Anda di halaman 1dari 11

BAB v

KEDAULATAN RAKYAT
BERBASIS KESETARAAN
DALAM MUSYAWARAH
KEDAULATAN RAKYAT BERBASIS
KESETARAAN DALAM MUSYAWARAH
INTRODUKSI

Materi “Kedaulatan Rakyat Berbasis Kesetaraan Dalam Musyawarah” memfokuskan


pembahasan mengenai pentingnya musyawarah dalam menyelesaikan
permasalahan bangsa. Mahasiswa dapat dikatakan menguasai materi pada bab VII
tercermin pada terpenuhinya capaian pembelajaran sebagaimana berikut ini:

1.
memahami kedudukan hak dan
memiliki perilaku iktikad baik dan

4.
kewajiban yang sama bagi warga
negara rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah
memiliki perilaku mengutamakan

2. musyawarah dalam mengambil


keputusan untuk kepentingan memiliki perilaku dalam

5.
bersama musyawarah diutamakan
kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan

3.
memiliki perilaku musyawarah
untuk mencapai mufakat diliputi
oleh semangat kekeluargaan

92
memiliki pemahaman mengenai memiliki pemahaman mengenai
situasi keputusan yang diambil
harus dapat
dipertanggungjawabkan secara
7. pengambilan keputusan melalui
suara terbanyak bagian dari
pelaksanaan demokrasi pancasila

6.
moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan memiliki perilaku memberikan
mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan
bersama
8. kepercayaan kepada wakil-wakil
yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

Kedelapan capaian pembelajaran di atas merupakan bentuk cerminan dari


pengamalan sila keempat Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan” sehingga
diharapkan dengan adanya materi ini memberikan tambahan pengetahuan dan
pengalaman agar mahasiswa membiasakan bermusyawarah setiap menyelesaikan
permasalahan kehidupannya.

STIMULAN

Pada bagian ini, berisi contoh kasus yang terjadi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia. Mahasiswa diminta untuk memahami kasus yang
dipaparkan kemudian memberikan tanggapan. Salin itu, mahasiswa juga diminta
untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dari kasus-kasus tersebut.

Kasus Pertama
Berbagai media massa sering memberitakan terjadinya tawuran, perkelahian yang
berujung pada kerugian fisik maupun material antar mahasiswa di perguruaan tinggi
yang dilatarbelakangi permasalahan yang sederhana. Memberikan gambaran
bahwa masih ada kalangan terdidik yang menggunakan cara kekerasan dalam
menyelesaikan masalah.

Pertanyaan bagi mahasiswa:


1. Bagaimana pandangan Saudara mengenai persoalan mahasiswa di atas jika
dilihat dari aspek psikologi maupun aspek lainnya yang mendorong mahasiswa
melakukan tindakan tersebut?
2. Bagaimana cara pencegahan agar tindakan serupa tidak terjadi kembali?
3. Bagaimana cara menyelesaikan masalah di atas apabila menggunakan
pendekatan nilai Pancasila sila keempat?

93
Kasus Kedua
Dapat diketahui bersama bahwa pelaksanaan PEMILU di Indonesia sering didapti
tindak kecurangan berupa penyuapan. Tindakan penyuapan ini dilakukan oleh
beberapa oknum demokrasi dengan cara pemberian berupa uang atau barang
tertentu kepada calon pemilih. Pemberian ini dilakukan agar calon pemimpin
tersebut memenangkan kompetisi pemilihan umum.

Pertanyaan bagi mahasiswa:


Bagaimana tanggapan Saudara mengenai tindakan
oknum-oknum perusak demokrasi tersebut di atas?
Bagaiman cara menciptakan suatu lingkungan agar
pemilihan umum yang dilaksanakan di daerah
Saudara tidak dicederai oleh praktek pelanggaran
PEMILU seperti contoh kasus di atas?

Bagaimana sikap calon pemilih yang seharusnya


dilakukan apabila terjadi kasus penyuapan seperti
pada kasus di atas?

Kasus Ketiga
Akibat kegagalan mencapai hasil mufakat dalam suatu konggres atau
musyawarah. Akhirnya, kelompok yang menolak hasil keputusan musyawarah sering
kali membentuk forum atau organisasi baru sebagai bentuk protes terhadap hasil
keputusan yang telah disepakati. Permasalahan tersebut pernah terjadi di Indonesia
seperti pada bidang organisasi sepak bola Indonesia, partai politik, dan organisasi
masyarakat.
Pertanyaan bagi mahasiswa:
Bagaimana tanggapan Saudara mengenai kelompok-kelompok yang
membuat organisasi tandingan akibat tidak sepakat dengan hasil
musyawarah?
Bagaimana caranya agar dalam musyawarah menghasilkan keputusan yang
dapat diterima oleh berbagai pihak?

