walaupun akhirnya
bisamemberikan persuasi pada pasien, agar pasien menerima keadaanyang ada karena akan
memperpanjang waktu terbuang sia-sia.(alinea 3 percakapan dokter Pujo dan Dona)
awan konflik antara autonomi dan non maleficence -->Prima Facie memenangkan non maleficence.
Non Maleficence
….mengejar deadline waktu. (alinea 4 - 6). menolong pasienemergensi, mengobati pasien luka, do no
harm to patient, melindungipasien dari akibat yang lebih buruk.
Autonomi
(alinea 7)
Autonomi
Non maleficence
Beneficence
Dokter Pujo memberikan terapi untuk keluhan nyeri pasien (Dona)….(alinea 8 – 9). Meminimalisir
akibat buruk, paternalisme bertanggung jawab / berkasih sayang.
Non maleficence
(alinea 12 – 14)
Menghargai harkat martabat pasien, menjaga hubungan dan tidakmenghalangi autonomi pasien.
Memberikan kesempatan kepadaorang tua Dona mengungkapkan kemarahan dan
kekesalannya.Tidak berbohong kepada pasien mengenai kenyataan yang terjadi.
Beneficence
(alinea 12 – 14)
Ada tanggung jawab penuh walaupun terhadap kesalahan yang telahdilakukan. Menghargai hak
pasien secara menyeluruh, dalam hal inimemberikan kesempatan kepada mengungkapkan rasa
tidakpuasnya, dan meminta bagaimana pertanggungjawaban dokter Pujo