DI MASA DARURATCOVID-19
TUNTUNAN IBADAH
PADA BULAN RAMADHAN
DI MASA DARURAT COVID-19
Disusun Oleh:
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Penerbit:
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Percetakan : Gramasurya
e-mail: info@gramasurya.com
ISBN: 978-602-6218-03-2
Tuntunan
Ibadah pada Bulan iii
Ramadhan
supaya mudah dibawa dan dapat dibaca
sewaktu-waktu. Versi lengkap Tuntunan
Ramadhan dapat dilihat
Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
sehingga pada akhirnya kita dapat
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT. Setelah Ramadhan nanti
kita kembali kepada fithrah, kesucian diri,
seperti bayi yang baru dilahirkan oleh
ibunya.
Untuk mengingatkan dan menyegarkan
pemahaman kita terhadap tatacara
pelaksanakan ibadah puasa (shiyam),
qiyamul-lail (qiyamu Ramadhan / shalat
Tarawih), shalat Idul Fitri dan zakat Fitri,
maka Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan
Pusat Muhammadiyah menyiapkan tuntunan
ringkas untuk dapat dibaca dan
disebarluaskan kepada umat Islam,
khususnya warga Muhammadiyah. Pimpinan
Pusat Muhammadiyah mengucapkan terima
kasih dan memberikan penghargaan terhadap
usaha yang mulia ini. Semoga menjadi amal
shaleh bagi para penyusunnya.
Kepada seluruh pembaca akhirnya kami
ucapkan selamat beribadah semoga seluruh
amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.
Amien ya Rabbal’alamin.
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc, M.Ag. Dr. H. Agung Danarto, M.Ag.
NBM. 569263NBM. 608658
Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
mempertegas dan memperjelas isi Edaran
tersebut dan dapat
Tuntunan
Ibadah pada Bulan xi
Ramadhan
dilaksanakan oleh masyarakat dalam
kondisi darurat Covid-19. Perlu diingat
bahwa karena revisi ini bersifat darurat,
maka edisi khusus ini tidak berlaku secara
umum. Artinya, apabila keadaan sudah
kembali normal seperti biasa, maka
penyelengaraan ibadah dan kegiatan
Ramadan kembali pula merujuk pada Tuntunan
Ibadah pada Bulan Ramadhan yang diterbitkan
sebelum edisi khusus ini. Semoga buku saku
edisi khusus ini dapat memberikan bimbingan
kepada masyarakat terkait dengan ibadah dan
kegiatan Ramadhan pada masa darurat Covid-
19 tahun ini.
A. Persiapan | 1
B. Tuntunan Shiyam | 4
C. Dasar Kewajiban Shiyam Ramadhan | 10
D. Orang yang Diwajibkan dan yang
Tidak Diwajibkan Berpuasa |
12
E. Orang yang Diberi Keringanan dan
Orang yang Boleh Meninggalkan
Puasa | 14
Tuntunan Ibadah
xiii
F. Hal-hal yang Membatalkan Puasa
dan Sanksinya | 20
G. Masalah Orang yang Lupa | 23
H. Hal-hal yang Harus Dijauhi
Selama Berpuasa | 24
I. Amalan-amalan yang Dianjurkan Selama
Berpuasa | 28
J. Tuntunan Qiyamu Ramadhan (Shalat
Tarawih) | 37
K. Tuntunan Idul Fitri | 54
Disusun Oleh:
Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
A. Persiapan
1. Dituntunkan agar setiap Muslim dan
Muslimah mempersiapkan diri pribadi
baik secara lahir maupun batin, dan
memperbanyak melakukan puasa sunat
di bulan Syakban, berdasarkan hadits
Nabi Muhammad saw:
َْ َْ ََ َ َ
ش ة ر َض اهلل عن ها قالت ...ما رأي ت ر
ُ َ
سو ل عن عئِ
ي
َ َ ْ َ َّ
ش هٍر ال م سل له اهلل ل
َ ّ
َ
م ل َم ا ِيه ا
ش
َك صيست
َ
ص ًُ ضرَ
و علي أ َْ
ا عب ا
ه م ك ا أ
ن. ن
ا
صف
و
َ
يم
ثاْ
ن
م
ا
ي
ت
ُ
ه
Tuntunan
Ibadah pada Bulan 3
Ramadhan
memadai, mempersiapkan dan
membersihkan tempat wudhu, air wudhu,
kotak-kotak infaq, peralatan takjil,
kebersihan masjid serta lingkungan
sekitarnya, pengaturan shaf, keamanan
dan lain-lain ketika masa darurat Covid-
19 telah berlalu.
4. Menyia pkan jadwal muadz in, imam,
penceramah dan penjemputannya
serta jadwal kegiatan seperti kajian-
kajian, TPA, bakti sosial, dan lain-lain
ketika masa darurat Covid-19 telah
berlalu.
5. Mempersiapkan tempat shalat Idul Fitri, Imam/
Khatib dan penjemputannya ketika masa
da- rurat Covid-19 telah berlalu.
6. Membentuk Amil Zakat, untuk
memungut dan membagikannya serta
mempersiapkan peralatannya dengan
mengutamakan pembagiannya untuk
pencegahan dan penanggulangan Covid-
19 serta pemenuhan kebutuhan orang-orang
terdampak Covid-19.
B. Tuntunan Shiyam
1. Pengertian Shiyam (Puasa)
a. Shiyam menurut bahasa: menahan
diri dari sesuatu.
b. Shiyam menurut istilah: menahan diri
dari makan, minum, hubungan
seksual suami istri dan segala yang
membatalkan sejak dari terbit fajar
hingga terbenam matahari dengan
niat karena Allah. Dasar keharusan
niat berpuasa karena Allah:
1) F irman SWT: ْ
َ
وما أ ي لعبدوا م صني ل
ِّ
ِل
اهلل ي ِمروا ِإا
ي
َ
ُ ل
5]. (98): [ابلينة... ادلين حنفاء
Artinya: “Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus …” [QS. al-
Bayyinah (98): 5].
2) Hadits Nabi Muhammad saw:
َْ َّ َ ُ ََ
م ر َأن ر سو ل اهلل ص ل اه ل علي
ِه عن ع ي
ِّ َّ ُ َ ْ
ِل ك و ِّ ي ي
ِة و ي يانل
ِ ب ل األع ما
َ َّ َ َ َّ َ
سلَم قا ل ن ما
َ
، [أخرجه ابلخاري... ِرئ ما نَوى ام ي
].كتاب اإليمان
Artinya: “Dari Umar r.a.
(diriwayat- kan bahwa)
Rasulullah saw bersab- da:
Sesungguhnya semua perbuatan
ibadah harus dengan niat, dan
seti- ap orang tergantung kepada
niatnya
…” [Ditakhrijkan oleh al-Bukhari,
Kitab al-Iman].
3) Hadits Nabi Muhammad saw:
َ َْ ُْْ
ِن ني ر يِ ض اه لِم ي
ال م ؤ ي
ْ َ َْ
عن ها عن ح فص ة ُأ
ّ
م
َ َّ َ َ َْ َّ
ِه و س ل َ م ق ا ل م ن ل
ل اه ل علي ي
ْ َ
َّ
م أن انل ي ب ص
ِ
ََ َ َْ َْ َ َ
.ِر فال صيا م ُلي ج ف الصيا م قب ل ال
َُِ
يبي
ّ
ت
153]. ،2 ، الصنعاين،[رواه اخلمسة
Artinya: “Dari Hafshah Ummul
Mu’minin r.a. (diriwayatkan
bahwa) Nabi saw bersabda:
Barangsiapa tidak berniat puasa di
malam hari sebelum fajar, maka
tidak sah puasanya.”