BAHASAN
Metode perkuliahan adalah bagian dari strategi pembelajaran yang berfungsi
sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi
latihan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Penyajian materi pada
bab ini berupa:

94
Alat, bahan
Metode pembelajaran Alokasi waktu dan sumber belajar

ceramah, brainstrorming, 100 menit alat tulis, papan tulis, LCD,


PBL (Problem Based Learning), lembar kerja individu
dan tanya jawab dan lembar kerja kelompok.

ASUPAN

1. Pentingnya Musyawarah Mufakat dalam Menyelesaikan Permasalahan


Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia diartikan bahwa sila-


sila yang terkandung didalamnya menjadi sandaran/pengangan hidup seluruh
rakyat Indonesia. Menurut Kaelan (2002: 248), realisasi dari internalisasi nilai-
nilai pancasila dapat diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Pengetahuan, meliputi
aktualisasi biasa, pengetahuan ilmiah dan pengetahuan filsafat. 2) Kesadaran,
selalu mengetahui pertumbuhan keadaan yang ada dalam diri sendiri 3)
Ketaatan yaitu selalu dalam keadaan sedia untuk memenuhi wajib lahir dan batin
4) Kemampuan kehendak, yang cukup kuat sebagai pendorong untuk
melakukan perbuatan 5) Watak dan hati nurani agar orang selalu mawas diri.

Internalisasi nilai-nilai Pancasila hendaknya dimulai dengan pemahaman


yang tinggi mengenai makna dari Pancasila maupun setiap sila-sila dalam
Pancasila. Mengingat bahwa setiap sila dalam Pancasila memiliki fungsi dan
makna masing-masing, salah satunya yang memiliki makna penting sebagai
dasar menyelesaikan masalah bangsa yaitu sila ke-4 “Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Yusdianto
(2016: 21) menyebutkan bahwa arti dan makna Sila ke-4 sebagai berikut:

Musyawarah
sumber gambar:
https://www.goodnews
fromindonesia.id/

53
95
Hakikat sila ini adalah Pemusyawaratan, artinya
demokrasi, bermakna membuat putusan secara
pemerintahan dari rakyat, bulat, dengan dilakukan
oleh rakyat, dan untuk secara bersama melalui
rakyat jalan kebikjasanaan

A B

C E
Melaksanakan keputusan Asas musyawarah untuk

D
berdasarkan kejujuran. mufakat yang memperhatikan
Keputusan secara bulat dan menghargai aspirasi
sehingga membawa seluruh rakyat melalui forum
konsekuensi kejujuran permusyawaratan,
bersama. Nilai identitas Terkandung asas menghargai perbedaan,
adalah permusyawaratan kerakyatan yang bermakna mengedepankan kepentingan
rasa kecintaan terhadap rakyat, bangsa dan negara.
rakyat, memperjuangkan
cita-cita rakyat, dan
memiliki jiwa kerakyatan

Tegasnya, sila keempat merupakan sistem demokrasi-perwakilan yang


dipimpin oleh orang-orang yang profesional-berintergritas melalui sistem
musyawarah (government by discussion).

Musyawarah sebaiknya juga harus dijalankan suatu pemerintahan dalam


negara dengan tujuan untuk mencegah lahirnya keputusan yang merugikan
kepentingan umum atau rakyat. Namun, yang perlu dipahami bahwa tujuan dari
musyawarah relative akan tercapai apabila mengandung unsur-unsur sebagai
berikut:

96
a. Musyawarah adalah ciri khas pengambilan keputusan berdasarkan
gagasan kerakyatan yang berpegang pada hikmah kebijaksanaan.
Maksudnya, dalam pengambilan keputusan berasal dari himpunan
gagasan rakyat yang didasari “hikmah kebijaksanaan”. Dengan kata lain,
hasil yang diputuskan memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Pernyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan adalah pemimpin
yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, berhati-nurani, arif,
bijaksana, jujur, dan adil.
b. Masalah yang diperbincangkan adalah masalah yang menyangkut
kehidupan orang banyak dan pelu segera dicari solusinya.
c. Menggunakan pikiran sehat untuk memutuskan kesejahteraan umum.
Seluruh peserta harus memiliki sikap dan pandangan yang sama dengan
menggunakan akal sehat dan kepala dingin dalam bermusyawarah, karena
keputusan yang dibuat nantinya agar mampu memberikan kesejahteraan
umum, bukan hanya kepada kepentingan pribadi maupun golongan.
d. Menghimpun pendapat peserta musyawarah untuk menghasilan
keputusan yang bulat. Meskipun dalam proses musyawarah para peserta
berhak menyampaikan gagasan maupun pendapatnya, hasil yang
disepakati hendaknya merupakan hasil yang bulat atau final dari berbagai
pendapat yang disampaikan para peserta musyawarah.
Semua peserta (termasuk mereka yang memberi amanat) harus
menjalankan keputusan ini dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab.