[Ditakhrijkan oleh al-Khamsah,
lihat ash-Shan‘aniy, II, 153].
2. Jumlah Hari Shiyam (Puasa)
a. Shiyam dimulai pada tanggal 1
bulan Ramadhan dan diakhiri pada
tanggal terakhir bulan Ramadhan
(29 hari atau 30 hari, tergantung
pada kondisi bulan tersebut). Untuk
itu, maka harus mengetahui awal
bulan Ramadhan.
b. Dasar keharusan mengetahui awal
bulan Ramadhan. Sesuai dengan
Keputusan Munas Tarjih ke-23 di
Padang tahun
2003, Hisab mempunyai fungsi dan
kedudukan yang sama dengan
Rukyah sebagai pedoman penetapan
awal bulan Ramadhan, Syawwal dan
Zulhijjah. Adapun dalil-dalil yang
dijadikan lan- dasan adalah:
1) Firman Allah SWT:
ُ ْ ََْ َ ْ ُ ْ
… … ِهد منك م الش ه ر فليص م ه
ي
َ
ف من ش
]185 :)2( [ابلقرة
Artinya: “… Karena itu,
barangsiapa di antara kamu yang
menyaksikan bulan Ramadhan
itu, maka hendak- lah ia
berpuasa pada bulan itu, …”
[QS. al-Baqarah (2): 185].
2) Firman Allah SWT :
ا
َ َْ َ َ ْ ََ
لي ج ع ل الش مس ضياء وال ق م ر
َ
هو
َ ْ َُ َ َ
َرُه مناز ل َل عل موا عد د الس
َ ُ
ِنني نوًرا وقد
ي
:5] (10) والساب [يونس
Artinya: “Dia-lah yang
menjadikan matahari bersinar dan
bulan bercahaya dan ditetapkan-
Nya manzilah-man- zilah (tempat-
tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (wak- tu).”
[QS. Yunus (10): 5].
3) Hadits Nabi Muhammad saw :
ْ ََ ْ ْ
ِد اهلل ب ي ن ع م ر رض اهلل عني عن عب
ُِ
ه َأن
َّ َ َْ َّ َ ُ
ِه و سلَم ذكَر سو ل اهلل ص ل اه ل علي ي
ر
َ َّ ُ َ َ َ َ
ر مضان ف قا ل ال تصو موا ح ت تَرُوا
َ ُ ْ ََ َّ ُ ْ َ
ِ إن غل وال ت فط روا ح ت ت ر و ه ف ي
َّ ْ
يهال
م ال ِ
َُْ َْ
عليكم فاق دُروا ُل [ .رواه ابلخاري و
مسلم]
Artinya: “Dari Abdullah bin Umar
r.a. (diriwayatkan) bahwasanya
Rasulullah saw menjelaskan
tentang bulan Ramadhan dan
berkata: Janganlah kamu
berpuasa sehingga kamu melihat
hilal, dan jangan pula kamu
berbuka sehingga kamu melihat
hilal. Bila awan menutup
penglihatanmu maka perkirakanlah
(kadarkanlah).” [HR. al-Bukhari
dan Muslim]
c. Hisab yang digunakan
Muhammadiyah adalah hisab hakiki
dengan kriteria Wujudul-Hilal.
Adapun dalil-dalil yang dijadikan
landasan adalah:
1) Firman Allah SWT:
َ ُ ُ َ َْ ْ
55): مس وال ق م ر بسبان [الرمحن
الش5] (
Artinya: “Matahari dan bulan
(beredar) menurut perhitungan.”
[QS. ar-Rahman (55): 5]
2) Firman Allah SWT:
َ َ َْ ُ
ِرك ال ق م ر ال ال َأن ت ي
د
َ َ ْ
ََ ْ
ِغ ل ها ش مس ي ن ب ي
َ ََ ٌُّ َ ُ
ِر و ك ف فلك ي ي ق انل ها ي ِساب
َُّْ َْ
سبحون اللي ل
]40:)36( [يس
Artinya: “Tidaklah mungkin
bagi matahari mendapatkan
bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Masing-masing
beredar pada garis edarnya.” [QS.
Yasin (36): 40]
ّ
ضا يِء َ ُ َ
ي قِك ب َِش ة ي صيب
عن عئي
َ ْ َ َ َ
يل ؤ م ذ
ِ كن نا
ُر فن
ْ
[رواه.ِة
ي ِ م ب َ ق ن ض اء
الص و ي
] صال.مسلم ِ
ي
ال
َْ
ؤ مُر
وال
Artinya: “Dari ‘Aisyah r.a.
(diriwayatkan) ia berkata: Kami
pernah kedatangan hal itu [haid],
maka kami diperintahkan mengqadla
puasa dan tidak diperintahkan
mengqadla shalat.” [HR. Muslim].1
َْ َ َ ْ َْ َ ُ َ
ِني،ع ي ل « :ف ه ل ت ستطي ع ص
َْ َ
ِن
يْ
ري
ََ َ ال ،قا و أن ت
ي ش ه متتابِ َ
م
ً َْ َ َ
مسكينا». ِتد
ّ
ِ قال :ال ،ف قال :ف ه ل ي
س تني ْ َ
ط عام
َ َّ
و سلَم، ص قا م ا
ََ ََ
قا ل:
َْ َ َ
يه
هلل علي ِ ل :ك
ّ
ال ،ف ث ل ا نل
يُّب
ِ
َ
َم ِه سلي
َّ
ِ ي ل اهلل ك أ ي
َْ ّ َت ُّ ِ
و علي ص انل ب
َ
َ ََْ
ع ذلي ن ن فب ي ن ا
ْ َ ُ ْ
فيها َر ق -قال :أ ين َِعَرق ت مٌربي
َُ َ -
كت ل الم والع
ِه ،ف
ي ف ُ َ َ
ْ ِ ل؟ أنا ،قال :ف خذ َ السائي
ها ،ت قال صد ق َ
ِ
ي ب :لا ق
َْ
ما ب ني ِّ َ ُ ُ
َل اهلل؟ ف
الرج ل :أ م ن يا ر سو
َْ َ
َواهلل ع أ ف قَر
َ ْ َْ َ
ِل ُ ُ َ
ِري بيت أ ف ق ر من أهَ ي ي ها -ي
ُ َ َّ َ ْ ّْ ََ
ِني -أه ل انلت ي ر ل ا د ي البت
َك صُّب َض ح ل ا ِت ،ف
َْ
َ َّ َ َْ ِي بي ي
ِه و سل م هل علي ي َ
ابلخارى] ك ه ُ ْ َُُْ ث ََ
[رواه َّ ِيع م ه أ،ب دت أ نياب ه
ْ ل م
أ ط:ال
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Ketika
kami sedang duduk di hadapan Nabi saw,
tiba-tiba datanglah seorang laki-laki, lalu
berkata: Hai Rasulullah, celakalah aku.
Beliau berkata: Apa yang menimpamu?
Ia berkata: Aku mengumpuli istriku di
bulan Ramadhan sedang aku berpuasa.
Maka bersabdalah Rasulullah saw: Apakah
engkau dapat menemukan budak yang
engkau merdekakan? Ia menjawab:
Tidak. Nabi bersabda: Mampukah kamu
berpuasa dua bulan berturut-turut? Ia
menjawab: Tidak. Nabi bersabda:
Mampukah engkau memberi makan enam
puluh orang
miskin? Ia menjawab: Tidak. Abu
Hurairah berkata: Orang itu berdiam di
hadapan Nabi saw. Ketika kami dalam
situasi yang demikian, ada seseorang yang
memberikan sekeranjang kurma (keranjang
adalah takaran), Nabi saw bertanya: Di
mana orang yang bertanya tadi? Orang
itu menyahut: Aku (di sini). Maka
bersabdalah beliau: Ambillah ini dan
sedekahkanlah. Ia berkata: Apakah aku
sedekahkan kepada orang yang lebih
miskin daripada aku, hai Rasulullah.
Demi Allah, tidak ada di antara kedua
benteng-kedua bukit hitam kota Madinah
ini keluarga yang lebih miskin daripada
keluargaku. Maka tertawalah Rasulullah saw
hingga nampak gigi taringnya, kemudian
bersabda: Berikanlah makanan itu kepada
keluargamu.” [HR. al-Bukhari].
ّ
ين
].[رواه ابلخاري ومسلم
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Ber- sabda Rasulullah saw: Jika
seseorang di antara kamu berpuasa,
maka janganlah berkata kotor pada hari
itu, dan janganlah berbuat gaduh.
Jika dimarahi oleh seseorang atau
dimusuhinya, hendaklah ia berkata:
‘saya sedang berpuasa’.” [HR. al-
Bukhari dan Muslim].
2. Berkumur atau istinsyaq secara berle-
bihan. Dasarnya adalah hadits Nabi
saw:
هل َ َ َ
ُْ َ
ل ل قل ت ِني ي ق ي
ِ عن ل
َ
صَُبَة يا ا ر ط
ُ ْ
سو َ ب
قا
َ
ْ
ْ َ ُُ قا ل أَ َ ْ نِي ب ِأخ ي
ل ء ْ وضو و ل ا
وخ ِغ اليء ي
ِ عن ضو
ِب
س ي
ل
ّ
َ
ال أن ْ ْ ْ ْ َ
ب ن ت ي
ِ ْ
ِل غ ف ْا اَلني األصاب شا
س ِع و با ي
ي
ِقي ِ
ي
ً َ
]. [رواه اخلمسة.ِ ماتكون صائي
Artinya: “Dari Laqith bin Saburah
r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Saya berkata: Hai Rasulullah
terangkanlah kepadaku tentang
wudlu. Rasulullah saw bersabda:
Ratakanlah air wudlu dan sela-selailah
jari-jarimu, dan keraskanlah dalam
menghirup air dalam hidung,
kecuali jika engkau sedang
berpuasa.” [HR. al-Khamsah].
3. Mencium istri di siang hari, jika
tidak mampu menahan syahwat.
Dasarnya adalah hadits Nabi
Muhammad saw:
َّ ُ ُ ََ َ َ
ك ن ر سو ل ا ه ل ص ل ي ش ة قالت
ِعئ
اهلل عن
ُ ُ
َ
يب ٌ ُش و َلوو قه
َْ
ُ َ ِه َم
علي ي
هَو و
َُ م و
يب ا َّ
َ
صائ سل
ِ
ي
ْ َْ ُ َّ
[رواه.ِه
ِ يي ب ر لإ م ك ك ن ه كن أ مل
َ
ٌِم ولك صائي
].اجلماعة والنساىئ
Artinya: “Dari Aisyah r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Pernah Rasulullah saw mencium dan
merangkul saya dalam keadaan
berpuasa. Tetapi beliau adalah orang
yang paling mampu menahan
nafsunya.” [HR. al-Jama‘ah dan an-
Nasa’i].
ض ان َ ُُ
من َ يم
ِ قيا َ ب هم ف و
رم رغ
َْ َّ
ُ ََّ َ ص ل ا ِيعهلهللي
سل م ي ْ َ
َ ُ َُ ُ ْ
م ر ِي أَر هم ٍة في قو ل ي غ
َ َ َ َ
ن يأ ب ع زي م مضان من
َ ي
ِ ِ
ُ ي
قا في ِيه م
ْ َ َ ُ َ
. ِه
ِب ي ِف ر ل ما ت قد م من ذن ي غ ي
ً ً
يتسابا ِ [رواه يمانا واح
].الشيخان
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah
saw menganjurkan qiyam (shalat)
Ramadhan kepada mereka (para
sahabat), tanpa perintah wajib. Beliau
bersabda: Barangsiapa mengerjakan
qiyam (shalat) Ramadhan karena iman
dan mengharap pahala, niscaya diampuni
dosanya yang telah lalu” [HR. al- Bukhari
dan Muslim].
2. Mengakhirkan makan di waktu sahur.
Dasarnya adalah hadits Nabi saw:
ََ ُ ُ ُ ْ ْ
بن س عد ،ي قو ل :كنت َأت سح ر ف َأه
ْ
يل
ِل ،عن س ِ
ه
ي
َ َ
ِر م ج ف ة ال َ
ي
ْ ُ َ
ب ،أ ثَّم يكون
ِ رك
ْ سع ع ن أ د ي
صال ٌ
ة
َ َْ ّ
سل ِه
علي ي ل اهلل
ّ
َم [رواه ص
ابلخارى ،و
ُ
ر سول اهلل
باب تأخي، كتاب الصيام
]السحور
Artinya: “Dari Sahl Ibnu Sa’ad r.a.
(diriwa- yatkan bahwa) ia berkata: Saya
makan sahur di keluarga saya, kemudian
saya berangkat terburu-buru sehingga
saya mendapatkan shalat subuh bersama
Rasulullah saw” [HR al-Bukhari, dalam
kitab ash-Shiyam,
َ Bab Ta’khir
ُ as-Sahr].َ
ْ َّ ْ ُ َ ََ
ِه
قا ل قا ل ر س و ل اهلل ص ل اهلل علي ي
عن َأ ي ْب ذ
ِ
ّ
ر
ر َْ إلْفَطا
ا او
ُْ َ ْ َ
م ي ْت ب ٍي ما عجل
َّ
ُ ُ َ َّ َ ِ
ال تَزا ل أ: و سلَم
ْ َ
وأخُرْوا السح وَر [رواه
]أمحد
Artinya: “Dari Abu Dzarr (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Rasulullah saw
bersabda: Umatku senantiasa dalam
keadaan baik
selama mereka menyegerakan berbuka dan
menta’khirkan sahur” [HR Ahmad].
3. Menyegerakan berbuka sebelum shalat
Maghrib (takjil). Dasarnya adalah hadits
Nabi Muhammad saw:
َْ َّ َ ُ ْ ْ
ب ي ن س عد َأن ر سو ل اهلل ص ل اهلل علي
ْ ِ
يلِ ِه عن س ه ي
ْ ْ ُ ْ َ ُ ََ
.ِف طَر ي زا ل انلاس ب ٍي ما عجلوا ال ي
َ َ َّ َ
و سلَم قا ل ال
].[متفق عليه
Artinya: “Dari Sahl bin Sa‘ad
(diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw
bersabda: Orang akan selalu baik (sehat)
apabila menyegerakan berbuka.”
[Muttafaq ‘Alaih].
4. Berdoa ketika berbuka puasa, dengan doa
yang dituntunkan yang menunjukkan
kepada rasa syukur kepada Allah SWT.
Misalnya doa Dzahabazh-zhama’u
wabtallatil-‘urūqu wa tsabatal-ajru insy±
Allah. Hal ini diterangkan dalam hadits
berikut:
َ َ ََ ْ
َْ ُ ُ ل
نع ا ق ر م ع نِا يب
ِه صر سو ل ي علي ي َ
ِه ب و ذه
ل ا كن َ
ّ ل الظ سل
ل اهلل ّ
َم َ
مأ
َ
وابتل
ت ال
ُ
ع
ُروق
َ
ذا أ
ْ
فَط
َ
َ ر ق ال
َ
ُ د].
ج ر
ش اء
هلل.