Mengingat bahwa pentinganya proses musyawarah sebagai cara


mengambil sebuah keputusan, perlu kiranya sejak dini generasi muda
dikenalkan metode diskusi dalam berpendapat sebagai mekanisme dalam
musyawarah.

2.Pengambilan Keputusan Melalui Suara Terbanyak


Bagian Dari Pelaksanaan Demokrasi Pancasila

Menyadari bahwa kemungkinan mufakat akan


mengalami kesukaran dalam praktek yang disebabkan
oleh heterogennya masyarakat Indonesia, maka
Undang-Undang Dasar 1945 memberikan berbagai
pilihan dalam mengambil keputusan seperti
dirumuskan dalam pasal 2 ayat 3, pasal 6a dan pasal 37.
Peraturan ini mengemukakan bahwa suatu keputusan
yang diambil dapat dilakukan dengan suara terbanyak.
Merujuk pada Undang-Undang Dasar 1945 di atas,
maka saat ini Indonesia mengenal dua macam cara
mengambil keputusan dalam rangka pelaksanaan
demokrasi, yaitu dengan musyawarah untuk mufakat Penghitungan suara
sumber gambar:
dan dengan suara yang terbanyak. https://www.liputan6.com/

97
Berbagai tindakan penghancuran terhadap nilai demokrasi yang terjadi di
Indonesia saat ini, memberikan gambaran bahwa pelaksanaan demokrasi yang
diamanatkan oleh Pancasila khususnya Sila Ke-4 maupun UUD 1945 belum
dijalankan dengan baik. Seharusnya jika Negara Indonesia menjalankan
demokrasi pancasila maka harus mampu menjalankan sesuai dengan
pengertian dan makna demokrasi pancasila yang diharapkan. Menurut
Yusdianto (2016:225) Demokrasi Pancasila diartikan demokrasi yang
pelaksanaannya mengutamakan asas musyawarah mufakat untuk kepentingan
bersama (seluruh rakyat). Bangsa Indonesia adalah bangsa berideologi
Pancasila, oleh karena itu setiap nilai-nilai sila harus dapat diaplikasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara (baik negara dan warganegara). Secara
spesifik, demokrasi pancasila dapat dimaknai:
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan pada asas
kekeluargaan dan gotong-royong. Ditujukan demi kesejahteraan
rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, yang
berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,
berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan
oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidaklah bersifat
mutlak, tetapi harus diselaraskan atau disesuaikan dengan tanggung
jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi
dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh
semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau
minoritas.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang berkedaulatan rakyat yang
dijiwai dan diintegrasikan dalam sila-sila yang lainnya. Hal ini berarti bahwa
dalam menggunakan hak-hak demokrasi haruslah selalu disertai dengan rasa
tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, menurut keyakinan agama
masing-masing, haruslah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai
dengan martabat dan harkat kemanusiaan, haruslah menjamin dan
memperkokoh persatuan bangsa dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan
keadilan sosial.

98
Pengambilan keputusan melalui suara terbanyak yang dipraktekkan dalam
pemilihan umum di Indonesia, memiliki banyak kebaikan namun juga
kelemahan. Kedaulatan rakyat terjamin dan setiap orang punya hak yang sama
dalam pemilihan umum adalah beberapa bukti bahwa pemilu memberikan
kebaikan bagi rakyat. Namun, pada sisi lainnya memiliki dampak negatif karena
perilaku beberapa oknum yang begitu tampak dalam setiap penyelenggaraan
pemilihan umum berupa politik transaksional. Jual beli suara, serangan fajar
(pemberian sejumlah uang kepada calon pemilih) merupakan contoh dari politik
transaksional yang mencederai demokrasi. Dengan dalih mendapatkan
kemenangan pada setiap pemilihan umum, maka oknum perusak tatanan
demokrasi tersebut melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Adanya manipulasi pemilih (manipulasi


demografi, penghilangan hak pilih,
6. Coblos ganda
memecah dukungan oposisi)
7. Manipulasi dalam rekapitulasi
2. Intimidasi
8. Penggunaan pemilih semu
3. Jual beli suara
9. Merusak kertas suara
4. Penyesatan informasi
10. Pembajakan sistem teknologi
5. Manipulasi kertas suara
informasi dalam pemungutan suara
11. Pembajakan hak pilih.