Majelis Tarjih dan Tajdid
32 Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
ْ ََ rkata: pa sha
و ثبت ا أل Apabila hal daq
Art Rasulullah a]” ah
iny saw [H dan
a: berbuka, R. me
“D beliau Ab mp
ari berdoa: u elaj
Ib Dzahabazh-Da ari/
nu zhama’u wu me
U wabtallatil-‘d]. mb
ma ur aca
5. M
r tsabatal- Al-
e
r.a ajru Qu
m
. Allah r’a َّ
(di [Hilanglah
p ُ َ َُّْ َْ
e بn.
عهباسللل
ِهان الله
ِ
ي
عاقير
سلنل
كلين َو
ٍعص
riw rasa haus
r ِسانلا ي
ay dan
atk basahlah
b َْ
a ياخل
ِب
an urat-
n ِي و
ba (badan) َي
y
hw dan كن أج
a
a) Allah ُ
k و د ما
ia mendapat
be kan
Tuntunan
Ibadah pada Bulan 33
Ramadhan
َيكون
َ َّ
و سلَم
َ ه
أجَو د
آن َ
قاُه ج
ُ ْ
ِبي ل ي
ِّ
ف ك
َ
ْلٍة من ل
َ
ر مضان
َ
ر مضان
َْ
حني يل
ََ ُ ْ
فلَر س و
ُ
ل اهلل ص
َ َّ
ل اه ل علي
َ
ِه و سل ي
Majelis Tarjih dan Tajdid
32 Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
َ َ ْ ُْ َْ َُ َ
ِي من الريح ال م ر سل ِباخل ي أج و د ي
ْ ََْ
يبيل
ِ ج ه ا ق حني يل.ِة
ي
].[متفق عليه
Artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Rasulullah saw adalah orang yang paling
dermawan, apalagi pada bulan
Ramadhan, ketika ditemui oleh Malaikat
Jibril pada setiap malam pada bulan
Ramadhan, dan mengajaknya membaca dan
mempelajari al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril,
Rasulullah adalah lebih dermawan
daripada angin yang ditiupkan.”
[Muttafaq ‘Alaih].
6. Mendekatkan diri kepada Allah dengan
cara iktikaf di masjid, terutama pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan,
sebagaimana
َْ
saw.
ْ َّdilakukanُolehُ Rasulullah
ََ َ َ
نلي ع
ِهصعنل باهلل ع
ي قا ل كن ر سو لَاهللي م ر
ِ
ِر من ر خ او ْ ألَ
ا ش ع
َْ
ف ف ال
ُ
ي ي
ِ
َْ َ َّ َ
مضان .و سلَم ي عتك
[متفق عليه].
Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Rasulullah saw selalu beriktikaf pada
sepuluh hari yang penghabisan di bulan
Ramadhan.” [Muttafaq ‘Alaih].
Apabila kondisi mewabahnya Covid-19
hingga bulan Ramadhan dan Syawwal
mendatang tidak mengalami penurunan, maka
Shalat Tarawih dilakukan di rumah masing-
masing dan takmir tidak perlu mengadakan
shalat berjamaah di masjid, musala dan
sejenisnya, termasuk kegiatan Ramadhan yang
lain (ceramah-ceramah, tadarus berjamaah,
iktikaf dan kegiatan berjamaah lainnya). Hal
ini untuk mengindahkan aturan (at- tab±'ud al-
ijtim±'³ / social distancing).
Dasarnya adalah:
Sabda Nabi saw,
َّ َ َْ َّ ُ ُ ََ ََ
ِه و سل
ٍس قا ل قا ل ر سو ل اهلل ص ل اهلل علي ي
ْ َ
م ع ي ن اب ي ن ع
ِ ِ
Majelis Tarjih dan Tajdid
3 Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
َ
ّ
با
َ
ال َضَر و ال َضار [رواه مالك وأمحد
].واللفظ ل
Dari Ibn ‘Abb±s (diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Tuntunan
Ibadah pada Bulan 3
Ramadhan
Rasulullah saw bersabda: Tidak ada
kemudaratan dan pemudaratan [HR M±lik dan
A¥mad, dan ini lafal A¥mad].
Nabi saw juga menegaskan bahwa
orang boleh tidak mendatangi shalat jamaah,
meskipun sangat dianjurkan, apabila ada
uzur berupa
keadaa َ menakutkan danُadanya penyakit,
n َ
م لس و ُ ه ي
ِ
هلل ِّصل اهلل يَ لعْ ا ل ُ
ل َقال و ْ رس
ن ع باٍس
عن اب ي
ِ
قا
َ ْ َُ َ
ٌ َ ْ َ
ِد ٌْ يَ فل م ْ منعه ن ع عذ ر و ما
ع َال منا ي
يم
ِ َن ْ س
َاي
ِه يم م اتب
قَالوا ْ ِ
ي
َ
ُْ َ ْ ْ َ ُ
ال عذُر قال خ وف أْو مَرض لم ت قبل من ه
ُ
الصال ة
َّ َ
].ص ل [رواه أبو داود
Dari Ibn ‘Abb±s (diriwayatkan bahwa) ia
berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa
mendengar azan, lalu tidak ada uzur baginya
untuk menghadiri jamaah –para Sahabat
bertanya: Apa uzurnya? Beliau menjawab:
keadaan takut dan penyakit –, maka tidak
diterima salat yang dilakukannya [HR Ab D±w
d].
Selain itu agama dijalankan dengan
mudah dan sederhana, tidak boleh secara
memberat- beratkan sesuai dengan
tuntunan Nabi saw, ْ
َّ ُ ُ ََ َ َْ ََ
ِّ
قا ل ر سو ل اهلل ص ل... ز ة ا َأل سل ي م ا ل
َْ ِ
ِب ب ر اهلل عن َأ ي
َْ َ َ
ُّ
ِإن ه من علي ف تار ََّاصدا َثَالث مق ا
ً
ي د ه م ك
َْ َ
م علي
ي
ِه وي
ََ
سل
ّ
ُْ ْ َُ
ِلب ه [رواه
شاد ادلين ي غ ي
] ي.أمحد
Dari Ab Barzah al-Aslam³ (diriwayatkan bahwa)
ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Hendaklah
kamu menjalankan takarub kepada Allah
secara sederhana –beliau mengulanginya
tiga kali– karena barangsiapa mempersulit
agama, ia akan dipersulitnya [HR A¥mad].
Nabi saw juga menuntunkan bahwa perintah
agama dijalankan sesuai kesanggupan
masing- masing,
َ َ ََّ َ َْ َّ
ِّب ص ل اهلل علي ي
... ِه و سل م قا ل ع ي ن انل
ِي ِ
َ َْ َ
ِ ب ه ري ر ة
عن َأ ي
بأمٍر ُْ َ ُ َْ َ َ
كم ِنبوُه وإي ذا أم رت
ي ِإ ذنا هيت
ف ي
َ ِ ْ
كم عن ْشء اجت
م [متفق ْ َ ُْ
ط عت من
].عليه
َ ه
م ا ا ست
َُ
فأتوا
Dari Ab Hurairah, dari Nabi saw
(diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: ...
maka apabila aku melarang kamu dari sesuatu,
tinggalkanlah, dan apabila aku perintahkan
kamu melakukan sesuatu, kerjakan sesuai
kemampuanmu [Muttafaq 'Alaih].
ّ
م
َّ َ َّ َ َ
ِه و سلَم ص ل ذات ْلل ل اه ل ع ل ي ي
ُ َ
ٍة ر سو ل اهلل ص
َّ َ َّ
ِه ناس ،ثَّم ص ل من ي ي يصالتِ ِ ل ب
َ َْ
َّْ َََْ ُ َف الَ مَّْسَجدَ ف ُ
ص َ
كَ ال
ل ِافهة ُلسييل
َّةل ي
ِ
و يرلال
ِْ عوا هقممابن
ل َلاْسم ،ثيُمر اّ
َجتجَ م َل
ث ،ان
ف ةي
ي ع َِ ِو ال راب ِأ ي ِة يال ال ي ِ
َ ْ َ َّ
رأ ي ت َ َ
م أ ل ص ل يي
بَ ، ِه
قد ح ّ
َ و ما ع
قا َ َ
ْ سل ل
هل َ ا ل َ
َ ص َ ْومل
ْ كم
يج ل ِ ينُروِ َ ُن
الى ْص
ُ ْ
ْ َ ع من اخل عتم
من
ي
أ
َْ َْ ّ
و،ن خشيت أن ت ف رض عليكم
َ
ِك الذلي
[رواه ابلخاري و.َ ضان
]مسلم ر م
Artinya: “Dari Aisyah Ummul Mukminin
r.a. (diriwayatkan), bahwasanya
Rasulullah saw pada suatu malam
shalat di masjid.
Lalu shalatlah bersama shalatnya
(berja- maah) sejumlah orang.
Kemudian orang satu kabilah (dalam
jumlah besar) juga ikut shalat, sehingga
jumlah jamaah semakin banyak. Pada
malam ketiga atau keempat, para
jamaah telah berkumpul, namun
Rasulullah saw tidak keluar ke masjid
me- nemui mereka. Ketika pagi tiba
beliau ber- kata: “Aku sungguh telah
melihat apa yang kalian lakukan (shalat
tarawih berjamaah). Tidak ada yang
menghalangiku untuk kelu- ar menemui
kalian, kecuali sesungguhnya aku takut,
(kalian menganggap) shalat itu
diwajibkan atas kalian.” Komentar
Aisyiah: Hal itu terjadi di bulan
Ramadhan.” [HR. al-Bukhari dan
Muslim]
Sesuai dengan penjelasan pada butir
I. Amalan-amalan yang Dianjurkan
Selama Berpuasa halaman 31, shalat
tarawih pada masa Darurat Covid-19
dilakukan di rumah masing-masing.
b. Apabila dikerjakan secara berjamaah,
maka harus diatur dengan baik dan
ter- atur, sehingga menimbulkan rasa
khusyuk dan tenang serta khidmat; shaf
laki-laki dewasa di bagian depan,
anak-anak di belakangnya, kemudian
wanita di shaf paling belakang.
Dasarnya adalah hadits Nabi
Muhammad saw: َّ َ
ٌ َ َ ْ
ِتي م عن و يَ ي ِك ا ل صليت َأنا
مالي
ْ
ِس ب ين َأن ي
ُِ َّ
َ َ َْ َّ
ِه و سلَم وأ بي ي يِّب ص ل اهلل علي
َْ َ ِ
ِتنا خل ف انل ي
َ َْ َْ ُُّ
]. [رواه ابن خزيمة.أ م سليٍم خل فنا
Artinya: “Dari Anas ibn Malik r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Saya mendirikan shalat di rumah saya
bersama anak yatim di belakang Nabi
saw, sedang ibuku, Ummu Sulaim di
belakang kami.” [HR. Ibnu
Khuzaimah].
c. Qiyamu Ramadhan (Shalat
Tarawih) dikerjakan antara lain
dengan cara 4 rakaat, 4 rakaat
tanpa tasyahud awal, dan 3 rakaat
witir tanpa tasyahud awal,
sebagaimana dijelaskan dalam hadits
Nabi Muhammad saw:
ُ َ َْ َ
ِ ة ر سو
ِئلت عن صال ي ة ح ني س ي
َ
ِ ش ِل اهلل عن عئي
ي
ََ َ َّ َ َْ
ِه و سلَم ف ر مضان قالت ماعلي ي
كن ص
ّ
ل اهلل
َ ََّ َ َْ َّ
ِزيد رِه و سل م ُ ي
ي ي ل اهلل علي
ُ ً َْ
ص
َ اهلل
َ َل سو َ ي ْ
ضا َشن ةوالرع ةحدرىم ع
ِه ك ع ِيي ف غ
َ
ث ََ ّم ث
ّم ْ ْ
ِهن ِهن ي ي ِّل أْرَبًعا ف سأ ل
و حس ُص عن الي
َ
ين ُ
ِ َ ِّ ْ َ ً
ِ
ي لو ط ت ل أ ر ب عا ف
ِهن ي ُص ْ ْ
َ حس ي
ِهن سأ ل
ين ي ِ
ُ عن ال
طولي َ
ت
و
ُ ِّ َ ً
يص ل ثالثا [رواه ابلخاري ومسلم].
Artinya: “Dari Aisyah (diriwayatkan
bahwa) ketika ia ditanya mengenai
shalat
Rasulullah saw di bulan Ramadhan.
Aisyah menjawab: Nabi saw tidak
pernah melakukan shalat sunnat di
bulan Ramadhan dan bulan lainnya
lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat
empat rakaat dan jangan engkau
tanya bagaimana bagus dan
indahnya. Kemudian beliau shalat
lagi empat rakaat, dan jangan
engkau tanya bagaimana indah dan
panjangnya. Kemudian beliau shalat
tiga rakaat.” [HR. al-Bukhari dan
Muslim].
Qiyamu Ramadhan dapat juga
diker- jakan dengan cara 2 rakaat, 2
rakaat, 2
rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat dan 1
rakaat witir, sebagaimana dijelaskan
dalam
hadits Nabi Muhammad saw:
َ َ ُ ْ َ َ َ ُّ َ
َأن ه قا ل َأل ر م قن صال ة،ي ِّن
ِ
Majelis Tarjih dan Tajdid
44 Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
َ ْ ْ
ٍِدل اجُل هِن خا يعن زيد ب ي
َََّْ َ َّ َْ َّ
ِه و سلَم الليل ة ِيل اهلل ص ل اهلل علي ي
ُ
ر سو
ْ ََْ ْ َ َْ َّ
ِني ر ك ِويلت ي ي ط ني ي
ِ ت ع ك ر ل ص
َ َْ َ َْ
ِني ثِف ي ف ت يِني خ ي عت ي
ّم
ُ َ
و ه م ا د ون ْ ََْ
يني ِ ث ني ِويلت ِ
ي ِني ط ي
ي
َََّْم ْ َ َ
ر ك عت ِويلت
ط ي
َّ
صل
ََّْ ْ
ِني
دون اللت ي ث ك
َُ َ َْ
ِني و ه ما عت ي
Tuntunan
Ibadah pada Bulan 43
Ramadhan
َُ ّ
ّم ص الل ل ه ما
ْ َّْ
قبل ني
ت ي
ِ
َُْ ْ ْ َّ ُ َ ُ
ِني قبل ه ي يني ه ما ث م
َ ُ َ ِ
َ م ا و ه م ا د ون َْ َ ْ
قبل ر ك عت
الل َّ
َّ صل
ت
َ َُْ
ُثَّم صَّل وُهَما قبل ه ما ثَّم
ََّْ
ينيِ ْ ِيني ر دون اللت
َْ
ك عت
ً َ َ َْ
[رواه. ة ِ ع َش ة وتَر فذلي
َْ َ
أ ك ثالث ومسلم] ر ك ع
Artinya: “Dari Zaid bin Khalid al-
Juhany (diriwayatkan bahwa) ia
berkata: Benar-benar aku akan
Majelis Tarjih dan Tajdid
44 Pimpinan Pusat
Muhammadiyah
mengamati shalat Rasulullah saw.
pada malam ini, beliau shalat dua
rakaat khafifatain, lalu beliau shalat
dua rakaat panjang- panjang
keduanya, kemudian shalat dua
rakaat yang kurang panjang dari
shalat sebelumnya, lalu beliau shalat
lagi dua rakaat yang kurang lagi
dari shalat sebelumnya, kemudian
shalat dua rakaat yang kurang lagi
dari shalat
Tuntunan
Ibadah pada Bulan 43
Ramadhan
sebelumnya, lalu beliau shalat lagi
dua rakaat yang kurang lagi dari
shalat sebelumnya, kemudian shalat
dua rakaat yang kurang lagi dari shalat
sebelumnya, dan beliau melakukan
witir (satu rakaat). Demikianlah
(shalat) tigabelas rakaat.” (HR.