3. Penyelesaian Masalah Versi Widodo Budidarmo


Widodo Budidarmo lahir di Kapas Krampung, Surabaya, pada 1 September
1927. Seandainya tak ada tawaran bergabung dengan Heiho pada 1945,
mungkin saja langkahnya akan berbeda. Pasalnya, selepas dari Christelijk
Hollandsche Inlandsche School (HIS Kristen), ia justru memilih masuk sekolah
teknik Koningen Emma School (KES).

Seorang pemimpin harus tegas kepada siapa pun. Tak peduli anak, istri,
kerabat, maupun sahabat, bila melanggar hukum haruslah diproses. Prinsip itu
dipegang teguh oleh Widodo Budidarmo yang pada 1973 menyeret anaknya ke
pengadilan. Kisahnya bermula dari insiden yang melibatkan Agus Aditono, anak
Widodo. Suatu hari, Tono panggilan akrab Agus Aditono yang saat itu masih
duduk di bangku kelas II SMP, bermain- main dengan pistol. Tak sengaja, pistol
itu meletup dan peluru menyambar sopir mereka. Sang sopir pun tewas karena
insiden tersebut.

99
Tidak pandang bulu
sumber gambar:
https://radarsolo.jawapos.com/

foto

Sebagai Kepala Daerah Kepolisian (Kadapol) Metropolitan Jaya, Widodo


bisa saja menyembunyikan kasus itu. Anak buah dan stafnya pun
menyarankan hal tersebut. Menurut mereka, ada baiknya peristiwa itu
ditutupi demi menjaga nama baik Widodo. Namun, Widodo justru
mengambil langkah sebaliknya. Ia membuka peristiwa penembakan itu
kepada publik dalam sebuah jumpa pers. Widodo lantas menyerahkan
putranya kepada Kepolisian Sektor (Polsek) Kebayoran Baru untuk diproses
secara hukum. Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
Tono dijatuhi hukuman percobaan. “Bapak bilang, meskipun kamu anak
polisi, tetap harus bertanggung jawab. Akhirnya, Saya disidang di
pengadilan dan dihukum setahun masa percobaan. Sebagai seorang anak,
saat itu saya merasakan betul ketegasan Bapak,” kenang Tono. (KPK, 2015:
84)

100
SUMBER BACAAN
Asshiddiqie, Jimly. (2009). Menuju Negara Hukum yang Demokratis. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Budiyono, B. and Feriandi, Y.A., 2017. Menggali Nilai Nilai Kearifan Lokal Budaya
Jawa Sebagai Sumber Pendidikan Karakter. In Prosiding Seminar Nasional Bimbingan
dan Konseling (Vol. 1, No. 1, pp. 92-103).

Kaelan. (2002). Filsafat Pancasila Pandangan hidup Bangsa Indonesia.


Yogyakarta: Paradigma

KPK. 2015. Orange Juice For Integrity Belajar Integritas Kepada Tokoh Bangsa.
Jakarta: KPK

Ramayulis. 1994. Metodologis Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Ranadireksa, Hendarmi. 2007. Visi Bernegara Arsitektur Konstitusi Demokratik,


Cet. 1. Fokusmedia. Bandung.

Sohrah. “Konsep Syura dan Gagasan Demokrasi (Telaah Ayat-Ayat al Qur'an)”.


dalam Jurnal Al Daulah: Jurnal Syariah dan Hukum. Vol. 4 No. 1. Juni 2015

Suwanto dan Ferry T. Indratno. 2009. Ayo Belajar Pendidikan Kewarganegaraan


(PKn Kelas 5). Yogyakarta: Kanisius.

Wirosardjo, Soetjipto. 1995. Dialog dengan Kekuasaan. Bandung: Mizan

Yusdiyanto. 2016. Makna Filosofis Nilai-Nilai Sila Ke-Empat Pancasila Dalam


Sistem Demokrasi Di Indonesia. Jurnal Fiat Justisia. Faculty Of Law, Lampung University,
Bandarlampung, Lampung, Indonesia. Volume 10 Issue 2, April-June 2016 .

102

Anda mungkin juga menyukai