Muslim)
d. Sebelum mengerjakan Qiyamu
Rama- dhan, disunatkan
mengerjakan shalat sunat dua rakaat
ringan (Shalat Iftitah), sebagaimana
dijelaskan dalam hadits Nabi
Muhammad
َّ saw:َ َّ
َ َ ْ
ِه و سل م ي ل اهلل علي ِّب ص ين انل
َ َْ َ ِي ِ
ِب ه ري ر ة ع عن َأ ي
ََ َ ََْ
ْ َّْ َ
ِ تح ق ا ل
ِل فلي فت ي ي أحدكم من اللي
َ َ
ذا ا م
Tuntunan
Ibadah pada Bulan 4
Ramadhan
َْ َْ َ ْ
[رواه مسلم.ِني
ي ِف يف ت
ِني خ ي
ك عت ي
َُ
َِر
صالت ه بي
].وأمحد وأبو داود
Artinya: “Dari Abu Hurairah dari
Nabi saw, (diriwayatkan bahwa)
beliau ber-
َ ْ َ َ
ِمينمن عن ي ي ََُُْ ْ
فأتيت ه ،مت
َ
يه ،فِِه ،عن ي َسار ي ف
ََ ق
ُ
أقا
ََ ْ ف َكََّ
ملك وت، س حان ،ب ف
َْ َ
اهلل ب قال:
ذي ال
َ ْ َ
ِ دي ث
ِة »-ال ي م ي َ َُ
َْ َ واجل بوت ،وال ْ
ِب ياء ،وال ع ك ي
َ
ظ
َ َ ْ َ َْ َْ
ِم و سط و قا ل ال هيت ي
ْ َْ َ ُ
ِن ف ا أل ال ط با ي ه [ا
َ ُْ ْ
اجُل ز ء األ و: ون : ِد الَزَوائي
ِ ي
ُ َ ُ َْ
ر جا ل م108]. : ل م م ِيع
ُ َّ َ
و ث ق
Artinya: “Dari Hudzaifah bin al-
Yaman (diriwayatkan) ia berkata: Aku
pernah mendatangi Nabi saw pada
suatu malam. Beliau mengambil wudlu
kemudian shalat lalu aku
menghampirinya dan berdiri di
sebelah kirinya lalu aku ditempatkan
di sebelah kanannya, kemudian beliau
bertakbir dan membaca: Sub¥
±nall±hi dzil-malakūti wal-jabarūti
wal-kibriy±i wal-‘adzamah.” [HR. ath-
Thabrani dalam Kitab al-Awshat. Al-
Haitami dalam Majma’ al-Zawaid
mengatakan bahwa perawi-perawinya
terpercaya, juz 1 : 108]
g. Bacaan surat yang dibaca setelah
mem- baca al-Fatihah pada 3 rakaat
shalat witir,
menurut Rasulullah saw adalah
sebagai berikut: Pada rakaat pertama
membaca surat al-A‘la, pada rakaat
kedua mem- baca surat al-Kafirun,
dan pada rakaat ketiga membaca surat
al-Ikhlash. Dalam hadits Nabi
disebutkan
َ sebagai berikut: ََ
ْ َّ
ِهقا ل َأن انل ي َّب ص ل اهلل علي ي
ْ ْ َ ِ
عن ُأ ِّب ب ي ن ك عب
ِ
ْ ْ َ ْ َ
ِري ت و ي
ِ ل ا نم ل ِة ا ألو ف الَّرك ع ي
ُ ْ َّ َ
و سلَم كن ي قَرأ
َ ُّ َ ْ ُ َ
ي ق ل ي ا أ ي ها ِ ِة ب ِني ي ي
َ ْ ِّ َ بي
ِف َي و ع ل أ ا ك ب ر م س ا ح ي
ِ
ّ
الا سب
َ ُْ ََ ّ
.ي ق ل ه و اهلل َأحد ِ ب ة ي
ِ ل ا يف ال
ِ
ُ ْ
ِف رون و
[رواه الك ي
].النساىئ والرتمذى وابن ماجه
Artinya: “Dari Ubay bin Ka‘ab
(diriwayat- kan bahwa) ia berkata:
Bahwa Nabi saw pada shalat witir
pada rakaat yang pertama selalu
membaca Sabbi¥isma Rabbikal-A‘l±,
dan pada rakaat yang kedua
membaca qul y± ayyuhal-k±firūn,
dan pada rakaat yang ketiga
membaca qul Huwall±hu A¥ad.” [HR.
an-Nasa’i, at-Tirmidzi, dan Ibnu
Majah].
h. Setelah selesai 3 rakaat shalat
witir, disunatkan membaca doa:
ْ ْ ْ
ِلك ا لقدو
سبحان ا لم ي
. ِسي
Artinya: “Maha Suci Allah Yang
Maha Merajai dan Yang Maha
Bersih.”
حان ْ
َ ََ ْ َْ
َِّر قا ل م س
ِ يت و ي ل ا ه ي
ِ اهلل علي
َ َ
ذا سل م ْف و ب
َ
سل
ّ
(2): [ابلقرة.ُرون َ ََ
ك185]. ت ول عل
ْ
ش
كم
Artinya: “Dan hendaklah kamu
mencukup- kan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
[QS. al-Baqarah (2): 185].
2. Sebelum berangkat ke tempat shalat,
hendak- lah memakai pakaian yang
terbaik yang dimilikinya, memakai wangi-
wangian, dan makan secukupnya. Pada
waktu berangkat shalat hendaklah selalu
membaca takbir. Adapun pada waktu
pulang hendaklah mengambil jalan lain
ketika berangkat. Semua kaum
muslimin dan muslimat dianjurkan
mendatangi tempat shalat untuk
mendengarkan khutbah. Para wanita yang
sedang haidl cukup mendengarkan
khutbah, tidak mengerjakan shalat. Dasar-
dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad saw:
َ ََ ُ ْ ُ
َأ م رنا ر س و ل ََ
عن أن ٍس
َ
اهلل ر يِ ض اهلل عن
ُ
ه
َ َ ََْ َ َ َ َ
أن نلبس أج و د ما م َْ
ِه
اهلل علي ي
َْ ْ
ين و ِعي دي ِْف ال ي
َ
سل
ّ
َ ُ َ َ
ِند وأن نَض َح نت ِند وأن ما ي
ي
َ َ َّ
يد
ِأ ج و ِ
ط يب بي
[رواه الاكم].
يند. َ َ
ِ ِن
ي م يأس
بِ
ما
Artinya: “Dari Anas r.a. (diriwayatkan
bahwa) Rasulullah saw menyuruh
kami pada dua hari raya [Idul Fitri
dan Idul Adlha] agar memakai
pakaian yang terbaik yang kami miliki,
memakai wangi- wangian yang terbaik,
dan menyembelih binatang yang
paling gemuk.” [HR. al- Hakim].
b. Hadits Nabi Muhammad
َ saw:
ْ
اهلل ْ
رسْولَاْ كنَ ل
ه
ل ع َبن:َهَ َريَرة قا ل َأ
ََِ َ ي ّ
َ
ِجعي ري نِي علي ِيه وسلم ذا
ِ خرج ل ال
يعيدي
َّ ْ
[رواه.ِريق ا لي خَرج فيهِي الط ي
ي
أمحد غ
].ومسلم
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Rasulullah saw apabila keluar ke
tempat shalat dua Hari Raya,
pulangnya selalu mengambil jalan
lain dari ketika beliau keluar.” [HR.
Ahmad dan Muslim].
c. َّ Muhammad
Hadits Nabi
َ saw:
َ ُ ْ َ
َرن ٍّ
ِةل أ
ض اه ل عن ه قا ل منعنالسع ن ي
َ َِي ْ ًْ َ َْ ًَ ْ
ِعيد ماش يا وأن يأك ل شي ئا قب ل أن ال ي
َ ْ
يُرج ل
ْ
]. [رواه الرتمذي.يُرج
Artinya: “Dari ‘Ali r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Termasuk sunnah
Nabi, pergi ke tempat shalat ‘Id
dengan berjalan kaki dan makan
sedikit sebelum keluar.” [HR at-
Tirmidzi].
ََ Nabi
d. Hadits ُ ُ ََsaw:
َ َّMuhammad َ
تللُ َأ م رنا ر سعوط لي اهةلل قال اه
ْ ْ َ ْ ََُ َّ ِّ
ُ َّيضُ َّ َّ ُ َ عْن أ مَ
و
سلولات ْ اخلَِا
نر ِأرطوجماذه
ي ض
يِفف
ُل رنيي
لمدوفأوناا
ْ ي ه َ َعلي َ
ي
ِ
َ ِ ي قال ْ ع واتِ
َ ََ َ ْ
َْ َ ْْ َ ْ َ
تلن هدن اخل ي و دع و ة ي ع
َ ِي
ْ
َ َّ َ ف
ا ل صال ة و ي ش
َ ُْ
َيا ُ ر ال َي ُ
سو ْ َ ُا لم َ ِ
يل
نيٌق َ
ْ حدانا ن َس ل
ِإ ك يهللْ ل
ي ِ
ا و
َ
َ ُ ُ َ
ِها. ِبسها أختها من جلبابي جلباب قال لل ي
له ا
[رواه اجلماعة].
Artinya: “Dari Ummu ‘Athiyyah
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Rasulullah saw memerintahkan kami
supaya menyuruh mereka keluar
pada hari Idul Fitri dan Idul Adlha:
yaitu semua gadis remaja, wanita
sedang haid dan wanita pingitan.
Adapun wanita-wanita sedang haid
supaya tidak
memasuki lapangan tempat shalat,
tetapi menyaksikan kebaikan hari
raya itu dan panggilan kaum
Muslimin. Aku bertanya: Wahai
Rasulullah, bagaimana salah seorang
kami yang tidak mempu- nyai baju
jilbab? Rasulullah menjawab:
Hendaklah temannya meminjaminya
baju kurungnya.” [HR. al-Jama‘ah].
3. Lafadz Takbir
Lafadz takbir untuk Hari Raya adalah:
َُ َٰ َُ َُ َ
،ِإل ه ال اهلل واهلل َأك ب
اَل ي،ا هلل َأك ب اهلل َأك ب
اه ل
ْ ْ َ َ
أك ُب وهلل ا ل
.َ م د
Dasarnya adalah hadits Nabi
Muhammad saw: َ ْ ُِّ
َُ َُ
ِب
َ كَ ي
َ ك ب وا ا هلل َأك ب اهلل َأك ْب
ً
: عن سلما ن قا ل.يا
َ َ َ َ َ ُْ ْ َ
ا هلل أك ُب ا ه ل أك:ِن مس ع وٍد
ر وا ي
ب
َ
ُب ال وجاَء عن ع م
ْ ُهلل َ هلل َٰ
[رواه.َ د
ب ال ا ال هلل ل ه
ْ أ و،أ ُب وا ا
م
هلل َ ك
ك
].عبد الرزاق بسند صحيح
Artinya: “Dari Salman (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Bertakbirlah dengan:
All±hu Akbar, All±hu Akbar Kab³r±.
Adapun dari Umar dan Ibnu Mas‘ud
(diriwayatkan): All±hu Akbar, All±hu
Akbar, laa Il±ha illall±hu wall±hu Akbar,
All±hu Akbar wa lill±hil-¥amd.” [HR.
‘Abdur- Razzaq, dengan sanad shahih].
4. Zakat Fitri
Zakat Fitri diwajibkan kepada setiap
orang muslim/muslimah, tua muda, dan
anak kecil, yang pada menjelang Hari
Raya mempunyai kelebihan makanan
pokok. Zakat Fitri berupa makanan pokok
sebanyak 1 sha‘ ( ! 2,5 kg). Zakat fitri
ditunaikan pada akhir Ramadhan, dan
selambat-lambatnya sebelum shalat ‘Id
dilaksanakan. Apabila zakat tersebut
ditunaikan sesudah shalat ‘Id, maka
berubah
menjadi shadaqah biasa. Sebaiknya
Zakat Fitri dikumpulkan pada Panitia
Zakat (Amil Zakat), agar dapat dibagikan
secara merata dan teratur.
Adapun tujuan Zakat Fitri ialah untuk
membersihkan orang yang berpuasa dari
dosa-dosanya, karena ketika berpuasa,
baik sengaja maupun tidak sengaja, telah
melakukan hal-hal yang dilarang oleh
Syari‘ah, dan juga untuk menyantuni
para fakir miskin.
Dalam hadits Nabi saw disebutkan sebagai
berikut: ََّ َ ْ
َْ ُ ِن ع َرض قاع ٍلباسف
ِن اب ي
ي
هلَّ هل علي ي
ِه ل ّ
َ
ل
ا ر
ا ُ
سو
ص
َ
ََّ و ن ْ
ِث
ي رف غ
َ الل َ
يم صائي
م ِ ْ ْ ََ َ
َ َ طهَ ِف ط
ز ك ة ال ي
ِل
لي ْ
َ
ً
َر ة ِر و سلَم ي
ً
يَه ف أَّدا ْ َ
ٌِ ل ا ل قب ِك َّني
ِل مسا ي ة لي
ها زك ة صال من َ
ِة
ي َ ٌ
ٌَ َْ
وُ ط ع م
َ ْ
ف يِ صدقة ُولة و ن ْ ال َّقب
م
من َ َ
َ
م أداها ع د َه
صال ب
ية
ِ
الصدقات[ .رواه أبو داود وابن ماجه].
Artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a.
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Rasulullah saw telah mewajibkan zakat
fitri untuk menyucikan diri orang yang
berpuasa dari perkataan yang sia-sia dan
kotor serta untuk memberi makan kepada
orang-orang miskin. Barangsiapa yang
menunaikannya sebelum shalat ‘Id, maka
itu adalah zakat yang diterima, dan
barang siapa yang menunaikannya
sesudah shalat ‘Id, maka itu hanyalah
sekedar sedekah.” [HR. Abu Dawud,
Ibnu Majah].
َ َّ َ ُ ََ ْ
ب ي ن ع م ر َأن ر سو ل اه ل ص ل اه ل علي
ْ ِ
ل ها د ي
ِ ب ع ن ع ه ي
ِ
م َن ِ ْْكرطَاةزلَ
يف
ِ
َ
َ ن
م
ي َ َ ضنا ِ َ
ن َ ر سل
ْ َ َ ّ
فس م َم ف َ ر ض و
ِغي أ
رأ ٍ ة ص ي
َ ْو رج
ْ َْ ُْ
يو ا م
ِ ٍل أ عب ٍ د أ ِل
ا ل مس ي
ْو ح ِمنيي
ّر أْو
[رواه.ي
].مسلم ِبي صاع ٍر أْو صاعش
ك ي
ِع
ْ ي
من من ت م
Artinya: “Dari Abdullah Ibnu Umar r.a.
(diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw
telah mewajibkan zakat fitri pada bulan
Ramadhan
atas setiap jiwa orang Muslim, baik
merdeka atau pun budak, laki-laki atau
pun wanita, kecil atau pun besar,
sebanyak satu sha’ kurma atau
gandum. [HR. Muslim].
5. Shalat dan Khutbah Idul Fitri
a. Shalat Idul Fitri dikerjakan secara
berjamaah di tanah lapang. Jumlah
rakaat shalat Idul Fitri adalah dua
rakaat, dengan tujuh kali takbir setelah
takbiratul ihram pada rakaat
pertama, dan lima kali takbir pada
rakaat kedua. Dasar- dasarnya
adalah:
ُ ََ ُْ
ِري قا ل كن ر سو ي د ِعي د ا خ ل
يب س ي
ِ
ُ
ن أ َْْ ل اه ل
ََّع ْ َ ْ َ ُْ َ َ
ِسوهل
ل
صلي ي ِهرل ع
ِف ط يا
م ي رج ي و م ال ي
َ َْ ُ ْ ُ َّ َ َّ
ِهي ي ِل فأ و ل شٍء يب دأ ب
ُْ َ ْ
وا ألضح ل ال مص
ُ
]. [رواه ابلخاري... الصال ة
Artinya: “Dari Abu Sa‘id al-Khudri
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Nabi Muhammad saw selalu keluar
pada hari Idul Fitri dan hari Idul
Adlha menuju lapangan, lalu hal
pertama yang ia lakukan adalah
shalat
َ ...” [HR. al- Bukhari].
َ
ْ َّ ُ َّ
باٍس َأن ر سو ل اه ل ص ل اهلل علي
ْ
ِه ع ي ن ا ب ي ن ع ي
ِ ِ
َْ َ ْ َّ َ ْ َْ َ
ِني و
ي ت ع ك ر ل ص ف ر ٍ ط و أ ح ض أ
َ َْ َّ َ
سلَم خَرج ي و م
ْ ََْ ِّ ُ
].أخرجه السبعة...[يص ل قبل ها وال ب عدها
َْ
ل م
Artinya: “Dari Ibnu Abbas
(diriwayatkan) bahwasanya Rasulullah
saw pada hari Idul Adlha atau Idul Fitri
keluar, lalu shalat dua rakaat, dan tidak
mengerjakan shalat apapun sebelum
maupun sesudahnya. [Ditakhrijkan
oleh tujuh ahli hadits].
َْ َّ َ ُ َ َ
ش ة َأن ر سو ل اه ل ص ل اهلل علي
ِِه عن عئ
ي ي
َْ ًْ ْ ْ ِّ
ِن سب عا و خسا و
ي يد ي ع ي
ِ ُب ف ا ل
ُ َّ َ
سلَم كن يك
ْ َ
ِقَراء ي
[رواه.ِة ل ال ي
َْ
] قب.أمحد
Artinya: “Dari Aisyah (diriwayatkan
bahwa) Rasulullah saw pada shalat
dua hari raya bertakbir tujuh kali
dan lima kali sebelum membaca (al-
Fatihah dan surat). [HR Ahmad].
b. Khutbah Idul Fitri dikerjakan satu kali
sesudah melaksanakan shalat Idul Fitri,
dimulai dengan bacaan hamdalah.
Dasarnya adalah:
ُ ََ ُْ
ِري قا ل كن ر سو ي د ِعي د ا خ ل
يب س ي
ِ
ُ
ن أ َْْ ل اه ل
ََّع ْ َ ْ َ ُْ َ َ
ِسهول
ل
صلي ي ِهرل ع ِف ط يا م ي رج ي و م ال ي
َ َْ ُ ْ ُ َّ َ َّ
ِهي ي ِ ب أد ب ي ء ٍش ل فأ و ل
ُ ْ َ ْ
وا ألضح ل ال مص
َ َ ُ َُ ْ
ي ل انلاسِص ف في قوم م قابِ
ي ين
ُ
الصال ة ث
ّم
ُ ُ َ ُ َ ٌ
ِع ظ هم ِهم في ي ي فِي و ف ص ع س
ُ
وانلاس جلو
ْ َ
ي قَط ع ُ ُ ُُُ
ِري دَو يو م ر هْ كن َي ي
يإن أن َ
ِه م و ي أ م ف ِ ي
صي
َّ ْ َ ََ ْ
ِص ِه ث م ي ن ي ِ يشٍء أ م ر بي
َ ْ ً َ َ ُ َْ َْ ُ ُ
ف .ب عث ا ق ط ع ه أ و ي أ م ر ب ِ
ي
].[متفق عليه
Artinya: “Dari Abu Sa‘id al-Khudri
(diriwayatkan bahwa) ia berkata:
Rasulullah saw keluar pada hari
raya Idul Fitri dan Idul Adlha
menuju lapangan tempat shalat,
maka hal pertama yang beliau
lakukan adalah shalat, kemudian
manakala selesai beliau berdiri
menghadap orang banyak yang tetap
duduk dalam saf-saf mereka, lalu Nabi
saw menyampaikan nasehat dan
pesan-pesan dan perintah kepada
mereka; lalu jika beliau hendak
mem- berangkatkan angkatan perang
atau hendak memerintahkan sesuatu
beliau laksanakan, kemudian beliau
pulang.
ُ [HR. Muttafaq ‘Alaih].
ِل اهَلل
ر سو ي
َ َ َاَل ش هد
ٍِ ر ق
ة م ع ي
ِ جابي
عن ت الصال
ََّْ َ َ
َ و
سل
ي ِم
علي
يهف ي وم
ِ
عيد فبدأ هل َ ص
ّ
ل ا
َََّ َ
بالصال ي ة َغْ ي أَذان فل ما قا
ي ِ ي
َ
ِة مٍة ال َ ُِْ َ ِ
و ل اخل طب ي
ي قب بِ َ َ َ ََ ِّ ً ََ
َ قل ا ص
ِ
ي ب
ل ا ع
ض ة قا م مت و ك ئا
ِمدي ح ف َ
اهلل الٍل
َّ ُ َْ
ِه وَوعَظ انلاس و وح ث هم ي ي لع ن َ
ُ
كَر هم ْ َ
ذ وأ ث
َ
ِه [ ...رواه ِت ي
ع طاع ي
النسايئ].
Artinya: “Dari Jabir (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Saya menghadiri
shalat pada suatu hari raya bersama
Rasulullah saw: sebelum khutbah beliau
memulai dengan shalat tanpa azan
dan tanpa iqamat. Lalu manakala
selesai shalat beliau berdiri dengan
bersandar kepada Bilal. Lalu ia
bertahmid dan memuji Allah,
menyampaikan nasehat dan peringatan
untuk jamaah, serta mendorong
mereka
supaya patuh kepada-Nya ... [HR.
an- Nasa’i].
Apabila pada awal Syawwal 1441 H
mendatang tersebarnya Covid-19 belum mereda,
shalat Idul Fitri dan seluruh rangkaiannya
(mudik, pawai takbir, halal bihalal, dan lain
sebagainya) tidak perlu diselenggarakan.
Tetapi apabila berdasarkan ketentuan pihak
berwenang Covid-19 sudah mereda dan dapat
dilakukan konsentrasi banyak orang, maka
dapat dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan petunjuk dan ketentuan yang
dikeluarkan pihak berwenang mengenai hal
itu. Adapun kumandang takbir ‘Id dapat
dilakukan di rumah masing-masing selama
darurat Covid-19. Hal ini sesuai dengan
penjelasan pada butir I. Amalan-amalan yang
Dianjurkan Selama Berpuasa halaman 31.